Anda di halaman 1dari 39

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

DENGAN MASALAH PSIKOSOSIAL ANSIETAS


PADA NY. ST DENGAN DIAGNOSA MEDIS OBSERVASI
TETRAPARESIS FLACCID ET CAUSA GUILLIAN BARRE
SYNDROME
DI RUANG ICU RSUP SANGLAH DENPASAR
TANGGAL 19 April s/d 21 April 2022

OLEH :

I GUSTI PUTU ARDANA


NIM. 219012781

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ALIH JENJANG


STIKES WIRA MEDIKA BALI
TAHUN 2022
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

DENGAN MASALAH PSIKOSOSIAL ANSIETAS


PADA NY. ST DENGAN DIAGNOSA MEDIS OBSERVASI
TETRAPARESIS FLACCID ET CAUSA GUILLIAN BARRE
SYNDROME
DI RUANG ICU RSUP SANGLAH DENPASAR
TANGGAL 19 April s/d 21 April 2022

I. PENGKAJIAN

INFORMASI UMUM

Inisial klien : Ny.ST

Usia : 69 (tahun)

Jenis kelamin : ☑ perempuan □ laki-laki

Suku : Bali

Bahasa dominan : Bahasa Bali dan Bahasa Indonesia

Status perkawinan : □belum menikah ☑menikah □janda/ duda

Alamat : Br Abiankelan,Badung

Tanggal masuk : 19 April 2022

Tanggal pengkajian : 19 April 2022

Ruang rawat : ICU Timur

Nomor rekam medik 22015812

Diagnosa medis : Observasi Tetraparesis Flaccid et causa Guillian

Barre Syndrome
Riwayat alergi : Tidak Ada

Informan : Tn.N

Diet : Bebas, seimbang

KELUHAN UTAMA

Pasien mengeluh tangan dan kakinya tidak bisa di gerakkan dan khawatir dengan

tindakan TPE yang akan dilakukan. Pasien mengeluh tidak dapat tidur dengan

nyenyak dan sering terbangun dimalam hari.

PENAMPILAN UMUM DAN PERILAKU MOTOR

Fisik

Berat badan : 65 Kg

Tinggi badan : 160 cm

Tanda-tanda vital : TD : 159/82 mmHg, RR : 20x/menit,

Nd : 96 x/menit, S: 36,60C

Riwayat pengobatan fisik :

Pasien mengatakan tidak ada pengobatan fisik yang dijalani sebelumnya


Hasil pemeriksaan laboratorium/ visum/ dll

Hasil pemeriksaan darah lengkap (DL) tanggal 19 April 2022 :

Hb : 12.6 g/dL (nilai normal 12.0-16.0), PLT : 142 103/µL (nilai normal : 140-

440)

Masalah Keperawatan Jiwa : Takut


Tingkat Ansietas

Tingkat ansietas (lingkari tingkat ansietas dan chek list perilaku yang

ditampilkan)

Ringan □ Sedang☑ Berat□ Panik□

PERILAKU ☑ PERILAKU ☑
Tenang Menarik diri
Ramah Bingung
Pasif Disorientasi
Waspada Ketakutan
Merasa membenarkan lingkungan Hiperventilasi
Kooperatif Halusinasi/ delusi
Gangguan perhatian Depersonalisasi
Gelisah √ Obsesi
Sulit berkonsentrasi √ Kompulsi
Waspada berlebihan Keluhan somatik √
Tremor Hiperaktivitas
Bicara cepat Lainnya:

Telah dilakukan pre test dengan menggunakan HARS (Hamilton Anxiety Rating

Scale) yang dapat mengukur semua tanda kecemasan baik psikis maupun somatik.

HARS terdiri dari 14 item pertanyaan untuk mengukur tanda adanya kecemasan

pada anak dan orang dewasa.

PETUNJUK

Skor :

a. 0 = 0%, gejala yang timbul pada tiap kelompok gejala,

b. 1 = 1% – 25%, gejala yang timbul pada tiap kelompok gejala,


c. 2 = 26% – 50%, gejala yang timbul pada tiap kelompok gejala,

d. 3 = 51% – 75%, gejala yang timbul pada tiap kelompok gejala,

e. 4 = 76% – 100%, gejala yang timbul pada tiap kelompok gejala.

