Anda di halaman 1dari 9

Muhammad Rahmat Muslim Tugas Individu 2 - Agenda 1 – Hari 2

199604042022031011
Gelombang 7 Angkatan 57 Kelompok 4

Belum Meratanya Penerapan Sistem Boarding Pass di Terminal yang Dikelola Oleh
BPTJ
A. Identifikasi Isu Aktual
Boarding pass merupakan sebuah dokumen resmi yang berisikan informasi mengenai
keberangkatan, seperti waktu dan tanggal keberangkatan, gate, nomor
penerbangan/perjalanan, nomor kursi, dan lain sebagainya. Petugas akan memeriksa
boarding pass saat memasuki gerbang (gate) penumpang sebelum keberangkatan.
Penumpang tidak akan diizinkan untuk memasuki gerbang (gate) jika tidak bisa menunjukkan
boarding pass. Boarding pass juga digunakan oleh pihak otoritas setempat untuk memantau
keberadaan setiap orang yang menggunakan jasa untuk kepentingan kemanan.

Pada lingkup angkutan darat seperti di terminal bus, sistem boarding pass menjadi salah satu
pilot project untuk digitalisasi terminal. Dalam rangka meningkatkan pelayanan, sistem
boarding pass diharapkan bisa membuat citra terminal menjadi lebih baik dan lebih modern.
Kurangnya kenyamanan dan keamanan terminal selama ini menjadi isu utama bagi
masyarakat yang menggunakan jasa angkutan darat berupa bus, baik bus antar kota dalam
provinsi (AKDP) maupun antar kota antar provinsi (AKAP).

Dari 4 terminal yang dikelola langsung oleh Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ),
terdapat 3 terminal yang belum memiliki sistem boarding pass. Terminal yang telah memiliki
sistem boarding pass adalah Terminal Jatijajar, Kota Depok. Sedangkan Terminal Poris Plawad,
Terminal Baranang Siang dan Terminal Pondok Cabe belum memiliki boarding pass. Belum
sempurnya sistem dan masih dalam uji coba menjadi penyebab belum meratanya penerapan
sistem boarding pass di seluruh terminal.

Pada terminal yang belum memiliki sistem boarding pass, area tunggu bagi calon penumpang
yang sudah memiliki tiket dan belum memiliki tiket serta pengantar tidak dipisahkan. Hal ini
membuat pergerakan penumpang tidak bisa dipantau sepenuhnya oleh otoritas terminal
sehingga berpotensi menyebabkan gangguan keamanan. Selain itu, penumpukan penumpang
yang terjadi pun menyebabkan kurang nyamannya area tunggu.

Kedepan, BPTJ Bersama dengan Ditjen Perhubungan Darat akan menyempurnakan sistem
boarding pass ini agar segera bisa diterapkan di berbagai terminal, sehingga dapat
meningkatkan pelayanan terminal terutama yang terkait dengan keamanan dan kenyamanan.

1
Muhammad Rahmat Muslim Tugas Individu 2 - Agenda 1 – Hari 2
199604042022031011
Gelombang 7 Angkatan 57 Kelompok 4

B. Dampak Belum Meratanya Penerapan Sistem Boarding Pass


Belum meratanya penerapan sistem boarding pass pada terminal menyababkan perbedaan
kualitas pelayanan di masing – masing terminal. Beberapa penumpang akan bingung Ketika
proses pelayanan di terminal belum seragam.

Pada terminal yang belum memiliki sistem boarding pass, area tunggu bagi calon penumpang
yang sudah memiliki tiket dan belum memiliki tiket serta pengantar tidak dipisahkan. Hal ini
membuat pergerakan penumpang tidak bisa dipantau sepenuhnya oleh otoritas terminal
sehingga berpotensi menyebabkan gangguan keamanan.

Dengan tercampurnya penumpang yang sudah memiliki tiket dan yang tidak memiliki tiket
juga membuat penumpukan di area tunggu terminal. Hal ini menyebabkan kurang nyamannya
area tunggu dan tentu menurunkan kualitas pelayanan.

