Sikronisasi Kurikulum TBSM
Sikronisasi Kurikulum TBSM
penelitian ini subyek penelitiannya adalah kepala jurusan Teknik Otomotif, guru
Otomotif. Observasi digunakan untuk data sarana prasarana program kelas Honda.
variabel. Variabel adalah sesuatu yang dijadikan objek dalam penelitian atau
pengamatan. Tiga sub variabel yang dimaksud yaitu : (1) Implementasi program
kelas Honda dan (3) Kendala yang dihadapi Pada program Kelas Honda. Dari
ketiga Variabel tersebut akan disajikan melalui wawancara dan observasi yang
akan disajikan data hasil penelitian ke dalam uraian yang akan dibahas dibawah
ini:
Prambanan
46
implementasi dari program link and match yang diinstruksikan dalam Instruksi
sebagai berikut:
yaitu terdiri dari mata pelajaran normatif, adaptif dan kelompok mata pelajaran
47
Tabel 6. Alokasi waktu pelajaran progrsm keslas Honda
NO ALOKASI SEMESTER
MAPEL
WAKTU 1 2 3 4 5 6
1 Gambar Teknik Otomotif 144 4 4 - - - -
2 Teknologi Dasar Otomotif 144 4 4 - - - -
3 Pekerjaan Dasar otomotif 180 5 5 - - - -
Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor -
4 560 - 8 8 8 8
(PMSM)
Pemeliharaan Sasis Sepeda Motor -
5 424 - 8 8 4 4
(PCSM)
Pemeliharaan Listrik Sepeda Motor -
6 526 - 8 8 7 7
(PKSM)
Pengelolaan Bengkel Sepeda Motor -
7 204 - - - 6 6
(PBSM)
Produk Kreatif dan Kewirausahaan -
8 524 - 7 7 8 8
(PKK)
9 Praktik kerja Industri 480
Honda. kegiatan praktik industri memiliki beban 480 jam pelajaran yang
kurikulum yang berbeda dari kurikulum SMK pada umumnya, sehingga perlu ada
diterangkan bahwa:
dilakukan pada awal ajaran baru. Penyusunan kurikulum program kelas Honda
harus melibatkan beberapa pihak terkait yaitu pihak perusahaan mitra dalam ham
ini adalah AHM. Selanjutnya adalah pihak sekolah terdiri dari Kepala sekolah,
48
wakil kepala sekolah urusan kurikulum, kepala jurusan dan guru mata pelajaran.
Stake holder lainnya adalah dinas pendidikan dalam hal ini adalah Kasi Dikmen
dan pengawas SMK. Selanjutnya perwakilan dari Yayasan, dan dari pihak
Honda, yang pada dasarnya struktur kurikulum sama dengan kemdiknas, hanya
dengan industri yang dalam penyusunannya dilakukan setiap awal tahun ajaran
baru melalui pihak pihak terkait yaitu perusahaan mitra, pihak sekolah, Dinas
dikoordinasi oleh kajur dengan pihak industri. Dalam proses pembuatan RPP dan
KIKD yaitu disinkronkan antara KIKD dari pemerintah dengan SKKNI dari
Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa ada upaya sinkronisasi yang
dilakukakan oleh pihak sekolah. Dijelaskan juga oleh kepala jurusan bahwa:
49
“upaya sinkronisasi kurikulum adalah pada awal ajaran baru dilakukan rapat koordinasi
awal ajaran baru dengan diadakannya rapat koordinasi. Dalam proses sinkronisasi,
KIKD dan RPP ysng dibuat harus disinkronkan antara KIKD dari Kemdiknas
dan silabus antara SMK dengan AHM, didapatkan hasil yang dapat dilihat pada
Dari tabel diatas dapat diketahui jumlah total muatan kurikulum yang
diterapkan pada program kelas Honda terdiri dari 3 jenis yaitu: (1) KD yang
50
antara KD dari Kemdiknas dan (3) KD yang digunakan adalah murni dari Honda.
keseluruahan di tujuh mata pelajaran pada program kelas Honda adalah sebesar
Honda 33% dan untuk KD yang murni dari Honda sebesar 50%. Jika di
gambarkan dengan diagram lingkaran atau pie chart maka dapat disajikan sebagai
berikut:
17%
50%
33%
“sejauh ini sudah sesuai dengan KIKD dari dinas dan SKKNI dari
perusahaan, namun untuk format secara resminya masih mengikuti dari
dinas, karena dalam kerjasama antara Honda dengan sekolah lebih
menonjol pada bidang sarana prasarana, untuk hal kurikulum masih
didominasi oleh dinas...” (Panggih,2019).
