Anda di halaman 1dari 92

Materi Inti 3.

Manajemen Pendekatan Keluarga

MATERI INTI 3
MANAJEMEN PENDEKATAN KELUARGA

I. DESKRIPSI SINGKAT
Pendekatan keluarga adalah salah satu cara Puskesmas untuk
meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan/meningkatkan
akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi
keluarga. Puskesmas tidak hanya menyelenggarakan pelayanan
kesehatan di dalam gedung, melainkan juga keluar gedung dengan
mengunjungi keluarga di wilayah kerjanya.

Pendekatan keluarga merupakan pengembangan dari kunjungan


rumah oleh Puskesmas dan perluasan dari upaya Perawatan
Kesehatan Masyarakat (Perkesmas), yang meliputi kegiatan-kegiatan:
1) kunjungan keluarga untuk pendataan/pengumpulan data kesehatan
keluarga, 2) kunjungan keluarga dalam rangka promosi kesehatan
sebagai upaya promotif dan preventif, 3) kunjungan keluarga untuk
menidaklanjuti pelayanan kesehatan dalam gedung, dan 4)
pemanfaatan data dan informasi dari profil kesehatan keluarga untuk
pengorganisasian/ pemberdayaan masyarakat dan manajemen
Puskesmas.

Dari hasil kunjungan rumah, pendataan dan identifikasi permasalahan


kesehatan di keluarga, Puskesmas akan dapat mengenali masalah-
masalah kesehatan (dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat-PHBS) serta
risiko yang dihadapi keluarga secara lebih menyeluruh (holistik), untuk
kemudian dirancang kegiatan intervensinya. Individu anggota keluarga
yang perlu mendapatkan pelayanan kesehatan kemudian dapat
dimotivasi untuk memanfaatkan UKBM yang ada dan/atau pelayanan
Puskesmas. Keluarga juga dapat dimotivasi untuk memperbaiki kondisi
kesehatan lingkungan dan berbagai faktor risiko lain yang selama ini
merugikan kesehatannya, dengan pendampingan dari kader-kader
kesehatan UKBM dan/atau petugas profesional Puskesmas.

Kegiatan pengumpulan data merupakan faktor penentu dan bagian


penting dari rangkaian kegiatan Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga, dimana kegiatan pendataan ini yang
menentukan diperolehnya data yang akurat dan valid sehingga
diperoleh data kesehatan yang dapat dipertanggungjawabkan.

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 162
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

Keberhasilan pengumpulan data di lapangan sangat ditentukan oleh


pelatihan, pengorganisasian, persiapan, penyelenggaraan kegiatan,
dan kegiatan paska lapangan.

Teknik pengumpulan data pada survei ini dilakukan dengan cara


wawancara dan observasi. Beberapa faktor yang mempengaruhi hasil
pengumpulan data adalah faktor pewawancara, responden, materi
pertanyaan, dan situasi wawancara.

Pendataan ini dilakukan dengan menggunakan aplikasi keluarga sehat,


dimana aplikasi ini didesain dan ditujukan untuk memudahkan para
pengumpul data dilapangan dalam melakukan pendataan keluarga
sehat dilapangan.

II. TUJUAN PEMBELAJARAN


A. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mempelajari materi ini peserta mampu memahami
manajemen pendekatan keluarga.

B. Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah mempelajari materi ini peserta mampu:
1. Menjelaskan manajemen pendekatan keluarga
2. Menjelaskan aplikasi keluarga sehat

III. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN


Pokok bahasan dan sub pokok bahasan pada materi ini terdiri atas :
A. Manajemen Pendekatan Keluarga
1. Pendataan
2. Analisis
3. Intervensi
4. Maintenance
B. Aplikasi Keluarga Sehat
1. Penggunaan aplikasi
2. Penyajian data dan perhitungan Indeks Keluarga Sehat

IV. BAHAN BELAJAR


1. Modul Keluarga Sehat
2. Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi Keluarga Sehat

V. MEDIA DAN ALAT BANTU

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 163
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

1. Bahan tayang
2. Instrumen Survei / Prokesga yang belum diisi
3. Instrumen Survei / Prokesga yang telah diisi
4. Komputer/ laptop/Smartphone Android
5. Koneksi internet
6. LCD
7. Flipcharts
8. White board
9. Spidol (ATK)
10. Sound System

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 164
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

VI. URAIAN MATERI

POKOK BAHASAN 1.
MANAJEMEN PENDEKATAN KELUARGA

A. Pendataan
Proses pengumpulan data dalam pendataan keluarga sehat
merupakan salah satu kegiatan yang sangat berperan terhadap
kualitas hasil pendataan yang dihasilkan. Pengumpulan data dapat
dilakukan dengan berbagai cara, observasi atau sering dikenal
dengan pengamatan, partisipasi, pengukuran dan juga wawancara.

Pendataan keluarga sehat ini sebagian besar dilakukan dengan cara


wawancara, karena dengan cara ini banyak informasi dapat
dihasilkan dan dapat dilakukan pada pengumpulan data berskala
besar. Untuk dapat mewujudkan hasil pendataan/pengumpulan data
yang baik dalam melakukan wawancara ada beberapa kondisi yang
harus dipenuhi.

Faktor keberhasilan wawancara:

1. Situasi wawancara, yaitu suatu kondisi yang pada saat proses


jalannya wawancara yang perlu diperhatikan dalam
mengendalikan situasi wawancara adalah :
- waktu wawancara;
- tempat dilakukannya wawancara;
- kehadiaran orang lain pada saat wawancara;
- sikap masyarakat
2. Responden, yaitu sasaran yang menjadi objek wawancara. Yang
perlu diperhitungkan dari responden dalam melakukan
wawancara adalah:
- karakteristik responden;
- kemampuan responden dalam menangkap pertanyaan

3. Isi pertanyaan, adalah muatan materi yang menjadi topik


wawancara. Sulit dan mudahnya pertanyaan dijawab
bergantung pada:
- tingkat kepekaan pertanyaan;
- tingkat kesulitan menjawab;

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 165
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

- tingkat minat responden terhadap topik wawancara;


- sumber kekhawatiran responden terhadap rahasia jawaban
4. Pewawancara, adalah orang yang mengajukan pertanyaan-
pertanyaan kepada responden. Kualitas pewawancara
bergantung pada :
- motivasi pewawancara melakukan wawancara;
- rasa aman pada saat melakukan wawancara;
- ketrampilan dalam melakukan wawancara;
- latar belakang sosial pewawancara

Hal penting untuk melakukan kunjungan rumah :

1. Pilih waktu yang tepat untuk berkunjung


2. Bila tidak bertemu responden, upayakan mengetahui kapan
responden ada di tempat
3. Bila responden berhalangan untuk dilakukan wawancara,
tanyakan kapan responden bersedia untuk diwawancarai
4. Hindari pengaruh orang ketiga pada saat wawancara dengan
responden, agar responden dapat menjawab pertanyaan dengan
sejujurnya.
5. Bila orang ketiga tidak dapat dihindari, sampaikan pada orang
ketiga tersebut untuk tidak mempengaruhi jawaban dan memberi
kebebasan kepada responde dalam menjawab pertanyaan –
pertanyaan.

Pengendalian mutu hasil wawancara.

Untuk dapat memperoleh data yang valid dan berkualitas, beberapa


hal yang perlu diperhatikan adalah:

1. Tim pewawancara harus bekerja sama dengan baik selama


melaksanakan tugas di lapangan. Koordinator pengumpulan
data harus dapat membagi tugas lapangan yang seimbang
antara dirinya dan anggota tim pengumpul data yang lain.
2. Hasil wawancara oleh anggota tim harus dilakukan editing oleh
koordinator, segera setelah selesai pengumpulan data pada
setiap RT/RW/Desa/Kelurahan. Koordinator meneliti
kelengkapan dan konsistensi jawaban dari kuesioner yang telah
diisi, segera setelah diserahkan oleh pewawancara. Sebaiknya

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 166
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

koordinator aktif mendatangi semua pewawancara di lapangan


secara acak, untuk memeriksa kuesioner yang telah diisi serta
membantu memecahkan masalah yang timbul di lapangan pada
saat itu juga.
3. Data yang dikumpulkan dengan mutu yang tinggi dapat dicapai,
apabila teknik wawancara dan pengukuran selalu mengikuti
prosedur yang benar.
4. Kegiatan pengumpulan data merupakan bagian dari rangkaian
kegiatan pendataan keluarga sehat yang menentukan
keberhasilan mendapatkan keterangan kesehatan yang dapat
dipertanggung jawabkan.

Oleh karena itu pengorganisasian lapangan dalam rangka


pengumpulan data di lapangan perlu mendapatkan perhatian.
Keberhasilan pengumpulan data di lapangan sangat ditentukan
oleh pelatihan, pengorganisasian, persiapan, penyelenggaraan
kegiatan dan kegiatan pasca lapangan.
5. Apabila dalam hal-hal tertentu, ada masalah pengisian kuesioner
dan pengukuran yang tidak dapat diselesaikan oleh tim, segera
hubungi koordinator pendataan keluarga sehat di dinas
kesehatan kabupaten/kota.

Etika wawancara dalam pengumpulan data :

1. Tim pengumpul data harus menghormati norma sosial setempat.


2. Sebelum wawancara dilakukan pewawancara harus
menerangkan secara jelas tujuan wawancara dan pengukuran
sehingga dapat memahami tujuan pelaksanaan pendataan
keluarga sehat.
3. Mintalah persetujuan dari Anggota Keluarga (AK) atau yang
mewakili bahwa mereka tidak keberatan atau secara sukarela
setuju untuk diwawancarai, dilakukan pengukuran dan
pemeriksaan.
4. Pada waktu menggali informasi AK, pewawancara harus
menciptakan suasana yang baik, memperhatikan dan bersikap
netral terhadap respon dari AK, tidak memberi kesan memaksa,
tidak emosi, tidak mengarahkan jawaban, menghindari
percakapan yang menyimpang atau bertele-tele, minta maaf
sebelumnya untuk pertanyaan yang sensitif.

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 167
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

5. Setelah selesai melakukan wawancara, ucapkanlah terima kasih


saat berpamitan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan wawancara


1. Penampilan dan sikap wawancara.
Dalam melakukan wawancara, agar pewawancara dapat
diterima dengan baik oleh AK maka pewawancara harus :
a. Berpakaian sopan rapi
b. Sikap rendah hati
c. Sikap hormat kepada AK
d. Ramah dalam bersikap dan ucapan
e. Sikap penuh pengertian pada AK dan netral
f. Sanggup menjadi pendengar yang baik

2. Kemampuan umum yang harus dimiliki pewawancara


a. Menciptakan hubungan baik dengan AK sehingga
wawancara dapat berjalan lancar. Dalam menciptakan
hubungan baik perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
- Buat kesan yang baik pada saat melakukan pendekatan
pertama, buat responden merasa tenang dan nyaman
berbincang dengan pewawancara
- Mampu melakukan pendekatan yang positif
- Jangan mengucapkan kata-kata yang mengundang
penolakan wawancara
- Jangan membuat keraguan responden dalam
memberikan jawaban
- Harus dapat meyakinkan responden akan dijaga
kerahasiaannnya
- Jawablah setiap pertanyaan dari AK dengan jujur dan
meyakinkan
- Bila responden bertanya tentang tujuan pendataan,
jelaskan sejujurnya dengan bahasa yang sederhana
namun bisa dimengerti oleh responden
- Bila AK bertanya berapa lama waktu yang diperlukan
untuk wawancara, jelaskan waktu yang diperlukan kurang
lebih 30 menit, bila responden ada keperluan penting
katakan pewawancara dapat kembali datang lagi sesuai
janji waktu yang disepakati

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 168
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

b. Mencatat semua jawaban lisan dari AK dengan teliti, lengkap


dan jelas. Cantumkan kode sesuai petunjuk pengisian
kuesioner. Jika jawaban responden masih membingungkan
lakukan probing (menggali lebih dalam informasi) karena
responden menjawab tidak tahu atau tidak jelas jawaban
yang diberikan karena
- AK tidak mengerti pertanyaan
- AK sedang berfikir
- AK tidak mau menyampaikan informasi yang
sesungguhnya
- AK betul-betul tidak tahu
c. Dalam melakukan wawancara untuk istilah teknis/medis yang
kurang dimengerti oleh AK diupayakan memakai padanan
istilah setempat
d. Dalam keadaan terpaksa dimana AK tidak dapat berbahasa
Indonesia, wawancara bisa dilakukan dalam bahasa daerah
atau boleh dibantu oleh penerjemah, tetapi pastikan
penerjemah tidak mempengaruhi jawaban AK
e. Upayakan dalam melakukan wawancara, AK seorang diri
sehingga pewawancara dapat memperoleh jawaban
langsung dari AK, tanpa adanya campur tangan pihak lain
f. Setelah selesai wawancara dengan setiap AK, periksa
kembali semua pertanyaan, apakah semua telah terjawab
serta jawaban konsisten. Bila belum lengkap dan jawaban
tidak konsisten, maka ulangi pertanyaan tersebut (lakukan
probing) sehingga mendapat jawaban yang benar
g. Apabila semua jawaban telah lengkap dan konsisten,
sampaikan ucapan terimakasih atas kesediaan AK menjawab
semua pertanyaan.

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 169
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

Gambar 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil wawancara

Situasi wawancara:
- waktu
- tempat
- kehadiran orang ketiga
- sikap masyarakat

Pewawancara: Responden:
- karakteristik sosial - karakteristik sosial
- ketrampilan wawancara - kemampuan menangkap pertanyaan
- motivasi - kemampuan menjawab pertanyaan
- rasa aman

Isi kuesioner:
- peka bagi responden
- sukar untuk ditanyakan
- tingkat minat
- sumber kekhawatiran

Dalam wawancara kadang kita membutuhkan probing untuk


menggali jawaban yang sebenarnya.

Ada beberapa cara melakukan probing :


1. Mengulangi pertanyaan yang pernah dilontarkan oleh
pewawancara, dengan cara mengulangi pertanyaan secara utuh
atau mengulangi pertanyaan namun dengan kalimat yang
berbeda namun mempunyai makna dan tujuan pertanyaan yang
sama dengan pertanyaan sebelumnya.
2. Mengulangi jawaban responden hal ini dilakukan karena
terkadang dengan mengulangi jawaban dari responden dapat
merangsang pemikiran lebih dari responden untuk dapat
menjawab pertanyaan lebih tepat dan akurat.

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 170
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

3. Menggunakan pertanyaan pancingan yang lebih netral seperti:


“bagaimana maksud ibu?”….”apa yang ibu maksud tadi?”……
4. Memohon penjelasan dari responden tentang jawaban yang
diucapkan sebelumnya.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan probing :

1. Usahakan situasi probing berlangsung secara rileks, interaktif,


komunikatif dan akrab sehingga responden tidak merasa dicecar
pertanyaan yang bertubi-tubi.
2. Hindari kesan yang memojokkan responden, jangan bernada
interograsi, beri kesempatan responden untuk dapat
menjelaskan jawaban sesuai pola pikirnya.
3. Pewawancara harus sensitif terhadap kemampuan responden
4. Mengubah teknik bertanya sesuai dengan kemampuannya,
harus sabar dan memberi waktu yang cukup untuk responden
berpikir
5. Jangan memotong penjelasan responden walaupun ada
pertanyaan yang bersifat meminta klarifikasi dari jawaban yang
diberikan

Penggunaan Instrumen
Pendataan Keluarga Sehat ini menggunakan dua jenis isian yaitu map
keluarga dan form keluarga. Pendataan ini dilakukan di keluarga dan
ditanyakan ke semua anggota rumah tangga. Map keluarga terdiri dari
pengenalan tempat dan data keluarga, dan form keluarga terdiri dari 5
blok/tahapan pendataan yaitu Blok I Pengenalan Tempat, Blok II Data
Rumah Tangga, Blok III Keterangan Pengumpul Data, Blok IV Keterangan
Anggota Rumah Tangga, Blok V Survei Individu.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan wawancara dan


mengisi kuesioner
1. Pengisian kuesioner oleh pewawancara dilakukan dengan menggunakan
pinsil 2B dan bila ada kesalahan hapus dengan bersih, agar tidak
membingungkan pada saat melakukan entry (apabila menggunakan
manual)

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 171
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

2. Responden Kepala Keluarga diminta untuk menyiapkan Kartu Keluarga


untuk mengisi keterangan anggota keluarga dan kartu BPJS/JKN (bila
ada) untuk kepemilikan kartu

Macam dan bentuk pertanyaan yang ada :

1. Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang jawabannya telah


disediakan, sehingga responden tinggal memilih jawaban yang tersedia.

