Anda di halaman 1dari 36

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

Penelitian tentang Implementasi program kelas Honda dilaksanakan di

SMK Muhammadiyah Prambanan. Subjek penelitian ini diambil secara purposive

sampling atau penelitian sampel dengan pertimbangan tertentu, dimana dalam

penelitian ini subyek penelitiannya adalah kepala jurusan Teknik Otomotif, guru

kompetensi keahllian TBSMdan wakaur kurikulum. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif yang dilakukakan dengan

wawancara dan obesrvasi. Wawancara ditujukan kepada kepala jurusan Teknik

Otomotif. Observasi digunakan untuk data sarana prasarana program kelas Honda.

Variabel dalam Implementasi prograam kelas Honda terdiri dari 3 sub

variabel. Variabel adalah sesuatu yang dijadikan objek dalam penelitian atau

pengamatan. Tiga sub variabel yang dimaksud yaitu : (1) Implementasi program

Kelas Honda di SMK Muhammadiyah Prambanan, (2) Faktor pendukung program

kelas Honda dan (3) Kendala yang dihadapi Pada program Kelas Honda. Dari

ketiga Variabel tersebut akan disajikan melalui wawancara dan observasi yang

akan disajikan data hasil penelitian ke dalam uraian yang akan dibahas dibawah

ini:

1. Implementasi Program kelas Honda di SMK Muhammadiyah

Prambanan

Program kelas Honda merupakan bentuk kerjasama antara SMK

Muhammadiyah Prambanan dengan PT. Astra Honda Motor merupakan

46
implementasi dari program link and match yang diinstruksikan dalam Instruksi

Presiden Nomor 9 tahun 2016. Dalam implementasinya, program kelas Honda di

SMK Muhammadiyah Prambanan dapat diuraikan kedalam beberapa aspek, yaitu

sebagai berikut:

a. Penerapan Kurikulum Honda

1) Penerapan Kurikulum Honda

Penerapan kurikulum Honda di SMK Muhammadiyah Prambanan pada

kompetensi keahlian Teknik Bisnis Sepeda Motor berdasarkan hasil wawancara

yang dilakukan kepada wakaur kurikulum dijelaskan bahwa: “penerapan

kurikulum pada program kelas Honda ini menggabungkan antara kurikulum

Honda dengan kurikulum yang ada pada dinas” (Wagiman, 2019)

Berdasarkan penjelasan diatas, kurikulum yang digunakan pada program

kelas Honda merupakan kombinasi antara kurikulum dari Kemdiknas dengan

industri Honda. sejalan dengan pendapat diatas, berdasarkan hasil wawancara

dengan kepala jurusan dijelaskan bahwa: “kurikulum yang digunakan merupakan

kurikulum hasil sinkronisasi dengan industri” (Panggih, 2019). Pada dasarnya

kurikulum Honda memiliki struktur kurikulum yang sama dengan kemdiknas,

yaitu terdiri dari mata pelajaran normatif, adaptif dan kelompok mata pelajaran

produktif. Perbedaan terdapat pada komponen mata pelajaran produktif, dimana

materi yang diajarkan dikhususkan pada perbaikan kendaraan Honda.

Struktur kurikulum khusus kelas Honda hanya memuat kompetensi

produktif yang berkaitan dengan kendaraan Honda. kompetensi tersebut

dikelompokan dalam 7 (tujuh) mata diklat yaitu sebagai berikut:

47
Tabel 6. Alokasi waktu pelajaran progrsm keslas Honda
NO ALOKASI SEMESTER
MAPEL
WAKTU 1 2 3 4 5 6
1 Gambar Teknik Otomotif 144 4 4 - - - -
2 Teknologi Dasar Otomotif 144 4 4 - - - -
3 Pekerjaan Dasar otomotif 180 5 5 - - - -
Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor -
4 560 - 8 8 8 8
(PMSM)
Pemeliharaan Sasis Sepeda Motor -
5 424 - 8 8 4 4
(PCSM)
Pemeliharaan Listrik Sepeda Motor -
6 526 - 8 8 7 7
(PKSM)
Pengelolaan Bengkel Sepeda Motor -
7 204 - - - 6 6
(PBSM)
Produk Kreatif dan Kewirausahaan -
8 524 - 7 7 8 8
(PKK)
9 Praktik kerja Industri 480

Untuk mendukung penguasaan kompetensinya, maka dalam kurikulum

Honda menetapkan adanya praktik kerja industri yang dilaksanakan di industri

Honda. kegiatan praktik industri memiliki beban 480 jam pelajaran yang

dilakukan sepenuhnya diindusti. Program kelas Honda memiliki muatan

kurikulum yang berbeda dari kurikulum SMK pada umumnya, sehingga perlu ada

penyusunan dan penyelarasan. Berdasarkan keterangan wakaur kurikulum,

diterangkan bahwa:

“dalam penyusunan kurikulum dilakukan pada ajaran baru, dimana pihak-


pihak penyusun kurikulum rapat bersama, nah untuk pihak-pihak penyusun
kurikulum terdiri dari: (1) perwakilan AHM, (2) kepala sekolah,(3) wakil
kepala sekolah urusan Kurikulum, (4) perwakilan mata pelajaran, (5)
Komite, (6) Dinas pendidikan, (7) pengawas, (8) yayasan dan (9) Tokoh
pendidikan....”( Wagiman, 2019)

Berdasarkan penjelasan diatas, dijelaskan bahwa penyusunan kurikulum

dilakukan pada awal ajaran baru. Penyusunan kurikulum program kelas Honda

harus melibatkan beberapa pihak terkait yaitu pihak perusahaan mitra dalam ham

ini adalah AHM. Selanjutnya adalah pihak sekolah terdiri dari Kepala sekolah,

48
wakil kepala sekolah urusan kurikulum, kepala jurusan dan guru mata pelajaran.

Stake holder lainnya adalah dinas pendidikan dalam hal ini adalah Kasi Dikmen

dan pengawas SMK. Selanjutnya perwakilan dari Yayasan, dan dari pihak

masyarakat yaitu komite sekolah dan tokoh pendidikan.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, kurikulum program Kelas

Honda merupakan kurikulum kombinasi antara kurikulum Kemdiknas dengan

Honda, yang pada dasarnya struktur kurikulum sama dengan kemdiknas, hanya

saja muatan yang terdapat didalamnya terdapat pengkhususan yaitu pembelajaran

khusus Honda, sehingga harus ada penyelarasan antara kurikulum kemdiknas

dengan industri yang dalam penyusunannya dilakukan setiap awal tahun ajaran

baru melalui pihak pihak terkait yaitu perusahaan mitra, pihak sekolah, Dinas

Pendidikan, Pengawas SMK, yayasan dan dari masyarakat.

2) Upaya Sinkronisasi Kurikulum Program Kelas Honda

Dalam penerapannya, kurikulum yang telah disusun kemudian dilakukan

pengembangan silabus atau sinkronisasi, oleh guru-guru pengampu TBSM di

SMK Muhammadiyah prambanan bersama-sama dengan pihak Honda.

Berdasarkan keterangan wakaur kurikulum, diterangkan bahwa:“Sinkronisasi

dikoordinasi oleh kajur dengan pihak industri. Dalam proses pembuatan RPP dan

KIKD yaitu disinkronkan antara KIKD dari pemerintah dengan SKKNI dari

perusahaan...”( Wagiman, 2019).

Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa ada upaya sinkronisasi yang

dilakukakan oleh pihak sekolah. Dijelaskan juga oleh kepala jurusan bahwa:

49
“upaya sinkronisasi kurikulum adalah pada awal ajaran baru dilakukan rapat koordinasi

untuk melakukan penyusunan kurikulum dan sinkronisasi kurikulum...”(Panggih, 2019).

Sinkronisasi ini dilakukan bersamaan dengan proses penyusunan kurikulum pada

awal ajaran baru dengan diadakannya rapat koordinasi. Dalam proses sinkronisasi,

KIKD dan RPP ysng dibuat harus disinkronkan antara KIKD dari Kemdiknas

dengan SKKNI dari Industri.

