Anda di halaman 1dari 33

Tafsir Surah An-Naml ( 27 ) ayat 23

Terkait Kepemimpinan Perempuan

Oleh : Tika Wiranti

Fakultas Komunikasi dan Sosial Politik

( Universitas Sains Al-Qur’an )

Surah An-Naml ( 27 ) ayat 23

ٌ ‫اِنِّ ْي َو َج ْدتُّا ْم َراَةًتَ ْملِ ُك ُه ْم َواُ ْوتِيَ ْت ِم ْن ُكلِّش َْي ٍء َّولَ َهاع َْر‬
٢٣ ‫ش َع ِظ ْي ٌم‬

Artinya : 23. Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka, dan
dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar

Pada ayat tersebut, terdapat beberapa pandangan dalam penafsirannya dilihat dari
beberapa sumber tafsir. Salah satunya, dalam tafsir Al-Azhar dimuat ayat tersebut
menyambung kisah tentang Nabi Sulaiman dan Burung Hudhud, yang mana kata “ Aku “
dalam ayat tersebut menunjuk pada Burung Hudhud yang merupakan salah satu pasukan Raja
Sulaiman. Burung Hudhud dalam bahasa Indonesia disebut Burung Takur, bercirikan
mempunyai paruh panjang, yang dengan paruhnya dapat menembus batang pohon kelapa
untuk membuat sarangnya. Dengan bentuk kepala yang berombak, dan bunyinya satu per satu
tidak panjang-panjang.

Sehingga ketika membuat sarang dengan paruhnya, kepalanya tegak seperti bulu
ayam jantan yang sedang bertarung, bunyinya tidak seperti Burung Murai atau Burung
Mentilau. Terdapat pandangan juga dimuat mata Burung Takur sangat tajam dan terang.
Sehingga dapat mengetahui terdapat air yang tersimpan di dalam bumi walaupun terlihat
kering dari luar. 1
Dalam ayat tersebut, negeri yang dipimpin oleh seorang ratu itu
digambarkan mempunyai kekayaan yang luar biasa.

Berupa kesuburan tanahnya, dan mengeluarkan hasil bumi yang berlipat ganda.
Kemudian dimuat ratu yang memimpin Negeri Saba’ disebutkan bernama Ratu Balqis. Sang
ayah bernama Syarahiil, dan ibunya dikatakan bukan berasal dari bangsa manusia. Ratu
Balqis disebutkan mempunyai 100.000 Qiil atau kepala perang dalam perintahnya, yang
setiap Qiil terdapat 100.000 prajurit.

1
Prof.Dr.Hamka, Tafsir Al-Azhar Juz XIX, ( Jakarta, Pustaka Panjimas, 2006 ) hal 200.
Maka jika di gambarkan tentara Ratu Balqis diprakirakan 100.000 dikalikan 100.000
pasukan. Dengan pasukan yang begitu besarnya tentu jika pada masa sekarang tidak
sebanding yang apabila diumpamakan dalam satu divisi mungkin terdapat sekitar 20.000
pasukan saja. Akan tetapi, dari hal-hal tersebut tidak seharusnya menjadi acuan untuk
mempercayainya begitu saja. Terlebih jika membicarakan bagian bahwa ibu Ratu Balqis
bukan dari golongan manusia.

Tapi bagaimana melihat dari sisi yang terdekat, seperti riwayat dari Qatadah
disampaikan bahwa ratu tersebut mempunyai ahli musyawarah berjumlah 312 orang. Serta
dari setiap ahli membawahi 10.000 orang. Negerinya dinyatakan terletak di Kota Ma’rib,
yang jaraknya sejauh 3 mil dari Kota Shanaa. 2 Hal tersebut yang seharusnya dapat diambil
untuk menjadi pengetahuan dan gambaran tentang bagaimana kisah seorang pemimpin
perempuan yang namanya masyhur yaitu Ratu Balqis.

Juga pada Tafsir Muyassar yang memuat bahwa ayat 23 Surah An-Naml bermaksud.
Yaitu sesungguhnya aku telah mendapati seorang wanita yang memerintah negeri Saba’, dan
dia dianugerahi segala sesuatu serta memiliki singgasana yang besar. Kata “ Aku “
bermaksud Burung Hudhud jika merujuk pada tafsir ayat sebelumnya. Kemudian perempuan
yang disebutkan bermaksud pada Ratu Balqis, yang memerintah Kerajaan Saba’iyyah pada
zaman Nabi Sulaiman. 3

Penafsiran Surah An-Naml ayat 23 pada Tafsir Al-Mishbah juga dimuat, yaitu apabila
pada ayat sebelumnya menggambarkan Nabi Sulaiman yang mencari Burung Hudhud,
bahkan bersumpah mengancam akan membunuhnya. Pada ayat 22 disampaikan maka tidak
lama kemudian, bermaksud bahwa setelah Nabi Sulaiman bersumpah. Kemudian datanglah
Hudhud lalu ia berkata “ Aku telah mengetahui, bermakna Hudhud mengetahui keseluruhan
tentang sesuatu yang engkau belum mengetahuinya, dan kubawa kepadamu dari menunjuk
dari suatu negeri bernama Saba’, yang mana Saba’ diprakirakan terletak di Yaman. Suatu
berita bermaksud yang akan dikabarkan adalah hal penting, yang meyakinkan bertujuan
meyakinkan apa yang disampaikannya pasti benar.

Sesungguhnya aku menemukan seorang wanita yang konon perempuan tersebut


adalah Ratu Balqis, merupakan putri dari Syurahil. Kemudian yang memerintah mereka,

2
Prof.Dr.Hamka, Tafsir Al-Azhar Juz XIX, ( Jakarta, Pustaka Panjimas, 2006 ) hal 202.
3
Dr. Basyir Hikmat, Dr. Haidar Hazim, Dr. Muslim Mushthafa, Dr. Ismail Aziz Abdul., TAFSIR MUYASSAR 2
MEMAHAMI AL-QUR’AN DENGAN TERJEMAHAN DAN PENAFSIRAN PALING MUDAH, ( Jakarta, Darul Haq,
2016 ) hal 225.
menunjuk pada penduduk negeri Saba’, dan ia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai
singgasana yang besar. Negeri Saba’ digambarkan merupakan diantara satu kerajaan yang
ada di Yaman, Arab Selatan sekitar pada abad VIII SM. Salah satu pemimpinnya merupakan
Ratu Balqis yang memimpin pada era yang sama dengan Raja Sulaiman ( Nabi Sulaiman ). 4

Berlokasi di wilayah yang strategis Negeri Yaman menghubungkan dataran India, Somalia,
Ethiopia, Irak dan Suriah.

Negeri Yaman juga disebut Negeri Arab yang berbahagia atau Al Arab As Sa’idah.
Dalam Al-Qur’an, negeri Saba’ digambarkan sebagai Baldatun Thayyibatun Warabbun
Ghofur seperti pada Surah Saba’ ayat 15. Meskipun juga dimuat bahwa kerajaan tersebut
diakhiri oleh Allah SWT dengan jebolnya Bendungan Ma’rib yang mengairi sawah
penduduk. Hingga membuat penduduknya terpencar sampai menjadi perbincangan
masyarakat lain seperti yang dimuat pada ayat 19 Surah Saba’.

1. Generalisasi Ayat
a. Surah An-Naml termasuk golongan Surah Makkiyah

Surah An-Naml terdiri atas 93 ayat termasuk dalam golongan Surah Makkiyah. Turun
di Mekkah setelah Surah Asy-Syura, dan sebelum Surah Al- Qasas. Surah An-Naml terdapat
pada juz 19-20 dalam Al-Qur’an, yang mana juz 19 pada ayat 1-59 sementara ayat 60-93
berada pada juz 20. Surah An-Naml merupakan surah ke 27 dalam Al-Qur’an.

Latar belakang turunnya ayat tentang kisah pemimpin perempuan yang dimuat pada
ayat 23, tidak terlepas dari kisah perjalanan Nabi Sulaiman yang menjadi salah satu kisah
yang dimuat di dalam Surah An-Naml. Kisah Raja Sulaiman yang juga melatarbelakangi
penamaan Surah An-Naml berawal dari berangkatnya perjalanan pasukan Raja Sulaiman.
Pasukan besar Raja Sulaiman yang mana terdiri atas prajurit dari bangsa manusia, jin dan
binatang. Dalam pasukan tersebut Allah SWT memberikan segala sesuatunya atas mereka.

Sampai pada saat Raja Sulaiman beserta pasukannya akan melewati lembah semut,
terdengar pembicaraan seekor semut yang memerintahkan bangsanya untuk segera masuk ke
sarang sebab pasukan Raja Sulaiman akan melintasi wilayahnya. Sehingga agar tidak terinjak
oleh mereka, maka lebih baik menyingkir. Pembicaraan tersebut yang didengar oleh Raja
Sulaiman membuatnya tersenyum. Sebab raja mengetahui bahasa mereka dan terkagum
bagaimana kegigihan mereka untuk berlindung.

4
Shihab Quraish M, TAFSIR AL-MISHBAH Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an, ( Jakarta, Lentera Hati, 2002 )
hal 429-430.
Akan tetapi, karena Raja Sulaiman tidak termasuk orang yang membanggakan diri.
Sehingga di tengah bahagianya raja berdoa, mensyukuri segala nikmat yang diberikan oleh
Allah SWT kepada dirinya, kepada orang tuanya. Juga memohon agar tergolong hamba yang
mendapat rahmat dan sholeh seperti dimuat dalam ayat 18-19 Surah An-Naml. 5
Dari kisah
tersebut yang menjadi nama pada Surah An-Naml yang mempunyai arti “ Semut “.

َّ َ‫ فَتَب‬١٨ َ‫ش ُع ُر ْون‬


‫س َم‬ ْ َ‫سلَيْمٰ نُ َو ُجنُ ْود ُٗۙه َو ُه ْم اَل ي‬ُ ‫َح ٰتّ ٓى اِ َذٓا اَت َْوا ع َٰلى َوا ِد النَّ ْم ۙ ِل قَالَتْ نَ ْملَةٌ ٰيّٓاَيُّ َها النَّ ْم ُل اد ُْخلُ ْوا َم ٰس ِكنَ ُك ۚ ْم اَل يَ ْح ِط َمنَّ ُك ْم‬
‫ىهُ َواَد ِْخ ْلنِ ْي‬I‫ض‬
ٰ ‫الِ ًحا ت َْر‬I‫ص‬
َ ‫ َل‬I‫ي َواَنْ اَ ْع َم‬ َّ ‫ َد‬Iِ‫كَ الَّتِ ْٓي اَ ْن َع ْمتَ َعلَ َّي َوع َٰلى َوال‬IIَ‫ ُك َر نِ ْع َمت‬I‫ش‬ ْ َ‫ضا ِح ًكا ِّمنْ قَ ْولِ َها َوقَا َل َر ِّب اَ ْو ِز ْعنِ ْٓي اَنْ ا‬ َ
١٩ ‫بِ َر ْح َمتِ َك فِ ْي‬

Artinya : 18. Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut
: “ Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh
Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari “ 19. Maka dia tersenyum
dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdoa : “ Ya Tuhanku,
berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan
kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang
Engkau ridai, dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-
Mu yang saleh”.

b. Surah An-Naml ( 27 ) ayat 23 termasuk jenis ayat Protectional Values dan


Fundamental Values

Dapat diketahui bersama, terdapat beberapa macam jenis ayat diantaranya


Protectional Values, Obligatory Values, Fundamental Values, Implementational Values, dan
Interactional Values. Masing-masing jenis ayat tersebut mempunyai arti yang berbeda,
misalnya jika ayat ditafsir membahas tentang ibadah wajib ( mahdhoh ) maka termasuk
Obligatory Values. Kemudian termasuk dalam Implementational Values jika ayat yang
ditafsir membahas kaitannya bagaimana penerapan atau implementasi ayat Al-Qur’an dalam
kehidupan. Adapun termasuk jenis ayat Interactional Values, apabila ayat ditafsir membahas
terkait turunnya ayat dengan situasi yang terjadi, juga pembahasan jenis ayat yang lainnya.

Apabila dari ayat 23 Surah An-Naml, yang artinya “ Sesungguhnya aku menjumpai
seorang wanita yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta
mempunyai singgasana yang besar “, dapat digambarkan. Dalam ayat tersebut disampaikan
bahwa terdapat seorang perempuan yang memimpin suatu kerajaan. Sang ratu mendapat
anugerah segala sesuatu, dapat diartikan ratu pemimpin negeri tersebut mempunyai segala
5
At-Thahir Ahmad Hamid, KISAH-KISAH DALAM AL-QUR’AN, ( Jakarta, Ummul Quro, 2021 ), hal 753-754.
harta, tahta, dan segalanya. Selanjutnya mempunyai singgasana yang besar, bisa
dimaksudkan mempunyai kekuasaan atau kepemimpinan yang kuat, juga bisa
menggambarkan nama besar kerajaannya.