Total skor :

< 14 tidak ada kecemasan

14-20 kecemasan ringan

21-27 kecemasan sedang

28-41 kecemasan berat

42-56 kecemasan berat sekali (panik)

Masalah Keperawatan Jiwa : Gangguan pola tidur

Berdasarkan Hasil evalusi ( Post Test) pada tanggal 19 April 2022 pada Ny.
ST di atas, maka selanjutnya dilakukan pengkajian HRS-A sebagai berikut.
Nilai (Score) Kode
No Gejala Kecemasan
0 1 2 3 4

1. Perasaan cemas (ansietas) √

- cemas
- firasat buruk
- takut akan pikiran sendiri
- mudah tersinggung

2. Ketegangan √

- merasa tegang
- lesu
- tidak bisa istirahat tenang
- mudah terkejut
- mudah menangis
- gemetar
- gelisah
3. Ketakutan √

- pada gelap
- pada orang asing
- pada binatang besar
- pada keramaian lalu lintas
- pada kerumunan orang banyak
4. Gangguan tidur √

- sukar masuk tidur


- terbangun malam hari
- tidur tidak nyenyak
- bangun dengan lesu
- banyak mimpi-mimpi
- mimpi buruk
- mimpi menakutkan
5. Gangguan kecerdasan √

- sukar konsentrasi
- daya ingat menurun
- daya ingat buruk
6. Perasaan depresi (murung) √

- hilangnya minat
- berkurangnya kesenangan pada hobi
- sedih
- bangun dini hari
- perasaan berubah-ubah sepanjang hari
7 Gajala somatik/fisik (otot) √

- sakit dan nyeri otot-otot


- kaku
- kedutan otot
- gigi gemerutuk
- suara tidak stabil
8 Gejala somatik/fisik (sensorik) √

- tinitus (telinga berdenging)


- penglihatan kabur
- muka merah atau pucat
- merasa lemas
- perasaan ditusuk-tusuk
9 Gejala kardiovaskuler (jantung dan √
pembuluh darah)

- takikardia (denyut jantung cepat)


- berdebar-debar
- nyeri di dada
- denyut nadi mengeras
- rasa lesu/lemas seperti mau pingsang
- detak jantung menghilang
(berhenti sekejap)
10. Gejala respiratori (pernafasan) √

- rasa tertekan atau sempit di dada


- rasa tercekik
- sering menarik nafas
- nafas pendek/sesak
11. Gejala gastrointestinal (pencernaan) √

- sulit menelan
- perut melilit
- gangguan percernaan
- nyeri sebelum dan sesudah makan
- perasaan terbakar diperut
- rasa penuh atau kembung
- mual
- muntah
- buang air besar lembek
- suka buang air besar (konstipasi)]
- kehilangan berat badan
12. Gejala urogenital (perkemihan dan kelamin) √

- sering buang air kecil


- tidak dapat menahan air seni
- tidak datang bulan (tidak ada haid)
- darah haid berlebihan
- darah haid amat sedikit
- masa haid berkepanjangan
- masa haid amat pendek
- haid beberapa kali dalam sebulan
- menjadi dingin (frigid)
- ejakulasi dini
- ereksi melemah
- ereksi hilang
- impotensi
13 Gejala autonom √

- mulut kering
- muka merah
- mudah berkeringat
- kepala pusing
- kepala terasa berat
- kepala terasa sakit
- bulu-bulu berdiri
14 Tingkah laku (sikap) pada wawancara √

- gelisah
- tidak tenang
- jari gemetar
- kerut kening
- muka tegang
- otot tegang/mengeras
- nafas pendek dan cepat
- muka merah
TOTAL SKOR 21

Kesimpulan: pasien mengalami anxietas sedang


Masalah Keperawatan Jiwa : Gangguan Pola Tidur

KELUARGA

a. Genogram

69

Keterangan :

: Laki - laki
: Perempuan

: Meninggal

: Pasien

: Tinggal satu rumah:

:Garis keturunan

Jelaskan : Pasien merupakan ibu dari dari 3 orang anak, yang saat ini tinggal
bersama anak bungsu beserta menantu dan 3 orang cucunya.

Tipe keluarga
□nuclear family □ diad family
☑ extended family □ single parent family
Pengambilan keputusan
□kepala keluarga □ istri
□ orang tua ☑ bersama-sama
Hubungan klien dengan kepala keluarga
□ kepala keluarga □ istri
☑ orang tua □ anak
□ lain-lain, sebutkan:
Kebiasaan yang dilakukan bersama keluarga
Jelaskan: pasien mengatakan mempunyai kebiasaan membuat minyak kelapa
dirumahnya.Pasien mengatakan keseharian ia membantu menantunya menjaga
cucu-cucunya selama dirumah. Pasien juga sering mekidung untuk menghibur
diri. Pada malam hari biasa berkumpul dengan keluarga untuk menonton TV.
Kegiatan yang dilakukan keluarga dalam masyarakat
Jelaskan: Pasien mengatakan kegiatan keluarganya bersama masyarakat selama
ini sebatas melakukan kegiatan upacara agama, adat, dan anaknya (kepala
keluarga) rutin menghadiri kegiatan-kegiatan sosialisasi maupun kegiatan di
banjar. Pasien tidak aktif lagi dalam kegiatan sosial di masyarakat karena
sudah ada menantunya hanya sesekali bila menantunya tidak bisa menghadiri
kegiatan sosial dimasyarakat seperti ngayah dpura.
Masalah Keperawatan Jiwa : Tidak ada masalah keperawatan jiwa

RIWAYAT SOSIAL

Pola sosial

Teman/ orang terdekat

Pasien mengatakan orang yang berarti saat ini adalah anaknya yang ketiga
karena pasien tinggal bersama. Anak pasien juga mengatakan ibunya kalau
ada masalah sering bercerita kepadanya.

