Anda di halaman 1dari 8

INOVASI DESAIN KEMASAN PRODUK MAKANAN USAHA

MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM)


DI MASA PANDEMI

Marsella Florence Wijaya


Program Studi Desain Produk, Fakultas Desain, Universitas Pelita Harapan
01025210010@student.uph.edu

ABSTRAK
Selama pandemi Covid-19 yang berlangsung sejak tahun 2020, banyak sektor usaha yang
terkena dampak buruknya. Terutama pada bidang-bidang usaha yang harus dilakukan dengan
cara bertemu langsung atau bertatap muka. Banyak masyarakat yang membuka bisnis baru
berupa Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk menjadi usaha cadangan selama
masa pandemi. Maka tidak heran jika jumlah usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM)
sejak tahun 2020 meningkat secara drastis. Dalam membangun sebuah usaha mikro, kecil,
dan menengah (UMKM) pastinya tidak akan terlepas dari desain. Dapat berupa desain logo,
desain promosi, desain sosial media, desain kemasan, dan desain lainnya. Seperti yang kita
ketahui, sebuah produk makanan sangat memerlukan sebuah kemasan untuk menjadi wadah
bagi makanan tersebut. Tidak hanya digunakan sebagai wadah, namun kemasan suatu produk
makanan pun juga menjadi penentu kesan pertama dari si pembeli atau penerima. Sebagai
pembeli di masa pandemi Covid-19 ini, pastinya masyarakat ingin membeli sebuah produk
makanan yang bersih dan memiliki kualitas yang terjamin. Hal yang paling mendasar untuk
menilai sebuah produk makanan itu bersih dan memiliki kualitas terjamin adalah dari
kemasan produk makanan tersebut. Karena kemasan suatu produk adalah hal yang dilihat
langsung secara riil oleh pembeli saat menerima pembelian produk tersebut.
Kata Kunci: Covid-19, Pandemi, Desain Kemasan, Sosial media

