( FEASIBILITY STUDY )
PENGEMBANGAN
RUMAH SAKIT UMUM
INDAH
BAGAN BATU
RIAU
2016
Studi Kelayakan RSU Indah Bagan batu Riau - 2016 |1
DAFTAR ISI
BAB 1.........................................................................................................................................
PENDAHULUAN............................................................................................................................
BAB 2.........................................................................................................................................
PERSIAPAN..................................................................................................................................
BAB 3.......................................................................................................................................
ANALISIS SITUASI.......................................................................................................................
BAB 4.......................................................................................................................................
ANALISIS PERMINTAAN..............................................................................................................
BAB 5.......................................................................................................................................
ANALISIS KEBUTUHAN...............................................................................................................
BAB 6.......................................................................................................................................
ANALISIS KEUANGAN.................................................................................................................
BAB 7.......................................................................................................................................
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI.............................................................................................
7.2 Rekomendasi.....................................................................................................................92
BAB 8.......................................................................................................................................
PENUTUP...................................................................................................................................
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Rokan Hilir Riau.............................
Tabel 2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kabupaten / Kota di Provinsi Riau..............................
BAB 1
PENDAHULUAN
Hal ini sejalan dengan Undang Undang nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung dimana pada pasal 7 ayat (3) disebutkan bahwa persyaratan teknis bangunan
gedung meliputi persyaratan tata bangunan dan persyaratan keandalan bangunan yang
meliputi persyaratan keselamatan,kesehatan, kenyamanan dan kemudahan.
Rencana membangun atau mengembangkan suatu Rumah Sakit akan dilakukan
setelah mengetahui Jenis layanan Kesehatan Rumah Sakit serta kapasitas Tempat Tidur
(TT) yang akan dilakukan dan disediakan untuk masyarakat sesuai dengan Hasil Kajian
Studi Kelayakan (Feasibility Study).
Dalam mendirikan atau mengembangkan rumah sakit diperlukan suatu proses
atau langkah-langkah yang sistematis dengan melakukan suatu penelitian atau studi
yang benar, karena setiap proses saling berkaitan satu sama lainnya dan dilakukan
secara bertahap.
Studi Kelayakan (Feasibility Study) adalah Hasil Analisis dan Penjelasan Kelayakan
dari segala aspek yang akan mendasari pendirian atau pengembangan suatu Rumah
Sakit, terkait dengan penentuan Rencana Kerja Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit yang
baru akan dilakukan maupun lanjutan dari yang sudah ada dalam melakukan rencana
pengembangan atau peningkatan kelas dari suatu Rumah Sakit.
Dari kondisi Laju Pertumbuhan Demografi, Pengembangan Pembangunan dan
Peningkatan Kehidupan di suatu wilayah, Pola Penyakit dan Epidemiologi, dan lain-lain,
dapat dipahami bahwa suatu Rumah Sakit itu secara relatif akan berada di daerah
Urban atau Semi-Urban. Dimana hal ini pula yang dapat menentukan bahwa Sarana
dan Prasarana suatu Rumah Sakit akan berbeda sesuai dengan Layanan Kesehatan
Rumah Sakit yang akan diberikannya kepada masyarakat dimana Rumah Sakit tersebut
berada.
Dalam mendirikan atau mengembangkan suatu bisnis, diperlukan suatu proses
atau langkah-langkah yang sistematis dengan melakukan penelitian atau studi yang
benar, karena setiap proses saling berkaitan satu sama lainnya dan dilakukan secara
bertahap. Studi Kelayakan merupakan hasil analisis dan penjelasan kelayakan dari
segala aspek yang akan mendasari pendirian atau pengembangan suatu rumah sakit,
terkait dengan penentuan rencana kerja pelayanan kesehatan rumah sakit yang baru
akan dilakukan maupun lanjutan dari yang sudah ada dalam melakukan rencana
kepenguasaan hingga 49% modal disetor, hal ini semakin mendorong maraknya
pembangunan rumah sakit.