Dari hasil observasi dokumen, didapat pula dokumen hasil penyelarasan

kurikulum dan silabus. Dalam dokumen tersebut terdapat penyelarasan antara

kebutuhan industri Honda dengan muatan yang dikeluarkan oleh pemerintah.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada hasil penyelarasan kurikulum

dan silabus antara SMK dengan AHM, didapatkan hasil yang dapat dilihat pada

tabel dibawah ini:

Tabel 7. Muatan kurikulum pada program kelas Honda

Mata Pelajaran Dasar Teknik SMK +


No SMK Honda
Mesin Honda
1 Dasar Teknik Mesin 6 0 0
2 Konversi energi 6 0 0
3 Gambar teknik 4 1 1
4 Peralatan bengkel sepeda motor 0 7 1
5 Kesehatan dan keselamatan kerja 5 2 0
6 Pemeliharaan chasis sepeda motor 0 6 8
7 Pemeliharaan mesin sepeda motor 0 6 27
8 Pemeliharaan kelistrikan otomotif 0 17 0

9 Produk Kreatif dan Kewirausahaan 0 0 23


Total 21 39 60

Dari tabel diatas dapat diketahui jumlah total muatan kurikulum yang

diterapkan pada program kelas Honda terdiri dari 3 jenis yaitu: (1) KD yang

digunakan murni dari Kemdiknas, (2) KD yang digunakan merupakan gabungan

50
antara KD dari Kemdiknas dan (3) KD yang digunakan adalah murni dari Honda.

Secara presentase KD yang murni dari Kemdiknas yang digunakan secara

keseluruahan di tujuh mata pelajaran pada program kelas Honda adalah sebesar

17%, untuk KD yang digunkan merupakan gabungan antara Kemdiknas dengan

Honda 33% dan untuk KD yang murni dari Honda sebesar 50%. Jika di

gambarkan dengan diagram lingkaran atau pie chart maka dapat disajikan sebagai

berikut:

MUATAN KURIKULUM HASIL PENYELARASAN


PROGRAM KELAS HONDA SMK MUHAMMADIYAH
PRAMBANAN
SMK SMK + HONDA HONDA

17%

50%
33%

Gambar 3. Diagram lingkaran Muatan Kurikulum Program kelas Honda

Berdasarkan hasil observasi diatas, dapat disimpulkan bahwa muatan

kurikulum khususnya KD yang digunakan pada program kelas Honda

Menggunakan KD gabungan antara Kemdiknas dan Honda. Dalam keterangan

lanjutannya, kesesuaian antara KIKD dengan SKKNI dari industri dalam

pembuatan RPP kepala jurusan menjelaskan:

“sejauh ini sudah sesuai dengan KIKD dari dinas dan SKKNI dari
perusahaan, namun untuk format secara resminya masih mengikuti dari
dinas, karena dalam kerjasama antara Honda dengan sekolah lebih
menonjol pada bidang sarana prasarana, untuk hal kurikulum masih
didominasi oleh dinas...” (Panggih,2019).

51
Dari penjelasan diatas, dapat diketahui bawa dalam pembuatan RPP sudah

sesuai dengan KIKD dari Kemdiknas dan SKKNI dari Honda, dalam hal format

RPP dan penyusunan kurikulum masih didominasi oleh Kemdiknas. Honda

memberikan muatan-muatan yang harus diajarkan disekolah sesuai dengan

kondisi di industri Honda yang selanjutnya dituangkan dalam KIKD. Rasio

penerapan antara pembelajaran teori dan praktik adalah 2:3 jam pelajaran.

Berdasarkan hasil observasi, didapat penerapan jumlah jam pelajaran pada muatan

peminatan kejuruan terdiri dari 316 jam pelajaran teori dan 1060 jam pelajaran

praktik. Jika disajikan dalam diagram lingkaran maka dapat disajikan sebagai

berikut:

RASIO PEMBELAJARAN
TEORI PRAKTIK

23%

77%

Gambar 4. Rasio pembelajaran teori dan praktik

Berdasarkan hasil observasi tersebut, dapat diketahui bahwa pembelajaran

pembelajaran praktik memiliki jumlah jam pelajaran yang lebiih banyak

dibanding dengan pembelajaran dengan perbandingan 1:3.

b. Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran merupakan aplikasi dari kurikulum. Proses

pembelajaran yang dilaksanakan pada program kelas Honda terdiri dari

52
pembelajaran teori dan praktik khususnya pada Mata Pelajaran Produktif ini

mengacu pada pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 41 Tahun

2007, tentang Standar Proses. Standar Proses yang dimaksud terdiri dari (1)

Perencanaan Proses Pembelajaran (2) Pelaksanaan Proses Pembelajaran (3)

Penilaian Hasil Pembelajaran dan, (4) Pengawasan Proses Pembelajaran.

1) Perencanaan Proses Pembelajaran

a) Silabus

Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap

bahan kajian mata pelajaran. Berdasarkan hasil penelitian dokumentasi terhadap

dokumen silabus, didapat program kelas Honda memiliki dokumen silabus yang

telah diselaraskan dengan industri mitra yaitu Honda. Muatan yang ada pada

silabus program kelas Honda terdiri dari: (1) Identitas sekolah, (2) identitas mata

pelajaran, (3) kompetensi inti, (4) kompetensi dasar, (5) materi pokok, (6)

kegiatan pembelajaran, (7) penilaian, (8) alokasi waktu teori/praktik, dan (9)

sumber belajar.

b) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana rencana

kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP

dikembangkan dari silabus hasil penyelarasan dengan industri untuk mengarahkan

peserta didik mencapai Kompetensi Dasar (KD).

Berdasarkan hasil penelitian berupa dokumentasi, guru pengampu mata

pelajaran memiliki dokumen RPP. Muatan yang tertuang pada RPP adalah: (1)

identitas sekolah, (2) identitas mata pelajaran, (3) kelas/semester, (4) materi

53
pokok, (5) alokasi waktu, (6) tujuan pembelajaran, (7) kompetensi dasar dan

indikator pencapaian kompetensi, (8) materi pembelajaran terdiri dari faktual,

konseptual, prosedural dan metakognitif, (9) metode pembelajaran, (10) media

pembelajaran, (11) sumber belajar, (12) langkah-langkah pembelajaran melalui

tahapan pendahuluan, inti dan penutup, dan (13) penilaian hasil pembelajaran.

2) Pelaksanaan Proses Pembelajaran

a) Pembelajaran Praktik

Pada pembelajaran praktik, program kelas Honda menggunakan dua model

yaitu sistem blok dan teaching factory. Berdasarkan keterangan kepala jurusan,

diterangkan bahwa: “proses pembelajaran praktik pada program kelas Honda

terdiri dari 2 model, yaitu sistem blok dan teaching factory dan Untuk teknisnya

setiap semester 1 kelas mendapatkan jatah praktik di bengkel selama kurang lebih

1 bulan, kemudian sisanya teori dikelas” (Panggih, 2019). Keterangan diatas

menjelaskan bahwa proses pembelajaran praktik dilaksanakan menggunakan

model teaching factory dan sistem blok.

i) Sistem Blok

Pembelajaran dengan sistem blok dilakukan dengan praktik di bengkel

selama satu bulan dalam satu semester, kemudian sisanya teori di kelas.

Keterangan lanjutan yang disampaikan ketua jurusan maksud dari penerapan

pembelajaran sistem blok dijelaskan bahwa:

“...kenapa kita menerapkan sistem blok, supaya materi yang kami berikakn
tidak kepotong-potong. Misal, mata pelajaran mesin dengan pembahasan
overhoul mesin. Jika kami mengadakan sistemnya non blok, kemungkinan
praktik belum selesai namun jam pelajarannya sudah selesai, padahal nanti
harus digunakan ke kelas selanjutnya. Jadi kalau sistem blok kan full
dibengkel dan kemungkinan tuntas materi yang diberikan...” (Panggih,2019).