Dapat disimpulkan intinya bahwa terdapat seorang perempuan yang memimpin suatu
kerajaan, dengan kekuasaan yang kuat dan mempunyai segala sesuatu yang ada. Suatu
kepemimpinan, tentu dimaksudkan untuk kesejahteraan rakyat. Segala sesuatu mengenai
rakyatnya, keselamatannya, kepemilikannya, penerusnya, atau bahkan apa yang menjadi
kepercayaan rakyatnya, hingga harga diri bangsanya tentu menjadi hal yang penting bagi
seorang pemimpin. Sehingga dengan kekuasaan yang milikinya seorang pemimpin
diharapkan bisa menjalankan hal-hal di atas atau dalam Islam disebut Maqoshid Syari’ah.

Tujuan ( Maqoshid ) dengan adanya syari’ah atau agama, khususnya agama Islam
disebutkan guna membawa manusia kepada kehidupan yang baik. Mencapai kesejahteraan
lahir batin dan pada akhirnya mendapatkan kedamaian baik di dunia hingga akhirat. Tujuan
syari’at islam tidak terlepas dari tujuan turunnya kitab suci Al-Qur’an, sebab Al-Qur’an
sebagai pedoman umat Islam. Tujuan diturunkannya Al-Qur’an menurut Mahmud Syaltout
yaitu membahas terkait akidah, akhlak, ibadah. 6

Terlepas dari pengertian Maqoshid Syari’ah jika membahas terkait ayat 23 Surah An-
Naml sesuai jika digolongkan dalam jenis ayat Protectional Values. Sebab dengan kata
memerintah yang ada dalam ayat dapat diartikan seseorang dengan kekuasaan yang dimiliki
sebagai praktis cara untuk melindungi Maqoshid Syari’ah rakyatnya. Kemudian dalam ayat
23 Surah An-Naml juga sesuai apabila digolongkan dalam jenis ayat Fundamental Values.
Sebab jika melihat makna dari Fundamental Values adalah jenis ayat yang memiliki tafsir
nilai dasar tujuan Maqoshid Syari’ah.

Maka dari hal tersebut ayat 23 Surah An-Naml juga masuk dalam kategori
Fundamental Values. Sebab dengan kata memerintah yang ada dalam ayat selain sebagai
cara, tentu juga mempunyai nilai dasar atau memiliki tujuan dengan Maqoshid Syari’ah.
Yaitu seorang pemimpin atas Maqoshid Syari’ah rakyatnya. Sehingga pada ayat 23 Surah
An-Naml dapat digolongkan sesuai dengan jenis ayat Protectional Values dan Fundamental
Values.

2. Analisis Bahasa
a) Analisis Teks
6
Nata Abuddin, Al-Qur’an dan Hadist, ( Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2000 ), hal 28-29.
Dalam Surah An-Naml ayat 23

٢٣ ‫اِنِّ ْي َو َج ْدتُّا ْم َراَةًتَ ْملِ ُك ُه ْم َواُوْ تِيَ ْت ِم ْن ُكلِّ َش ْي ٍء َّولَهَا َعرْ ٌش َع ِظ ْي ٌم‬

Terdapat 2 kata utama terkait kepemimpinan perempuan yaitu : ‫ ا ْم َراَةًتَ ْملِ ُك ُه ْم‬yang dalam Al-
Qur’an berarti perempuan yang memerintah .

• Akar kata
1) ً‫ ا ْم َراَة‬dari ‫م ر ا‬
a. Dalam kamus Al Bisri : ‫ َمرْ ًٔا‬-‫َم َرَٔا‬

Kata Kunci Artinya


َٔ ‫َم ِر‬
‫ى‬ Seperti wanita tingkah laku
dan bicaranya
ُ‫ال ُمرُوْ َءة‬ Keperwiraan, ( keberanian
dan kejantanan )
ُ‫اال ْم َرَٔاة‬
ِ Istri

b. Dalam kamus Al Munawir : ‫ َمرْ ًٔا‬- ‫َم َرَٔا‬

Kata kunci Artinya


َٔ ‫َم ٍر‬
‫ى‬ Seperti wanita tingkah laku
dan bicaranya
ُ‫ال ُمرُوْ َءة‬ Keperwiraan ( keberanian,
kejantanan)
ُ‫ال َم ِريْىَٔة‬ ( Tanah ) yang baik, sehat
udaranya
‫ال َم ِريْ ُء‬ Tenggorokan ( saluran
makanan dari tenggorokan
sampai usus besar )
ُ‫اال ْم َرَٔاة‬
ِ Istri

c. Dalam kamus Al Azhar : ‫َم َرَٔا و َم َرعَى‬

Kata kunci Artinya


‫َم َرَٔا‬ Mengecap ( laki-laki ),
merasakan dengan lidah
َٔ ‫َم ِر‬
‫ى‬ Berlaku sebagai perempuan
َٔ ‫َمر‬
‫ُى‬ Berkelakuan kelaki-lakian
( gentleman )
ٌ‫َمرْ َٔاة‬ Sekali mencicipi
‫َم ِريْ ٌء‬ Kerongkongan

d. Dalam kamus Al-Hasan : ‫َم َرَٔا – َمرْ ًٔا‬

Kata kunci Artinya


َٔ ‫َم ِر‬
‫ى‬ Seperti wanita tingkah laku
dan bicaranya
ُ‫ال ُمرُوْ َءة‬ Keperwiraan, ( keberanian
dan kejantanan )
ُ‫اال ْم َرَٔاة‬
ِ Istri

2) ‫ تَ ْملِ ُك ُه ْم‬dari ‫م ل ك‬
A. Dalam kamus Al Bisri : ً‫ك – ُم ْلكا ً َو َملَ َكةً َو ِم ْملَ َكة‬
َ َ‫َمل‬

Kata kunci Artinya


ُ ِ‫ال َمل‬
‫ك‬ Asma Allah SWT
‫ال َملَ ِك ُّى‬ Sipil
ُ‫ال َملِ َكة‬ Ratu
ُ ْ‫ال َملَ ُكو‬
‫ت‬ Kerajaan besar
ُ ‫ال َملِ ْي‬
‫ك‬ Raja

B. Dalam kamus Al Munawir : ً‫ك – ُم ْل ًكا َو َملَ َكةً َو ِم ْملَ َكة‬


َ َ‫َمل‬

Kata kunci Artinya


ُ ِ‫ال َمل‬
‫ك‬ Asma Allah SWT
ُ َ‫ال َمل‬
‫ك‬ Malaikat
ُ‫ال َملِ َكة‬ Ratu
ُ ْ‫ال َملَ ُكو‬
‫ت‬ Kerajaan besar
ُ‫ال ُملَ ْي َكة‬ Halaman, lembaran
ُ ‫ال َملِ ْي‬
‫ك‬ Raja
ُ ‫ال َماَل‬
‫ك‬ Kemampuan, kekuatan
‫ك‬ُ ‫ال ِماَل‬ Tanah
ُ ْ‫االُ ْملُو‬
‫ك‬ Raja-raja

C. Dalam kamus Al Azhar : ً‫َملَكَ – َم ْل ًكا و ُم ْل ًكا و ِم ْل ًكا و َملَ َكةً و َم ْملَ َكةً و َم ْملِ َكةً و َم ْملُ َكة‬

Kata kunci Artinya


َ َ‫َمل‬
‫ك‬ Memiliki, menguasai
ُ‫َملَّ َكه‬ Menjadikan dia memiliki
َ َّ‫َمل‬
‫ك‬ Kaum mengangkat f jadi
raja mereka
ٌ َ‫َمل‬
‫ك‬ Malaikat
ٌ‫َملَ َكة‬ Dia milikku

D. Dalam kamus Al-Hasan : ً‫ك – ُم ْل ًكا َو َملَ َكةُ َو َم ْملَ َكة‬


َ َ‫َمل‬

Kata kunci Artinya


ُ ‫ال ُم ْل‬
‫ك‬ Milik
ُ ‫ال َم ْل‬
‫ك‬ Pemilik, raja
ُ َ‫ال َمل‬
‫ك‬ Malaikat
‫ال َملَ ِك ُّى‬ Sipil, bukan militer
ْ‫ال َملَ ُكو‬ Kerajaan besar
ُ ‫ال َملِ ْي‬
‫ك‬ Raja

 Isim, Fi’il, Huruf

Isim, Fi’il Huruf Penjelasan Potongan ayat Arti


Isim Pada kata tersebut ‫اِنِّ ْي‬ Sesungguhnya
sebagai isim sebab Aku
menunjukkan kata
benda, yang mana
kata “ Aku “
menunjuk pada
Burung Hudhud.
Fi’il Pada kata tersebut ُّ ‫َو َجد‬
‫َت‬ Menjumpai
sebagai fi’il sebab
menunjukkan kata
kerja, yang mana
kata lain yang
mempunyai makna
yang sama seperti
mendapati,
menyaksikan, dan
yang lainnya
Isim Pada kata tersebut ً‫ا ْم َراَة‬ Seorang wanita
sebagai isim sebab
menunjukkan kata
benda, yang mana
kata “ seorang
perempuan “
menunjuk pada Ratu
Balqis
Fi’il Pada kata tersebut ‫تَ ْملِ ُكهُ ْم‬ Yang
sebagai fi’il sebab memerintah
menunjukkan kata mereka
kerja, kata lain yang
mempunyai makna
yang sama seperti
memimpin,
menguasai, dan yang
lainnya
Huruf Sebagai huruf yang ‫َو‬ Dan dia
berposisi sebagai
tambahan
Fi’il Pada kata tersebut ْ َ‫اُوْ تِي‬
‫ت‬ Dianugerahi
sebagai fi’il, lebih
tepatnya fi’il majhul
sebab menunjukkan
kata kerja pasif, kata
lain yang memiliki
makna sama seperti
dirahmati, diberkati,
dan yang lainnya
Huruf Pada “‫ ” ِم ْن‬lebih ‫ِم ْن‬
tepatnya huruf jar,
sebab sebagai
penentu pada kata
selanjutnya
Isim Pada kata tersebut ‫ُكلِّ َش ْي ٍء‬ Segala sesuatu
sebagai isim sebab
menunjukkan kata
sifat
Huruf Sebagai huruf yang ‫َّو‬ Serta
merupakan berposisi
sebagai tambahan
Isim Sebagai isim, lebih ‫لَهَا‬ Mempunyai
tepatnya adalah isim
dhomir sebab
berposisi sebagai
kata ganti
Isim Pada kata tersebut ٌ‫َعرْ ش‬ Singgasana yang
sebagai isim sebab
menunjukkan kata
benda
Isim Pada kata tersebut ‫َع ِظ ْي ٌم‬ Besar
sebagai isim sebab
menunjukkan kata
sifat
 Kedudukan

Kedudukan Potongan ayat Arti


Mubtada ‫اِنِّ ْي‬ Sungguh Aku
Khobar ُّ ‫َو َجد‬
‫َت‬ Menjumpai
Maf’ulbih ً‫ا ْم َراَة‬ Seorang wanita
Fi’il ‫تَ ْملِ ُكهُ ْم‬ Yang
memerintah
mereka
Huruf ‫َو‬ Dan dia
Fi’il ‫ت‬ ْ َ‫اُوْ تِي‬ Dianugerahi
Huruf ‫ِم ْن‬
Fi’il ‫ُكلِّ َش ْي ٍء‬ Segala sesuatu
Huruf ‫َّو‬ Serta
Fi’il ‫لَهَا‬ Mempunyai
Maf’ulbih ‫َعرْ ٌش َع ِظ ْي ٌم‬ Singgasana yang
besar

b) Balaghoh
Dari ayat 23 Surah An-Naml, dengan kata utama ‫ ا ْم َراَةًتَ ْملِ ُك ُه ْم‬terdapat beberapa kata
yang dapat dilihat dari berbagai pemaknaannya, di antaranya :
- Kata ً‫ ا ْم َراَة‬dengan akar kata ‫ م ر ا‬yang dalam Al-Qur’an bermakna perempuan,
secara bahasa dapat mempunyai beberapa makna di antaranya:
ٌ‫َمرْ َٔاة‬ : Sekali mencicipi
ُ‫ ال ُمرُوْ َءة‬: Keperwiraan ( keberanian, kejantanan )
ُ‫ ال َم ِريْىَٔة‬: ( Tanah ) yang baik, sehat udaranya
‫ ال َم ِريْ ُء‬: Tenggorokan ( saluran makanan dari tenggorokan sampai usus besar )
‫َم ِريْ ٌء‬ : Kerongkongan
- Kemudian kata ‫ تَ ْملِ ُك ُه ْم‬dengan akar kata ‫ م ل ك‬yang dalam Al-Qur’an berarti
memerintah, terdapat beberapa makna secara bahasa di antaranya:
‫ ال َملَ ِك ُّى‬: Sipil
ُ ‫ ال ِماَل‬: Tanah
‫ك‬
ُ ْ‫ ال َملَ ُكو‬: Kerajaan besar
‫ت‬
‫ك‬ُ ‫ ال َماَل‬: Kemampuan, kekuatan
ُ‫ ال ُملَ ْي َكة‬: Halaman, lembaran
- Dari akar kata َ‫ َملَك‬diartikan sebagai ‫ ال َملِ ُك‬yang bermakna raja, yaitu seseorang
yang mempunyai kekuasaan guna memerintah dan melarang semua orang. Hal
ini yang mana dikhususkan dalam politik. Sehingga seperti yang diketahui
terdapat kalimat dalam Al-Qur’an yaitu ‫س‬ ِ ‫ َك النَّا‬IIIِ‫ َمل‬yang artinya Rajanya
ْ ‫ َملِ َك أَاْل‬yang berarti raja dari segala sesuatu. 7
Manusia. Bukan kalimat ‫شيَا ِء‬
- Akar kata ‫ َم َرَٔا‬disebut ‫ اِ ْم ُرٌؤ‬,ٌ‫ َم ْرَٔاة‬,‫ َم ْرٌٔا‬,ٌ‫اِ ْم َرَٔاة‬. Terdapat kata ُ‫ ا ْل ُم َر َّوة‬yang memiliki
arti kesempurnaan seseorang. Halnya dengan kata ُ‫الر ُجولِيَّة‬ ُّ yang artinya laki-
laki yang sempurna. Kemudian kata ‫يى‬ ُٔ ‫ ِر‬II‫ ال َم‬artinya adalah bagian utama
lambung, perut, yang ada pada tenggorokan. Adapun kalimat ‫ َم ُرُؤالطَّ َع ِام‬artinya
makanan yang menyehatkan, sebab kebiasaan dan suatu hal pada tenggorokan.
8