Selain pengembangan investasi dalam bidang kesehatan, dikembangkan juga
investasi pembangunan hotel dan pusat perbelanjaan sebagai pendukung bagi
keberadaan rumah sakit yang nantinya diharapkan dapat meningkat kesejahteraan
masyarakat dengan membuka lapangan pekerjaan dan pemasukan bagi Pendapatan
Asli Daerah (PAD) didaerah tersebut.
Studi Kelayakan ini akan menghitung rencana pengembangan proyek Rumah
Sakit Indah di Kabupaten Rokan Hilir, tepatnya di kota Bagan batu provinsi Riau.
Pedoman Studi Kelayakan (Feasibility Study) Rumah Sakit ini dimaksudkan agar
dalam mendirikan atau mengembangkan rumah sakit dapat mendeterminasi fungsi
layanan yang tepat dan terintegrasi sehingga sesuai dengan kebutuhan pelayanan
kesehatan yang diinginkan (;health needs), kebudayaan daerah setempat (;cultures),
kondisi alam daerah setempat (;climate), lahan yang tersedia (;sites) dan kondisi
keuangan manajemen RS (;budget).
1.3 Sasaran
Sasaran yang dituju pada penyusunan Studi Kelayakan ini adalah kelompok :
1. Owner atau Investor berkepentingan untuk mengetahui tingkat keamanan investasi
dan tingkat kelancaran pengembaliannya.
2. Stakeholder, bermanfaat menetapkan kebijakan perencanaan sebagai pelaksanaan
proyek, sehingga diharapkan target pelaksanaan proyek dapat dipertanggung
jawabkan.
Ruang Lingkup Studi Kelayakan (Feasibility Study) suatu Rumah Sakit meliputi :
1. Pembahasan Analisis Lingkungan / Situasi Kecenderungan Aspek Internal dan
Eksternal.
2. Analisis Permintaan terkait Kelayakan dari Aspek-aspek yang dapat
mempengaruhinya.
3. Analisis Kebutuhan dan Analisis Keuangan serta Rekomendasi Kelayakan dari
Rencana Pendirian atau Pengembangan Rumah Sakit tersebut.
4. Pelaksanaan Penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study) sesuai lingkupnya akan
dilakukan dalam suatu proses atau langkah-langkah secara bertahap yang akan
diuraikan selanjutnya.
5.
BAB 2
PERSIAPAN
2.1 Data Primer
Kota Bagan batu berada di dalam wilayah Kabupaten Rokan Hilir. Kabupaten
Rokan Hilir ini terletak di bagian paling utara dari Provinsi Riau, yang juga merupakan
wilayah pesisir timur Pulau Sumatera. Kabupaten Rokan Hilir memiliki luas wilayah
8.881,59 Km2 atau 888.159 Hektar, terbagi atas 14 kecamatan, terletak pada koordinat
1°14' sampai 2°45' Lintang Utara dan 100°17' hingga 101°21' Bujur Timur.
Batas Administrasi Kabupaten Rokan Hilir :
A. Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka;
B. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kec. Mandau (Kab. Bengkalis) dan Kec.
Kuto Darussalam, Kepenuhan, Tambusai (Kabupaten Rokan Hulu);
C. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Labuhan Batu (Provinsi
Sumatera Utara);
D. Sebelah Timur berbatasan dengan Kec. Bukit Kapur Kota Dumai.
Kabupaten Rokan Hilir berada pada posisi dijalur pelayaran internasional Selat
Malaka sehingga Kabupaten Rokan Hilir menjadi salah satu gerbang lintas batas
perdagangan regional yang cukup penting bagi Provinsi Riau, yaitu dari/ke Selangor -
Malaysia maupun ke Sumatera Utara. Berdasarkan kebijakan pembangunan Kabupaten
Bengkalis sebelum pemekaran, di Kabupaten Rokan Hilir terdapat 2 dari 6 gerbang
lintas batas yang ditetapkan, yaitu Panipahan dan Sinaboi. Kabupaten Rokan Hilir juga
memiliki keunggulan geografis yang lain sehubungan dengan kedekatan dan
aksesibilitasnya yang baik ke Kota Dumai.
