Abstrak
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Globalisasi memberi efek yang besar untuk pengelolaan dunia usaha. Pasar bertambah
luas dan kesempatan semakin lebar. Tetapi kompetisi bertambah berat dan susah
diperkirakan. Keadaan ini mengharuskan pebisnis agar meghasilkan produk usaha yang
dapat berkompetisi agar tetap berkembang. Bisnis yang ingin berkompetisi dan berkembang
diharuskan memproduksi barang, jasa dengan pelayanan berkualitas buat konsumernya.
(Yusniar, 2013:96 )
Pemasaran saat ini bukan semata menitik beratkan perkembangan produk, penetapan
harga bersaing dan terjangkau konsumen. Melainkan pemasaran seyogyanya merangkai
komunikasi pada consumer yang berdampak pada pemenuhan dan pemuasan keinginan
konsumer. (Made Pradnya Pratiwi, 2015:2)
Pemasaran modern bukan cuma menitik beratkan pada perbaikan produk dan harga
terjangkau tetapi seharusnya memerapkan komunikasi pelanggan yang berdampak pada
pemenuhan dan pemuasan pelanggan. Perihal tersebut dapat tercapai dengan penerapan
komunikasi pesaran yang efektif agar perusahaan dapat mengkomunikasikan produk,
memunculkan motivasi hingga menghasilkan keputusan pelanggan. Sehingga perusahaan
mendapatkan hasil dalam bentuk citra atas produk dan perusahaan yang sebanding dengan
nilai yang diberikan kepada pelanggan tersebut. (Christin Susilowati, 2012: 98)
Pelangggan mengharapkan kualitas terbaik atas produk dalam bentuk barang maupun
jasa yang menyebabkan pebisnis berupaya memproduksi produk yang berkualitas dengan
penggunaan biaya yang efesiensi, menghasilkan produk yang berkualitas dan harga murah
sehingga diminati oleh pelangggan dan berdampak pada pencapaian tujuan bisnis melalui
perolehan keuntungan. (Antoni Prasetyo, 2016:2)
Kepuasan pelanggan akan tercipta melalui komunikasi pemasaran dan pelayanan yang
baik, yang berdampak pembelian berulang yang biasa dikategorikan pelanggan loyal.
(Yusniar, 2013: 96)
Usaha menghadapi persaingan tidak melulu didasarkan pada kualitas dan harga
terjangkau, tetapi perlu dilakukan upaya terpadu agar kebutuhan dan keinginan pelanggan
terpuaskan. (Yusniar, 2013:96 )
Pelaksanaan komunikasi pemasaran atas sebuah produk didasarkan atas hasil analisis
atas penganggaran produk serta kompetisi yang terjadi pada segmentasi paduk tersebut.
Analisis harus menginformasikan histori anggaran dan penjualan. Kemudian analisis
diperdalam dengan penginformasian atas pencapaian dan potensi pangsa pasar. Lalu
ditetapkan dimensi waktu, arah, tujuan dan mekanisme dalam kegiatan pemasaran,
selanjutnya menyusun agenda manajemen pemasaran dalam bentuk empat pilar yaitu bauran
pemasaran dan dari segi promosi (komunikasi pemasaran) disusun bauran komunikasi
pemasaran yang efektif dan efesien. Selanjutnya melakukan agenda perencanaan arah dan
tujuan pemasaran, pelaksanaan misi dari pemasaran dan pengawasan atas perencanaan dan
pelaksanaan lalu hasil pengawasan ini memberikan umpan balik pada perubahan strategi
komunikasi pemasaran menghadapi kondisi yang terkini. (Adhi Gurmilang, 2015:136-137)
1.2 Rumusan Masalah
2. TINJAUAN TEORITIS
2.1 Pemasaran
Pemasaran adalah proses, cara, perbuatan memasarkan suatu barang dagangan (KBBI,
2008). Pemasaran adalah memindahkan barang dan jasa dari pemasok ke konsumen
(Sumadji P., Yudha Pratama, Rosita. 2006. Kamus Ekonomi. Wipress).
Pemasaran merupakan system manajerial serta sosial dimana berkecimpung orang serta
kelompok untuk memperoleh yang dibutuhkan dan diinginkan melalui penciptaan,
penawaran serta pertukaran produk serta fungsinya dengan lain pihak. (Ardial, 2011:8)
2
Manajemen pemasaran adalah sebuah proses dari rencana produk serta fungsinya,
menetapkan harga, menentukan promosi dan penyaluran rancangan produk dalam bentuk
barang maupun jasa untuk pencapaian tujuan bisnis yaitu profit dan perkembangan bisnis.
