Anda di halaman 1dari 5

1.

Perkembangan bahasa di indonesia

Selanjutnya, untuk sejarah perkembangan bahasa Indonesia dapat disoroti


melalui zaman Sriwijaya yang menggunakan bahasa Melayu untuk menjadi
bahasa pembelajaran kebudayaan dan hingga pada saat penyebaran agama
Kristen oleh para pendeta-pendeta dan orang Belanda pada saat masih berada di
Indonesia. Bahasa Melayu yang merupakan cikal bakal bahasa Indonesia telah
berkembang dengan sangat pesat di Indonesia, bahkan sebelum bahasa
Indonesia pertama kali resmi di umumkan pada sumpah pemuda. Bahasa
Indonesia sejak dahulu telah membentuk bangsa dan mempersatukan
keberagaman yang ada di Indonesia yang memiliki tingkat kemajemukan yang
sangat tinggi.
Bahasa pada dasarnya adalah media untuk berkomunikasi ternyata memiliki
eksistensi yang lebih lagi. Bahasa mencakup hampir seluruh lapisan masyarakat,
bahkan kebudyaan itu sendiri. Banyak sumber yang mengupas fungsi bahasa
Indonesia, salah satunya Arifin (2008:12) kedudukan bahasa Indonesia memiliki
fungsi berikut.
1) Lambangkebanggaanbangsa.BahasaIndonesiamencerminkansetiapnilai-
nilaiyang dimiliki oleh bangsa Indonesia.
2) Lambang identitas nasional. Bahasa Indonesia merupakan identitas ataupun
jati diri dari orang-orang ataupun penduduk Indonesia.
3) Alat perhubungan antarwarga, antardaerah, dan antarbudaya. Bahasa
Indonesia menghindarkan segala aktifitas yang dapat menimbulkan
kesalahpahaman di tengah masyarakat yang majemuk.
2

4) Alat pemersatu suku budaya dan bahasanya. Bahasa Indonesia mempersatukan


setiap suku-suku di Indonesia yang memiliki bahasa dan kebudayaan yang
berbeda dengan total tujuh ratusan bahasa daerah, bahasa Indonesia pun
menyatukan. Dengan demikian, peranan bahasa Indonesia adalah krusial dalam
menunjang bangsa dan negara serta setiap dari pada rakyat Indonesia.
Perkembangan bahasa Indonesia telah melalui sejarah yang cukup teramat
panjang. Melalui kilas balik sejarah yang telah dipaparkan di atas, dapat dengan
jelas diketahui bahwa bahasa Indonesia telah menjadi begitu kuat hingga saat ini
karena telah melalui proses yang unik. Berawal dari bahasa Melayu, kontak
dengan budaya asing yang kemudian menggunakan bahasa Melayu dan menjadi
bahasa yang akhirnya diganti dengan istilah bahasa Indonesia pada tahun 1926.
Bahasa Indonesia kemudian masuk ke dalam tiga kategori perkembangan, yaitu
1) Bahasa pemersatu. Bahasa Indonesia pada awalnya diikarkan oleh para
pemuda kembali pada tahun 1928 pada tanggal 28 Oktober dalam sumpah
pemuda yang berbunyi:
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah
Indonesia Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe,
bangsa Indonesia
Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa
Indonesia
Dengan sangat jelas bahasa Indonesia pertama kali digunakan ataupun diikrarkan
sebagai bahasa pemersatu pada butir ketiga. Bahasa Indonesia kemudian mulai
diterima oleh masyarakat Indonesia. Dengan diterimanya bahasa Indonesia,
secara harfiah bahasa ini menjadi bahasa pemersatu Indonesia. Diterimanya
bahasa Indonesia juga dapat tercermin dari diadakannya Kongres Bahasa
Indonesia (KBI) pada tanggal 25 —28 Juni 1938 di Solo.
2)
Bahasaresminegara.BahasaIndonesiamenjadibahasaresmiyangdigunakanselama
54 sejak ditetapkan dalam pasal 36 UUD 1945 pada tanggal 18 Agustus. Hal ini
ditandai dengan pembacaan teks proklamasi oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh.
Hatta yang membuat fase awal bahasa Indonesi sebagai bahasa pemersatu
menjadi bahasa resmi negara. Adapun pergantian ejaan dari ejaan Van Ophuijsen
(dari masa jajahan Belanda) menjadi ejaan Suwandi karena dianggap lebih
menunjukan rasa nasionalisme yang tinggi.
3) Bahasa internasional. Bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional merupkan
fase lanjutan dari dua fase yang ada. Hal ini telah dicanangkan dan dilakukan
terbukti dengan adanya Kongres Internasional IX Bahasa Indonesia yang
mengambil tempat di Jakarta pada tanggan 28 Oktober hingga 1 November
2018. Undang-undang Nomor
3

24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu
Kebangsaan juga ikut mendukung bahasa Indonesia menjadi bahasa
internasional, khususnya pasal 44 ayat 1. Salah satu bukti dari tindak lanjut untuk
fase ini adalah adanya tenaga dan buku-buku Bahasa Indonesia bagi Penutur
Asing.