Belum meratanya penerapan sistem boarding pass juga akan membuat tujuan digitalisasi
terminal menjadi terhambat, padahal digitalisasi terminal ini bagian dari peningkatan layanan
dengan membuat citra terminal menjadi lebih baik dan lebih modern.

C. Penyebab Belum Meratanya Penerapan Sistem Boarding Pass


Penerapan sistem boarding pass menjadi salah satu pilot project untuk digitalisasi terminal.
Sebagai tahap awal peningkatan layanan terminal, sistem boarding pass yang ada saat ini
masih dalam tahap penyesuaian dan perlu penyempuraan lebih lanjut sehingga belum bisa
diterapkan pada semua terminal.

Pada beberapa terminal seperti Terminal Poris Plawad dan Terminal Baranangsiang, perlu
dilakukan kajian lebih lanjut terkait kondisi layout terminal saat ini. Karena penerpan sistem
ini akan merubah kebiasaan dan alur penumpang, sehingga perlu dilakukan beberapa
penyesuaian kembali agar sistem boarding pass bejalan dengan optimal.

D. Rekomendasi Penyelesaian
Berdasarkan PM No. 40 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Penyelenggaraan Terminal
Penumpang Angkutan Jalan, setiap terminal perlu mengacu pada peraturan tersebut agar
pelayanan dapat tercapai secara maksimal.

Terkait belum meratanya penerapan sistem boarding pass, terdapat beberapa rekomendasi
penyelesaian yang berupa gagasan sebagai berikut:

2
Muhammad Rahmat Muslim Tugas Individu 2 - Agenda 1 – Hari 2
199604042022031011
Gelombang 7 Angkatan 57 Kelompok 4

1. BPTJ berkoordinasi dengan Ditjen Perhubungan darat untuk mempercepat


penyempurnaan sistem boarding pass.
2. Mengajak PO bus untuk berkontribusi melakukan penyempuraan sistem boarding
pass
3. Menerapkan solusi sementara terkait pemisahan ruang atau area tunggu bagi
penumpang yang telah bertiket dan belum bertiket seperti pengecekan tiket dan
identitas secara manual oleh petugas.
4. Menyesuaikan alur penumpang lebih awal sebelum penerapan sistem boarding pass
(didukung dengan solusi sementara point nomor 3), agar penumpang telah terbiasa
dan tersosialisasi dengan baik terkait perubahan dan penerapan sistem ini.
5. Menambah petugas keamanan untuk menjaga ketertiban dan keamanan terminal.

E. Teknik Analisis Isu – SWOT


Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan
strategi perusahaan. Analisa ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan
(strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan
kelemahan (weakness) dan ancaman (threats).

Strength Weakness
• Digitalisasi Terminal sebagai perbaikan citra • Penerapan sistem boarding pass belum
terminal merata
• Peningkatan Pelayanan Terminal • Sistem boarding pass masih dalam tahap
• Peningkatan keamanan dan kenyamanan penyesuaian dan perlu penyempuraan
• Perlu dilakukan kajian lebih lanjut terkait
kondisi layout terminal
Opportunity Threat
• Meningkatnya ketertiban, keamanan dan • Penolakan oleh penumpang terutama yang
kenyamanan di terminal membutuhkan atau biasa ditemani
• Data pergerakan penumpang lebih pengantar/pendamping
terorganisir • Butuh tenaga ahli untuk merawat perangkat
• Meningkatnya kepercayaan masyarakat keras dan perangkat lunak sistem
terhadap terminal
• Meningkatnya jumlah penumpang

3
Muhammad Rahmat Muslim Tugas Individu 2 - Agenda 1 – Hari 2
199604042022031011
Gelombang 7 Angkatan 57 Kelompok 4

Rekaman learning journal max 2 menit tentang pembelajaran asynchronous hari ke-2

https://drive.google.com/file/d/1CrhRi-2ejCSj90idGTEae-s6Hum3LZ48/view?usp=sharing

