Bab 2
Bab 2
id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Tinjauan Penguatan Nilai-Nilai Karakter
a. Pengertian Penguatan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990: 468), pengertian
penguatan adalah “proses, cara, perbuatan menguati/menguatkan.” Penguatan
merupakan sebuah proses, cara, ataupun perbuatan terhadap sesuatu hal yang
bertujuan menguatkan.
JJ. Hasibuan (2002: 58) mendefinisikan memberikan penguatan
diartikan dengan tingkah laku guru dalam merespons secara positif suatu
tingkah laku tertentu siswa yang memungkinkan tingkah laku tersebut
timbul kembali.
Penguatan pendidikan karakter dalam konteks sekarang sangat
relevan untuk mengatasi krisis moral yang sedang terjadi di negara kita.
Diakui atau tidak saat ini terjadi krisis yang nyata dan mengkhawatirkan
dalam masyarakat dengan melibatkan milik kita yang paling berharga, yaitu
anak-anak. Krisis itu antara lain berupa meningkatnya pergaulan seks bebas,
maraknya angka kekerasan anak-anak dan remaja, kejahatan terhadap teman,
pencurian remaja, kebiasaan mencontek, dan penyalahgunaan obat-obatan,
pornografi, perkosaan, perampasan, dan perusakan milik orang lain sudah
menjadi masalah sosial yang hingga kini belum dapat diatasi secara tuntas.
Perilaku remaja kita juga diwarnai dengan gemar menyontek, kebiasaan
bullying di sekolah, dan tawuran. Akibat yang ditimbulakn cukup serius dan
tidak dapat lagi dianggap sebagai suatu persoalan sederhana karena tindakan
ini teah menjurus kepada tindakan kriminal (Dimyati, 2010: 48).
Penguatan nilai-nilai karakter dapat dilakukan melalui :
1. Melalui kegiatan Ekstrakurikuler
Penguatan nilai-nilai pendidikan karakter bangsa di luar sekolah dapat
commit
dilakukan melalui kegiatan to user
ekstrakurikuler dan kegiatan lain yang diikuti
6
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id 7
digilib.uns.ac.id
oleh seluruh atau sebagian peserta didik, dirancang sekolah sejak awal
tahun pelajaran, dan dimasukkan ke dalam Kalender Akademik.
Misalnya, kunjungan ke tempat-tempat yang menumbuhkan rasa cinta
terhadap tanah air, menumbuhkan semangat kebangsaan, melakukan
pengabdian masyarakat untuk menumbuhkan kepedulian dan
kesetiakawanan sosial (membantu mereka yang tertimpa musibah
banjir/bencana alam, memperbaiki atau membersihkan tempat-tempat
umum, membantu membersihkan atau mengatur barang di tempat ibadah
tertentu)Penerapannya dapat dilakukan dengan berbagai strategi
pengintegrasian dalam program-program sekolah melalui kegiatan rutin,
spontan, keteladanan, dan pengkondisian. Sekolah yang menjalankan
program pendidikan karakter bangsa ditandai dengan sejumlah indikator
sekolah dan kelas. Pelaksanaaan program pendidikan karakter bangsa ini
dinilai secara terus menerus dan berkesinambungan.(Hartati,P .2000:78)
2. Melalui proses Habituasi
Penguatan sebagai respon dari pendidikan karakter perlu dilakukan
dalam jangka panjang dan berulang terus-menerus. Penguatan dimulai
dari lingkungan terdekat dan meluas pada lingkungan yang lebih luas. Di
samping pembelajaran dan pemodelan, penguatan merupakan bagian dari
proses intervensi. Penguatan juga dapat terjadi dalam proses habituasi.
Hal itu akhirnya akan membentuk karakter yang akan terintegrasi melalui
proses internalisasi dan personalisasi pada diri masing-masing individu.
