Anda di halaman 1dari 6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori
a. Matematika
Menurut GBPP mata pelajaran matematika di SD ( 1994 : 70 )
tujuan khusus pengajaran matematika yaitu menumbuhkan dan
mengembangkan keterampilan berhitung sebagai alat bantu dalam
kehidupan sehari-hari serta mengembangkan pengetahuan dasar
matematika sebagai bekal belajar lebih lanjut.
Menurut Permendiknas RI No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
menyatakan bahwa :
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan
teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan
memajukan peran penting bagi manusia. Perkembangan pesat dibidang
teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh
perkembangan matematika dibidang teori bilangan aljabar, analisis, teori
peluang, dan matematika diskrit.
Menurut Nasution dalam ( Sugiarto, 1990:8), bahwa matematika
dapat dipandang sebagai suatu ide yang dihasilkan oleh ahli-ahli
matematika dan objek penalarannya dapat berupa benda-benda atau
makhluk, atau dapat dibayangkan dalam alam pikiran kita.

b. Belajar
Menurut Ernest R. Hilgard dalam ( Sumardi Suryabrata, 1984 : 252 )
belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang
kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari
perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya.
Moh. Surya ( 1981 : 32 ), belajar adalah suatu proses yang dilakukan
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

6
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksinya dengan lingkungan.
c. Bilangan Bulat
Menurut Roy Holland ( 1983 : 17 ) Bilangan bulat adalah suatu
himpunan bilangan yang terdiri dari bilangan positif, nol dan bilangan
negatif.

Menurut Muhsetyo dkk ( 2007:1.29-1.32 ) menyebutkan


permasalahan dan pembelajaran bilangan bulat di sekolah diantaranya :
penggunaan garis bilangan yang menyimpang dari prinsipnya, masih banyak
guru dan siswa yang tidak dapat membedakan tanda “ – “ atau “ + “ sebagai
operasi hitung dengan tanda “ – “ atau “ + “ sebagai jenis suatu bilangan,
serta sulit memberikan penjelasan bagaimana melakukan operasi hitung
pada bilangan bulat secara konkrit maupun abstrak ( tanpa menggunakan
alat bantu ).

Pengertian bilangan bulat adalah bilangan yang terbentuk dari


perluasan himpunan bilangan asli dan bilangan cacah. Bilangan bulat terdiri
dari :
1. Bilangan-bilangan yang bertanda negatif ( -1, -2, -3, -4, -5, … ) yang
selanjutnya disebut bilangan bulat negatif.
2. Bilangan 0 (Nol) dan
3. Bilangan-bilangan yang bertanda positif ( 1, 2, 3, 4, 5, … ) yang
selanjutnya disebut bilangan bulat positif.
Untuk mengenalkna konsep operasi hitung pada sistem bilangan bulat
dapat dilakukan melalui 3 tahap yaitu :
1. Tahap pengenalan konsep secara konkret,
2. Tahap pengenalan konsep secara semi konkret atau semi abstrak,
3. Tahap pengenalan konsep secara abstak.
Pembelajaran yang dilakukan dengan metode maju-mundur
diperkenalkan dengan konsep-konsep operasi hitung yang bersifat abstrak
yaitu dengan garis bilangan. Prinsip dan cara kerja pada garis bilangan sama

7
dengan cara kerja pada balok, tangga, atau pita garis bilangan, yaitu
ditekankan pada langkah “ maju “ untuk operasi penjumlahan dan langkah
“ mundur “ untuk operasi pengurangan.
(https:/www.slideshare.net/mobile/edi450pembelajaran bilangan bulat )
Prinsip penggunaan garis bilangan adalah sebagai berikut :
1. Setiap akan melakukan peragaan, posisi awal aktivitas peragaan harus selalu
dimulai dari bilangan 0 ( nol )
2. Bilangan positif konsisten ditunjukan dengan arah panah menghadap ke
kanan dan bilangan negatif selalu ditunjukan dengan arah panah menghadap
ke kiri.
3. Jika bilangan pertama dalam suatu operasi hitung bertanda positif, maka
ujung anak panah diarahkan ke bilangan positif dan bergerak maju dengan
skala yang besarnya sama dengan bilangan pertama sedangkan pangkal anak
panahnya mengarah pada bilangan negatifnya. Sebaliknya jika bilangan
pertamanya bertanda negatif, maka ujung anak panahnya diarahkan ke
bilangan negatif dan gerakkan dengan skala yang besarnya sama dengan
bilangan pertama sedangkan pangkal anak panahya mengarah ke bilangan
positif.
4. Jika anak panah dilangkahkan maju, maka dalam prinsip operasi hitung
istilah maju dapat diartikan sebagai penjumlahan. Sebaliknya, jika anak
panah dilangkahkan mundur maka istilah mundur dapat diartikan sebagai
pengurangan. Namun demikian, gerakan maju atau mundurnya anak panah
tergantung pada bilangan penambah atau pengurangannya.