Kemudian terdapat beberapa kalimat dalam ayat 23 Surah An-Naml yang


dapat dilihat dari makna lain, yaitu :
- َ ِّ‫ اُ ْوتِيَ ْت ِم ْن ُكل‬dalam Al-Qur’an yang artinya dia dianugerahi segala
Kalimat ‫ ْي ٍء‬I ‫ش‬
sesuatu, tidak dapat diartikan dalam pengertian umum. Akan tetapi, kalimat
segala sesuatu dapat bermakna segala sesuatu yang menjadikan
pemerintahannya langgeng. Seperti misalnya dianugerahi tanah yang subur,
penduduk yang patuh, persenjataan yang tangguh, dan kekuasaan yang stabil.
- Kalimat ‫ش َع ِظ ْي ٌم‬
ٌ ‫ ع َْر‬dalam Al-Qur’an yang artinya singgasana yang besar, tidak
hanya dilihat secara umum dalam pemaknaannya. Dalam arti yaitu suatu
singgasana yang berukuran besar. Akan tetapi, bagaimana simbol singgasana
mencerminkan kehebatan kerajaannya. 9

Apabila membahas tentang pemimpin, penguasa, kemudian mengenai berpolitik, pada


dasarnya bukan hanya seseorang yang menjabat, atau yang berkuasa pada suatu
kepemimpinan saja. Akan tetapi, suatu hal yang dilakukan seseorang kemudian memberi
pengaruh sehingga membuat orang lain mengikutinya juga termasuk bagian dalam berpolitik.
Terlebih jika ikut serta pada lingkup dalam suatu kepemimpinan sehingga mempengaruhi apa
yang akan ditetapkan pemimpin. Hal tersebut yang dinamakan bagaimana berkuasa yang
7
Al-Ashfahani Ar-Raghib, Kamus Al-Qur'an Jilid 3, ( Depok, Pusaka Khazanah Fawa'id, 2017), hal 520.
8
Al-Ashfahani Ar-Raghib, Kamus Al-Qur'an Jilid 3, ( Depok, Pusaka Khazanah Fawa'id, 2017), hal 495.
9
Shihab Quraish M, TAFSIR AL-MISHBAH Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an, ( Jakarta, Lentera Hati, 2002 )
hal 430.
sesungguhnya, sebab meskipun tidak terlihat di luar sebagai seorang pemimpin tetapi ikut
serta mempengaruhi atas apa yang nantinya diputuskan oleh pemimpin.

Begitu juga gambaran mengenai keterkaitan perempuan pada kepemimpinan dalam


Islam, memang hal yang cenderung lebih mudah ditemukan jika membahas tentang larangan
turun langsung dalam suatu kepemimpinan bagi perempuan. Akan tetapi jika membahas
peran, pengaruh, seorang perempuan untuk keberhasilan langkah politik ( kepemimpinan )
seorang laki-laki tidak dapat terelakkan tentunya. Sebagai contoh, jika dalam kisah perjalanan
dakwah Rasulullah SAW seperti yang diketahui bersama tidak terlepas dengan dukungan dari
Khadijah ra istrinya. Kemudian juga bagaimana peran Aisyah ra, istri Rasulullah SAW yang
ikut andil dalam dakwah terkait bagaimana Aisyah ra menjadi salah satu yang berpengaruh
dalam penyampaian hadist Rasulullah SAW.

Hal-hal di atas merupakan contoh bagaimana peran dua wanita mulia dalam Islam
yang mempengaruhi keberhasilan dakwah Rasulullah SAW. Bahkan kisah-kisah keterkaitan
tokoh-tokoh perempuan tersebut diabadikan dalam hadist. Selain contoh kisah dua wanita
terkasih Rasulullah SAW tersebut, juga terdapat kisah bagaimana peran perempuan dalam
suatu kepemimpinan yang lainnya. Termasuk contohnya terdapat ayat tentang kisah
kepemimpinan Ratu Balqis.

Sosok pemimpin perempuan yang dikisahkan dalam Al-Qur’an, dengan kisah yang
luar biasa. Bahkan Ratu Balqis menjadi sosok pemimpin perempuan pertama yang disebutkan
dalam sejarah islam. Dalam arti, tokoh perempuan yang memimpin suatu kerajaan yang
sesungguhnya. Meskipun sebagaimana sebelumnya, dapat menjadi pengetahuan bersama jika
membahas kepemimpinan perempuan tidak hanya dilihat bagaimana seorang perempuan
yang menjadi pemimpin suatu kerajaan, suatu negara saja.

Akan tetapi, peran serta perempuan dalam suatu kepemimpinan dapat terkait
mengenai lingkup pendukung dalam suatu kepemimpinan. Misal sebut saja dalam
kepemimpinan terdapat majelis permusyawaratan, majelis perwakilan, dan yang lainnya.
Selain Ratu Balqis, dalam sejarah islam tentunya juga kisah peran serta perempuan dalam
menunjang perjalanan dakwah Rasulullah SAW misalnya, yang dikisahkan baik dalam kitab
suci atau dimuat dalam hadist. Kemudian ayat Al-Qur’an atau hadist yang memuat tentang
kisah keterkaitan perempuan dalam kepemimpinan, di antaranya.

c) Ayat Terkait
- Surah Saba’ ayat 15
١٥ ‫طيِّبَةٌ َّو َر ٌّب َغفُ ْو ٌر‬
َ ٌ‫ش ُك ُر ْوا لَ ٗه ۗبَ ْل َدة‬ ِ ‫س َكنِ ِه ْم ٰايَةٌ َۚجنَّ ٰت ِن عَنْ يَّ ِم ْي ٍن َّو‬
ِ ‫ش َما ٍل ەۗ ُكلُ ْوا ِمنْ ِّر ْز‬
ْ ‫ق َربِّ ُك ْم َوا‬ َ ِ‫قَ ْد َكانَ ل‬
ْ ‫سبَا ٍ ِف ْي َم‬

Artinya : “ Sesungguhnya bagi kaum Saba’ ada tanda ( kekuasaan Tuhan ) di tempat
kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. ( Kepada
mereka dikatakan : “ Makanlah olehmu dari rezeki yang ( dianugerahkan ) Tuhanmu dan
bersyukurlah kamu kepada-Nya. ( Negerimu ) adalah negeri yang baik dan ( Tuhanmu )
adalah Tuhan Yang Maha Pengampun “.

Jika membahas tentang kepemimpinan perempuan dalam Islam salah satunya terdapat
kisah kepemimpinan Ratu Balqis seperti dalam Surah An-Naml ayat 23. Ratu Balqis adalah
seorang ratu yang terkenal dengan kepemimpinannya yang bijaksana, kecerdasannya, yang
membuat orang terpukau. Wilayah kepemimpinan Ratu Balqis digambarkan dalam Al-Qur’an
bahwa Saba’ dianugerahi karunia kekayaan alam yang luar biasa. Bahkan disebutkan bahwa
negeri Saba’ adalah negeri yang baik, yang bisa saja dimaknai baik dalam kepemimpinannya,
atau bisa juga baik dalam maksud indah negerinya.

Terdapat pandangan pada kalimat Baldatun Thayyibatun Warabbun Ghofur yang


disebutkan dalam Surah Saba’ ayat 15. Perumpamaan Negeri Saba’ digambarkan sebagai
negeri dengan arsitektur bangunan, sistem sosial, keadaan perumahan dan tata aturannya
yang baik merupakan menjadi sebuah tanda. Tanda bahwa Allah SWT telah memberikan
nikmat kepada kaum Saba’ akan tetapi, penduduknya tidak sadar akan tanda tersebut,
sehingga menyekutukan Allah SWT dengan yang lain. Sehingga ketika Allah SWT
menurunkan balasannya atas Negeri Saba’ tidak lain sebab kekafiran penduduknya. 10

Apa saja faktor yang mempengaruhi sehingga Saba’ disebut sebagai negeri yang baik.
Akan tetapi, Negeri Saba’ yang dipimpin oleh seorang ratu ternyata tidak menutup
kemungkinan untuk rakyatnya sejahtera. Ternyata seorang wanita yang didukung dengan
kemampuannya bisa untuk memimpin, menuntun rakyat, dan kemakmuran rakyat bisa
dicapai. Sehingga tidak bisa dipungkiri kepemimpinan oleh seorang perempuan bahkan tidak
kalah kualitasnya dengan kepemimpinan seorang laki-laki, yang bahkan perempuan justru
bisa memberi pengaruh terhadap seorang laki-laki.

- Surah Al-Baqarah ayat 30


ۤ
َ ُ‫ ِّد َم ۤا ۚ َء َونَ ْحنُ ن‬I‫فِ ُك ال‬I‫س‬
َ‫ ِدك‬I‫بِّ ُح ِب َح ْم‬I‫س‬ ِ ‫َواِ ْذ قَا َل َربُّ َك لِ ْل َم ٰل ِٕى َك ِة ِانِّ ْي َجا ِع ٌل فِى ااْل َ ْر‬
ِ ‫ا َمنْ ُّي ْف‬I‫ ُل فِ ْي َه‬I‫ض َخلِ ْيفَةً ۗ قَالُ ْٓوا اَت َْج َع‬
ْ َ‫ا َوي‬I‫ ُد فِ ْي َه‬I‫س‬
٣٠ َ‫ِّس لَ َك ۗ قَا َل اِنِّ ْٓي اَ ْعلَ ُم َما اَل تَ ْعلَ ُم ْون‬ ُ ‫َونُقَد‬
10
Sukemi, A. PEMAKNAAN BALDATUN ṬAYYIBATUN WA RABBUN GAFŪR DALAM SURAH SABA’[34] AYAT 15
MENURUT TAFSIR FĪ ẒILĀL AL-QUR’ĀN DAN AL-TAḤRĪR WA AL-TANWĪR (Bachelor’s thesis).
Artinya : Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat : “ Sesungguhnya Aku
hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi ”. Mereka berkata : “ Mengapa Engkau
hendak menjadikan ( khalifah ) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
menyucikan Engkau? ” Tuhan berfirman : “ Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui ” .

Jika melihat dari sisi sejarah ayat tersebut, yaitu saat Allah SWT hendak menciptakan
manusia pertama ( Nabi Adam as ) untuk menjadi khalifah di muka bumi. Meskipun
demikian, pada kata khalifah atau pemimpin dalam ayat tidak disebutkan bahwa manusia
yang akan menjadi khalifah adalah untuk seorang perempuan atau laki-laki. Sehingga dapat
diketahui bahwa sekalipun bagi seorang perempuan, ternyata memimpin sudah menjadi
tanggung jawab manusia. Pada taraf memimpin yang dimaksud, tentunya setidaknya
memimpin, mengatur, atas diri sendiri kemudian kepada lingkup terdekat, seperti keluarga.

Dapat digambarkan, tanggung jawab kepimpinan manusia tidak hanya memimpin


dalam makna memimpin rakyat. Sebab secara hubungan pribadi, manusia mempunyai
tanggung jawab kepemimpinan atas beberapa hal penting di antaranya bagaimana hubungan
pribadi dengan Allah SWT, hubungan dengan sesama manusia, kemudian dengan lingkungan
sekitar ( alam ). Hal-hal tersebut, yang mana manusia akan di minta pertanggungjawabannya
kelak. Padahal sebagaimana diketahui, dalam hal-hal tersebut tidak ada semacam spesifikasi
bahwa tanggung jawab hubungan alami manusia tersebut untuk seorang perempuan atau laki-
laki, sehingga dapat disimpulkan bahwa memimpin sudah menjadi sifat dasar manusia.

