Anda di halaman 1dari 31

Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Dengan Rasio Sharpe

Pada Saham Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia

Dosen Pengampu: Jogiyanto Hartono M, Prof., Dr., MBA., Ak., CMA., CA.

Disusun oleh Kelompok 1:

Alfryda Nabila Permatasari (19/439896/EK/22264)

Anita Sanjaya (19/439898/EK/22266)

Azka Muhammad Rafi (19/444731/EK/22549)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS GADJAH MADA

2022

i
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................................ ii
BAB I Pendahuluan .................................................................................................... 1
BAB II Tinjauan Pustaka ........................................................................................... 5
2.1 Investasi ............................................................................................................ 5
2.2 Return Realiasian dan Return Ekspektasian..................................................... 5
2.3 Risiko ............................................................................................................... 6
2.4 Portofolio.......................................................................................................... 6
2.5 Matriks Varian-Kovarian ................................................................................. 6
2.6 Equally-Weighted Portfolio ............................................................................. 8
2.7 Rasio Sharpe..................................................................................................... 8
2.8 Indeks LQ45 .....................................................................................................10
BAB III Metode Penelitian ........................................................................................11
3.1 Jenis Penelitian .................................................................................................11
3.2 Populasi dan Sample ........................................................................................11
3.3 Metode Pengumpulan Data ..............................................................................12
3.4 Metode Analisis Data .......................................................................................12
BAB IV Hasil dan Pembahasan ................................................................................18
4.1 Daftar Saham dalam Portofolio ........................................................................18
4.2 Harga Penutupan Saham dalam Portofolio ......................................................18
4.3 Return Realiasian dan Return Ekspektasian Saham dalam Portofolio .............19
4.4 Matriks Varian-Kovarian Saham-Saham dalam Portofolip .............................21
4.5 Menghitung Return Ekspektasian, Risiko, dan Rasio Sharpe dari Equally-
Weighted Portfolio .................................................................................................22
4.6 Pembentukan Portofolio Optimal .....................................................................23
BAB V Kesimpulan ....................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................28

ii
BAB I

PENDAHULUAN

Realisasi investasi di Indonesia menunjukkan tren peningkatan year-on-year

pada periode 2017-2021, dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 6,9%. Hal ini

menunjukkan semakin tingginya minat masyarakat untuk melakukan investasi.

Menurut Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi Indonesia

pada 2017 sebesar Rp692,8 triliun. Kemudian dalam beberapa tahun berikutnya,

nilainya terus meningkat hingga mencapai Rp901 triliun pada tahun 2021.

Dibandingkan tahun 2020 yang sebesar Rp826,3 triliun, investasi pada tahun 2021

mengalami peningkatan sebesar 9% (Dihni, 2022).

Catatan BPKM menunjukkan bahwa realisasi investasi pada 2021 telah

melampaui target Rp858,5 triliun dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJMN), yang juga lebih tinggi dari target Rp900 triliun yang ditetapkan

Presiden Joko Widodo. Pada tahun 2021, sebagian besar realisasi berasal dari

Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp454 triliun atau 50,4% dari total realisasi.

Sedangkan realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) pada tahun 2021

sebesar Rp447 triliun atau 49,6% dari total realisasi (Dihni, 2022).

Hal ini tentunya selaras dengan meningkatnya investor di Indonesia. Jumlah

investor di pasar modal Tanah Air terus menunjukkan pertumbuhan. Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) mencatat hingga 3 Juni 2022, jumlah investor pasar modal mencapai

1
8,88 juta orang. Dibandingkan dengan akhir tahun 2021, nilai ini meningkat sebesar

18,66%. Investor muda di bawah usia 30 tahun mendominasi jumlah investor dengan

59,91%. Diikuti oleh investor berusia 31-40 tahun sebesar 21,83% dan sisanya

disumbang oleh investor yang lebih tua (Malik, 2022). Hasan Fawzi, Direktur

Pengembangan BEI, menilai pertumbuhan investor di Bursa Efek Indonesia cukup

pesat dan pertumbuhan dari sisi rata-rata nilai, volume, dan frekuensi transaksi juga

seimbang (Sidik, 2022). Oleh karena meningkatnya realisasi investasi dan jumlah

investor tersebut, menurut kami, diperlukan pula peningkatan literatur dan penelitian

terkait investasi sehingga masyarakat bisa lebih bijaksana dalam membentuk portofolio

yang optimal.