(Eddi Putra, 2016: 3)
Pemasaran bertujuan memastikan sebuah produk tiba di pelanggan dengan baik.
Supaya produk tiba di pelanggan dengan baik sangat tergantung dari komunikasi pemasaran
yang berfungsi informatif, persuasif dan motivatif, sehingga mempengaruhi jalur distribusi
hingga pelanggan. (Ardial, 2011: 8)
Pemasaran berkonsentrasi pada proses pertukaran, proses saling memberi dan proses
komunikasi dari satu pihak ke pihak lain. (Adhi Gurmilang, 2015:130)
Pemasaran modern terdiri atas dua metode yaitu metode pemasaran tradisional dan
metode pemasaran modern. Metode pemasaran tradisional berfokus atas perusahaan yang
memproduksi produk melalui media penjualan agar tercapai profit yang sangat bergantung
pada kuantitas produk terjual. Lalu metode pemasaran modern berfokus kepada kebutuhan
serta keinginan pelanggan melalui manajemen pemasaran melalui bauran pemasaran dan
bauran komunikasi pemasaran agar tercapai profit yang sangat bergantung pada kepuasan
pelanggan. (Sahni Damerianta, 2009:46-47)
Promosi di dalam bauran pemasaran mempunyai banyak kendala dalam penyampaian
pesan. Menghadapi kendala tersebut, tercetuslah ide metode komunikasi pemasaran terpadu
dimana metode ini mengkombinasikan beberapa metode komunikasi pemasaran menjadi
terintegrasi satu dengan lainnya agar penyampaian pesan pemasaran berlangsung secara
efektivitas serta efesiensi. (Adhi Gurmilang, 2015:126)
mengakses informasi secara global tanpa terbatas jarak dan waktu. (Apsari Wahyu Kurnianti,
2017:70)
Media baru diartikan oleh ahli komunikasi sebagai suatu bentuk media yang tidak
Cuma mencakup media internet ataupun media interaktif melainkan segala media. Komputer
membentuk media baru yang sangat luas penggunaannya, tetapi tidak bersifat sebagai media
massa seperti media elektronik, media luar ruang, media cetak. (Apsari Wahyu Kurnianti,
2017: 70)
Perkembangan teknologi komunikasi memicu perkembangan komunikasi secara
interaktif dengan menggunakan media elektronik, melalui media internet dengan penggunaan
jaringan global yang biasa disingkat www. Melalui media interaktif memudahkan terciptanya
komunikasi dua arah serta mampu melibatkan pengguna media sebagai partisipan dalam
pemodifikasian informasi setiap saat. (Mubaddilah Rafa’al, 2017:57)
Media internet dapat berguna dalam berpromosi dan juga merupakan media
komunikasi pemasaran yang independen. Internet sebagai media interaktif merupakan salah
satu cara yang sangat efektif dan efesien sebagai media komunikasi perusahaan kepada
pelanggan. (Mubaddilah Rafa’al, 2017: 57)
Kegiatan dalam komunikasi pemasaran memiliki masalah klasik yaitu pembiasan
makna dari isi pesan dalam berkomunikasi. Permasalahan ini disebabkan oleh tidak
efektifnya komunikasi antara komunikator dengan komunikan yang bisa disebabkan
masalah bahasa, psikologis dan gangguan luar. Kondisi ini harus segera diatasi oleh pelaku
komunikasi agar tidak terjadi perbedaan interpretasi segera. Disebabkan permasalahan ini
dibutuhkan taktik serta strategi yang baik agar kegiatan komunikasi pemasaran dapat
berjalan dengan efektif serta efesien. (Sarjita, 2016:56)
Penggunaan media dalam komunikasi pemasaran dibidang jasa makin dominan
penggunaannya untuk menginformasikan, menggambarkan serta menarik pelanggan atas
produk jasa yang di tawarkan. (Mubaddilah Rafa’al, 2017:48)
Kegiatan pemasaran dapat berdiri tegak di atas komunikasi yang baik, dimana
komunikasi berfungsi menjalin hubungan antara produsen, distributor dan konsumen
terhadap produk dan sumber produk itu berasal. (Ardial, 2011: 8)
Aktifitas komunikasi pemasaran yang dijalankan oleh perusahaan atas suatu produk
harus berkonsentrasi pada pemenuhan kebutuhan dan pemuasaan kebutuhan pelanggan.