Jika dihubungkan dengan ayat 23 Surah An-Naml jelas dapat berkaitan. Terlebih ayat
tersebut menggambarkan bagaimana kepemimpinan di suatu negeri, oleh seorang perempuan
yang terkenal dengan kebijaksanaannya, kecerdasannya. Dari kisah Ratu Balqis, tergolong
pemimpin yang berhasil dalam melaksanakan tugas kepemimpinannya. Dengan salah satu
buktinya negeri yang dipimpin oleh Ratu Balqis bahkan disebut dalam ayat Al-Qur’an
sebagai negeri yang baik, negerinya mendapat anugerah dari Allah SWT.

Meskipun pada hakikatnya tidak ada manusia yang sempurna, begitu pula dengan
kepemimpinannya. Celah-celah kekurangan tentu saja banyak didapati, sebab manusia
merupakan tempatnya kurang. Akan tetapi, apa pun dari hal-hal tersebut sudah semestinya
manusia melakukan yang terbaik dalam melaksanakannya tanggung jawabnya, termasuk juga
dalam wujud memimpinnya. Selanjutnya bagaimana hasil dari apa yang telah dilakukan
merupakan ketetapan dari yang di atas.

Kemudian jika membahas ayat 30 Surah Al-Baqarah terkait kepemimpinan, jika


dianalisis terdapat pembelajaran yang dapat diambil. Sebagai manusia, semestinya tidak
boleh sombong atas apa yang dimilikinya. Sebab dari kisah diciptakannya manusia sendiri
kesombongan iblis membuatnya tidak diperbolehkan masuk surga. Sehingga cukup
menggambarkan akibat sombong martabat seorang hamba dapat dihinakan. Seorang hamba
yang seharusnya akan mendapat nikmat justru sebaliknya.

Kemudian yang dapat diambil dari kisah turunnya ayat 30 Surah Al-Baqarah adalah
bagaimana pentingnya rendah hati. Bagi hamba Allah SWT, dengan rendah hati bisa
mengangkat derajat. 11
Sifat di atas merupakan dua diantara hikmah yang dapat diambil dari
kisah turunnya ayat 30 Surah Al-Baqarah. Sehingga jika membahas terkait konsep dasar
manusia sebagai khalifah dan bagaimana mengambil pembelajaran atas ayat 30. Surah Al-
Baqarah tidak ada batasannya baik untuk seorang perempuan atau laki-laki.

d) Hadits Terkait
- Hadits riwayat Bukhari dan Muslim

َّ ‫ا‬I‫ا ْق َرٔا َعلَ ْي َه‬Iَ‫ َك ف‬I‫ِٕا َذا ِه َي َٔاتَ ْت‬Iَ‫اب ف‬


ْ‫اَل َم ِمن‬I‫الس‬ َ ‫ا ٌم َٔا ْو‬I‫يجتُ َٔاتَ ْت َك َم َع َها ِٕانَا ٌءفِي ِه ِٕادَا ٌم َٔا ْوطَ َع‬
ٌ ‫ َر‬I‫ش‬ ُ ‫تَى ِح ْب ِري ُل فَقَا َل يَا َر‬
َ ‫س ْو َل هللاِ َه ِذ ِه َخ ِد‬
َ َ‫ص َخ َب فِي ِه َواَل نن‬
‫صب‬ َ ‫ب اَل‬ َ َ‫ت ِمنْ ق‬
ٍ ‫ص‬ ٍ ‫َربِّ َها َو ِمنِّي َوبَش ِّْر هَا بِبَ ْي‬

Dari Abu Hurairah yang artinya : “ Jibril datang kepadaku dan berkata, wahai Rasulullah!
Sebentar lagi, Khadijah akan membawa makanan dan minuman untukmu. Kalau dia datang,
sampaikan kepadanya salam dari Allah SWT dan dariku. Beritahu juga ia bahwa akan
dibangun untuknya di surga sebuah rumah dari permata, tidak ada hiruk pikuk dan rasa lelah
di sana “.

Sebagaimana diketahui bersama kontribusi Khadijah ra terlebih pada awal perjalanan


dakwah Rasulullah SAW adalah hal yang tidak bisa diragukan lagi. Baik dari kisah ketika
Rasulullah SAW menerima wahyu untuk pertama kalinya yang dengan dukungan, kasih
sayang, dan keyakinan Khadijah ra, Rasulullah SAW menjadi tenang. Juga peran serta
Khadijah ra ketika ikut serta memberikan hartanya guna kemaslahatan umat. Khadijah ra
memberikan hartanya untuk dakwah, tanpa khawatir akan kekurangan.

11
Salim, A. (2016). Nilai-nilai Pendidikan Akhlak dalam ALQuran Studi Analisis Kisah Nabi Adam as dalam Surat
al Baqarah Ayat 30-39 (Doctoraldissertation, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara).
Bahkan disebutkan ketika membantu dan mendukung dakwah Rasulullah SAW dalam
memberikan hartanya sampai berada pada masa krisis. Akan tetapi, Khadijah ra semata-mata
hanya ingin mendukung dakwah Rasulullah SAW dan meringankan bebannya. Sehingga bisa
menjadi gambaran dalam perjalanan Rasulullah SAW, dukungan Khadijah ra berpengaruh
besar terhadap kesuksesan dakwah Nabi. Sebagai perempuan tangguh yang semangat dalam
meyakinkan Nabi Muhammad SAW, bukan hanya dukungan psikis yang diberikannya tetapi
material pun sanggup untuk dihabiskannya guna keberhasilan penyebaran syariat islam. 12

Sehingga memang pantas apabila dengan ketulusan Khadijah ra Allah SWT dan
malaikat menyampaikan salam padanya. Dengan kemuliaannya mendampingi, mendukung
Rasulullah SAW, Khadijah ra mendapatkan jaminan akan menjadi ahli surga bahkan akan
dibangunkan rumah di surga-Nya. Kisah Khadijah ra yang luar biasa dapat dijadikan inspirasi
bagi perempuan muslimah. Sebab ketangguhan Sayyidah Khadijah ra dalam mendukung
Rasulullah SAW patut dijadikan contoh bagaimana menjadi sosok perempuan yang
mendampingi dengan kesungguhan dan ketulusan bahkan sampai akhir hayatnya.

Dari kisah Khadijah ra yang diabadikan dalam hadist tersebut, dapat terkait dengan
kepemimpinan perempuan. Termasuk seperti yang dimuat dalam Surah An-Naml ayat 23,
jika dalam ayat tersebut dimuat penggambaran pemimpin perempuan. Akan tetapi, dari kisah
Khadijah ra memuat bahwa ternyata peran perempuan dalam suatu kepemimpinan tidak
hanya seorang perempuan yang menjadi ratu atau pemimpin di suatu negara saja. Perempuan
dapat mendukung kepemimpinan dari sisi lain, jika dari kisah Khadijah ra mendukung
keberhasilan dakwah Rasulullah SAW melalui pengabdiannya, ketulusannya, dukungan
material maupun psikis, yang mana hal tersebut mempengaruhi suksesnya dakwah Rasulullah
SAW.

- Hadist riwayat At-Tirmidzi

‫و‬Iُ‫ َل َٔاب‬Iَ‫ ق‬. ‫ا‬I‫هُ ِع ْل َم‬I‫ َدهَا ِم ْن‬I‫ ْدنَا ِع ْن‬I‫ةَ ِٕاالَّ َو َج‬I‫ش‬
َ ِٔ‫سَأ ْلنَا عَاى‬
َ َ‫ط ف‬
ُّ َ‫يث ق‬
ُ ‫صلىاهلل عليه وسلم َح ِد‬
َ ِ‫سو ِل اهللا‬
ُ ‫اب َر‬ ْ ‫ش َك َل َعلَ ْينَا َٔا‬
َ ‫ص َح‬ ْ ‫قَا َل َما َٔا‬
ٌ ‫يح َغ ِر‬
‫يب‬ ٌ ‫ص ِح‬ َ ٌ‫سن‬ َ ‫يث َح‬ ٌ ‫سى َه َذا َح ِد‬ َ ‫ِعي‬

Dari Abu Musa Al Asy’ari yang artinya : “ Tidaklah terjadi sebuah masalah ( kemusykilan )
di tengah kami, sahabat rasul, perihal sebuah hadist kecuali kami menanyakannya kepada
Aisyah dan kami menemukan ilmu baru darinya.

12
Muliana, M. (2021), Politik Perempuan Masa Nabi Muhammad SAW, (Studi Sejarah Perjuangan Siti Khadijah)
Tahun 610-620 M (Doctoral dissertation, IAIN Parepare).
Dapat menjadi pengetahuan bersama bahwa terdapat beberapa faktor mengapa Aisyah
ra menjadi salah satu periwayatan hadist terbanyak. Selain usia Aisyah ra yang ketika
menikah dengan Nabi Muhammad SAW berada pada usia yang masih muda. Sehingga
kemampuan pemahaman, penalarannya, dan intelektualnya masih sangat segar. Kemudian
juga didukung setelah menikah dengan Nabi Muhammad SAW, rumahnya berdekatan
dengan Masjid Nabawi yang mana pada saat itu menjadi pusat pengajaran dan penyampaian
hadist sehingga Aisyah ra bisa dengan mudah untuk mempelajarinya.

Sehingga menjadi hal yang wajar, jika dari beberapa sahabat nabi Aisyah ra berada di
posisi ke empat periwayat hadist terbanyak. Aisyah ra meriwayatkan sekitar 2.210 hadist,
dengan keistimewaan riwayatnya adalah langsung dari Rasulullah SAW berbeda dengan
antar sahabat Nabi Muhammad SAW yang lain. Memang benar jika dinyatakan bahwa
dengan kecerdasan Aisyah ra tersebut sulit bandingannya. 13
Sehingga jelas keberhasilan
Rasulullah SAW dalam menyebarkan syari’at islam Aisyah ra juga berpengaruh penting di
dalamnya.

Berkaitan dengan ayat kepemimpinan perempuan, juga seperti pada Surah An-Naml
ayat 23 dapat berhubungan satu sama lain. Dari kisah Aisyah ra yang merupakan seorang
perempuan hebat yang ikut serta mendukung keberhasilan dakwah Rasulullah SAW melalui
kemampuan intelektualnya dengan ikut serta dalam penyampaian hadist Rasulullah SAW.
Kembali dapat disimpulkan bahwa peran perempuan dalam suatu kepemimpinan tidak hanya
sebatas memimpin di suatu wilayah. Perempuan dapat mendukung kepemimpinan dari sisi
yang lain, jika dari kisah Aisyah ra beliau mendukung kepemimpinan Rasulullah SAW
melalui kemampuan intelektualnya yang luar biasa, dan hal tersebut sangat berpengaruh atas
suksesnya dakwah Rasulullah SAW.

3. Pemahaman awal ayat


a. Konteks Sosial Historis ( Asbabun Nuzul )

Surah An-Naml merupakan salah satu surah dalam Al-.Qur’an yang di dalamnya
memuat banyak hal yang menakjubkan, satu di antaranya terdapat ayat tentang kisah Nabi
Sulaiman. Berawal dari kelebihan yang diberikan oleh Allah SWT pada Nabi Sulaiman dan
Nabi Daud yaitu ilmu yang lebih dari yang lain, kemudian Nabi Sulaiman yang mewarisi
Nabi Daud juga mendapatkan mukjizat berupa dapat memahami bahasa binatang. Serta
diberikannya pasukan dari bangsa jin, manusia, dan binatang, yang mana mereka tunduk
13
Istiqlaliyah, U. (2016), PERAN DAN PENGARUH AISYAH DALAM BIDANG HADITS, Dirosat: Journal of Islamic
Studies, 1(1), 41-52.
kepada Nabi Sulaiman. Atas segala kelebihan yang diterima, ucapan syukur dipanjatkan oleh
Nabi Sulaiman dan Nabi Daud, yang mana dimuat dalam Surah An-Naml ayat 15-17.
‫هّٰلِل‬
ُ ‫ َو َو ِر َث‬١٥ َ‫ْؤ ِمنِيْن‬II‫ا ِد ِه ا ْل ُم‬IIَ‫ ٍر ِّمنْ ِعب‬I‫لَنَا ع َٰلى َكثِ ْي‬I‫ض‬
‫ا َل‬IIَ‫لَيْمٰ نُ د َٗاو َد َوق‬I‫س‬ َّ َ‫ي ف‬ ْ ‫ ُد ِ الَّ ِذ‬I‫ااَل ا ْل َح ْم‬Iَ‫سلَيْمٰ نَ ِع ْل ًم ۗا َوق‬ُ ‫َولَقَ ْد ٰاتَ ْينَا د َٗاو َد َو‬
ِّ‫ود ُٗه ِمنَ ا ْل ِجن‬I
ْ Iُ‫لَيْمٰ نَ ُجن‬I‫س‬ ِ ‫ َو ُح‬١٦ ُ‫ ُل ا ْل ُمبِيْن‬I‫ض‬
ُ ِ‫ َر ل‬I‫ش‬ َ I‫ َذا لَ ُه‬I‫ ْي ۗ ٍء اِنَّ ٰه‬I‫ش‬
ْ َ‫و ا ْلف‬I َ ‫ ِّل‬I‫ا ِمنْ ُك‬IIَ‫ ِر َواُ ْوتِ ْين‬I‫ق الطَّ ْي‬ ُ َّ‫ٰيٓاَيُّ َها الن‬
َ ‫اس ُعلِّ ْمنَا َم ْن ِط‬
١٧ َ‫س َوالطَّ ْي ِر فَ ُه ْم يُ ْوزَ ع ُْون‬
ِ ‫َوااْل ِ ْن‬

Artinya : 15. Dan sesungguhnya Kami telah memberi ilmu kepada Daud dan Sulaiman, dan
keduanya mengucapkan : “ Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari kebanyakan
hamba-hamba Nya yang beriman ”. 16. Dan Sulaiman telah mewarisi Daud, dan dia berkata :
“ Hai Manusia, kami telah diberi pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala
sesuatu. Sesungguhnya ( semua ) ini benar-benar suatu karunia yang nyata ”. 17. Dan
dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia dan burung lalu mereka itu diatur
dengan tertib ( dalam barisan ).