54
Keterangan diatas menjelaskan maksud penerapan sistem blok supaya

materi yang disampaikan tidak terpotong-potong atau materi yang disampaikan

tuntas. Proses pembelajaran sistem blok terdiri dari pendahuluan, kegiatan inti dan

penutupan. Berdasarkan keterangan dari kepala jurusan proses pembelajaran

dijelaskan bahwa:

“...Pada pembelajaran praktik di bengkel dimulai dengan persiapan,


berdoa, sholat dhuha, kemudian tadarus al-Qur’an. Setelah tadarus al-
Qur’an, dilanjutkan pemberian motivasi, pemberian materi pengantar dan
juga penguatan materi yang diberikan ketika teori di kelas, bisa dengan
peragaan dan juga penampilan video pembelajaran. Setelah pemberian
materi, dilanjutkan dengan persiapan alat dan media praktik, kemudian
siswa melaksanakan praktikum sesuai dengan jobnya masing-masing.
Setelah siswa didamping dengan guru melaksanakan praktik, siswa
membuat laporan praktikum sesuai dengan jobnya masing-masing. Setelah
itu laporan dikumpul kepada guru atau instruktur kemudian dilanjutkan
kegiatan evaluasi selama praktikum. Setelah selesai evaluasi kita langsung
penutupan dengan doa.” (Panggih, 2019)

Berdasarkan keterangan diatas, proses pembelajaran pada kegiatan

pendahuluan dimulai dengan persiapan, berdo’a, dilanjutkan sholat dhuha,

kemudian tadarus Al-Qur’an. Pada kegiatan ini merupakan penanaman karakter

siswa. Selanjutnya pada kegiatan pendahuluan ini dilanjutkan apersepsi dan

pemberian motivasi kepada siswa. Setelah kegiatan pendahuluan, ada kegiatan inti

pada kegiatan inti ini menggunakan beberapa model pembelajaran, dijelaskan

kepala jurusan bahwa “...ada yang pakai problem based learning, ada yang pakai

STAD ya tergantung sama materi yang diberikan sih.”(Panggih, 2019)

Pada pembelajaran praktik ini menggunakan model pembelajaran Problem

Based Learning atau pembelajaran berbasis masalah terkadang juga menggunakan

model pembelajaran tipe STAD. Dijelaskan bahwa penggunaan model

pembelajaran tergantung pada materi yang disampaikan. Pada kegiatan inti ini

55
guru menyampaikan materi pengantar dan juga penguatan materi yang diberikan

ketika teori, jadi materi yang belum sempat disampaikan pada pembelajaran teori

dikuatkan pada saat praktik. Setelah pemberian materi pengantar siswa dibagi

menjadi beberapa kelompok dan guru membagi job yang akan di praktikan,

kemudian dilanjutkan kegiatan praktikum didampingi oleh guru, kemudian

membuat laporan praktikum sesuai dengan jobnya masing-masing. Kemudian

laporan dikumpulkan kepada instruktur. Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan

penutupan, pada kegiatan penutupan ini guru melakukan evaluasi dilanjutkan

dengan penutupan dan do’a.

ii) Teaching factory

Pembelajaran dengan sistem teaching faactory adalah pembelajaran

berbasis industi atau jasa, dimana siswa dapat melakukan praktik sesuai dengan

kondisi nyata di lapangan. Keterangan lanjutan yang disampaikan ketua jurusan

maksud dari penerapan pembelajaran sistem teaching faactory dijelaskan bahwa:

“pembelajaran taching factory adalah pembelajaran berbasis industri. Jadi


teaching factory itu gabungan antara mata pelajaran kewirausahaan dengan
kejuruan. Pada teaching factory ini terdiri dari 6 siswa, 2 guru produktif dan 1
guru kewirausahaan setiap harinya dan saling bergantian. 6 siswa tersebut
terdiri dari 2 siswa kelas 10, 2 siswa kelas 11 dan 2 siswa kelas 12. Ketika
siswa mendapat jatah di teaching factory maka siswa tersebut meninggalkan
pelajaran. Peran di teaching factory ini adalah siswa kelas 10 sebagai helper,
siswa kelas 11 sebagai front desk, siswa kelas 12 sebagai mekanik, guru
produktif sebagai final checker dan guru kewirausahaan sebagai admin.
Untuk tugas di tefa ini sesuai dengan jam belajar yang berlaku.”
(Panggih,2019)

Berdasarkan keterangan diatas, bahwa pembelajaran sistem teaching

factory ini adalah model pembelajaran di SMK berbasis produksi/jasa yang

mengacu pada standar dan prosedur yang berlaku di industri dan dilaksanakan

56
dalam suasana seperti yang terjadi di industri. Pelaksanaan sistem teaching

factory di SMK Muhammadiyah Prambanan merupakan mata pelajaran

kewirausahaan, yang dilaksanakan secara pararel antara kelas X, XI dan XII.

Pelaksanaan teknis teaching factory ini yaitu terdiri dari 6 siswa yang terdiri dari

2 orang siswa kelas 10 yang berperan sebagai helper, 2 orang siswa kelas 11 yang

beperan sebagai front desk, dan 2 orang siswa kelas 12 yang berperan sebagai

mekanik. Disamping siswa terdapat 2 guru yang terdiri dari 1 orang guru mata

pelajaran yang berperan sebagai final checker dan 1 orang guru kewirausahaan

sebagai admin. Jadwal pelaksanaan teaching factory ini siswa meninggalkan kelas

dan menuju ke workshop teaching factory SMK Muhammadiyah Prambanan

untuk melaksanakan sistem teaching factory ini sesuai dengan urutan berlaku,

sedangkan siswa yang tidak mendapatkan giliran teaching factory tetap berada

dikelas untuk mengikuti pelajaran yang sedang berlangsung dikelas tersebut.

b) Pembelajaran Teori

Pembelajaran Teori yang dilaksanakan para program kelas Honda di SMK

Muhammadiyah Prambanan ini dilaksanakan dilakukan dikelas. Keterangan

lanjutan yang disampaikan ketua jurusan maksud dari penerapan pembelajaran

teori dijelaskan bahwa:

“Proses pembelajaran teori dimulai dari jam 06.45, kemudian dilanjutkan


dengan sholat dhuha berjama’ah, kemudian tadarus Al-Qur’an, tujuannya
yaitu membentuk karakter siswa sebenarnya, tapi ya namanya sanak kadang
ada yang tertib dan ada yang kurang tertib. Selama pembelajaran teori
dikelas, seperti biasanya. Untuk media yang digunakan selama pembelajaran
teori masih menggunakan ceramah dan kadang juga diskusi, tugas terstruktur
dan tidak terstruktur kadang juga ada penugasan outing class. Nah untuk
menangani kurangnya fasilitas di kelas teori nanti diditunjang ketika di
bengkel, mungkin penayangan video pembelajaran dan lain-lain. Untuk
penggunaan pendekatan pembelajarannya menggunakan pendekatan saintifik

57
sesuai dengan kurikulum yang berlaku sekarang yaitu kurikulum 2013.”
(Panggih,2019)

Berdasarkan keterangan diatas, proses pembelajaran pada kegiatan

pendahuluan dimulai dengan persiapan, berdo’a, dilanjutkan sholat dhuha,

kemudian tadarus Al-Qur’an. Pada kegiatan ini merupakan penanaman karakter

siswa. Selanjutnya pada kegiatan pendahuluan ini dilanjutkan apersepsi dan

pemberian motivasi kepada siswa. Setelah kegiatan pendahuluan, ada kegiatan inti

pada kegiatan inti ini menggunakan beberapa model pembelajaran, dijelaskan

kepala jurusan bahwa “...ada yang pakai problem based learning, ada yang pakai

STAD ya tergantung sama materi yang diberikan sih.”(Panggih, 2019).

Pada pembelajaran teori ini menggunakan model pembelajaran Problem

Based Learning atau pembelajaran berbasis masalah terkadang juga menggunakan

model pembelajaran tipe STAD. Dijelaskan bahwa penggunaan model

pembelajaran tergantung pada materi yang disampaikan. Pada kegiatan inti ini

guru menyampaikan materi, kemudian siswa dituntun untuk mengembangkan diri

dengan diskusi. Setelah siswa melakukan diskusi dilanjut dengan kegiatan

penutup, pada kegiatan penutupan ini guru bersama siswa melakukan evaluasi dan

menyimpulkan pelajaran yang telah dilakukan. Kemudian dilakukan penilaian

apabila telah selesai satu kompetensi dasar.

3) Penilaian Pembelajaraan

Penilaian pembelajaran pada kelas program Honda di SMK

Muhammadiyah Prambanan ini terdiri dari penilaian berbagai aspek. Keterangan

lebih lanjut disampaikan oleh ketua jurusan untuk penilaian pembelajaran pada

program kelas Honda ini.