4
TUGAS KELOMPOK LATSAR
ANALISIS ISU KONTEMPORER
LATIHAN DASAR CPNS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2022
Angkatan : 57
Kelompok :4
Nama Anggota : David Desmon Nababan, S.T (199710042022031010)
Anton Nurdiansah S.M (198706062022031003)
Irkham Wibisono, S.I.A. (199112032022031006)
Mahsa Gyda Rahma, S.T. (200006282022032003)
Marliando Manggu, SST.Mar. (199805222022031007)
Muhammad Mahmuda, A.Md LLAJ., S.Tr.Tra (199510252022031010)
Muhammad Rahmat Muslim, S.T. (199604042022031011)
Mohammad Reza Andhika Halim, S.ST (TD) (199506052022031023)
Anggita Aryati, S.Tr.Pel (199711202022032011)
Akhmad Fauzan, S.Tr.Tra (199801042022031009)
A. Pendahuluan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kontemporer adalah sebagai pada waktu yang
sama; semasa; sewaktu; pada masa kini; dewasa ini. Merujuk pada artian tersebut maka isu kontemporer
dalam diartikan sebagai masalah, perubahan, peristiwa, situasi, kebijakan atau nilai yang terjadi saat
ini. Saat ini, Indonesia sedang dihadapkan pada isu-isu yang berkembang menjadi perbincangan dan
masalah bagi bangsa yang dapat menjadi ancaman dikemudian hari.
Isu sendiri merupakan suatu fenomena/kejadian yang diartikan sebagai masalah. Masalah yang
terjadi saat ini dan menjadi perbincangan publik dapat dinyatakan sebagai isu kritikal. Isu-isu
kontemporer yang sering terjadi diantaranya adalah korupsi, narkoba, terorisme dan radikalisme, money
laundering, proxy war, dan kejahatan mass communication. Isu kritikal dipandang sebagai topik yang
berhubungan dengan masalah-masalah sumber daya yang memerlukan pemecahan disertai dengan
adanya kesadaran publik akan isu tersebut. Isu kritikal terbagi ke dalam tiga kelompok berdasarkan
tingkat kepentingannya, yaitu Isu saat ini (current issue), Isu berkembang (emerging issue), dan Isu
potensial. Dalam menganalisis sebuah isu, ada beberapa teknik yang dapat digunakan, diantaranya yaitu
Teknik Tapisan, Teknik SWOT, dan analisis Kesenjangan atau Gap Analysis.
B. Identifikasi Isu Kontemporer
1. Perseteruan Pesulap Merah dengan Gus Samsudin
Link Berita: https://www.suara.com/entertainment/2022/08/03/205219/kronologi-perseteruan-
gus-samsudin-dan-pesulap-merah-berujung-demo-warga?page=2
Perseteruan antara Marcel Radhival atau Pesulap Merah dengan Gus Samsudin Jaddab
belakangan jadi viral di media sosial. Hal ini bermula karena Pesulap Merah membuka trik yang
diduga digunakan oleh Gus Samsudin. Bahkan Pesulap Merah datang ke Padepokan Nur Dzat
Sejati milik Gus Samsudin untuk pembuktian. Pesulap Merah alias Marcel Radhival jadi
sorotan karena aksinya ingin membuktikan ilmu supranatural dan menantang Gus Samsudin.
Awalnya mereka kerap saling sindir di media sosial. Perseteruan tersebut disebabkan
pengobatan alternatif milik Gus Samsudin yang disebut palsu. Dengan lantang pesulap Merah
menyebut yang dilakukan oleh Gus Samsuddin hanya sebuah tipuan. Bahkan Pesulap Merah
juga mengatakan bahwa praktik yang dilakukan Gus Samsuddin sebagai pembodohan.
Perseteruan Berujung Demo Warga hingga kemudian Gus Samsudin membalas beberapa
konten Pesulap Merah. Pada akhirnya Pesulap Merah bersama timnya mendatangi padepokan
milik Gus Samsudin. Namun sayangnya kedatangan mereka sempat diwarnai cekcok dengan
kuasa hukum Gus Samsudin. Perdebatan lalu berlangsung panas. Masyarakat sekitar bahkan