(Fransisca Diwati, 2015:34)
Bauran komunikasi pemasaran berhubungan dengan penginformasian pesan disertai
visualisasi yang efektif agar aktivitas promosi dapat berjalan dengan sukses. Strategi
komunikasi pemasaran diurut berdasarkan tingkat kepedulian atas sebuah produk,
meningkatkan ketertarikan akan pemilikan produk tersebut, hingga pembentukan loyalitas
konsumen. (Fransisca Diwati, 2015:38)
barang, jasa maupun ide,komunikasi ini bersifat berbayar. Berbayar disini bermaksud
bahwa periklanan wajib membayar waktu maupun ruang. Kemudian elemen massa
bukan perorangan bermaksud bahwa media yang digunakan menginformasikan pesan
kepada sejumlah orang dengan jumlah yang besar dan waktu yang sama. Periklanan
biasa menggunakan media elektronik seperti radio dan televise, media cetak seperti
koran dan majalah. (Sepriani Eka Putri, 2009:50)
Periklanan memuat pesan produk yang memiliki sifat informative dan
membujuk tetapi pemuatannya iklan bersifat berbayar. (Priccila Natalia dan Mumuh
Mulyana, 2014:120)
Periklanan adalah komunikasi massa bukan perorangan atas barang, jasa
maupun ide dan bersifat berbayar dalam pengiklanannya. (Antoni Prasetyo, 2016:3)
Periklanan adalah komunikasi yang paling sering digunakan dalam membujuk
pasar aktual dan pasar prospektif. (Sri Imelda, 2013:266)
Periklanan memiliki beberapa kelemahan seperti lemahnya tingkat
kepercayaan pelanggan atas pesan yang disampaikan, besarnya biaya serta sulinya
mengukur efektifitas periklanan. Teknologi informasi yang sangat berkembang
menciptakan media baru dengan efektifitas lebih tinggi dalam berpromosi
meredupkan dominasi penggunaaan media lama. (Adhi Gurmilang, 2015:139)
Tahapan-tahapan dalam pemilihan penggunaan media periklanan adalah 1.
Menentukan frekuensi, jangkauan dan efek yang diharapkan; 2. Menentukan media
utama; 3. Memilih laman media alternative; 4. Menentukan waktu media. Pemilihan
media periklanan bertujuan untuk mempengaruhi pasar potensial atas pesan,
kepedulian dan kesukaan terhadap produk. (Kotler dan Armstrong 2008:161 dalam
Antoni Prasetyo, 2016:4)
Dibuktikan bahwa pesan produk dipengaruhi oleh pengiklanan internet dan
pemasaran langsung lewat surat elektronik. Hal tersebut menjelaskan bahwa semakin
tinggi tingkat penggunaannya kedua media tersebut menyebabkan makin tinggi pesan
yang diproses. (Sahni Damerianta, 2009:49)
Dalam merencanakan pembuatan iklan atas sebuah produk, umumnya diawali
dengan sebuah penelitian atas pasar sasaran yang dituju. Penelitian ini dibutuhkan
agar pasar sasaran dapat dikenali lebih mendalam sehingga pesan ini yang dibuat
akan tersampaikan sesuai harapan. Selanjutnya pengenalan pasar sasaran akan
membantu penentuan media iklan yang efektif. Data tersebut sangat bermanfaat
untuk efesiensi dikarenakan ongkos periklanan mahal sekali. (Adhi Gurmilang,
2015:137)
Penetapan anggaran periklanan dipengaruhi oleh: 1. Posisi fase hidup produk.
Fase perkenalan sebuah produk biasanya menggunakan banyak anggaran periklanan
untuk menghasilkan kepedulian yang mendorong penggunaan produk; 2. Pangsa
pasar serta segmentasi produk. Produk yang pangsa pasarnya besar untuk
mempertahankan posisinya umumnya menggunakan anggaran periklanan kecil jika
dibandingkan produk yang sementara penetrasi pangsa pasar; 3. Ketatnya kompetisi.
Kompetisi yang ketat dalam sebuah pasar menyebabkan anggaran periklanan harus
besar, dikarenakan makin banyak iklan maka produk makin diperhatikan konsumen.