58
“penilaian kita terdiri dari 3 aspek yaitu sikap dan spiritual, pengetahuan dan
keterampilan. Penilaian sikap dan spiritual kita lihat keseharian, kemudian
untuk penilaian pengetahuan kita lakukan ketika pembelajaran teori dikelas.
Nah untuk penilaian pengetahuan dilakukan dengan beberapa jenis, yaitu
tugas terstruktur, tugas tidak terstruktur dan dipertengahan ada penilaian
tengah semester dan diakhir semester ada penilaian akhir semester. Untuk
penilaian praktik kita lakukan setiap setelah selesai putaran job, itu untuk
pengambilan nilai keterampilan. Dimana siswa kami uji satu persatu.”
(Panggih,2019)

Dari keterangan tersebut, dapat dijelaskan bahwa penilaian yang dilakukan

dapat dikelompokan menjadi 3 aspek yaitu (1) Sikap dan Spiritual (2)

Pengetahuan dan, (3) Keterampilan. Pada penilaian Sikap dan Spiritual dilakukan

dari kegiatan keseharian siswa yang dilakukan oleh guru mata pelajaran yang

bersangkutan. Penilaian Pengetahuan dilaksanakan pada pembelajaran teori yang

dilakukan dikelas, pada penilaian pengetahuan ini dilakukan dengan tugas

terstruktur, tugas tidak terstruktur dan dipertengahan ada penilaian tengah

semester dan diakhir semester ada penilaian akhir semester. Sedangkan penilaian

keterampilan atau penilaian praktik dilakukan saat pembelajaran praktik yang

dilakukan setiap setelah selesai putaran job, itu untuk pengambilan nilai

keterampilan, yang dimana siswa yang diuji bersifat perorangan.

c. Pelaksanaan Kerjasama dalam Bentuk Pelatihan Guru dan Sertifikat

Pelatihan

Program kerjasama antara SMK Muhammadiyah Prambanan dengan PT.

Astra Honda Motor dalam pemberian pelatihan guru dan sertifikat pelatihan telah

terlaksana. Guru sebagai pendidik seyogyanya harus mamiliki wawasan dan ilmu

yang lebih luas tentang materi yang akan diajarkan kepada siswa khususnya pada

bidang teknologi Honda. pemberian materi pelajaran oleh guru dalam ranah teori

59
maupun praktik juga setidaknya harus mencakup muatan-muatan mengenai

teknologi sepeda motor Honda, oleh karena itu pelatihan yang diberikan Honda

dirasa sangat perlu untuk menunjang kegiatan belajar mengajar. Kemudian, dari

hasil wawancara kepada kepala jurusan, dijelaskan bahwa:

“ada pelatihan yang diberikan kepada guru oleh pihak astra. Pelatihan ini
normalnya dilaksanakan 1 tahun sekali, namun dalam kurun waktu 4 tahun ini
baru berjalan 1 kali. Lokasi training dilakukan di HSO Yogyakarta di jalan
magelang. Training ini dilaksanakan dengan berbagai level dimulai dari level
1 hingga level expert. Waktu pelaksanaan training ini adalah 6 hari dengan
model teori dan praktik, kemudian dilakukan uji kompetensi...” (Panggih,
2019)

Berdasarkan penjelasan diatas dapat diketahui bahwa pihak Honda

memberikan pelatihan kepada guru, pelatihan dilaksanakan 1 (satu) tahun sekali.

Kendala yang dialami adalah adanya ketidakpastian agenda pelatihan tersebut.

Program kelas Honda ini derjalan kurang lebih 4 tahun, namun dalam penjelasan

tersebut menjelaskan bahwa pelatihan yang diberikan oleh pihak Honda baru 1

(satu) kali dalam kurun waktu tersebut. Pelatihan ini dilaksanakan di HSO

Yogyakarta yang bertempat di jalan Magelang. Pelaksanaan pelatihan ini selama 6

hari berturut-turut dengan model pembelajaran teori dan praktik mengenai

teknologi Honda. pelatihan ini dilakukan pada beberapa tahapan atau level mulai

dari level 1 hingga level expert. Kemudian untuk kuota pelatihan guru dalam

penjelasankepala jurusan, menyebutkan bahwa kuota guru untuk mengikuti

pelatihan ini sebanyak 1 (satu) guru dalam satu kali pelatihan yang diadakan oleh

Honda. Beliau menyampaikan “...kuota dalam setiap training sebanyak 1 guru per

sekolah. Jurusan TBSM sini yang sudah mengikuti training di training center

Honda baru 1 dalam 4 tahun ini dari sekitar 12 guru” (Panggih, 2019).

60
Keterangan diatas menerangkan bahwa, jumlah guru yang mengikuti

setiap pelatihan di Honda sebanyak 1 guru, sehingga rasio guru yang telah

mengikuti pelatihan di Honda sebesar 8 % dan guru yang belum mendapatkan

pelatihan sebanyak 12 guru. Usaha yang dilakukan guru dalam menghadapi

kurangnya jumlah personil guru yang mengikuti pelatihan di Honda adalah

dengan mengadakan In House Training. Berdasarkan hasil wawancara dengan

kepala jurusan, diterangkan bahwa:

“Karena tidak semua guru dapat mengikuti training tersebut, maka dilakukan
IHC atau In House training, dimana guru yang telah mengikuti training
memberikan ilmunya kepada guru-guru yang belum mengikuti training.”
(Panggih, 2019)

Maksud dari apa yang disampaikan oleh kepala jurusan tersebut adalah

dalam menanggapi kurangnya jumlah personil yang mengikuti pelatihan di

Honda, maka diadakan in house training yang diikuti oleh semua guru.

Teknisnya, guru yang telah mengikuti training di Honda memberikan pelatihan di

sekolah kepada guru-guru yang belum mendapatkan pelatihan.

d. Kerjasama dalam Hal Paktik Kerja Industri

1) Pelaksanaan Praktik kerja Industri

Pelaksanaan praktik kerja industri merupakan salah satu aspek dalam

kerjasama antara SMK dengan PT AHM. Berdasarkan keterangan yang

disampaikan oleh kepala jurusan, diterangkan bahwa:

“prakerin yang dilaksanakan oleh sekolah adalah program 6 bulan, waktu


pelaksanaan pada awal semester 2 kelas 11 dan awal semester 1 kelas 12.
Namun, dalam pelaksanaan prakerin, Honda hanya memfasilitasi pelaksanaan
prakerin selama 2 bulan.” (Panggih, 2019)

61
Keterangan diatas menjelaskan bahwa pelaksanaan praktik kerja industri

yang dilaksanakan adalah program 6 bulan, praktik kerja industri ini dilaksanakan

pada saat semester 2 (dua) kelas 11 (sebelas) dan semester 1 (satu) kelas 12 (dua

belas), pada dua periode ini masing-masing dilaksanakan 3 (tiga) bulan. Namun,

dari pihak Honda hanya memfasilitasi waktu praktik kerja industi hanya 2 (dua)

bulan yang dilaksanakan di AHASS. Dalam mensikapi hal tersebut, maka sekolah

memutuskan dalam 1 (satu) kali periode praktik kerja industri, selama 2 (dua)

bulan dilaksanakan di AHASS dan 1(satu) bulan untuk membuat laporan praktik

industri dan ujian.

Untuk jumlah siswa praktik kerja industri pada setiap AHASS adalah 2

siswa praktik industri. Dalam keterangan lanjutannya, diterangkan bahwa jumlah

siswa praktik industri di AHASS dengan kuota 2 (dua) orang tersebut adalan

untuk semua sekolah, bukan hanya satu sekolah. Sehingga, untuk dapat

melaksanakan praktik kerja industri di AHASS 100% belum tercapai.

Berdasarkan data hasil observasi dari jumlah total siswa praktik kerja industri 59

siswa, jumlah siswa praktik kerja industri di AHASS sebanyak 45 siswa jika

dipresentasekan sebesar 76% dan untuk siswa praktik kerja industri di bengkel

non AHASS sebanyak 14 siswa jika dipresentasekan sebesar 24%. Jika disajikan

dalam diagram lingkaran sebagai berikut:

62
DATA SISWA PRAKTIK KERJA
INDUSTRI
AHASS NON AHASS

24%

76%

Gambar 5. data siswa praktik kerja industri

Dari data diatas dapat kita ketahui untuk rasio penerimaan siswa praktik kerja

industri di AHASS lebih dari 50%.

