Anda di halaman 1dari 82

LAPORAN HASIL WAWANCARA DAN OBSERVASI

“TOPIK POLA ASUH”

Laporan ini disusun sebagai pemenuhan Tugas Ujian Tengah Semester

Dosen Pengampuh : Effy Wardati Maryam, S.Psi., M.Si.

Disusun oleh:

Nama : Devi Widyas Putri

NIM : 202030100028

Semester/Kelas : 4/A1

Jurusan : Psikologi

PRODI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO


Tahun Ajaran 2021/2022

2
A. Topik Wawancara : Pola asuh

B. Tujuan Wawancara : Untuk mengetahui informasi terkait topik bahasan pola asuh yang
diterapkan oleh orang tua terhadap anaknya.

C. Pedoman Wawancara :
Opening
1. Memperkenalkan diri : “Selamat pagi/siang/sore/malam. Sebelumnya perkenalkan Saya
Devi Widyas Putri mahasiswi dari prodi Psikologi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.”
2. Percakapan Topik Umum dan Ringan :
a. Sebelumnya boleh saya tahu nih nama lengkap & nama panggilan Anda?
b. Bagaimana nih kabarnya hari ini?
c. Kalau boleh saya tau, sekarang Anda lagi sibuk apa?
d. Gimana nih lancarkah (apa yang lagi disibukkan/lagi dikerjakan)?
e. Kemudian, Anda ini anak ke berapa dari berapa bersaudara ?
f. Asik dong menjadi anak ke-/punya saudara/jadi kakak/adek/jadi anak tunggal
perhatian orangtua penuh pada Anda saja?
g. Apa yang Anda rasakan saat ini?
h. Mampukah Anda untuk mengikuti wawancara kali ini?
3. Memperkenalkan Maksud dan Tujuan masalah yang akan dipertanyakan: Baiklah,
sebelum kita lanjutkan, disini saya ingin menjelaskan maksud kedatangan saya ke sini yaitu
ingin meminta waktu Anda sebentar untuk melakukan wawancara mengenai topik bahasan
pola asuh yang diterapkan oleh orangtua terhadap seorang anak.
4. Menjelaskan Latar belakang kedatangan ITER : Alasan saya memilih Anda, sebab
menurut saya, peran Anda sebagai anak itu cocok untuk saya jadikan sebagai responden
dalam wawancara saya ini.
5. Menjelaskan Manfaat Informasi : Dimana dari hasil wawancara dengan Anda ini akan
dapat berguna & bermanfaat sekali untuk mengetahui pola asuh seperti apakah yang
seharusnya diberikan oleh orangtua pada anaknya agar anaknya memiliki perilaku yang baik
di lingkungan sosialnya, memiliki kedisiplinan dalam belajar yang baik dan memiliki
motivasi belajar yang tinggi.

1
6. Lama dan Sifat Wawancara : Wawancara saya terhadap Anda ini bersifat bebas yang
dimana pertanyaan-pertanyaan yang akan saya ajukan ini berhubungan dengan topik
bahasan yang saya sampaikan tadi dan sesuai dengan peran Anda sebagai seroang anak agar
saya dapat mendapatkan informasi sesuai dengan topik bahasan saya dari Anda. Wawancara
kali ini tidak embutuhkan waktu yang lama, mungkin akan membutuhkan waktu kurang
lebih 30-60 menit.
a. Apakah Anda bersedia untuk melanjutkan proses wawancara ini sampai selesai?

Body
Pertanyaan Subjek (Berperan sebagai Anak)
Nama Subjek :
Kelas :
Usia :
Pekerjaan :

No Kisi-Kisi Pertanyaan Wawancara


1. Apakah yang Anda ketahui tentang pola asuh orangtua?
1.1. Mengapa perlu adanya pola asuh?
Pengertian 1.2. Apakah pola asuh itu sangat penting untuk diterapkan kepada
1.
Pola Asuh setiap anak?
1.3. Apakah Anda pernah mengetahui mengenai bentuk-bentuk pola
asuh? Bila iya, seperti apa saja bentuknya?
2. Pola Asuh 2. Apakah orangtua Anda selalu memberikan kebebasan pada Anda untuk
Demokratis melakukan sesuatu hal sesuai keinginan Anda? Seperti apa contohnya?
2.1. Apakah orangtua Anda memberikan batasan-batasan pengawasan
dalam hal tertentu? Bila iya, seperti apa batasan-batasannya itu,
bisa dijelaskan?
2.2. Apakah Anda merasa nyaman kalau dibebaskan tetapi tetap diberi
batasan oleh orangtua Anda?
2.3. Apakah dalam penerapan batasan/aturan, orangtua Anda
mempertimbangkan alasan-alasan memberikan aturan itu lalu

2
menjelaskannya pada Anda, agar Anda dapat menerima,
memahami dan mengerti kenapa mereka memberikan aturan
seperti itu?
2.4. Dalam pemberian pengarahan tentang perbuatan baik, selain
memberikan arahan, apakah orangtua Anda menerapkan
pemberian apresiasi pada Anda, ketika Anda dapat berbuat baik?
Agar perbuatan tersebut dapat Anda pertahankan. Seperti apa
bentuk apresiasi yang diberikan?
2.5. Menurut Anda, apakah orangtua Anda memberikan bimbingan
dengan penuh pengertian dan perhatian?
2.6. Bagaimana bentuk pengertian dan perhatian yang diberikan
orangtua Anda?
2.7. Dari bentuk pemberiaan pengertian dan perhatian penuh, terdapat
keharmonisan dalam keluarga Anda, bukan?
3. Pola Asuh 3. Apakah orangtua Anda mengharuskan Anda mematuhi dan
Otoriter menjalankan aturannya secara sepihak tanpa mendengarkan pendapat
Anda terlebih dahulu?
3.1. Adakah aturan-aturan yang diterapkan orangtua Anda itu keras,
ketat dan tegas terutama dalam pendidikan Anda? Seperti apa
contohnya?
3.2. Apakah orangtua Anda sering memberikan aturan secara
kaku/sepihak tanpa dijelaskan dengan jelas mengapa mereka
melakukan itu?
3.3. Bagaimana perasaan Anda apabila orangtua menerapkan
peraturan yang terlalu keras dan ketat tetapi tidak dijelaskan
secara jelas kenapa mereka melakukan itu?
3.4. Apakah orangtua Anda cenderung hanya suka memperhatikan
kesalahan yang Anda buat daripada perilaku Anda yang benar?
3.5. Bagaimana sikap orangtua Anda, jika Anda tidak
berperilaku/tidak mematuhi keinginan orangtua? Apakah mereka
memberikan hukuman fisik secara keras (memukul, mencubit,

3
menjewer) pada Anda?
3.6. Menurut pendapat Anda, setujukah Anda dengan orangtua yang
bersikap otoriter (menunjukkan control tinggi, memberikan
batasan-batasan perilaku yang sangat jelas tetapi cenderung
sepihak tanpa adanya proses diskusi dengan anak sehingga anak
dipaksa harus patuh akan peraturan yang dibuat orangtuanya)?
Berikan alasan Anda?
4. Bagaimana pendapat Anda mengenai orangtua yang memberikan
kebebasan penuh kepada anak untuk berbuat semaunya?
4.1. Apakah orangtua Anda mengikuti semua keinginan Anda baik
setuju ataupun tidak?
4.2. Bagaimana pendapt Anda, jika orangtua mendidikan anak dengan
acuh tak acuk dan bersifat masa bodoh?
Pola Asuh
4. 4.3. Bagaimana pendapat Anda mengenai orangtua yang mendidik
Permisif
anak dengan memberikan kebutuhan materialnya saja
(memanjakan anak) tetapi anak cenderung dibebaskan melakukan
semuanya semaunya?
4.4. Dalam pengasuhan yang seperti itu, dapat dikatankan bahwa anak
akan cenderung lebih suka mengabaikan nasihat yang diberikan
orangtua kepadanya, bukan begitu?
5. Hasil 5. Cerikan sikap seperti apa yang seharusnya bisa dimiliki anak, apabila
Pengasuhan pengasuhan dari orangtua dianggap berhasil/tepat untuk diterapkan
pada anaknya?
Pola Asuh Demokratis
5.1. Apakah anak dengan pengasuhan yang diberikan kebebasan tetapi
tetap diberikan batasan-batasan tertentu dengan mempertimbangan
alasan kenapa batasan tersebut diberikan, dapat menjadikan anak
berikap terbuka pada orangtuanya?
5.2. Menurut Anda, bagaimana tanggapan orangtua jika anak
mengadukan permasalahannya yang dihadapinya dalam pengasuhan
yang seperti itu?

4
5.3. Apakah hasil pengarahan yang diberikan orangtua pada anak akan
dapat membuat anak mempertahankan perbuatan baik dan
meninggalkan perbuatan buruk?
Pola Asuh Otoriter
5.4. Apakah anak dengan pengasuhan yang mengharuskan mereka untuk
mematuhi dan menjalankan perintah orangtua secara sepihak, dapat
menjadikan anak menjadi sosok yang tertutup?
5.5. Dapatkah dari pengasuhan yang seperti itu bisa dikatakan bahwa
anak diperlakukan seolah-olah seperti robot?
5.6. Bagaimana perasaan Anda, bila Anda mendapatkan pengasuhan
yang seperti itu?
5.7. Apakah dari pengasuhan yang seperti itu anak akan dapat
melakukan pemberontakan karena pengasuhan yang diberikan
orangtua tidak mememperbolehkan anak memberikan pendapatnya
dan harus mematuhinya?
Pola Asuh Permisif
5.8. Apakah anak dengan pengasuhan yang diberikan kebebasan secara
penuh untuk melakukan apapun sesuka hatinya, dapat mrmbuat ia
menjadi sosok yang egois karena ia sudah terbiasa dimanja dan
selalu diperbolehkan untuk melakukan semua hal semaunya?
5.9. Apakah anak dengan pengasuhan yang seperti itu akan merasa
bahagia karena ia diberikan kebebasan tetapi tidak diberikan
batasan?
5.10. Bagaimana pendapat Anda mengenai pola asuh yang seperti itu?
6. Bentuk 6. Anda pastinya pernah dihukum orangtua Anda, ceritakan tentang
Pemberian hukuman yang diberikan orangtua terhadap Anda?
Hukuman Pola Asuh Demokratis
6.1. Bagaimana pendapat Anda mengenai pemberian hukuman yang
tidak keras dalam pengasuhan yang memberikan kebebasan pada
anak tetapi tetap diberikan batasan-batasan/aturan tertentu?
6.2. Apakah dapat dikatakan bahwa dalam pemberian hukuman yang

5
tidak keras tersebut, terlebih dahulu orangtua mendiskusikan,
menyesuaikan dan menerapkan batasan-batasan perilaku pada anak
sehingga anak bila melakukan kesalahan itu tidak terlalu fatal?
Pola Asuh Otoriter
6.3. Bagaimana pendapat Anda mengenai orangtua yang menerapkan
hukuman keras dan kasar pada anak dengan pengasuhan yang terlalu
memaksakan anak harus mengikuti aturan orangtua?
6.4. Apakah dapat dikatakan bahwa dalam pemberian hukuman keras
dan kasar pada anak diterapkan tanpa melalui proses mendengarkan
pendapat dan alasan anak terlebih dahulu kenapa ia melakukan hal
yang dianggap orangtuanya salah?
6.5. Bagaimana perasaan Anda, bila Anda mengalami hal tersebut?
Pola Asuh Permisif
6.6. Bagaimana pendapat Anda mengenai orangtua yang tidak
memberikan hukuman sama sekali atas apa yang diperbuat anaknya
(perbuatan salah)?
6.7. Apakah dapat dikatakan bahwa apabila anak sama sekali tidak
diberikan hukuman akan perbuatannya yang salah, dapat
menjadikan ia menjadi sosok yang tidak tau aturan?
7. Perilaku 7. Apakah dalam pengasuhan orangtua Anda menjadikan Anda sebagai
Sosial sosok yang dapat bersosialisasi dengan lingkungan social Anda dengan
baik?
Pola Asuh Demokratis
7.1. Apakah anak dengan pengasuhan yang diberi kebebasan namun
tetap diberikan batasan-batasan tertentu, akan dapat menjadikan ia
untuk jadi anak yang selalu menghargai orang lain dan selalu
memberikan pendapatnya?
7.2. Setujukah Anda bahwa anak dengan orangtua dengan sikap yang
memberikan kebebasan namun tetap memberikan control yang
tinggi pada anak, membuat anak memiliki sikap yang mudah
bergaul dan bersahabat, memiliki rasa percaya diri, mau mengalah,