Penguatan dapat juga dilakukan dalam berbagai bentuk termasuk
penataan lingkungan belajar dalam satuan pendidikan formal dan
nonformal yang menyentuh dan membangitkan karakter. Berbagai
penghargaan perlu diberikan kepada satuan pendidikan formal dan
nonformal, pendidik, tenaga kependidikan, atau peserta didik untuk
semakin menguatkan dorongan, ajakan, dan motivasi pengembangan
karakter. Strategi habituasi dilaksanakan untuk menciptakan situasi dan
kondisi serta penguatan yang memungkinkan peserta didik pada satuan
commit
pendidikannya,dirumahnya, to user masyarakatnya membiasakan
di lingkungan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id 8
digilib.uns.ac.id
nilai adalah sesuatu yang kita iakan atau sesuatu yang kita setujui, sedangkan
sesuatu yang tidak kita setujui seperti sakit, penderitaan atau kecelakaan
adalah non nilai atau disvalue. Sesuatu yang kita iakan selalu bersifat positif
atau kita sebut nilai positif dan yang tidak kita setujui dikenal dengan istilah
nilai negative.
Mulyana ( 2004) mendefiniskan tentang nilai itu adalah rujukan dan
keyakinan dalam menentukan pilihan. Definisi tersebut dikemukakan oleh
Mulyana yang secara eksplisit menyertakan proses pertimbangan nilai, tidak
hanya sekedar alamat yang dituju oleh sebuah kata „ya‟ .
Beberapa pengertian yang lainnya tentang nilai dari para ahli
dikemukakan oleh Rohmat dalam bukunya (Mulyana, 2004:9) sebagai
berikut : 1). Nilai adalah keyakinan yang membuat seseorang bertindak atas
dasar pilihannya, Gordon Allfort (1964). Definisi ini dilandasi oleh
pendekatan psikologis, karena itu tindakan dan perbuatannya seperti
keputusan benar-salah, baik-buruk, indah-tidak indah, adalah hasil proses
psikologis. Termasuk kedalam wilayah ini seperti hasrat, sikap, keinginan,
kebutuhan dan motif. 2). Nilai adalah patokan normative yang mempengaruhi
manusia dalam menentukan pilihannya diantara cara-cara tindakan alternative
(Kuperman, 1983). Penekanan utama definisi ini pada faktor eksternal yang
mempengaruhi prilaku manusia. Pendekatan yang melandasi definisi ini
adalah pendekatan sosiolgis. Penegakan norma sebagai tekanan utama dan
terpenting dalam kehidupan sosial akan membuat seseorang menjadi tenang
dan membebaskan dirinya dari tuduhan yang tidak baik. 3). Nilai adalah
konsepsi ( tersurat atau tersirat, yang sifatnya membedakan individu atau
ciri-ciri kelompok) dari apa yang diinginkan, yang mempengaruhi tindakan
pilihan terhadap cara, tujuan antara dan tujuan akhir (Kluckhohn, Brameld,
1957).
Definisi yang dikemukakan oleh Klukhon ini berimplikasi terhadap
pemaknaan nilai-nilai budaya, seperti yang diungkap oleh Brameld dalam
bukunya tentang landasan-landasan budaya pendidikan., dia mengungkapkan
commit
ada enam implikasi terpenting yaituto sebagai
user berikut: a). Nilai merupakan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id 12
digilib.uns.ac.id
konstruk yang melibatkan proses kognitif (logic dan rasional) dan proses
ketertarikan dan penolakan menurut kata hati.; b). nilai selalu berfungsi secara
potensial, tetapi selalu tidak bermakna apabila diverbalisasai; c). apabila hal
itu berkenaan dengan budaya, nilai diungkapkan dengan cara yang unik oleh
individu atau kelompok; d). karena kehendak tertentu dapat bernilai atau tidak,
maka perlu diyakini bahwa pada dasarnya disamakan (equated) dari pada
diinginkan, ia didefinisikan berdasarkan keperluan system kepribadian dan
sosio budaya untuk mencapai keteraturan atau mengahargai orang lain dalam
kehidupan social; e). pilihan di antara nilai-nilai alternative dibuat dalam
konteks ketersediaan tujuan antara (means) dan tujuan akhir (ends), dan; f).
nilai itu ada, ia merupakan fakta alam, manusia, budaya dan pada saat yang
sama ia adalah norma-norma yang telah disadari. Barmeld melihat pandangan
Klukhon itu mengandung pengertian bahwa segala sesuatu yang diinginkan
baik itu materi, benda atau gagasan mengandung nilai, karena dipersepsi
sebagai sesuatu yang baik, seperti makanan, uang, rumah, kebenaran,
kejujuran dan keadilan.