Peran serta dalam kelompok

Pasien tidak aktif lagi dalam kegiatan sosial dimasyarakat karena sudah ada
menantunya hanya sesekali bila menantunya tidak bisa menghadiri kegiatan
sosial dimasyarakat seperti ngayah dipura.

Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain

Pasien mengatakan hubungan dengan keluarga dan orang lain baik, : pasien
mengatakan pernah berselisih paham dengan anak dan menantu tapi sudah
terselesaikan.

Obat-obatan yang dikonsumsi

Adakah obat herbal/ obat lain yang dikonsumsi diluar resep :

Pasien mengatakan pernah mengkonsumsi obat herbal seperti jamu yang

dibuatnya sendiri bila merasa panas dalam dan vitamin yang diberi oleh

anak pasien

Obat-obatan yang dikonsumsi klien saat ini :


Pasien mengatakan untuk saat ini hanya minum obat yang diberikan oleh

dirumah sakit.

Obat-obatan yang dikonsumsi klien saat ini

Omeperazole 2X 40mg (oral) perhari

Methyl prednisolon 4 mg 3 x 1 tab (oral) perhari

Apakah klien menggunakan obat-obatan dan alkohol untuk mengatasi

masalahnya :

Pasien mengatakan tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan yang tidak

diresepkan oleh dokter ataupun alkohol untuk mengatasi masalahnya.

Masalah Keperawatan Jiwa: Tidak ada masalah keperawatan jiwa

STATUS MENTAL DAN EMOSI

Penampilan

1. Cacat fisik

□ ada, jelaskan

☑ tidak ada, jelaskan : tidak ada cacak fisik pada tubuh pasien

2. Kontak mata

☑ ada, jelaskan : saat dilakukan pengkajian pasien melaukan kontak mata saat

bicara, namun minimal. Pasien sering melihat plafon pada saat diajak bicara.

□ tidak ada, jelaskan

3. Pakaian

□ tidak rapi, jelaskan


☑ rapi, jelaskan : saat pengkajian pasien menggunakan pakaian yang rapi dan

bersih.

□ penggunaan tidak sesuai, jelaskan

4. Perawatan diri

Jelaskan: pemenuhan kebersihan diri seperti mandi dapat pasien lakukan secara

mandiri.

Masalah KeperawatanJiwa: Tidak ada masalah keperawatan jiwa

Tingkah Laku

Tingkah Laku ☑ Jelaskan


Resah √ Pasien tampak resah, tidak tenang, tidak dapat
tidur dengan baik, sering terbangun saat tidur
Agitasi
Letargi
Sikap √ Pasien terlihat menjawab pertanyaan ,
pasien tampak gelisah, pasien tampak
bingung
Ekspresi wajah √ Ekspresi wajah pasien tampak sedih, sering
mengerutkan kening
Lain-lain
Masalah Keperawatan Jiwa: Gelisah

Pola komunikasi
POLA KOMUNIKASI ☑ POLA KOMUNIKASI ☑
Jelas √ Aphasia
Koheren √ Perseverasi
Bicara kotor Rumination
Inkoheren Tangensial
Neologisme Banyak bicara/ dominan
Asosiasi longgar Bicara lambat
Flight of ideas Sukar berbicara:
Lainnya: bicara acuh
Masalah Keperawatan Jiwa: Tidak ada masalah keperawatan jiwa

Mood dan Afek


PERILAKU ☑ JELASKAN
Senang
Sedih √ Pasien mengatakan merasa sedih
karena penyakitnya belum
sembuh dan takut bila
penyakitnya bertambah parah
Patah hati
Putus asa
Gembira
Euporia
Curiga
Lesu √ Pasien mengeluh merasa lesu
karena sulit memulai tidur dan
sering terbangun saat tidur.
Marah/ Bermusuhan
Lain-lain:
Masalah Keperawatan Jiwa: Gangguan Pola Tidur

Proses Pikir
PERILAKU ☑
Jelas √
Logis √
Mudah diikuti
Relevan
Bingung √
Bloking
Delusi
Arus cepat
Asosiasi lambat
Curiga
Memori jangka pendek Hilang Utuh √
Memori jangka panjang Hilang Utuh √
Masalah Keperawatan Jiwa: Tidak ada masalah keperawatan jiwa

Persepsi
PERILAKU ☑ JELASKAN
Halusinasi
Ilusi
Depersonalisasi
Derealisasi

Halusinasi ☑ Jelaskan
Pendengaran
Penglihatan
Perabaan
Pengecapan
Penghidu
Lain-lain:
Masalah Keperawatan Jiwa: tidak ada masalah keperawatan jiwa

Kognitif

1. Orientasi realita

Waktu : pasien mengatakan sekarang pukul 08.00 pagi.