6
bersikap sopan dan dapat mengendalikan diri?
Pola Asuh Otoriter
7.3. Setujukah Anda bahwa anak dengan pengasuhan yang menghukum
secara fisik, mengharuskan anak untuk mematuhi segala
perintah/aturan orangtua secara sepihak dan memiliki control yang
tinggi terhadap perilaku anak, akan dapat membuat anak menjadi
sosok yang susah bergaul/tidak percaya diri, tidak bersahabat,
penakut untuk mengungkapkan pendapatnnya dan mudah
terpengaruh karena ia terbiasa harus mengikuti perintah?
Pola Asuh Permisif
7.4. Setujukah Anda bahwa anak dengan pengasuhan yang terlalu diberi
kebeasan untuk berbuat semaunya tanpa adanya control dari
orangtua mengenai apa yang benar dan salah, akan dapat membuat
anak menjadi sosok yang bersikap egois, agresif karena kurang
dapat melakukan control diri, suka memberontak, tidak mau
mengalah bila bermain dengan temannya sehingga ia akan mudah
untuk tidak diterima oleh temannya?
8. Bentuk 8. Selama ini bentuk komunikasi seperti apa yang terjalin antara Anda
Komunikasi dengan orangtua Anda? Bisa diceritakan?
Pola Asuh Demokratis
8.1. Setujukah Anda bahwa pengasuhan yang memberikan kebebasan
terhadap anak tetapi tetap memberikan batasan/aturan-aturan
terhadap anak dengan mempertimbangkankan penjelasan
pendapat/alasan anak, dapat dikatakan bahwa bentuk komunikasi
yang terjalin antara orangtua dengan anaknya itu komunikasi dua
arah?
8.2. Apakah dalam komunikasi dua arah dalam pengasuhan tersebut
menjadikan antara anak dengan orangtua memiliki kedudukan
sejajar (tidak ada yang paling dominan/tidak ada yang memegang
kekuasaan tertinggi)?
8.3. Apakah dalam pengambilan keputusan dengan komunikasi dua arah

7
dalam pengasuhan tersebut diambil bersama dengan
mempertimbangkan kedua belah pihak?
8.4. Menurut Anda, dari bentuk komunikasi tersebut juga dapat
mengajarkan anak bertanggungjawab atas keputusan yang telah
diambilnya?
Pola Asuh Otoriter
8.5. Setujukah Anda bahwa dalam pengasuhan yang terlalu
menunjukkan control tinggi pada anak dan mengharuskan anak
mematuhi serta melakukan apa yang diinginkan orangtua, dapat
dikatakan bahwa bentuk komunikasi yang terjalin antara anak
dengan orangtua itu secara sepihak dan orangtua menjadi pemegang
kekuasaan tertinggi?
Pola Asuh Permisif
8.6. Setujukah Anda bahwa dalam pengasuhan yang membebaskan anak
melakukan semua hal semaunya tanpa adanya control aturan dari
orangtua, dapat dikatakan bahwa bentuk komunikasinya itu seperti
“apa yang diinginkan anak harus selalu dituruti dan diperbolehkan
orangtuannya” sehingga ia akan terbiasa menjadi sosok yang egois
karena selalu mendapatkan hal yang diinginkannya tanpa
memandang itu benar/salah?
9. Kedisiplinan 9. Pernahkah Anda diajari kedisiplinan oleh orangtua Anda? Bisa
Belajar diceritakan kedisiplinan yang diajarkan itu seperti apa? Misalnya dalam
Anak proses belajar Anda.
9.1. Menurut pendapat Anda, apakah pengasuhan orangtua itu
berpengaruh terhadap kedisiplinan anak?
9.2. Pengasuhan orangtua yang seperti apa, agar anak memiliki sikap
yang disiplin dalam belajarnya?
9.3. Mengapa Anda memilih pengasuhan tersebut sebagai pengasuhan
yang dapat membuat anak disiplin dalam belajarnya?
9.4. Menurut Anda, bentuk pengaruh yang seperti apa dari
pengasuhan orangtua terhadap kedisiplinan belajar anak

8
dirumah?
9.5. Menurut Anda, apakah pemberian hukuman pada pengasuhan
dapat dijadikan sebagai cara untuk dapat menjadikan anak displin
dalam belajarnya?
9.6. Biasanya hukuman yang seperti apa yang diterapkankan untuk
mendisiplinkan belajar anak di rumah yang dilakukan oleh
orangtua?
10. Selama pengasuhan orangtua Anda, apakah Anda merasa ada
peningatan dalam motivasi belajar Anda? Misalnya Anda dulu yang
belajar harus nunggu diperintah dahulu dan sekarang sudah tidak
seperti itu?
10.1. Menurut pendapat Anda, apakah pengasuhan orangtua itu dapat
Motivasi mempengaruhi motivasi belajar anak?
10. Belajar 10.2. Pengasuhan orangtua yang seperti apa, agar anak dapat
Anak meningkatkan motivasi belajarnya?
10.3. Mengapa Anda memilih pengasuhan tersebut sebagai pengasuhan
yang dapat meningkatkan motivasi belajar anak?
10.4. Menurut Anda, adakah factor lain selain pengasuhan orangtua
yang dapat meningkatkan motivasi belajar anak? Mungkin factor
dari cita-citanya si anak atau pujian atau lainnya?

Closing
1. Baik, Apakah apa yang Anda sampaikan tadi itu sedang/pernah Anda alami sehingga dapat
meningkatkan motivasi belajar Anda?
2. Cukup berpengaruh sekali berarti pola pengasuhan orangtua terhadap pembentukan perilaku
social, kedisiplinan belajar dan peningkatan motivasi belajar pada anak, begitu bukan?
3. Baiklah, sampai saat ini apakah ada informasi lainnya yang belum tersampaikan atau ingin
disampaikan kembali?
4. Setelah Anda menyadari bahwa pengasuhan orangtua sangat berpengaruh terhadap diri
seorang anak. Apakah saat ini Anda telah merasakan adanya perubahan dalam diri Anda dari
Anda kecil hingga sekarang?

9
5. Sebelum kita akhiri, apakah masih ada hal yang ingin Anda sampaikan?

Baik, proses wawancara kali ini bisa kita sudahi dan cukup sekian yang saya tanyakan pada
Anda karena menurut saya informasi yang Anda berikan kepada saya dari hasil jawaban Anda di
pertanyaan awal hingga pertanyaan terakhir tadi sudah sangat menjawab topik bahasan saya
sehingga dari hasil jawaban ini sudah dapat saya jadikan sebagai informasi baru bagi para
orangtua nantinya mengenai pemberian pola asuh yang cocok & tepat terhadap anak-anaknya.
Kemudian atas ketersediaan Anda mau meluangkan waktunya untuk saya wawancarai, saya
ucapkan terima kasih banyak dan memohon maaf karena telah menganggu waktu
istirahat/kegiatannya Anda hari ini. Saya izin pamit, Selamat pagi/siang/sore/malam.

D. Tabel Hasil Wawancara dan Observasi :


Hasil Wawancara
Pertanyaan Listening
Opening/Closing
Primer Probing (Eritical/
Verbatim (Verbal &
(Terbuka/ (Jenis Probing) Active/
Nonverbal)
Tertutup) Emphatic)
Opening

Iter : Selamat siang 1. Verbal


kak (tersenyum & (membangun
berjabat tangan), rapport =
perkenalkan nama mengucapkan
saya Devi Widyas salam,
Putri, saya dari prodi memperkenalk
Psikologi an diri,
Universitas percakapan
Muhammadiyah topik umum
Sidoarjo. dan ringan
yaitu
Iter : Disini, eum... menanyakan
boleh saya tau kak, nama lengkap
nama lengkap kakak dan nama
siapa dan nama panggilan).
panggilan kakak itu
siapa? Biar lebih 2. Nonverbal
akrab gitu. (tersenyum
dan berjabat
tangan).
Itee : Nama saya

10
Muhammad Radja
Syahputra. Biasanya
orang-orang
memanggil saya itu
Radja.
Opening
Iter : Lalu, gimana
(Verbal) :
nih kabar kakak hari
Percakapan topik
ini?
umum dan ringan.
Itee : Alhamdulillah
kabar saya baik sih
kak.
Opening
Iter : Kalau boleh
(Verbal) :
tau, lagi sibuk apa
Percakapan topik
nih kak sekarang?
umum dan ringan.
Itee : Kesibukan
saya saat ini hanya
menjadi mahasiswa
saya.
Iter : Mahasiswa Silent Probes
(mengangguk), (Mengangguk)
Opening
Iter : Berarti (Verbal) :
studinya lancarkah Percakapan topik
kak atau mungkin umum dan ringan.
ada kendala atau
apa?
Itee : Alhamdulillah,
lancar sih.
Iter : Lancar.
Opening
Iter : Kalau boleh (Verbal) :
tau, kakak ini di Percakapan topik
rumah ada saudara umum dan ringan.
atau anak tunggal?
Itee : Kebetulan saya
anak tunggal kak,
iya.
Iter : Oohhh... asik Active Listening Opening
dong, kalau gitu (Verbal) :
perhatian orang tua Percakapan topik
itu hanya ke kakak umum dan ringan.
saja, apapun
mungkin bisa
diberikan oleh orang

11
tua kakak.

Iter : Lalu apa yang


kakak rasakan hari
ini untuk mengikuti
wawancara dengan
saya?
Itee : Alhamdulillah,
kondisi saya baik sih
kak, alhamdulillah.
Iter : Berarti mampu
Opening
ya kak harusnya
(Verbal) :
untuk mengikuti
Percakapan topik
wawancara dengan
umum dan ringan.
saya?
Itee : Iya, mampu
kak.
Iter : Oke Opening
(menganggukan (Verbal) :
kepala). Baik kak, di
sini saya akan 1. Memperkenal
menjelaskan maksud kan maksud
dan tujuan saya dan tujuan
datang ke kakak ini masalah yang
apa. Dimana saya akan
disini bermaksud dipertanyakan
untuk melakukan pada
wawancara dengan responden.
kakak sekalian
meminta izin kepada
kakak untuk mau di
wawancarai
mengenai topik
bahasan saya yaitu
pola asuh.