2) Monitoring Siswa Praktik Kerja Industri

Monitoring merupakan salah satu bentuk tanggungjawab sekolah dalam

menjalankan kerjasama dengan pihak mitra atau Honda. monitoring berfungsi

untuk mengetahui atau mendapatkan informasi mengenai pelaksanaan praktik

kerja industri di industri secara langsung guna menjadi bahan pertimbangan untuk

penyelenggaraan praktik kerja industri di tahun-tahun selanjutnya.

Teknis pelaksanaan monitoring siswa praktik kerja industri menurut kepala

jurusan, diterangkan bahwa:

“ya sekolah melaksanakan monitoring kepada siswa prakerin. Monitoring ini


dilakukan 1 kali dalam sebulan. Pertama penyerahan, kedua ya.. ngaruhke
gitu dan terakhir penarikan. Dan pihak yang melaksanakan monitoring ini
adalah Humas, Guru Produktif, wali kelas dan BK.”

63
Keterangan diatas menerangkan bahwa sekolah melaksanakan monitoring,

bebrapa pihak yang melaksanakan monitoring tersebut terdiri dari staff Humas,

guru produktif, wali kelas dan BK. Teknis pelaksanaan monitoring ini

dilaksanakan 1 (satu) kali dalam 1(satu) bulan. Diawal guru melakukan

penyerahan ke industri, kedua guru melakukan kunjungan memonitoring kegiatan

selama praktik kerja industri dan ketiga adalah penarikan.

3) Prioritas Kerja

Tujuan pendidikakan kejuruan adalah menciptakan lulusan yang siap

bekerja pada bidang tertentu. Kerjasama antara Honda dengan kompetensi

keahlian TBSM di SMK Muhammadiyah prambanan memungkinkan adanya

prioritas kerja bagi lulusannya. Berdasarkan hasil wawancara kepada kepala

jurusan, disampaikan bahwa “Ya, siswa yang melaksanakan prakerin di industri

Honda memiliki prioritas untuk bekerja di industri Honda...” (Panggih, 2019)

Berdasarkan keterangan diatas, mnyatakan bahwa ada prioritas kerja yang

diberikan Honda kepada siswa yang melaksanakan praktik kerja industri di

industri Honda. Berdasarkan hasil wawancara kepada kepala jurusan dijelaskan

bahwa:

“penyaluran lulusan dilakukan dengan 2 cara, 1) ketika AHASS memutuhkan


mekanik, pihak AHASS menghubungi sekolah dalam hal ini kajur. 2)
mekanik AHASS menjadi penguji Eksternal pada saat Uji Kompetensi
Keahlian, ketika mekanik menguji siswa maka akan disaring dan dibuat regu,
kemudian diinformasikan kepada kajur untuk menginformasikan kepada
siswa yang terpilih untuk mengikuti ujian di AHASS. “ (Panggih, 2019)

Berdasarkan keterangan diatas, teknis penyaluran lulusan dilakukan

dengan 2 (dua) cara, yaitu: (1) AHASS secara langsung menghubungi kepala

jurusan untuk menginformasikan kebutuhan mekanik AHASS dan (2) mekanik

64
AHASS menjadi penguji eksternal, ketika mekanik AHASS menjadi penguji

eksternal ketika uji kompetensi kejuruan, pihak AHASS membuat penilaian

terhadap siswa yang mengikuti ujian kompetensi keahlian tersebut, kemudian

dilakukan penyaringan. Setelah penguji eksternal tersebut melakukan penyaringan

siswa digabungkan dalam sebuah grup, kemudian siswa yang telah tergabung

dalam grup penyaringan tersebut diarahkan oleh kepala jurusan atas rekomendasi

pihak AHASS untuk mengikuti ujian atau tes di AHASS.

e. Sarana dan Prasarana Program kelas Honda

Kerjasama dalam hal pengadaan alat serta sarana pendukung lainnya

merupakan salah satu aspek yang sangat mendukung dalam proses pembelajaran.

Donasi unit alat peraga merupakan bentuk dukungan industri dalam kerjasama

program kelas Hond, sekaligus sebagai upaya untuk mempercepat penyaluran

teknologi otomotif terutama teknologi Honda ke sekolah mitra binaan Honda.

berdasarkan hasil wawancara dengan kepala jurusan, diterangkakn bahwa:

“ya, ada kerjasama dalam hal pengadaan alat...” (Panggih, 2019)

Berdasarkan keterangan diatas, terdapat kerjasama dalam pengadaan alat praktik

atau penunjang proses belajar mengajar. Dalam keterangan lanjutan beliau

menerangkan :

“...Nah untuk buku referensi kami diberikan dari Honda dan juga dari
Kementerian Perindustrian.” (Panggih, 2019)

Dalam keterangan diatas menyatakan bahwa ada kerjasama dalam

pengadaan alat dan juga buku referensi. Pengadaan buku referensi ini didapat dari

kementrian perindustrian dan juga dari pihak Honda. dalam keterangan lanjutan,

65
kepala jurusan menjelaskan teknis kerjasama dalam pengadaan alat, beliau

menerangkan bahwa:

“Ada beberapa teknis pelaksanaannya, yang pertama bantuan langsung dari


AHM ke sekolah, bantuan ini dilakukan ketika awal pembukaan program
kelas ini , jadi ketika MoU antara Sekolah dengan AHM berupa 2 unit sepeda
motor dan sebagian SST. Kemudian ada juga kita diberi bantuan alat ketika
menghadiri sekolah lain yang melakukan MoU dengan AHM. Ada juga setiap
2 tahun sekali atau 5 tahun sekali kita harus tukar tambah alat yang baru atau
media yang baru, sehingga biaya pengadaan media bary bisa dipangkas dan
bisa mengikuti teknologi yang terbaru dari perusahaan mitra yaitu Honda.
Kemudian kita diberi standar trainer tersendiri dari Honda. Sekolah diberi
katalog dari Honda sehingga kita bisa memperbarui standar dan harga. Kami
juga membuat trainer sendiri dan bisa beli di AHM, jika bikin sendiri boleh
selama bisa menyerupai dengan produk Honda...” (Panggih, 2019)

Dalam keterangan diatas, dapat diketahui bahwa teknis pelaksanaan

kerjasama dalam hal pengadaan alat ini ada beberapa cara yaitu: (1)bantuan

diberikan langsung dari pihak Honda kepada sekolah ketika awal dilakukannya

pembukaan program kelas Honda, awal bantuan yang diberikan adalah 2 (dua)

unit sepeda motor dan sebagian special service tools (SST), (2) pemberian

bantuan alat ketika pihak sekolah mendatangi pembukaan program kemitraan baru

Honda, (3) setiap 2 atau 5 tahun ada tukar tambah alat yang lama dengan alat yang

baru, sehingga sekolah dapat menghemat biaya pengadaan media yang baru

namun tetap dapat mengikuti perkembangan teknologi Honda, (4) sekolah diberi

standar pembuatan trainer yang berstandar sesuai dengan Honda, kemudian dapat

membuat media sendiri sesuai dengan standar yang telah ditentukan, (5) sekolah

diberikan katalog sehingga sekolah dapat memperbarui standar dan harga.

Setelah mengetahui proses kerjasama dalam hal pengadaan alat, dapat diketahui

juga kelengkapan sarana dan prasarana pada program kelas Honda.

1) Ruang teori

66
Ruang teori merupakan sarana prasarana yang menunjang dalam kegiatan

pembelajaran teori. Standar ruang teori menurut lampiran permendikbud nomor

34 tahun 2018 standar ruang teori adalah setengah dari jumlah rombel, dalam hal

ini program kelas Honda memiliki 6 (enam) rombel,jadi minimal ruang teori yang

dimiliki adalah 3 ruang teori. Selain prasarana ruang teori juga terdapat sarana

yang menndukung dalam proses pembelajaran yang terdiri dari kursi dan meja

siswa, kursi dan meja guru, papan tulis, LCD, almari, papan absensi dan tempat

sampah. Hasil observasi yang dilakukan menghasilkan data kelayakan pada ruang

teori dinilai dengan skor 1 s.d 4, didapat skor 34. Untuk menentukan tingkat

kelayakan sarana prasarana pada ruang teori program kelas Honda, maka kriteria

kelayakan dilihat pada tabel dibawah ini;

Tabel 8. kriteria kelayakan sarana prasarana ruang teori

interval nilai Kategori kelayakan


skor>32,5 sangat tinggi
25<skor<32,5 Tinggi
17,5<skor<25 Rendah
skor<17,5 sangat rendah

Berdasarkan data diatas, dapat terlihat bahwa kriteria kesiapan sarana prasarana

ruang teori program kelas Honda sangat tinggi. Dengan demikian, kelayakan

sarana dan prasaranaruang teori program kelas Honda sangat layak digunakan.