Tempat : pasien mengatakan sedang dirawat di ICU RSUP Sanglah

Denpasar

Orang : pasien mengatakan sedang berbicara dengan perawat, pasien

mengatakan diantar oleh anaknya.

Situasi : pasien mengatakan dirinya akan dilakukan tindakan TPE

besok, pasien merasa takut dan khawatir.

2. Memori
Gangguan ☑ Jelaskan
gangguan daya ingat
jangka panjang
gangguan daya ingat jangka
pendek
gangguan daya ingat saat ini
paramnesia, sebutkan
hipermnesia, sebutkan
amnesia, sebutkan

3. Tingkat konsentrasi dan berhitung


Tingkatan ☑ Jelaskan
mudah beralih
tidak mampu berkonsentrasi √ saat pengkajian pasien
tampak sulit berkonsentrasi
pada penjelasan petugas
tidak mampu berhitung
sederhana
Masalah Keperawatan Jiwa: penurunan konsentrasi
IDE-IDE BUNUH DIRI
Ide-ide merusak diri sendiri/ orang

lain Ya□ Tidak ☑

Jelaskan : pasien mengatakan tidak pernah terpikirkan untuk melakukan ide-ide

menyakiti diri sendiri maupun orang lain.

Masalah Keperawatan Jiwa : Tidak Ada Masalah Keperawatan jiwa

V. KULTURAL DAN SPIRITUAL

Agama yang dianut

1. Bagaimana kebutuhan klien terhadap spiritual dan pelaksanaannya?

pasien mengatakan bahwa dirinya adalah seorang agama Hindu dan


memiliki keyakinan Tuhan itu ada. Pasien mengatakan pernah ke dukun
saat suaminya sakit 2 tahun yang lalu, tapi untuk sakitnya sekarang
pasien tidak ada ke dukun.Pasien yakin sakitnya ini karena sakit medis.

2. Apakah klien mengalami gangguan dalam menjalankan kegiatan

spiritualnya setelah sakit?

Pasien mengatakan biasa mebanten bila menantunya berhalangan.


pasien biasa sembahyang sekali sehari disanggah rumahnya.pasien
mengatakan percaya dengan adanya Tuhan.Semenjak sakit pasien tidak
pernah mebanten, hanya berdoa di tempat tidur saja.

3. Adakah pengaruh spiritual terhadap koping individu


Pasien mengatakan ada pengaruh sembahyang dengan sakitnya, dia merasa

lebih tenang bila sembahyang. Tapi pasien mengatakan masih merasa

khawatir penyakitnya belum sembuh.

Budaya yang diikuti

Apakah ada budaya klien yang mempengaruhi terjadinya masalah

Pasien mengatakan keluarganya tidak memiliki kepercayaan budaya tertentu

yang mempengaruhi penyakit yang dimiliki.

Tingkat perkembangan saat ini

Pasien berada pada tahap perkembangan masa dewasa akhir Tugas

perkembangan yang berhubungan dengan kondisi pasien saat ini adalah

menerima keadaan fisik namun pasien mengatakan belum mampu mengatasi

rasa kekhawatirannya.

Masalah Keperawatan Jiwa : Koping individu tidak efektif

II. ANALISA DATA


No Data Masalah/Diagnosa
Keperawatan
1. DS : Ansietas
- Pasien mengatakan merasa khawatir
dengan tindakan TPE yang akan
dilakukan
- Pasien merasa sedih penyakitnya belum
sembuh
- Pasien mengatakan kurang konsentrasi
semenjak disarankan untuk tindakan
TPE
- Pasien mengeluh sukar tidur, terbangun
pada malam hari, tidur tidak nyenyak,
bangun dengan lesu.
- Pasien mengatakan mengalami
gangguan pencernaan seperti mual
perasaan terbakar di perut, rasa penuh
(kembung)
DO :
- Pasien tampak gelisah
- Pasien tampak tegang
- Frekuensi nadi 96 kali permenit
- Pasien tampak mengkerutkan keningnya
- Skala HARS 21

III. DIAGNOSA KEPERAWATAN JIWA


A. Diagnosa Keperawatan Jiwa : Ansietas
Gejala mayor yang muncul:
- Pasien mengatakan merasa khawatir dengan tindakan TPE yang akan dilakukan
- Pasien mengatakan kurang konsentrasi semenjak disarankan untuk tindakan TPE

- Pasien mengeluh sukar tidur, terbangun pada malam hari, tidur tidak nyenyak,
bangun dengan lesu.
- Pasien tampak gelisah
- Pasien tampak tegang

Gejala dan tanda minor yang muncul:

- Pasien tampak mengkerutkan keningnya

- Pasien merasa sedih penyakitnya belum sembuh


- Frekuensi nadi 96 kali permenit
- Pasien mengatakan mengalami gangguan pencernaan seperti mual perasaan
terbakar di perut, rasa penuh (kembung)