Iter : Dimana saya 2. Menjelaskan


memilih kakak latar belakang
sebagai subjek ke datangan
wawancara saya itu, iter (alasan
karena saya memilih
menganggap peran responden
kakak sebagai sebagai
seorang anak apalagi subjek).
sebagai anak tunggal
di keluarga dari

12
orang tua kakak itu,
menurut saya sangat
cocok dan pas
sekalai dijadikan
subjek wawancara
saya.
3. Menjelaskan
Iter : Jadi, dimana manfaat
dari hasil wawancara informasi
kita berdua dari hasil (hasil
wawancara saya informasi yang
kepada kakak ini didapat dari
mungkin proses
kedepannya akan wawancara
sangat bisa berguna yang
dan bermanfaat dilakukan
sekali bagi orang tua dengan
mengenai pemberian responden).
pola asuh mana sih
yang cocok dan tepat
buat anaknya, agar si
anak mereka itu
nanti saat dewasa
bisa memiliki
perilaku dari hasil
pola asuh yang baik,
perilaku sosialnya
baik, kemudian
memiliki
kedisiplinan belajar
juga baik dan
memiliki motivasi
belajar yang tinggi. 4. Menjelaskan
lama dan sifat
Iter : Wawancara wawancara,
saya dengan kakak lalu
ini sifatnya terbuka menanyakan
ya kak. Kakak bisa kembali
mengutarakan bersedianya
pendapat kakak untuk
apapun itu, akan melanjutkan
saya terima dan saya proses
jadikan informasi wawancara
untuk topik bahasan sampai selesai.
saya. Lalu
wawancara ini hanya
membutuhkan

13
kurang lebih 30-60
menit saja.

Iter : apakah kakak


masih bersedia untuk
melanjutkannya kak?
Itee : Iya kak, saya
bersedia.
Opening
(Verbal) : ucapan
terimakasih
Iter : Oke, baik. karena telah
Terimakasih kak. bersedia
melanjutkan
proses
wawancara.
Iter : Baik kak,
langsung ke
pertanyaan
Pertanyaan
selanjutnya ya kak.
Primer
Eum, apa sih yang
Terbuka
kakak ketahui
tentang pola asuh
itu?
Itee : Eee, pola asuh
itu kayak cara atau
sistem orangtua
dalam mendidikan
anak, agar anak ini
siap untuk ditaruh
masyarakat dan siap
menghadapi kejadian
atau masalah di masa
depan di saat dewasa
nanti.
Iter : Lalu mengapa Pertanyaan
pola asuh itu perlu Primer
diterapkan? Terbuka
Itee : Perlu ya kak,
karena memang anak
ini kan perlu diberi
pola asuhan secara
eksternal dan
internalnya, karena
kan ini menyangkut
tentang masa

14
depannya nanti,
kalau anak tanpa
pola asuhkan
pastinya nanti jadi
liar anaknya.
Iter : Tadi kakak kan
bilang nih, ada
mendidik secara
internal dan
mendidikan secara
eksternal itu
maksudnya seperti Informational
apa? Mungkin bisa Probes
dijelaskan contoh
dari mendidik yang
eksternal itu seperti
apa dan mendidik
yang internal itu
seperti apa?
Itee : Ee, jadi dalam
mendidik internal itu
tentang kayak anak
ini diajari tentang
manner, atittude
sama tata tutur
katanya dalam
berkomunikasi. Nah,
Kalau yang eksternal
ini kan dalam pola
asuhkan pastinya ada
perkembangan yang
dipengaruhi oleh
pola asuh.
Iter :
Menganggukkan Silent Probes
kepala
Itee : Dan kayak
misal anak yang
diberi pola asuh
pengabaian, dalam
pola asuh
pengabaiankan
pastinya anak kurang
diberi perhatian,
contohnya saja
kayak makan, anak

15
kan pasti ya ingin
disuapin atau dikasih
tau “nak waktunya
makan”, kadang
orangtua tidak
memberikan itu
jadikan berpengaruh
pada fisiknya,
fisiknya bisa jadi
kurus atau
kekurangan gizi
mungkin.
Iter : Selanjutnya
eem, kan tadi kakak
sudah bilang seperti
Pertanyaan
itu. Lalu apakah pola
Primer
asuh itu sangat
Terbuka
penting buat
diterapkan diberikan
kepada setiap anak?
Itee : Sangat penting
sih kak ya dan
memang harus
orangtua itu selalu
memberikan pola
asuh yang terbaik
dan memang ada
hubungan timbal
balik antara anak dan
orangtua. Jadi, pola
asuh yang diberikan
mungkin bisa seperti
pola asuh terbuka.
Iter : Kan tadi kakak
menyebutkan ada
pola asuh yang
terbuka, selain pola
asuh yang terbuka,
apakah kakak Pertanyaan
mengetahui pola Primer
asuh-pola asuh lain Terbuka
nih atau mungkin
nama lain pola asuh
terbuka tadi itu apa?
Bisa disebutkan dan
juga dijelaskan kak?

16
Itee : Ee, untuk nama
lain pola asuh
terbuka tadi lupa ya
kak. Yang saya tau
ya kayak pola asuh
secara terbuka,
secara otoriter
kemudian
pengabaian.
Iter : Ya kak, itu
benar sekali, apa
yang kakak sebutkan
tadi terbuka,
pengabaian dan juga
otoriter. Mungkin Restatement
bisa kakak jelaskan Probes
definisi dari ketiga
pola asuh itu kak
mungkin sedikit
sepemahaman
kakak?
Itee : Kalau otoriter
sepemahaman saya
itu, anak ini didalam
kendali penuh
orangtua bisa
dibilang kayak
stritch parents, kalau
yang terbuka ini ada
hubungan timbal
balik antara anak dan
orangtua dan
pengabaian ini ya
kayak anak ini
diabaikan sama
orangtuanya.
Iter :
Menganggukkan Silent Probes
kepala
Itee : Sebenarnya
bukan pengabaian
sih, kayak apa ya,
memang tidak diurus
anaknya itu atau
diberikan ke pihak
ketiga, pengasuhnya.

17
Iter : Apakah
orangtua kakak ini
memberikan
kebebasan kepada
Pertanyaan
kakak untuk
Primer
melakukan sesuatu
Terbuka
hal? Bisa diceritakan
atau disebutkan
contohnya seperti
apa?
Itee : Iya kak,
orangtua saya
memberikan
kebebasan penuh
kepada saya.
Contohya itu seperti
kayak, dibeberapa
orangtua waktu
anaknya ini mau
kuliah melanjutkan
pendidikannya gitu,
biasanyakan dituntut
anaknya untuk
masuk ke dokter ke
teknik informatika.
Kebanyakan sih ke
dokter ya. Nah untuk
orangtua saya itu
tidak, itu seperti
kayak saya ini mau
gimana untuk
lanjutan setelah
SMK, mau kuliah
apa mau pendidikan
militer apa kerja.
Saya bilang kuliah
gitu, “mau ambil
apa?”. Waktu itu
saya masih bingung
antara D3 sama
psikologi. Saya
mencari informasi
dan diskusi dengan
beberapa orang yang
memang di
psikologi, ternyata

18
saya minat di
psikologi dan saya
bilang “ke psikologi
aja” ke orangtua dan
orangtua ya
menyetujui aja gak
ada kayak penolakan
atau apa cuman
kayak “emang udah
setuju udah siap
gitu?” “yauda siap”
aku bilang gitu. Jadi
emang gak ada
kayak tuntutan atau
atau harus ikut
omongan orangtua
itu gak, sesuai
dengan apa yang
saya inginkan.
Iter : Lalu karena
kakak tadi dibebasin
nih, apakah dalam
pemberian
kebebasan tersebut
orangtua kakak ini
Pertanyaan
tetap memberikan
Primer
batasan-batasan
Terbuka
pengawasan dalam
hal tertentu? Bila
iya, seperti apa sih
batasan-batasan yang
diberikan orangtua
kepada kakak?
Itee : Kalau batasan
sih ada ya kak, tapi
emang gak terlalu
ngekang. Contohnya
itu kayak gini, waktu
setelah kuliah itu
saya diberitahu
“jangan keluyuran,
kalo waktunya
pulang ya pulang,
terus kalo emang ada
kegiatan yang sampe
malem itu langsung

19
pulang kalo emang
terlalu malem
gakusah mikirin
temennya gitu”, kalo
ya cuman emang
dibatasin waktu jam
keluar saja, palingan
jam 9 udah menuju
pulang udah sampe
rumah.
Iter : Baiklah, eem
mungkin apakah ada
batasan-batasan lain Clearinghouse
yang belum kakak Probes
ungkapkan nih? Lain
dari yang tadi.
Itee : Batasan lain
seperti kayak saya
SMK ya kak. SMK
kan saya ikut
organisasi
kegiatannya emang
full disekolah itu,
beberapa waktu
kadang emang perlu
pulang malam
kadang-kadang
sampe nginep juga.
Batasan itu kadang,
orangtua itu ngasih
tau gini “kalo emang
kegiatannya penuh,
pendidikannya juga
harus baik gitu loh
dalam akademik
juga harus baik,
belajarnya juga
harus tetep dan
gakada alasan untuk
kayak capek nih
gara-gara organisasi
males ah untuk
ngerjain tugas” itu
enggak, dibatesinnya
kayak gitu sih.
Iter : Kalo belajar Informational

20
sendiri mungkin
dituntut harus
Probes
setelah pulang itu
belajar atau enggak?
Itee : Enggak ada
sih. Emang sayanya
udah insiatif dan
udah dibiasakan
setiap pulang
sekolah atau kuliah
gini ngecekin lagi
tugasnya apa saja,
saya tulis di
stikynotes terus saya
tempel biar inget.
Iter : Lalu karena
pengasuhan yang
diberikan orangtua
Pertanyaan
kakak seperti itu,
Primer
apakah kakak
Tertutup
merasa nyaman
dengan pengasuhan
seperti itu kak?
Itee : Sangat
nyaman.
Iter : Sangat nyaman Mirror Probed
(menganggukkan dan Silent Probes
kepala). (Menganggukkan
kepala).

I Pertanyaan
t Primer
e Terbuka
r

K
a
n

d
a
l
a
m

21
p
e
n
g
a
s
u
h
a
n

o
r
a
n
g
t
u
a

k
a
k
a
k

t
a
d
i

d
i
b
e
r
i
k
a
n

b
a
t
a

22
s
a
n
-
b
a
t
a
s
a
n

t
e
r
t
e
n
t
u

n
i
h
,

a
p
a
k
a
h

d
a
l
a
m

p
e
m
b
e
r
i

23
a
n

b
a
t
a
s
a
n

a
t
a
u

a
t
u
r
a
n

t
e
r
s
e
b
u
t

o
r
a
n
g
t
u
a

k
a
k
a
k

24
i
n
i

m
e
m
p
e
r
t
i
m
b
a
n
g
k
a
n

a
l
a
s
a
n

m
e
n
g
a
p
a

m
e
r
e
k
a

m
e

25
m
b
e
r
i
k
a
n

h
a
l

t
e
r
s
e
b
u
t

s
e
c
a
r
a

j
e
l
a
s

d
a
n

m
e
n
j
e
l
a

26
s
k
a
n
n
y
a

k
e
p
a
d
a

k
a
k
a
k

a
g
a
r

k
a
k
a
k

d
a
p
a
t

m
e
n
e
r
i
m
a

27
d
a
n

m
e
m
a
h
a
m
i

k
e
n
a
p
a

m
e
r
e
k
a

m
e
l
a
k
u
k
a
n

i
t
u
?
Itee : Ee untuk
memberikan batasan
emang pada awalnya
ada musyawarah

28
atau emang secara
diskusi ada, tapi
kayak saya emang
kadangkan males
kadangkan emang
capek tapi saya tetep
dengerin dan
batasannya itu kayak
emang saya mengerti
kenapa diberikan
batasan-batasan itu,
saya mengerti
kenapa batasan itu
dibut untuk saya,
memang batasan ini
dibuat untuk hal
yang baik. Misalnya
“jangan pulang
malem” kan kalau
pulang malem kan
bahaya, ada yang
begal, ada yang
namanya jalan kan
emang gaktau dan
memang semuanya
yang terbaik. Jadi,
saya itu mengerti
dan mengetahuinya.
Iter : Wahh, berarti Active Listening
kakak ini bisa
dibilang itu ternyata
sudah mampu untuk
beradaptasi terhadap
pengasuhan yang
diberikan oleh
pengasuhan orangtua
kakak. Kemudian
sehingga dari situ
tanpa mereka
memberikan
penjelasan lebih
jelas lagi kenapa
mereka melakukan
itu, kakak itu bisa
mengerti sendiri
alasan mereka