2. Pertanyaan dengan melakukan observasi

3. Pertanyaan dengan bukti kepemilikan kartu

4. Pertanyaan dengan melakukan pengukuran

5. Pertanyaan dengan Lompatan

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 172
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

1. Instrumen Survei

Instrumen yang digunakan dalam kegiatan ini adalah Profil Kesehatan


Keluarga (Prokesga) berupa Formulir Prokesga yang terdiri dari 5 Blok,
yaitu Blok I (Pengenalan Tempat), Blok II (Keterangan Keluarga), Blok III
(Keterangan Pengumpul Data), Blok IV (Keterangan Anggota Keluarga) dan
Blok V (Keterangan Individu). Masing-masing form terdiri dari sejumlah
pertanyaan yang dibutuhkan untuk menilai Keluarga Sehat.

Pengisian Form Data Individu dilakukan dengan cara menanyakan item


pertanyaan langsung kepada responden. Jawaban pertanyaan
diisikan sesuai jawaban responden pada kotak yang disediakan
dilembar form. Pengisian Kuesioner dilakukan dengan cara
menanyakan item pertanyaan langsung kepada responden,
pengukuran tekanan darah (AK > 15 tahun) dan ada juga yang didukung
dengan observasi lingkungan rumah.

2. Cara Pengisian Formulir Prokesga Manual

PANDUAN UMUM:

1. Tuliskan terlebih dahulu isian, baru kemudian isikan kodenya pada


kotak yang tersedia

2. Untuk data terkait jumlah, langsung isikan pada kotak yang tersedia,
dimulai : Isikan angka “0” (nol). Misalkan Jumlah AK dewasa (> 15
tahun) yang ada di keluarga adalah 6 orang, maka dituliskan “06”.

3. Selalu lingkari terlebih dahulu kode jawaban yang sesuai sebelum


menuliskan kode pada kotak yangtersedia,contoh:

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 173
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

PANDUAN KHUSUS

I. BLOK I Pengenalan Tempat


Rincian 1.Provinsi

Isikan nama provinsi sesuai lokasi pengambilan data dan tuliskan


kode provinsi di kotak yang disediakan. Kode provinsi terdiri dari dua
digit. Kode berdasarkan Peraturan Kepala BPS.

Rincian 2. Kabupaten/Kota

Isikan nama kabupaten/kota sesuai lokasi pengambilan data dan


tuliskan kode kabupaten/kota di kotak yang disediakan. Kode
kabupaten/kota terdiri dari dua digit. Kode berdasarkan Peraturan
Kepala BPS.

Rincian 3. Kecamatan

Isikan nama kecamatan sesuai lokasi pengambilan data dan


tuliskan kode kecamatan di kotak yang disediakan. Kode kecamatan
terdiri dari 3 digit. Kode berdasarkan Peraturan Kepala BPS.

Rincian 4. Nama Puskesmas

Isikan nama puskesmas yang melakukan pendataan dengan jelas


menggunakan huruf balok.

Kode Puskesmas adalah nomor/digit urutan puskesmas yang ada di


kecamatan. Pemberian nomor urutan puskesmas sesuai kesepakatan

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 174
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

di kecamatan, terdiri dari 2 digit.

Rincian 5. Desa/Kelurahan

Isikan nama desa/kelurahan sesuai lokasi pengambilan data dan


tuliskan kode desa/kelurahan di kotak yang disediakan. Kode
desa/kelurahan terdiri dari 3 digit. Kode berdasarkan Peraturan
Kepala BPS.

Kode wilayah (provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan)


berdasarkan Peraturan Kepala BPS dapat diunduh di website:
http://www.bps.go.id/website/fileMenu/Perka-BPS-No-90-
Tahun 2015.pdf

Rincian 6. RT/RW

Isikan nomor Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) sesuai lokasi
pengambilan data dan tuliskan nomor RT/RW di kotak yang
disediakan.

RW adalah satuan wilayah administrasi tepat di bawah


desa/kelurahan. Di wilayah tertentu, RW juga bisa didefinisikan
sebagai lingkungan, dusun, banjar atau nama lain sesuai dengan
definisi di wilayah setempat.

RT adalah satuan wilayah administrasi di bawah RW atau nama


lain setingkat RT sesuai dengan definisi di wilayah setempat.

Jika di daerah tersebut RT dan RW didefinisikan dengan nama lain


yang setingkat dan tidak menggunakan nomor, maka Puskesmas
membuat listing/daftar nomor urut RT dan RW yang ada di wilayah
Puskesmas tersebut.

Contoh Kasus:

Di Provinsi Bali Kabupaten Badung Kecamatan Abiansemal terdapat


wilayah administrasi setingkat RW dengan istilah ‘Lingkungan1,
Lingkungan 2, Lingkungan 3, dan seterusnya’. Sedangkan
wilayah administrasi di bawah RW tidak ada (tidak ada RT).

Cara pengisian keterangan RT, RW, dan nomor urut rumah tangga
pada kuesioner: Pengisian RW pada kuesioner sesuai dengan

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 175
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

nomor lingkungan tersebut, misalnya Lingkungan 1 = RW 01. Nomor


urut RW di desa tersebut sesuai nomor lingungan. Sedangkan
nomor urut RT diisi dengan kode “98”

Rincian 7. Nomor Urut Bangunan/Rumah

Bangunan atau rumah yang dimaksud adalah bangunan/rumah


biasa, sedangkan bangunan/rumah seperti (RS, lembaga
pemasyarakatan, panti sosial, asrama, pasar, dan lain-lain sesuai
definisi BPS), tidak diambil datanya.

Isikan nomor urut bangunan/rumah sesuai dengan urutan


bangunan/rumah yang didatangi. Nomor urut bangunan/rumah
diisikan dengan nomor 1, 2, 3,….. sampai dengan nomor
bangunan/rumah yang terakhir yang ada di setiap wilayah RW,
sesuai dengan urutan bangunan/rumah yang pertama kali
didatangi.

Jika diwilayah tersebut tidak ada Rukun Tetangga, maka nomor urut
bangunan/ rumah diisikan dengan nomor 1, 2, 3,….. sampai
dengan nomor bangunan/ rumah yang terakhir yang ada di setiap
wilayah RW tersebut.

Rincian 8. Nomor Urut Keluarga

Nomor urut keluarga adalah nomor urut keluarga yang didatangi


yang terdapat di dalam wilayah Rukun Tetangga. Nomor urut
keluarga diisikan dengan nomor 1,2, 3,sampai dengan nomor
keluarga yang terakhir yang ada di setiap wilayah RT, sesuai
dengan urutan rumah tangga yang pertama kali didatangi. Jika di
wilayah tersebut tidak ada Rukun Tetangga, maka nomor urut
keluarga diisikan dengan nomor 1, 2, 3, sampai dengan nomor
keluarga yang terakhir yang ada di setiap wilayah RW tersebut

Contoh kasus :

Dalam satu bangunan/rumah bisa ada 2 keluarga, maka pada kasus ini
nomor urut bangunan/rumah untuk ke-2 keluarga tersebut mempunyai
nomor urut bangunan/rumah sama, sedangkan nomor urut
keluarganya ada 2 nomor.

Catatan:

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 176
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

a. Nomor urut keluarga berbeda dengan nomor rumah yang


tercantum pada alamat rumah.
b. Jangan sampai terjadi duplikasi nomor urut bangunan/rumah
maupun nomor urut keluarga satu rukun tetangga (RT). Apabila
ada 2 petugas yang diterjunkan secara terpisah dalam satu
RT, maka pastikan terlebih dahulu untuk membuat nomor urut
rumah bangunan/rumah maupun nomor urut keluarga secara
berurutan yang akan didatangi yang ada dalam satu RT

Rincian 9. Alamat Rumah

Isikan alamat rumah dengan jelas dan lengkap menggunakan huruf


balok

II. Blok II Keterangan Rumah Tangga


Rincian 1. Jumlah Anggota Keluarga (AK)

Isikan nama kepala keluarga sesuai dengan status perkawinan


yang ada pada keluarga tersebut, isikan jelas menggunakan huruf
balok. Jika ada lebih dari 1 keluarga dalam satu
bangunan/rumah yang sama, maka nama kepala keluarga
disesuaikan dengan status perkawinan yang ada dalam rumah
tersebut.

Anggota keluarga yang berstatus sebagai suami akan menjadi


kepala keluarga.

Rincian 2a. Jumlah Anggota Keluarga (AK)

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 177
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

Isikan seluruh jumlah AK yang tinggal dan menetap di


keluarga tersebut.

Anggota Keluarga (AK) adalah semua orang yang mempunyai


hubungan dengan

kepala keluarga (istri/suami dan anak). Seseorang selain


suami/istri dan anak dapat dimasukkan sebagai AK jika ikut tinggal
dan makan di keluarga tersebut dan pada periode pencacahan
ada di keluarga tersebut. AK yang telah bepergian 6 bulan atau
lebih, dan AK yang bepergian kurang dari 6 bulan tetapi dengan
tujuan pindah/akan meninggalkan keluarga 6 bulan atau lebih
tidak dianggap sebagai AK. Orang yang telah tinggal dikeluarga 6
bulan atau lebih atau yang telah tinggal dikeluarga kurang dari 6
bulan tetapi berniat tinggal di keluarga tersebut 6 bulan atau lebih

Dianggap sebagai AK: Pembantu rumah tangga, sopir, tukang kebun


yang tinggal dan makan di rumah majikannya dianggap sebagai AK
majikannya, tetapi yang hanya makan saja dianggap bukan AK
majikannya.

Rincian 2b. Jumlah AK diwawancara

Isikan jumlah AK yang diwawancara di masing-masing keluarga.


Apabila tidak semua AK ada di rumah pada saat kunjungan
survei pertama, maka petugas Puskesmas diharuskan
mendatangi kembali rumah tangga tempat AK tinggal setelah
sebelumnya melakukan perjanjian kapan akan melakukan kunjungan
ulang. Kunjungan ulang ini harus dilakukan pada periode pendataan
keluarga di wilayah desa/kelurahan. Misalnnya untuk pendataan
seluruh keluarga di suatu desa/ kelurahan membutuhkan waktu 1
bulan, maka kunjungan ulang bisa dilakukan pada periode 1
bulan tersebut.

Kriteria AK yang diwawancara adalah sebagai berikut:

1. AK usia >15 tahun yang dalam keadaan sehat jasmani dan


rohani yang dapat menjawab pertanyaan secara langsung.

2. AK yang diwakilkan, yaitu AK berusia < 15 tahun.

3. AK yang didampingi, yaitu AK >15 tahun yang tidak mampu


menjawab pertanyaan/memiliki keterbatasan (sakit parah, tuna

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 178
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

rungu, tuna wicara, sakit gangguan jiwa).

Rincian 2c. Jumlah AK dewasa (> 15 tahun)

Isikan jumlah AK dewasa usia > 15 tahun yang sesuai definisi AK dalam
Rincian 2a.

Rincian 2d. Jumlah AK usia 10-54 tahun

Isikan jumlah AK yang termasuk kedalam kategori usia 10-54 tahun


yang sesuai definisi AK dalam Rincian 2a.

Rincian 2e. Jumlah AK usia 12-59 bulan

Isikan jumlah AK yang termasuk ke dalam kategori usia 12-59 bulan


yang sesuai definisi AK dalam Rincian 2a.

Rincian 2f. Jumlah AK usia 0-11 bulan

Isikan jumlah AK yang termasuk ke dalam kategori usia 0-11 bulan


yang sesuai definisi AK dalam Rincian 2a.

Rincian 3. Apakah tersedia sarana air bersih di lingkungan


rumah

Ditanyakan tentang ketersediaan sarana air bersih yang dimiliki oleh


keluarga dan digunakan untuk seluruh keperluan keluarga termasuk untuk
keperluan makan, minum, masak, mandi, dan mencuci.

Isikan satu kode jawaban sesuai jawaban responden ke dalam kotak


yang tersedia. Kode1 jika “Ya”, atau kode 2 jika “Tidak”.

Jika jawaban “Tidak” maka lanjut ke Pertanyaan 5.

Rincian 4. Apakah jenis sumber airnya terlindung

Ditanyakan apakah jenis sumber air bersih yang digunakan


sesuai jawaban Rincian 3 merupakan sumber air terlindung.

Yang termasuk dalam kategori air bersih terlindung adalah:

1. PDAM adalah air yang berasal dari perusahaan air minum


yang dialirkan langsung ke rumah dengan beberapa titik kran,

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 179
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

biasanya menggunakan meteran (termasuk perusahaan air


minum swasta).
2. Sumber air terlindung adalah sumber air tanah yang secara
langsung (tanpa diolah) digunakan untuk keperluan keluarga
(termasuk sumur pompa, sumur gali terlindung, dan mata air
terlindung).
Isikan satu kode jawaban sesuai jawaban responden ke dalam kotak
yang tersedia. Kode 1 jika “Ya”, atau kode 2 jika “Tidak”.

Rincian 5. Apakah tersedia jamban keluarga

Ditanyakan tentang ketersediaan jamban yang digunakan dalam


rumah di keluarga. Definisi jamban adalah suatu bangunan yang
digunakan untuk tempat membuang dan mengumpulkan kotoran
manusia yang lazim disebut kakus atau WC, dengan atau tanpa
kloset dan dilengkapi sarana penampungan kotoran/tinja
sehingga tidak menjadi penyebab atau penyebar penyakit dan
mengotori lingkungan pemukiman.

Yang dimaksud dengan ketersediaan jamban dalam pertanyaan


ini adalah kepemilikan Jamban oleh sebuah keluarga. Jika dalam
satu rumah terdiri dari beberapa keluarga dan menggunakan
jamban yang sama, maka dikatakan seluruh keluarga yang tinggal
dalam rumah tersebut dinyatakan memiliki jamban keluarga. Jamban
komunal (umum) tidak termasuk dalam ketersediaan jamban
keluarga karena biasanya digunakan oleh beberapa keluarga
yang tidak tinggal pada rumah yang sama. Sebagai contoh
rumah kontrakan yang hanya memiliki 1(satu) jamban yang
digunakan bersama-sama oleh semua keluarga yang berada di
kontrakan tersebut maka dianggap tidak memiliki jamban keluarga.

Isikan satu kode jawaban sesuai jawaban responden ke dalam kotak


yang tersedia. Kode1 jika “Ya”, atau kode 2 jika “Tidak”.

Jika jawaban “Tidak” maka lanjut ke Pertanyaan 7.

Rincian 6. Apakah jenis jambannya saniter

Ditanyakan tentang jenis jamban keluarga yang digunakan.

Saniter adalah kondisi fasilitas sanitasi yang memenuhi standar


kesehatan, yaitu:

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 180
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

1. Tidak mengakibatkan penyebaran bahan-bahan yang


berbahaya secara langsung.

2. Dapat mencegah vektor penyebar penyakit.


Termasuk kategori jamban saniter adalah jamban yang menggunakan
kloset (tempat jongkok) leher angsa dan plengsengan. Yang
dimaksud dengan kloset leher angsa adalah jika kloset yang
digunakan menggunakan sistem water seal, cirinya ada
genangan air pada lubang kloset yang berfungsi untuk menahan
bau atau mencegah masuknya serangga sedangkan yang
dimaksud dengan kloset plengsengan adalah jika kloset yang
digunakan tanpa sistem water seal, cirinya tidak ada genangan
air pada lubang kloset.