IV. POHON MASALAH

Effect
Gangguan pola tidur
Core Problem

Ansietas
Causa

Khawatir dengan penyakit


yang diderita dan tindakan
TPE
V. INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa Perencanaan Intervensi Rasioanl


Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil
Ansietas TUM : Setelah 1 × 30 menit Bina hubungan saling percaya Hubungan saling
Pasien dapat interaksi pasien dengan mengungkapkan prinsip percaya merupakan
mengurangi menunjukan tanda-tanda : komunikasi terapeutik : dasar untuk kelancaran
dan Ekspresi wajah 1. Sapa pasien dengan ramah, baik hubungan interaksi
mengontrol bersahabat, menunjukkan verbal maupun non verbal selanjutnya
ansietas rasa senang, ada kontak 2. Perkenalkan diri dengan sopan
mata, mau berjabat 3. Tanyakan nama lengkap klien
TUK 1: tangan, mau dan nama panggilan yang
Pasien dapat menyebutkan nama, mau disukai klien
menjalin dan menjawab salam, klien 4. Jelaskan tujuan pertemuan
membina mau duduk 5. Jujur dan menepati janji
hubungan berdampingan dengan 6. Tunjukkan sikap empati dan
saling perawat, mau menerima pasien apa adanya
percaya mengutarakan masalah
yang dihadapi.
TUK 2 : Setelah 1 x 30 menit 1. Bantu pasien untuk Untuk mengadopsi
Pasien dapat interaksi pasien mengidentifikasi dan respons koping yang
mengidentifi menceritakan perasaan menguraikan perasaannya baru, pasien pertama
kasi dan yang dialami 2. Validasi kesimpulan dan asumsi kali harus menyadari
menggambar terhadap pasien perasaan dan mengatasi
kan perasaan 3. Gunakan pertanyaan terbuka penyangkalan dan
tentang untuk mengalihkan dari topik resistens yang disadari
ansietas yang mengancam ke hal yang atau tidak disadari
berkaitan dengan konflik
4. Gunakan konsultasi
TUK 3 : Setelah 1 × 30 menit 1. Bantu pasien menjelaskan Mengenali keadaan
Pasien dapat interaksi pasien situasi dan interaksi yang dapat yang dapat
mengidentifi menceritakan penyebab segera menimbulkan ansietas menyebabkan
kasi ansietas : 2. Bersama pasien meninjau munculnya ansietas
penyebab  Menceritakan kembali penilaian klien terhadap
ansietas penyebab pasien stressor yang dirasakan Memperluas kesadaran
mengalami ansetas mengancam dan menimbulkan tentang perkembangan
konflik ansietas
3. Kaitkan pengalaman yang baru
terjadi dengan pengalaman masa
lalu yang relevan
TUK 4 : Setelah 1 × 30 menit 1. Gali cara pasien mengurangi Respon koping adaptif
Pasien dapat interaksi pasien : ansietas di masa lalu dapat dipelajari melalui
menguraikan Pasien mampu 2. Dorong pasien untuk analisa mekanisme
respons mengambil keputusan menggunakan respons koping koping yang digunakan
koping untuk mengurangi adaptif yang dimilikinya di masa lalu
adaptif dan ansietas 3. Bantu pasien untuk menyusun
maladaptif kembali tujuan hidup, Koping yang baru dapat
memodifikasi tujuan, mengatasi stress dan
menggunakan sumber dan mengatur distress
menggunakan koping yang baru emosional yang
4. Bantu pasien secara aktif untuk menyertai
mengaitkan hubungan sebab dan
akibat sambil mempertahankan
ansietas dalam batas yang sesuai.
TUK 5 : Setelah 1 × 30 menit 1. Dorong pasien melakukan Pasien dapat mengatasi
Pasien dapat interaksi pasien mampu aktivitas fisik untuk stres dengan mengatur
mengimplem memperagakan dan mengeluarkan energinya distres emosional yang
entasikan menggunakan teknik 2. Libatkan orang terdekat sebagi menyertainya melalui
respons relaksasi untuk mengatasi sumber dan dukungan sosial pengguanaan teknik
adaptif untuk ansietas dalam membantu pasien pelalsanaan stres.
mengatasi mempelajari respons koping
ansietas yang baru Tekhnik relaksasi nafas
3. Ajarkan pasien teknik relaksasi dalam dapat
nafas dalam untuk menurunkan ansietas
meningkatkan kontrol dan rasa
percaya diri Melatih untuk selalu
4. Dorong pasien untuk mengontrol ansietas
menggunakan relaksasi nafas
dalam
VI. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Tanggal Dx kep Implementasi Evaluasi
21 April Ansietas Membina hubungan saling S :
2022 percaya dengan - Pasien menjawab salam dari
10.00 wita mengungkapkan prinsip perawat.
komunikasi terapeutik : - Pasien mengatakan namanya
1. Menyapa pasien dengan Ny. ST dan senang dipanggil
ramah, baik verbal Ny. ST dan berasal dari
maupun non verbal Abiankelan,Badung
2. Memperkenalkan diri
dengan sopan
3. Menanyakan nama O:
lengkap klien dan nama - Pasien tampak kooperatif
panggilan yang disukai - Ada kontak mata
klien - Pasien mau menjawab
4. Menjelaskan tujuan pertanyaan yang diberikan
pertemuan - Evaluasi akhir pasien ingat
5. Jujur dan menepati janji dengan nama perawat.
6. Menunjukkan sikap
empati dan menerima A : BHSP tercapai
pasien apa adanya
P : Lanjutkan SP 1
1. Mengidentifikasi perasaan
pasien tentang ansietas
2. Mengidentifikasi penyebab
ansietas
3. Pasien dapat menguraikan
respons koping adaptif dan
maladaptif
21 April Ansietas Mengidenfikasi dan S :
2022 menggambar kan perasaan - Pasien mengatakan merasa
10.45 wita tentang ansietas khawatir Tindakan TPE yang
1. Membantu pasien untuk akan dilakukan dan sedih
mengidentifikasi dan penyakitnya tambah parah
menguraikan O:
perasaannya - pasien mau menceritakan
2. Mengunakan pertanyaan perasaan dan penyebab
terbuka untuk ansietas
mengalihkan dari topik - pasien tampak gelisah
yang mengancam ke hal - pasien tampak bingung
yang berkaitan dengan
konflik. A : SP 1 teratasi
Mengidentifikasi penyebab P : Lanjutkan SP 2
ansietas Pasien dapat mengimplementasikan
1. Membantu pasien respons adaptif untuk mengatasi
menjelaskan situasi dan ansietas
interaksi yang dapat 1. Mengajarkan pasien teknik
segera menimbulkan relaksasi nafas dalam untuk
ansietas meningkatkan kontrol dan rasa
2. Bersama pasien percaya diri
meninjau kembali 2. Mendorong pasien untuk
penilaian klien menggunakan relaksasi nafas
terhadap stressor yang dalam
dirasakan mengancam
dan
menimbulkan konflik
Pasien dapat menguraikan
respons koping adaptif dan
maladaptif
1. Menggali cara pasien
mengurangi ansietas di
masa lalu
2. Mendorong pasien untuk
menggunakan respons
koping adaptif yang
dimilikinya
3. Membantu pasien untuk
menyusun kembali
tujuan hidup,
memodifikasi tujuan,
menggunakan sumber
dan menggunakan
koping yang baru
21 April Pasien dapat S :
2022 mengimplementasikan - Pasien mengatakan akan
11.30 wita respons adaptif untuk mencoba melalukan
mengatasi ansietas teknik relaksasi nafas
1. Mengajarkan pasien dalam yang diajarkan oleh
teknik relaksasi nafas perawat untuk membantu
dalam dan therapi mengurangi cemas yang
music kekidung untuk dirasakan.
meningkatkan kontrol - Pasien mengatakan cemas
dan rasa percaya diri sedikit berkurang setelah
2. Mendorong pasien untuk dilakukan teknik relaksasi
menggunakan relaksasi nafas dalam dantherapi musik
nafas dalam dan therapi O:
music kekidung. - Pasien tampak kooperatif
mengikuti intruksi dari
perawat
- Pasien tampak sedikit lebih
tenang
A : SP 2 belum tercapai
P : Ulangi SP 2
1. Melatih pasien untuk
melakukan teknik relaksasi
nafas dalam dan therapi
music kekidung setiap
merasa
cemas.