29
melakukan itu.
Jarang lohh ada anak
yang bisa memahami
itu, bahkan anak
yang sudah dewasa
pun kadang masih
belum bisa ya kak
dan seharusnya
memang semua anak
harus mampu untuk
beradaptasi dengan
pengasuhan yang
diberikan oleh
orangtuanya dan
mengetahui alasan
mereka memberikan
pengasuhan yang
seperti itu.
Iter : Oke, baik.
Kemudian nih kak,
dalam pengasuhan
yang mereka
berikan, misal dalam
hasil apa yang kakak
lakukan nih, apakah
ketika kakak
mendapatkan hasil
Pertanyaan
yang baik atau
Primer
perilaku kakak itu
Terbuka
baik, apakah mereka
menerapkan
apresiasi nih kak?
Kalau iya, biasanya
ketika apa mereka
memberika apresiasi
kepada kakak dan
apresiasinya itu
seperti apa?
Itee : Apresiasi?
Iter : Ya kak,
apresiasi.
Itee : Eem, untuk
apresiasi sih
orangtua selalu
memberikan.
Misalnya ini apa

30
kayak saya
melakukan puasa
sunnah yang
memang dari krentek
hati saya, kalau
orangtua tau saya ini
puasa sunnah, tiba-
tiba orangtua itu
nanyak “mau
dibeliin apa?
Soalnya udah puasa
sunnah hari ini. Mau
di beliin apa untuk
makan nanti buka
kan udah puasa?”
kayak gitu sih kak.
Jadi, itu buat kayak
mempertahankan
saya untuk terus
berpuasa sunnah
gitu.
Iter : Lalu kak? Nudging Probes
Itee : Lalu kalo
didalam prestasi
belajar nih, kalo
emang saya
memiliki pencapaian
yang bagus dari
sebelumnya,
orangtua itu kayak
ngasih pemberian
sesuatu gitu, entah
itu makanan atau
apapun dah. Kadang
sih emang makanan
atau barang, waktu
itu sampe ada di
beliin tas buat
apresias sama
diucapin kayak
“ayah bangga sama
kamu” itu emang
niatnya yang saya
pahami itu orangtua
tuh agar saya
melanjutkan dan

31
merasa tertantang
untuk terus
mendapatkan
pencapaian yang
lebih tinggi kaak
gitu kak.
Iter : Berarti bisa
dibilang agar tetap
mempertahankan Reflective Probes
hasil tersebut ya
kak?
Itee : Iya kak.
Iter : Dari cerita
kakak tadi nih,
menurut kakak nih,
apakah orangtua Pertanyaan
kakak itu Primer
memberikan Terbuka
perhatian dan
pengertian penuh
kepada kakak?
Itee : Karena saya
juga anak tunggal ya
kak ya.
Iter :
Menganggukkan Silent Probes
kepala.
Itee : Perhatiannya
pasti emang kepada
saya sih, pasti
perhatian penuh dan
pemahaman penuh
orangtua pada saya
emang terpenuhi.
Iter : Gimana sih kak
bentuk pengertian
dan pemberian
Pertanyaan
perhatian penuh
Primer
orangtua terhadap
Terbuka
kakak itu?
Contohnya seperti
apa?
Itee : Eee, contohnya
itu seperti ini
kadangkan waktu
ngerjain tugas itu

32
dulu saya sambil
bekerja ya, nah
waktunya emang
kerja pulang malem,
malemnya kalo
emang deadlinennya
mepet kalo misalnya
besok libur itu aku
bilang “Maa, besok
jangan dibangunin
ya, karena malem ini
mau begadang
ngerjain tugas”,
orangtua pasti ngerti
“Iyaa, besok gak
dibangunin”
palingan besok
dibangunin sih tapi
ya emang udah sian
banget gitu karena
saya biasanya tidur
kalo begadang itu ya
habis sholat shubuh
saya tidur lagi
gitu.Terus saya biasa
bangun gak sekedar
dibangunin aja gitu
ditanya “mau makan
gak?”, kalau pun
saya emang lagi
jalan diluar gitu
ditanya “udah sampe
belom?” gitu,
mungkin emang
orangtua saya kayak
selalu sangat
khawatir pada
anaknya, tapi saya
mengerti itu emang
perhatian penuh
orangtua saya dan
saya bersyukur
mendapatkan itu
karena banyakan
anak yang gak dapet
kayak gitu.

33
Iter : Pasti sih, harus
bersyukur banget, Empathic
karena gak semua Listening
anak dapatkan?
Iter : Dari bentuk
pemberian
pengertian dan
perhatian dari
Pertanyaan
orangtua nih, apakah
Primer
disitu kakak merasa
Tertutup
kalo ada sebuah
keharmonisan
didalam keluarga
kakak?
Itee : Iya kak, saya
merasa.
Iter : Apakah
orangtua kakak
sendiri pernah
mengharuskan kakak
untuk mematuhi dan Pertanyaan
menjelaskan aturan Primer
orangtua kakak itu Tertutup
secara sepihak tanpa
mendengarkan
pendapat kakak
terlebih dahulu?
Itee : Eee, tidak
pernah sih kak,
orangtua saya
mengenal anaknya
kayak apa, sayakan
orangnyakan emang
batu, saya tuh susah
mengikuti aturan
untuk mengikuti
aturan yang
aturannya tuh ketat
banget gitu saya tuh
susah, aku akuin
emang saya susah
dalam hal itu. Jadi
memang ada
komunikasi terlebih
dahulu antara
orangtua dan saya

34
untuk pemberian
batasan-batasan itu.
Iter : Lalu apakah Pertanyaan
kakak pernah Primer
menjumpai dari Tertutup
aturan-aturan yang
diberikan oleh
orangtua kakak itu,
mereka menerapkan
aturan yang terlalu
keras, ketat, tegas
terutama dalam
mendidik kakak?

Iter : Seperti apa Pertanyaan


kalau ada? Primer
Terbuka
Itee : Eee, tidak
pernah saya temukan
sih.
Iter : Lalu apakah
orangtua kakak ini
sering memberikan
aturan secara kaku Pertanyaan
atau sepihak tanpa Primer
dijelaskan terlebih Tertutup
dahulu kenapa
mereka melakukan
itu?
Itee : Eee, tidak
pernah sih kak, tidak
ada hal seperti itu.
Iter : Tidak pernah?. Reflective Probes
Itee : Iya.
Iter : Lalu gimana Pertanyaan
sih perasaan kakak Primer
nih, misalnya Terbuka
orangtua kakak
ternyata tiba-tiba
menerapkan
peraturan yang
terlalu keras dan
ketat seperti itu
kepada kakak tanpa
menjelaskan kenapa

35
mereka bisa
melakukan itu?
Itee : Kan pastinya
kayak gitu kan ada
ini ya eem... saya
kan emang anaknya
tadi udah dikatakan,
saya tuh batu susah
mengikuti aturan
yang terlalu ketat
dan diatur banget
gitu. Dan emang
kalo pemberian
secara otoriter itu
kan pasti selalu ada
emosi dari orangtua
kan kayak mungkin
dalam mengasih
taunya itu dalam
marah-marah gitu.
Kan biasanya kan
gitu. Jelas saya sih
ini biasanya diem aja
sih, mungkin diem
menghindari drama
untuk cekcok dengan
orangtua karena tadi
saya emang gaksuka
drama.
Iter : Selain itu, Restatement
misalnya nih kalau Probes
kakak itu ternyata
tiba-tiba didapati
orangtua
menerapkan
pengasuhan yang
terlalu keras dan
juga ketat tapi
mereka tidak
menjelaskan kenapa
tiba-tiba mengubah
pengasuhan tersebut
tanpa ada penjelasan
apapun, kenapa
mereka melakukan
itu. Gimana perasaan

36
kakak? Apa yang
kakak rasakan saat
itu?
Itee : Pastinya
tertekan sih kak ya,
biasanya terbuka
tiba-tiba jadi kayak
otoriter didalam
kendali orangtua
penuh kan?
Iter :
Menganggukkan Silent Probes
kepala.
Itee : Pastinya saya
akan tertekan dan
suatu saat karena
saya merasa tertekan
dan emang udah
klimaks banget
pastinyakan saya
akan suatu saat pasti
untuk kayak
memberontak
kenapa saya diberi
aturan kayak gini.
Iter : Lalu pernah
gak sih kak,
orangtua kakak itu
lebih cenderung
Pertanyaan
untuk
Primer
memperhatikan
Tertutup
kesalahan kakak saja
daripada apa yang
kakak perbuat
dengan benar?
Itee : Eem, gak
pernah sih.
Iter : Gak pernah. Mirror Probes
Pertanyaan
Iter : Oke, lanjut, Primer
bagaimana sikap Terbuka
orangtua kakak, jika
kakak tidak
berperilaku atau
ternyata tidak
mematuhi keinginan

37
mereka?

Iter : Apakah mereka Pertanyaan


memberikan Primer
hukuman secara fisik Tertutup
mungkin seperti
memukul dengan
keras, mencubit,
menjewer pada
kakak?
Itee : Kalau perilaku
saya lagi buruk sih
biasanya gak dengan
kekerasan ya kak,
palingan ya
dinasehatin. Tapi
kalo emang dari
kekerasan itu emang
saya dapetin lah dari
remaja tetapi bukan
dalam konteks
perasaan karena saya
melakukan hal buruk
memang dalam
rumah tangga.
Iter : Eumm...
apakah situasinya
begitu buruk kak
sampai ee sampai Empathic
kakak ini pernah Listening
menjadi korban
kekerasan dalam
rumah tangga?
Itee : Hmm, cukup
buruk sih emang jadi
pelampiasannya.
Iter : Lalu menurut Pertanyaan
pendapat kakak nih, Primer
setujukah kakak Terbuka
dengan sikap
orangtua yang
memberikan
pengasuhan otoriter
maksudnya tuh
segala peraturan ada
ditangan orangtua

38
tanpa memberikan
kesempatan bagi
anak untuk setujukah
dia melakukan apa
yang diperintahkan
orangtua tersebut?
Itee : Eee, itu
jatuhnya kayak
stritch parents ya
kak dan jelas saya
tidak setuju,
karenakan anak
perlu mengeksplore
dirinya dari secara
internal lingkungan
rumah sama internal
luar rumah.
Iter : Kenapa kakak
tidak setuju? Berikan Informational
alasan kakak, kenapa Probes
tidak setuju?
Itee : Tidak
setujunya ya tadi
kak, karenakan anak
perlu untuk
mengeksplore
dirinya di internal
dan eksternal tadi.
Jadi, anak ini tuh
perlu untuk cari
kayak mungkin
afeksi tambahan dari
luar mungkin kayak
dari temen atau
apapunlah. Di
lingkungan
temenkan pastinya
ada pendapatkan di
komunikasi antara
dua belah, di
komunikasi dua
belah pihak pasti ada
yang mengasih
pengalaman untuk
anaknya pasti tadi
dipikir kayak gini