mulai mengerumuni mereka. Tak lama, kepala desa setempat pun ikut datang. Sang pesulap
dan tim pun diarahkan untuk meninggalkan lokasi. Sebelumnya, padepokan Gus Samsudin di
Desa Rejowinangun, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur didemo warga
karena dianggap melakukan praktik penipuan. Warga mendesak padepokan ditutup karena
diduga menipu dengan modus pengobatan tau rukiyah. Walau begitu Gus Samsudin menolak
tuntutan warga agar padepokannya ditutup. Menurut Gus Samsudin, tempat praktiknya telah
berizin dan ia juga tidak pernah merugikan pihak manapun.
2. Isu Legalisasi Ganja Medis
Link Berita: https://www.republika.co.id/berita/rf5kxw318/ada-apa-di-balik-isu-legalisasi-
ganja-medis
Sejak akhir Juni lalu, isu legalisasi ganja untuk keperluan medis mengemuka. Itu terjadi setelah
seorang ibu menjadi viral di media sosial karena membawa poster bertuliskan "Tolong, anakku
butuh ganja medis.” Pro dan kontra pun muncul sebagai respons atas permintaan Santi
Warastuti, ibu dengan anak cerebral palsy yang juga kerap mengalami kejang epilepsi. Ibu asal
Sleman, Yogyakarta itu sudah sejak 2020 menyuarakan kebutuhan anandanya akan terapi
minyak biji ganja alias Cannabidiol (CBD) oil.
Santi terinspirasi dari ibu lain yang anaknya mengalami kemajuan setelah menjalani terapi
dengan minyak biji ganja. Anak ibu tersebut diterapi di Australia. Santi bersama ibu-ibu lainnya
telah mengajukan uji materi UU Narkotika ke Mahkamah Konstitusi agar ganja medis menjadi
legal. Berdasarkan undang-undang yang ada, ganja termasuk narkotika golongan I karena
memiliki kadar ketergantungan tinggi.
Ganja tidak dapat digunakan untuk pengobatan medis atau terapi. Seperti narkotika golongan I
lainnya, ganja hanya diizinkan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan atau penelitian.
Sementara itu, cerebral palsy memang tidak bisa dipulihkan 100 persen, tetapi ada terapi
multidisiplin yang bisa membantu meningkatkan kualitas hidup penyandangnya. Kejang
epilepsi pun sudah cukup banyak alternatif obatnya.
Persoalannya, mencarikan obat antikejang yang tepat untuk setiap anak memang tidak mudah.
Apalagi ketika tubuh anak tidak merespons pengobatan dengan baik atau mengembangkan
alergi obat. Itu pentingnya konsultasi dengan dokter yang mumpuni. Perlu kerja sama yang
kompak antara dokter anak dengan orang tua agar anak mendapatkan pengobatan terbaik dari
alternatif yang ada.
Mempermudah akses anak berkebutuhan khusus terhadap pengobatan dan terapi juga tidak
kalah esensial. Akan sangat memberatkan jika itu tidak ditanggung BPJS. Di samping itu, orang
tua terkadang juga memerlukan dokter yang bisa ditanya-tanyai di luar ruang praktik. Entah
dengan berbicara lewat telepon, aplikasi perpesanan, atau media sosial. Dukungan seperti ini
penting agar ayah dan ibu mendapatkan informasi yang benar soal penanganan kondisi
anaknya.
Kurangnya dukungan rawan membuat orang tua tersesat dalam rimba pencarian di internet.
Testimoni dari sana-sini juga bisa menimbulkan harapan semu akan kesembuhan anak. Di sisi
lain, merawat anak berkebutuhan khusus juga kerap terasa seperti menaiki rollercoaster. Hati
orang tua mana yang tak jatuh ketika melihat anaknya mengalami kemunduran setelah
menjalani terapi demi terapi serta beragam pengobatan.