VII. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil implementasi yang dilakukan selama satu kali kunjungan
pada tanggal 21 April 2022 pukul 10.00 wita didapatkan hasil evaluasi TUK 1
tentang membina hubungan saling percaya dengan perawat dengan hasil evaluasi
Pasien menjawab salam dari perawat. Pasien mengatakan namanya Ny. ST dan
senang dipanggil Ny. ST dan berasal dari Br Abiankelan,Badung . Pasien tampak
kooperatif, ada kontak mata, pasien mau menjawab pertanyaan yang diberikan,
evaluasi akhir pasien ingat dengan nama perawat, BHSP tercapai. Pada TUK 2, TUK
3 dan TUK 4 evaluasi yang dilakukan pada pukul 10.45 wita, didapatkan hasil klien
dengan pasien mengatakan merasa cemas dan sedih terhadap kondisi yang dihadapi
saat ini. Pasien mengatakan takut penyakitnya bertamabah parah, SP 1 teratasi. TUK
5 mengajarkan klien teknik relaksasi nafas dalam yang dilakukan pukul 11.30 wita
didapatkan hasil pasien mengatakan akan mencoba melalukan teknik relaksasi nafas
dalam yang diajarkan oleh perawat untuk membantu mengurangi cemas yang
dirasakan. Pasien mengatakan cemas sedikit berkurang setelah dilakukan teknik
relaksasi nafas dalam. Pasien tampak kooperatif mengikuti intruksi dari perawat serta
pasien tampak sedikit
lebih tenang, SP 2 belum tercapai. Planing selanjutnya melatih pasien untuk
melakukan teknik relaksasi nafas dalam setiap merasa cemas.