Menurut Jones (2020), investasi didefinisikan sebagai komitmen dana-dana

untuk satu atau lebih aset yang akan dimiliki selama beberapa periode mendatang (the

commitment of funds to one or more assets that will be held over some future period).

Menurut Hartono (2022), investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk

dimasukkan ke aset produktif selama periode waktu yang tertentu.

Dalam melakukan investasi, investor akan menghasilkan return dan sekaligus

menghadapi risiko. Salah satu strategi yang dapat digunakan untuk mengurangi risiko

investasi adalah dengan membentuk portofolio. Menurut Maruddani dan Purbowati

(2009), portofolio adalah gabungan dari dua atau lebih aset yang dipilih dari investor

sebagai target investasi selama periode waktu tertentu, dengan kondisi tertentu. Ada

pepatah yang mengatakan "jangan menaruh semua telur Anda dalam satu keranjang".

Istilah ini menjelaskan mengapa investor harus membentuk portofolio. Akan sangat

2
berbahaya untuk menaruh semua telur Anda dalam satu keranjang. Jika keranjang

jatuh, semua telur akan pecah. Telur sebaiknya dibagi menjadi beberapa keranjang,

sehingga ketika satu keranjang, masih terdapat beberapa keranjang yang belum jatuh.

Hal ini juga berlaku untuk investasi. Alih-alih menempatkan semua uang Anda dalam

satu aset, sebarkan di beberapa aset. Itulah pengertian dari membentuk portofolio, yaitu

menyebarkan uang ke banyak aset untuk mengurangi risiko. Proses penyebaran dana

di beberapa aset untuk mengurangi risiko ini disebut diversifikasi (Hartono, 2022).

Portofolio itu cantik, menurut Hartono (2022). Kecantikan portofolio adalah

bahwa return portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari return aset yang

membentuknya, tetapi risiko portofolio dapat lebih rendah daripada rata-rata

tertimbang risiko asetnya. Tujuan pembentukan portofolio adalah untuk

mendiversifikasi risiko dengan return yang tidak berkurang. Kecantikan portofolio

terjadi karena memberikan return yang tidak berkurang (rata-rata dari return aset

asetnya), tetapi dengan risikonya yang menurun (Hartono, 2022).

Pembentukan portofolio ini akan membantu investor dalam mengambil

keputusan untuk memilih portofolio mana yang optimal dan memiliki tingkat return

dan risiko yang diharapkan. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah dengan

pembentukan portofolio optimal sudut terbesar atau rasio Sharpe. Bagi masyarakat

awam, menghitung return dan risiko portofolio bukanlah hal yang mudah. Oleh karena

itu, kami memilih rasio Sharpe agar memudahkan investor untuk memahami dan

menghitung portofolio yang optimal. Selain itu, rasio Sharpe juga menstandarkan

hubungan antara return dan risiko yang karenanya dapat digunakan untuk

3
membandingkan berbagai kelas aset. Dengan demikian, pada penelitian ini, kami akan

membahas pembentukan portofolio optimal dengan rasio Sharpe pada saham indeks

LQ45 di Bursa Efek Indonesia periode Juli 2021 sampai Mei 2022.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Investasi

Menurut Jones (2014), investasi didefinisikan sebagai komitmen dana-dana

untuk satu atau lebih aset yang akan dimiliki selama beberapa periode mendatang (the

commitment of funds to one or more assets that will be held over some future period).

Menurut Hartono (2022), investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk

dimasukkan ke aset produktif selama periode waktu yang tertentu.

2.2 Return Realiasian dan Return Ekspektasian

Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa

return realisasian yang telah terjadi atau return ekspektasian yang belum terjadi tetapi

diharapkan akan terjadi di masa yang akan datang (Hartono, 2022).

Return realisasian (realized return) merupakan return yang telah terjadi. Return

realisasian dihitung menggunakan data historis. Return realisasian penting karena

digunakan sebagai ukuran kinerja perusahaan. Return realisasian atau return historis

ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasian (expected return) dan

risiko di masa yang akan datang (Hartono, 2022).

Return ekspektasian (expected return) adalah return yang diharapkan akan

diterima oleh investor di masa depan. Berbeda dengan return realisasian yang sifatnya

sudah terjadi, return ekspektasian sifatnya belum terjadi. Return ekspektasian

digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan investasi (Hartono, 2022).