Termasuk kategori jamban tidak saniter adalah jika tidak memenuhi


kriteria diatas. Contohnya adalah Cemplung/cubluk/lubang dengan
atau tanpa lantai.

Isikan satu kode jawaban sesuai jawaban responden ke dalam kotak


yang tersedia. Kode 1 jika “Ya”, atau kode 2 jika “Tidak”.

Rincian 7. Apakah ada AK yang pernah di diagnosis menderita


gangguan jiwa berat (Schizoprenia)

Ditanyakan kepada keluarga apakah ada anggota keluarga yang


pernah didiagnosis menderita gangguan jiwa berat (Schizoprenia) oleh
tenaga kesehatan (dokter/ perawat/bidan).

Gangguan jiwa berat adalah gangguan jiwa yang ditandai


ketidakmampuan menilai realitas yang meliputi gangguan pada
proses berpikir, perasaan, persepsi, dan tingkah laku. Ditandai oleh
gejala-gejala proses, arus pikir (belajar, logika, perhatian, bicara
kacau, dll), perasaan (mood), persepsi (waham, halusinasi, ilusi,
dll), tingkah laku, agresivitas, katatonik (mematung), autistik, dll.

Isikan satu kode jawaban sesuai jawaban responden ke dalam kotak


yang tersedia. Kode 1 jika “Ya”, atau kode 2 jika “Tidak”.

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 181
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

Jika jawaban “Tidak” lanjut ke Pertanyaan 9.

Rincian 8. Bila pernah didiagnosis schizoprenia oleh tenaga


kesahatan, apakah selama ini AK tersebut minum obat gangguan
jiwa berat secara teratur. Skizofrenia ditangani dengan obat-obatan
medis antipsikotik dan terapi sebagai bentuk pengobatan psikologis.

Isikan satu kode jawaban sesuai jawaban responden kedalam kotak


yang tersedia. Kode1 jika “Ya”, atau kode 2 jika “Tidak”.

Untuk jawaban “Ya” atau “Tidak” lanjut ke Blok III.

Rincian 9. Apakah ada AK yang dipasung?

Pertanyaan ini dimaksudkan untuk mengetahui kemungkinan


adanya AK yang menderita gangguan jiwa namun tidak/belum
didiagnosis oleh nakes dan dilakukan pemasungan oleh keluarga
terhadap AK tersebut.

Pemasungan adalah: suatu tindakan yang menggunakan cara


pengikatan atau pengisolasian dan penelantaran. Pengikatan
merupakan semua metode manual yang menggunakan materi atau
alat mekanik yang dipasang atau ditempelkan pada tubuh dan
membuat tidak dapat bergerak dengan mudah dengan membatasi
kebebasan dalam menggerakkan tangan, kaki atau kepala.

Pengisolasian merupakan tindakan mengurung sendirian tanpa


persetujuan atau dengan paksa, dalam suatu ruangan atau area
yang secara fisik membatasi untuk keluar atau meninggalkan
ruangan/area tersebut. Tidak ada batasan waktu yang ditentukan.

Pemasungan antara lain:

1. Memasukkan dalam kurungan, kerangkeng.


2. M
engisolasi orang di ruang tertentu atau area tertentu (kamar,
hutan, kebun, ladang, gubuk dan sebagainya).

3. P
enelantaran yang disertai salah satu metode untuk membatasi
kebebasan bergerak.

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 182
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

Tidak termasuk pasung apabila dilakukan pengekangan sementara


pada saat fase gawat darurat difasilitas kesehatan. Apabila
terdapat 1 (satu) orang atau lebih AK menderita gangguan jiwa
berat, maka pertanyaan ini berlaku dijawab dengan ‘Ya’.

Isikan satu kode jawaban sesuai jawaban responden ke dalam kotak


yang tersedia. Kode 1 jika “Ya”,atau kode 2 jika “Tidak”.

BLOK III.Keterangan Pengumpul Data

Rincian 1. Nama Pengumpul Data

Isikan nama petugas yang melakukan pengumpulan data dengan jelas


menggunakan huruf balok.

Rincian 2. Nama Supervisor

Isikan nama supervisor yang melakukan supervisi pengumpulan data


dengan jelas menggunakan huruf balok. Nama supervisor ditentukan
melalui kesepakatan di puskesmas masing-masing.

Rincian 3. Tanggal Pengumpulan Data

Isikan tanggal, bulan, dan tahun saat pengumpulan data dilakukan.

Blok IV Keterangan Anggota Keluarga.

Kolom 1: Nomor urut AK

Nomor urut AK sudah tertulis dari nomor 1-15 di Kuesioner Blok IV. Jika
banyaknya anggota keluarga lebih dari 15 orang, maka diprioritaskan
AK dengan hubungan kekeluargaan terdekat atau AK yang lebih lama
tinggal

Kolom 2 : Nama anggota keluarga

Tanyakan nama AK, usahakan tidak membuat singkatan yang akan


membingungkan. Untuk memudahkan pencatatan, nama AK bisa dilihat
dari status hubungan keluarga dengan kepala keluarga.

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 183
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

Catatan: Urutan penulisan nama AK disesuaikan dengan kode


hubungan dengan kepala keluarga (kolom3). Misalnya urutan no.1
adalah nama kepala keluarga (suami), no.2 adalah nama istri, no.3
adalah nama anak, no.4 adalah anggota keluarga yang lain sesuai
dengan kode status hubungan pada kuesioner di Blok IV kolom 3.

Kolom 3 : Hubungan anggota keluarga

Tanyakan hubungan setiap AK dengan kepala keluarga. Isikan satu


kode jawaban ke dalam kotak yang disediakan sesuai jawaban
responden

Kode 1 Kepala keluarga


Kode 2 Istri/ suami
Kode 3 Anak
Kode 4 Menantu
Kode 5 Cucu, yaitu anak dari anak kandung
Kode 6 Orangtua/mertua, yaitu bapak/ibu dari kepala keluarga
atau bapak/ibu dari istri/suami kepala keluarga
Kode 7 Famili lain, yaitu AK yang ada hubungan famili dengan
kepala keluarga, atau dengan istri/suami kepala keluarga,
misalnya adik, kakak, bibi, paman, kakek/nenek
Kode 8 Pembantu keluarga, yaitu orang yang bekerja sebagai
pembantu yang menginap dikeluarga tersebut dengan
menerima upah/gaji baik berupa uang ataupun barang.
Kode 9 Lainnya, yaitu orang yang tidak ada hubungan famili dengan
kepala keluarga atau istri/suami kepala keluarga yang berada
di keluarga tersebut lebih dari 6 bulan, seperti tamu, teman,
dan orang yang mondok dengan makan (indekost), termasuk
anak pembantu yang juga tinggal dan makan di keluarga
majikannya.

Kolom 4 : Tanggal, bulan, tahun lahir

Diisikan tanggal, bulan, dan tahun kelahiran masing-masing AK sesuai


yang tercantum dalam KK atau sesuai pengakuan AK. Apabila responden

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 184
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

tidak mempunyai KK dan lupa tentang tanggal lahirnya, tanyakan apakah


mempunyai dokumen yang mendukung, misalnya akte kelahiran, kartu tanda
penduduk, surat izin mengemudi, dan lain sebagainya.Usahakan untuk
mengingat-ingat tentang bulan dan atau tahun kelahirannya.

Kolom 5 : Umur

Diisikan umur responden pada saat pendataan.

Untuk umur dalam bulan dan tahun dengan pembulatan ke bawah


atau umur pada waktu ulang bulan atau ulang tahun yang terakhir.
Perhitungan umur didasarkan pada kalender Masehi.

Penjelasan:

1. Jika umurnya < 5 tahun, dicatat dalam bulan

2. Jika umurnya ≥ 5 tahun, dicatat dalam tahun

3. Jika umur > 97 tahun dicatat 97 tahun

4. Jika umur responden 27 tahun 9 bulan, dicatat 27 tahun

Kolom 6 : Jenis kelamin

Jangan menduga jenis kelamin seseorang berdasarkan namanya.


Untuk meyakinkan, tanyakan apakah AK tersebut laki-laki atau perempuan.
Misalnya Endang, bisa laki- laki atau perempuan.

Kode 1 jenis kelamin pria


Kode 2 jenis kelamin wanita

Kolom 7: Status perkawinan

Tuliskan ke dalam kotak yang tersedia dan isikan satu kode jawaban
sesuai jawaban responden.

Kode 1 Kawin adalah mempunyai istri (bagi laki-laki) atau suami


(bagi perempuan) pada saat pencacahan, baik
tinggal bersama maupun terpisah.

Dalam hal ini yang dicakup adalah mereka yang kawin


sah secara hukum (adat, agama, negara dan

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 185
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

sebagainya).
Kode 2 Belum kawin.
Kode 3 Cerai hidup adalah berpisah sebagai suami-istri karena
bercerai dan belum kawin lagi. Dalam hal ini termasuk
mereka yang mengaku cerai walaupun belum resmi
secara hukum. Sebaliknya tidak termasuk mereka yang
hidup terpisah tetapi masih berstatus kawin, misalnya
suami/istri ditinggalkan oleh istri/suami ke tempat lain
karena sekolah, bekerja, mencari pekerjaan, atau untuk
keperluan lain. Wanita yang mengaku belum pernah
kawin tetapi pernah hamil, dianggap cerai hidup.
Kode 4 Cerai mati adalah ditinggal mati oleh suami atau istrinya
dan belum kawin lagi.

Kolom 8 : Sedang hamil? (perempuan usia 10-54 tahun)

Tanyakan pada responden perempuan usia 10-54 tahun sedang


hamil/tidak?

Kode 1 bila jawaban “Ya”, atau kode 2 bila jawaban “Tidak”

Catatan: Tanyakan pertanyaan rincian 8 ini pada wanita umur 10 tahun


sampai umur 54 tahun tanpa memperhitungkan apakah sudah
menikah atau belum, masih sekolah atau tidak, belum
pernah/sudah pernah/ tidak lagi menstruasi. Hal ini karena
keadaan tersebut tidak menjamin bahwa wanita tersebut tidak
bisa hamil. Jangan pula hanya melihat keadaan besar
perutnya karena kehamilan tidak bisa dilihat dari besar perutnya
saja, terutama pada hamil muda.

Kolom 9 : Agama

Tuliskan ke dalam kotak yang tersedia dan isikan satu kode jawaban
sesuai jawaban responden.

Kode 1 Islam
Kode 2 Kristen
Kode 3 Khatolik
Kode 4 Hindu
Kode 5 Budha

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 186
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

Kode 6 Konghucu

Kolom 10: Pendidikan tertinggi (AK usia > 5tahun)

Pertanyaan ini untuk menanyakan pendidikan formal AK yang terakhir


ditamatkan. Tuliskan ke dalam kotak yang tersedia pendidikan tertinggi
yang ditamatkan responden dan isikan satu kode jawaban sesuai
jawaban responden.

Kode 1 Tidak pernah sekolah.


Kode 2 Tidak tamat SD/MI. Tidak tamat SD termasuk Madrasah
Ibtidaiyah (MI).
Kode 3 Tamat SD/MI. Tamat SD, termasuk tamat Madrasah
Ibtidaiyah/ Paket dan tidak tamat SLTP/ MTS.laut,
angkatan udara dan kepolisian.
Kode 4 Tamat SLTP/MTS. Tamat SLTP, termasuk tamat
Madrasah/ Tsanawiyah (MTS)/Paket B dan tidak tamat
SLTA/MA.
Kode 5 Tamat SLTA/MA. Tamat SLTA, termasuk tamat Madrasah
Aliyah (MA)/ Paket C.
Kode 6 Tamat D1, D2, D3, atau mahasiswa strata 1 drop-out..
Kode 7 Tamat Perguruan Tinggi. Termasuk tamat Strata-1, Strata-
2, Strata-3.

Catatan: Apabila masih bersekolah pada jenjang pendidikan


tertentu, maka yang diisikan adalah jenjang pendidikan yang sudah
ditamatkan

Kolom 11 : Status pekerjaan utama ( AK > 10 tahun)

Tanyakan kepada tiap AK berumur 10 tahun atau lebih mengenai


pekerjaan utama responden.

Pekerjaan utama adalah pekerjaan yang menggunakan waktu terbanyak


responden atau pekerjaan yang memberikan penghasilan terbesar

Kode 1 Tidak kerja


Kode 2 Masih sekolah

Kode 3 TNI/Polri, bekerja di pemerintahan sebagai angkatan darat,

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 187
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

angkatan laut, angkatan udara dan kepolisian.


Kode 4 PNS/Pegawai. Pegawai adalah pekerja yang mempunyai
atasan dan menerima gaji/honor rutin. PNS bekerja di peme-
rintahan sebagai pegawai negeri sipil.Yang masuk pada
klasifikasi termasuk pegawai pemerintah yang non PNS
misalnya pegawai Telkom, PLN, PTKA, termasuk pegawai
swasta yang bekerja pada BUMN, BUMD.
Kode 5 Wiraswasta/Pegawai swasta/jasa. Orang yang melakukan
usaha dengan modal sendiri atau berdagang baik sebagai
pedagang besar atau eceran.
Kode 6 Petani, adalah pemilik atau pengolah lahan pertanian,
perkebunan yang diolah sendiri atau dibantu oleh buruh tani.
Kode 7 Nelayan, orang yang melakukan penangkapan dan atau
pengumpulan hasil laut (misalnya ikan).
Kode 8 Buruh, pekerja yang mendapat upah dalam mengolah peker-
jaan orang lain dan tidak menerima gaji tetap dan rutin
(buruh tani, buruh bangunan, buruh angkat-angkut, buruh
pekerja).
Kode 9 Lainnya, apabila tidak termasuk dalam kode 1 s / d 8 .

BLOK V. Keterangan Individu

A. IDENTITAS ANGGOTA KELUARGA

Rincian 1. Tuliskan nama dan nomor urut Anggota Keluarga (AK)

Tulis nomor urut dan nama AK sesuai dengan yang tercantum di kolom (1)
dan (2) Blok IV Keterangan Anggota Keluarga

Rincian 2. NIK (Nomor Induk Kependudukan)

Salin Nomor Induk Kependudukan (NIK) AK dari Kartu Keluarga atau KTP.
Bagi AK yang tidak/belum memiliki NIK, maka isikan digit
“9999999999999999” pada kotak yang disediakan.

B. GANGGUAN KESEHATAN

Pertanyaan No.1 dan No.2, berlaku untuk semua usia

Rincian 1. Apakah Saudara mempunyai kartu jaminan kesehatan

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 188
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

atau JKN

Ditanyakan kepada seluruh anggota keluarga yang terdaftar sebagai


peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), yang dibuktikan dengan kartu
kepesertaan. Termasuk dalam jaminan kesehatan dalam survei ini adalah
asuransi kesehatan yang diselenggarakan oleh BPJS (Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial), asuransi swasta, dan jaminan
kesehatan daerah.

Isikan satu kode jawaban sesuai jawaban responden ke dalam kotak


yang tersedia. Kode1 jika “Ya”,atau kode 2 jika “Tidak”

Rincian 2. Apakah Saudara merokok?

Ditanyakan tentang kebiasaan anggota keluarga yang mempunyai


perilaku menghisap rokok/tembakau.

Rokok adalah salah satu produk tembakau yang dimaksudkan untuk


dibakar, dihisap dan/atau dihirup termasuk rokok kretek, rokok putih, rokok
linting, cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman nicotiana
tabacum, nicotiana rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang
asapnya mengandung nikotin dan tar, dengan atau tanpa bahan
tambahan.

Kode 1 Ya jika responden sekarang merokok dengan frekuensi


setiap hari, sering atau kadang-kadang. Disebut
merokok setiap hari, jika responden merokok minimal
satu batang dalam satu hari.

Kode 2 jika responden tidak pernah sama sekali merokok


Tidak atau pernah merokok sebelumnya dan sekarang sudah
berhenti total.

Isikan satu kode jawaban sesuai jawaban responden ke dalam kotak


yang tersedia. Kode 1 jika “Ya”, atau kode 2 jika “Tidak”.