Sampai kepada kisah saat perjalanan Raja Sulaiman yang tiba di tanah lapang tiada
berpenghuni. Sementara dalam perjalanan saat memeriksa pasukannya Raja Sulaiman tidak
mendapati Burung Hudhud berada di dalamnya. Sebab tidak pernah seperti itu biasanya,
sehingga raja terheran mengapa tidak melihat Hudhud. Akan tetapi, raja memastikan bahwa
Hudhud tidak mungkin tanpa izin jika tidak hadir.

Untuk menghindari akan terjadi kekacauan diantara pasukan yang lainnya, dengan
tidak memedulikan ketidakhadiran Hudhud. Maka Raja Sulaiman selain sebagai raja yang
bukan hanya pemimpin berbagai makhluk tentu tidak ingin hal tersebut terjadi. Sehingga
dengan marah raja menyampaikan akan menghukum Hudhud atau akan menyembelihnya.
Akan tetapi, sebab Raja Sulaiman adalah raja dan juga nabi dengan rahmat di hatinya raja
pun menyatakan terkecuali Hudhud dengan membawa alasan yang jelas. 14

‫ ْل ٰط ٍن ُّمبِ ْي ٍن‬I ‫س‬ َ ‫ اَل ُع َِّذبَنَّ ٗه َع َذابًا‬٢٠ َ‫َوتَفَقَّ َد الطَّ ْي َر فَقَا َل َما لِ َي ٓاَل اَ َرى ا ْل ُه ْد ُه ۖ َد اَ ْم َكانَ ِمنَ ا ْل َغ ۤا ِٕىبِيْن‬
ُ ‫ْأتِيَنِّ ْي ِب‬I َ‫ ِد ْيدًا اَ ْو اَل َ ۟ا ْذبَ َحنَّ ٗ ٓه اَ ْو لَي‬I ‫ش‬
٢١

Artinya : 20. Dan dia memeriksa burung-burung lalu berkata : “ Mengapa aku tidak melihat
Hudhud, apakah dia termasuk yang tidak hadir. 21. Sungguh aku benar-benar akan
mengazabnya dengan azab yang keras, atau benar-benar menyembelihnya kecuali jika benar-
benar dia datang kepadaku dengan alasan yang terang ”.

14
At-Thahir Ahmad Hamid, KISAH-KISAH DALAM AL-QUR’AN, ( Jakarta, Ummul Quro ), hal 754.
Tidak lama kemudian, Hudhud datang dan memberikan suatu alasan dan permintaan
maaf atasnya. Dia menyampaikan bahwa membawa suatu berita yang belum diketahui oleh
rajanya. Kemudian apa berita yang disampaikan Hudhud didengarkan dan diperhatikan oleh
raja. Hudhud menyampaikan dia membawa berita dari negeri Saba’, terdapat seorang
perempuan yang memerintah mereka dan dia dianugerahi segala sesuatu juga memiliki
singgasana yang besar.

Berita yang dibawa Hudhud belum menarik Raja Sulaiman, sampai pada saat
menceritakan seorang ratu yang mendapat anugerah sebagaimana yang dimiliki para raja.
Sampai singgasananya pun memiliki kebesaran yang bahkan tidak disebut dalam Al-Qur’an.
Akan tetapi, terdapat hal mengejutkan yang disampaikan Hudhud yaitu mereka tidak beriman
kepada Allah SWT. Sebab bangsa Saba’ dan pemimpinnya, mereka menyembah matahari. 15

‫ ْي ٍء‬I‫ش‬ َ ْ‫فَ َم َك َث َغ ْي َر بَ ِع ْي ٍد فَقَا َل اَ َح ْطتُّ بِ َما لَ ْم تُ ِح ْط بِ ٖه َو ِجْئتُ َك ِمن‬


َ ‫ ِّل‬I‫ َراَةً تَ ْملِ ُك ُه ْم َواُ ْوتِيَتْ ِمنْ ُك‬I‫ دْتُّ ا ْم‬I‫ اِنِّ ْي َو َج‬٢٢‫ا ٍ يَّقِ ْي ٍن‬Iَ‫بَا ٍ ۢبِنَب‬I‫س‬
‫بِ ْي ِل‬I‫الس‬َّ ‫َن‬ ِ ‫ َّد ُه ْم ع‬I‫ص‬ َّ ‫س ِمنْ د ُْو ِن هّٰللا ِ َو َزيَّنَ لَ ُه ُم‬
َ ‫الَ ُه ْم َف‬II‫ ْي ٰطنُ اَ ْع َم‬I‫الش‬ ِ ‫ ْم‬I‫لش‬ َّ ِ‫ ُجد ُْونَ ل‬I‫س‬ْ َ‫ َو َج ْدتُّ َها َوقَ ْو َم َها ي‬٢٣ ‫ش َع ِظ ْي ٌم‬ ٌ ‫َّولَ َها ع َْر‬
‫ هّٰللَا ُ ٓاَل اِ ٰلهَ اِاَّل‬٢٥ َ‫ض َويَ ْعلَ ُم َما ت ُْخفُ ْونَ َو َما تُ ْعلِنُ ْون‬
ِ ‫ت َوااْل َ ْر‬ ِ ‫ي يُ ْخ ِر ُج ا ْل َخ ْب َء فِى السَّمٰ ٰو‬
‫هّٰلِل‬
ْ ‫س ُجد ُْوا ِ الَّ ِذ‬ ْ َ‫ اَاَّل ي‬٢٤ َ‫فَ ُه ْم اَل يَ ْهتَد ُْو ۙن‬
٢٦ ۩ ‫ش ا ْل َع ِظ ْي ِم‬ ِ ‫ُه ۙ َو َر ُّب ا ْل َع ْر‬

Artinya : 22. Maka tidak lama kemudian ( datanglah Hudhud ), lalu ia berkata : “ Aku telah
mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya, dan kubawa kepadamu dari negeri
Saba suatu berita penting yang diyakini, 23. Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita
yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana
yang besar. 24. Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah, dan
setan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu
menghalangi mereka dari jalan ( Allah ), sehingga mereka tidak dapat petunjuk, 25. Agar
mereka tidak menyembah Allah Yang mengeluarkan apa yang terpendam di langit dan di
bumi dan Yang mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. 26.
Allah, tiada Tuhan ( yang berhak disembah ) kecuali Dia, Tuhan Yang mempunyai Arsy yang
besar ”.

Karena Raja Sulaiman adalah raja yang adil, selalu memastikan suatu kebenaran atas
kabar yang diterimanya. Tidak begitu saja langsung mempercayai pada apa yang disampaikan
Hudhud, walaupun raja mengetahui bahwa Hudhud berkata benar. Raja Sulaiman
memerintahkan untuk Hudhud kembali dengan membawa surat dari raja dan memperhatikan

15
At-Thahir Ahmad Hamid, KISAH-KISAH DALAM AL-QUR’AN, ( Jakarta, Ummul Quro ), hal 755.
bagaimana tanggapan mereka. Dengan rasa patuh Hudhud kembali menuju Saba’ dengan
membawa surat dari raja. 16

۞ ٢٨ َ‫ اِ ْذه َْب بِّ ِك ٰتبِ ْي ٰه َذا فَا َ ْلقِ ْه اِلَ ْي ِه ْم ثُ َّم تَ َو َّل َع ْن ُه ْم فَا ْنظُ ْر َما َذا يَ ْر ِج ُع ْون‬٢٧ َ‫ص َد ْقتَ اَ ْم ُك ْنتَ ِمنَ ا ْل ٰك ِذبِيْن‬
َ َ‫سنَ ْنظُ ُر ا‬
َ ‫قَا َل‬

Artinya : 27. Berkata Sulaiman: “ Akan kami lihat, apa kamu benar, ataukah kamu termasuk
orang-orang yang berdusta. 28. Pergilah dengan (membawa) suratku ini, lalu jatuhkanlah
kepada mereka, kemudian berpalinglah dari mereka, lalu perhatikanlah apa yang mereka
bicarakan ”.

Sementara di negeri Saba’, sang pemimpin Ratu Balqis berada dalam keheranan
ketika menghadapi berita yang diterimanya. Keadaan yang belum pernah di alami
sebelumnya. Surat yang dijatuhkan oleh Burung Hudhud dari Raja Sulaiman diambilnya
dengan terheran, terlebih menyaksikan kepergian Hudhud dengan gerakannya yang indah,
tetapi sang ratu tidak mengetahui bahwa gerakan tersebut atas perintah Raja Sulaiman.

Ketika membuka isi surat membuat ratu terdiam, sebab sebelumnya tidak diketahui
oleh ratu bahwa terdapat seorang raja yang mempunyai utusan burung. Kemudian sang ratu
mengumpulkan para pembesar kerajaan dan membacakan isi surat. Ratu Balqis terdiam dan
menyampaikan untuk meminta pertimbangan atas apa yang seharusnya diputuskannya. 17

Secara pembahasan politik, yang di lakukan oleh sang ratu tentu menunjukkan bagaimana
sikap demokratis nya sehingga memberikan petingginya kesempatan untuk ikut serta
memberikan pendapat atas masalah yang ada.
‫ انَّ ٗه منْ سلَيْمٰ نَ وانَّ ٗه ب هّٰللا‬٢٩ ‫قَالَتْ ٰيٓاَيها ا ْلملَُؤا انِّ ٓي اُ ْلقي الَي ك ٰتب َكريم‬
ْ Iُ‫وا َعلَ َّي َوْأت‬I
‫ونِ ْي‬I ْ Iُ‫ اَاَّل تَ ْعل‬٣٠ ۙ ‫ َّر ِح ْي ِم‬I‫ َّر ْحمٰ ِن ال‬I‫ ِم ِ ال‬I‫س‬ ْ ِ َِ ُ ِ ِ ٌ ْ ِ ٌ ِ َّ ِ َ ِ ْ ِ َ َ ُّ
٣٢ ‫ش َهد ُْو ِن‬ ْ َ‫ي َما ُك ْنتُ قَا ِط َعةً اَ ْم ًرا َح ٰتّى ت‬ ْ ۚ ‫ قَالَتْ ٰيٓاَيُّ َها ا ْل َملَُؤا اَ ْفت ُْونِ ْي فِ ْٓي اَ ْم ِر‬٣١ ࣖ َ‫سلِ ِميْن‬
ْ ‫ُم‬

Artinya : 29. Berkata ia ( Balqis ) : “ Hai pembesar-pembesar, sesungguhnya telah dijatuhkan


kepadaku sebuah surat yang mulia. 30. Sesungguhnya surat itu, dari Sulaiman dan
sesungguhnya ( isi ) nya : “ Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang. 31. Bahwa janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah
kepadaku sebagai orang-orang berserah diri ”. 32. Berkata dia ( Balqis ) : “ Hai para
pembesar berilah aku pertimbangan dalam urusanku ( ini ) aku tidak pernah memutuskan
sesuatu persoalan sebelum kamu berada dalam majelis ( ku ) “.

16
At-Thahir Ahmad Hamid, KISAH-KISAH DALAM AL-QUR’AN, ( Jakarta, Ummul Quro ), hal 756.
17
At-Thahir Ahmad Hamid, KISAH-KISAH DALAM AL-QUR’AN, ( Jakarta, Ummul Quro ), hal 757.
Para pembesar Saba’ mengatakan bahwa Saba’ mempunyai kekuatan dan keberanian
yang besar jika untuk perang. Walaupun keputusan berada pada sang ratu, dan ratu juga bisa
mempertimbangkan apa yang akan diputuskannya. Akan tetapi, sebab Ratu Balqis adalah ratu
yang pandai dan bijaksana. Ratu Balqis tidak memutuskan apa yang disarankan pembesarnya
untuk berperang.

Ratu mengetahui bahwa surat yang diterimanya adalah surat mulia, dikirim oleh
utusan yang tidak biasa yaitu burung. Isi dari surat juga merupakan ajakan untuk beriman,
bukan berupa ancaman perang atau lainnya. Setelah memikirkannya ratu menyampaikan
kekhawatirannya jika menentukan penyelesaian yang tidak benar. Yaitu jika memutuskan
untuk berperang maka yang akan terjadi adalah pertumpahan darah dan menurunkan martabat
rakyat.