Kattsoff dalam Soejono Soemargono (2004:318) mengatakan bahwa
nilai itu sangat erat kaitannya dengan kebaikan atau dengan kata „baik‟ ,
walaupun fakta baiknya, bisa berbeda-beda satu sama yang lainnya.
c. Konsep dan Teori Karakter
Ada banyak pendapat tentang pengertian karakter itu sendiri salah
satunya dalam (Doni, 2010:25),kararkter dalam artian yang lebih religius
dimana pendidikan karakter dianggap lebih cenderung dengan hal-hal yang
berkaitan dengan agama.
Istilah karakter dalam bahasa yunani dan latin, character berasal dari
kata charassein yang artinya mengukir corak yang tetap dan tidak
terhapuskan. Watak atau karakter merupakan perpaduan dari segala tabiat
manusia yang bersifat tetap sehingga menjadi tanda khusus untuk
membedakan orang yang satu dengan yang lain. (Daryanto &Suryatri,
2013:9)
Menurut suyanto (2010) dalam (Daryanto&Suryatri, 2013:9) karakter
adalah cara berfikir dsn berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu
untuk hidup bekerja sama, commit to userlingkungan keluarga, masyarakat,
baik dalam
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id 13
digilib.uns.ac.id
bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa
membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari
keputusan yang ia buat.
Yaumi dalam (Daryanto&Suryatri, 2013:9) menuturkan bahwa
karakter menggambarkan kualitas moral seseorang yang tercermin dari
segala tingkah lakunya yang mengandung unsur keberanian, ketabahan,
kejujuran, dan kesetiaan, atau perilaku dan kebiasaan baik. Karakter ini dapat
berubah akibat pengaruh lingkungan, oleh karena itu perlu usaha
membangun karakter dan perlu menjaganya agar tidak terpengaruh oleh
hal-hal yang menyesatkan dan menjerumuskan.
Menurut Dewantara (2010) dalam (Daryanto&suryatri, 2013:9-10)
karakter itu terjadi karena perkembangan dasar yang telah terkena pengaruh
ajar. Yang dinamakan dasar yaitu bekal hidup atau bakat anak yang berasal
dari alam sebelum mereka lahir, sudah menjadi satu dengan kodrat
kehidupan anak (Biologis).
Menurut (Ditjen Mandikdasmen-Kementrian Pendidikan Nasional),
"Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap
individu untuk hidup bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat,
bangsa dan negara."Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa
membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari
keputusan yang ia buat. Karakter atau nilai sangat penting bagi setiap orang
itu sebabnya karakter perlu ditumbuh kembangkan melalui pengenalan,
penghayatan, dan pengamalan dalam kehidupan nyata sehari-hari, baik dalam
sistem pengelolaan kelembagaan, sekolah, pembelajaran, maupun kegiatan
ekstrakurikuler.
Dengan demikian, kareakter bukan hanya sekedar wacana tentang
kepribadian yang diharapkan, tetapi juga dapat diwujudkan dalam perilaku
sehari-hari. Karakter kewarganegaraan adalah suatu bentuk implementasi
kepribadian terhadap norma, hak, dan kewajiban sebagai warga negara.
Karakter ini sangat penting ditumbuhkan dalam diri setiap manusia
commit
khususnya para peserta didik agar to
mauuser
berperan aktif dalam membangun
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id 14
digilib.uns.ac.id
negaranya.
Menurut Dasim Budimansyah (2010:1) "Membangun jiwa adalah
membangun karakter manusia dan bangsa". Inti karakter adalah kebajikan
(goodness) dalam arti berpikir baik (thinking good), berperasaan baik
(feeling good), dan berperilaku baik (behaving good). Dalam konteks suatu
bangsa karakter dimaknai sebagai nilai-nilai keutamaan yang melekat pada
setiap individu warga negara yang kemudian mengejawantah sebagai
personalitas dan identitas kolektif bangsa (PP Muhammadiyah, 2009).