Pertanyaan No.3 s/d No. 10, Berlaku AK yang berusia >15 tahun

Rincian 3. ApakahSaudara biasa buang air besar dijamban?

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 189
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

Pertanyaan ini untuk mengetahui perilaku sehari-hari AK dalam penggunaan


jamban.

Isikan satu kode jawaban sesuai jawaban responden ke dalam kotak yang
tersedia. Kode 1 jika “Ya”, atau kode 2 jika “Tidak”.

Rincian 4. Apakah Saudara biasa menggunakan air bersih?

Pertanyaan ini untuk mengetahui perilaku sehari-hari AK dalam


penggunaan air bersih.

Isikan satu kode jawaban sesuai jawaban responden ke dalam kotak yang
tersedia. Kode 1 jika “Ya”, atau kode 2 jika “Tidak”.

Rincian 5. Apakah Saudara pernah didiagnosis menderita


tuberkulosis (TB) paru?

Ditanyakan tentang anggota keluarga yang pernah didiagnosis


menderita TB paru oleh tenaga kesehatan (dokter/perawat/bidan).
Pertanyaan ini untuk mengetahui prevalensi penduduk yang pernah
didiagnosis menderita TB paru oleh tenaga kesehatan.

Tuberkulosis Paru (TB Paru) adalah penyakit menular langsung yang


disebabkan oleh kuman TB Paru (Mycobacterium tuberculosis).
Gejala utamanya adalah batuk selama 2 minggu atau lebih, batuk
disertai dengan gejala tambahan yaitu dahak, dahak bercampur darah,
sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan
menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik,
demam lebih dari 1 bulan.

Perlu dipertimbangkan ada kelompok masyarakat yang malu untuk


mengakui menderita atau pernah menjadi penderita TB Paru, untuk itu
dalam wawancara perlu dilakukan dengan hati-hati dan lakukan
probing dengan baik.

Sebagian masyarakat mengenal penyakit ini dengan istilah ”penyakit


paru dengan flek”.

Isikan satu kode jawaban sesuai jawaban responden ke dalam kotak


yang tersedia. Kode 1 jika “Ya”, atau kode 2 jika “Tidak”.

Jika jawaban “Tidak” lanjut ke Pertanyaan

Rincian 6. Bila pernah didiagnosis TB Paru oleh tenaga

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 190
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

kesehatan, apakah [Nama] minum obat TBC secara teratur


(selama 6 bulan)

Obat medis yang diberikan kepada pasien TB paru diminum paling


sedikit 6 bulan. Salah satu obat medis tersebut (rifampisin) bila
diminum menyebabkan air kencing berwarna merah.

Isikan satu kode jawaban sesuai jawaban responden ke dalam kotak


yang tersedia. Kode 1 jika “Ya”, atau kode 2 jika “Tidak”.

Rincian 7. Apakah Saudara pernah menderita batuk berdahak


> 2 minggu disertai satu atau lebih gejala: dahak bercampur
darah/batuk berdahak, berat badan menurun, berkeringat malam
hari tanpa kegiatan fisik, dan demam > 1bulan?

Pertanyaan ini untuk menjaring suspek TB paru yang kemungkinan


tidak/belum diperiksa dan didiagnosis oleh tenaga kesehatan.

Isikan satu kode jawaban sesuai jawaban responden ke dalam kotak yang
tersedia. Kode 1 jika “Ya”, atau kode 2 jika “Tidak”.

Rincian 8. Apakah Saudara pernah didiagnosis menderita


tekanan darah tinggi/hipertensi?

Ditanyakan tentang anggota rumah tangga yang pernah didiagnosis


menderita hipertensi oleh tenaga kesehatan (dokter/perawat/bidan).
Pertanyaan ini untuk mengetahui prevalensi masyarakat yang pernah
didiagnosis menderita TB paru oleh tenaga kesehatan.

Isikan satu kode jawaban sesuai jawaban responden ke dalam kotak yang
tersedia. Kode 1 jika “Ya”, atau kode 2 jika “Tidak”.

Jika jawaban “Tidak” lanjut ke Pertanyaan 9.a

Rincian 9. Bila pernah didiagnosis hipertensi oleh tenaga


kesahatan, apakah[Nama] minum obat hipertensi secara teratur.

Obat yang dimaksud adalah obat medis modern dan obat


fitofarmaka (telah melewati uji klinis) dan digunakan dipelayanan
kesehatan formal.

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 191
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

Isikan satu kode jawaban sesuai jawaban responden ke dalam kotak


yang tersedia. Kode1 jika “Ya” Lanjut ke Pertanyaan No.11, atau kode
2 jika “Tidak” Lanjut ke Pertanyaan No.11.

Rincian 10a. Apakah saat ini dilakukan pengukuran tekanan arah?

Pengukuran tekanan darah pada tiap AK menggunakan alat tensi meter


digital.

Isikan satu kode jawaban sesuai jawaban responden ke dalam kotak


yang tersedia. Kode 1 jika “Ya”, atau kode 2 jika “Tidak”.

Jika jawaban “Tidak” Lanjut ke Pertanyaan


No.11.

Rincian 10b. Hasil pengukuran tekanan darah

Isikan hasil pengukuran sistolik dan diastolik pada kotak yang disediakan

Jika hasil pengukuran tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan atau
tekanan darah diastolik > 90 mmHg maka dinyatakan menderita
hipertensi.

Rincian 11. Apakah Saudara atau pasangan Saudara


menggunakan alat kontrasepsi atau ikut program Keluarga
Berencana? Pertanyaan ditujukan untuk AK wanita berstatus menikah
(usia 10-54 tahun) dan tidak sedang hamil atau AK laki-laki berstatus
menikah (usia > 10 tahun)

Berdasarkan jangka waktu, alat kontrasepsi


terdiri dari:

1. Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) yang terdiri dari:

- Metode Operasi Wanita (MOW)/tubektomi

- Metode Operasi Pria (MOP) /vasektomi

- Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)/IUD

- Implan

2. Non-MKJP yang terdiri dari:

- Suntik

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 192
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

- Pil

- Kondom

- Metode Amenorea Laktasi (MAL)

Isikan satu kode jawaban sesuai jawaban responden ke dalam kotak yang
tersedia. Kode 1 jika “Ya”, atau kode 2 jika “Tidak”.

Rincian 12. Apakah saat Ibu melahirkan Saudara bersalin di


fasilitas pelayanan kesehatan? Pertanyaan ditujukan untuk AK usia
< 12 bulan.

Ditanyakan tentang tempat ibu bersalin, yang termasuk fasyankes adalah


RS, RB, RSIA, Puskesmas, praktik dokter, praktik bidan, klinik bersalin (PMK
NO.6 Tahun 2013)

Isikan satu kode jawaban sesuai jawaban responden kedalam kotak yang
tersedia. Kode1jika “Ya”,atau kode2 jika “Tidak”.

Rincian 13. Apakah bayi ini pada waktu usia 0-6 bulan hanya diberi
ASI eksklusif? Pertanyaan ditujukan untuk AK usia 7-3 bulan.

ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja selama 6 bulan pertama


kehidupan bayi, tanpa diberikan makanan/minuman lain, termasuk air
putih (kecuali obat-obatan dan vitamin atau mineral tetes; ASI perah juga
diperbolehkan)

Isikan satu kode jawaban sesuai jawaban responden ke dalam kotak


yang tersedia. Kode 1 jika “Ya”, atau kode 2 jika “Tidak

Rincian 14. Apakah selama bayi usia 0-11 bulan diberi imunisasi
lengkap (HB0, BCG, DPT-HB 1, DPT-HB 2, DPT-HB 3, Polio 1, Polio 2, Polio
3, Polio 4, Campak)? Pertanyaan ditujukan untuk AK usia 12-23 bulan.

Imunisasi dasar yang wajib diberikan pada bayi usia 0-11 bulan adalah:

a. Imunisasi BCG (Bacillus Calmette-Guerin) sekali untuk mencegah


penyakit Tuberkulosis. Diberikan segera setelah bayi lahir di tempat
pelayanan kesehatan atau mulai 1 (satu) bulan di Posyandu.

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 193
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

b. Imunisasi Hepatitis B sekali untuk mencegah penyakit Hepatitis B yang


ditularkan dari ibu ke bayi saat persalinan.
c. I
munisasi DPT-HB 3 (tiga) kali untuk mencegah penyakit Difteri, Pertusis
(batuk rejan), Tetanus dan Hepatitis B. Imunisasi ini pertama kali
diberikan saat bayi berusia 2 (dua) bulan. Imunisasi berikutnya
berjarak waktu 4 minggu. Pada saat ini pemberian imunisasi DPT
dan Hepatitis B dilakukan bersamaan dengan vaksin DPT- HB.
d. I
munisasi polio untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit polio.
e. I
munisasi polio diberikan 4 (empat) kali dengan jelang waktu (jarak) 4
minggu. f. Imunisasi campak untuk mencegah penyakit campak.
Imunisasi campak diberikan saat bayi berumur 9 bulan.
Isikan satu kode jawaban sesuai jawaban responden ke dalam kotak
yang tersedia. Kode 1 jika “Ya”, atau kode 2 jika “Tidak”.

Rincian 15. Apakah dalam 1 bulan terakhir dilakukan pemantauan


p ertumbuhan balita.

Pertanyaan ditujukan untuk AK usia 2-59 bulan.

Pertumbuhan balita adalah bertambah jumlah dan besarnya sel di


seluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur. Deteksi dini
tumbuh kembang balita juga ditempuh dengan pemeriksaan fisik rutin.

Pertumbuhan balita dapat dipantau dengan:

1. P
ertumbuhan Berat Badan
Tujuan pemantauan pertumbuhan berat badan adalah untuk
menilai hasil peningkatan atau penurunan semua jaringan yang
ada pada tubuh (tulang, otot, lemak, cairan tubuh) sehingga akan
diketahui status gizi anak atau tumbuh kembang anak.
2. P
ertumbuhan Tinggi Badan
Tujuan pemantauan pengukuran tinggi badan adalah untuk
menilai status per- baikan gizi disamping faktor genetik dan
merupakan indikator yang baik untuk pertumbuhan fisik. Penilaian
TB dapat dilakukan dengan sangat mudah dalam menilai

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 194
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak.

Isikan satu kode jawaban sesuai jawaban responden ke dalam kotak


yang tersedia. Kode 1 jika “Ya”, atau kode 2 jika “Tidak”.

DEFINISI OPERASIONAL INDIKATOR

1. Keluarga mengikuti program KB: Anggota Keluarga (AK) wanita 10-


54 tahun dan tidak hamil atau laki-laki berstatus menikah (usia < 10
tahun):
AK mengikuti program KB? 1. Ya 2. Tidak

Y jika jawaban Ya

T jika jawaban Tidak

NJika WUS merencanakan punya anak dan jumlah anak kurang


dari 2

Jika sudah menopause pada rentang umur 10-54 tahun

 Jika WUS mengalami gangguan reproduksi

2. Persalinan Ibu di fasilitas pelayanan kesehatan (Balita >12 bulan):


Apakah saat ibu melahirkan [Nama] bersalin di fasilitas layanan
kesehatan? 1. Ya 2. Tidak

Y jika jawaban Ya

T jika jawaban Tidak

3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap: (Balita 12-23 bln) 1. Ya


2. Tidak
Y jika jawaban Ya
T jika jawaban Tidak

4. Bayi mendapatkan ASI eksklusif: (balita 7-23 bln) 1. Ya 2. Tidak

Y jika jawaban Ya

T jika jawaban Tidak

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 195
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

5. Pertumbuhan balita dipantau: (balita 2-59 bln)

Dalam 1 bulan terakhir apakah dilakukan pemantauan pertumbuhan


balita?

1. Ya 2. Tidak

Y jika jawaban Ya

T jika jawaban Tidak

6. Penderita TB Paru yang berobat sesuai standar: (AK > 15 tahun )

a. Pernah didiagnosis menderita TB Paru: 1. Ya 2. Tidak

b. Meminum obat TB Paru secara standar : 1. Ya 2. Tidak

c. AK pernah menderita batuk berdahak > 2 minggu disertai satu


atau lebih

gejala

Jika (a) jawabannya “Ya” dan (b) jawabannya “Ya”  Y

Jika (a) jawabannya “Ya” dan (b) jawabannya “Tidak”  T

Jika (a) jawabannya “Tidak” dan (c) jawabannya “Ya”  T

Jika (a) jawabannya “Tidak” dan (c) jawabannya “Tidak”  N

7. Penderita hipertensi yang berobat teratur: (AK > 15 tahun )

a. Pernah didiagnosis menderita hipertensi : 1. Ya 2. Tidak

b. Meminum obat hipertensi secara teratur: 1. Ya 2. Tidak

Hasil pengukuran tekanan darah responden dinyatakan normal jika


hasil pengukuran tekanan darah Sistole < 140 dan Diastole < 90.
Sedangkan responden dinyatakan menderita darah
tinggi/hipertensi, jika hasil pengukuran tekanan darah Sistole ≥ 140
atau Diastole ≥ 90.

Jika (a) jawabannya “Ya” dan (b) jawabannya “Ya”  Y

Jika (a) jawabannya “Ya” dan (b) jawabannya “Tidak”  T

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 196
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

Jika (a) jawabannya “Ya” maka tidak perlu dilakukan pengukuran


tekanan darah

Jika (a) jawabannya “Tidak” maka dilakukan pengukuran tekanan


darah

Jika (a) jawabannya “Tidak” dan hasil pengukuran normal  N

Jika (a) jawabannya “Tidak” dan hasil pengukuran darah tinggi  T

Jika (a) jawabannya “Tidak” dan tidak dilakukan pengukuran


tekanan darah  N

8. Penderita gangguan jiwa berat (Schizoprenia) yang mendapat


pelayanan pengobatan (AK > 15 tahun)
a. pernah didiagnosis menderita Schizoprenia 1. Ya
2. Tidak

b. meminum obat gangguan jiwa berat secara teratur 1. Ya


2. Tidak

c. ada ART dipasung 1. Ya


2. Tidak

Jika (a) jawabannya “Ya” dan (b) jawabannya “Ya”  Y

Jika (a) jawabannya “Ya” dan (b) jawabannya “Tidak”  T

Jika (a) jawabannya “Tidak” dan (c) jawabannya “Ya”  T

Jika (a) jawabannya “Tidak” dan (c) jawabannya “Tidak”  N

9. Tidak ada anggota keluarga yang merokok: (semua umur)

Apakah Saudara merokok? 1. Ya 2. Tidak

Jawaban “Ya”  T Jawaban “Tidak”  Y

10. Sekeluarga sudah menjadi anggota JKN: (Semua umur)

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 197
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

Apakah mempunyai kartu JKN?: 1. Ya 2. Tidak

Jawaban “Ya”  Y Jawaban “Tidak”  T

11. Mempunyai sarana air bersih: (keluarga)

A.1). Apa tersedia sarana air bersih dilingkungan rumah: 1. Ya


2. Tidak

2). Jenis sumber airnya terlindung? 1. Ya


2. Tidak

Jika (a) jawabannya “Tidak”  N

Jika (a) jawabannya “Ya” dan (b) jawabannya “Ya”  Y

Jika (a) jawabannya “Ya” dan (b) jawabannya “Tidak”  T

B. 1. Apakah biasa menggunakan air bersih? (AK > 15 tahun)


Jawaban “Ya” Y Jawaban “Tidak”  T

Maka kesimpulan untuk indikator ke 11 adalah :