Hal tersebut yang dikhawatirkan Ratu Balqis sebagai seorang wanita selain posisinya
sebagai seorang ratu. Namun, ratu mempunyai cara lain yaitu dengan memilih untuk
mengirimkan hadiah. Dengan harapan guna menghilangkan amarah, balas dendam, dan
sebagai penyejuk hati. Ratu Balqis ingin memastikan siapa sebenarnya Raja Sulaiman,
sehingga ratu memerintahkan untuk membawa hadiah pada utusannya dan menanti apa yang
menjadi jawaban mereka. 18

َ ‫ةً اَ ْف‬Iَ‫وا قَ ْري‬I


‫د ُْوهَا‬I‫س‬ ْ ُ‫و َك اِ َذا د ََخل‬I ْ ُ‫ َقالَتْ اِنَّ ا ْل ُمل‬٣٣ َ‫ي َما َذا َتْأ ُم ِريْن‬ ْ ‫ش ِد ْي ٍد ەۙ َّوااْل َ ْم ُر اِلَ ْي ِك فَا ْنظُ ِر‬ َ ‫س‬ ٍ ‫قَالُ ْوا نَ ْحنُ اُولُ ْوا قُ َّو ٍة َّواُولُ ْوا بَْأ‬
٣٥ َ‫سلُ ْون‬ ِ ‫ َواِنِّ ْي ُم ْر‬٣٤ َ‫َو َج َعلُ ْٓوا اَ ِع َّزةَ اَ ْهلِ َهٓا اَ ِذلَّةً ۚ َو َك ٰذلِ َك يَ ْف َعلُ ْون‬
َ ‫سلَةٌ اِلَ ْي ِه ْم بِ َه ِديَّ ٍة فَ ٰن ِظ َرةٌ ۢبِ َم يَ ْر ِج ُع ا ْل ُم ْر‬

Artinya : 33. Mereka menjawab : “ Kita adalah orang-orang yang memiliki kekuatan dan
( juga ) memiliki keberanian yang sangat ( dalam peperangan ), dan keputusan berada di
tanganmu, maka pertimbangkanlah apa yang akan kamu perintahkan ”. 34. Dia berkata : “
Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu negeri, niscaya mereka membinasakannya,
dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina, dan demikian pulalah yang akan mereka
perbuat. 35. Dan sesungguhnya aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan
( membawa ) hadiah, dan ( aku akan ) menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh utusan-
utusan itu.

Perjalanan utusan Ratu Balqis sampai kepada kerajaan Raja Sulaiman dengan
membawa hadiah. Akan tetapi, raja mengatakan bahwa segala yang telah diberikan Allah
SWT kepadanya jauh lebih baik darinya. Raja Sulaiman tidak menerima apa pun dari hadiah

18
At-Thahir Ahmad Hamid, KISAH-KISAH DALAM AL-QUR’AN, ( Jakarta, Ummul Quro ), hal 757-758.
yang dibawa, dan memerintahkan untuk kembali. Juga menyampaikan bahwa akan
mendatangi mereka dengan pasukan yang tidak kuasa jika melawannya.

Hal tersebutlah yang dikhawatirkan Ratu Balqis, akan mendapat kekalahan dan
kehinaan. Sebab utusan sang ratu melihat pasukan dari bangsa jin, manusia, dan burung saat
di kerajaan Raja Sulaiman. Juga hal-hal aneh yang lainnya, sehingga tidak mungkin jika
mampu menghadapi pasukan Raja Sulaiman. Tentu Ratu Balqis dan kaumnya akan terusir
dan kalah dengan terhina. 19
‫هّٰللا‬
ْ Iُ‫ْأتِيَنَّ ُه ْم بِ ُجن‬Iَ‫ ْع اِلَ ْي ِه ْم فَلَن‬I‫ اِ ْر ِج‬٣٦ َ‫ ْون‬I‫ ِديَّتِ ُك ْم تَ ْف َر ُح‬I‫ ْل اَ ْنتُ ْم بِ َه‬Iَ‫ال فَ َمٓا ٰا ٰتى ِن َۧ ُ َخ ْي ٌر ِّم َّمٓا ٰا ٰتى ُك ۚ ْم ب‬
‫و ٍد اَّل‬I ُ ‫َج ۤا َء‬
ٍ ‫سلَيْمٰ نَ قَا َل اَتُ ِمد ُّْونَ ِن بِ َم‬
٣٧ َ‫اغ ُر ْون‬ ِ ‫ص‬ َ ‫قِبَ َل لَ ُه ْم بِ َها َولَنُ ْخ ِر َجنَّ ُه ْم ِّم ْن َهٓا اَ ِذلَّةً َّو ُه ْم‬

Artinya : 36. Maka tatkala utusan itu sampai kepada Sulaiman, Sulaiman berkata : “ Apakah
(patut) kamu menolong aku dengan harta? Maka apa yang diberikan Allah kepadaku lebih
baik dari pada apa yang diberikan-Nya kepadamu, tetapi kamu merasa bangga dengan
hadiahmu. 37. Kembalilah kepada mereka sungguh kami akan mendatangi mereka dengan
bala tentara yang mereka tidak kuasa melawannya, dan pasti kami akan mengusir mereka dari
negeri itu ( Saba ) dengan terhina dan mereka menjadi (tawanan-tawanan) yang hina ”.

Ratu Balqis akhirnya memutuskan untuk menghadap Raja Sulaiman secara langsung.
Setelah mendengar kabar kedatangan Ratu Balqis, raja menyampaikan hal mengejutkan. Raja
menyampaikan pada pembesarnya siapa yang sanggup memindahkan singgasana Ratu Balqis
kepadanya. Salah satu dari pasukan Raja Sulaiman, Ifrit dari bangsa jin menyampaikan
bahwa bisa membawanya sebelum Raja Sulaiman berdiri dari duduknya.

Akan tetapi, sebab ifrit memperhatikan golongan yang tidak mempercayainya.


Kembali menyambung ucapannya dan mengatakan bahwa dia dapat melakukannya dan bisa
untuk dipercaya. Sementara ifrit yang merasa berbangga, seorang ahli kitab yang merupakan
pembesar mukmin dari Raja Sulaiman mengatakan bahwa bisa membawa singgasana Ratu
Balqis sebelum berkedipnya mata raja. Dengan kekuasaan Allah SWT, dalam sekejap apa
yang dikatakannya ternyata terwujud. 20

Dari kisah tersebut, salah satu sebagai bukti bahwa dengan kekuatan iman bisa
mengalahkan kekuatan jin ifrit. Hal tersebut jelas bahwa segala yang dipasrahkan pada Allah
SWT akan mendapat keselamatan. Juga barang siapa yang memohon pada Allah SWT guna
meminta pertolongan dan berlindung kepada-Nya adalah hal yang benar. Kemudian
19
At-Thahir Ahmad Hamid, KISAH-KISAH DALAM AL-QUR’AN, ( Jakarta, Ummul Quro ), hal 758-759.
20
At-Thahir Ahmad Hamid, KISAH-KISAH DALAM AL-QUR’AN, ( Jakarta, Ummul Quro ), hal 759.
sebaliknya walaupun ifrit mempunyai kemampuan, akan tetapi sebab ifrit berbangga diri
maka mudah saja bagi Allah SWT untuk mengunci kebanggaannya.

Sampai saat menyaksikan singgasana Ratu Balqis yang besar di depannya, Raja
Sulaiman tertunduk kepada Allah SWT dan menyampaikan hal tersebut adalah karunia Allah
SWT. Juga sebagai penguji apakah raja termasuk orang bersyukur atau mengingkari nikmat
Nya. Akan tetapi, dengan diberikannya kaum dari bangsa manusia, jin, dan binatang yang
tunduk dan beriman, kemudian singgasana yang mampu didatangkan dalam sekejap, hal-hal
tersebut adalah nikmat yang tidak dapat di tolak pada hati siapa pun.

ۚ I‫ قَا َل ِع ْف ِر ْيتٌ ِّمنَ ا ْل ِجنِّ اَنَ ۠ا ٰاتِيْكَ بِ ٖه قَ ْب َل اَنْ تَقُ ْو َم ِمنْ َّمقَا ِم‬٣٨ َ‫سلِ ِميْن‬
َ‫ك‬I ْ ‫ش َها قَ ْب َل اَنْ يَّْأت ُْونِ ْي ُم‬ ِ ‫قَا َل ٰيٓاَيُّ َها ا ْل َملَُؤا اَيُّ ُك ْم يَْأتِ ْينِ ْي بِ َع ْر‬
ْ ‫ ۗ َك فَلَ َّما َر ٰاهُ ُم‬Iُ‫ َك طَ ْرف‬I‫ب اَنَ ۠ا ٰاتِ ْي َك بِ ٖه قَ ْب َل اَنْ يَّ ْرتَ َّد اِلَ ْي‬
‫ا َل‬IIَ‫د َٗه ق‬I‫تَقِ ًّرا ِع ْن‬I‫س‬ ِ ‫ي ِع ْند َٗه ِع ْل ٌم ِّمنَ ا ْل ِك ٰت‬
ْ ‫ قَا َل الَّ ِذ‬٣٩ ٌ‫ي اَ ِميْن‬ ٌّ ‫َواِنِّ ْي َعلَ ْي ِه لَقَ ِو‬
٤٠ ‫س ٖ ۚه َو َمنْ َكفَ َر فَاِنَّ َربِّ ْي َغنِ ٌّي َك ِر ْي ٌم‬ َ ْ‫ش ُك ُر اَ ْم اَ ْكفُ ۗ ُر َو َمن‬
ْ َ‫ش َك َر فَاِنَّ َما ي‬
ِ ‫ش ُك ُر لِنَ ْف‬ ْ َ‫ض ِل َربِّ ۗ ْي لِيَ ْبلُ َونِ ْٓي َءا‬
ْ َ‫ٰه َذا ِمنْ ف‬

Artinya : 38. Berkata Sulaiman : “ Hai pembesar-pembesar, siapakah di antara kamu sekalian
yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai
orang-orang yang berserah diri ”. 39. Berkata ‘Ifrit ( yang cerdik ) dari golongan jin : “ Aku
akan datang kepadamu dengan membawa singgasana itu kepadamu sebelum kamu berdiri
dari tempat dudukmu, sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat
dipercaya ”. 40. Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al Kitab : “ Aku akan
membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip ”. Maka tatkala Sulaiman
melihat singgasana itu terletak di hadapannya, ia pun berkata: “Ini termasuk karunia Tuhanku
untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari ( akan nikmat-Nya ). Dan barang
siapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk ( kebaikan ) dirinya sendiri
dan barang siapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia “.

Raja Sulaiman memerintahkan untuk mengubah singgasana Ratu Balqis sebagai


penguji kecerdasannya. Sang ratu sampailah di kerajaan Raja Sulaiman akan tetapi, setelah
sampai di hadapan Raja Sulaiman ratu berpikir bagaimana bisa singgasananya berada di
kerajaan Raja Sulaiman. Raja bertanya apakah ini rupa singgasana ratu, hal tersebut membuat
sang ratu terkagum. Dengan cerdas Ratu Balqis membenarkan pertanyaan raja.

Ketika dipersilakan memasuki istana, didapati sang ratu kolam air yang akan
diarunginya. Sebetulnya hal tersebut karena lantai istana yang terbuat dari kaca sehingga
tampaklah objek di dalamnya, sehingga membuatnya mengira akan mengarungi air. Ratu
Balqis menyingkap pakaiannya sampai betis. Tetapi, dengan Raja Sulaiman menyampaikan
bahwa itu adalah lantai yang dilapisi kaca membuatnya terkejut.
Hal-hal mengejutkan yang Ratu Bilqis saksikan di kerajaan Raja Sulaiman
membuatnya percaya bahwa Raja Sulaiman adalah seorang nabi yang mulia, bukan seorang
raja biasa. Ratu Balqis pun berserah diri, beriman dan mengakui kedhalimannya kepada Allah
SWT. 21
Sungguh luar biasa kisah tersebut, dari kebijaksanaan Ratu Bilqis, yang mana
meskipun sang ratu pemimpin perempuan akan tetapi bukan suatu penghalang untuknya guna
berlaku bijaksana untuk kebaikan . Hingga kisah perjalanan keimanannya yang berakhir pada
kisah yang indah bahkan Ratu Balqis memohon ampunan kepada Allah SWT sebelum
beriman, sang ratu seperti mendapat ilham bahwa penopang agama adalah tauhid dan
istighfar.