Karakter berfungsi sebagai kekuatan mental dan etik yang mendorong suatu
bangsa merealisasikan cita-cita kebangsaan dan menampilkan
keunggulan-keunggulan kolparatif, kompetitif, dan dinamis diantara
bangsa-bangsa lain. Furqon Hidayatullah (2009:9) mengemukakan bahwa,
"Karakter adalah kekuatan mental dan moral, akhlak atau budi pekerti
individu yag merupakan kepribadian khusus dan membedakan dengan
individu lain.
Dari uraian di atas seyogyanya warga negara ynag berkarakter kuat
adalah manusia yang memilik sifat-sifat: religius, moderat, cerdas, dan
mandiri. Sifat religius dicirikan oleh sikap hidup dan kepribadian taat,
mandiri, jujur, terpercaya, dermawan, saling tolong menolong, dan toleran.
Sifat moderat dicirikan oleh sikap hidup yang tidak radikal dan tercermin
dalam kepribadian yang tengahan antara individu dan sosial, berorientasi
materi dan rohani, serta mampu hidup dan kerjasama dalam kemajemukan.
Sifat cerdas dicirikan oleh sikap hidup dan kepribadian yang rasional, cinta
ilmu, dan berpikiran maju. Dan sikap mandiri dicirikan oleh sikap hidup dan
kepribadian merdeka, disiplin tinggi, hemat, menghargai waktu, ulet,
wirausaha, kerja keras, dan memiliki cinta kebangsaan yang tinggi tanpa
kehilangan orientasi nilai-nilai kemanusiaan universal dan hubungan antar
peradaban bangsa-bangsa.
Implementasi pendidikan karakter dalam Islam, tersimpul dalam
karakter pribadi Rasulullah SAW. Dalam pribadi Rasul, tersemai nilai-nilai
akhlak yang mulia dan agung.commit to user dalam surat Al-ahzab ayat 21
Al-qur’an
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id 15
digilib.uns.ac.id
mengatakan:
Artinya: “Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”.
4. Fungsi Sikap
Menurut Katz (1964) dalam buku Wawan dan Dewi (2010, p.23)
sikap mempunyai beberapa fungsi, yaitu: a. Fungsi instrumental atau
fungsi penyesuaian atau fungsi manfaat Fungsi ini berkaitan dengan sarana
dan tujuan. Orang memandang sejauh mana obyek sikap dapat digunakan
sebagai sarana atau alat dalam rangka mencapai tujuan. Bila obyek sikap
dapat membantu seseorang dalam mencapai tujuannya, maka orang akan
bersifat positif terhadap obyek tersebut. Demikian sebaliknya bila obyek
sikap menghambat pencapaian tujuan, maka orang akan bersikap negatif
terhadap obyek sikap yang bersangkutan. b. Fungsi pertahanan ego Ini
merupakan sikap yang diambil oleh seseorang demi untuk
mempertahankan ego atau akunya. Sikap ini diambil oleh seseorang pada
waktu orang yang bersangkutan terancam keadaan dirinya atau egonya. c.
Fungsi ekspresi nilai Sikap yang ada pada diri seseorang merupakan jalan
bagi individu untuk mengekspresikan nilai yang ada pada dirinya. Dengan
mengekspresikan diri seseorang akan mendapatkan kepuasan dapat
menunjukkan kepada dirinya. Dengan individu mengambil sikap tertentu
akan menggambarkan keadaan sistem nilai yang ada pada individu yang
bersangkutan. d. Fungsi pengetahuan Individu mempunyai dorongan untuk
ingin mengerti dengan pengalaman-pengalamannya. Ini berarti bila
seseorang mempunyai sikap tertentu terhadap suatu obyek, menunjukkan
tentang pengetahuan orang terhadap obyek sikap yang bersangkutan.