51
Dari penjelasan diatas, dapat diketahui bawa dalam pembuatan RPP sudah
sesuai dengan KIKD dari Kemdiknas dan SKKNI dari Honda, dalam hal format
penerapan antara pembelajaran teori dan praktik adalah 2:3 jam pelajaran.
Berdasarkan hasil observasi, didapat penerapan jumlah jam pelajaran pada muatan
peminatan kejuruan terdiri dari 316 jam pelajaran teori dan 1060 jam pelajaran
praktik. Jika disajikan dalam diagram lingkaran maka dapat disajikan sebagai
berikut:
RASIO PEMBELAJARAN
TEORI PRAKTIK
23%
77%
b. Proses Pembelajaran
52
pembelajaran teori dan praktik khususnya pada Mata Pelajaran Produktif ini
2007, tentang Standar Proses. Standar Proses yang dimaksud terdiri dari (1)
a) Silabus
dokumen silabus, didapat program kelas Honda memiliki dokumen silabus yang
telah diselaraskan dengan industri mitra yaitu Honda. Muatan yang ada pada
silabus program kelas Honda terdiri dari: (1) Identitas sekolah, (2) identitas mata
pelajaran, (3) kompetensi inti, (4) kompetensi dasar, (5) materi pokok, (6)
kegiatan pembelajaran, (7) penilaian, (8) alokasi waktu teori/praktik, dan (9)
sumber belajar.
kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP
pelajaran memiliki dokumen RPP. Muatan yang tertuang pada RPP adalah: (1)
identitas sekolah, (2) identitas mata pelajaran, (3) kelas/semester, (4) materi
53
pokok, (5) alokasi waktu, (6) tujuan pembelajaran, (7) kompetensi dasar dan
tahapan pendahuluan, inti dan penutup, dan (13) penilaian hasil pembelajaran.
a) Pembelajaran Praktik
yaitu sistem blok dan teaching factory. Berdasarkan keterangan kepala jurusan,
terdiri dari 2 model, yaitu sistem blok dan teaching factory dan Untuk teknisnya
setiap semester 1 kelas mendapatkan jatah praktik di bengkel selama kurang lebih
i) Sistem Blok
selama satu bulan dalam satu semester, kemudian sisanya teori di kelas.
“...kenapa kita menerapkan sistem blok, supaya materi yang kami berikakn
tidak kepotong-potong. Misal, mata pelajaran mesin dengan pembahasan
overhoul mesin. Jika kami mengadakan sistemnya non blok, kemungkinan
praktik belum selesai namun jam pelajarannya sudah selesai, padahal nanti
harus digunakan ke kelas selanjutnya. Jadi kalau sistem blok kan full
dibengkel dan kemungkinan tuntas materi yang diberikan...” (Panggih,2019).