‫ ِل َربِّ ۗ ْي‬I ‫ض‬


ْ َ‫ َذا ِمنْ ف‬I‫ا َل ٰه‬IIَ‫ستَقِ ًّرا ِع ْند َٗه ق‬ ْ ‫ب اَنَ ۠ا ٰاتِ ْي َك بِ ٖه قَ ْب َل اَنْ يَّ ْرتَ َّد اِلَ ْي َك طَ ْرفُ ۗكَ فَلَ َّما َر ٰاهُ ُم‬
ِ ‫ي ِع ْند َٗه ِع ْل ٌم ِّمنَ ا ْل ِك ٰت‬ْ ‫قَا َل الَّ ِذ‬
‫ر‬Iْ Iُ‫ َها نَ ْنظ‬I‫ش‬
َ ‫ا ع َْر‬II‫ا َل نَ ِّك ُر ْوا لَ َه‬IIَ‫ ق‬٤٠ ‫ ِر ْي ٌم‬I‫اِنَّ َربِّ ْي َغنِ ٌّي َك‬I‫ َر َف‬Iَ‫ ٖ ۚه َو َمنْ َكف‬I‫س‬ ْ َ‫ا ي‬II‫ َك َر فَاِنَّ َم‬I‫ش‬
ِ ‫ ُك ُر لِنَ ْف‬I‫ش‬ َ ْ‫ش ُك ُر اَ ْم اَ ْكفُ ۗ ُر َو َمن‬ْ َ‫لِيَ ْبلُ َونِ ْٓي َءا‬
َ‫سلِ ِميْن‬ ْ ‫ش ۗ ِك قَالَتْ َكاَنَّ ٗه ُه ۚ َو َواُ ْوتِ ْينَا ا ْل ِع ْل َم ِمنْ َق ْبلِ َها َو ُكنَّا ُم‬ ُ ‫ فَلَ َّما َج ۤا َءتْ قِ ْي َل اَ ٰه َك َذا ع َْر‬٤١ َ‫ي اَ ْم تَ ُك ْونُ ِمنَ الَّ ِذيْنَ اَل يَ ْهتَد ُْون‬ ْٓ ‫اَتَ ْهتَ ِد‬
‫هّٰللا‬
ْ‫شفَت‬ َ ‫سبَ ْتهُ لُ َّجةً َّو َك‬ ِ ‫ص ْر ۚ َح فَلَ َّما َراَ ْتهُ َح‬ َّ ‫ قِ ْي َل لَ َها اد ُْخلِى ال‬٤٣ ‫ص َّدهَا َما َكانَتْ تَّ ْعبُ ُد ِمنْ د ُْو ِن ِ ۗاِنَّ َها َكانَتْ ِمنْ قَ ْو ٍم ٰكفِ ِر ْين‬ َ ‫ َو‬٤٢
٤٤ ࣖ َ‫سلَيْمٰ نَ هّٰلِل ِ َر ِّب ا ْل ٰعلَ ِميْن‬ ُ ‫سلَ ْمتُ َم َع‬ ْ َ‫س ْي َوا‬ ِ ‫ص ْر ٌح ُّم َم َّر ٌد ِّمنْ قَ َوا ِر ْي َر ەۗ قَالَتْ َر ِّب اِنِّ ْي ظَلَ ْمتُ نَ ْف‬ َ ‫ساقَ ْي َه ۗا قَا َل اِنَّ ٗه‬َ ْ‫عَن‬

Artinya : 41. Dia berkata : “ Rubahlah baginya singgasananya, maka kita akan
melihat apakah dia mengenal ataukah dia termasuk orang-orang yang tidak mengenal ( nya )
”. 42. Dan ketika Balqis datang, ditanyakanlah kepadanya : “ Serupa inikah singgasanamu ”
Dia menjawab : “ Seakan-akan singgasana ini singgasanaku, kami telah diberi pengetahuan
sebelumnya dan kami adalah orang-orang yang berserah diri ”. 43. Dan apa yang
disembahnya selama ini selain Allah, mencegahnya ( untuk melahirkan keislamannya ),
karena sesungguhnya dia dahulunya termasuk orang-orang yang kafir. 44. Dikatakan
kepadanya: “ Masuklah ke dalam istana ”. Maka tatkala dia melihat lantai istana itu,
dikiranya kolam air yang besar, dan disingkapkannya kedua betisnya. Berkatalah Sulaiman :
“ Sesungguhnya ia adalah istana licin terbuat dari kaca ”. Berkatalah Balqis : “ Ya Tuhanku,
sesungguhnya aku telah berbuat dhalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama
Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam ”.

b. Pemahaman sahabat

Terkait kepemimpinan perempuan, baik ketika masa Rasulullah SAW hingga masa
sahabat menjadi pembahasan yang memuat banyak pandangan atas hal tersebut. Akan tetapi,
jika dengan contoh membahas kepemimpinan perempuan dari salah satu hadist sahih yaitu

ً‫لَ ْنيُ ْفلِ َحقَ ْو ٌم َولَّ ْوأا ْم َر ُه ْما ْم َراَة‬


21
At-Thahir Ahmad Hamid, KISAH-KISAH DALAM AL-QUR’AN, ( Jakarta, Ummul Quro ), hal 760-761.
yang artinya : suatu kaum tidak akan beruntung, jika dipimpin oleh seorang wanita

tentu apabila hanya dianalisis secara umum jelas hadist tersebut merupakan suatu peringatan
dari Rasulullah SAW langsung. Karena dari hadist tersebut bisa saja dimaknai bahwa suatu
kaum yang dipimpin oleh seorang perempuan maka kaum tersebut akan merugi. Namun, jika
dikaitkan dengan kisah dibalik turunnya hadist tersebut tidak bisa dikatakan sebagai
pelarangan kepemimpinan perempuan.

Karena apabila melihat dari Al-Qur’an tidak sesuai dengan Surah An-Naml ayat 22-
23, sebab dalam ayat tersebut disampaikan tentang kepemimpinan suatu kerajaan oleh
seorang ratu. Akan tetapi, turunnya hadist tersebut dimuat menurut Al Buti merupakan
diucapkan oleh Rasulullah SAW ketika mendengar bahwa Raja Persia, Kisra meninggal
dunia. Kemudian penggantinya merupakan keturunan perempuannya. Berkenan dengan
tersebut, disampaikan lebih terperinci oleh Ibn Hajar dalam Fath Al Bari.

Putri Kisra diketahui bernama Buran bint Shirawaih ibn Kisra ibn Barwiz. Peristiwa
tersebut berawal ketika Shirawaih yang akan membunuh ayahnya yaitu Kisra. Akan tetapi,
sebab Kisra mengetahui akan dibunuh oleh anaknya, kemudian melakukan rencana dengan
meletakkan minyak wangi beracun dalam sebuah lemari. Setelah Shirawaih berhasil
melenyapkan ayahnya, pada bulan ke enam setelah sepeninggal ayahnya malangnya
Shirawaih mendapati minyak tersebut yang akhirnya menjadi penyebab kematiannya.

Namun, karena tidak ada lagi penerus yang layak setelah sepeninggal Shirawaih,
sehingga anak perempuannya yang meneruskan. Selain itu juga karena seluruh saudara laki-
laki Shirawaih telah dihabisi untuk mewujudkan keinginannya menjadi seorang raja. Menurut
Imam Bukhari dimuat hadist tersebut dalam bagian surat nabi, yang merupakan surat Nabi
Muhammad SAW kepada Kisra. Sebab sebelumnya nabi pernah mengirimkan surat kepada
Kisra akan tetapi, surat dari Nabi justru disobeknya.

Sehingga Rasulullah SAW menyampaikan bahwa Allah SWT akan menghancurkan


kerajaan Kisra sebagaimana Kisra menyobek-nyobek surat tersebut. Hingga akhirnya sampai
pada sejarah Kisra yang dibunuh oleh anaknya yaitu Shirawaih, bahkan Shirawaih juga
membunuh seluruh saudaranya. Sampai tidak ada lagi yang menjadi penerusnya setelah
Shirawaih meninggal selain anak perempuannya yang bernama Buran. Bahkan pendapat
tersebut juga diaminkan oleh Muhammad Ghazali, Muhammad Sayyid Tantawi, dan banyak
lagi ulama-ulama yang lain.
Sehingga bisa disimpulkan hadist tersebut bukan merujuk pada pelarangan
kepemimpinan perempuan. Akan tetapi, dapat digambarkan Rasulullah SAW menyampaikan
pesan tersirat dalam hadist tersebut. Bagaimana Allah SWT akan mengakhiri kisah Kisra bisa
saja akibat kesombongannya, atau kemungkarannya, bahkan Kisra sampai menyobek surat
dari Rasulullah SAW. Sehingga pantaslah Allah SWT mengakhiri Kisra, Raja Persia dengan
akhir hidupnya yang menyedihkan.

Bagaimana tidak, Kisra dibunuh oleh anaknya sendiri, keturunannya juga telah
dihabisi. Sampai hanya tersisa seorang perempuan dari keturunannya yaitu Buran yang
meneruskan kepemimpinannya. Jika bisa digambarkan, pada masa itu bisa saja berkembang
doktrin di masyarakat bahwa sebuah kerajaan disebut kerajaan besar, yang dipenuhi karunia,
dan yang lainnya merupakan jika suatu kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja, dan jika
suatu kerajaan sampai dipimpin seorang ratu maka sebaliknya. Kemudian tentu seorang raja
diharapkan yang bisa menyejahterakan rakyatnya, dan setelah masa kepemimpinannya
berakhir baru diteruskan oleh keturunan laki-lakinya.

Sehingga kisah yang menimpa Raja Persia tersebut bisa dimaknai sebagai
pembelajaran bagi kaum setelahnya karena Allah SWT memberikan balasannya. Bukan
masuk pada bagian Buran yang menjadi penerus Kisra, dengan arti bukan dalam perkara
seorang perempuan yang memimpin suatu kaum maka kaum tersebut akan rugi. Sebab di sisi
lain seperti yang disampaikan Rasulullah SAW, Allah SWT akan menghancurkan kerajaan
Kisra. Sehingga disebut akan merugi pada hadist bisa saja dalam arti bahwa kaum yang
dipimpin oleh seorang perempuan saat itu ( Buran yang meneruskan Kisra ) tidak untung atas
yang menimpa pada pemimpin sebelumnya.

Kemudian jika membicarakan contoh sahabat perempuan pada masa Nabi


Muhammad SAW dapat dicontohkan yaitu Ummu Sinan dan Ummu Athiyyah. Dua tokoh
sahabat perempuan Nabi yang pada masanya aktif dalam urusan publik, aktif dalam politik.
Terlebih tidak terdapat larangan dari Nabi bahwa perempuan tidak layak berperang atau
perempuan di rumah saja, yang mana hal tersebut pendapat dari Hasbi Ash-Shiddiqie. 22

Sehingga hal tersebut menjadi salah satu bekal terkait pemahaman para sahabat mengenai
kepemimpinan perempuan.

Jika berkaitan dengan ayat kepemimpinan perempuan, termasuk ayat 23 Surah An-
Naml jelas terdapat kaitannya. Seorang perempuan ternyata sudah sejak terdahulu, terdapat
22
Al Ahsani, N. (2020). Kepemimpinan perempuan pada masyarakat dalam perspektif Saʿīd Ramaḍān Al-Būṭī
(telaah hadis misoginis). Jurnal Al-Hikmah, 18(1), 51-66.
sejarah dalam kepemimpinannya. Meskipun apabila bisa dipilih, dalam menghadapi tugas
memimpin suatu pemerintahan alangkah lebih baik jika seorang laki-laki yang berada di
posisi tersebut. Sementara karena dalam Islam dasarnya seorang perempuan adalah dipimpin
tetapi, jika dalam dunia kepemimpinan seorang perempuan bisa berperan pada posisi majelis-
majelis sebagai perangkat dalam suatu kepemimpinan.

c. Praktik sahabat terhadap ayat

Tidak berbeda dengan perkara kepemimpinan oleh perempuan, juga dengan hal
perempuan yang berada dalam majelis permusyawaratan. Terdapat kisah Umar bin Khattab
yang dijelaskan dalam Tarikh Ibn Al Jauzi, yaitu ketika kesulitan dalam suatu masalah Umar
bin Khattab memanggil para pemuda untuk bermusyawarah. Para perempuan juga diminta
pendapatnya oleh Umar. Sebagai contoh ketika Umar bin Khattab bermusyawarah dengan
putrinya dan istri Rasulullah SAW.

Ketika membahas masalah berapa lama seorang suami meninggalkan istrinya ketika
jihad fisabilillah. Hafsah, putri Umar memberi saran dalam masalah tersebut seharusnya tidak
lebih dari 4 bulan. Maka Umar bin Khattab menjadikan waktu 4 bulan menjadi batas seorang
suami meninggalkan istrinya untuk jihad fisabilillah. Begitu juga dengan Khalifah Abu
Bakar, Ali bin Abi Thalib, Usman bin Affan, yang tidak pernah mendiskriminasi pendapat
perempuan dalam bermusyawarah. 23

Hal tersebut juga didukung dengan Surah Ali Imran ayat 159,

١٥٩‫َوشَا ِو ْر ُه ْمفِيأَاْل ْم ِر‬

Yang artinya : dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu.

Ayat tersebut turun sebagai perintah kepada Rasulullah SAW sebagai khalifah untuk
bermusyawarah dengan para sahabat. Hal demikian menjadi kewajiban bagi setiap pemimpin
sebelum menentukan suatu undang-undang hendaknya bermusyawarah dahulu. Tentu dalam
arti bermusyawarah baik dengan seorang laki-laki atau perempuan tidak terdapat perbedaan,
menurut Al Buti.