Penduduk Kabupaten/Kota
Kabupaten/Kota 2018 2019 2020
Kuantan Singingi 324413 327316 334943
Indragiri Hulu 433934 441789 444548
Indragiri Hilir 731396 740598 654909
Pelalawan 460780 483622 390046
Siak 477670 489996 457940
Kampar 851837 871117 841332
Rokan Hulu 666410 692120 561385
Bengkalis 566228 573003 565569
Rokan Hilir 697218 714497 637161
Kepulauan Meranti 184372 185516 206116
Pekanbaru 1117359 1143359 983356
Dumai 303292 308812 316782
RIAU 6.814.909 6.971.745 6.394.087
1.
Tabel 4 : Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Kabupaten Rokan Hilir 2015
Tabel 5 : Distribusi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur di Kabupaten Rokan Hilir 2015
Menurut Tabel 5 diatas, usia non-produktif terbanyak direntang 0-14 dan diatas
50 tahun masih mendominasi.
2.1.4 Sosio-ekonomi
Tempat Ibadah
Mesji Mushallah Gereja Gereja Protestan Vihara Klenteng Pura
d Khatolik
Kecamatan
2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015
Tanah Putih 117 150 1 11 9 - 1
Pujud 120 200 27 15 - - -
Tanah Putih Tanjung Melawan 19 23 - - - - -
Rantau Kopar 10 18 - - - - -
Tanjung Medan 20 29 - - - - -
Bagan Sinembah 120 120 15 103 2 - -
Berdasarkan Tabel 5 diatas, Rumah Ibadah mayoritas adalah masjid 860 unit dan
musholla 1063, selanjutnya Gereja Protestan 192 unit.
2014
Bulan 20 - 39 11 - 19 40 +
LK PR LK PR LK PR
JANUARI 1 1 20 18 1 0
FEBRUARI 2 0 26 14 2 0
MARET 4 0 26 28 3 2
APRIL 2 0 14 13 4 0
MEI 3 0 17 9 0 4
JUNI 1 2 34 15 2 1
JULI 6 5 27 31 28 15
AGUSTUS 4 9 45 49 13 10
SEPTEMBER 29 48 59 159 18 25
OKTOBER 8 9 39 46 4 8
NOVEMBER 2 3 17 16 4 2
DESEMBER 1 2 8 9 0 0
JUMLAH 63 79 332 407 79 67
Menurut Tabel 8 diatas, di tahun 2016 angka penduduk Kabupaten Rokan Hilir
yang melanjutkan pendidikan SMA hingga perguruan tinggi sebanyak 57,71% terendah
kedua setelah Kabupaten Indragiri Hilir.
Berhasil atau tidaknya pembangunan suatu bangsa banyak dipengaruhi oleh
tingkat pendidikan penduduknya. Semakin maju pendidikan berarti akan membawa
berbagai pengaruh positif bagi masa depan di berbagai bidang kehidupan. Pendidikan
memperluas peluang seseorang. Pendidikan meningkatkan kreativitas dan imajinasi.
Manusia yang berpendidikan akan lebih memperhatikan tingkat kesehatan agar bisa
hidup lebih lama. Tidak hanya itu, manusia yang berpendidikan juga akan berpeluang
besar mendapatkan pekerjaan dan pendapatan yang lebih layak. Oleh karena itu,
pendidikan menjadi penting sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas hidup
manusia.
2.1.7 Persentase Pengeluaran per Kapita Sebulan Makanan dan Bukan Makanan
Tabel 10. Persentase Pengeluaran per Kapita Sebulan Makanan dan Bukan Makanan
Jumlah penduduk Kabupaten Rokan Hilir sebanyak 637.161 jiwa yang tersebar di
18 kecamatan. Kabupaten Rokan Hilir berbatasan langsung dengan kabupaten
Bengkalis, Dumai dan Rokan Hulu yang merupakan daerah-daerah makmur, dimana
pengeluaran per Kapita penduduknya untuk makanan dan bukan makanan hampir
sama .