54
Keterangan diatas menjelaskan maksud penerapan sistem blok supaya
tuntas. Proses pembelajaran sistem blok terdiri dari pendahuluan, kegiatan inti dan
dijelaskan bahwa:
pemberian motivasi kepada siswa. Setelah kegiatan pendahuluan, ada kegiatan inti
kepala jurusan bahwa “...ada yang pakai problem based learning, ada yang pakai
pembelajaran tergantung pada materi yang disampaikan. Pada kegiatan inti ini
55
guru menyampaikan materi pengantar dan juga penguatan materi yang diberikan
ketika teori, jadi materi yang belum sempat disampaikan pada pembelajaran teori
dikuatkan pada saat praktik. Setelah pemberian materi pengantar siswa dibagi
menjadi beberapa kelompok dan guru membagi job yang akan di praktikan,
berbasis industi atau jasa, dimana siswa dapat melakukan praktik sesuai dengan
mengacu pada standar dan prosedur yang berlaku di industri dan dilaksanakan
56
dalam suasana seperti yang terjadi di industri. Pelaksanaan sistem teaching
Pelaksanaan teknis teaching factory ini yaitu terdiri dari 6 siswa yang terdiri dari
2 orang siswa kelas 10 yang berperan sebagai helper, 2 orang siswa kelas 11 yang
beperan sebagai front desk, dan 2 orang siswa kelas 12 yang berperan sebagai
mekanik. Disamping siswa terdapat 2 guru yang terdiri dari 1 orang guru mata
pelajaran yang berperan sebagai final checker dan 1 orang guru kewirausahaan
sebagai admin. Jadwal pelaksanaan teaching factory ini siswa meninggalkan kelas
untuk melaksanakan sistem teaching factory ini sesuai dengan urutan berlaku,
sedangkan siswa yang tidak mendapatkan giliran teaching factory tetap berada
b) Pembelajaran Teori
57
sesuai dengan kurikulum yang berlaku sekarang yaitu kurikulum 2013.”
(Panggih,2019)
pemberian motivasi kepada siswa. Setelah kegiatan pendahuluan, ada kegiatan inti
kepala jurusan bahwa “...ada yang pakai problem based learning, ada yang pakai
pembelajaran tergantung pada materi yang disampaikan. Pada kegiatan inti ini
penutup, pada kegiatan penutupan ini guru bersama siswa melakukan evaluasi dan
3) Penilaian Pembelajaraan
lebih lanjut disampaikan oleh ketua jurusan untuk penilaian pembelajaran pada
58
“penilaian kita terdiri dari 3 aspek yaitu sikap dan spiritual, pengetahuan dan
keterampilan. Penilaian sikap dan spiritual kita lihat keseharian, kemudian
untuk penilaian pengetahuan kita lakukan ketika pembelajaran teori dikelas.
Nah untuk penilaian pengetahuan dilakukan dengan beberapa jenis, yaitu
tugas terstruktur, tugas tidak terstruktur dan dipertengahan ada penilaian
tengah semester dan diakhir semester ada penilaian akhir semester. Untuk
penilaian praktik kita lakukan setiap setelah selesai putaran job, itu untuk
pengambilan nilai keterampilan. Dimana siswa kami uji satu persatu.”
(Panggih,2019)
dapat dikelompokan menjadi 3 aspek yaitu (1) Sikap dan Spiritual (2)
Pengetahuan dan, (3) Keterampilan. Pada penilaian Sikap dan Spiritual dilakukan
dari kegiatan keseharian siswa yang dilakukan oleh guru mata pelajaran yang
semester dan diakhir semester ada penilaian akhir semester. Sedangkan penilaian
dilakukan setiap setelah selesai putaran job, itu untuk pengambilan nilai
Pelatihan
Astra Honda Motor dalam pemberian pelatihan guru dan sertifikat pelatihan telah
terlaksana. Guru sebagai pendidik seyogyanya harus mamiliki wawasan dan ilmu
yang lebih luas tentang materi yang akan diajarkan kepada siswa khususnya pada
bidang teknologi Honda. pemberian materi pelajaran oleh guru dalam ranah teori
59
maupun praktik juga setidaknya harus mencakup muatan-muatan mengenai
teknologi sepeda motor Honda, oleh karena itu pelatihan yang diberikan Honda
dirasa sangat perlu untuk menunjang kegiatan belajar mengajar. Kemudian, dari
“ada pelatihan yang diberikan kepada guru oleh pihak astra. Pelatihan ini
normalnya dilaksanakan 1 tahun sekali, namun dalam kurun waktu 4 tahun ini
baru berjalan 1 kali. Lokasi training dilakukan di HSO Yogyakarta di jalan
magelang. Training ini dilaksanakan dengan berbagai level dimulai dari level
1 hingga level expert. Waktu pelaksanaan training ini adalah 6 hari dengan
model teori dan praktik, kemudian dilakukan uji kompetensi...” (Panggih,
2019)
Program kelas Honda ini derjalan kurang lebih 4 tahun, namun dalam penjelasan
tersebut menjelaskan bahwa pelatihan yang diberikan oleh pihak Honda baru 1
(satu) kali dalam kurun waktu tersebut. Pelatihan ini dilaksanakan di HSO
teknologi Honda. pelatihan ini dilakukan pada beberapa tahapan atau level mulai
dari level 1 hingga level expert. Kemudian untuk kuota pelatihan guru dalam
pelatihan ini sebanyak 1 (satu) guru dalam satu kali pelatihan yang diadakan oleh
Honda. Beliau menyampaikan “...kuota dalam setiap training sebanyak 1 guru per
sekolah. Jurusan TBSM sini yang sudah mengikuti training di training center
Honda baru 1 dalam 4 tahun ini dari sekitar 12 guru” (Panggih, 2019).