PENDAHULUAN
Desain kemasan pada produk makanan merupakan satu hal yang sangat penting bagi para
pelaku usaha kuliner yang termasuk dalam Usaha Mikro Kecil Menengah UMKM. Adapun
data perkembangan para masyarakat pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang
sekarang ini di Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahunnya terutama sejak tahun
2020. Diperkirakan saat ini sudah tercatat lebih dari 65 juta Usaha Mikro Kecil Menengah
(UMKM) yang tersebar di Indonesia. Sebelumnya pada tahun 2016, tercatat ada 61,7 juta
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun
2017 tercatat ada 62,9 juta, lalu pada tahun 2018 jumlah Usaha Mikro Kecil Menengah
(UMKM) yang tercatat ada 64,2 juta (Christy, 2021). Dan hingga saat ini jumlah yang
diprediksikan terus meningkat.
Hal ini menyatakan bahwa Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia berkembang
begitu pesat, sehingga tidak lepas kaitannya dengan perkembangan ekonomi negara dan
perkembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang menjadi peluang yang sangat
banyak keuntungannya. Sektor kuliner merupakan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
yang mempunyai peluang yang besar dan banyak mendapat keuntungan. Usaha kuliner
adalah usaha yang berjalan dibidang makanan. Seperti yang kita tahu, pada dasarnya
manusia membutuhkan makanan untuk memenuhi kebutuhan gizi pada tubuh. Dalam
kondisi pandemic Covid-19 seperti ini, bisnis dalam sektor kuliner harus berani melakukan
inovasi. Perkembangan pasar pada kuliner atau makanan yang penuh persaingan serta
sangat dinamis dan berlangsung pada masa pandemi ini, pelaku bisnis akan sulit
mempertahankan eksistensinya jika hanya bertahan pada cita rasa produknya. Para pelaku
bisnis harus menetapkan strategi dan inovasi yang tepat sehingga dapat mencapai hasil
yang diharapkan, salah satu inovasi yang harus dilakukan yaitu membuat desain kemasan
yang menarik.
Selama Pandemi Covid-19 ini, penjualan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang
dilakukan secara online ini sangat meningkat. Dalam penjualan produk makanan yang
dilakukan berbasis online, selain harga, desain kemasan juga merupakan faktor terpenting
untuk menarik konsumen. Apalagi selama Covid-19 ini, masyarakat menjadi lebih selektif
dalam memilih produk makanan yang ingin dibeli. Produsen harus menciptakan sebuah
desain kemasan yang menjamin. Desain sebuah kemasan produk akan menentukan dan
mempengaruhi persepsi pembeli produk makanan tersebut. Sehingga produsen harus
memilih desain yang unik dan menarik serta meyakinkan pembeli bahwa produk makanan
tersebut tidak hanya enak, namun juga memiliki kualitas yang bersih dan bagus. Mungkin
dulu kemasan hanya memiliki fungsi untuk menjadi wadah atau untuk melindungi suatu
produk makanan. Namun semakin berkembangnya zaman, masyarakat semakin memiliki
banyak inovasi untuk terus mengembangkan bisnis usaha produk makanannya yaitu
dengan memberikan desain pada kemasan untuk lebih menarik perhatian konsumen. Ada
banyak definisi pada kata kemasan, mengemas, dan desain kemasan. Menurut Cenadi
(2000) kemasan dapat didefinisikan sebagai seluruh kegiatan merancang dan memproduksi
wadah atau bungkus atau kemasan suatu produk.
KAJIAN TEORI
1. Desain
Desain adalah suatu kegiatan kreatif seseorang untuk merencanakan dan merancang
sesuatu yang pada umumnya fungsional dan tidak ada sebelumnya untuk menyelesaikan
suatu masalah tertentu agar memiliki nilai lebih dan menjadi lebih bermanfaat bagi
penggunanya. Pernyataan tersebut telah diperkuat oleh salah satu pakar desain JB
Reswick (dalam Pilliang, 2008, hlm. 384) dimana ia berpendapat bahwa desain adalah
kegiatan kreatif yang melibatkan penciptaan sesuatu yang baru dan berguna yang belum
ada sebelumnya. Kata “desain” sendiri berasal dari Bahasa latin yaitu designare yang
berarti membuat dan membentuk. Pengertian Design sendiri dalam Kamus Oxford adalah
Rencana atau gambar yang dibuat untuk memperlihatkan tampilan dan fungsi dari
bangunan, pakaian, atau objek lainnya sebelum benar-benar dibuat.
2. Kemasan
Kemasan merupakan suatu wadah yang dapat meningkatkan aspek nilai dan aspek fungsi
sebuah produk. Pengemasan produk menjadi hal yang sangat penting karena kemasan
memiliki dampak fisik dan psikologis. Dalam hal dampak fisik, kemasan berfungsi
sebagai wadah dan pelindung suatu produk. Kemasan dibagi dalam 3 jenis yaitu ada
kemasan primer, kemasan sekunder, dan kemasan Tersier. Kemasan primer adalah jenis
kemasan yang bersinggungan langsung dengan produk yang berfungsi sebagai wadah dan
pelindung produk. Kemasan primer harus bersifat tidak beracun, sehingga tidak
menyebabkan reaksi kimia yang menyebabkan perubahan warna, cita rasa, bau atau aspek
lainnya. Kemasan sekunder adalah kemasan yang berfungsi sebagai wadah dari sejumlah
kemasan primer. Kemasan tersier adalah kemasan yang berfungsi sebagai wadah dan
pelindung bagi kemasan sekunder dalam pengiriman produk terutama untuk jarak jauh
seperti ekspor ke pasar internasional.
3. Kemasan Produk
Kemasan produk secara umum adalah suatu wadah ataupun pembungkus dan pelindung
yang memiliki fungsi untuk mencegah ataupun meminimalisir terjadinya kerusakan pada
produk yang dikemas.
4. Makanan
Makanan yaitu bahan yang biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan, yang dimakan
oleh makhluk hidup untuk mendapatkan tenaga dan nutrisi. Makhluk hidup
membutuhkan makanan untuk bertahan hidup.