Bahkan banyaknya iklan yang berkerumun walaupun pada segmentasi berbeda dapat
mengharuskan pengiklanan yang lebih intensif; 4. Intensitas iklan. Frekuensi, durasi
dan alokasi waktu pemutaran iklan memiliki efek besar bagi penganggaran iklan; 5.
Jumlah produk substitusi. Produk yang tidak menonjol pada suatu pangsa pasar
membutuhkan iklan yang lebih intensif agar terjadi peningkatan citra. (Kotler dan
Keller, 2009:203 dalam Antoni Prasetyo, 2016:4)
Dibuktikan bahwa pengaplikasian komunikai pemasaran meningkatkan
motivasi terjadinya keputusan pembelian. Bukti tersebut didukung banyak orang
diantaranya oleh Agustina (2012) yang mendapati bahwa periklanan sangat motivasi
terjadinya keputusan pembelian. (Fransisca Diwati, 2015:51)
8
yang sangat membantu dalam peliputan dan pemberitaan sehingga informasi dan
citra akan produk serta perusahaan dapat meningkat. (Mubaddilah Rafa’al, 2017:59)
Manfaat yang ingin diperoleh perusahaan dengan pengadakan suatu kegiatan/event
ialah dengan melibatkan konsumen secara langsung dengan produk sehingga
konsumen dapat merasakan kesan dan pengalaman positif atas produk secara
langsung. Sedangkan sponsorship adalah pemberian dukungan baik berupa dana
maupun sarana dan prasarana lainnya untuk sebuah kegiatan/event seperti
pertandingan olahraga, konser music, kegiatan pameran dan kegiatan lainnya yang
menyebabkan peningkatan publikasi produk. Jauh lebih efektif jika mensponsori
kegiatan yang mempunyai peminat dan awareness tinggi. (Adhi Gurmilang,
2015:138)
Bantuk lain dari hubungan masyarakat sebuah perusahaan dapat berupa pembuatan
profil perusahaan, memberikan bantuan social, pembuatan website dan menjadi
sponsor. (Sri Imelda, 2013:263)
perusahaan dapat memilih strategi penerapan bauran komunikasi pemasaran sehingga pesan
produk dalam pemenuhan kebutuhan konsumen dapat tersampaikan. (Sri Imelda, 2013:270)
Preses pembelian terjadi jauh sebelum keputusan pembelian itu terjadi dan memiliki
konsekuensi yang panjang setelah pembelian. Proses ini menggambarkan jika pelanggan
melalui seluruh fase dalam proses pembelian. Tetapi fase panjang ini tidak terjadi pada
pelanggan dengan keterlibatan rendah. (Sri Imelda, 2013:269)
Terbukti bahwa aplikasi komunikasi pemasaran kepada konsumen dapat meningkatkan
kepedualian terhadap merek, yang menyebabkan pelanggan tertarik dan berujung pada
pembelian produk. (Yulianti Keke, 2016:184)
Terbukti bahwa pelaksanaan bauran komunikasi pemasaran terhadap kepedualian
merek berdampak sangat positif terhadap kepedulian merek. Hal tersebut membuktikan
bahwa semakin intens pelaksanaan periklanan, penjualan personal, promosi penjualan,
hubungan masyarakat dan pemasaran langsung, maka akan makin tinggi tingkat kesadaran
merek. (Yulianti Keke, 2016:184-185)
Terbukti bahwa penerapan bauran komunikasi pemasaran sangat mempengaruhi
keputusan pembelian. Hal serupa telah dibuktikan juga oleh Wulandari dan Budiadi (2014)
bahwa keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh informasi dan persepsi pelanggan atas
produk. (Fransisca Diwati, 2015:51)
Jumlah konsumen sangat dipengharuhi oleh komunikasi pemasaran. Dibuktikan bahwa
bertambahnya 43% konsumen dipengaruhi oleh komunikasi pemasaran. (Ardial, 2011:19)
Terbukti bahwa pelanggan memutuskan pembelian sangat dipengaruhi oleh persepsi,
sikap serta motivasi atas aktivitas bauran komunikasi pemasaran. (Fransisca Diwati,
2015:50)
Terbukti bahwa komunikasi pemasaran berpengaruh sekitar 39% terhadap keputusan
pembelian dan sekitar 61% dipengaruhi oleh factor lain. (Sahni Damerianta, 2009:49)
3. KESIMPULAN
Daftar Pustaka
Sumadji P., Yudha Pratama, Rosita. 2006. Kamus Ekonomi. Penerbit Wacana Intelektual