60
Keterangan diatas menerangkan bahwa, jumlah guru yang mengikuti
setiap pelatihan di Honda sebanyak 1 guru, sehingga rasio guru yang telah
“Karena tidak semua guru dapat mengikuti training tersebut, maka dilakukan
IHC atau In House training, dimana guru yang telah mengikuti training
memberikan ilmunya kepada guru-guru yang belum mengikuti training.”
(Panggih, 2019)
Maksud dari apa yang disampaikan oleh kepala jurusan tersebut adalah
Honda, maka diadakan in house training yang diikuti oleh semua guru.
61
Keterangan diatas menjelaskan bahwa pelaksanaan praktik kerja industri
yang dilaksanakan adalah program 6 bulan, praktik kerja industri ini dilaksanakan
pada saat semester 2 (dua) kelas 11 (sebelas) dan semester 1 (satu) kelas 12 (dua
belas), pada dua periode ini masing-masing dilaksanakan 3 (tiga) bulan. Namun,
dari pihak Honda hanya memfasilitasi waktu praktik kerja industi hanya 2 (dua)
bulan yang dilaksanakan di AHASS. Dalam mensikapi hal tersebut, maka sekolah
memutuskan dalam 1 (satu) kali periode praktik kerja industri, selama 2 (dua)
bulan dilaksanakan di AHASS dan 1(satu) bulan untuk membuat laporan praktik
Untuk jumlah siswa praktik kerja industri pada setiap AHASS adalah 2
siswa praktik industri di AHASS dengan kuota 2 (dua) orang tersebut adalan
untuk semua sekolah, bukan hanya satu sekolah. Sehingga, untuk dapat
Berdasarkan data hasil observasi dari jumlah total siswa praktik kerja industri 59
siswa, jumlah siswa praktik kerja industri di AHASS sebanyak 45 siswa jika
dipresentasekan sebesar 76% dan untuk siswa praktik kerja industri di bengkel
non AHASS sebanyak 14 siswa jika dipresentasekan sebesar 24%. Jika disajikan
62
DATA SISWA PRAKTIK KERJA
INDUSTRI
AHASS NON AHASS
24%
76%
Dari data diatas dapat kita ketahui untuk rasio penerimaan siswa praktik kerja
kerja industri di industri secara langsung guna menjadi bahan pertimbangan untuk
63
Keterangan diatas menerangkan bahwa sekolah melaksanakan monitoring,
bebrapa pihak yang melaksanakan monitoring tersebut terdiri dari staff Humas,
guru produktif, wali kelas dan BK. Teknis pelaksanaan monitoring ini
3) Prioritas Kerja
bahwa:
dengan 2 (dua) cara, yaitu: (1) AHASS secara langsung menghubungi kepala
64
AHASS menjadi penguji eksternal, ketika mekanik AHASS menjadi penguji
siswa digabungkan dalam sebuah grup, kemudian siswa yang telah tergabung
dalam grup penyaringan tersebut diarahkan oleh kepala jurusan atas rekomendasi
merupakan salah satu aspek yang sangat mendukung dalam proses pembelajaran.