39
“Oh, pengalaman
kayak gitu tuh ada
benernya ada
salahnya” jadi pasti
dalam diri anak
“Ohh,aku pasti
gakboleh kayak gitu,
biar gak terjadi hal
yang kayak gitu”
kalo dalam terus
dalam ikatan
orangtua kayak gitu
pastinya anak ini
akan makin tertutup
dirinya itu gak bisa
untuk mengenali diri
sendiri, ngeksplore
diri sendirinya tuh
susah gitu.
Iter : Bagaimana
pendapat kakak
terhadap orangtua
yang memberikan
kebebasan penuh Pertanyaan
kepada anaknya tapi Primer
si anak itu tidak Terbuka
diberikan batasan
atau peraturan
tertentu? Pendapat
kakak gimana?
Itee : Eee... kalo
orangtua saya sih
masih ngasih
kebebasan tapi
masih ada batasan,
selalu ada batasan
dari setiap apa aja
sih yang dikasih dari
kebebasan itu selalu
ada batasannya.
Iter : Oooh gitu
(sambil
Silent Probes
menganggukan
kepala)
Itee : He’eh, jadi
kalo emang ada

40
orangtua yang
ngasih kebebasan
tanpa batasan itu
jelas salah sih,
pastinya anak jadi
akan kayak liar gitu
diluar lingkungan
rumah gitu.
Iter : Selama ini nih
kak, apakah orangtua
kakak itu selalu
mengikuti keinginan Pertanyaan
kakak baik itu Primer
mereka setuju atau Tertutup
tidak tapi tetep
disetujin keinginan
kakak itu?
Itee : Iya seperti itu,
bisa dikatakan
seperti itu tapi
memang dikasih
amanah dan motivasi
untuk tidak
melakukan hal ini,
tidak melakukan hal
itu.
Iter : Berartikan
masih tetep ada
batasan nih Reflective Probes
walaupun mereka
setuju?
Itee : Iya, iya.
Iter : Bagaimana
pendapat kakak
tentang pengasuhan
orangtua yang
terkesan lebih acuh
tak acuh kemudian Pertanyaan
lebih terlihat bodo Primer
amatlah anak itu Terbuka
mau ngelakuin apa
aja entah itu salah
perlakuannya
pokoknya
bodoamat?
Itee : Itu salah sih

41
kak ya, karena anak
itu jadi mikir kayak
gini “untuk apa sih
aku dilahirin kalo
aku diabaikan kayak
gini” dan pastinya
kayak apa ya. Pasti
anak ini banyak
ruginya daripada
orangtuannya.
Iter : Lalu bisa kakak
katakan lebih lanjut
tentang “anak itu
Informational
mendapatkan
Probes
kerugian” apa sih
ruginya itu seperti
apa?
Itee : Kalo orangtua
kan palingan kayak
rugi secara material
kan untuk memenuhi
biar anak ini diem.
Kalo secara anak itu
biasanya rugi di ini
secara fisik, mental
gitu kayak diakan
pasti kekurangan
afeksi didalam
keluarganya nanti.
Pastinya anak ini
akan mencari afeksi
diluar lingkungan
rumah, entah lewat
pacaran atau apapun
gitu, kan jadinya
kayak pergaulan
bebas gitu.
Iter : Bagaimana Pertanyaan
pendapat kakak nih Primer
mengenai orangtua Terbuka
yang mendidik anak
dengan memberikan
kebutuhan
materialnya saja
seperti memanjakan
anak dengan gadget

42
tanpa ada larangan
sampai berapa jam
dia bermain itu
sehingga anak
cenderung
dibebaskan
melakukan
semuanya
semaunya?
Itee : Menurut saya
itu salah sih kak,
anakkan juga butuh
afeksi secara fisik
dan verbal secara
langsung dari
orangtua, bukan dari
gadget dan
semacamnya, kalo
anak dikasih gadget
dan diabaikan
ortunya, berarti
anaknya ini bukan
anak ortunya?
Karena secara
keseluruhan
pemenuhan afeksi si
anak kan dari gadget
tadi?
Iter : ya juga sih, apa
yang kakak katakan
benar. Berarti
memanjakan anak
dengan hanya
memberikan
kebutuhan Reflective Probes
materialnya saja itu
bukan hal yang
sepatutnya
diterapkan oleh
orangtua, bukan
begitu kak?
Itee : Iya kak betul
seperti itu.
Iter : Pertanyaan Pertanyaan
selanjutnya kak, Primer
anak dengan Tertutup

43
pengasuhan yang
diberikan kebebasan
tetapi tetap diberikan
batasan-batasan
tertentu dengan
mempertimbangkan
alasan kenapa
batasan tersebut
diberikan, dapatkah
menjadikan anak
yang bersikap
terbuka pada
orangtuanya?
Itee : : Betul kak,
orangtua saya
memberikan pola
asuh seperti itu dan
menjadikan saya
terbuka dengan
orangtua saya.
Iter : Menurut kakak
nih ya, bagaimana
tanggapan orangtua
jika anak Pertanyaan
mengadukan Primer
permasalahannya Terbuka
yang dihadapinya
dalam pengasuhan
yang seperti itu?
Itee : Orangtua
harusnya terbuka
dan mau untuk
mendengarkan keluh
kesah dari masalah
yang dihadapi oleh
anaknya dan
utamanya jangan
main hakim sendiri
seperti “masa gitu
aja gabisa?” serta
dapat memberikan
bantuan pada anak
seperti memberikan
nasihat dan saran apa
yang harus mereka
lakukan tapi tetap

44
memberi kesempatan
pada anak untuk
menyelesaikan
masalahnya sendiri,
namun tetap
memberikan
pengawasan.
Iter : Apakah hasil
pengarahan yang
diberikan orangtua
pada anak akan Pertanyaan
dapat membuat anak Primer
mempertahankan Tertutup
perbuatan baik dan
meninggalkan
perbuatan buruk?
Itee : Tentu ya kak,
orangtua itu harus
terus memantau
perbuatan si anak
karena lingkungan
sosial anak bukan
saja dirumah.
Iter : Orangtua itu
harus terus
memantau perbuatan
si anak karena Mirror Probes
lingkungan sosial
anak bukan saja
dirumah.
Itee : Ya kak,
pengalaman saya
tentang saudara saya,
saudara saya
dirumah anaknya
baik, penurut namun
kalau diluar rumah
jadi kayak berandal.
Jadi, walaupun anak
telah diberikan
pengarahan,
orangtua juga harus
terus mengawasi
anak, agar anak tidak
melenceng bila di
lingkungan luar

45
rumah sehingga anak
tetap dapat
mempertahankan
perbuatan baik dan
meninggalkan
perbuatan buruk
sesuai arahan dengan
orangtua.
Iter : Oke pertanyaan
selanjutnya nih kak.
Apakah anak dengan
pengasuhan yang
mengharuskan
mereka untuk Pertanyaan
mematuhi dan Primer
menjalankan serta Tertutup
menaati orangtua
secara sepihak, dapat
menjadikan anak
menjadi sosok yang
tertutup?
Itee : Kalau tertutup
pastinya tidak sih ya
kak. Kebanyakan
anak-anak itu malah
bukan kayak tertutup
kalo sepemahaman
saya sih anaknya
pasti kan udah
mendapatkan kayak
gitukan ya mungkin
memang awalnya
tertutup kayak ya ya
aja kan, tapi waktu-
waktu
dilingkungannya
kayak dapat
informasi banyak,
pasti suatu saat anak
itu pasti akan
memberontak.
Berbeda dari kayak
karakteristik anak
yang tertutup
pastinya tiba-tiba
kayak akan terbuka

46
memberontak dan
banyaklah hal-hal
negatif yag terjadi
pastinya.
Iter : Lalu nih kak,
dari pengasuhan
tersebut dapatkah Pertanyaan
orangtua itu seolah- Primer
olah menjadikan Tertutup
anak itu sebagai
seperti robot?
Itee : Iya tentu saja,
dan pastinya tuh
anaknya pasti
dianggap kayak apa
ya jadi infestasinya
orangtua gitu.
Iter : Lalu gimana
perasaan kakak,
apabila kakak ini Pertanyaan
mendapatkan Primer
pengasuhan seperti Terbuka
itu? Apa yang kakak
rasakan?
Itee : Kan saya dari
tadi jelaskan, saya
kan emang anaknya
batu kalo ikut
aturan-aturan itu
susah banget apalagi
aturan yang ketat,
pastinya saya akan
memberontak sih
suatu saatnya pasti
memberontak,
karena ya kayak gitu
juga kan capek didiri
sendirinya juga gitu.
Misal kita lanjutin
apa yang gak kita
mau yang gak kita
minatin karena itu
dituntut orangtua
kan pastinya kita
tertekan sendiri
secara mental, secara

47
fisik terpengaruhi
banget gitu.
Iter : Berarti dari
pengasuhan yang
seperti itu dapat
membuat anak jadi
sosok yang Reflective Probes
memberontak
walaupun diluar
lingkungan rumah,
bukan begitu kak?
Itee : Iya, benar
kayak gitu.
Iter : Pertanyaan
selanjutnya nih kak,
apakah anak dengan
pengasuhan yang
diberikan kebebasan
secara penuh oleh
orangtuanya untuk
melakukan semua
Pertanyaan
hal sesuka hatinya,
Primer
dapat menjadikan
Tertutup
dirinya itu sosok
yang egois karena
dia sejak kecil itu
sudah dibiasakan
untuk dimanja untuk
selalu mendapatkan
apapun yang dia
inginkan?
Itee : Kalo saya
kembali ke anaknya
sih kak ya. Kalo saya
misal nih dapat
penentangan dari
orangtua saya, saya
ini pastinya akan
mencari tahu kenapa
sih saya di tentang
itu dan kayak apa ya
kalo emang saya tau
ya saya oke, kalo
emang saya tau itu
gak cocok sama diri
saya, biasanya saya

48
diam saja.
Iter : Hmm...
menurut pendapat
kakak nih, anak
dengan pengasuhan
yang diberikan
kebebasan untuk
Restatement
melakukan semua
Probes
hal sesuai hatinya,
apakah dari
pengasuhan tersebut
dapat menanamkan
rasa egois dalam diri
anak tersebut nih?
Itee : Egois sih iya
dan pastinya tuh
kayak childish gitu,
kayak kekanak-
kanakan karenakan
anak ini harus
menuntut
keinginannya ini
harus terpenuhi gitu.
Iter : Lalu apakah
anak dengan
pengasuhan seperti
itu akan merasa Pertanyaan
bahagia karena ia Primer
ternyata diberikan Tertutup
kebebasan untuk
melakukan
semuanya?
Itee : Kayaknya sih
bahagia sih
kayaknya, tapi
terkadang anak ini
terlarut dalam
bahagianya itu saat
memilih keputusan
untuk mengambil
keputusan terkadang
adakalanya kan salah
dalam mengambil
keputusan. Nah bisa
saja anak itu kayak
terjatuh terlalu

49
dalam salahnya
karena tadi
mengambil
keputusan.
Iter : Kan tadi kakak
sudah menjelaskan,
lalu gimana sih
Pertanyaan
pendapat kakak
Primer
mengenai pola asuh
Terbuka
yang seperti itu bila
diterapkan pada
seorang anak?
Itee : Sangat baik sih
kak, karena saya
sendiri
mengalaminya tapi
mengalaminya ini
masih ada kendali
orangtua gitu gak
dilepas saja, selalu
ada kendali dan ada
aturan.
Iter : Oke, hmm...
berarti nih, pola asuh
tersebut yang
dimana menerapkan
kebebasan kepada
seorang anak itu
tetap baik dilakukan
tetapi harus tetap
memberikan aturan-
Reflective Probes
aturan tertentu,
batasan-batasan
tertentu kepada si
anak tanpa diberikan
hal tersebut,
pengasuhan seperti
tidak baik. Bukan
begitu kak, maksud
kakak?
Iter : Pertanyaan Pertanyaan
selanjutnya nih kak. Primer
Hmm... kakak pasti Terbuka
pernah mendapatkan
hukuman dari
orangtua kakak, bisa

