Anda di halaman 1dari 6

UAS TAFSIR MODERN

Nama: Muhammad Aqil Hamdan

NIM: 2020080046

Kelas: IQT 5B

Perbandingan Tafsir As-Sya’rawi dan Tafsir Al-Munir

A. Latar belakang Kitab Tafsir yang digunakan

Kitab tafsir As-Sya’rawi dan tafsir Al-Munir merupakan dua kitab tafsir yang
sama-sama bercorak al-Adabi al-Ijtima’I. kitab tafsir As-Sya’rawi menggunakan
metode tahlili, sedangkan tafsir Al-Munir menggunakan empat metode yaitu;
ijmaliy (global), tahlili (analisis), muqarran (perbandingan), dan maudhu’i (tematik).
Sehingga pembahasan menarik melihat perbedaan dan persamaan yang ada dalam
penafsiran ayat-ayat Al-Qur’an. Langkah yang digunakan untuk membandingkan
kedua kitab tafsir tersebut adalah dengan menghadirkan ayat yang sama dan mengurai
tafsiran dari masing-masing kitab tafsir. Ayat yang akan dibahas yaitu surat Al-An’am
ayat 75 yang berbunyi:

َ‫ض َو ِليَ ُكونَ ِمنَ ْٱل ُموقِنِين‬


ِ ‫ت َو ْٱْل َ ْر‬ َّ ‫ِيم َم َل ُكوتَ ٱل‬ َٰ
ِ ‫س َٰ َم َٰ َو‬ َ ‫ى ِإب َٰ َْره‬
ٓ ‫َو َكذَلِكَ نُ ِر‬
Artinya: “Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan
(Kami yang terdapat) di langit dan bumi dan (Kami memperlihatkannya) agar dia
termasuk orang yang yakin.”

B. Teks asli dari kitab tafsir As-Sya’rawi


As-Sya’rawi tatkala menjelaskan kata al-malakut, beliau tidak melepaskan
pemahamannya sebatas pada kaidah gramatikal atau semantik belaka, melainkan
menggunakan ayat lain guna memudahkan dalam pemahaman dari suatu kata yang
dimaksudkan dalam Al-Quran. Al-Malakut terambil dari kata malaka, berarti
menguasai.

Kata ini merupakan bentuk format intensitas, yang menunjukkan pelaku


melakukan sesuatu dalam cakupan yang luas atau besar. Maka pada kata malakut
menunjukkan kekuasaan. Kata ini sama halnya dengan bentuk kata rahamut, yang
berarti rahmat yang agung, diambil dari kata rahima, menyayangi.

Dengan demikian, kata malakut mengantarkan kita pada pemahaman atas


hakikat sesuatu yang tidak terbatas (unlimited) sehingga berkaitan dengan
pengetahuan yang nonfisik atau tidak terlihat secara kasat mata. Maka logikanya, jika
dikatakan “Kekuasan-Nya meliputi segenap langit dan bumi”, maka otoritas-Nya
tidak terbatas. Sebaliknya pada kata malaka, menunjuk pada sesuatu yang terbatas
sehingga terkait dengan pengetahuan yang tampak (common sense) seperti halnya
dalam Q.S. as-Syu’ara [26]: 77-81 dalam Tafsir As-Sya’rawi.

C. Teks Asli Kitab Tafsir Al-Munir


Dalam ayat tersebut disebutkan seperti kami perlihatkan kesesatan bapak dan
kaum bapaknya dalam menyembah berhala kepada Nabi Ibrahim maka Kami
perlihatkan kepada Ibrahim pula tanda-tanda keagungan Kami berupa kerajaan langit
dan bumi yang agung beserta keajaiban dan keagungan ciptaan-Nya. Itu untuk
menunjukkan kemahaesaan dan kekuasaan Kami, agar dia menjadi Nabi yang yakin
tanpa ada keraguan sedikitpun atas keagungan dan kekuasaan Allah.

D. Kesimpulan

Kitab tafsir As-Sya’rawi dan tafsir Al-Munir merupakan dua kitab tafsir yang
sama-sama bercorak al-Adabi al-Ijtima’I. Inti dari surat Al-An’am ayat 75 yaitu;
Allah memperlihatkan kemukjizatan-Nya kepada Nabi Ibrahim, agar Nabi Ibrahim
yakin atas keagungan-Nya.

Anda mungkin juga menyukai