1) Jika indikator kepemilikan sarana air bersih (A) bernilai “N” dan
indikator perilaku penggunaan air bersih (B) bernilai “Y”  Y
2) Jika indikator kepemilikan sarana air bersih (A) bernilai “N” dan
indikator perilaku penggunaan air bersih (B) bernilai “T”  T
3) Jika indikator kepemilikan sarana air bersih (A) bernilai “Y” dan
indikator perilaku penggunaan air bersih (B) bernilai “Y”  Y
4) Jika indikator kepemilikan sarana air bersih (A) bernilai “Y” dan
indikator perilaku penggunaan air bersih (B) bernilai “T”  T
5) Jika indikator kepemilikan sarana air bersih (A) bernilai “T” dan
indikator perilaku penggunaan air bersih (B) bernilai “Y”  T
6) Jika indikator kepemilikan sarana air bersih (A) bernilai “T” dan
indikator perilaku BAB (B) bernilai “T”  T
12. Menggunakan jamban keluarga:

A. 1). Tersedia jamban keluarga (rumah tangga) 1. Ya 2. Tidak

2). Jenis jambannya saniter (rumah tangga) 1. Ya 2. Tidak

Jika (a) jawabannya “Tidak”  N

Jika (a) jawabannya “Ya” dan (b) jawabannya “Ya”  Y

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 198
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

Jika (a) jawabannya “Ya” dan (b) jawabannya “Tidak”  T

B. 1). Apakah biasa buang air besar di jamban (ART > 15 tahun)

Jawaban “Ya”  Y Jawaban “Tidak”  T

Maka kesimpulan untuk indikator ke 12 adalah :

7) Jika indikator kepemilikan jamban keluarga (A) bernilai “N” dan


indikator perilaku BAB (B) bernilai “Y”  Y
8) Jika indikator kepemilikan jamban keluarga (A) bernilai “N” dan
indikator perilaku BAB (B) bernilai “T”  T
9) Jika indikator kepemilikan jamban keluarga (A) bernilai “Y” dan
indikator perilaku BAB (B) bernilai “Y”  Y
10) Jika indikator kepemilikan jamban keluarga (A) bernilai “Y” dan
indikator perilaku BAB (B) bernilai “T”  T
11) Jika indikator kepemilikan jamban keluarga (A) bernilai “T” dan
indikator perilaku BAB (B) bernilai “Y”  T
12) Jika indikator kepemilikan jamban keluarga (A) bernilai “T” dan
indikator perilaku BAB (B) bernilai “T”  T

B. Analisis

Perhitungan Indeks Keluarga Sehat


 Perhitungan Indeks Keluarga Sehat bertujuan untuk menentukan
tingkatan keluarga menurut status kesehatan yang dimiliki
keluarga tersebut. Pada perhitungan ini akan didapatkan 2 IKS,
yaitu IKS keluarga inti dan IKS keluarga besar.
 Perhitungan indeks IKS ini dapat dilakukan secara manual
maupun perhitungan langsung melalui program entry.
 Dalam merancang program entry, termasuk didalamnya adalah
membuat kesimpulan hasil rekapitulasi semua anggota keluarga
menjadi kesimpulan keluarga.

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 199
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

Perhitungan Indeks Keluarga Sehat (IKS)


Hasil pengisian kuesioner dari lapangan kemudian dipindahkan ke
matriks untuk dlakukan rekapitulasi dengan isian N, Y, atau T sesuai
jawaban yang tercantum dalam kuesioner.

Tabel 1. Matriks Penghitungan Indeks Keluarga Sehat (IKS)


Pertanyaan Ayah Ibu Anak Anak Anak Nilai
No Indikator Keluarga (16 thn) (48 bln) (12 bln) Keluarga
A B C D E F G H I
1 Keluarga mengikuti program KB*) N*) Y 1
2 Persalinan Ibu di fasilitas pelayanan kesehatan Y 1
3 Bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap T 0
4 Bayi mendapatkan ASI eksklusif Y 1
5 Pertumbuhan balita dipantau Y T 0
6 Penderita TB paru yang berobat sesuai standar N N N N
7 Penderita hipertensi yang berobat teratur T Y Y 0
Penderita gangguan jiwa berat berobat, diobati
8 Y 1
dan tidak ditelantarkan
9 Anggota keluarga tidak ada yang merokok**) T Y Y Y Y 0
10 Keluarga sudah menjadi anggota JKN Y Y Y Y Y 1
Keluarga memiliki akses/menggunakan sarana
11 Y Y Y Y 1
air bersih
Keluarga memiliki akses/menggunakan jamban
12 Y Y Y Y 1
keluarga
∑ indikator bernilai 1 / (12-∑N) 7/(12-1)
Indeks Keluarga Sehat (IKS) 0,636

Keterangan untuk isian N, Y, dan T adalah sebagai berikut:

N = Not applicable yang berarti indikator tersebut tidak mungkin ada


pada anggota keluarga. Indikator tersebut TIDAK BERLAKU
untuk anggota keluarga atau keluarga yang bersangkutan (misal:
karena salah satu sudah mengikuti KB, atau tidak dijumpai
adanya penderita TB paru).

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 200
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

Y = kondisi/keadaan anggota keluarga atau keluarga SESUAI dengan


indikator (misal: ibu memang melakukan persalinan di fasilitas
kesehatan).

T = kondisi/keadaan anggota keluarga atau keluarga TIDAK SESUAI


dengan indikator (misal: ayah ternyata merokok).

*) = Untuk indikator keluarga mengikuti KB jika salah satu pasangan


sudah mengikuti program KB (misalnya ibu) maka penilaian
terhadap pasangannya (Ayah) menjadi “N”, demikian
sebaliknya.

**) = Untuk indikator anggota keluarga tidak ada yang merokok jika
jawabannya “Ya merokok” maka dalam merekap statusnya “T”,
sebaliknya jika jawabnya “Tidak merokok” maka dalam rekapan
statusnya “Y”.

Penilaian terhadap hasil rekapitulasi anggota keluarga pada satu


indikator, mengikuti persyaratan di bawah ini:

1) Jika dalam satu indikator seluruh anggota keluarga dengan status Y,


maka indikator tersebut dalam satu keluarga bernilai 1
2) Jika dalam satu indikator seluruh anggota keluarga dengan status T,
maka indikator tersebut dalam satu keluarga bernilai 0
3) Jika dalam satu indikator seluruh anggota keluarga dengan status N,
maka indikator tersebut dalam satu keluarga tetap dengan status N
(tidak dihitung)
4) Jika dalam satu indikator ada salah satu anggota keluarga dengan
status T, maka indikator tersebut dalam satu keluarga akan bernilai 0
meskipun di dalamnya terdapat status Y atau N

Hasil perhitungan rekapitulasi dari semua anggota keluarga menjadi


kesimpulan keluarga, seperti terlihat pada matriks di atas. Pada kolom ini
terlihat kesimpulan setiap indikator menjadi berkode “1”, “0” atau “N”.
Dengan menggunakan formula {1/(12-∑N)}, artinya indeks KS dihitung
berdasarkan jumlah indikator bernilai ‘1’ dibagi jumlah indikator yang ada
di keluarga (12-∑N). Pada perhitungan diatas didapatkan skor IKS dari
keluarga tersebut adalah {1/12-1} = 0,636.

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 201
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

Berdasarkan nilai IKS, keluarga tersebut termasuk ke dalam kategori


keluarga pra sehat. Dari setiap keluarga dapat ditentukan permasalahan
kesehatan berdasarkan 12 indikator sehingga pembina keluarga pada
masing-masing desa dapat mengetahui keluarga mana yang
berkontribusi membuat desa mereka menjadi desa yang pra sehat dan
tidak sehat

Perhitungan IKS Wilayah

Pembina keluarga juga harus dapat menganalisis dasar permasalahan di


masing masing prioritas masalah dari 12 indikator di desa tersebut
dengan melakukan interview mendalam melalui kunjungan keluarga
ulangan kepada beberapa keluarga dengan nilai IKS-nya paling kecil
sehingga dapat meningkatkan kualitas dari rumusan permasalahan di
desa binaanya.

Untuk menentukan nilai IKS wilayah dan nilai cakupan indikator dalam
satu wilayah, maka Puskesmas dapat membuat matriks berikut.

Tabel 2. Contoh Matriks Penghitungan IKS Wilayah

Analisis untuk status IKS RT/RW/Desa:

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 202
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

∑ Keluarga dengan IKS > 0,800


IKS Tingkat RT/RW/Desa =
∑ Seluruh Keluarga di RT/RW/Desa

Kategori RT/RW/Desa/Kelurahan berdasarkan IKS nya adalah


sebagai berikut:

a. RT/RW/Desa Sehat : IKS Tingkat RT/RW/Desa > 0,80


b. RT/RW/Desa Pra Sehat : IKS Tingkat RT/RW/Desa 0,50 - 0,80
c. RT/RW/Desa Tidak Sehat: IKS Tingkat RT/RW/Desa < 0,5

Analisis untuk menentukan prioritas indikator yang akan


diintervensi pada level RT/RW/Desa/Kelurahan:

∑ Keluarga Bernilai 1 utk Indikator Yang Bersangkutan

Cakupan = X100%
Indikator ∑ Seluruh Keluarga di RT/RW/Desa- ∑ Keluarga Bernilai N

Tabel 3. Matriks Penghitungan IKS Wilayah

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 203
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

Perhitungan IKS Tingkat Desa (Desa 1):


∑ Keluarga dengan IKS > 0,800 = 8

∑ Seluruh Keluarga di Desa = 16

IKS Tingkat Desa = 8/16 = 0,50

Perhitungan Cakupan Indikator (misalnya indikator KB (P1)):

∑ Keluarga Bernilai 1 utk Indikator KB = 12

∑ Seluruh Keluarga di Desa = 16

Cakupan Indikator = 12/(16-2) X 100% = 85,71%

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 204
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

Identifikasi Masalah

Untuk mengidentifikasi masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas,


maka Puskesmas terlebih dahulu menghitung cakupan masing-masing
indikator di tiap wilayah (RT/RW/Desa/Puskesmas). Masalah kesehatan
yang menjadi prioritas intervensi dapat dilihat dari nilai cakupan indikator
yang kecil.

Tabel 4. Matriks Cakupan Masing-Masing Indikator Pada Level Desa

Berdasarkan nilai cakupan indikator di Desa 1 Puskesmas 1, dapat


diidentifikasi masalah kesehatan yang perlu untuk dilakukan intervensi
dengan urutan sebagai berikut:

1. Imunisasi dasar lengkap (0%); nilai cakupan 0% harus dilihat


kembali apakah memang di desa tersebut tidak ada bayi yang
berusia 12-23 bulan atau tidak ada bayi berusia 12-23 bulan
yang sudah diimunisasi lengkap

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 205
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

2. Hipertensi (11,1%)
3. ASI eksklusif (50%)
4. Gangguan jiwa berat (50%)
5. Dst

Untuk mengidentifikasi masalah pada wilayah yang lebih kecil dari desa,
maka Puskesmas melakukan analisis pada level RW. Contoh analisis
diambil dari Tabel 3.

Analisis untuk status IKS RW pada Desa “1” didapatkan:

Pada RW 4 didapatkan: Sehat (25,0%), pra-sehat (50,0%) dan tidak


sehat (25,0%)

Pada RW 3 didapatkan : Sehat (75,0%), pra-sehat (25,0%) dan tidak


sehat (0%)

Keluarga dinyatakan sehat bila:

a. Digunakan dikotomi (sehat – tidak sehat): Seluruh indikator yang


dapat diterapkan pada keluarga tsb berstatus baik semua (100%)
b. Digunakan range: Keluarga sehat dibagi menjadi 3 gradasi:
 >80% keluarga sehat
 50%-80% keluarga pra-sehat
 <50% keluarga tidak sehat

C. Intervensi

Intervensi melalui UKM dan UKBM sesuai kelompok sasaran:


 Balita: Posyandu, PAUD, Stimulasi Dini, dsb
 Usia Sekolah: UKS, Dokter kecil, SBH, Poskestren, dsb
 Remaja: UKS, SBH, Poskestren, PMR, dsb
 Usia Kerja: UKK, Pos UKK, Posbindu PTM
 Usia Lanjut: Posyandu usila/wulan/adiyuswa

Bila sasaran tidak datang  Kunjungan rumah: promosi kesehatan


 paket informasi yang sesuai

Kunjungan rumah juga dapat dilakukan langsung, karena data-base


keluarga sudah ada

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 206
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

Identifikasi untuk intervensi di tingkat wilayah

Dari analisis pada level RW diperoleh hasil bahwa jumlah keluarga


sehat di RW 4 lebih sedikit (25%) dibandingkan jumlah keluarga
sehat di RW 3 (75%). Selanjutnya untuk menentukan prioritas
intervensi, Puskesmas dapat terlebih dahulu menentukan identifikasi
masalah kesehatan yang ada di RW 4. Identifikasi masalah di RW 4
dilakukan seperti contoh di atas, yaitu dengan menentukan cakupan
masing-masing indikator di RW 4 dan mengurutkan dari nilai
cakupan indikator yang paling kecil (Tabel 5).

Tabel 5. Penentuan Identifikasi Masalah Untuk Prioritas Intervensi


Pada Level RW

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 207
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

Untuk mengidentifikasi masalah pada wilayah yang lebih kecil dari


RW, maka Puskesmas melakukan analisis pada level RT. Contoh
analisis diambil dari Tabel 3.

Dari hasil analisis IKS di Desa “1” terlihat status IKS (sehat) yang
rendah ada di RW 4 Misalnya Puskesmas menentukan RW 4 dan
akan melakukan intervensi pada wilayah yang lebih kecil yaitu pada
level RT, maka hasil analisis untuk status IKS RT di wilayah RW 4
Desa “1” didapatkan:

Pada RT 5 didapatkan: Sehat (25,0%), pra-sehat (50,0%) dan tidak


sehat (25,0%)

Pada RT 6 didapatkan : Sehat (25,0%), pra-sehat (50,0%) dan tidak


sehat (25,0%)

Dari analisis pada level RW diperoleh hasil bahwa jumlah keluarga


sehat di RT 5 sama dengan jumlah keluarga sehat di RT 6 (25%).
Selanjutnya untuk menentukan prioritas intervensi, Puskesmas dapat
menentukan identifikasi masalah kesehatan yang ada di RT 5 dan di
RT 6. Identifikasi masalah di kedua RT dilakukan seperti contoh di
atas, yaitu dengan menentukan cakupan masing-masing indikator di
kedua RT dan mengurutkan dari nilai cakupan indikator yang paling
kecil (Tabel 6).

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 208
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

Tabel 6. Penentuan Identifikasi Masalah Untuk Prioritas Intervensi


Pada Level RT

Hasil IKS pada tingkat puskesmas ini dapat membantu Kepala Puskesmas
untuk menentukan prioritas permasalahan dan wilayah RT/RW mana yang
akan menjadi prioritas intervensi sesuai dengan hasil rekapitulasi tersebut.

Identifikasi intervensi pada indikator

 Data yang diperoleh dari pembina keluarga dari masing-masing


desa selanjutnya diolah pada tingkat puskesmas.
 Hasil IKS pada tingkat puskesmas ini dapat membantu kepala
Puskesmas untuk menentukan prioritas permasalahan dan wilayah
desa mana yang akan menjadi prioritas intervensi sesuai dengan
hasil rekapitulasi tersebut.
 Analisis lain juga dapat dilakukan untuk mendapatkan cakupan
masalah menurut indikator atau program

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 209
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

Contoh:

 Misal ada Puskesmas “X” terdiri dari 2 desa


 Analisis untuk status IKS Puskesmas “X”

 Analisis untuk menentukan prioritas indikator yang akan diintervensi


pada level Puskesmas “X”

Contoh:

 Untuk melakukan intervensi pada wilayah puskesmas, kepala


puskesmas akan melakukan analisis status IKS dan perhitungan
indikator
 Dari hasil analisis IKS di Puskesmas “X” didapatkan status IKS-nya
adalah (Sehat=44,0%), (Pra-Sehat=40,0%) dan (Tidak
Sehat=16,0%)

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 210
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

 Analisis untuk menentukan prioritas indikator yang akan diintervensi


di Puskesmas “X”

Rumusan Masalah

Untuk tingkat Puskesmas:

 IKS = 0,583  Pra Sehat


 Selanjutnya diidentifikasi berapa persen proporsi desa yang
termasuk: sehat,pra-sehat dan tidak sehat
 Ada 4 indikator yang paling tertinggal, yaitu:
 Hipertensi: 70,7% ada masalah terkait hipertensi

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 211
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

 Imunisasi: 66,4% bayi belum mendapatkan imunisasi


lengkap
 ASI eksklusif: 58,5% bayi tidak mendapatkan ASI eksklusif
 TB Paru: 57,1% ada masalah terkait TB Paru
 4 indikator kesga harus tetap diintervensi di semua desa

Untuk menentukan rumusan Intervensi melalui beberapa alternatif, missal:

1. Alternatif 1: Intervensi bisa dilakukan menyeluruh, artinya seluruh


desa dilakukan intervensi sesuai masalah utama setempat. Misal,
penyuluhan umum di tingkat Puskesmas dengan topik hipertensi,
imunisasi dan ASI ekslusif, intervensi disetiap desa sesuai dengan
masing-masing prioritas masalahnya.
2. Alternatif 2: Intervensi bisa difokuskan pada desa yang paling
tertinggal, yaitu desa dengan IKS terendah.
3. Alternatif 3: Masih banyak alternatif yang dipilih, misalnya dilihat dari
sisi pendekatannya (menggunakan tokoh agama, tokoh masyarakat,
organisasi tertentu)
Alternatif 4: intervensi dilakukan pada wilayah yang lebih kecil, misal
RT, RW atau bahkan intervensi langsung dalam wilayah keluarga
dan individu.