5. UMKM

Adapun pengertian UMKM adalah usaha produktif yang dimiliki perorangan maupun badan
usaha yang telah memenuhi kriteria sebagai usaha mikro. Secara lebih jelas, pengertian
UMKM diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2008 tentang
UMKM. Dalam UU tersebut disebutkan bahwa UMKM adalah sesuai dengan jenis
usahanya yakni usaha mikro, usaha kecil dan usaha menengah. gan pribadi pemiliknya.
Contoh UMKM mikro adalah pedagang kecil di pasar, usaha pangkas rambut, pedangan
asongan, dan sebagainya.
6. Pandemi
Pandemi adalah sebuah epidemi yang telah menyebar ke berbagai benua dan negara,
umumnya menyerang banyak orang. Epidemi sendiri adalah sebuah istilah tentang
peningkatan jumlah kasus penyakit yang secara tiba-tiba pada suatu populasi area tertentu.
7. Covid-19
Corona Virus Disease 2019 atau yang biasa disingkat COVID-19 adalah penyakit menular
yang disebabkan oleh SARS-CoV-2, salah satu jenis koronavirus. Penderita COVID-19
dapat mengalami demam, batuk kering, dan kesulitan bernafas. Infeksi ini menyebar dari
satu orang ke orang lain melalui percikan (droplet) dari saluran pernapasan yang sering
dihasilkan saat batuk atau bersin. Jarak jangkauan droplet biasanya hingga 1 meter. Droplet
bisa menempel di benda, namun tidak akan bertahan lama di udara. Waktu dari paparan virus
hingga timbulnya gejala klinis antara 1-14 hari dengan rata-rata 5 hari. Maka, orang yang
sedang sakit diwajibkan memakai masker guna meminimalisir penyebaran droplet. Tindakan
pencegahan untuk mengurangi kemungkinan infeksi antara lain tetap berada di rumah,
menghindari bepergian dan beraktivitas di tempat umum, sering mencuci tangan dengan
sabun dan air, tidak menyentuh mata, hidung, atau mulut dengan tangan yang tidak dicuci.

METODOLOGI
Pegumpulan data yang digunakan dalam penelitian tentang inovasi desain kemasan produk
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di masa pandemi ini adalah metode deskriptif
dengan pendekatan kualitatif. Metode deskriptif merupakan metode penelitian yang
berusaha untuk mendiskripsikan suatu fenomena atau peristiwa seusai denga napa adanya
dan dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai keadaan saat itu (Nyoman, 2012).
Sedangkan untuk analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif yang
dapat berubah-ubah dan fleksibel sesuai dengan kondisi lapangan tersebut.Analisis kualitatif
menghasilkan data dalam bentuk deskriptif kualitatif dalam bentuk teks, gambar, dokumen,
atau pengertian lisan dari orang-orang, objek, dan perilaku yang diamati di lapangan
(Sarwono, 2007:95).

PEMBAHASAN

Pada zaman sekarang ini, kecanggihan teknologi sudah tidak diragukan lagi manfaatnya
dalam mendukung seluruh aspek kehidupan manusia. Teknologi pun hingga kini juga telah
merambah industri kuliner. Tidak hanya pada cara produksi makanan , tetapi juga pada cara
pendistribusiannya kepada konsumen masyarakat. Kondisi pandemi ini membuat bisnis
industri kuliner semakin melejit terutama bisnis makanan yang berbasis online.
Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) ini dianggap dapat membantu
memenuhi kebutuhan masyarakat yang dituntut untuk di rumah saja. Salah satu hal yang
berubah sejak beberapa tahun belakangan tepatnya tahun 2020 adalah masyarakat tidak
harus lagi datang ke tempat makan atau restoran tertentu untuk menikmati makanan dari
restoran tersebut. Hanya dengan memesan dan membeli secara online, pelaku hanya perlu
menunggu makanan itu sampai di rumahnya. Model Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(UMKM) seperti ini sangat menguntungkan bagi kedua belah pihak. Apalagi pada masa
pandemi Ketika mobilitas lebih terbatas, konsumen akan diuntungkan karena tidak perlu
menghabiskan tenaga untuk pergi ke suatu restoran, mengantre, serta lebih minim
kemungkinan untuk terkena paparan virus Covid-19.

Bagi penjual atau pemilik restoran, penjualan secara online di masa pandemic pun akan
mengakibatkan jangkauan pembeli yang lebih banyak. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(UMKM) berbasis online ini menjadi solusi yang sangat tepat dalam memperjual-belikan
produk makanan. Bahkan, tidak sedikit pemilik Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(UMKM) yang menggunakan dapur sendiri untuk memasak jualannya, pelaku tidak perlu
membayar gerai khusus untuk memasak dan menjual produk makanannya.

Untuk menjual produk makanan tersebut kepada konsumen, pemilik Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah (UMKM) harus memiliki kemasan tersendiri. Jenis kemasan untuk produk
makanan pun bermacam-macam dan harganya pun berbeda-beda. Kemasan produk
makanan yang bagus pastinya akan terlihat mewah dan kokoh. Namun, pilihan ini bisa
menjadi problem khusus bagi pelaku usaha karena membuat harga produk makanan akan
menjadi lebih mahal.