Donasi unit alat peraga merupakan bentuk dukungan industri dalam kerjasama
menerangkan :
“...Nah untuk buku referensi kami diberikan dari Honda dan juga dari
Kementerian Perindustrian.” (Panggih, 2019)
pengadaan alat dan juga buku referensi. Pengadaan buku referensi ini didapat dari
kementrian perindustrian dan juga dari pihak Honda. dalam keterangan lanjutan,
65
kepala jurusan menjelaskan teknis kerjasama dalam pengadaan alat, beliau
menerangkan bahwa:
kerjasama dalam hal pengadaan alat ini ada beberapa cara yaitu: (1)bantuan
diberikan langsung dari pihak Honda kepada sekolah ketika awal dilakukannya
pembukaan program kelas Honda, awal bantuan yang diberikan adalah 2 (dua)
unit sepeda motor dan sebagian special service tools (SST), (2) pemberian
bantuan alat ketika pihak sekolah mendatangi pembukaan program kemitraan baru
Honda, (3) setiap 2 atau 5 tahun ada tukar tambah alat yang lama dengan alat yang
baru, sehingga sekolah dapat menghemat biaya pengadaan media yang baru
namun tetap dapat mengikuti perkembangan teknologi Honda, (4) sekolah diberi
standar pembuatan trainer yang berstandar sesuai dengan Honda, kemudian dapat
membuat media sendiri sesuai dengan standar yang telah ditentukan, (5) sekolah
Setelah mengetahui proses kerjasama dalam hal pengadaan alat, dapat diketahui
1) Ruang teori
66
Ruang teori merupakan sarana prasarana yang menunjang dalam kegiatan
34 tahun 2018 standar ruang teori adalah setengah dari jumlah rombel, dalam hal
ini program kelas Honda memiliki 6 (enam) rombel,jadi minimal ruang teori yang
dimiliki adalah 3 ruang teori. Selain prasarana ruang teori juga terdapat sarana
yang menndukung dalam proses pembelajaran yang terdiri dari kursi dan meja
siswa, kursi dan meja guru, papan tulis, LCD, almari, papan absensi dan tempat
sampah. Hasil observasi yang dilakukan menghasilkan data kelayakan pada ruang
teori dinilai dengan skor 1 s.d 4, didapat skor 34. Untuk menentukan tingkat
kelayakan sarana prasarana pada ruang teori program kelas Honda, maka kriteria
Berdasarkan data diatas, dapat terlihat bahwa kriteria kesiapan sarana prasarana
ruang teori program kelas Honda sangat tinggi. Dengan demikian, kelayakan
sarana dan prasaranaruang teori program kelas Honda sangat layak digunakan.
2) Ruang Praktik
67
observasi, sarana dan prasarana praktik program kelas Honda yang harus dimiliki.
Hasil observasi yang dilakukan menghasilkan data kelayakan pada ruang praktik
dinilai dengan skor 1 s.d 4, didapat skor 280. Untuk menentukan tingkat
kelayakan sarana prasarana pada ruang praktik program kelas Honda, maka
Kategori
interval nilai kelayakan
skor>200,75 sangat tinggi
146<skor<200,75 Tinggi
91,25<skor<146 Rendah
skor<91,25 sangat rendah
Berdasarkan data diatas, dapat terlihat bahwa kriteria kelayakan sarana prasarana
ruang praktik program kelas Honda sangat tinggi. Dengan demikian, kelayakan
sarana dan prasarana ruang praktik program kelas Honda sangat layak digunakan.