5. Komponen Sikap
Menurut Azwar S (2011, p.23) sikap terdiri dari 3 komponen yang
saling menunjang yaitu: commit to user kognitif Merupakan representasi
a. Komponen
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id 20
digilib.uns.ac.id
apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap, komponen kognitif berisi
kepercayaan stereotipe yang dimiliki individu mengenai sesuatu dapat
disamakan penanganan (opini) terutama apabila menyangkut masalah isu
atau yang kontroversial. b. Komponen afektif Merupakan perasaan yang
menyangkut aspek emosional. Aspek emosional inilah yang biasanya
berakar paling dalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang
paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin adalah
mengubah sikap seseorang komponen afektif disamakan dengan perasaan
yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu. c. Komponen konatif
Merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai sikap yang
dimiliki oleh seseorang. Aspek ini berisi tendensi atau kecenderungan
untuk bertindak atau bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu.
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap
Menurut Azwar S (2011, p.30) faktor-faktor yang mempengaruhi
sikap yaitu: a. Pengalaman pribadi Pengalaman pribadi dapat menjadi
dasar pembentukan sikap apabila pengalaman tersebut meninggalkan
kesan yang kuat. Sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman
pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional. b.
Pengaruh orang lain yang dianggap penting Individu pada umumnya
cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap
seseorang yang dianggap penting. Kecenderungan ini antara lain
dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan untuk menghindari konflik
dengan orang yang dianggap penting tersebut. c. Pengaruh kebudayaan
Kebudayaan dapat memberi corak pengalaman individu-individu
masyarakat asuhannya. Sebagai akibatnya, tanpa disadari kebudayaan
telah menanamkan garis pengaruh sikap kita terhadap berbagai masalah. d.
Media massa Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media
komunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan secara
obyektif berpengaruh terhadap sikap konsumennya. 13 e. Lembaga
pendidikan dan lembaga agama Konsep moral dan ajaran dari lembaga
pendidikan dan lembaga commit to usermenentukan sistem kepercayaan.
agama sangat
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id 21
digilib.uns.ac.id
3. Self Control, untuk mwnjadimasyarakat yang baik tentunya kita harus dapat
mengendalikan diri sendiri. Masyarakt yang baik adalah apabila masyarakat
itu tahu apa posisinya dan melakukan hal-hal yang seharusnya (Norma, Hak
dan kewajiban).
4. Obey the Laws, patuhi peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah. Karena jika kita berada di suatu wilayah tentunya kita harus
mengikuti dan menjalani peraturan yang ada di wilayah tersebut.
5. Love Country, mencintai negeri atau nasionalisme.
6. United atau persatuan sebagai satu bangsa satu negri satu tanah air
merupakan satu keluarga yang besar.
7. Trustful and Trustworthy, jujur dandapat dipercaya, kepercayaan adalah
hal yang sulit didapat.
8. Express Opinion, kita harus dapat mengekspresikan dan menyalurkan
pendapat kita.
9. Love Others,mengasihi sesama jika kita saling mengasihi satu sama lain
maka perdamaian, keamanan, dan kesejahteraan pun dapat dicapai
bersama.
hukum, negara serta dari teori umum yang lain yang cicik dengan target
tersebut”.
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan bagian dari ilmu
kewarganegaraan. A Kosasih Djahiri menjelaskan dalam Arwiyah,
Triyanto, dan Machfiroh (2013: 21-22) bahwa:
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai bagian pendidikan ilmu
kewarganegaraan atau Pendidikan Kewarganegaraan dimanapun
dan kapanpun sama/mirip, yakni program dan rekayasa
pendidikan untuk membina dan membelajarkan anak menjadi
warganegara yang baik, iman dan taqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, memiliki nasionalisme (rasa kebangsaan) yang
kuat/mantap, sadar serta mampu membina serta melaksanakan
hak dan kewajiban dirinya sebagai manusia, warga masyarakat
dan bangsa negaranya, taat asas/ketentuan (rule of law),
demokratis dan partisipatif, aktif-kreatif-positif dalam
kebhinekaan kehidupan masyarakat-bangsa-negara madani (civil
society) yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta
kehidupan yang terbuka, mendunia (global) dan modern tanpa
melupakan jati diri masyarakat bangsa dan negaranya.
mampu melahirkan warga negara yang baik sesuai dengan Pancasila dan
UUD 1945. Pendidikan Kewarganegaraan dalam pengertian sebagai
citizenship education, secara substantif dan pedagogis didesain untuk
mengembangkan warga negara yang cerdas dan baik untuk seluruh jalur
dan jenjang pendidikan”.