Di sisi lain, selain untuk memberikan kesan mewah dan kokoh, kemasan yang baik akan
membuat produk makanan lebih aman. Beberapa jenis produk makanan harus dikemas
dengan baik dan hati-hati supaya tidak tumpah atau berantakan saat proses pengiriman. Dari
segi bahan yang digunakan pada kemasan produk makanan, ada kemasan yang murah
harganya, tetapi pastinya kurang baik bagi kesehatan si konsumen maupun lingkungan.
Penggunaan kemasan produk makanan yang layak pun akan berdampak terhadap branding
dan promosi produk makanan tersebut. Bisa diamati dari kemasan produk makanan yang
terjamin, pada bagian luar kemasan biasanya akan terlihat logo maupun nama merek dari
produk atau produsen makanan tersebut. Pada bagian ini, pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (UMKM) juga bisa menempatkan foto produk makanan yang menggugah selera
sekaligus nomor telepon yang bisa dihubungi jika konsumen ingin memesan.

Oleh karena itu, sebetulnya sebuah kemasan produk makanan sangat penting untuk
diperhatikan bagi para pelaku usaha Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Selain
membuat produk makanan terlihat menarik dan profesional, pemilihan kemasan produk
makanan yang tepat dapat membuat produk makanan lebih tahan lama sehingga aman
selama pengiriman ke tempat tujuan.
Berikut hasil dari penelitian bagaimana seorang pelaku sektor Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (UMKM) harus memperhatikan kemasan suatu produk makanan.

1. Sesuaikan kemasan produk makanan dengan struktur produk makanannya.

Pertimbangkan dan meneliti kondisi struktur dari produk makanan yang akan dijual sebelum
memilih desain kemasan makanan. Jika memang akan memilih kemasan untuk minuman,
pilihlah botol atau cups. Wadah yang paling efektif dan aman untuk struktur produk tersebut.
Jika makanan berkuah, kue, atau jenis makanan yang lain sebaiknya kemasan berbentuk
seperti apa yang paling ideal untuk digunakan saat akan dilakukan delivery.

2. Pilihlah kemasan produk makanan berdasarkan pemakaian

Selain mempertimbangkan dan meneliti kondisi struktur produk, sebelum memilih desain
kemasan produk makanan, perlu juga mempertimbangkan fungsi dan lama pemakaiannya.
Apakah sekali pakai saja lalu dibuang atau bisa dipakai berkali-kali. Jika bisa dipakai berkali-
kali, berarti kemasan yang ramah lingkungan-lah yang dipilih. Jika mempertimbangkan
kemasan yang dapat dipakai kembali dengan mencantumkan logo Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (UMKM) Anda sebagai sarana pemasaran, maka gunakan kemasan yang lebih
tahan lama dan memiliki bahan yang kuat.

3. Pilihlah kemasan produk makanan berdasarkan bahan makanan

Bahan produk makanan atau minuman juga perlu pertimbangkan, termasuk suhu pada
makanan atau minuman itu saat disajikan. Apakah makanan itu panas atau minuman
dingin. Desain pada kemasan makanan tentu harus dapat menjaga kondisi dan kualitas rasa
makanan dan minuman yang dilindunginya di dalam kemasan tersebut.

4. Pilihlah desain kemasan produk makanan berdasarkan kualitas harga

Jika Anda ingin menunjukkan kelas produk makanan yang Anda jual dengan sasaran yang
sesuai, tidak ada salahnya jika desain kemasan mewah yang dipilih. Dari sini pelanggan juga
akan mengerti kualitas serta harga yang dipatok untuk mendapatkan produk kelas premium
dari usaha kuliner Anda. Selain dari semua yang sudah dipertimbangkan, kita juga harus
memikirkan apakah bahan yang digunakan pada suatu kemasan produk makanan tersebut
ramah lingkungan atau tidak. Sang pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
harus memperhatikan hal tersebut.

Selain itu, ada beberapa tips yang dapat digunakan dalam menyempurnakan kemasan produk
makanan yang akan didistribusikan selama pandemi Covid-19. Namun hal ini tetap
disesuaikan dengan jenis produk makanan yang dijual.
1. Kedap udara
Seperti yang kita tahu bahwa Virus Covid-19 dapat terpapar dari saluran pernapasan
seseorang. Hal ini dapat menekan resiko produk makanan terkontaminasi selama proses
pengiriman berlangsung. Namun, perlu diperhatikan juga bahwa makanan harus tetap dalam
kondisi tahan lama dan awet sebelum akhirnya dapat dikonsumsi oleh si konsumen.
2. Kedap air

plastik dapat menjadi pilihan untuk tips nomor dua ini. Namun, seperti yang kita tahu bahwa
tidak semua plastic itu baik untuk makanan. Bahan plastic yang dapat digunakan untuk men
jadi kemasan produk makanan adalah Polyethylene terephtalate (PTE/PETE) yang biasa
digunakan untuk menjadi wadah minuman. Lalu, ada juga High density
polyethylene (HDPE) untuk menjadi kemasan susu atau yoghurt. Sementara bahan jenis Low
density polyethylene (LDPE) ini cocok untuk kemasan rapat yang mengemas makanan
seperti roti, frozen food, atau sejenisnya. Ada juga Polypropylene (PP) untuk kemasan saus,
margarin dan sup.