5
2.3 Risiko

Dalam mengharapkan return, investor selalu mempertimbangkan risiko sebagai

esensi dari proses investasi. Risiko (risk) adalah perbedaan peluang return aktual atau

return realisasian dengan return harapan atau return ekspektasian. Saat berinvestasi,

investor sangat mengandalkan return yang diharapkan, tetapi besarnya risiko akan

membuat return realisasian berbeda dengan yang diharapkan (Hartono, 2022).

Return ekspektasian dan risiko memiliki trade off hubungan positif. Semakin

besar risiko suatu investasi, maka semakin besar return yang diharapkan (return

ekspektasian). Oleh karena itu, terjadi trade off yaitu semakin besar (kecil) risiko maka

semakin besar (kecil) return ekspektasian (Hartono, 2022).

2.4 Portofolio

Portofolio adalah kumpulan aset, dalam hal ini saham, yang dapat dimiliki oleh

individu atau perusahaan. Portofolio yang efisien adalah portofolio dengan return yang

diharapkan tertinggi di antara portofolio dengan risiko yang sama atau portofolio

berisiko rendah di antara portofolio yang memberikan return yang sama (Skarica dan

Zrinka, 2012). Portofolio optimal adalah portofolio yang dipilih investor dari sejumlah

pilihan dalam kumpulan portofolio yang efisien. Portofolio yang optimal adalah yang

memiliki kombinasi terbaik antara return ekspetasian dan risiko (Tandelilin, 2010;

Hartono, 2022).

2.5 Matriks Varian-Kovarian

Rumus risiko portofolio tidak hanya terdiri dari risiko-risiko aset tunggal yang

membentuknya (varian), tetapi juga berisi dengan kovarian return antar asetnya.

6
Varian-varian dan kovarian-kovarian yang membentuk portofolio dapat digambarkan

dalam bentuk matrik yang disebut dengan matrik varian-kovarian (variance covariance

matrix). Untuk portofolio dengan n-aset, bentuk dari matrik varian kovarian akan

berbentuk sebagai berikut.

Risiko portofolio adalah penjumlahan dari varian dan kovarian sesuai dengan

proporsi masing-masing aset di dalamnya, maka risiko ini dapat dituliskan dalam

bentuk perkalian matrik antara matrik varian-kovarian dengan matrik proporsi masing-

masing aset. Untuk n-buah aset, risiko portofolio dapat dinyatakan dalam perkalian

matrik sebagai berikut.

Perhitungan perkalian matrik dapat dilakukan dengan lebih mudah

menggunakan fungsi MMULT() di Excel (Hartono, 2022).

7
2.6 Equally-Weighted Portfolio

Equally-weighted portfolio adalah portofolio yang berisi saham dengan

proporsi berimbang. Dengan kata lain, Equally-weighted portfolio merupakan

portofolio yang memberikan nilai atau proporsi yang sama untuk semua saham yang

termasuk di dalam portofolio tersebut. Setiap saham dalam portofolio ini memiliki

kepentingan yang sama ketika menentukan nilai portofolio, terlepas dari apakah

perusahaan itu besar atau kecil, atau berapa banyak saham yang diperdagangkan (Sofi,

2021).

2.7 Rasio Sharpe

Portofolio optimal dengan sudut terbesar merupakan hasil persinggungan garis

lurus dari titik RBR dengan kurva efficient set. Titik persinggungan M ini merupakan

titik persinggungan antara kurva efficient set dengan garis lurus yang mempunyai sudut

atau slope (θ) terbesar. Slope ini disebut juga dengan rasio Sharpe (Sharpe’s ratio) yang

dikenalkan oleh William Sharpe. Slope ini nilainya adalah sebesar return ekspektasian

portofolio dikurangi dengan return aset bebas risiko dan semuanya dibagi dengan

deviasi standar return dari portofolio sebagai berikut (Hartono, 2022).

8
Portofolio optimal berada pada sudut terbesar karena sudut terbesar

menunjukkan kombinasi return tertinggi dibagi dengan risiko terkecil sehingga sudut

tersebut menunjukkan kinerja dari portofolio. Portofolio optimal ini dapat diselesaikan

dengan menggunakan program komputer yang khusus digunakan untuk maksud ini.

Portofolio optimal dapat juga diselesaikan dengan menggunakan persamaan simultan

sebagai berikut (Hartono, 2022).