50
diceritakan tentang
hukuman yang
diberikan orangtua
kakak terhadap
kakak itu seperti
apa?
Itee : Kalo secara
kekerasan fisik tanpa
kejalasan sih sudah
sering ya kak ya dari
kecil, tapi kalo
kayak karena
pencapaian saya lagi
turun, lagi ngedrop
itu pernah,
Iter : Lalu kak? Nudging Probes
Itee : Eee... lalu..
bentuknya itu kayak
apa ya. Bentuknya
itu seperti, kan
waktu itu kelas 4
SD, di kelas 1-3 itu
saya banyak prestasi
dari lomba, dari
akademik secara
ranking. Tapi kelas 4
SD itu saya lagi
anjlok-anjloknya
gitu, itu saya
dihukum karena saya
sering main ke
warnet bilang nugas
tapi cepet selesai lalu
saya mungkin
youtubean di warnet
gitu. Waktu itu saya
ini sih gak boleh ke
warnet lagi, kalo ada
tugas ya dikerjain
tangan aja, kalo
ngeprint ya nitip
diketikan oleh
orangnya dan jam
belajarnya ditambah
gitu. Ya banyak,
kayak penarik

51
sesuatu agar saya
tidak melakukan hal
itu lagi.
Iter : Lalu
bagaimana pendapat
kakak nih, mengenai
pemberian hukuman
yang tidak keras
dalam pengasuhan
yang bebas tetapi Pertanyaan
tetap anak itu Primer
diberikan batasan? Terbuka
Gimana pendapat
kakak dalam
pemberian hukuman
yang tidak keras
dalam pengasuhan
tersebut?
Itee : Sebenernya
baik sih jika
memang tidak keras
ya, tapi
diminimalisir untuk
tidak sesering
mungkin untuk
memberi hukuman,
karena hukuman
entah secara fisik
atau verbal itu
memberikan efek
yang buruk pada
anak, lebih baik ada
komunikasi dua arah
dengan anak
mengenai kesalahan
atau penurunan
pencapaian yang
terjadi. Jadi, kayak
orangtua dengan
anak jangan sampai
ada cekcok gitu biar
jalinan relasi antara
anak sama orangtua
tuh masih baik.
Iter : Apakah dapat Pertanyaan
dikatakan bahwa Primer

52
pemberian hukuman
yang tidak keras itu
ternyata disebabkan
oleh adanya diskusi
kemudian
menyesuaikan
kemudian
menerapkan batasan-
batasan tertentu dari
Terbuka
diskusi tersebut
sehingga apabila
seorang anak
melakukan
kesalahan itu
kesalahannya tidak
terlalu fatal, tidak
terlalu melenceng
gitu?
Itee : Menurut saya
iya, tapi namanya
anak kan lingkungan
sosialnya tidak
dirumah saja ya kak.
Pasti ada lingkungan
sosialnya di luar
rumah entah sekolah
atau pertemanannya.
Orangtuakan gak
bisa menghindari
anak di lingkungan
luar rumah di
sekolah diluar
kendali orangtua
secara langsung,
lebih baik ada
pemberian amanah
dan nasihat kepada
anak. Jadi tetap ada
batasan untuk anak
dan anak itu kalo
mau mengikuti
perilaku temannya
yang salah ia akan
ingat “Oh ya aku kan
gak boleh sama
mama, gak boleh

53
sama ayah kayak
gitu” sehingga tetep
ada batasan anaknya
selama di luar
lingkungan rumah
dan ada kedali.
Iter : Pertanyaan
selanjutnya kak,
bagaimana pendapat
kakak mengenai
orangtua yang
menerapkan Pertanyaan
hukuman keras dan Primer
kasar pada anak Terbuka
dalam pengasuhan
yang terlalu
memaksakan anak
harus mengikuti
aturan orangtua?
Itee : Jelas salah sih
kak, jelas salah
banget dan saya itu
gak setuju, karena
yang pertama anak
waktu dewasa pasti
punya childhood-
trauma dan pastinya
itu kekerasan didapat
dari sosok ayah
sehingga anak itu
pastinya punya
kayak daddy issue
jadi gak baik gitu loh
untuk masa
dewasanya nanti
kalo anak sejak kecil
selalu diberikan
kekerasan gitu. Iya,
kalo anak memhami
tentang itu, tentang
perubahan yang ada
pada dirinya dan
mau untuk diubah.
Kalo emang anaknya
gakmau diubah
pastikan apa yang

54
dituntutkan dari
orangtuanya itu
pastikan anak juga
melakukan
dilingkungan luar
rumah atau waktu si
anak ini memiliki
keluarga.
Iter : Lalu apakah
dapat dikatakan
bahwa dalam
pemberian hukuman
keras dan kasar pada
seorang anak bila
diterapkan tanpa
Pertanyaan
melalui proses
Primer
mendengarkan
Tertutup
pendapat dia
kemudian alasan dia
terlebih dahulu itu
dianggap salah nih
kak penerapan
pengasuhan seperti
itu?
Itee : Jelas salah
besar sih ya.
Iter : Oke, kemudian
gimana sih perasaan
Pertanyaan
kakak apabila
Primer
mengalami hal
Terbuka
tersebut? Apa yang
kakak rasakan?
Itee :Ee, yang jelas
saya akan merasakan
kurang kasih sayang
entah itu dari kasih
sayang ibu atau
ayah. Kan kadang
yang ngasih pola
asuh kek gitukan
dari salah satu pihak
orangtua gitu,
kadang dalam rumah
tangga orangtuakan
beda pola asuhnya
gitu. Kalo biasanya

55
dari ayah nih yang
ngasih kayak gitu,
biasanya nih si anak
akan mencari afeksi
ke cowok di
lingkungan luar dan
itu akan ngasih hal
yang buruk dalam
perkembangan anak
selama hidupnya
apalagi kalo udah
dewasa.
Iter : Berarti gak
baik juga ya Reflective Probes
ternyata?
Itee : Iya , gak baik.
Iter : Pertanyaan
selanjutnya nih kak,
bagaimana pendapat
kakak mengenai
orangtu yang
ternyata dalam
Pertanyaan
pengasuhannya itu
Primer
sama sekali tidak
Terbuka
memberikan
hukuman apapun
terhadap anak
apabila ia melakukan
perbuatan salah nih
khususnya?
Itee : Kalo menurut
saya sih itu juga
salah ya kak, karena
sewaktu-waktu
hukuman itu perlu
tapi gak perlu
hukuman yang kasar
banget itu gak perlu.
Ya, mungkin
hukuman secara
penarikan yang
mereka sukai itu
sudah cukup, karena
emang kalo gakada
hukuman itu fatal.
Karena anak ini akan

56
merasa diabaikan
“aku kan gak
dihukum kayak gini,
ngapain aku stop
kayak gini, mending
aku lanjutin karena
aku ngelakuin ini
gak dihukum”
pastinyakan begitu.
Iter : Oke, hmm...
apakah dari
penjelasan kakak
tersebut bisa
Pertanyaan
dikatakan bahwa
Primer
anak itu, anak lebih
Tertutup
memunculkan
perilaku seperti
sosok yang tidak tau
aturan nih?
Itee : Benar.
Iter : Lalu
pertanyaan
berikutnya, selama
ini dari pengasuhan
orangtua kakak nih,
apakah dari Pertanyaan
pengasuhan orangtua Primer
kakak tersebut dapat Tertutup
menjadikan kakak
itu jadi sosok orang
yang bisa
bersosialisasi di
lingkungan sosial?
Itee : Hmm.. karena
ada satu atau dua hal
yang gak bisa saya
ceritain.
Iter : Iya, gak papa
kak.
Itee : Jadi kalo, hm..
saya sendiri selalu
memilih untuk
menarik diri dari
lingkungan sosial
yang banyak orang,
terus banyak orang

57
dewasa gitu saya
melakukan
penarikan diri dan
menjauhlah gitu.
Iter : Nah, kenapa
kakak kok karena
lingkungan sosial
yang banyak orang
tadi seperti yang
kakak sebutkan tadi Informational
membuat kakak Probes
menarik diri itu
kenapa? Apa yang
kakak rasakan sih
sebenarnya disituasi
seperti itu?
Itee : Kalo saya
menghadapi situasi
kayak gitu ya, hmm..
ada sih kayak
kepanikan dan
kecemasan secara
berlebihan dan
efeknya tuh kayak
gini saya gemetaran
terus kepala ini
pusing, mata
berkunang-kunang,
berkeringat dingin
dan jantung ini
berdegub kencang
gitu dan sewaktu-
waktu emang kayak
pengen pingsan gitu.
Iter : Berarti kayak
ada kecemasan di
beradaptasi dalam
Reflective Probes
beradaptasi di
lingkungan sosial
gitu ya kak?
Itee : Iya kak, social
anixety.
Iter : Oke, Pertanyaan
pertanyaan Primer
selanjutnya kak. Tertutup
Apakah anak dengan

58
pengasuhan yang
diberi kebebasan
namun tetap
diberikan batasan
tertentu oleh
orangtua itu, dapat
menjadikan ia jadi
sosok yang selalu
menghargai orang
lain dan selalu
memberikan
pendapatnya? Jadi
sosok yang berani
gitu.
Itee : Iya benar,
karenakan orangtua
mengajari sistem
kayak modelling
yang menunjukkan
orangtua menghargai
pendapat anak, apa
yang diceritakan
anak. Jadi, anak ini
belajar dari orangtua
untu bisa memahami
dan menghargai
orang lain juga gitu.
Iter : Setujukah
kakak bahwa anak
dengan orangtua
tersebut dapat
menjadikan dia
memiliki rasa
Pertanyaan
percaya diri yang
Primer
tinggi, kemudia rasa
Tertutup
mau mengalah,
kemudian memiliki
sikap yang sopan
dan dapat
mengendalikan
dirinya?
Itee : Setuju.
Iter : Setuju. Mirror Probes
Itee :
(Menganggukan
kepala)

59
Iter : Selanjutnya
setujukah kakak
dengan pola asuh
yang diberikan oleh
orangtua dimana
pengasuhan tersebut
memberikan
hukuman secara
fisik, mengharuskan
anak untuk
melakukan segala
hal sesuai perintah
orangtua tersebut, itu
ternyata dapat Pertanyaan
membuat anak jadi Primer
sosok yang tidak Tertutup
mudah bergaul/tidak
percaya diri karena
selalu dituntut untuk
selalu mengikuti
perintah orangtua
tersebut, kemudian
jadi sosok yang tidak
bersahabat dengan
orang lain, kemudian
jadi sosok yang
penakut untuk
mengungkapkan
pendapatnnya nih?
Itee : Kalo menurut
saya sih enggak ya
kak, karenakan ini
anak nih kayak
kurang kasih sayang
di dalam rumah
tangga sih dan
pastinya si anak nih
kan berusaha untuk
bersosialisasi di luar
rumah untuk
mendapatkan afeksi
yang diperlukan.
Nah jadi kalo
menurut saya anak
ini akan mudah
bersosialisasi tapi

60
dalam konteksnya
kebanyakan itu
negatif.
Iter : Tapi kalo
pendapat kak,
apakah dia jadi
sosok orang yang
tidak mudah
mengungkapkan
pendapatnya? Kan
dalam pengasuhan
dia itu, orangtua
Restatement
lebih ke mengekang
Probes
dia untuk tidak
memberikan
pendapat jadi nanti
bisa berimbas ke saat
dia dewasa jadi
sosok yang tidak
mudah memberikan
pendapat, bisa gak
sih seperti itu kak?
Itee : Kalo
pengalaman saya ya,
saya punya teman itu
orangtuanya susah
membuat anaknya
berpendapat.
Anaknya ini kalo
berpendapat atau
menceritakan
sesuatu itu dia akan
bercerita dengan
orang deketnya saja
tapi kalo yang bukan
teman dekat yang
orang umum itu
susah untuk
bependapat gitu.
Iter : Berarti terbatas Critical
dong dia untuk Listening
mengungkapkan
pendapatnya itu
hanya di orang-
orang tertentu tapi
kalo di muka umum