Pada Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah menyatakan bahwa ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan meliputi aspek-aspek sebagai berikut
1) Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam
perbedaan, Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa
Indonesia, Sumpah Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan negara, Sikap
positif terhadap Negara Kesatuan Repulbik Indonesia,
Keterbukaan dan jaminan keadilan
2) Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan
keluarga, Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku di
masyarakat, Peraturan-peraturan daerah, Norma-norma dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, Sistem hukum dan
peradilan nasional, Hukum dan peradilan internasional
3) Hak asasi manusia, meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan
kewahiban anggota masyarakat, Instrumen nasional dan
internasional HAM, Pemajuan, penghormatan dan perlindungan
HAM
4) Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong, Harga
diri sebagai warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi,
Kemerdekaan mengeluarkan pendapat, Menghargai keputusan
bersama, Prestasi diri, Persamaan kedudukan warga negara
5) Konstitusi Negara, meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan
konstitusi yang pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah
digunakan di commit to user
Indonesia, Hubungan dasar negara dengan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id 32
digilib.uns.ac.id
konstitusi
6) Kekuasaan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan
kecamatan, Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah pusat,
Demokrasi dan sistem politik, Budaya politik, Budaya
demokrasi menuju masyarakat madani, Sistem pemerintahan,
Pers dalam masyarakat demokrasi
7) Pancasila, meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara
dan ideologi negara, Proses perumusan Pancasila sebagai dasar
negara, Pengalaman nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka.
8) Globalisasi, meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Politik luar
negeri Indonesia di era globalisasi, Dampak globalisasi,
Hubungan internasional dan organisasi internasional, dan
Mengevaluasi globalisasi.
Menurut Haryati, Al Rasyid dan Sugiaryo (2009:2) salah satu
tujuan Pendidikan Kewarganegaran adalah sebagai berikut:
Melalui materi pokok persatuan dan kesatuan bangsa diharapkan
guru mampu mengembangkan materi yang terkait dengan hidup
rukun dalam perbedaan, cinta lingkungan, kebanggaan sebagai
bangsa Indonesia, sumpah pemuda, keutuhan nkri, partisipasi
dalam pembelaan negara, sikap positif terhadap NKRI,
keterbukaan dan jaminan keadilan.
Kelas XI Semester 1
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Menampilkan partisipasi dalam 1.1 Menjelaskan pentingnya usaha
usaha pembelaan negara commit to user
pembelaan negara 1.2
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id 44
digilib.uns.ac.id
Kelas XI Semester 2
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
3. Memahami dampak globalisasi 3.1 Menjelaskan pengertian dan
dalam kehidupan bermasyarakat, pentingnya globalisasi bagi Indonesia
berbangsa, dan bernegara 3.2 Mendeskripsikan politik luar
negeri dalam hubungan internasional
di era global 3.3 Mendeskripsikan
dampak globalisasi terhadap
kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara 3.4 Menentukan sikap
terhadap dampak globalisasi
4. Menampilkan prestasi diri sesuai 4.1 Menjelaskan pentingnya prestasi
kemampuan demi keunggulan bangsa diri bagi keunggulan bangsa 4.2
Mengenal potensi diri untuk
berprestasi sesuai kemampuan 4.3
Menampilkan peran serta dalam
berbagai aktivitas untuk mewujudkan
prestasi diri sesuai kemampuan demi
keunggulan bangsa
B. Kerangka Berfikir
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id 45
digilib.uns.ac.id
kewarganegaraan (civic skills) merupakan suatu hal yang sangat penting karena
keterampilan kewarganegaraan (civic skills) memiliki pengaruh yang besar dalam
keberhasilan membentuk generasi muda yang memiki sikap sebagai warga negara
yang baik.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat digambarkan kerangka berfikir
penguatan nilai-nilai karakter untuk membentuk sikap menjadi warga negara yang
baik (good citizenship) pembelajaran kewarganegaraan (PKn), yaitu sebagai
berikut:
Good citizenship
Tinggi Rendah
Penguatan
Solusi Kendala
commit to user