2. Organisasi masyarakat di Indonesia

Ormas dan LSM merupakan perwujudan dari berlangsungnya masyarakat sipil yang
berfungsi menjembatani, memperjuangkan, dan membela kepentingan rakyat dari dominasi
kepentingan modal dan politik praktis. Dengan kekuatan kolektivitas, kemampuan, dan
pengorganisasian massa, Ormas dan LSM berfungsi mengawasi dan terlibat dalam kebijakan-
kebijakan atau program-program pembangunan demi kepentingan publik. Di samping itu,
Ormas dan LSM juga memiliki fungsi menjaga stabilitas politik dan sosial. Mereka
menengahi berbagai kepentingan yang terjadi di antara kelompok masyarakat sehingga dapat
meminimalisir potensi konflik sosial. Namun demikian, pada praktiknya kondisi sosial
ekonomi di Indonesia yang masih rendah telah memaksa beberapa pihak menggunakan
Ormas dan LSM untuk meraih kepentingan mereka. Karena itu, memperbaiki dan
meluruskan kembali peran Ormas dan LMS merupakan tantangan untuk memperkuat peran
mereka dalam rangka turut menciptakan pembangunan dan demokrasi yang lebih baik.

Mari kita lihat dari sisi partai politik

Dalam perjuangan mempertahankan dan mengisi kemerdekaan, rakyat tidakhanya


menyusun pemerintahan dan militer yang resmi, tetapi juga menyusun laskaratau badan
perjuangan bersenjata dan organisasi politik. Pada zaman kemerdekaanini, partai politik
tumbuh di Indonesia ibarat tumbuhnya jamur di musim hujan,dengan berbagai haluan
ideologi politik yang berbeda satu sama lain. Hal inidikarenakan adanya maklumat
Pemerintah RI 3 November 1945 yang berisi, anjuranmendirikan partai politik dalam rangka
memperkuat perjuangan kemerdekaan.Diantaranya yaitu, Partai Sosialis, Partai Komunis
Indonesia (PKI), Partai BuruhIndonesia, Partai Rakyat Jelata atau Murba, Masyumi, dan
Serindo-PNI.

Partai Politik pada Masa UUDS 1950-1959

Ketika itu Indonesia menganut demokrasi liberal, karena kabinetnya bersifatparlementer.


Dalam demokrasi parlementer, demokrasi liberal atau demokrasi EropaBarat, kebebasan
individu terjamin. Begitu juga lembaga tinggi. Dalam sistem politikmenurut UUDS 1950,
peranan partai-partai besar sekali. Antara partai politik danDPR saling ketergantungan,
karena anggota DPR umumnya adalah orang-orangpartai. Dalam tahun-tahun pertama
sesudah pengakuan kedaulatan, orang-orangberpendapat bahwa partai merupakan tangga
ketenaran atau kenaikan kedudukanseseorang. Pemimpin-pemimpin partai akan besar
pengaruhnya terhadappemerintahan baik di pusat maupun di daerah-daerah dan menduduki
jabatan tinggidalam pemerintahan, meskipun pendidikannya rendah. Partai politik pada
zamanliberal diwarnai suasana penuh ketegangan politik, saling curiga mencurigai antara

partai politik yang satu dengan partai politik lainnya. Hal ini mengakibatkanhubungan antar
politisi tidak harmonis karena hanya mementingkan kepentingan(Partai politik) sendiri.

5.

Partai Politik pada Masa Orde Lama

Dengan dikeluarkannya maklumat pemerintah pada tanggal 3 November 1945yang


menganjurkan dibentuknya partai politik, sejak saat itu berdirilah puluhanpartai. Maklumat
ini ditandatangani oleh Wakil Presiden Mohammad Hatta. Atas usulBadan Pekerja Komite
Nasional Indonesia Pusat, yang meminta diberikannyakesempatan pada rakyat yang seluas-
luasnya untuk mendirikan Partai Politik. PartaiPolitik hasil dari Maklumat Pemerintah 3
November 1945 berjumlah 29 buah,dikelompokkan dalam 4 kelompok partai berdasarkan
ketuhanan, kebangsaan,Marxisme. Dan kelompok partai lain-lain yang termasuk adalah
Partai DemokratTionghoa Indonesia dan Partai Indo Nasional. Partai-partai peserta pemilu
yang
tidak berhasil meraih kursi disebut sebagai “Partai Gurem”, partai yang tidak jelas
power base-nya. Parta-partai Gurem itu semakin lama semakin tidak terdengar lagisuaranya.
Sementara itu ada partai yang berhasil meraih kursi melakukanpenggabungan-
penggabungan dalam pembentukan fraksi. Sampai dengan tahap iniperkembangan
kepartaian mengalami proses seleksi alamiah berdasarkanakseptabilitas masyarakat.
Jumlah partai yang semula puluhan banyaknya,terseleksi hingga menjadi belasan saja.
Jumlah yang mengecil itu bertahan sampaidengan berubahnya iklim politik dari alam
demokrasi liberal ke alam demokrasiterpimpin. Proses penyederhanaan partai berlangsung
terus-menerus. Pada tanggal5 Juli 1960, Presiden Sukarno mengeluarkan Peraturan
Presiden No.13 tahun 1960tentang pengakuan, pengawasan, dan pembubaran partai-partai.
Pada tanggal 14 April 1961 Presiden Sukarno mengeluarkan Keputusan Presiden no. 128
tahun 1961tentang partai yang lulus seleksi, yaitu PNI, NU, PKI, partai Katolik, Pertindo,
PartaiMurba, PSII, Arudji, dan IPKI. Dan 2 partai yang menyusul yaitu Parkindo dan
partaiIslam Perti.