2) Ruang Praktik

Sarana dan prasarana pada ruang praktik merupakan aspek paling

mendukung dalam ketercapaian pembelajaran sekolah kejuruan. Berdasarkan hasil

67
observasi, sarana dan prasarana praktik program kelas Honda yang harus dimiliki.

Hasil observasi yang dilakukan menghasilkan data kelayakan pada ruang praktik

dinilai dengan skor 1 s.d 4, didapat skor 280. Untuk menentukan tingkat

kelayakan sarana prasarana pada ruang praktik program kelas Honda, maka

kriteria kelayakan dilihat pada tabel dibawah ini;

Tabel 9. Kriteria kelayakan ruang praktik

Kategori
interval nilai kelayakan
skor>200,75 sangat tinggi
146<skor<200,75 Tinggi
91,25<skor<146 Rendah
skor<91,25 sangat rendah

Berdasarkan data diatas, dapat terlihat bahwa kriteria kelayakan sarana prasarana

ruang praktik program kelas Honda sangat tinggi. Dengan demikian, kelayakan

sarana dan prasarana ruang praktik program kelas Honda sangat layak digunakan.

3) Ruang Perpustakaan

Berdasarkan hasil observasi, sarana dan prasarana pada ruang

perpustakaan program kelas Honda Yang dimiliki. Hasil observasi yang dilakukan

menghasilkan data berikut:

Tabel 10. Kelayakan ruang perpustakaan


Unit/
or
Sk

NO INDIKATOR Stdr Jml


Satuan Kondisi
Ruang 40 baik dan layak
1 m2 40 m2
Perpustakaan m2 digunakan. 4
min. Sesuai 6
Buku Manual
2 Eksemplar dengan ekse Terpenuhi
Honda
training object mplar 4

68
posisi buku masih
Buku Referensi
3 Eksemplar - digabung dengan
Yang Lain
TKR 3
tersedia, namun
4 Rak Buku Unit/ 1 unit/ ruang 1
belum difungsikan 2
baik dan layak
5 Meja Baca Unit/ - 6
digunakan 4
baik dan layak
6 Kursi Baca Unit/ - 6
digunakan 4
7 Komputer Unit/ 1 unit/ruang 0 tidak ada 1
8 poster-poster - 0 tidak ada 1
Jumlah Skor 23
skor minimal 8
Skor maksimal 32

Untuk menentukan tingkat kelayakan sarana prasarana pada ruang perpustakaan

program kelas Honda, maka kriteria kelayakan dilihat pada tabel dibawah ini;

Tabel 11. kriteria kelayakan sarana prasarana ruang perpustakaan

interval nilai Kategori kelayakan


skor>26 sangat tinggi
20<skor<26 Tinggi
14<skor<20 Rendah
skor<14 sangat rendah

Berdasarkan data diatas, dapat terlihat bahwa kriteria kesiapan sarana prasarana

ruang perpustakaan program kelas Honda tinggi. Dengan demikian, kelayakan

sarana dan prasarana ruang perpustakaan program kelas Honda layak digunakan

dengan beberapa kekurangan.

4) Ruang Diskusi

Berdasarkan hasil observasi, sarana dan prasarana diskusi program kelas Honda

yang harus dimiliki. Hasil observasi yang dilakukan menghasilkan data kelayakan

69
pada ruang diskusi dinilai dengan skor 1 s.d 4. Dapat dilihat pada tabel dibawah

ini:

Tabel 12. kelayakan sarana prasarana ruang diskusi

satu Sk
NO INDIKATOR Stdr Jml Kondisi
an or
baik dan layak
1 Ruang diskusi m2 40 m2 40 m2
digunakan 4
1 baik dan layak
2 Meja guru Unit/ 1
unit/ruang digunakan 4
1unit/ruan baik dan layak
3 kursi Guru Unit/ 1
g digunakan 4
Sesuai
Meja dan kursi baik dan layak
4 Unit/ jumlah 30
siswa digunakan
siswa 4
1 baik dan layak
5 Papan tulis Unit/ 1
unit/siswa digunakan 4
Jumlah Skor 20
skor minimal 5
Skor maksimal 20

Untuk menentukan tingkat kelayakan sarana prasarana pada ruang diskusi

program kelas Honda, maka kriteria kelayakan dilihat pada tabel dibawah ini;

Tabel 13. kriteria kelayakan sarana prasarana ruang diskusi

interval nilai Kategori kelayakan


skor>16,25 sangat tinggi
12,5<skor<16,25 Tinggi
8,75<skor<12,5 Rendah
skor<8,75 sangat rendah

Berdasarkan data diatas, dapat terlihat bahwa kriteria kesiapan sarana prasarana

ruang diskusi program kelas Honda sangat tinggi. Dengan demikian, kelayakan

sarana dan prasarana ruang diskusi program kelas Honda sangat layak digunakan.

5) Ruang Guru dan Ruang Tamu

70
Berdasarkan hasil observasi, sarana dan prasarana ruang guru dan tamu program

kelas Honda yang harus dimiliki. Hasil observasi yang dilakukan menghasilkan

data kelayakan pada ruang guru dan tamu dinilai dengan skor 1 s.d 4. Dapat

dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 14. kelayakan sarana prasarana ruang guru dan tamu

Satua
NO INDIKATOR Stdr Jml
n Kondisi Skor
Ruang guru
1 dan Ruang m2 40 m2 40 m2 baik dan layak digunakan 4
Tamu
1 baik, kuantitas kurang
2 Meja Guru Unit/ unit/gur 3 tidak sesuai dengan 2
u jumlah guru
1
baik, tidak sesuai dengan
3 Kursi Guru Unit/ unit/gur 3 2
jumlah guru
u
1
4 Komputer Unit/ unit/rua 0 tidak ada 1
ng
Lemari 1 unit/
5 Unit/ 2 baik dan layak digunakan 4
penyimpanan ruang
6 meja tamu Unit/ 1 unit 1 Baik 4
7 kursi tamu Set 1 set 1 Baik 4
jumlah skor 21
skor minimal 7
Skor maksimal 28

Untuk menentukan tingkat kelayakan sarana prasarana pada ruang guru dan tamu

program kelas Honda, maka kriteria kelayakan dilihat pada tabel dibawah ini;

Tabel 15. kriteria kelayakan sarana prasarana ruang guru dan ruang tamu

interval nilai Kategori kelayakan


skor>16,25 sangat tinggi
12,5<skor<16,25 Tinggi
8,75<skor<12,5 Rendah
skor<8,75 sangat rendah

71
Berdasarkan data diatas, dapat terlihat bahwa kriteria kesiapan sarana prasarana

ruang guru program kelas Honda sangat tinggi. Dengan demikian, kelayakan

sarana dan prasarana ruang guru dan tamu program kelas Honda sangat layak

digunakan.