Al Buti memperkuat pendapatnya dengan menyampaikan hadist sahih terkait


Perjanjian Hudaibiyah. Dalam perjanjian Hudaibiyah yang secara singkatnya kaum muslim
dirugikan, sampai seluruh sahabat memprotes kecuali Abu Bakar akan tetapi, Rasulullah

23
Al Ahsani, N. (2020). Kepemimpinan perempuan pada masyarakat dalam perspektif Saʿīd Ramaḍān
Al-Būṭī (telaah hadis misoginis). Jurnal Al-Hikmah, 18(1), 51-66.
SAW menyetujuinya. Bahkan perintah Rasulullah SAW untuk berkurban serta memotong
rambut ( tahallul ), bahkan sampai memerintahkan hingga 3 kali namun tidak dijalankan para
sahabat. Hingga Rasulullah SAW menceritakan kisah tersebut pada Ummu Salamah istrinya,
dan sarannya untuk melakukan kurban dan tahallul sendiri ternyata dilaksanakan oleh
Rasulullah SAW.

Menurut Al Buti, hadist tersebut menunjukkan bahwa pendapat laki-laki ataupun


perempuan dalam bermusyawarah berada dalam kedudukan yang sama. Pendapat tersebut
yang mana bertolak belakang dengan pendapat Hasan Al Basri, yang menyampaikan bahwa
dalam hadist tersebut Rasulullah SAW dengan hikmah yang diberikan Allah SWT baik
tindakan atau perkataan tidak membutuhkan pendapat ( Ummu Salamah ). Akan tetapi,
Rasulullah SAW bermaksud untuk mengajarkan hikmah kepada umatnya. Pendapat Hasan Al
Basri tersebut di riwayatkan oleh imam Syafi’i dalam Al umm.

Meskipun pendapat tersebut ditolak oleh Ismail Al Yusuf yang mengatakan


perempuan boleh memiliki jawaban dalam majelis permusyawaratan akan tetapi, tidak
dengan majelis perwakilan. Terdapat tiga hal tugas pokok majelis perwakilan di antaranya
menyusun undang-undang, mengangkat dan memberhentikan pejabat, dan mengawasi
pelaksanaan pemerintahan. Dari tiga hal tersebut yang mana majelis perwakilan
kewenangannya sama dengan pemerintah maka tidak boleh seorang perempuan menjabat
posisi tersebut.

Jika dihubungkan kepemimpinan perempuan, termasuk juga Surah An-Naml ayat 23


tentu bisa berkaitan. Sebab jika pada ayat tersebut disampaikan kepemimpinan oleh seorang
ratu. Maka tidak berbeda dengan anggota majelis-majelis seperti permusyawaratan, peradilan,
sebagai perangkat kepemimpinan ternyata seorang perempuan juga bisa berperan serta di
dalamnya. Meskipun tentunya dengan syarat-syarat yang sesuai dan tidak menyeleweng dari
syariat.

4. Kontekstualisasi ayat

Dalam bidang pemerintahan dan tingkatannya, apabila dilihat dari hadist yang
memuat bahwa tidak beruntung suatu kaum dipimpin oleh seorang perempuan. Menurut Al
Buti hal tersebut dalam arti perempuan yang menjadi pemimpin ( seorang presiden atau ratu )
akan tetapi, bukan untuk pejabat yang lainnya. Bahkan seperti yang telah dibahas, adanya
hadis tersebut sebab kejadian khusus terkait kepemimpinan Buran yang melanjutkan Kisra.
Sementara dengan kisah Kisra yang sedemikiannya, sehingga merugikan ( bisa bermaksud
rugi dari nama baik kerajaan, dan yang lainnya) untuk Buran yang melanjutkan
kepemimpinan Kisra.

Sementara dalam jabatan yang lain seperti menteri, dan sebagainya masuk dalam
bagian yang tidak diatur dalam hadist atau Al-Qur’an ( maskutan’ha). Apabila yang
didasarkan dengan kaidah

َ َ‫ َحتَّىيَ ِد َر َمايُ َخالِفُ َذلِ َك ِمن‬،ُ‫احة‬


‫الح ْظ ِر‬ ْ ‫صلُفِيأَال‬
َ َ‫شيَا ِء ُكلُّ َهاإِال ب‬ ْ ‫أَال‬

yang artinya : asal hukum segala sesuatu adalah mubah ( boleh ), sampai ada dalil yang
melarangnya.

Sehingga segala sesuatu dalam jabatan politik untuk perempuan ( kecuali untuk pemimpin )
hukumnya mubah ( boleh ). Dengan syarat mempunyai bekal dan kemampuan dalam
bidangnya, dan sesuai dengan syariat islam. 24

Seperti terdapat kisah Umar bin Khattab mengangkat seorang perempuan bernama Al
Shifa untuk membidik bagian timbangan dan mengawasi pasar. Kemudian terdapat
pandangan Ismail Al Yusuf yang mengatakan boleh untuk seorang perempuan menjadi
hakim. Meskipun bukan hakim yang memutus kedhaliman. Akan tetapi Al Buti
mensyaratkan bahwa seorang perempuan yang menjabat sebagai hakim. Yaitu wanita yang
mempunyai keahlian dan kemampuan yang baik, sehingga bisa melaksanakan pekerjaannya.

Kemudian tanggung jawab pekerjaannya tidak menghalanginya untuk menaati etika


dan syariat yang berlaku. Dari hal-hal tersebut menunjukkan bahwa seorang perempuan boleh
ikut serta dalam kaitannya kepemimpinan. Bahkan secara pemerintahan bisa menjabat dalam
posisi yang sama juga dengan halnya laki-laki. Walaupun memang jika memungkinkan,
dalam hal memimpin alangkah baiknya jika pemimpin merupakan seorang laki-laki.

Walaupun pada masa sekarang, tentu sudah menjadi hal yang biasa untuk seorang
perempuan yang pandai dalam hal-hal tertentu. Sebut saja sekarang ini tidak asing lagi bagi
seorang perempuan yang pandai berbisnis, berpolitik, dan yang lainnya. Kesetaraan gender
masa sekarang ini sudah bukan menjadi permasalahan yang berarti di masyarakat. Sebab jika
melihat dari sisi kemampuan yang dimiliki, sangat memungkinkan seorang perempuan masa
sekarang juga memiliki kemampuan yang baik untuk menjalankan bidang-bidang yang
mungkin dikonotasikan pekerjaan untuk seorang laki-laki.

24
Al Ahsani, N. (2020). Kepemimpinan perempuan pada masyarakat dalam perspektif Saʿīd Ramaḍān
Al-Būṭī (telaah hadis misoginis). Jurnal Al-Hikmah, 18(1), 51-66.
Pada masa sekarang tidak dapat diragukan lagi jika banyak tokoh-tokoh perempuan
ternama yang aktif dalam dunia kepemimpinan. Sebut saja terdapat nama Khofifah Indar
Parawansa yang menjadi Gubernur Provinsi Jawa Timur. Kemudian terdapat Sri Mulyani
Indrawati sebagai Menteri Keuangan pada kabinet kerja masa pemerintahan Presiden Joko
Widodo. Kemudian tidak tertinggal sosok Puan Maharani yang menjabat sebagai ketua DPR
RI.

Tokoh-tokoh perempuan di atas merupakan sedikit contoh peran serta para perempuan
hebat dalam bidang pemerintahan, kepemimpinan. Khususnya di Indonesia saat ini, bahkan
jika dikaji pada masa pemerintahan era sebelumnya terdapat juga tokoh-tokoh perempuan
hebat yang ikut andil dalam kepemimpinan di Indonesia. Sehingga dari hal tersebut
membuktikan, masa modern ini tidak terdapat sebutan batasan antara perempuan dan laki-
laki. Sebab masa sekarang ini, hal apa saja seorang perempuan bisa melakukannya dengan
didukung kemampuan yang sesuai.

Jika dilihat dari kisah berkembangnya islam, mungkin seperti yang diketahui seorang
perempuan dahulu tidak mempunyai pilihan lain dalam kehidupannya. Bahkan seperti tidak
mempunyai kesempatan untuk mengembangkan potensi diri apalagi untuk hal-hal seperti
mengemukakan pendapat. Terlebih untuk memimpin, hal tersebut tentunya menjadi hal yang
terlalu jauh untuk digapai bahkan seorang bayi perempuan yang baru saja lahir pun tidak
jarang pada zaman dahulu tidak segan di habisi karena dianggap menjadi sebuah aib. Akan
tetapi ketika islam tiba, islam membawa kemuliaan untuk perempuan.

Banyak tokoh perempuan yang mempengaruhi dakwah Rasulullah SAW, dukungan


dan ikut serta perempuan baik secara langsung atau tidak langsung banyak berpengaruh.
Perempuan juga dapat ikut serta memberikan pendapatnya untuk menyelesaikan suatu
permasalahan. Meskipun memang apabila membahas dalam hal kepemimpinan, dalam arti
memimpin suatu kaum, memimpin suatu negara, dilihat secara umum tidak ada baik dalam
hadist atau Al-Qur’an yang membahas berkaitan kepemimpinan perempuan secara langsung.
Bahkan cenderung lebih mudah ditemukan bagaimana layaknya seorang pemimpin
merupakan seorang laki-laki.

Akan tetapi bisa disimpulkan, memang dalam Islam cenderung lebih mudah
ditemukan larangan bagi seorang perempuan untuk memimpin. Namun ikut serta perempuan
baik secara langsung atau tidak langsung tentu tidak terelakkan. Perempuan bisa berposisi
sebagai penasihat, pendukung, dan andil dalam apa yang akan diputuskan seorang pemimpin.
Sehingga perempuan bisa disebut sebagai sistem pendukung yang memiliki pengaruh penting
atas keberhasilan suatu kepemimpinan.

Patutlah jika terdapat perumpamaan dibalik pria sukses ada wanita hebat di
belakangnya. Perumpamaan kalimat yang juga bisa menggambarkan jika terdapat seorang
pemimpin yang sukses sebab juga peran wanitanya yang mendampingi, mendukungnya,
menasihatinya, bahkan jika memungkinkan juga bisa ikuti serta. Sehingga dengan seluruh
peran perempuan yang luar biasa menjadikan keberhasilan suatu kepemimpinan. Memang
dalam Islam mungkin cenderung lebih mudah suatu larangan untuk perempuan memimpin,
sebab peran pemimpin alangkah baiknya diperoleh seorang laki-laki. Akan tetapi, perempuan
bisa berpengaruh dari sisi dalam kepemimpinan, bahkan jika memungkinkan bisa saja
pendapat yang dikemukakan mempengaruhi apa yang akan diputuskan seorang pemimpin,
itulah yang disebut berpolitik yang sebenarnya.

 Daftar Pustaka
- Ahsani, N. (2020). Kepemimpinan perempuan pada masyarakat dalam
perspektif SaʿīdRamaḍān Al-Būṭī (telaah hadis misoginis). Jurnal Al-Hikmah,
18(1), 51-66.
- Al-Ashfahani Ar-Raghib, Kamus Al-Qur’an Jilid 3, ( Depok, Pusaka
Khazanah Fawa’id, 2017), hal 495, hal 520.
- At-Thahir Ahmad Hamid, KISAH-KISAH DALAM AL-QUR’AN, ( Jakarta,
Ummul Quro, 2021 ), hal 753-754, hal 754, hal 755 - hal 761.
- Dr. Basyir Hikmat, Dr. Haidar Hazim, Dr. Muslim Mushthafa, Dr. Ismail Aziz
Abdul., TAFSIR MUYASSAR 2 MEMAHAMI AL-QUR’AN DENGAN
TERJEMAHAN DAN PENAFSIRAN PALING MUDAH, ( Jakarta, Darul
Haq, 2016 ) hal 225.
- Istiqlaliyah, U. (2016), PERAN DAN PENGARUH AISYAH DALAM
BIDANG HADITS, Dirosat: Journalof Islamic Studies, 1(1), 41-52.
- Muliana, M. (2021), Politik Perempuan Masa Nabi Muhammad SAW, (Studi
Sejarah Perjuangan Siti Khadijah) Tahun 610-620 M (Doctoraldissertation,
IAIN Parepare).
- Nata Abuddin, Al-Qur’an dan Hadist, ( Jakarta, PT Raja Grafindo Persada,
2000 ), hal 28-29.
- Prof.Dr.Hamka, Tafsir Al-Azhar Juz XIX, ( Jakarta, Pustaka Panjimas, 2006 )
hal 200, hal 202.
- Salim, A. (2016). Nilai-nilai Pendidikan Akhlak dalam ALQuran Studi
Analisis Kisah Nabi Adam as dalam Surat al Baqarah Ayat 30-39
(Doctoraldissertation, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara).
- Shihab Quraish M, TAFSIR AL-MISHBAH Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-
Qur’an, ( Jakarta, Lentera Hati, 2002 ) hal 429-430, hal 430,
- Sukemi, A. PEMAKNAAN BALDATUN ṬAYYIBATUN WA RABBUN
GAFŪR DALAM SURAH SABA’[34] AYAT 15 MENURUT TAFSIR FĪ
ẒILĀL AL-QUR’ĀN DAN AL-TAḤRĪR WA AL-TANWĪR
(Bachelor’sthesis).

Anda mungkin juga menyukai