3) Ruang Perpustakaan
perpustakaan program kelas Honda Yang dimiliki. Hasil observasi yang dilakukan
68
posisi buku masih
Buku Referensi
3 Eksemplar - digabung dengan
Yang Lain
TKR 3
tersedia, namun
4 Rak Buku Unit/ 1 unit/ ruang 1
belum difungsikan 2
baik dan layak
5 Meja Baca Unit/ - 6
digunakan 4
baik dan layak
6 Kursi Baca Unit/ - 6
digunakan 4
7 Komputer Unit/ 1 unit/ruang 0 tidak ada 1
8 poster-poster - 0 tidak ada 1
Jumlah Skor 23
skor minimal 8
Skor maksimal 32
program kelas Honda, maka kriteria kelayakan dilihat pada tabel dibawah ini;
Berdasarkan data diatas, dapat terlihat bahwa kriteria kesiapan sarana prasarana
sarana dan prasarana ruang perpustakaan program kelas Honda layak digunakan
4) Ruang Diskusi
Berdasarkan hasil observasi, sarana dan prasarana diskusi program kelas Honda
yang harus dimiliki. Hasil observasi yang dilakukan menghasilkan data kelayakan
69
pada ruang diskusi dinilai dengan skor 1 s.d 4. Dapat dilihat pada tabel dibawah
ini:
satu Sk
NO INDIKATOR Stdr Jml Kondisi
an or
baik dan layak
1 Ruang diskusi m2 40 m2 40 m2
digunakan 4
1 baik dan layak
2 Meja guru Unit/ 1
unit/ruang digunakan 4
1unit/ruan baik dan layak
3 kursi Guru Unit/ 1
g digunakan 4
Sesuai
Meja dan kursi baik dan layak
4 Unit/ jumlah 30
siswa digunakan
siswa 4
1 baik dan layak
5 Papan tulis Unit/ 1
unit/siswa digunakan 4
Jumlah Skor 20
skor minimal 5
Skor maksimal 20
program kelas Honda, maka kriteria kelayakan dilihat pada tabel dibawah ini;
Berdasarkan data diatas, dapat terlihat bahwa kriteria kesiapan sarana prasarana
ruang diskusi program kelas Honda sangat tinggi. Dengan demikian, kelayakan
sarana dan prasarana ruang diskusi program kelas Honda sangat layak digunakan.
70
Berdasarkan hasil observasi, sarana dan prasarana ruang guru dan tamu program
kelas Honda yang harus dimiliki. Hasil observasi yang dilakukan menghasilkan
data kelayakan pada ruang guru dan tamu dinilai dengan skor 1 s.d 4. Dapat
Satua
NO INDIKATOR Stdr Jml
n Kondisi Skor
Ruang guru
1 dan Ruang m2 40 m2 40 m2 baik dan layak digunakan 4
Tamu
1 baik, kuantitas kurang
2 Meja Guru Unit/ unit/gur 3 tidak sesuai dengan 2
u jumlah guru
1
baik, tidak sesuai dengan
3 Kursi Guru Unit/ unit/gur 3 2
jumlah guru
u
1
4 Komputer Unit/ unit/rua 0 tidak ada 1
ng
Lemari 1 unit/
5 Unit/ 2 baik dan layak digunakan 4
penyimpanan ruang
6 meja tamu Unit/ 1 unit 1 Baik 4
7 kursi tamu Set 1 set 1 Baik 4
jumlah skor 21
skor minimal 7
Skor maksimal 28
Untuk menentukan tingkat kelayakan sarana prasarana pada ruang guru dan tamu
program kelas Honda, maka kriteria kelayakan dilihat pada tabel dibawah ini;
Tabel 15. kriteria kelayakan sarana prasarana ruang guru dan ruang tamu
71
Berdasarkan data diatas, dapat terlihat bahwa kriteria kesiapan sarana prasarana
ruang guru program kelas Honda sangat tinggi. Dengan demikian, kelayakan
sarana dan prasarana ruang guru dan tamu program kelas Honda sangat layak
digunakan.
program kelas Honda yang harus dimiliki. Hasil observasi yang dilakukan
menghasilkan data kelayakan pada ruang guru dan tamu dinilai dengan skor 1 s.d
Tabel 17. Kriteria kelayakan sarana dan prasarana program kelas Honda
72
Berdasarkan data diatas, dapat terlihat bahwa kriteria kelayakan sarana prasarana
program kelas Honda sangat tinggi. Dengan demikian, kelayakan sarana dan
PT. Astra Honda Motor sebagai industri mitra yang bekerjasama dengan
melakukan upaya dan juga evaluasi sebagai salah satu bentuk komitmen dalam
menggunakan situs Program Edukasi Satu Hati. Situs tersebut memuat data siswa
program kelas Honda, data guru dan data sarana prasarana yang dimiliki program
kelas Honda. web tersebut dikelolah oleh sekolah dan pihak Honda. beberapa
pihak sekolah yang berperan dalam pengelolaan situs web ini adalah kepala
sekolah berfungsi untuk mengetahui, kepala jurusan sebagai verifikator dan admin
73
Keterangan selanjutnya teknis penginputan data dimulai dengan sekolah
menginput data ke situs program edukasi satu hati, kemudian data yang diinput
diterima server pusat, setelah data masuk ke server pusatpihak Honda melakukan
Banyumas.