Bisa jadi, bukan ganja medis yang diperlukan melainkan perhatian ekstra serta empati dari
dokter yang merawat dan kelompok pendukung (support group) untuk mencarikan solusi
sekaligus menguatkan orang tua. Dokter juga perlu menjelaskan alasan ganja medis bukan
jawabannya.
Seperti yang disampaikan ahli neurologi anak dr Setyo Handryastuti, tidak ada bukti ilmiah
yang mengonfirmasi bahwa ganja bisa mengurangi kekakuan otot serta mengatasi masalah tidur
pada anak dengan cerebral palsy. Penggunaan ganja untuk epilepsi pun masih terbatas, yakni
hanya pasien dengan kondisi berat yang bisa menggunakannya. Itupun dibayangi potensi efek
samping gangguan pencernaan hingga kemungkinan adiksi. Apalagi, belum ada studi yang
meninjau efek samping jangka panjang penggunaan ganja medis.
3. Kasus Penimbunan Sembako di Depok
Link Berita: https://metro.sindonews.com/read/842417/170/kenapa-bansos-presiden-
ditimbun-di-dalam-tanah-depok-begini-ceritanya-1659272877
Bantuan sosial (Bansos) Presiden berupa timbunan beras dipendam di dalam tanah Jalan Tugu
Jaya, Tirta Jaya, Sukmajaya, Depok. Kenapa bansos Presiden dikubur dan bagaimana
ceritanya? Bansos Presiden it merupakan bantuan tahun 2020 untuk warga terdampak pandemi
Covid-19. Saat ditemukan di karung terdapat tulisan Bantuan Presiden yang dikoordinir
Kementerian Sosial (Kemensos) untuk masyarakat luar Pulau Jawa seperti Sumatera,
Kalimantan, dan NTT. Baca juga: Gempar! Temuan Timbunan Bansos Presiden di Dalam
Tanah Sukmajaya Depok. Diketahuinya timbunan Bansos Presiden di Depok dari salah satu
karyawan perusahaan logistik NE. "Saya dapat informasi dari orang dalam JNE yang katanya
ada pemendaman sembako," ujar Rudi Samin, warga yang membongkar timbunan Bansos
Presiden di Sukmajaya, Depok, Minggu(31/7/2022). Dia mengakui lahan tempt penimbunan
Bansos Presiden merupakan miliknya. Namun, dia tidak menemukan timbunan beras.
Kemudian dilakukan di titik lain di lokasi sama dan ditemukan tumpukan beras. Rudi mengaku
mendapat informasi tersebut dari S yang pernah bekerja di gudang JNE cabang Depok, tapi
dipecat karena tudingan mencuri. "Saya ingat punya klien inisial S. Yang bersangkutan pernah
kerja di sini (JNE) dan ngaku pernah diperintahkan bawa sembako ke dalam mobil besar oleh
koordinator JNE inisial A. Saya penasaran, maka saya cari sampai dua hari. Nah, hari ketiga
saya dapat dengan menggunakan backhoe," kata Rudi. Dia memperkirakan beras yang
dipendam jumlahnya mencapai satu kontainer. Ketika digali kembali, beras sudah rusak dan
bau. "Bukan satu ton, tapi patut diduga satu kontainer JNE membawa sembako dan kemudian
dipendam di sini. Beras itu mash ada yang karungan, sagunya juga ada," ujarnya.
C. Analisis Isu Kontemporer
Dari beberapa isu yang ada, kami melakukan beberapa teknik analisis isu untuk menentukan
Isu mana yang akan lebih dibahas dan dicarikan solusinya. Teknik yang kami gunakan adalah Teknik
Analisis USG.
No Isu Kriteria Total Peringkat
U S G
1. Perseteruan Pesulap Merah dengan Gus 3 4 3 10 III
Samsudin
2. Isu Legalisasi Ganja Medis 5 4 4 13 I
3. Kasus Penimbunan Sembako di Depok 4 4 4 12 II
Keterangan:
Skala : 1 = Sangat Rendah; 2 = Rendah; 3 = Sedang; 4 = Tinggi; 5 = Sangat Tinggi
U : Urgency, seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti
S : Seriousness, Seberapa serius isu tersebut jika tidak segera diselesaikan
G : Growthness, Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani
Interval penentuan prioritas:
Angka 1 : sangat tidak mendesak/gawat dari dampak.
Angka 2 : tidak mendesak/ gawat dari dampak.
Angka 3 : cukup mendesak/gawat dari dampak.
Angka 4 : mendesak/gawat dari dampak.
Angka 5 : sangat mendesak/gawat dari dampak.
D. Dampak Jika Isu Tidak Diantisipasi
Dampak Positif
1. Legalisasi ganja dapat meningkatkan kualitas zat yang dijual dikarenakan jumlah ganja
oplosan yang beredar secara ilegal berkurang
2. Jika digunakan di waktu yang tepat, ganja dalam penanganan medis bisa berguna
mengurangi efek atau keluhan sejumlah jenis kanker Cerebral Palsy (lumpuh otak),
Epilepsi, Diabetes, HIV/AIDS, asma, gangguan kulit, tekanan darah tinggi, depresi, dan
gangguan atensi
Dampak Negatif
1. Beberapa efek ganja yang paling umum terhadap kesehatan fisik meliputi kemungkinan
terserang bronkitis ketika mengisap ganja, tenggorokan menjadi berdahak ketika
menghisap ganja, iritasi paru, sistem kekebalan tubuh melemah, memperburuk kondisi
paru-paru seperti asma ketika mengisap ganja, mata merah akibat peredaran darah
meningkat, gangguan perkembangan janin selama kehamilan, dan gangguan
perkembangan otak di kalangan remaja
2. Untuk kesehatan mental berikut efek paling umum yang diderita oleh pengguna ganja
meliputi nafsu makan dan haus meningkat atau menurun, gejala depresi, gejala kecemasan
meningkat atau menurun, gangguan penilaian, suit untuk berpikir jernih dan ada masalah
dengan memori, pelepasan dopamin yang menyebabkan perasaan menjadi tinggi,
withdrawal symptoms (gejala putus obat) setelah penggunaan jangka panjang, reaksi
lambat terhadap rangsangan, dan paranoia dan halusinasi sementara.
E. Penyebab Terjadinya Isu
Sejak akhir Juni lalu, isu legalisasi ganja untuk keperluan medis mengemuka. Itu terjadi setelah
seorang ibu menjadi viral di media sosial karena membawa poster bertuliskan "Tolong, anakku butuh
ganja medis.” Pro dan kontra pun muncul sebagai respons atas permintaan Santi Warastuti, ibu dengan
anak cerebral palsy yang juga kerap mengalami kejang epilepsi. Ibu asal Sleman, Yogyakarta itu sudah
sejak 2020 menyuarakan kebutuhan anaknya akan terapi minyak biji ganja (Cannabidiol oil).
Santi terinspirasi dari ibu lain yang anaknya mengalami kemajuan setelah menjalani terapi
dengan minyak biji ganja. Anak ibu tersebut diterapi di Australia. Santi bersama ibu-ibu lainnya telah
mengajukan uji materi UU Narkotika ke Mahkamah Konstitusi agar ganja medis menjadi legal.
Berdasarkan undang-undang yang ada, ganja termasuk narkotika golongan I karena memiliki kadar
ketergantungan tinggi.
F. Upaya Pencegahan/Antisipasi Isu
Upaya-upaya dalam pencegahan penggunaan narkoba dapat dilakukan sejak dini kepada anak
antara lain pentingnya sosialisasi sejak dini tentang bahaya narkotika dan psikotropika, membekali anak
dengan strategi untuk menghadapi tekanan hidup, mengatasi gangguan mental yang membuat anak
mengonsumsi narkoba, menciptakan peraturan yang ketat, mendukung anak dengan hal-hal positif,
memantau aktivitas anak di luar rumah, menciptakan lingkungan rumah yang bebas dari narkoba, dan
hindari siaran televisi yang menunjukkan narkoba.

Anda mungkin juga menyukai