Dengan mensubstitusikan Zi = 𝛹. wi, maka persamaan simultan dapat berupa

(Hartono, 2022):

Untuk mendapatkan nilai bobot masing-masing sekuritas (wi) dapat dihitung dengan

rumus (Hartono, 2022):

9
2.8 Indeks LQ45

Perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ 45 adalah perusahaan dengan

likuiditas tinggi, kapitalisasi pasar yang besar, dan fundamental perusahaan yang sehat.

Bursa secara berkala memantau perkembangan kinerja 45 saham yang masuk dalam

perhitungan indeks LQ 45 tersebut. Penggantian saham dilakukan setiap 6 bulan, yaitu

pada awal Februari dan awal Agustus. Apabila saham-saham tidak memenuhi kriteria

seleksi, maka saham-saham tersebut dikeluarkan dari perhitungan indeks dan diganti

dengan saham-saham lain yang memenuhi kriteria (Hadijah, 2022). Beberapa kriteria

yang telah ditentukan untuk masuk ke lini saham LQ45 adalah sebagai berikut.

a. Terdaftar dalam 60 perusahaan teratas berdasarkan kapitalisasi pasar selama 12

bulan terakhir.

b. Terdaftar dalam 60 perusahaan teratas dengan nilai transaksi pasar reguler

tertinggi selama 12 bulan terakhir.

c. Telah tercatat di Bursa Efek Indonesia minimal 3 bulan.

d. Memiliki profil keuangan, prospek pertumbuhan, dan nilai transaksi tinggi.

e. Bobot free float dinaikkan menjadi 100%, dibandingkan sebelumnya 60% pada

bagian penilaian (Hadijah, 2022).

10
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian berupa penelitian jenis kuantitatif. Jenis data yang digunakan berupa

data sekunder. Jenis penelitian kuantitatif dengan penggunaan data sekunder ini dipilih

dikarenakan sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu untuk mendapatkan informasi

mengenai keoptimalan saham yang telah dipilih secara acak.

3.2 Populasi dan Sample

Populasi adalah sekelompok elemen yang biasanya tersusun dari kejadian,

objek, orang, maupun transaksi yang dimana kita memiliki ketertarikan untuk meneliti

atau mempelajari populasi tersebut (Jogiyanto, 2018:59). Rentang populasi yang

diterapkan pada penelitian adalah semua saham yang terdaftar pada indeks LQ45

dengan rentang waktu Juli 2021 s.d Mei 2022.

Menurut Suharsimi (2010), sampel adalah sebuah bagian dari populasi yang

bisa terdiri dari beberapa bagian atau perwakilan dari populasi yang dapat digunakan

untuk diteliti. Penelitian ini mengambil sampel penelitian dengan menggunakan

metode random sampling. Penggunaan metode random sampling mengizinkan setiap

data dari populasi untuk mendapatkan kesempatan yang seimbang dalam menjadi

sampel penelitian. Penelitian kali ini menggunakan 5 saham yang termasuk dalam

indeks LQ45 sebagai sampelnya.

11
3.3 Metode Pengumpulan Data

Menurut Kuncoro (2009:148), data sekunder ialah data yang didapatkan atau

diraih berdasar dari data yang sebelumnya telah disajikan oleh pihak lain. Pengumpulan

data sekunder kerap disebut dengan metode pengumpulan bahan dokumen, hal ini

dikarenakan peneliti tidak langsung turun ke lapangan untuk mendapatkan data secara

mandiri, melainkan menggunakan data berbentuk dokumen dan sejenisnya yang telah

dihasilkan oleh pihak lain (Sugiyono, 2012:77).

Penelitian kali ini menggunakan data sekunder berupa closing price atau harga

penutupan bulanan dari saham yang digunakan sebagai sampel penelitian dalam

rentang waktu Juli 2021 s.d Mei 2022 berupa saham-saham listing (LQ45) di Bursa

Efek Indonesia (BEI). Data sekunder diakses melalui laman web dari lembaga

keuangan terpercaya di Indonesia seperti lembaga Bursa Efek Indonesia (BEI) maupun

Bank Indonesia (BI). Data dikumpulkan menggunakan teknik pengumpulan

dokumentasi, dimana peneliti mengambil data dari dokumen yang tersedia secara

bebas, baik dokumen cetak maupun dokumen elektronik.

3.4 Metode Analisis Data

Metode yang diterapkan pada penelitian ini berupa metode penelitian analisis

kuantitatif berupa analisis kinerja portofolio metode Sharpe. Metode analisi ini

diterapkan pada saham-saham LQ45 yang diukur dari return saham pada Juli 2021 s.d.