61
agak sulit?
Itee : Ya, ya
lingkupnya itu
memang terbatas.
Iter : Setujukah
kakak dengan
pengasuhan orangtua
yang memberikan
pola yang acuh tak
acuh seperti
membiarkan anak itu
melakukan sesuatu
sesuka hatinya tanpa
diberikan batasan
atau aturan tertentu Pertanyaan
itu ternyata malah Primer
berdampak pada diri Tertutup
anak yang
menjadikan dia
seperti sosok yang
egois, agresif
kemudian suka
memberontak dan
tidak terkontrol lah
perilakunya. Apakah
kakak setuju dengan
hal tersebut?
Itee : Hmmm... kalo
menurut saya sih,
setuju ya kak.
Iter : Selama ini nih
kak, bentuk
komunikasi seperti Pertanyaan
apa sih yang berjalan Primer
pengasuhan orangtua Terbuka
kakak kepada
kakak?
Itee : Hmm, untuk
komunikasi sih ada
kayak dua arah. Jadi,
orangtua memahami
saya, saya
memahami orangtua
saya gitu.
Iter : Setujukah Pertanyaan
kakak nih bahwa Primer

62
pengasuhan dengan
tetap memberikan
kebebasan kepada
seorang anak tetapi
tetap orangtua tetap
memberikan batasan
atau aturan-aturan
tertentu yang dapat
dimengerti oleh anak
dan dapat dijelaskan
kenapa orangtua
Tertutup
tersebut menerapkan
aturan itu bisa
dikatakan bahwa
pola komunikasi
yang terjadi antara
orangtua dan anak
dalam pengasuhan
tersebut itu ternyata
menggunakan
polakomunikasi dua
arah nih?
Itee : Setuju.
Iter : Selanjutnya,
apakah dalam
komunikasi dua arah Pertanyaan
itu dapat menajdikan Primer
kedudukan antara Tertutup
orangtua itu sejajar
nih kak? Setujukah?
Itee : Setuju.
Iter : Lalu, apakah
dalam pengambilan
keputusan dengan
pola komunikasi dua
arah itu ternyata
dalam pengambilan Pertanyaan
keputusan itu Primer
mempertimbangkan Tertutup
alasan anak dan juga
alasan orangtua
kenapa melakukan
hal tersebut?
Setujukah?
Itee : Setuju,
karenakan jatuhnya

63
kayak musyawarah
atau diskusi kan?
Iter : Iya kak,
jatuhnya seperti itu
kak.
Iter : Kemudian
menurut pendapat
kakak nih, dari
bentuk komunikasi
Pertanyaan
tersebut, apakah juga
Primer
dapat mengajarkan
Terbuka
seorang anak tentang
bertanggungjawab
atas keputusan yang
diambilnya?
Itee : Kalo
pengambilan
keputusan sih iya
bertanggungjawab
sih pasti iya, tetapi
sewaktu-waktu
anakkan memang
ada lingkungan
sosial luar rumah
yang dapat
berpengaruh dari
lingkungan sosialnya
itu dan kadang
kembali ke anaknya
masing-masing ada
yang mampu dan
tidak mampu
bertanggungjawab
atas keputusannya
itu gitu. Kadang
emang yang gak
mampu itu sampai
terpuruk sih dalam
pengambilan
keputusan itu.
Iter : Tapi Critical
seharusnya mereka Listening
harus mampu dong,
kan sudah tau aturan
itu dibuat untuk apa,
alasannya kenapa.

64
Jadi, perilakunya
salah mereka harus
bisa
bertanggungjawab,
seperti itu
maksudnya?
Itee : Iya.
Iter : Selanjutnya,
setujukah kakak
bahwa dalam
pengasuhan yang
terlalu menunjukkan
kontrol tinggi
terhadap anak dan
mengharusk anak itu
harus mematuhi,
melaksanakan semua Pertanyaan
aturan dan juga Primer
perintah orang tua Tertutup
itu, bentuk
komunikasi yang
terjalin antara anak
dengan orangtua itu
hanya secara
sepihak, dimana
orangtua itu menjadi
pemegang aturan
tertinggi?
Itee : Setuju.
Iter : Lalu setujukah Pertanyaan
kakak pada Primer
pengasuhan yang Tertutup
membebaskan anak
tanpa diberikan
aturan atau batasan
oleh orangtua, tanpa
diberikan kontrol itu,
pola komunikasinya
lebih ke seperti apa
yang diinginkan
anak harus selalu
dituruti orangtua dan
diperbolehkan oleh
orangtuanya
sehingga ia akan
terbiasa menjadi

65
sosok anak yang
egois karena selalu
mendapatkan apa
yang ia inginkan
baik dengan cara
yang benar atau
salah?
Itee : Setuju, karena
pastinya anak kalo
gak diturutin
keinginannya sampai
dewasa akan
menuntut orang lain
gitu untuk
memenuhi
keinginannya.
Iter : Berarti egois
masuk disikap anak Reflective Probes
tersebut?
Itee : Iya kak.
Iter : Pertanyaan Pertanyaan
berikutnya nih kak, Primer
pernah gak sih kakak Tertutup
itu diajari
kedisiplinan oleh
orangtua? Pasti
pernah dong?

Iter : Bisa Pertanyaan


diceritakan nih Primer
kedisiplinan seperti Terbuka
apa yang diajarkan
oleh orangtua bila
pernah?
Itee : Eee, untuk
kedisiplinan pasti
pernah ya disetiap
pola asuh orangtua
pasti ada gitu.
Kedisiplinan yang
pernah saya alami
sih kayak jam
belajar, jam main,
jam tidur gitu aja
sih.
Iter : Menurut Pertanyaan

66
pendapat kakak,
apakah pengasuhan
orangtua itu Primer
berpengaruh Terbuka
terhadap
kedisiplinan anak?
Itee : Jelas ya kak,
karena namanya
kedisiplinan juga
salah satunya dari
pola asuh tadi dan
dalam
mendisiplinkan anak
itu orangtua
mempunyai cara
yang berbeda-beda
dan pengaruhnya
juga berbeda gitu.
Kayak otoriter
kebanyakan anak
yang didisiplinkan
dengan cara itu,
pastinya anak
merasa tertekan.
Tetapi kalo terbuka,
mungkin anak akan
mampu mengatasi
situasi jika situasi itu
memang sangat
perlu disiplin banget
gitu sehinggga dia
mampu memahami
dan mampu
mengendalikan
situasi itu.
Iter : Menurut kakak
nih, pengasuhan
orangtua yang
seperti apa sih yang Pertanyaan
dapat membuat anak Primer
itu bisa disiplin, Terbuka
misalnya dalam hal
belajar atau disiplin
dalam hal apapun?
Itee : Hmm, kalo
menurut saya sih

67
polah asuh yang
terbuka ya kak,
karenakan kayak ada
kesepakatan yang di
bentuk untuk
menentukan atau
mendidik kedisiplan
anak tersebut.
Iter : Kemudian
mengapa kakak
memilih pola asuh
tersebut nih sebagai
pengasuhan yang Pertanyaan
dapat membuat anak Primer
itu disiplin terutama Terbuka
dalam hal belajarnya
atau pokoknya
disiplin dalam hal
lain?
Itee : Karena saya
mengalami pola asuh
seperti itu, memang
saya didisiplinkan
dalam waktu belajar,
dalam waktu
mengaji dulu. Ya,
pokoknya
kedisiplinan
waktulah intinya.
Iter : Menurut kakak
nih bentuk
pengaruhnya itu
seperti apa sih dari
Pertanyaan
hasil pengasuhan
Primer
orangtua terhadap
Terbuka
kedisiplan seorang
anak terkhusus lagi
ke kedisiplan belajar
seorang anak?
Itee : Anak pastinya
kayak tau ya, kapan
waktunya belajar
dan kapan waktunya
mengerjakan tugas
gitu. Jadi anak itu
gak semena-mena

68
waktunya akan
terbuang dengan sia-
si gitu dan dalam
proses belajarnya,
karena kedisiplinan
tadi anak ini punya
cara mencapai
keinginannya.
Iter : Menurut kakak
nih, kan dalam setiap
pengasuhan pasti ada
pemberian hukuman,
kecuali pengasuhan
Pertanyaan
yang membebaskan
Primer
anak, itu apakah
Terbuka
pemberian hukuman
secara fisik maupun
tidak dapat
mendisiplinkan
anak?
Itee : Saya gak
pernah setuju sih kak
kalo ada hukuman
itu.
Iter : Lalu alasan
Informational
kakak gak setuju itu
Probes
kenapa?
Itee : Karena kalo
secara hukuman
dilakukan sesering
mungkin itu akan
memberikan efek
childhood-trauma
gitu kak pada anak.
Iter : Biasanya nih
hukuman seperti apa
sih yang boleh
diterapkan untuk
menghukum anak
Pertanyaan
ketika dia salah
Primer
untuk
Terbuka
mendisiplinkan dia
terkhusus lagi untuk
mendisiplinkan dia
dalam proses
belajarnya dirumah?

69
Itee : Misalkan gini,
kalo emang
pencapaian anak itu
lagi turun mungkin
kayak penarikan
barang atau sesuatu
yang merugikan
seperti hp yang
sekarang ini selama
24 jam digunakan
ana itu bisa diambil,
biar anak ini mau
belajar untuk
mendapatka hp itu.
Jadi, penambahan
waktu jam belajar
dan penarikan hp
tadi cukup
berpengaruh
meskipun ada kayak
rasa tertekan dalam
diri anak gitu.
Iter : Berarti lebih
kayak menarik apa
yang dia suka dan
Reflective Probes
menambah apa yang
tidak dia suka,
seperti itu?
Itee : Iya
Iter : Dalam
pengasuhan orangtua
kakak selama ini nih,
apakah kakak
merasa ada
peningkatan dalam
diri kakak terkhusus Pertanyaan
lagi ke motivasi Primer
belajar kakak yang Terbuka
dulunya harus perlu
disuruh terlebih
dahulu untuk belajar
dan sekarang sudah
tidak? Apakah kakak
merasa seperti itu?
Itee : Hmm...
sayakan

70
mendapatkan pola
asuh yang secara
terbuka ya kak tetapi
dalam kondisi masih
ada batasan dan
kendali. Orangtua ini
membebaskan saya
melakukan apapun,
orangtua masih tetap
memberikan
motivasi dan nasihat
dalam proses belajar
saya dan terlebih lagi
proses belajar saya
ini di dukung dengan
kebebasan saya
untuk mengikuti
idola-idola saya gitu
kayak idola-idola
saya ini memberikan
motivasi juga pada
saya yang insyallah
sukses, punya
banyak uang dan
bisa ketemu idola
yang susah ditemui
karena mahalkan.
Iter : Berarti
pengasuhan dari
orangtua kakak kalo
dari ungkapan kakak
tadi bisa dikatakan
kalo kakak ini
Reflective Probes
mengalami
peningkatan nih
dalam motivasi
belajar kakak nih
dari cerita kakak
tadi, bukan begitu?
Itee : Iya, he’em.
Iter : Selanjutnya, Pertanyaan
menurut pendapat Primer
kakak dari apa yang Terbuka
kakak ceritakan tadi
nih, apakah
pengasuhan orangtua

71
itu dapat
mempengaruhi
motivasi belajar
seorang anak baik itu
dari otoriter, terbuka,
pengabaian?
Itee : Sangat
mempengaruhi.
Mirror Probes &
Iter : Sangat Slient Probes
mempengaruhi (Menganggukkan
(sambil kepala).
menganggukkan
kepala).