D. Maintenance

Keberlanjutan dari intervensi kegiatan untuk mendukung tercapainya


tujuan progra Indonesia Sehat dengan pendekatan Keluarga perlu
dilakukan pembinaan, pemantapan, pelestarian dan perluasan
kegiatan. Termasuk didalamnya adalah pemutakhiran terkait:
1. Kebijakan yang ada di Kementerian Kesehatan
2. Pemutakhiran data kesehatan keluarga
Pemutakhiran data sebaiknya dilakukan minimal setiap 6 bulan
sekali untuk level keluarga yang nilai IKSnya rendah dan setahun
sekali untuk seluruh wilayah kerja puskesmas. Pemutakhiran data
terutama dilakukan untuk indikator-indikator yang akan mengalami
perubahan dalam waktu singkat, seperti :

1. Keluarga mengikuti KB : Dalam pendataan sebelumnya AK tidak


mengikuti KB

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 212
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

2. Ibu bersalin di Faskes: Adanya perubahan status ibu dari hamil


menjadi WUS
3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap: Adanya perubahan usia
pada balita
4. Bayi diberi ASI eksklusif selama 6 bulan: Adanya perubahan usia
pada balita
5. Sekeluarga menjadi anggota JKN/askes: Keluarga sudah
memiliki JKN/askes

Pemutakhiran data dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti:


- Koordinasi antara penanggungjawab program di puskesmas
dengan Penanggungjawab KS di Puskesmas
- Pendataan ulang terfokus pada prioritas masalah
- Pendataan ulang total coverage

Pembinaan secara rutin dan intensif dari pihak Puskesmas, Dinas


Kesehatan Kabupaten/Kota dan anggota Tim Desa dan Kelurahan
Siaga Aktif tingkat Kecamatan atau Tingkat Kabupaten diharapkan
dapat mengembangkan kegiatan untuk memantapkan dan membina
pengetahuan, sikap, keterampilan dan motivasi Pengurus UKBM
atau Tim Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Tingkat Desa dan
masyarakat desa.

Kemungkinan tindak lanjut mengarah kepada: 1). perubahan progam


dan perubahan konsep progam ditingkat networking dan ditingkat
pelaksana, 2) perubahan Norma Standar Prosedur dan
Kriteria/NSPK, dan 3). Realokasi anggaran

Untuk menilai pencapaian (output/outcome/impact) pendekatan


keluarga mampu mengatasi masalah kesehatan masyarakat
(efisiensi, efektifitas, manfaat)

• Perubahan apa yang terjadi setelah dilaksanakannya PIS-DPK?


• Apakah tujuan PIS-DPK tercapai?
• Bagaimana dampak terhadap pembiayaan (efisiensi)?
• Bagaimana dampak terhadap kinerja puskesmas & capaian
program?
• Bagaimana keberlangsungannya?

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 213
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 214
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

POKOK BAHASAN 2.
APLIKASI KELUARGA SEHAT

A. Desain Aplikasi
Pada gambar berikut akan diilustrasikan contoh pengembangan dari
Aplikasi Web Keluarga Sehat (KS). Item-item yang terdapat di
dalam kurva berwarna jingga menunjukkan cakupan pengembangan
Aplikasi Web Keluarga Sehat (KS) secara internal Dinkes dan
Puskesmas. Sedangkan item-item yang terdapat di dalam kurva
berwarna biru muda menunjukkan cakupan pengembangan Aplikasi
Web Keluarga Sehat (KS) dalam konteks integrasi data yang
berlangsung di dalam data warehouse.

Gambar 1.5. Pengembangan Aplikasi Web Keluarga Sehat (KS)

B. Alur Administrasi
Secara garis besar alur proses bisnis bermula dari persiapan sistem
dan distribusi akun berikut beban kerja, entri data lapangan, dan
review data agregat. Data agregat yang ada juga dikondisikan dapat

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 215
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

dipergunakan sebagai data primer untuk pengolahan lebih lanjut.


Alur proses bisnis di lingkungan Puskesmas tersebut dapat
diilustrasikan ke dalam diagram CFF(Cross Functional Flow)
seperti berikut ini :

Gambar 1.2. Diagram CFF Aplikasi Web Keluarga Sehat (KS)

Catatan : diagram CFF ini dapat berubah sesuai dinamika


pembahasan dan interaksi dengan para pemangku kepentingan,
baik dari level kebijakan, manajerial, pelaksana teknis maupun
publik di lingkungan Kabupaten/Kota, yang dilakukan secara
periodik dan berkelanjutan dari waktu ke waktu.

C. Jenis Pengguna Aplikasi

 Dinas Kesehatan Provinsi, adalah akses view dashboard data


nasional (umum) dan download data khusus kabupaten/kota
sampai dengan data individu dalam wilayah provinsinya
 Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, adalah akses view
dashboard data nasional (umum) dan download data khusus
kabupaten/kota sampai dengan data individu dalam wilayah
kabupaten/kotanya

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 216
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

 Kepala Puskesmas, adalah akses view dashboard data


nasional (umum) dan download data khusus wilayah Puskesmas
nya
 Administrator Puskesmas, adalah akses untuk membuat,
mengedit, dan menghapus akun kepala puskesmas, akun
supervisor, dan akun surveyor di Puskesmas nya, sebagai
default, hanya disediakan kuota untuk 10 orang surveyor, jika
dibutuhkan tambahan akun maka bisa mengirimkan permohonan
resmi kembali melalui kab/kota dengan disertai penjelasan
alasan penambahan kuota akun surveyor
 Supervisor, adalah akses view dashboard dan download data
khusus wilayah Puskesmas nya.
 Surveyor, adalah akses entri data kuesioner keluarga sehat,
view dashboard, dan download data khusus untuk data rumah
tangga/keluarga yang sudah dilakukan pendataan

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 217
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

I. LOGIN

Pada bagian ini dilakukan proses login. Untuk menampilkan menu login ini,
pengguna harus terlebih dahulu mengakses aplikasi keluarga sehat melalui
browser dengan mengetikkan url: keluargasehat.kemkes.go.id

Gambar 2.1 – Tampilan Login

Setelah pengguna berhasil login maka aplikasi akan menampilkan tampilan


maupun menu yang disesuaikan dengan hak akses yang dimiliki oleh
pengguna yang sedang login tersebut.

II. PENGATURAN

Pada bagian ini dilakukan pengaturan grup pengguna, pengguna, menu dan
akses menu.

Pengaturan Grup Pengguna

Grup pengguna merupakan deskripsi dari hak istimewa (privileges) yang


dimiliki oleh seorang pengguna (aktor) yang dapat login ke dalam sistem.

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 218
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

Gambar 3.1 – Data Grup Pengguna (Tampilan Awal)

Edit atau hapus data grup pengguna yang sudah ada dapat dilakukan pada
tampilan ini. Apabila diklik button tambah pada sebelah kanan atas, browser
akan menampilkan tampilan berikut :

Gambar 3.2 – Tambah Data Grup Pengguna


Administrator cukup mengentrikan data grup pengguna baru, kemudian klik
tombol simpan. Tombol reset dipergunakan untuk membatalkan pengisian
dengan cara mengosongkan form.

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 219
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

Pengaturan Pengguna

Gambar 3.3 – Data Pengguna (Tampilan Awal)

Edit atau hapus data pengguna yang sudah ada dapat dilakukan pada
tampilan ini dengan memilih ikon pensil maupun ikon X

Apabila diklik button tambah pada menu sebelah kanan atas, browser akan
menampilkan tampilan berikut :

Gambar 3.4 – Tambah Data Pengguna


Administrator cukup mengentrikan data pengguna baru kemudian klik
tombol simpan. Tombol reset dipergunakan untuk membatalkan pengisian
dengan cara mengosongkan form.

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 220
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

Pengaturan Menu

Gambar 3.5 – Data Menu (Tampilan Awal)

Publish, edit atau hapus data menu yang sudah ada dapat dilakukan pada
tampilan ini. Apabila diklik button tambah pada sebelah kanan atas, browser
akan menampilkan tampilan berikut :

Gambar 3.6 – Tambah Data Menu


Administrator cukup mengentrikan data menu baru kemudian klik tombol
simpan. Tombol reset dipergunakan untuk membatalkan pengisian dengan
cara mengosongkan form. Perlu diperhatikan untuk pengisian parent dan
menu order harus memperhatikan data menu yang sudah dientrikan.

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 221
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

Pengaturan Akses Menu

Gambar 3.7 – Data Akses Menu (Tampilan Awal)

Publish, edit atau hapus data menu yang sudah ada dapat dilakukan pada
tampilan ini.

Apabila diklik button tambah pada sebelah kanan atas, browser akan
menampilkan tampilan berikut :

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 222
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

Gambar 3.8 – Tambah Data Menu


Administrator cukup mengentrikan data menu baru kemudian klik tombol
simpan. Tombol reset dipergunakan untuk membatalkan pengisian dengan
cara mengosongkan form. Perlu diperhatikan untuk pengisian parent dan
menu order harus memperhatikan data menu yang sudah dientrikan.

III. DATA MASTER


Pada bagian ini dilakukan pengelolaan wilayah administrasi, Puskesmas,
Famili Folder dan Individu.
Pengaturan Puskesmas

Gambar 4.1 – Data Puskesmas (Tampilan Awal)

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 223
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

Edit atau hapus data Puskesmas yang sudah ada dapat dilakukan pada
tampilan ini.

Apabila diklik button tambah pada sebelah kanan atas, browser akan
menampilkan tampilan berikut :

Gambar 4.2 – Tambah Data Grup Pengguna

Administrator cukup mengentrikan data grup Puskesmas baru kemudian klik


tombol simpan. Tombol reset dipergunakan untuk membatalkan pengisian
dengan cara mengosongkan form.

IV. DATA RUMAH TANGGA

Pada bagian ini dilakukan pengelolaan data rumah tangga (entri data hasil
pendataan dengan kuesioner manual).

Pada tampilan awal menu Data Rumah Tangga terdapat 3 (tiga) buah menu
yaitu :

1 - Tambah

Merupakan menu untuk melakukan pendataan sesuai dengan manual


kuesioner keluarga sehat. Terdiri dari 5 blok/tahapan pendataan yaitu Blok I

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 224
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

Pengenalan Tempat, Blok II Data Rumah Tangga, Blok III Keterangan


Pengumpul Data, Blok IV Keterangan Anggota Rumah Tangga, Blok V
Survei Individu

2 - Import KK

Merupakan menu dengan fasilitas penarikan data keluarga berdasarkan


NKK (Nomor Kartu Keluarga). Pada menu ini pengguna bisa memasukkan
NKK dari keluarga yang didata kemudian klik tombol cari untuk menarik
data NKK dari server Dukcapil Kemendagri. Jika pencarian NKK berhasil
maka akan muncul notifikasi sukses dan pengguna akan langsung
diarahkan kedalam tampilan layar Blok IV Keterangan Anggota Rumah
Tangga.

2 - Download Kuesioner

Merupakan menu untuk mengunduh manual kuesioner keluarga sehat


dalam format pdf
Pengaturan Data Rumah Tangga

Gambar 5.1 – Data Rumah Tangga (Tampilan Awal)

Edit atau hapus data rumah tangga yang sudah ada dapat dilakukan pada
tampilan ini. Apabila diklik button tambah pada sebelah kanan atas, browser
akan menampilkan tampilan berikut :

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 225
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

Gambar 5.2 – Tambah / Edit Data Rumah Tangga (Blok I – Pengenalan


Tempat)

Pada tampilan Blok I (Pengenalan Tempat) ini, keterangan tempat (provinsi,


kab/kota, kecamatan, dan puskesmas) sudah otomatis terisi sesuai dengan
akun yang digunakan saat login. Sementara untuk keterangan data
kelurahan, diisi manual baik dengan cara memilih tanda panah atau dengan
klik dropdown menu kelurahan dan pilih kelurahan yang sesuai.
Untuk pengisian keterangan RT, RW, dapat menggunakan 3 digit angka
(contoh : RT 001 dan RW 007) maupun mengetikkan teks (contoh : dusun
lebak budi) untuk pengisian keterangan RT, RW baik menggunakan digit
angka maupun teks pastikan konsistensi penulisan pada tiap wilayah
pendataan. Untuk pengisian keterangan alamat rumah dengan mengetikkan
teks sesuai dengan kondisi dilapangan.

Jika menggunakan opsi import KK, maka data alamat, RT dan RW otomatis
terisi sesuai dengan data yang ada pada Kartu Keluarga. Jika data yang
didapat dari hasil import KK tersebut tidak sesuai maka bisa dilakukan
penyesuaian dengan kondisi sebenarnya dilapangan saat pendataan.

Untuk keterangan tanggal pengumpulan data, secara otomatis akan muncul


sesuai dengan tanggal sistem saat digunakan (realtime), jika pendataan
dilakukan manual dan baru diinput kedalam aplikasi dihari lain dari hari
pendataan manual, maka keterangan tanggal pengumpulan data ini dapat

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 226
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

diedit untuk disesuaikan dengan tanggal saat pengumpulan data manual


dilakukan.

Untuk pengisian nomor urut bangunan/rumah (URT) dan nomor urut


keluarga gunakan 3 digit angka (contoh 001) dan pastikan konsistensi
penulisan pada tiap wilayah pendataan.

Gambar 5.3 – Tambah / Edit Data Rumah Tangga


(Blok II – Keterangan Rumah Tangga)

Pada tampilan Blok II (Keterangan Rumah Tangga) ini, terdapat beberapa


field yang harus diisi oleh pengguna, yaitu data nama kepala keluarga dan
data jumlah anggota rumah tangga (ART). Jika menggunakan opsi import
KK, dimana jumlah ART yang didapat dari hasil pencarian NKK ternyata
tidak sesuai dengan kondisi dilapangan saat pendataan maka data jumlah
ART tersebut bisa disesuaikan dengan jumlah sebenarnya saat pendataan.
Contoh : data jumlah ART yang didapat dari pencarian KK adalah sejumlah

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 227
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

5 orang ART, namun saat dilakukan pendataan, ART yang berdomisili di


rumah tersebut ternyata hanya 3 orang ART, dimana 2 ART lainnya sudah
pindah ke daerah lain maupun dengan alasan lainnya. Maka pada Blok IV
data 2 orang ART tadi bisa dihapus dengan cara klik ikon hapus (X)
kemudian klik tombol simpan dan pada Blok II ubah data jumlah ART dari 5
menjadi 3. Begitupun sebaliknya jika ternyata jumlah ART yang didapat dari
hasil pencarian KK kurang, maka pada Blok II tambahkan jumlah ART nya,
misal tambahkan 2 ART lagi dari 5 ART menjadi 7 ART, kemudian pada
Blok IV tambahkan 2 ART tersebut dengan cara masukkan NIK jika ART
tersebut memiliki NIK kemudian klik tombol cari untuk mendapatkan data
individu ART tersebut dari server dukcapil kemendagri, atau ketikkan kode 9
sebanyak 16 digit bagi ART yang tidak memiliki NIK kemudian isi
keterangan individu ART tersebut secara manual. Jika sudah selesai klik
tombol simpan ART.