3. Hindari bahan styrofoam


Kita semua tahu bahwa bahan ini termasuk berbahaya bagi Kesehatan manusia yang
mengonsumsi makanan dengan kemasan ini. Risiko larutnya bahan kimiawi yang
terkandung pada styrofoam ini sangat tinggi dan sangat tidak baik bagi Kesehatan tubuh.
Maka dari itu, sebisa mungkin sang pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
tidak menggunakan kemasan makanan yang berbahan dasar styrofoam.

4. Hindari bahan logam

Selain bahan kemasan styrofoam, kemasan produk makanan yang berbahan dasar logam juga
harus dihindari. Sangat tidak direkomendasikan untuk makanan yang panas karena akan
sangat berbahaya bagi Kesehatan konsumen. Kemasan berbahan logam ini hanya digunakan
apabila jenis makanan tersebut benar-benar kering, seperti contohnya kue kering.

5. Sirkulasi udara pada kemasan

Yang terakhir adalah sirlukasi udara. Seperti yang sudah kita baca, bahwa pada poin pertama
disarankan untuk mencari kemasan produk makanan yang kedap udara jika makanan tersebut
dalam keadaan beku atau bisa tahan lama. Namun untuk makanan yang baru saja dimasak
atau tidak dalam keadaan beku, kemasan produk yang digunakan harus memiliki sirkuasi
udara. Karena apabila tidak ada sirkulasi udara, mengakibatkan kerusakan pada makanan dan
juga tidak baik untuk Kesehatan sang konsumen.

SIMPULAN & REKOMENDASI


Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa kemasan produk makanan sangat penting dalam
kelangsungan suatu Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Karena jika kemasan
produk makanan tidak memiliki kejelasan, masyarakat konsumen juga tidak akan tertarik
untuk membeli produk makanan tersebut. Desain kemasan produk makanan selama pandemic
Covid-19 tidak dapat dihiraukan begitu saja. Banyak sekali aspek-aspek kecil yang harus
diperhatikan dalam menjaga kualitas produk makanan tersebut. Tujuan dari studi penelitian
ini sudah tercapai, dapat dilihat dari banyaknya Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
yang telah menjaga produk makanan lewat kemasan yang digunakan. Seperti contohnya selalu
mengikat kantong plastic sehingga tidak dapat dibuka oleh siapapun selain oleh si konsumen.
Selain itu juga banyak Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di masa pandemic ini
yang sangat mementingkan desain dan branding dari suatu produk makanan yang dijual
sehingga terlihat bahwa sang pelaku

DAFTAR PUSTAKA
(t.thn.). Diambil kembali dari
https://money.kompas.com/read/2022/01/19/051518426/pengertian-umkm-kriteria-
ciri-dan-contohnya?page=all
(t.thn.).
(n.d.). Retrieved from https://money.kompas.com/read/2022/01/19/051518426/pengertian-
umkm-kriteria-ciri-dan-contohnya?page=all
(n.d.). Retrieved from https://www.liputan6.com/lifestyle/read/4582856/tren-3-jenis-
kemasan-produk-paling-diburu-selama-pandemi
(n.d.). Retrieved from https://dikemas.com/inilah-contoh-desain-kemasan-produk-
makanan-yang-menarik
(n.d.). Retrieved from https://binus.ac.id/2022/05/ini-dia-tren-desain-kemasan-produk-
untuk-bisnis-kuliner-era-digital/
(n.d.). Retrieved from https://food.detik.com/berita-boga/d-5646394/4-trik-desain-
kemasan-produk-makanan-yang-menarik-dan-aman
(n.d.). Retrieved from https://accurate.id/marketing-manajemen/pengertian-kemasan-
produk/
(n.d.). Retrieved from https://adalah.co.id/makanan/
(n.d.). Retrieved from http://e-journal.uajy.ac.id/1314/3/2EM16582.pdf
(n.d.). Retrieved from https://mediaindonesia.com/humaniora/427902/higenis-dan-easy-
going-tren-kemasan-makanan-di-masa-pandemi
(n.d.). Retrieved from https://gobiz.co.id/pusat-pengetahuan/desain-kemasan-makanan/

Anda mungkin juga menyukai