Mei 2022. Dalam pembentukan portofolio, terdapat variabel yang dapat dihitung dan

dianalisis seperti return dan risiko saham dari saham yang akan diteliti, yaitu saham-

saham indeks LQ45. Selain melakukan perhitungan atas return dan risiko saham, akan

12
juga dilakukan perhitungan terhadap proporsi setiap saham dalam suatu portofolio

dengan tingkat return serta risiko dari portofolio.

Langkah-langkah yang diambil pada penelitian ini dalam melaksanakan analisis

data guna menilai tingkat keoptimalan portofolio saham adalah sebagai berikut:

1. Mengumpulkan data sekunder berupa data harga penutupan (closing price)

saham bulanan sesuai dengan window period yang ditentukan, yaitu Juli 2021

s.d. Mei 2022.

2. Menghitung nilai return realisasi saham dalam window period Juli 2021 s.d.

Mei 2022.

Rumus yang digunakan untuk melakukan perhitungan terhadap return

realisasi dari setiap jenis saham pada indeks LQ45 dari Juli 2021 hingga Mei

2022 adalah:

3. Menghitung matrik varian-kovarian saham dalam portofolio

Asumsi awal yang digunakan pada metode varian-kovarian adalah

persentase perubahan harga aset yang berdistribusi normal yang dinyatakan

dalam bentuk standar deviasi. Untuk menghitung VaR dengan varian-kovarian

13
langkah pertama yang dilakukan adalah menghitung besar nilai aset atau

portofolio yang dimiliki terhadap risiko pasar. Menghitung VaR untuk aset

tunggal rumus yang digunakan adalah:

Metode varian-kovarian berbentuk matriks terdiri atas beberapa elemen

seperti varian, kovarian dan mean. Semisal suatu matriks kovarian dan variabel

random mean adalah X. Maka mean vektor random 𝑋 adalah:

4. Membentuk equally-weighted portfolio yang berisi saham yang telah terpilih

Equally-weighted portfolio adalah jenis portofolio saham dimana saham

semua perusahaan konstituen diberi nilai yang sama. Oleh karena itu, nilai

equally-weighted portfolio ditentukan oleh nilai setiap saham dalam portofolio,

14
dan semua saham dianggap sama pentingnya. Sampel yang diambil untuk

penelitian ini terdiri atas 5 sampel sehingga proporsi masing-masing saham

adalah sebesar 20% atau 0,2. Equally-weighted portfolio mencerminkan

kinerja saham masing-masing perusahaan penyusun portofolio yang nantinya

bisa dijadikan benchmark dari portofolio optimal yang akan dibentuk nanti

5. Menghitung nilai return ekspektasi saham dari equally-weighted portfolio yang

telah dibuat

Rumus yang digunakan untuk melakukan perhitungan terhadap return

ekspektasi saham dari equally-weighted portfolio yang telah dibuat adalah:

6. Menghitung risiko portofolio saham dari equally-weighted portfolio yang telah

dibuat.

Rumus yang digunakan untuk melakukan perhitungan terhadap risiko

portofolio saham dari equally-weighted portfolio yang telah dibuat adalah:

15
7. Menghitung rasio Sharpe dari equally-weighted portfolio yang telah dibentuk.

Rumus yang digunakan untuk melakukan pehitungan terhadap rasio

Sharpe dari equally-weighted portfolio yang telah dibuat adalah:

8. Membentuk portofolio optimal dengan rasio sharpe

Portofolio optimal berada pada sudut terbesar karena sudut terbesar

menunjukkan kombinasi return tertinggi dibagi dengan risiko terkecil sehingga

sudut tersebut menunjukkan kinerja dari portofolio. Salah satu cara

menyelesaikan portofolio optimal adalah dengan memanfaatkan software

komputer.

16
Pembentukan portofolio optimal dilakukan dengan bantuan fitur solver

dari aplikasi microsoft excel. Portofolio optimal dengan rasio sharpe berarti

portofolio tersebut memiliki nilai rasio sharpe semaksimal mungkin. Untuk

mencapai hal tersebut, maka fitur solver diatur dengan beberapa ketentuan

berikut:

- Set objective: nilai rasio sharpe to max

- Changing variable: proporsi saham dalam portofolio

- Constrain: total proposi saham adalah 100% dengan unconstrained

variables non-negative.