Pada tampilan ini pengguna juga bisa langsung mengisikan data kuesioner
keterangan rumah tangga.

Gambar 5.4 – Tambah / Edit Data Rumah Tangga (Blok III – Pengumpul
Data)

Pada bagian ini form yang dientrikan sudah otomatis terisi value dari
session sesuai dengan akun yang digunakan saat login dan statusnya
terkunci, jadi cukup direview dan dilewati saja.

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 228
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

Gambar 5.5 – Tambah / Edit Data Rumah Tangga (Blok IV – Anggota


RuTa)

Tampilan Blok IV (Keterangan Anggota Rumah Tangga) ini sudah


dijelaskan pada tampilan Blok II (Keterangan Rumah Tangga) diatas.

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 229
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

Gambar 5.6 – Review Data Individu (Blok V – Individu)


Pada tampilan ini pengguna diarahkan untuk mengklik button Survei untuk
menampilkan tampilan entri data survei Blok V – Individu.

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 230
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

Gambar 5.7 – Entri / Edit Data Individu (Blok V – Individu)

Pada tampilan ini pengguna mengentrikan data kuesioner kemudian klik


tombol simpan. Kemudian tampilan akan kembali pada tampilan review
data individu.

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 231
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

Gambar 5.8 – Review Data Individu (Blok V – Individu)

Setelah proses entri data survei untuk interviewee selesai dilakukan (tidak
harus seluruh data interviewee harus selesai dientrikan), bila pengguna
mengklik button simpan, maka browser akan kembali menampilkan tampilan
data rumah tangga.

Gambar 5.9 – Data Rumah Tangga (Tampilan Awal)

IKS inti dan IKS besar akan muncul bila semua data kuesioner terhadap
ART (interviewee) selesai dilakukan. Untuk melihat skor nilai IKS keluarga
tersebut, klik nilai IKS, maka akan ditampilkan data rekap hasil jawaban dari
survei 12 indikator yang dilakukan pada seluruh ART dalam keluarga
tersebut dengan dilengkapi blok warna sesuai dengan nilai IKS yang
dihasilkan (Merah : Tidak Sehat, Kuning : Pra Sehat dan Hijau : Sehat).
Sementara jika belum semua ART dalam rumah keluarga tersebut di data,
maka akan muncul keterangan belum lengkap. Untuk itu perlu dilakukan
penjadwalan kunjungan ulang dengan cara mengklik tombol belum lengkap
sehingga memunculkan menu untuk menentukan tanggal penjadwalan

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 232
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

ulang kunjungan berikutnya. Data-data ini kemudian akan dikondisikan


untuk mensuplai data agregat IKS dan pendataan wilayah yang terdapat
pada modul aplikasi dashboard.

V. DASHBOARD STATUS PENDATAAN

Dashboard status pendataan merupakan interface dimana pengguna dapat


mereview status pendataan IKS yang dilakukan oleh para enumerator
Puskesmas secara berjenjang.

Setelah menu Dasboard | Status pendataan diklik maka akan muncul


tampilan berikut.

Gambar 6.1 – Tampilan Dashboard Status Pendataan


(Tingkat Nasional dengan Breakdown Provinsi)

Tombol download dipergunakan untuk mengunduh data text dalam format


spreadsheet. Pada tampilan grafik, bila provinsi tertentu diklik maka drill
down Kabupaten / Kota yang terdapat pada provinsi tersebut akan tampil
secara berjenjang ke bawah.

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 233
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

Gambar 6.2 – Tampilan Dashboard Status Pendataan


(Tingkat Provinsi dengan Breakdown Kabupaten/Kota)

Begitu pun seterusnya untuk Breakdown kewilayahan sampai dengan


tingkat kelurahan, dimana grafik turunannya muncul secara berjenjang di
bawah tampilan wilayah induknya.

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 234
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

Gambar 6.3 – Tampilan Dashboard Status Pendataan


(Tingkat Kabupaten/Kota dengan Breakdown Kecamatan)

Gambar 6.4 – Tampilan Dashboard Status Pendataan


(Tingkat Kecamatan dengan Breakdown Kelurahan)

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 235
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

Secara hirarki dapat dijelaskan urutan tampilan dari dashboard status


pendataan ini adalah sebagai berikut :
Nasional  Provinsi  Kabupaten/Kota  Kecamatan  Kelurahan

VI. DASHBOARD IKS WILAYAH

Dashboard IKS Wilayah merupakan interface dimana pengguna dapat


mereview perhitungan terkini dari Indeks Keluarga Sehat (IKS) yang
dilakukan oleh sistem berdasarkan data kuesioner yang dientrikan oleh para
pengumpul data/enumerator/surveyor di tingkat Puskesmas.

Setelah menu Dasboard | IKS Wilayah diklik maka akan muncul tampilan
berikut.

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 236
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

Gambar 7.1 – Tampilan Dashboard IKS Wilayah


(Tingkat Nasional dengan Breakdown Provinsi)

Pada tampilan tabel di atas, bila provinsi tertentu diklik maka drill down
Kabupaten / Kota yang terdapat pada provinsi tersebut akan tampil secara
berjenjang ke bawah.

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 237
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

Gambar 7.2 – Tampilan Dashboard IKS Wilayah


(Tingkat Provinsi dengan Breakdown Kabupaten/Kota)

Begitu pun seterusnya untuk Breakdown kewilayahan sampai dengan


tingkat individu Anggota Rumah Tangga (ART), dimana tabel turunannya
muncul secara berjenjang di bawah tampilan tabel wilayah induknya.

Gambar 7.3 – Tampilan Dashboard IKS Wilayah


(Tingkat Kabupaten/Kota dengan Breakdown Kecamatan)

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 238
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

Gambar 7.4 – Tampilan Dashboard IKS Wilayah


(Tingkat Kecamatan dengan Breakdown Kelurahan)

Gambar 7.5 – Tampilan Dashboard IKS Wilayah


(Tingkat Kelurahan dengan Breakdown RW)

Gambar 7.6 – Tampilan Dashboard IKS Wilayah


(Tingkat RW dengan Breakdown RT)

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 239
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

Gambar 7.7 – Tampilan Dashboard IKS Wilayah


(Tingkat RT dengan Breakdown Nomor Bangunan/Rumah)

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 240
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

Gambar 7.8 – Tampilan Dashboard IKS Wilayah


(Tingkat Nomor Bangunan/Rumah dengan Breakdown Individu ART)

Secara hirarki dapat dijelaskan urutan tampilan dari dashboard IKS Wilayah
ini adalah sebagai berikut :

Nasional  Provinsi  Kabupaten/Kota  Kecamatan  Kelurahan  RW


 RT  Nomor Bangunan  Individu Anggota Rumah Tangga (ART)

PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA KESEHATAN KELUARGA

Kegiatan pengumpulan data merupakan fakto rpenentu dan bagian penting


dari rangkaian kegiatan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Keluarga, dimana kegiatan pendataan ini yang menentukan diperolehnya
data yang valid dan akurat sehingga diperoleh data kesehatan yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Dalam rangka memperoleh data yang valid dan akurat tersebut maka
setelah data dikumpulkan dan dientri/direkam maka perlu dilakukan
pembersihan data baik dari aspek substansi maupun kelengkapan data.
Kegiatan pembersihan data mencakup proses deteksi, diagnosis, dan
memperbaiki data yang salah. Data yang salah pada umumnya bisa

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 241
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

merupakan kesalahan dalam proses pengisian kuesioner atau wawancara,


ataupun kesalahan dalam perekaman data.
Dari hasil kunjungan rumah, pendataan dan identifikasi permasalahan
kesehatan di keluarga, Puskesmas akan dapat mengenali masalah-masalah
kesehatan yang terkaitn dengan pencapaian Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat serta risiko yang dihadapi keluarga secara lebih menyeluruh (holistik),
untuk kemudian dirancang kegiatan intervensinya.
Data kesehatan keluarga yang mencakup 12 indikator sudah dikumpulkan
akan diolah untuk menghitung Indeks Keluarga Sehat (IKS) dari masing-
masing keluarga. IKS

A. Perhitungan Indkes Keluarga Sehat (IKS)


Hasil pendataan kesehatan keluarga yang mencakup 12 indikator utama
untuk sebagai penanda kesehatan sebuah keluarga akan diolah untuk
menghitung IKS, baik di tingkat keluarga (IKS keluarga inti dan IKS keluarga
besar) maupun IKS tingkat wilayah (IKS tingkat RT/RW/Kelurahan/Desa)
serta cakupan tiap indikator dalam lingkup RT/RW/Kelurahan/Desa serta
IKS tingkat kecamatan dan cakupan tiap indikator dalam lingkup
kecamatan.
Berdasarkan hasil perhitungan Indeks Keluarga Sehat tersebut maka
kategori kesehatan keluarga dibagi menjadi tiga gradasi yaitu :
1. Nilai indeks > 0,800 : Keluarga sehat
2. Nilai indeks 0,500 – 0,800 : Keluarga pra-sehat
3. Nilai indeks < 0,500 :Keluarga tidak sehat

1. IKS Tingkat Keluarga


a. IKS Keluarga Inti
Definisi Keluarga Inti adalah keluarga yang dibentuk karena ikatan
perkawinan yang direncanakan yang terdiri dari suami, istri, dan anak- anak
baik karena kelahiran (natural) maupun adopsi.
Namun demikian beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat
pendataan adalah :
a) Anggota keluarga (AK) adalah semua orang yang menjadi bagian dari
keluarga dan tinggal di keluarga tersebut, yang telah tinggal selama 6
bulan atau lebih atau yang telah tinggal kurang dari 6 bulan tetapi
berniat tinggal selama 6 bulan atau lebih yang dijumpai pada waktu
periode pendataan di setiap wilayah

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 242
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

b) Anggota keluarga yang secara ekonomi belum mandiri dan menjadi


tanggung jawab dari sebuah keluarga inti maka akan dimasukkan
sebagai anggota keluarga inti tersebut, seperti saudara (saudara/orang
tua/mertua/pembantu atau sopir yang menginap dan makan bersama
keluarga inti), dan lain-lain.
IKS Keluarga Inti diperoleh berdasarkan penilaian terhadap rekapitulasi dari
masing-masing anggota keluarga inti
b. IKS Keluarga Besar
Definisi Keluarga Besar adalah seluruh keluarga inti yang berada dalam
satu rumah/bangunan.
IKS Keluarga Besar diperoleh berdasarkan penilaian rekapitulasi dari
masing-masing angggota keluarga dalam satu rumah atau bangunan.

Tabel 1. Matriks Penghitungan Indeks Keluarga Sehat (IKS)

Keterangan untuk isian N, Y, dan T adalah sebagai berikut:


Pertanyaan Ayah Ibu Anak Anak Anak Nilai
No Indikator Keluarga (16 thn) (48 bln) (12 bln) Keluarga
A B C D E F G H I
1 Keluarga mengikuti program KB*) N*) Y 1
2 Persalinan Ibu di fasilitas pelayanan kesehatan Y 1
3 Bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap T 0
4 Bayi mendapatkan ASI eksklusif Y 1
5 Pertumbuhan balita dipantau Y T 0
6 Penderita TB paru yang berobat sesuai standar N N N N
7 Penderita hipertensi yang berobat teratur T Y Y 0
Penderita gangguan jiwa berat berobat, diobati
8 Y 1
dan tidak ditelantarkan
9 Anggota keluarga tidak ada yang merokok**) T Y Y Y Y 0
10 Keluarga sudah menjadi anggota JKN Y Y Y Y Y 1
Keluarga memiliki akses/menggunakan sarana
11 Y Y Y Y 1
air bersih
Keluarga memiliki akses/menggunakan jamban
12 Y Y Y Y 1
keluarga
∑ indikator bernilai 1 / (12-∑N) 7/(12-1)
Indeks Keluarga Sehat (IKS) 0,636

N = Not applicable yang berarti indikator tersebut tidak mungkin ada


pada anggota keluarga. Indikator tersebut TIDAK BERLAKU

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 243
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

untuk anggota keluarga atau keluarga yang bersangkutan (misal:


karena salah satu sudah mengikuti KB, atau tidak dijumpai adanya
penderita TB paru).
Y = kondisi/keadaan anggota keluarga atau keluarga SESUAI
dengan indikator (misal: ibu memang melakukan persalinan di
fasilitas kesehatan).
T = kondisi/keadaan anggota keluarga atau keluarga TIDAK SESUAI
dengan indikator (misal: ayah ternyata merokok).
*) = Untuk indikator keluarga mengikuti KB jika salah satu pasangan
sudah mengikuti program KB (misalnya ibu) maka penilaian
terhadap pasangannya (Ayah) menjadi “N”, demikian sebaliknya.
**) = Untuk indikator anggota keluarga tidak ada yang merokok jika
jawabannya “Ya merokok” maka dalam merekap statusnya “T”,
sebaliknya jika jawabnya “Tidak merokok” maka dalam rekapan
statusnya “Y”.
Penilaian terhadap hasil rekapitulasi anggota keluarga pada satu
indikator, mengikuti persyaratan di bawah ini:
5) Jika dalam satu indikator seluruh anggota keluarga dengan status Y,
maka indikator tersebut dalam satu keluarga bernilai 1
6) Jika dalam satu indikator seluruh anggota keluarga dengan status T,
maka indikator tersebut dalam satu keluarga bernilai 0
7) Jika dalam satu indikator seluruh anggota keluarga dengan status N,
maka indikator tersebut dalam satu keluarga tetap dengan status N
(tidak dihitung)
8) Jika dalam satu indikator ada salah satu anggota keluarga dengan
status T, maka indikator tersebut dalam satu keluarga akan bernilai 0
meskipun di dalamnya terdapat status Y atau N
Hasil perhitungan rekapitulasi dari semua anggota keluarga menjadi
kesimpulan keluarga, seperti terlihat pada matriks di atas. Pada kolom ini
terlihat kesimpulan setiap indikator menjadi berkode “1”, “0” atau “N”.
Dengan menggunakan formula {1/(12-∑N)}, artinya indeks KS dihitung
berdasarkan jumlah indikator bernilai ‘1’ dibagi jumlah indikator yang ada
di keluarga (12-∑N). Pada perhitungan diatas didapatkan skor IKS dari
keluarga tersebut adalah {1/12-1} = 0,636.
Berdasarkan nilai IKS, keluarga tersebut termasuk ke dalam kategori
keluarga pra sehat.Dari setiap keluarga dapat ditentukan permasalahan
kesehatan berdasarkan 12 indikator sehingga pembina keluarga pada
masing-masing desa dapat mengetahui keluarga mana yang

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 244
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

berkontribusi membuat desa mereka menjadi desa yang pra sehat dan
tidak sehat

2. IKS Tingkat Wilayah


IKS tingkat wilayah mencakup IKS RT, RW, Desa/Kelurahan, Kecamatan/
Puskesmas. Pembina keluarga juga harus dapat menganalisis dasar
permasalahan di masing masing prioritas masalah dari 12 indikator di desa
tersebut dengan melakukan interview mendalam melalui kunjungan
keluarga ulangan kepada beberapa keluarga dengan nilai IKS-nya paling
kecil sehingga dapat meningkatkan kualitas dari rumusan permasalahan di
desa binaanya.
Untuk menentukan nilai IKS wilayah dan nilai cakupan indikator dalam satu
wilayah, maka Puskesmas dapat membuat matriks berikut.