Berdasarkan Hasil evalusi ( Post Test) pada tanggal 21 April 2022 pada Ny.ST
di atas, maka selanjutnya dilakukan pengkajian HRS-A sebagai berikut.
Nilai (Score) Kode
No Gejala Kecemasan
0 1 2 3 4

1. Perasaan cemas (ansietas) √

- cemas
- firasat buruk
- takut akan pikiran sendiri
- mudah tersinggung

2. Ketegangan √

- merasa tegang
- lesu
- tidak bisa istirahat tenang
- mudah terkejut
- mudah menangis
- gemetar
- gelisah
3. Ketakutan √

- pada gelap
- pada orang asing
- pada binatang besar
- pada keramaian lalu lintas
- pada kerumunan orang banyak
4. Gangguan tidur √

- sukar masuk tidur


- terbangun malam hari
- tidur tidak nyenyak
- bangun dengan lesu
- banyak mimpi-mimpi
- mimpi buruk
- mimpi menakutkan
5. Gangguan kecerdasan √

- sukar konsentrasi
- daya ingat menurun
- daya ingat buruk
6. Perasaan depresi (murung) √

- hilangnya minat
- berkurangnya kesenangan pada hobi
- sedih
- bangun dini hari
- perasaan berubah-ubah sepanjang hari
7 Gajala somatik/fisik (otot) √

- sakit dan nyeri otot-otot


- kaku
- kedutan otot
- gigi gemerutuk
- suara tidak stabil
8 Gejala somatik/fisik (sensorik) √
- tinitus (telinga berdenging)
- penglihatan kabur
- muka merah atau pucat
- merasa lemas
- perasaan ditusuk-tusuk
9 Gejala kardiovaskuler (jantung dan √
pembuluh darah)

- takikardia (denyut jantung cepat)


- berdebar-debar
- nyeri di dada
- denyut nadi mengeras
- rasa lesu/lemas seperti mau pingsang
- detak jantung menghilang
(berhenti sekejap)
10. Gejala respiratori (pernafasan) √

- rasa tertekan atau sempit di dada


- rasa tercekik
- sering menarik nafas
- nafas pendek/sesak
11. Gejala gastrointestinal (pencernaan) √

- sulit menelan
- perut melilit
- gangguan percernaan
- nyeri sebelum dan sesudah makan
- perasaan terbakar diperut
- rasa penuh atau kembung
- mual
- muntah
- buang air besar lembek
- suka buang air besar (konstipasi)]
- kehilangan berat badan
12. Gejala urogenital (perkemihan dan kelamin) √

- sering buang air kecil


- tidak dapat menahan air seni
- tidak datang bulan (tidak ada haid)
- darah haid berlebihan
- darah haid amat sedikit
- masa haid berkepanjangan
- masa haid amat pendek
- haid beberapa kali dalam sebulan
- menjadi dingin (frigid)
- ejakulasi dini
- ereksi melemah
- ereksi hilang
- impotensi
13 Gejala autonom √

- mulut kering
- muka merah
- mudah berkeringat
- kepala pusing
- kepala terasa berat
- kepala terasa sakit
- bulu-bulu berdiri
14 Tingkah laku (sikap) pada wawancara √

- gelisah
- tidak tenang
- jari gemetar
- kerut kening
- muka tegang
- otot tegang/mengeras
- nafas pendek dan cepat
- muka merah
TOTAL SKOR 19

Kesimpulan: pasien mengalami anxietas ringan


STRATEGI PELAKSANAAN PADA PASIEN DENGAN
ANSIETAS

A. Kondisi Klien
Data Subyektif:
Pasien mengatakan merasa khawatir dengan tindakan TPE yang akan dilakukan
Pasien merasa sedih penyakitnya belum sembuh
Pasien mengatakan kurang konsentrasi semenjak disarankan untuk tindakan TPE

Pasien mengeluh sukar tidur, terbangun pada malam hari, tidur tidak nyenyak,
bangun dengan lesu.
Pasien mengatakan mengalami gangguan pencernaan seperti mual perasaan
terbakar di perut, rasa penuh (kembung)
Data Obyektif:
Pasien tampak gelisah
Pasien tampak tegang
Frekuensi nadi 96 kali permenit
Pasien tampak mengkerutkan keningnya
Skala HARS 21

B. Diagnosa Keperawatan Jiwa


Ansietas

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Pasien dapat mengurangi dan mengontrol ansietas
2. Tujuan Khusus
a. Dapat membina hubungan saling percaya antara perawat dengan
pasien
b. Pasien dapat mengidenfikasi dan menggambar kan perasaan tentang ansietas
c. Pasien dapat mengidentifikasi penyebab ansietas
d. Pasien dapat menguraikan respons koping adaptif dan maladaptif
e. Pasien dapat memahami/ mengerti untuk cara mengurangi dan
mengontrol cemas dengan Teknik Latihan Nafas Dalam dan therapy musik
mekidung