Berdasarkan hasil observasi, sarana dan prasarana secara keseluruhan pada

program kelas Honda yang harus dimiliki. Hasil observasi yang dilakukan

menghasilkan data kelayakan pada ruang guru dan tamu dinilai dengan skor 1 s.d

4. Dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 16. Kelayakan sarana prasarana program kelas Honda


Jml
Indikator Min Max skor
Ruang Teori 10 40 34
Ruang Praktik 73 292 280
Ruang Perpustakaan 8 32 23
Ruang diskusi 5 20 20
Ruang Guru dan Ruang
Tamu 7 28 21
Jumlah 103 412 378

Untuk menentukan tingkat kelayakan sarana prasarana pada program kelas

Honda, maka kriteria kelayakan dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 17. Kriteria kelayakan sarana dan prasarana program kelas Honda

Interval nilai kategori kelayakan


Skor>334,75 Sangat Tinggi
257,5<Skor<334,75 Tinggi
180,25<Skor<257,5 Rendah
Skor<180,25 sangat Rendah

72
Berdasarkan data diatas, dapat terlihat bahwa kriteria kelayakan sarana prasarana

program kelas Honda sangat tinggi. Dengan demikian, kelayakan sarana dan

prasarana program kelas Honda sangat layak digunakan.

f. Monitoring dan Evaluasi oleh Pihak AHM

PT. Astra Honda Motor sebagai industri mitra yang bekerjasama dengan

kompetensi keahlian TBSM di SMK Muhammadiyah Prambanan tentunya

melakukan upaya dan juga evaluasi sebagai salah satu bentuk komitmen dalam

membina program kelas Honda. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala

jurusan, dijelaskan bahwa:

“ya, pihak Honda melakukan monitoring terhadap sekolah binaan. Jadi,


Honda memiliki situs yang dinamanya Program Edukasi Satu Hati dimana
pada situs tersebut memuat data siswa, data guru, data sarpras. Web ini
dikelola oleh sekolah, yang terdiri dari kepala sekolah berfungsi untuk
mengetahui, kepala program studi sebagai verifikator dan admin web
sebagai perubah data. Jadi prosesnya sekolah menginput data ke situs
Program Edukasi Satu Hati, kemudian data akan terkirim ke AHM pusat,
kemudian dari pihak Honda melakuka pengecekan secara langsung ke
sekolah. Untuk pihak yang memonitoring adalah pihak AHM regional, nah
di SMK Mumahhadiyah Prambanan ini regional DIY-Kedu-Banyumas.
Biasanya yang ditunjuk adalah kepala training center.” (Panggih, 2019)

Berdasarkan hasil wawancara diatas, pihak Honda melakukan

monitoringkepada sekolah binaan. Sistem monitoring ini dilakukan secara online

menggunakan situs Program Edukasi Satu Hati. Situs tersebut memuat data siswa

program kelas Honda, data guru dan data sarana prasarana yang dimiliki program

kelas Honda. web tersebut dikelolah oleh sekolah dan pihak Honda. beberapa

pihak sekolah yang berperan dalam pengelolaan situs web ini adalah kepala

sekolah berfungsi untuk mengetahui, kepala jurusan sebagai verifikator dan admin

web jurusan sebagai eksekutor atau penginput data.

73
Keterangan selanjutnya teknis penginputan data dimulai dengan sekolah

menginput data ke situs program edukasi satu hati, kemudian data yang diinput

diterima server pusat, setelah data masuk ke server pusatpihak Honda melakukan

monitoring secara langsung ke sekolah. Kegiatan monitoring ini dilakukan oleh

kepala training center Honda tingkat regional yaitu regional DIY-Kedu-

Banyumas.

Selanjutnya adapun evaluasi yang dilakukan oleh pihak Honda. berdasarkan hasil

wawancara dengan kepala jurusan, disampaikan bahwa “ada evaluasi dari pihak

AHM, jadi AHM memberikan rekomendasiuntuk segera memenuhi kekurangan

sarana prasarana untuk segera dapat grade A+” (Panggih, 2019). Dari tersebut,

disampaikan bahwa pihak Honda melakukan evaluasi dengan cara memberikan

rekomendasi-rekomendasi untuk terus meningkatkan sarana prasarana sehingga

meningkatkan grade hingga A+.

2. Faktor Pendukung Program Kelas Honda

Dalam kerjasama program, pastinya terdapat hal-hal yang mendukung

dalam implementasinya, akan tetapi ada juga hal-hal yang menjadi penghambat

suatu program atau kegiatan. Berdasarkan hasil wawancara yang disampaikan

oleh kepala jurusan serta observasi yang dilakukan peneliti, dapat diketahui

bahwa faktor pendukung dalam kemitraan atau kerjasamaprogram kelas Honda di

SMK Muhammadiyah Prambanan yaitu: (1) minat lulusan SMP atau sekolah asal

terhadap jurusan TBSM kelas Honda sangat tinggi, (2) tingkat kepercayaan

masyarakat terhadap produk Honda sangat tinggi sehingga, tingkat pemakaian

sepeda motor Honda di masyarakat tinggi, (3) peluang wirausaha dalam bidang

74
bengkel sepeda motor sangat tinggi karena mayoritas masyarakat memiliki sepeda

motor, (4) SMK yang memiliki jurusan TBSM tergolong masih jarang di daerah

sleman timur dan daerah klaten, sehingga TBSM SMK Muhammadiyah

Prambanan berfungsi untuk melayani peminat daerah Prambanan, Berbah,

Kalasan, Piyungan dan beberapa daerah Klaten, (5) pihak mitra atau pihak Honda

memberikan peluang yang sangat luas kepada SMK Muhammadiyah Prambanan

untuk melaksanakan program kelas Honda , dan (6) SMK Muhammadiyah

Prambanan telah memiliki LSP P1 dan Tempat Uji Kompetensi yang sudah

diakui.

3. Kendala Program kelas Honda

Kendala bisa menjadikan program berjalan kurang lancar atau mengalami

beberapa masalah. Dari hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan

ditemukan beberapa kendala yang dialami pada program kelas Honda di SMK

Muhammadiyah Prambanan yaitu: (1) tidak dapat menambah rombel, meskipun

minat siswa tinggi, (2) sarana dan prasarana harus berstandar AHM, namun dari

pihak AHM ada beberapa barang yang tidak dapat dijual secara bebas, (3) guru

tidak fokus ke program kelas Honda dikarenakan guru TBSM masih gabung

menjadi satu dengan TKR, dan (4) terdapat kesenjangan antara KD yang

diberikan kepada sekolah dengan sarana yang tersedia. Selain hal tersebut,

pelatihan yang diberikan oleh Honda kepada guru masih tergolong kurang.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Implementasi Program Kelas Honda di SMK Muhammadiyah Prambanan

75
Berdasarkan hasil penelitian, kerjasama antara SMK Muhammadiyah

Prambanan dengan PT. Astra Honda Motor dalam program kelas Honda sudah

terlaksana dan telah berjalan selama kurang lebih 4 tahun. Dalam pelaksanaan

kerjasama dalam bentuk program kelas Honda memuat berberapa aspek yaitu: (a)

penerapan kurikulum, (b) proses pembelajaran, (c) pelatihan guru, (d) praktik

kerja industri, (e) sarana dan prasarana dan (f) monitoring dan evaluasi program.

a. Penerapan Kurikulum

Berdasarkan hasil penelitian mengenai kurikulum yang digunakan pada

program kelas Honda yaitu kurikulum hasil sinkronisasi antara sekolah dengan

industri. Muatan kurikulum hasil sinkronisasi antara SMK dengan industri adalah

17% muatan kurikulum dari kemdiknas, 33% muatan Kemdiknas dengan industri

dan 50% muatan Industri. Hal ini dikarenakan agar proses pembelajaran sedekat

mungkin dengan situasi di industri. Sehingga, menghasilkan lulusan yang siap

bekerja sesuai dengan bidangnya, perbandingan antara jam teori dengan jam

praktik adalah 1:3 yang terdiri dari 23 % jam untuk belajar teori dan 77% jam

belajar untuk praktik. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan pendapat Sofyan

(2008: 91-92) yaitu kurikulum pendidikan kejuruan memuat pelajaran praktik dan

teori yang disesuaikan dengan perkembangan dunia usaha dan dunia kerja dan

penyelenggaraan kurikulum fleksibel menyesuaikan dengan perkembangan dan

perubahan yang terjadi di dunia kerja.

Hasil penelitian ini juga menguatkan penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Suroto dan Nguyen Tien Hung yang dilaksanakan di SMK PIRI 1

Yogyakarta tahun 2017, dalam hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa

76
kurikulum yang digunakan pada kelas industri adalah kurikulum berbasis

kompetensi. Segala aktivitas diatur untuk mencapai kompetensi yang dibutuhkan

sesuai dengan kebutuhan dan standar industri mitra.

b. Proses Pembelajaran

Hasil penelitian pada aspek proses pembelajaran ini adalah pada proses

pembelajaran terdiri dari perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses

pembelajaran dan penilaian pembelajaran. Hasil penelitian pada perencanaan

pembelajaran adalah kepemilikan silabus dan RPP dimana guru pengampu mata

pelajaran program kelas Honda memiliki dokumen silabus dan RPP sebelum

melaksanakan pembelajaran. Silabus dan RPP yang digunakan merupakan hasil

sinkronisasi antara Honda dengan sekolah. Kerangka silabus dan RPP yang

digunakan telah sesuai dengan Lampiran Permendikbud No. 22 tahun 2016

tentang standar proses.