Tabel 2. Contoh Matriks Penghitungan IKS Wilayah

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 245
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

Analisis untuk status IKS RT/RW/Desa:

∑ Keluarga dengan IKS > 0,800


IKS Tingkat RT/RW/Desa =
∑ Seluruh Keluarga di RT/RW/Desa

Kategori RT/RW/Desa/Kelurahan berdasarkan IKS nya adalah sebagai


berikut:
a. RT/RW/Desa Sehat : IKS Tingkat RT/RW/Desa > 0,800
b. RT/RW/Desa Pra Sehat : IKS Tingkat RT/RW/Desa 0,500 - 0,800
c. RT/RW/Desa Tidak Sehat : IKS Tingkat RT/RW/Desa < 0,500

Analisis untuk menentukan prioritas indikator yang akan


diintervensi pada level RT/RW/Desa/Kelurahan adalah berdasarkan
dari cakupan indikator :

∑ Keluarga Bernilai 1 utk Indikator Yang


Bersangkutan
Cakupan Indikator =
X 100%
∑ Seluruh Keluarga di RT/RW/Desa - ∑ Keluarga
Bernilai N

Tabel 3. Matriks Penghitungan IKS Wilayah

Perhitungan IKS Tingkat Desa (Desa 1):


∑ Keluarga dengan IKS >0,800 = 8
∑ Seluruh Keluarga di Desa = 16
IKS Tingkat Desa = 8/16 = 0,50

Perhitungan Cakupan Indikator (misalnya indikator KB (P1)):


∑ Keluarga Bernilai 1 utk Indikator KB = 12
∑ Seluruh Keluarga di Desa = 16
Cakupan Indikator = 12/(16-2) X 100% = 85,71%

Identifikasi Masalah
Untuk mengidentifikasi masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas,
maka Puskesmas terlebih dahulu menghitung cakupan masing-masing
indikator di tiap wilayah (RT/RW/Desa/Puskesmas). Masalah kesehatan

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 246
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

yang menjadi prioritas intervensi dapat dilihat dari nilai cakupan indikator
yang kecil.

Tabel 4. Matriks Cakupan Masing-Masing Indikator Pada Level Desa

Berdasarkan nilai cakupan indikator di Desa 1 Puskesmas 1, dapat


diidentifikasi masalah kesehatan yang perlu untuk dilakukan intervensi
dengan urutan sebagai berikut:
6. Imunisasi dasar lengkap (0%); nilai cakupan 0% harus dilihat kembali
apakah memang di desa tersebut tidak ada bayi yang berusia 12-23
bulan atau tidak ada bayi berusia 12-23 bulan yang sudah diimunisasi
lengkap
7. Hipertensi (11,1%)
8. ASI eksklusif (50%)
9. Gangguan jiwa berat (50%)
10. Dst

Untuk mengidentifikasi masalah pada wilayah yang lebih kecil dari desa,
maka Puskesmas dapat melakukan analisis pada level RW. Contoh analisis
diambil dari Tabel 3.
Analisis untuk status IKS RW pada Desa “1” didapatkan:
 Pada RW 4 didapatkan:Sehat (25,0%), pra-sehat (50,0%) dan tidak
sehat (25,0%)
 Pada RW 3 didapatkan : Sehat (75,0%), pra-sehat (25,0%) dan tidak
sehat (0%)
Berdasarkan persentase status kesehatan keluarga di RW 4 dan RW 3
maka intervensi lebih diprioritaskan di RW 4 karena memiliki proporsi
keluarga dengan status kesehatan “tidak sehat” lebih banyak dibandingkan
di RW 3.
Namun demikian dalam upaya melakukan intervensi tidak hanya
berdasarkan status kesehatan keluarga saja tetapi juga didasarkan pada
cakupan dari setiap indikator yang ada di tingkat

Penentuan Status Kesehatan Keluarga :


c. Digunakan dikotomi (sehat – tidak sehat): Seluruh indikator yang
dapat diterapkan pada keluarga tsb berstatus baik semua (100%)
d. Digunakan range: Keluarga sehat dibagi menjadi 3 gradasi:
 keluarga sehat : Nilai IKS >0,800

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 247
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

 keluarga pra-sehat : Nilai IKS 0,500 – 0,800


 keluarga tidak sehat : Nilai IKS < 0,500
Intervensi (Penyampaian pesan kepada individu, keluarga dan
komunitas)
 Intervensi melalui UKM dan UKBM sesuai kelompok sasaran:
 Balita: Posyandu, PAUD, Stimulasi Dini, dsb
 Usia Sekolah: UKS, Dokter kecil, SBH, Poskestren, dsb
 Remaja: UKS, SBH, Poskestren, PMR, dsb
 Usia Kerja: UKK, Pos UKK, Posbindu PTM
 Usia Lanjut: Posyandu usila/wulan/adiyuswa
 Bila sasaran tidak datang maka dilakukan kunjungan rumah untuk
dilakukan upaya promosi kesehatan kepada keluarga dengan
menggunakan paket informasi yang sesuai dengan permasalahan
kesehatan keluarga sesuai hasil pendataan.

Identifikasi untuk intervensi di tingkat wilayah

Dari analisis pada level RW diperoleh hasil bahwa jumlah keluarga sehat di
RW 4 lebih sedikit (25%) dibandingkan jumlah keluarga sehat di RW 3
(75%). Selanjutnya untuk menentukan prioritas intervensi, Puskesmas
dapat terlebih dahulu menentukan identifikasi masalah kesehatan yang ada
di RW 4. Identifikasi masalah di RW 4 dilakukan seperti contoh di atas, yaitu
dengan menentukan cakupan masing-masing indikator di RW 4 dan
mengurutkan dari nilai cakupan indikator yang paling kecil (Tabel 5).

Tabel 5. Penentuan Identifikasi Masalah Untuk Prioritas Intervensi


Pada Level RW

Untuk mengidentifikasi masalah pada wilayah yang lebih kecil dari RW,
maka Puskesmas melakukan analisis pada level RT. Contoh analisis
diambil dari Tabel 3.
Dari hasil analisis IKS di Desa “1” terlihat status IKS (sehat) yang rendah
ada di RW 4 Misalnya Puskesmas menentukan RW 4 dan akan melakukan
intervensi pada wilayah yang lebih kecil yaitu pada level RT, maka hasil
analisis untuk status IKS RT di wilayah RW 4 Desa “1” didapatkan:

 Pada RT 5 didapatkan: Sehat (25,0%), pra-sehat (50,0%) dan tidak


sehat (25,0%)

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 248
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

 Pada RT 6 didapatkan : Sehat (25,0%), pra-sehat (50,0%) dan tidak


sehat (25,0%)

Dari analisis pada level RW diperoleh hasil bahwa jumlah keluarga sehat di
RT 5 sama dengan jumlah keluarga sehat di RT 6 (25%). Selanjutnya untuk
menentukan prioritas intervensi, Puskesmas dapat menentukan identifikasi
masalah kesehatan yang ada di RT 5 dan di RT 6. Identifikasi masalah di
kedua RT dilakukan seperti contoh di atas, yaitu dengan menentukan
cakupan masing-masing indikator di kedua RT dan mengurutkan dari nilai
cakupan indikator yang paling kecil (Tabel 6).
Tabel 6. Penentuan Identifikasi Masalah Untuk Prioritas Intervensi
Pada Level RT

Hasil IKS pada tingkat puskesmas ini dapat membantu Kepala Puskesmas
untuk menentukan prioritas permasalahan dan wilayah RT/RW mana yang
akan menjadi prioritas intervensi sesuai dengan hasil rekapitulasi tersebut.

Identifikasi intervensi di Tingkat Puskesmas

 Data yang diperoleh dari pembina keluarga dari masing-masing


desa selanjutnya diolah pada tingkat puskesmas.
 Hasil IKS pada tingkat puskesmas ini dapat membantu kepala
Puskesmas untuk menentukan prioritas permasalahan dan wilayah
desa mana yang akan menjadi prioritas intervensi sesuai dengan
hasil rekapitulasi tersebut.
 Analisis lain juga dapat dilakukan untuk mendapatkan cakupan
masalah menurut indikator atau program
Contoh:
 Puskesmas “X” terdiri dari 2 desa
 Analisis untuk status IKS Puskesmas “X”

 Analisis untuk menentukan prioritas indikator yang akan diintervensi


pada level Puskesmas “X”

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 249
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

Contoh:
 Untuk melakukan intervensi pada wilayah puskesmas, kepala
puskesmas akan melakukan analisis status IKS dan perhitungan
indikator
 Dari hasil analisis IKS di Tingkat Puskesmas “X” maka proporsi
status IKS-nya dihitung berdasarkan status IKS di masing-masing
desa. Hasil nya untuk Puskesmas “X”diperoleh proporsi Keluarga
Sehat= 44,0%, Pra-Sehat= 40,0% dan Tidak Sehat=16,0%.
 Analisis untuk menentukan prioritas indikator yang akan diintervensi
di Puskesmas “X”

Tabel 7. Penentuan Identifikasi Masalah Untuk Prioritas Intervensi


Pada Tingkat Puskesmas dalam %  tanda % dalam kotak2
dihilangkan semua
Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa
Indikator
A B C D E F G H
61.3
KB 56.3 62.7 74.2 70.6% 80.8% 60.9% 26.2%
%
58.0
Linfaskes 54.9% 98.7% 89.6% 82.7% 46.3% 31.1% 43.7%
%
44.0
Imunisasi 43.0% 17.8% 23.4% 30.9% 17.3% 34.3% 39.3%
%
34.2
ASI ekskusif 32.4% 58.2% 52.9% 48.8% 27.3% 18.3% 25.8%
%
57.7
Timbang 45.0% 93.7% 78.9% 84.9% 52.3% 62.1% 41.4%
%
32.6
TB 26.1% 64.5% 35.9% 29.5% 21.0% 47.7% 35.4%
%
32.4
Hipertensi 23.3% 34.0% 30.5% 23.4% 27.8% 21.7% 12.8%
%
47.3
Jiwa 47.7% 49.0% 47.3% 43.3% 49.5% 48.3% 38.5%
%
47.1
Rokok 48.7% 51.9% 51.0% 48.5% 27.3% 41.7% 32.0%
%
82.6
Air bersih 85.5% 91.0% 89.4% 85.0% 47.9% 73.2% 56.2%
%
61.3
Jamban 69.9% 81.9% 60.3% 48.0% 58.9% 52.4% 29.6%
%

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 250
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

91.6
JKN 49.2% 75.3% 48.5% 58.6% 50.0% 67.8% 68.3%
%
0.66
IKS 0.539 0.761 0.573 0.531 0.385 0.511 0.322
5
Tdk_ Pra-
Kesimpulan Pra=S Pra-S Pra=S Pra-S Pra-S Tdk-S
S S

Penentuan Rumusan Masalah


Berdasarkan Untuk tingkat Puskesmas:
 IKS = 0,583 IKS di wilayah kerja Puskesmas tergolong pra-sehat
 Berdasarkan cakupan indikator maka ada 3 indikator yang menjadi
prioritas, yaitu:
 Hipertensi (23,3%) ada sekitar 70,7% penderita hipertensi
belum berobat dengan teratur
 Imunisasi (33,6%)  ada sekitar 66,4% bayi belum
mendapatkan imunisasi lengkap
 ASI eksklusif (41,5%)  ada sekitar 58,5% bayi tidak
mendapatkan ASI eksklusif
 TB Paru (42,9%)  ada sekitar 57,1% Penderita TB Paru tidak
minum obat secara teratur
 4 indikator kesga harus tetap diintervensi di semua desa

Perencanaan Intervensi
Untuk menentukan rumusan rencana Intervensi melalui beberapa
alternative, misal:
4. Alternatif 1; Intervensi bisa dilakukan menyeluruh, artinya seluruh
desa dilakukan intervensi sesuai masalah utama setempat. Misal,
penyuluhan umum di tingkat Puskesmas dengan topik hipertensi,
imunisasi dan ASI ekslusif, intervensi disetiap desa sesuai dengan
masing-masing prioritas masalahnya.
5. Alternatif 1; Intervensi bisa dilakukan menyeluruh, artinya seluruh
desa dilakukan intervensi sesuai masalah utama setempat. Misal,
penyuluhan umum di tingkat Puskesmas dengan topik hipertensi,
imunisasi dan ASI ekslusif, intervensi disetiap desa sesuai dengan
masing-masing prioritas masalahnya.
6. Alternatif 2: Intervensi bisa difokuskan pada desa yang paling
tertinggal, yaitu desa dengan IKS terendah.

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 251
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

7. Alternatif 3 Masih banyak alternative yang dipilih, misalnya dilihat


dari sisi pendekatannya (menggunakan tokoh agama, tokoh
masyarakat, organisasi tertentu)
8. Alternatif 4: intervensi dilakukan pada wilayah yang lebih kecil, misal
RT, RW atau bahkan intervensi langsung dalam wilayah keluarga
dan individu.

DUKUNGAN PROGRAM TERHADAP PENINGKATAN IKS


Keberhasilan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan keluarga
diukur dengan Indeks Keluarga Sehat (IKS) yang merupakan komposit
dari 12 indikator yang dapat dipenuhi oleh suatu keluarga. Sejumlah
pedoman telah tersedia sebagai acuan dalam pelaksanaan program-
program kesehatan di Puskesmas. Berikut adalah contoh dukungan
program kesehatan terhadap peningkatan IKS (dua belas indikator).

No. IndikatorKeluargaSehat Program Kesehatan Acuan/Pedoman

1 Keluargamengikuti program - ProgramKIA - Modul


KeluargaBerencana - ProgramKB 2PelayananKIAdiKeluarga(Ke
menkes,2016)
- PedomanPenyelenggaraanPela
ananKBdalamJKN (BKKBN,201

2 Ibumelakukan - ProgramKIA - BukuKIA


persalinandifasilitaskesehata - Modul 2Pelayanan KIAdi
n Keluarga(Kemenkes,2016)

3 Bayimendapatimunisasidasarl - ProgramKIA - Modul 2Pelayanan KIAdi


engkap - ProgramImunisasi Keluarga(Kemenkes,2016)
- PanduanPraktisPelayananImun
isasi(BPJS,2015)

4 Bayimendapatairsusuibu(ASI) - ProgramKIA - BukuKIA


eksklusif - ProgramGizi - Modul1PelayananGizidiKeluar
ga (Kemenkes,2016)

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 252
Materi Inti 3. Manajemen Pendekatan Keluarga

5 Balita dipantau - Program KIA - Buku KIA


pertumbuhannya - Program Gizi - Modul 1 Pelayanan Gizi di
Keluarga (Kemenkes, 2016)
6 Penderita tuberkulosis paru - Program TB - Modul 3 Pelayanan Penyakit
mendapatpengobatan sesuai Menular di Keluarga (Kemenkes,
standar 2016)
- Program Nasional
Pengendalian TB
7 Penderita hipertensi - Program - (Kemenkes, 2014) PTM di
Modul 4 Pelayanan
melakukan pengobatan Pengendalian PTM Keluarga (Kemenkes, 2016)
secara teratur - Juknis Penemuan dan Tatalaksan
Penyakit Hipertensi (Kemenkes,
8 Penderita gangguan - Program - 2015)
Modul 4 Pelayanan PTM di Kelua
jiwa mendapat Pengendalian PTM (Kemenkes, 2016)
pengobatan dan tidak
ditelantarkan
9 Anggota keluarga tidak - Program - Modul 4 Pelayanan PTM di Kelua
ada yang merokok Pengendalian PTM (Kemenkes, 2016)

10 Keluarga sudah - Program JKN - Buku Pegangan Sosialisasi JKNd


menjadi anggota SJSN
Jaminan
KesehatanNasional
11 (JKN)
Keluarga mempunyai - Program - Modul 5 Sanitasi Lingkungan di
akses sarana Penyehatan Keluarga (Kemenkes, 2016)
air bersih Lingkungan
12 Keluarga mempunyai - Program - Modul 5 Sanitasi Lingkungan di
akses Penyehatan Keluarga (Kemenkes, 2016)
danmenggunakanjamb Lingkungan
an sehat

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 253

Anda mungkin juga menyukai