D. Rencana Tindakan Keperawatan


Ajarkan pasien cara penggunaan terapi nonfarmakologi relaksasi nafas dalam dan
therapi musik mekidung

E. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
Perawat : “Selamat pagi bu”
Perawat : “Perkenalkan saya Ardana, saya perawat yang bertugas pada hari
ini untuk merawat ibu kali ini, kalau boleh saya tahu ibu nama ibu
dan lebih suka dipanggil siapa?”

b. Evaluasi dan Validasi


Perawat : “baik ibu ST, kalau boleh saya tahu apa keluhan ibu pagi hari
ini, dan apa yang ibu rasakan?”
Perawat : “sejak kapan ibu merasa khawatir bu, dan mungkin ada keluhan
lain selain ibu merasa cemas?”

c. Kontrak
1) Topik dan Waktu
Perawat : “baiklah ibu, bagaimana jika kita berbincang-bincang
sebentar tentang kecemaasan yang ibu alami dan saya akan
memberikan tehnik relaksasi nafas dalam untuk pengalihan
kecemasan yang ibu alami, apakah ibu bersedia saya ajarkan
tehnik relaksasi ini?”
Perawat : “untuk waktu saya memerlukan kira-kira 10-15 menit.
Apakah ibu bersedia?”

2) Tempat
Perawat : “untuk dilakukan tehnik ini ibu mau dilakukan dimana?
Bagaimana jika disini saja?”

2. Fase Kerja
Perawat : “sekarang coba ibu ceritakan mengenai apa saja yang ibu
rasakan saat ini kepada saya”
Perawat : “apakah ibu dapat menggambarkan kecemasan ibu yang ibu
alami?”
Perawat : “sebelumnya ibu harus dapat menenangkan diri, coba untuk
berpikir posistif, karena kami dari tim medis pasti akan
melakukan yang terbaik , tindakan ini atas intruksi dari dokter
yang merupakan tindakan t untuk mengatasi keluhan dan
kecemasan ibu saat ini. Apakah ibu mengalami keluhan lain
selain merasa cemas ibu?”
Perawat : “selanjutnya saya akan menjelaskan tehnik relaksasi nafas dalam
yang sudah saya sampaikan tadi bu, apakah ibu siap?”
Perawat :”baik ibu, apakah ibu nyaman dengan posisi berbaring seperti ini?
Apakah ibu bisa duduk atau senderan bu?”
Perawat : “baik bu, silahkan duduk senderan, saya akan menata bantal ibu
agar ibu lebih nyaman saat senderan”
Perawat : “untuk tehniknya, ibu tarik nafas dalam panjang, tahan sebentar
dan hembusakan, apakah ibu mengerti yang saya sampaikan?”
Perawat : “bagus ibu, ibu sudah dapat mempraktikkannya dengan benar,
tehnik ini dapat ibu ulangi 4-5 kali sampai ibu merasa lebih
tenang bu”
Perawat : “bagus ibu, setelah dilakukannya tindakan ini apakah ibu
merasa lebih tenang?”
Perawat : “baiklah ibu, nanti jika ibu merasakan kecemasan seperti
sebelumnya ibu dapat mempraktikkan tehnik relaksasi ini bu”

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi Subjektif
Perawat : “bagaimana perasaan ibu dengan tindakan yang saya
berikan tadi bu?”

2) Evaluasi Objektif
Perawat : “apakah ibu dapat mempraktikkan tindakan tersebut
tanpa saya dampingi bu atau melakukannya sendiri saat
ibu merasa cemas yang berlebih?”

b. Rencana Tindak Lanjut


Perawat : “baiklah ibu, sebelumnya ada yang ingin ibu tanyakan kembali
mengenai penyakit dan terapi yang ibu terima saat ini, yang masih
membuat ibu merasa cemas?”
Perawat : “terimakasih kembali bu, itu merupakan tugas saya untuk
memberikan ibu informasi tentang tindakan yang akan dilakukan”
c. Kontrak yang Akan Datang
1) Topik
Perawat : “baik ibu, nanti saya akan kembali untuk melakukan
pengukuran tekanan darah dan jika ibu bersedia saya akan
dampingi ibu untuk melakukan relaksasi nafas dalam
kembali, saat ini ibu istirahat sebentar”
2) Waktu
Perawat : “untuk waktunya nanti akan saya laporkan ke dokter
yang akan melakukan tindakan, nanti saya beritahu ibu
untuk waktunya”
3) Tempat
Perawat : “untuk ruang dilakukan di ruang ICU, nanti keluarga ibu
dapat menunggu ibu diruang tunggu”
Perawat : “sama-sama ibu, saya tinnggal sebentar bu ya”

Anda mungkin juga menyukai