2.1.9 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Rokan Hilir Atas Dasar Harga Konstan 2016
Menurut Lapangan Usaha (Persen)
Tabel 12 : Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Rokan Hilir Atas Dasar Harga Konstan 2015
Menurut Lapangan Usaha (Persen)
2.1.10 PDRB Kabupaten Rokan Hilir Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha
Tabel 13 : PDRB kabupaten Rokan Hilir Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan
Usaha
Jika dilihat dari table 13, PDRB kabupaten Rokan Hilir tahun terus mengalami
penurunan dibandingkan tahun 2014-2019. Kemungkinan besar ini akibat dari efek
pandemi yang terjadi tahun 2019-2016.
2.1.11 Jumlah Perusahaan Menurut Jenis Industri dan Kecamatan di Rokan Hilir
Perusahaan
KECAMATAN Establishment
Logam, Mesin dan Industri Aneka Industri Hasil Pertanian
Kimia dan Kehutanan
Subdistrict Metal, Machine Principal Agriculture and Forestry
and Chemical Manufacture Product Industry
TANAH PUTIH 23 42 7
PUJUD 16 38 -
TANAH PUTIH TANJUNG 4 2 1
MELAWAN
RANTAU KOPAR 1 19 1
TANJUNG MEDAN - 4 -
BAGAN SINEMBAH 68 51 -
SIMPANG KANAN 8 8 2
BAGAN SINEMBAH RAYA 11 8 -
BALAI JAYA 15 12 4
KUBU 13 7 1
PASIR LIMAU KAPAS 16 38 4
KUBU BABUSALAM 2 75 3
BANGKO 48 76 18
SINABOI 4 44 -
BATU HAMPAR 3 6 -
PEKAITAN 1 5 1
RIMBA MELINTANG 5 21 5
BANGKO PUSAKO 48 24 1
Jumlah 286 480 48
Tabel 14 : Jumlah Perusahaan Menurut Jenis Industri dan Kecamatan di Kabupaten Rokan
Hilir
2.2.1.1 Mortalitas
Mortalitas adalah kejadian kematian yang terjadi pada kurun waktu dan tempat
tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu, dapat berupa penyakit maupun sebab
lainnya. Mortalitas yang disajikan pada bab ini yaitu angka kematian neonatal, angka
kematian bayi, dan angka kematian balita serta kematian yang disebabkan oleh
penyakit dan bencana. Data kematian di komunitas pada umumnya diperoleh melalui
data survei kerena sebagian besar kejadian kematian terjadi di rumah, sedangkan data
kematian di fasilitas kesehatan hanya memperlihatkan kasus rujukan.
Rokan Hilir 21 40 3 43
Tabel 15 : Angka Mortalitas per 1000 kelahiran hidup di Kabupaten Rokan Hilir 2019
2.2.1.2 Morbiditas
Selain menghadapi transisi demografi, Indonesia juga menghadapi transisi
epidemiologi yang menyebabkan beban ganda. Di satu sisi, kasus gizi kurang serta
penyakit-penyakit infeksi, baik re-emerging maupun new-emerging disease masih tinggi.
Namun di sisi lain, penyakit degeneratif, gizi lebih dan gangguan kesehatan akibat
kecelakaan juga meningkat. Masalah perilaku tidak sehat juga menjadi faktor utama
yang harus dirubah terlebih dahulu agar beban ganda masalah kesehatan teratasi.
Angka kesakitan (Morbiditas) pada penduduk berasal dari community based data yang
diperoleh melalui pengamatan (surveilans), terutama yang diperoleh dari fasilitas
pelayanan kesehatan melalui sistem pencatatan dan pelaporan rutin serta insidentil.