9. Membandingkan dan menganalisis perbedaan antara equally-weighted

portfolio dan portofolio optimal

17
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Daftar Saham dalam Portofolio

Dari 45 saham yang terdaftar dalam indeks LQ45, telah terpilih 5 saham yang

dipilih secara acak untuk menjadi saham dalam portofolio yang akan dibentuk. Kelima

saham tersebut adalah sebagai berikut:

Saham Nama Perusahaan Sektor

ADRO PT Adaro Energy Tbk Energi

BBRI PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Keuangan

GGRM PT Gudang Garam Tbk. Barang Konsumen Primer

SMGR PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. Barang Baku

UNVR PT Unilever Indonesia Tbk. Barang Konsumen Primer

4.2 Harga Penutupan Saham dalam Portofolio

Berikut adalah tabel data harga penutupan bulan Juli 2021 - Mei 2022 dari

masing-masing saham dalam portofolio:

Harga Penutupan

18
ADRO BBRI GGRM SMGR UNVR

Jul-21 Rp 1.335 Rp 1.710 Rp 32.800 Rp 7.700 Rp 24,54

Aug-21 Rp 1.260 Rp 3.573 Rp 33.075 Rp 9.250 Rp 23,61

Sep-21 Rp 1.760 Rp 3.850 Rp 31.550 Rp 8.200 Rp 23,82

Oct-21 Rp 1.680 Rp 4.250 Rp 33.500 Rp 9.100 Rp 25,58

Nov-21 Rp 1.700 Rp 4.090 Rp 31.400 Rp 8.000 Rp 25,91

Dec-21 Rp 2.250 Rp 4.110 Rp 30.600 Rp 7.250 Rp 28,35

Jan-22 Rp 2.240 Rp 4.070 Rp 30.625 Rp 6.725 Rp 26,50

Feb-22 Rp 2.450 Rp 4.550 Rp 31.400 Rp 7.200 Rp 30,71

Mar-22 Rp 2.690 Rp 4.660 Rp 31.600 Rp 6.650 Rp 32,14

Apr-22 Rp 3.340 Rp 3.870 Rp 30.700 Rp 6.400 Rp 29,12

May-22 Rp 3.270 Rp 4.630 Rp 31.500 Rp 7.300 Rp 30,71

Sumber: Yahoo Finance (2022)

4.3 Return Realiasian dan Return Ekspektasian Saham dalam Portofolio

Berikut adalah tabel data return realisasian setiap bulan, return ekspektasian

bulanan dan tahunan dari masing-masing saham dalam portofolio:

Return

19
ADRO BBRI GGRM SMGR UNVR

Jul-21 - - - - -

Aug-21 -5,6% 108,9% 0,8% 20,1% -3,8%

Sep-21 39,7% 7,8% -4,6% -11,4% 0,9%

Oct-21 -4,5% 10,4% 6,2% 11,0% 7,4%

Nov-21 1,2% -3,8% -6,3% -12,1% 1,3%

Dec-21 32,4% 0,5% -2,5% -9,4% 9,4%

Jan-22 -0,4% -1,0% 0,1% -7,2% -6,5%

Feb-22 9,4% 11,8% 2,5% 7,1% 15,9%

Mar-22 9,8% 2,4% 0,6% -7,6% 4,7%

Apr-22 24,2% -17,0% -2,8% -3,8% -9,4%

May-22 -2,1% 19,6% 2,6% 14,1% 5,5%

E(Ri) 10,39% 13,97% -0,34% 0,08% 2,53%

Bulanan

E(Ri) 124,63% 167,67% -4,08% 0,93% 30,33%

Tahunan

Sumber: Data diolah (2022)

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel, dapat diketahui bahwa saham BBRI

memiliki tingkat return ekspektasian tertinggi, yaitu sebesar 13,97%, dilanjutkan

20
dengan saham ADRO sebesar 10,39%, saham UNVR sebesar 2,52%, saham SMGR

sebesar 0,08% dan GGRM sebesar -0,34%.