Selanjutnya adapun evaluasi yang dilakukan oleh pihak Honda. berdasarkan hasil
wawancara dengan kepala jurusan, disampaikan bahwa “ada evaluasi dari pihak
sarana prasarana untuk segera dapat grade A+” (Panggih, 2019). Dari tersebut,
dalam implementasinya, akan tetapi ada juga hal-hal yang menjadi penghambat
oleh kepala jurusan serta observasi yang dilakukan peneliti, dapat diketahui
SMK Muhammadiyah Prambanan yaitu: (1) minat lulusan SMP atau sekolah asal
terhadap jurusan TBSM kelas Honda sangat tinggi, (2) tingkat kepercayaan
sepeda motor Honda di masyarakat tinggi, (3) peluang wirausaha dalam bidang
74
bengkel sepeda motor sangat tinggi karena mayoritas masyarakat memiliki sepeda
motor, (4) SMK yang memiliki jurusan TBSM tergolong masih jarang di daerah
Kalasan, Piyungan dan beberapa daerah Klaten, (5) pihak mitra atau pihak Honda
Prambanan telah memiliki LSP P1 dan Tempat Uji Kompetensi yang sudah
diakui.
beberapa masalah. Dari hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan
ditemukan beberapa kendala yang dialami pada program kelas Honda di SMK
minat siswa tinggi, (2) sarana dan prasarana harus berstandar AHM, namun dari
pihak AHM ada beberapa barang yang tidak dapat dijual secara bebas, (3) guru
tidak fokus ke program kelas Honda dikarenakan guru TBSM masih gabung
menjadi satu dengan TKR, dan (4) terdapat kesenjangan antara KD yang
diberikan kepada sekolah dengan sarana yang tersedia. Selain hal tersebut,
pelatihan yang diberikan oleh Honda kepada guru masih tergolong kurang.
75
Berdasarkan hasil penelitian, kerjasama antara SMK Muhammadiyah
Prambanan dengan PT. Astra Honda Motor dalam program kelas Honda sudah
terlaksana dan telah berjalan selama kurang lebih 4 tahun. Dalam pelaksanaan
kerjasama dalam bentuk program kelas Honda memuat berberapa aspek yaitu: (a)
penerapan kurikulum, (b) proses pembelajaran, (c) pelatihan guru, (d) praktik
kerja industri, (e) sarana dan prasarana dan (f) monitoring dan evaluasi program.
a. Penerapan Kurikulum
program kelas Honda yaitu kurikulum hasil sinkronisasi antara sekolah dengan
industri. Muatan kurikulum hasil sinkronisasi antara SMK dengan industri adalah
17% muatan kurikulum dari kemdiknas, 33% muatan Kemdiknas dengan industri
dan 50% muatan Industri. Hal ini dikarenakan agar proses pembelajaran sedekat
bekerja sesuai dengan bidangnya, perbandingan antara jam teori dengan jam
praktik adalah 1:3 yang terdiri dari 23 % jam untuk belajar teori dan 77% jam
belajar untuk praktik. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan pendapat Sofyan
(2008: 91-92) yaitu kurikulum pendidikan kejuruan memuat pelajaran praktik dan
teori yang disesuaikan dengan perkembangan dunia usaha dan dunia kerja dan
dilakukan oleh Suroto dan Nguyen Tien Hung yang dilaksanakan di SMK PIRI 1
76
kurikulum yang digunakan pada kelas industri adalah kurikulum berbasis
b. Proses Pembelajaran
Hasil penelitian pada aspek proses pembelajaran ini adalah pada proses
pembelajaran adalah kepemilikan silabus dan RPP dimana guru pengampu mata
pelajaran program kelas Honda memiliki dokumen silabus dan RPP sebelum
sinkronisasi antara Honda dengan sekolah. Kerangka silabus dan RPP yang
pembelajaran sistem blok dan teaching factory. proses pembelajaran teori dan
sistem blok yang diterapkan terbagi menjadi tiga tahap yang pertama kegiatan
77
Tahap proses pembelajaran selanjutnya adalah penilaian pembelajaran,