Jadi, pada waktu itu partai politik yang boleh bergerak hanya 10 partai saja,karena partai
politik yang lain dianggap tidak memenuhi definisi tentang partai ataudibubarkan karena

tergolong partai Gurem. Tetapi jumlah partai yang tinggal 10buah itu berkurang satu pada

tahun 1964. Presiden Sukarno atas desakan PKI danantek-anteknya, membubarkan Partai
Murba dengan alasan Partai Murbamerongrong jalannya revolusi dengan cara membantu
kegiatan terlarang sepertiBPS (Badan Pendukung Sukarnoisme) dan Menikebu (Manifesto
Kebudayaan).

6.

Partai Politik Pada Masa Orde Baru

Perkembangan partai politik setelah meletus G. 30 S/PKI, adalah dengandibubarkannya PKI


dan dinyatakan sebagai organisasi terlarang di Indonesia.Menyusul setelah itu Pertindo juga
menyatakan bubar. Dengan demikian partaipolitik yang tersisa hanya 7 buah. Tetapi jumlah
itu bertambah dua dengandirehabilitasinya Murba dan terbentuknya Partai Muslimin
Indonesia. GolonganKarya yang berdiri pada tahun 1964, semakin jelas sosoknya sebagai
kekuatansosial politik baru. Dalam masa Orde Baru dengan belajar dari pengalaman
OrdeLama lebih berusaha menekankan pelaksanaan Pancasila secara murni dankonsekuen.
Orde Baru berusaha menciptakan politik dengan format baru. Artinyamenggunakan sistem
politik yang lebih sederhana dengan memberi peranan ABRIlewat fungsi sosialnya.
Kristalisasi Partai politik yang terdengar dalam MPR sesudahpemilu 1971 menghendaki
jumlah partai diperkecil dan dirombak sehingga partaitidak berorientasi pada ideologi politik,
tetapi pada politik pembangunan. PresidenSuharto juga bersikeras melaksanakan
perombakan tersebut. Khawatir menghadapiperombakan dari atas, partai-partai yang
berhaluan Islam meleburkan diri dalampartai-partai non Islam berfungsi menjadi Partai
Demokrasi Indonesia (PDI). Dengandemikian semenjak itu di Indonesia hanya terdapat tiga
buah organisasi sosialpolitik, yaitu PPP, Golkar, dan PDI. Berikut sejarah singkat berdirinya
tiga partaibesar tersebut

3. Langkah Konkrit
.--> dengan membentuk organisation pelajar maka kita dapat mengasah kemampuan kita dalam
Berbicara di depan umum, bersosialisasi, meningkatkan keterampilan siswa dalam mengatasi
masalah dengan pikiran positif. Dengan begitu Marilah berpartisipasi dalam organisasi pelajar
agar keterampilan kita dapat berkembang Dan kemampuan kita meningkat dengan begini serial
konflik keberagaman dapat dicegah ataupun diatasi dengan benar. Perilaku ini memberikan kita
kesempatan untuk membuat Indonesia Negara yang maju karena dengan berorganisai
kemampuan memimpin kita dilatih.

--> dengan menguasai bahasa Indonesia dengan benar maka kita dapat Berkomunikasi dengan
suku atau ras lain, selain itu jika kita menggunakan bahasa Indonesia dengan baik Dan benar
maka kita dapat disegani oleh orang lain sebagai pribadi yang sopan wanting. Dan dengan
belajar bahasa Indonesia yang baik maka bahasa Indonesia dapat dilestarikan sebagai kultur
yang baik. Marilah kita Mempelajari bahasa Indonesia dengan benar Dan baik agar bahasa
persatuan kita dapat dilestarikan Dan dengan menggunakan bahasa yang benar Dan sopan maka
bangsa Indonesia akan disegani sebagai bangsa yang baik

Anda mungkin juga menyukai