4.4 Matriks Varian-Kovarian Saham-Saham dalam Portofolip

ADRO BBRI GGRM SMGR UNVR

ADRO 0,28425 -0,25285 -0,03776 -0,12779 0,003078

BBRI -0,25285 1,309738 0,038447 0,319256 -0,02533

GGRM -0,03776 0,038447 0,015181 0,035609 0,011824

SMGR -0,12779 0,319256 0,035609 0,151325 0,014985

UNVR 0,003078 -0,02533 0,011824 0,014985 0,063716

Sumber: Data diolah (2022)

Berdasarkan perhitungan matriks varian-kovarian untuk masing-masing saham

dalam portofolio, terdapat 6 kombinasi saham yang memiliki korelasi positif dan 4

kombinasi saham yang memiliki korelasi negatif. Kombinasi saham dengan korelasi

positif adalah ADRO-UNVR, BBRI-GGRM, BBRI-SMGR, GGRM-SMGR, GGRM-

UNVR, dan SMGR-UNVR. Kombinasi saham dengan korelasi negatif adalah ADRO-

BBRI, ADRO-GGRM, ADRO-SMGR, dan BBRI-UNVR.

21
4.5 Menghitung Return Ekspektasian, Risiko, dan Rasio Sharpe dari Equally-

Weighted Portfolio

Equally-weighted portfolio merupakan portofolio yang berisi saham dengan

proporsi berimbang, dimana equally-weighted portfolio dalam penelitian ini akan berisi

5 saham dengan proporsi masing-masing saham adalah sebesar 0,2 atau 20%. Equally-

weighted portfolio digunakan sebagai pembanding atau benchmark dari portofolio

optimal yang akan dibentuk nantinya. Berikut adalah tabel yang menunjukkan data

return ekspektasian portofolio, risiko, serta rasio shape dari equally-weighted portfolio:

Saham Proporsi

ADRO 20%

BBRI 20%

GGRM 20%

SMGR 20%

UNVR 20%

Expected return (E(Rp)) 63,9%

Risiko (𝜎𝑝 2 ) 26,7%

22
Sharpe 2,1304

Sumber: Data diolah (2022)

Berdasarkan hasil perhitungan, didapatkan bahwa equally-weighted portfolio

atau portofolio dengan masing-masing sahamnya memiliki proporsi yang sama akan

menghasilkan return ekspektasian sebesar 63,9%, risiko sebesar 26,7%, dan rasio

sharpe sebesar 2,1304%.

4.6 Pembentukan Portofolio Optimal

Penelitian ini berusaha untuk membentuk portofolio yang benar-benar optimal

secara umum yang berisi 5 saham yang telah dipilih secara acak dari seluruh saham

dalam Indeks LQ45 dengan rasio sharpe. Portofolio optimal dengan rasio sharpe

merupakan portofolio yang berada pada sudut terbesar, yang berarti memiliki nilai rasio

sharpe terbesar. Perhitungan rasio shape untuk memperoleh portofolio yang benar-

benar optimal secara umum memerlukan bantuan aset bebas risiko. Dalam penelitian

ini, peneliti menggunakan return aset bebas risiko atau risk free rate of return sebesar

7% yang merupakan risk-free rate yang digunakan oleh market-risk premia. Dengan

menggunakan fitur solver dari aplikasi excel, berikut adalah proporsi saham masing-

masing saham dalam portofolio, return ekspektasi portofolio, risiko, serta rasio shape

dari portofolio optimal:

23
Saham Proporsi

ADRO 47,91%

BBRI 19,15%

GGRM 0%

SMGR 0%

UNVR 32,94%

Expected return (E(Rp)) 101,8%

Risiko (𝜎𝑝 2 ) 26,75%

Sharpe 3,544

Sumber: Data diolah (2022)

Berdasarkan hasil pengolahan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa apabila

investor ingin membentuk portofolio optimal dengan rasio sharpe yang berisi saham

ADRO, BBRI, GGRM, SMGR, dan UNVR, maka investor harus mengalokasikan

47,91% dananya ke saham ADRO, 19,15% dananya ke saham BBRI, 0% dananya ke

saham GGRM, 0% dananya ke saham SMGR, dan 32,49% dananya ke saham UNVR.

Portofolio optimal tersebut akan menghasilkan return ekspektasian sebesar 101, 8%

dan risiko sebesar 26,8%.