Iter : Alasannya? Informational


Probes
Itee : Karena apa ya,
kan dari setiap pola
asuh memiliki cara
pengasuhan dalam
memberikan
kedisiplinan dan
memberikan
motivasi pada
anaknya terlebih lagi
yang otoriter
memberikan
penekanan pada
anaknya. Kalo misal
anak merasa tertekan
karena itu juga gak
baik gitu lo dalam
hasil belajarnya bisa
buruk akibat dari
penekanan yang
memberikan sulitnya
untuk menangkap
informasi saat proses
belajar gitu.
Iter : Berarti bisa Reflective Probes
dikatakan juga
pengasuhan orangtua
tersebut bisa
berpengaruh ke
motivasi dan

72
motivasi bisa
berpengaruh ke hasil
akademik si anak
tersebut dong?
Itee :
(Menganggukkan
kepala).
Iter : Menurut kakak
pengasuhan seperti
Pertanyaan
apa sih yang baik
Primer
dan cocok agar anak
Terbuka
dapat meningkatkan
motivasi belajarnya?
Itee : Pengasuhan
yang orangtua saya
berikan sih seperti
pengasuhan terbuka
gitu ya.
Iter : Lalu mengapa
kakak memilih
Pertanyaan
pengasuhan yang
Primer
seperti itu? Bisa
Terbuka
dijelaskan atau
diceritakan nih?
Itee : Karena
pencapaian yang
saya dapatkan dari
SD-SMP-SMK–
Kuliah meskipun ada
kegagalan dalam
masuk PTN, kalo
kata saya sih sudah
cukup baik sih dan
memang memilik
banyak hal-hal efek
positif dalam diri
saya.
Iter : Berarti
meningkat nih
Reflective Probes
motivasi belajar
kakak selama ini?
Itee :
(Menganggukan
kepala).
Iter : Menurut kakak Pertanyaan
nih, adakah faktor Primer

73
lain, selain
pengasuhan orangtua
yang dapat
meningkatkan
motivasi belajar
anak seperti Terbuka
misalnya cita-cita
kemudian orang lain
yang dijadikan
motivasi belajar
anak?
Itee : Reward sih kak
dari pencapaiannya.
Iter : Baik kak,
hmmm... berarti
selain pengasuhan
juga ada faktor lain,
misalnya yang kakak
sebutkan tadi reward
ya, kemudian dari
cerita kakak
Reflective Probes
sebelumnya tentang
idola. Itu juga
menurut saya
merupakan faktor
lain yang dapat
meningkatkan
motivasi belajar,
bukan seperti itu?
Itee : Iya, benar kak.
Iter : Baik kak,
apakah apa yang
kakak sampaikan
tadi itu sedang atau
pernah kakak alami Closing (Verbal)
sehingga dapat
meningkatkan
motivasi belajar
kakak?
Itee : Untuk pola
asuh ya memang
terus saya alami sih
kak.
Iter : Karena kan Closing (Verbal)
pola asuh orangtua
kakak tadikan

74
terbuka ya kak?
Itee : Iya kak.
Iter : Jadikan sangat
Closing (Verbal)
berdampak sekali?
Itee : Iya, sangat
nyaman gitu kak.
Iter : Iya nyaman
gitu kak. Berarti
selama ini cukup
berpengaruh ya
pemberian pola asuh
yang tepat,
contohnya pola asuh
terbuka seperti yang
diterapkan oleh
Closing (Verbal)
orangtua kakak itu
sangat berpengaruh
terhadap membentuk
perilaku sosial
kakak, kedisiplinan
belajar dan juga
motivasi belajar
kakak, bukan seperti
itu?
Itee : Iya, benar.
Iter : Baik kak,
sampai disini,
apakah ada
informasi lain yang Closing (Verbal) :
mungkin belum Menawarkan
kakak sampaikan untuk menjawab
atau belum pertanyaan.
terpikirkan oleh
kakak tadi, bisa
disampaikan?
Itee : Sudah cukup
sih, banyak yang
sudah saya
sampaikan.
Iter : Setelah kakak Closing (Verbal)
menyadari nih
bahwa pengasuhan
orangtua itu ternyata
sangat berpengaruh
sekali terhadap diri
seorang anak,

75
apakah saat ini
kakak sudah
merasakan adanya
perubahan dalam diri
kakak sendiri dari
hasil pola
pengasuhan orangtua
kakak?
Itee : Dari hasil pola
asuh ya, saya sudah
memahami dan
menyadarinya sejak
kecil sih. Saya
memahami banyak
sekali peningkatan
dan perubahan
dalam hal positif sih.
Iter : Wahhh, berarti
bisa dikatakan kalau
pengasuhan dari
orangtua itu luar
biasa berpengaruh
sekali terhadap diri
anak tersebut ketika
dewasa sehingga
dari kakak sendiri
contohnya sejak Closing (Verbal)
kecil hingga dewasa
sekarang, kakak jadi
paham nih kenapa
orangtua kakak itu
melakukan atau
memberikan aturan
seperti itu. Berarti
benar-benar sangat
berdampak ya?
Itee : Iya, benar
sekali.
Iter : Sebelum kita
akhiri nih kak,
Closing (Verbal) :
apakah masih ada
Menawarkan
hal yang ingin kakak
untuk menjawab
sampaikan pada saya
pertanyaan.
atau mungkin ada
pertanyaan?
Itee : Ada sih, habis

76
inikan pulang, hati-
hati dijalan karena
habis ini lebaran,
selamat lebaran.
(Sambil memberikan
ekspresi tersenyum).
Iter : Iya kak Closing
pastinya seperti itu (Nonverbal) :
(Memberikan Memberikan
balasan ekspresi senyuman dan
tersenyum dan sambil melirik
sambil melirik jam jam tangan.
tangan).

Iter : Baiklah kalau Closing (Verbal) :


begitu kak, proses Menyampaikan
wawancara kali ini bahwa wawancara
dapat kita sudahi dan telah selesai,
cukup sekian yang menyampaikan
saya tanyakan pada alasan menyudahi
kakak, karena wawancara
menurut saya hasil karena tujuan
jawaban kakak tadi telah tercapai,
itu sudah dapat menunjukkan
memberikan banyak penghargaan dan
informasi bahkan rasa puas karena
lebih bagi saya hasil informasi
tentang topik dari jawaban
bahasan pola asuh responden,
saya sehingga dari mengucapkan
hasil wawancara kali terimakasih
ini mungkin bisa karena telah mau
dijadikan informasi bersedia
bagi orangtua lain meluangkan
kedepannya yang waktunya untuk
membaca hasil menjadi
wawancara kita responden serta
untuk dapat memohon maaf
menerapkan pola karena telah
asuh yang cocok dan meminta
tepat agar anaknya waktunya
itu memiliki perilaku responden.
sosial yang baik ,
kedisiplinan belajar
yang baik dan juga
memiliki motivasi

77
belajar yang tinggi.
Kemudia atas
ketersediannya Kak
Radja nih mau jadi
subjek wawancara
saya dan mau
meluangkan
waktunya hari ini,
saya mengucapkan
banya-banyak
terimakasih kepada
Kak Radja dan saya
juga memohon maaf
karena telah
mengganggu waktu
istirahat Kak Radja
dan meminta
waktunya terlalu
banyak kepada Kak
Radja saya
memohon maaf
sekali.
Itee : Iya, gakpapa
kak.
Closing (Verbal) :
Ucapan
Iter : Dan sekian terimakasih dan
terimakasih, Selamat selamat siang.
Siang kak (Sambil
berjabat tangan). Closing
(Nonverbal) :
Berjabat tangan.
Itee : Iya kak,
selamat siang
(Sambil berjabat
tangan).

Hal-Hal yang diobservasi :

1. Penampilan fisik responden

Responden ini berjenis kelamin laki-laki yang memiliki tinggi badan yang sangat
tinggi kurang lebih 185 cm dengan disertai bentuk badan yang gemuk berisi, berpakaian
rapi dengan baju hem warna biru dongker yang memiliki krah dan celana kain panjang

78
berwarna hitam serta bersepatu hitam, beralis tebal dengan tatapan yang cukup tajam,
berkulit sawo matang, berambut hitam yang tatanannya sedikit panjang di bagian poni,
kanan, kiri dan belakangnya hingga ke telinga bagian atas dan memiliki bentuk poni
rambut yang dibelah dua ke samping kanan kiri yang mengembang. Selama wawancara
berlangsung dari awal hingga akhir, responden ini memakai masker duckbill berwarna
putih.

2. Sikap responden yang diteliti

Pada saat wawancara berlangsung dari awal hingga akhir, responden menjawab
dengan baik semua pertanyaan yang diajukan oleh peneliti kepadanya. Responden
merespon dengan baik, ramah, tidak ragu-ragu dan menjawab pertanyaan peneliti dengan
tak segan untuk menceritakan semua hal sebagai jawaban sesuai dengan pertanyaan yang
diajukan peneliti terhadapnya.

3. Gerakan tubuh yang diamati

Selama wawancara berlangsung, responden saat menjawab pertanyaan peneliti


sering kali tangannya bermain-main dengan bekas solasi yang diputar-putar hingga bekas
solasinya berubah bentuk dari kotak ke lingkaran. Selain itu, terkadang saat menjelaskan
jawabannya responden juga mengangkat tangannya lalu menggerakkan jari jemarinya.

4. Nada suara yang dibawakan responden saat menjawab pertanyaan

Pada saat responden menjawab pertanyaan peneliti, nada suara yang dimunculkan
oleh responden sesuai dengan apa yang diceritakannya saat itu. Terkadang responden
memunculkan nada suara yang keras untuk mempertegas ungkapannya pada saat
menjawab beberapa pertanyaan peneliti dan terkadang nada suara responden juga
melembut, pelan dan lirih pada saat mengungkapkan jawaban yang berhubungan dengan
perasaan sedihnya di salah satu pertanyaan peneliti. Selain itu, nada suara responden juga
ada yang menunjukkan perasaan jengkel dengan mengulangi jawabannya di pertanyaan
sebelumnya dan memberikan penekanan pada pengulangan jawaban tersebut untuk
menjawab pertanyaan peneliti selanjutnya sebagai bentuk kejelasan yang diberikan
responden.

79
5. Ekspresi wajah responden selama wawancara berlangsung

Selama wawancara berlangsung, responden memunculkan ekspresi yang beragam


sesuai dengan pertanyaan yang sedang diajukan peneliti kepadanya dan sesuai dengan
apa yang dirasakan responden saat menjawab pertanyaan tersebut. Ekspresi responden
yang muncul tersebut seperti ekspresi tersenyum, tertawa, sedih saat menyinggung sedikit
pengalamannya di masa lalu, ekspresi menentang peneliti untuk mempertahankan
pendapatnya di beberapa pertanyaan, memunculkan ekspresi seperti seseorang yang
sedang mengingat-ingat sesuatu yang pernah dialaminya atau berpikir dengan
mengarahkan pandangan matanya ke arah atas atau kanan atau kirinya untuk menjawab
pertanyaan peneliti yang memerlukan pengetahuan dari diri responden sendiri. Selain itu,
responden juga memunculkan ekspresi serius seperti orang yang memahami ketika
peneliti melontarkan pertanyaan dengan pandangan mata tajam fokus tertuju ke peneliti
hingga peneliti selesai mengungkapkan pertanyaannya.

80

Anda mungkin juga menyukai