Cakupan rawat jalan adalah cakupan kunjungan rawat jalan baru di sarana
pelayanan kesehatan di wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Cakupan kunjungan
rawat jalan ini meliputi kunjungan rawat jalan di Puskesmas, kunjungan rawat jalan di
Rumah Sakit. Cakupan kunjungan rawat jalan dibandingkan dengan jumlah penduduk di
Provinsi Riau pada tahun 2016 sebesar 60,2% menurun dibandingkan tahun 2019
sebesar 85,3% dan tahun 2014 (99,8%) . Sedangkan cakupan rawat inap adalah cakupan
kunjungan rawat inap baru di sarana pelayanan kesehatan di satu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu. Cakupan kunjungan rawat inap ini meliputi kunjungan rawat inap
di Puskesmas, kunjungan rawat inap di Rumah Sakit, dan kunjungan rawat inap di
sarana pelayanan kesehatan lain. Cakupan rawat inap di sarana kesehatan di Provinsi
Riau tahun 2016 sebesar 6,3% meningkat dibandingkan tahun 2019 sebesar 5,5% dan
tahun 2014 sebesar 4,2%.
Angka morbiditas untuk Kabupaten Rokan Hilir sebesar 13,1%, jika dibandingkan
dengan angka nasional sebeasar 15,8% maka angka morbiditas di kabupaten Rokan Hilir
masih dibawah angka nasional.
Indikator Kesehatan
Rasio tenaga dokter spesialis di Provinsi Riau pada tahun 2016 adalah 12,50 per
100.000 penduduk artinya pada tahun 2016 ini di Provinsi Riau untuk 100.000
penduduk dilayani oleh 13 orang dokter spesialis. Rasio ini meningkat bila
dibandingkan dengan tahun 2019 (12,58). Rasio ini sudah mencapai target
ketersediaan dokter spesialis di Provinsi Riau (11 per 100.000 penduduk).
Pada tahun 2016 ini di Provinsi Riau sudah ada 3 (tiga) Kabupaten /Kota yang
telah mencapai target rasio dokter spesialis tahun 2016 (11 per 100.000 penduduk)
yakni Kota Pekanbaru (45,90 per100.000 penduduk), Bengkalis (14,3 per100.000
penduduk), Kota Dumai (10,2 per100.000 penduduk).
Meskipun rasio dokter spesialis ini secara Provinsi telah melampaui target,
namun penyebarannya di Kabupaten/Kota di Provinsi Riau belum merata. Penempatan
dokter spesialis masih terfokus di ibu Kota Provinsi saja yakni di Kota Pekanbaru
dengan rasio yang sangat tinggi sebesar 45,9 per 100.000 penduduk meningkat
dibandingkan tahun 2019 sebesar 41,98 per 100.000 penduduk, rasionya dokter
spesialis di Kota Pekanbaru ini sudah sangat jauh dibandingkan dengan rasio dokter
spesialis di Kabupaten lainnya. Sedangkan di Kabupaten Rokan Hilir didapati rasio
sebesar 4,4 per 100.000 penduduk, ini termasuk yang terendah.
2.2.5 Data Jumlah Tenaga Medis di Rumah Sakit di Kabupaten Rokan Hilir
Rumah sakit dengan standar kerja dan prosedur yang terus dilakukan penilaian
secara periodik, akan meningkatkan kepercayaan masyarakat, dan dipastikan akan
menjadi rujukan kunjungan sehingga pada akhirnya indikator mortalitas menjadi
semakin lebih baik.
Potensi kebutuhan rumah sakit juga bisa dilihat Ratio Ketersediaan Tempat
Tidur dibandingkan dengan jumlah penduduk. Data dari Kementerian Kesehatan, tahun
2019 jumlah tempat tidur rumah sakit Indonesia tersedia sebanyak 310.710, sementara
jumlah populasi penduduk Indonesia mencapai 265.015.313 jiwa, maka
perbandingannya 1 : 900. Menurut World Health Organization ( WHO ) Ratio Ideal
1:200, sehingga Indonesia masih jauh dari ideal dan untuk mencapainya masih
dibutuhkan 1.325.077 tempat tidur, dan jika kapasitas sebuah Rumah Sakit rata-rata
200 tempat tidur maka dibutuhkan 6.625 rumah sakit baru, sementara hingga tahun
Jlh
total
VVIP VIP KELAS I KELAS II KELAS III KELAS LAIN
TT
JLH % JLH % JLH % JLH % JLH % JLH %
No Prov.