24
Perbandingan Equally-Weighted Portfolio dengan Portofolio Optimal

Equally-Weighted Portofolio Perubahan

Portfolio Optimal

E(Rp) 63,9% 101,8% + 37,9%

𝜎𝑝 2 26,7% 26,75% + 0,05%

Sharpe 2,1304 3,544 + 1,4136

Sumber: Data diolah (2022)

Dengan menggunakan hasil pengolahan data dari equally-weighted portfolio

sebagai pembanding atau benchmark, diperoleh bahwa pembentukan portofolio

optimal dengan rasio sharpe bahwa mampu memberikan return ekspektasian yang

37,9% lebih tinggi dari return ekspektasian equally-weighted portfolio, dengan hanya

meningkatkan risiko portofolio sebesar 0,05%. Portofolio optimal diperoleh dengan

meningkatkan proporsi saham ADRO sebesar 27,91%, meningkatkan proporsi saham

25
UNVR sebesar 12,94%, menurunkan proporsi saham BBRI sebesar 0,85%, dan

mengeliminasi saham GGRM dan SMGR dari portofolio.

26
BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa dari 5 saham yang dipilih

secara acak dari daftar saham dalam indeks LQ45, yaitu ADRO, BBRI, GGRM,

SMGR, dan UNVR, diperoleh hanya 3 saham yang dapat dimasukkan ke dalam

portofolio optimal dengan rasio sharpe yaitu ADRO, BBRI, dan UNVR. Portofolio

optimal yang terbentuk berisi saham ADRO dengan proporsi 47,91%, saham BBRI

dengan proporsi 19,15%, dan saham UNVR dengan 32,94%. Portofolio optimal

tersebut menghasilkan return ekspektasian sebesar 101,8% dengan tingkat risiko

sebesar 26,75%, yang merupakan kombinasi return ekspektasian dan tingkat risiko

yang paling optimal dari seluruh kemungkinan kombinasi return ekspektasian dan

tingkat risiko dari portofolio.

Portofolio optimal yang dibentuk oleh penelitian ini dapat menjadi referensi

bagi investor yang ingin berinvestasi, khususnya pada saham-saham yang terdaftar

dalam indeks LQ45. Investor dapat menginvestasikan dananya sesuai dengan

portofolio optimal yang dibentuk oleh penelitian ini, yaitu portofolio yang berisi saham

ADRO dengan proporsi dana 47,91%, saham BBRI dengan proporsi dana 19,15%, dan

saham UNVR dengan dana 32,94%. Apabila investor menginvestasikan dananya

sesuai dengan portofolio optimal yang dibentuk oleh penelitian ini, maka investor akan

memperoleh return ekspektasian sebesar 101,8% dengan menanggung tingkat risiko

sebesar 26,75%.

27
DAFTAR PUSTAKA

Dihni, V. (2022). Realisasi Investasi Indonesia Naik Terus dalam 5 Tahun Terakhir.

Katadata. Retrieved 19 June 2022, from

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/03/31/realisasi-investasi-

indonesia-naik-terus-dalam-5-tahun-terakhi

Hadijah, S. (2022). Mengenal LQ45, Indeks Saham Paling Populer dan Perbedaannya

dengan Saham Bluechip. Cermati.com. Retrieved 19 June 2022, from

https://www.cermati.com/artikel/mengenal-lq45-indeks-saham-paling-populer-

dan-perbedaannya-dengan-saham-bluechip

Hartono, J. (2022). Portofolio dan Analisis Investasi: Pendekatan Modul. Yogyakarta:

Penerbit Andi.

Jones, Charles P. (2020). Investment Analysis and Management. New York, NY: John

Wiley & Sons. Inc. Fourteenth edition.

Malik, A. (2022). OJK : Awal Juni 2022, Jumlah Investor Pasar Modal Tembus 8,88

Juta Orang. Bareksa. Retrieved 19 June 2022, from

https://www.bareksa.com/berita/pasar-modal/2022-06-15/ojk-awal-juni-2022-

jumlah-investor-pasar-modal-tembus-888-juta-orang

Sidik, S. (2022). Wow! Makin Banyak, Investor Pasar Modal RI Tembus 8 Juta. CNBC

Indonesia. Retrieved 19 June 2022, from

28
https://www.cnbcindonesia.com/market/20220218160049-17-316555/wow-

makin-banyak-investor-pasar-modal-ri-tembus-8-juta

Skarica, Bruna & Zrinka Lukae. (2012). A Comparison of Basic and Extended

Markowitz Model on Croatian Capital Market. Croation Operational Research

Review, 3 (12), 236-244.

Sofi. (2021). Pros and Cons of an Equal-Weighted Index. Retrieved 19 June 2022, from

https://www.sofi.com/learn/content/equal-weighted-index/

Tandelilin, Eduardus. (2010). Portofolio dan Investasi (Edisi Pertama). Yogyakarta:

Kanisius.

29

Anda mungkin juga menyukai