Profesionalisme seorang guru dalam proses belajar mengajar sangat


dibutuhkan untuk mencapai hasil yang memuaskan. Selain metode dan media,
pendekatan dalam pembelajaran juga tidak kalah pentingnya untuk memperlancar
proses belajar mengajar. Pemilihan media dan metode yang tepat memang sangat
diperlukan dalam pembelajaran, akan tetapi apabila metode yang digunakan
belum tepat maka akan menghambat kelancaran proses belajar mengajar. Seorang

8
guru profesional harus bisa mengupayakan agar apa yang akan disampaikan dapat
diterima dengan mudah dan jelas oleh siswa.

Berdasarkan teori-teori diatas maka peneliti menggunakan metode maju-


mundur dalam pembelajaran matematika operasi hitung campuran bilangan bulat.
Melalui metode maju-mundur, diharapkan siswa akan mudah memahami apa yang
diajarkan karena tahu konsep dasarnya. Siswa dijelaskan secara detail tentang
pemahaman konsep matematika operasi hitung campuran bilangan bulat, sehingga
dalam mengerjakan atau menyelesaikan masalah siswa tidak mengalami kesulitan.

B. Kerangka Berfikir
Dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas, peneliti membuat
kerangka berfikir yang menggambarkan kondisi awal pembelajaran dan
setelah mendapat tindakan perbaikan pembelajaran baik siklus I maupun
siklus II.

Peneliti belum Yang diteliti


Kondisi awal menggunakan rendahya prestasi
pendekatan konsep belajar
matematika

Memberi Siklus I
Tindakan pendekatan konsep menggunakan
pendekatan
konsep

Diguga melalui
Kondisi Akhir Pendekatan Konsep Siklus II
dapat meningkatkan menggunakan
prestasi belajar pendekatan
matematika bagi konsep
siswa kelas IV

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir Penelitian Tindakan Kelas

9
C. Hipotesis Tindakan
Dengan mendasari pada kajian teori maka peneliti menyusun
hipotesis tindakan sebagai berikut :
1) Dengan menggunakan metode maju-mundur diguga dapat
meningkatkan pemahaman konsep “ Operasi hitung campuran pada
bilangan bulat “.
2) Melalui metode maju - mundur melatih siswa untuk berpikir kritis dan
kreatif.
3) Melalui metode maju-mundur, motivasi dan minat siswa untuk belajar
diduga meningkat, sehingga kemampuan siswa mengerjakan soal materi
operasi hitung campuran dari bilangan bulat lebih meningkat dan
terarah.
D. Indikator dan Kriteria Keberhasilan

Indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan prestasi


belajar siswa adalah ketuntasan siswa dalam mempelajari materi. Dengan
criteria, siswa dinyatakan tuntas belajar jika telah mencapai tingkat
penguasaan materi 70% ke atas. Indikator yang digunakan untuk mengukur
keberhasilan siswa baik secara individu ataupun klasikal yaitu siswa dapat
semakin terampil menerapkan konsep operasi hitung campuran dalam
kehidupan sehari-hari. Keterlibatan siswa secara aktif dalam proses
pembelajaran juga merupakan indikator keberhasilan.
Dalam penelitian ini, criteria yang digunakan untuk mengukur
keberhasilan perbaikan pembelajaran adalah sebagai berikut :
1. Perbaikan pembelajaran dinyatakan berhasil apabila secara individual
nilai hasil pembelajaran yang dicapai siswa ≥ 70 ( sesuai ketuntasan
belajar ).
2. Perbaikan pembelajaran dinyatakan berhasil apabila secara klasikal
siswa yang dinyatakan tuntas belajar memperoleh nilai ≥ 70 atau
menguasai materi pelajaran 85 % dari jumlah siswa yang ada di kelas
tersebut.

10
11

Anda mungkin juga menyukai