yaitu Sosial dan spiritual, Pengetahuan dan keterampilan. Sikap dan Spiritual
dilakukan dari kegiatan keseharian siswa yang dilakukan oleh guru mata pelajaran
c. Training guru
bidang keahlian tersebut. Sesuai dengan kompetensi profesional guru dimana guru
mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai sumber. training guru
yang dilakukan dapat menjadi salah satu jalan untuk meningkatkan profesionalitas
dilaksanakan oleh Honda sebanyak 1 kali dalam setahun yang diikuti oleh 1 guru
dan hasil dari training tersebut dibagikan melalui kegiatan in house training di
sekolah. hanya saja, yang terjadi saat ini selama 4 tahun kerjasama dengan Honda,
78
d. Praktik Kerja Industri
kerja secara nyata sesuai dngan bidangnya. Pelaksanaan praktik kerja industri
dilaksanakan selama 6 bulan, terdiri dari 3 bulan pada semester 4 dan 3 bulan
dilaksanakan di semester 5. Hal ini sesuai dengan program revitalisasi SMK yang
dengan sistem blok 6 bulan sampai 1 tahun atau bertahap sesuai dengan
industri dimana selama dua bulan ini terdapat monitoring yang dilaksanakan oleh
praktik kerja industri.sisa pelaksanaan praktik kerja industri satu bulan digunakan
untuk pembuatan laporan praktik kerja industri. Hal ini dikarenakan standar yang
satu tahap dilaksanakan selama dua bulan. Rasio penerimaan siswa praktik kerja
industri di bengkel AHASS sebagai industri mitra sebanyak 76% dan sisanya di
bengkel umum sebesar 24%. Sehingga tidak semua siswa dapat melaksanakan
praktik kerja industri di AHASS karena keterbatasan kuota yang disediakan oleh
79
hasil dari penelitian berupa observasi yang dilakukan oleh peneliti, menunjukan
Prambanan dikatakan sangat layak dengan skor 378 dengan kriteria Skor>334,75.
Akibat dari tidak adanya LCD tersebut gutu terpaksa banyak memberikan
menggunakan media interaktif yang memerlukan LCD. Selain itu jumlah meja
dan kursi pada ruang guru tidak sesuai dengan jumlah guru yang ada.
mitra menggunakan situs edukasi satu hati yang memuat data sekolah, data siswa,
data guru dan data sarparas, yang dikelola oleh admmin jurusan. Proses
monitoring ini dilakukan dengan cara sekolah menginput data terbaru mengenai
data sekolah, guru, siswa dan sarpras. Setelah data diinput dan masuk server
memvalidasi kebenaran data yang telah diinput. Proses evaluasi yang dilakukan
Muhammadiyah Prambanan
80
penelitian, maka maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa faktor pendukung
Honda Motor adalah adanya dukungan dari pemerintah berupa link and match,
siswa, sarana dan prasarana yang tersedia dan memadai serta peluang
Faktor penghambat bisa menjadi salah satu sebab guatu program menjadi
dan observasi, kama dapat diketahui beberapa kendala yang dialamai pada
program kelas Honda ini antara lain: sarana dan prasarana harus berstandar AHM,
namun dari pihak AHM ada beberapa barang yang tidak dapat dijual secara bebas,
guru tidak fokus ke program kelas Honda dikarenakan guru TBSM masih gabung
menjadi satu dengan TKR dan pelatihan yang diberikan oleh Honda kepada guru
C. Keterbatasan penelitian
Muhammadiyah prambanan ini berjalan dengan baik. Namun, ada beberapa hal
yang menjadi ketrbatasan dalam pelaksanaan penelitian ini diantaranya, yaitu: (1)
subyektifitas yang ada pada peneliti. Sehingga penelitian ini sangat tergantung
pada interpretasi peneliti, dan (3) data dari industri mitra belum terjangkau.
81