Hasil dari observasi dan wawancara pelaksanaan pembelajaran pada

program kelas Honda di SMK Muhammadiyah Prambanan didapatkan hasil

pelaksanaan pembelajaran terbagi menjadi 2 yaitu pembelajaran teori dan

pembelajaran praktik. Pada pembelajaran praktik, menggunakan model

pembelajaran sistem blok dan teaching factory. proses pembelajaran teori dan

sistem blok yang diterapkan terbagi menjadi tiga tahap yang pertama kegiatan

pendahuluan, kemudian kegiatan inti dan terakhir adalah kegiatan penutup.

Sedangkan pada model teaching factory memiliki proses pembelajaran yang

berbeda. Dimana pada teaching factory memfokuskan siswanya untuk belajar

sesuai dengan yang ada di industri.

77
Tahap proses pembelajaran selanjutnya adalah penilaian pembelajaran,

berdasarkan hasil penelitian, penilaian pembelajaran meliputi tiga aspek penilaian

yaitu Sosial dan spiritual, Pengetahuan dan keterampilan. Sikap dan Spiritual

dilakukan dari kegiatan keseharian siswa yang dilakukan oleh guru mata pelajaran

yang bersangkutan. Penilaian Pengetahuan dilaksanakan pada pembelajaran teori.

Sedangkan penilaian keterampilan atau penilaian praktik dilakukan saat

pembelajaran praktik. Hasil penjabaran diatas, telah sesuai dengan Permendikbud

No. 22 Tahun 2016 yang mengatur tentang standar proses.

c. Training guru

Training guru dimaksudkan untuk meningkatkan kompetensi profesional

guru dalam bidang keahliannya. Dimana pelaksanaan training guru dilakukan di

Honda training center berfungsi untuk meningkatkan profesionalitas guru dalam

bidang keahlian tersebut. Sesuai dengan kompetensi profesional guru dimana guru

harus mampu mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan

mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai sumber. training guru

yang dilakukan dapat menjadi salah satu jalan untuk meningkatkan profesionalitas

guru. Berdasarkan hasil wawancara didapatkan program training guru yang

dilaksanakan oleh Honda sebanyak 1 kali dalam setahun yang diikuti oleh 1 guru

dan hasil dari training tersebut dibagikan melalui kegiatan in house training di

sekolah. hanya saja, yang terjadi saat ini selama 4 tahun kerjasama dengan Honda,

baru melakukan training guru sebanyak 1 kali pada tahun 2018.

78
d. Praktik Kerja Industri

Praktik kerja industri dimaksudkan untuk melatih siswa bekerja di dunia

kerja secara nyata sesuai dngan bidangnya. Pelaksanaan praktik kerja industri

dilaksanakan selama 6 bulan, terdiri dari 3 bulan pada semester 4 dan 3 bulan

dilaksanakan di semester 5. Hal ini sesuai dengan program revitalisasi SMK yang

menyatakan bahwa model pelaksanaan praktik kerja industri dapat dilaksanakan

dengan sistem blok 6 bulan sampai 1 tahun atau bertahap sesuai dengan

kesepakatan industri. Pada pelaksanaan di SMK Muhammadiyah Prambanan,

pelaksanaan praktik kerja industri ini dilaksanakan 2 bulan untuk pembelajaran di

industri dimana selama dua bulan ini terdapat monitoring yang dilaksanakan oleh

guru produktif, staff humas dan BK ke industri tempat siswa melaksanakan

praktik kerja industri.sisa pelaksanaan praktik kerja industri satu bulan digunakan

untuk pembuatan laporan praktik kerja industri. Hal ini dikarenakan standar yang

di tetapkan Honda menyatakan bahwa kegiatan praktik industri di AHASS dalam

satu tahap dilaksanakan selama dua bulan. Rasio penerimaan siswa praktik kerja

industri di bengkel AHASS sebagai industri mitra sebanyak 76% dan sisanya di

bengkel umum sebesar 24%. Sehingga tidak semua siswa dapat melaksanakan

praktik kerja industri di AHASS karena keterbatasan kuota yang disediakan oleh

AHASS sebagai industri mitra.

e. Sarana dan Prasarana

Menurut Mulyasa (2005: 49) menyatakan bahwa sarana dan prasarana

pendidikan adalah perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan

menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar. Berdasarkan

79
hasil dari penelitian berupa observasi yang dilakukan oleh peneliti, menunjukan

bahwa sarana dan prasarana program kelas Honda di SMK Muhammadiyah

Prambanan dikatakan sangat layak dengan skor 378 dengan kriteria Skor>334,75.

Walaupun demikian, masih ada beberapa sarana yang belum tersedia

seperti ketersediaan LCD sebagai penunjang pembelajaran pada ruang teori.

Akibat dari tidak adanya LCD tersebut gutu terpaksa banyak memberikan

pembelajaran klasikal. Sehingga guru kesulitan jika menyampaikan materi

menggunakan media interaktif yang memerlukan LCD. Selain itu jumlah meja

dan kursi pada ruang guru tidak sesuai dengan jumlah guru yang ada.

f. Monitoring dan Evaluasi

Program monitoring dan evaluasi dilaksanakn oleh Honda kepada sekolah

mitra menggunakan situs edukasi satu hati yang memuat data sekolah, data siswa,

data guru dan data sarparas, yang dikelola oleh admmin jurusan. Proses

monitoring ini dilakukan dengan cara sekolah menginput data terbaru mengenai

data sekolah, guru, siswa dan sarpras. Setelah data diinput dan masuk server

Honda pusat, pihak Honda memonitoring secara langsung ke sekolah untuk

memvalidasi kebenaran data yang telah diinput. Proses evaluasi yang dilakukan

adalah dengan memberikan saran-saran untuk meningkatkan sarpras sehingga

mencapai grade A+ dari Honda.

2. Faktor Pendukung dan pengambat program kelas Honda di SMK

Muhammadiyah Prambanan

Faktor pendukung dalam suatu program sangat berpengaruh terhadap

berkembangnya suatu program kearah yang lebih baik. Berdasarkan hasil

80
penelitian, maka maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa faktor pendukung

adanya kerjasama antara SMK Muhammadiyah Prambanan dengan PT. Astra

Honda Motor adalah adanya dukungan dari pemerintah berupa link and match,

komitmen sekolah dan industri, antusiasme masyarakat, antusiasme guru dan

siswa, sarana dan prasarana yang tersedia dan memadai serta peluang

berwirausaha pada bidang bengkel sepeda moto tinggi.

3. Kendala program kelas Honda

Faktor penghambat bisa menjadi salah satu sebab guatu program menjadi

terkendala atau mengalami beberapa masalah. Dari hasil wawancara, dokumentasi

dan observasi, kama dapat diketahui beberapa kendala yang dialamai pada

program kelas Honda ini antara lain: sarana dan prasarana harus berstandar AHM,

namun dari pihak AHM ada beberapa barang yang tidak dapat dijual secara bebas,

guru tidak fokus ke program kelas Honda dikarenakan guru TBSM masih gabung

menjadi satu dengan TKR dan pelatihan yang diberikan oleh Honda kepada guru

masih tergolong kurang.

C. Keterbatasan penelitian

Penelitian mengenai implementasi program kelas Honda di SMK

Muhammadiyah prambanan ini berjalan dengan baik. Namun, ada beberapa hal

yang menjadi ketrbatasan dalam pelaksanaan penelitian ini diantaranya, yaitu: (1)

penelitian ini hanya mengungkap pelaksanaan program kelas Honda, (2)

penelitian yang dilakukan dengan metode deskriptif memiliki keterbatasan pada

subyektifitas yang ada pada peneliti. Sehingga penelitian ini sangat tergantung

pada interpretasi peneliti, dan (3) data dari industri mitra belum terjangkau.

81

Anda mungkin juga menyukai