Anda di halaman 1dari 2

SIRUP

Defenisi Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa, kecuali
dinyatakan lain, kadar sakarosa, C12H22O11, tidak kurang dari 64,0% dan tidak
lebih dari 66,0%.
Ciri Khas Diformulasi untuk ZAT AKTIF YANG LARUT DALAM AIR
Metoda Ada 2 metoda pembuatan:
Pembuatan  Suhu (pencampuran dengan bantuan suhu)
 Mekanik (pencampuran dengan penggerusan/pengadukan)
Bahan 1. Pelarut / pembawa / Solvent
Pembantu Pelarut/pembawa yang biasa digunakan adalah air, air aromatik, sirup, juice.
2. Anticaplocking agent
Untuk mencegah kristalisasi gula pada daerah leher botol (cap locking),
maka umumnya digunakan alkohol polyhydric alkohol seperti sorbitol,
gliserol, atau propilenglikol.
3. Flavouring agent / perasa
Flavour digunakan untuk menutupi rasa tidak enak dan membuat agar obat
dapat diterima oleh pasien terutama anak-anak.
4. Zat Pewarna
Zat pewarna ditambahkan ke dalam sediaan oral cair untuk menutupi
penampilan yang tidak menarik atau meningkatkan penerimaan pasien dan
bisa juga untuk memudahkan identifikasi produk.
contoh:
• Tartrazine
• Citrus red no 2
5. Pengawet
Pada umumnya sediaan sirup merupakan sediaan dengan dosis berulang
(multiple dose) serta pelarut/pembawanya berupa air, sehingga terdapat
kemungkinan yang sangat besar mengalami kontaminasi mikroorganisme. Oleh
sebab itu, diperlukan pengawet
Pengawet yang banyak digunakan untuk oral diantaranya:
 Etanol
 Asam benzoat
 Asam dan garam sorbat
 Methylparaben/nipagin
 Propylparaben/nipasol
6. Antioksidan
Untuk mencegah larutan mengalami penguraian secara oksidasi.
Contoh:
 asam askorbat
 asam sitrat
 Na-metabisulfit
 Na sulfite
7. Pemanis (Sweetening Agent)
Pemanis yang umum digunakan adalah glukosa, sukrosa, sirup, dan madu, serta
beberapa jenis pemanis sintetik (saccarin, aspartam, thaumatin).
8. Pembasah
Berfungsi mengusir udara yg terperangkap di permukaan zat aktif, menurunkan
tegangan permukaan
Contoh pembasah (humektan) antara lain :
• Gliserin
• Propilen glikol
• Sorbitol
9. Dapar
Buffer atau dapar adalah suatu material, yang ketika dilarutkan dalam suatu
pelarut, senyawa ini mampu mempertahankan pH ketika suatu asam atau basa
ditambahkan.
Buffer yang sering digunakan adalah sitrat, asetat, fosfat/tartrat
10. Bahan Peningkat Viskositas
Viskositas sediaan harus dikendalikan untuk memastikan volume sediaan yg
dituang akurat dan juga untuk meningkatkan penampilan sediaan. Viskositas
sediaan larutan dapat diatur dengan penambahan polimer hidrofilik non ionik
maupun ionik.
 Polimer non ionik (netral) : turunan selulosa (metilselulosa,
hidroksietilselulosa, HPC), PVP (polivinilpirolidon)
 Polimer ionik (anionik : CMC Na, Na alginat)
Evaluasi 1. Penentuan Bobot jenis larutan dengan Piknometer
BJ= W3-W1
W2-W1

Keterangan:
w1 = bobot piknometer kosong
w2 = bobot piknometer + air suling
w3 = bobot piknometer + cairan
2. Penentuan Volume terpindahkan
dibutuhkan 10 wadah
Prosedur : kocok isi 10 wadah satu persatu, Tuang isi perlahan-lahan dari tiap
wadah ke dalam gelas ukur kering terpisah dengan kapasitas gelas ukur, dan
diamkan selama tidak lebih dari 30 menit. Ukur volume dari tiap campuran :
volume rata-rata cairan yang diperoleh dari 10 wadah tidak kurang dari 100%
dan tidak satupun volume wadah yang kurang dari 95% dari volume yang
dinyatakan pada etiket.

Anda mungkin juga menyukai