1 Sumut 22.205 501 2,26 1.69 7,65 4.130 18,6 4.712 21,22 8.705 39,2 2.459 11,07
8
2 Sumbar 7.040 157 2,23 491 6,97 1.149 16,32 1.394 19,8 2.953 41,95 896 12,73
3 Riau 6.652 263 3,95 673 10,12 1.050 15,78 1.383 20,79 2.390 35,93 893 13,42
Jika dilihat dari Tabel 20 diatas, dari total ketersediaan tempat tidur sebesar
22.205 bed didapati Proporsi ketersediaan tempat tidur untuk keseluruhan RS di
Provinsi Sumatera Utara : VVIP / Super VIP 2,26%, VIP 7,65%, Kelas 1 18,6%, Kelas 2
21,22%, Kelas 3 39,2%, Kelas lainnya 11,07%. Untuk Provinsi Riau dari total 6.652
tempat tidur terdapat VVIP / Super VIP 3,95%, VIP 7,65%, Kelas 1 15,78%, Kelas 2
20,79%, Kelas 3 35,93%, Kelas lainnya 13,42%. Artinya peluang untuk mengembangkan
layanan VVIP / VIP untuk RS swasta masih sangat besar.
Rasio tempat tidur rumah sakit di Indonesia sebesar 1,17 per 1.000 penduduk.
Artinya, Indonesia hanya memiliki 1 tempat tidur rumah sakit per 1.000 penduduknya.
Angka ini sangat jauh jika dibandingkan dengan Korea Selatan yang memiliki kurang
lebih 11 tempat tidur rumah sakit per 1.000 penduduk. Daerah yang memiliki tempat
tidur terbanyak terdapat di DKI Jakarta. DKI Jakarta mampu menyedikan 2 tempat tidur
rumah sakit per 1.000 penduduknya.
Jumlah dan rasio tempat tidur Rumah Sakit terhadap penduduk dapat
menggambarkan kemampuan Rumah Sakit tersebut dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat, khususnya dalam hal daya tampung pasien rawat inap
yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan rujukan. Terpenuhi atau tidaknya
kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan rujukan dan perorangan di
suatu wilayah dapat dilihat dari rasio tempat tidur terhadap 1.000 penduduk.
Gambaran Rasio tempat tidur Rumah Sakit terhadap penduduk tahun 2016
sebesar 0,96 per 1.000 penduduk mengalami sedikit peningkatan dibandingkan
dengan tahun yang sebelumnya tahun 2019 sebesar 0,97 per 1.000 penduduk. Grafik
dibawah ini menyajikan rasio tempat tidur per 1.000 penduduk di Rumah Sakit Provinsi
Riau kurun waktu lima tahun yakni pada tahun 2016 – 2016 .
2.2.8 Asuransi
Menurut tabel 21, di Kabupaten Rokan Hilir, jumlah pasien BPJS yang PBI
Sebanyak 19,77%, Non-PBI BPJS sebanyak 15,71% orang, Jamkesda sebanyak 21,92% ,
asuransi swasta 0,31% dan perusahaan sebanyak 2,5%. Artinya 60,21% penduduk di
Kabupaten Rokan Hilir ini memiliki asuransi kesehatan.
Untuk persentase anggaran kesehatan bersumber APBD Kabupaten/Kota
terhadap APBD Kabupaten/Kota, Kabupaten Siak merupakan Kabupaten yang
mempunyai persentase terbesar (12,78%), diikuti oleh Kabupaten Pelalawan sebesar
12,78% dan Kabupaten Indragiri Hilir dan Kota Pekanbaru masing-masing 7,49%.
Sedangkan persentase total anggaran kesehatan terhadap total anggaran APBD nya
terkecil yaitu Kabupaten Rokan Hilir sebesar 0,09% diikuti oleh sebesar Kabupaten Kep.
Meranti 3,42% dan Kabupaten Kampar sebesar 3,53%.
Kabupaten Rokan Hilir saat ini memiliki 6 Rumah Sakit, dengan komposisi 1 RSUD
milik pemerintah, 1 RS Ibu dan Anak Milik Perusahaan dan 3 RS swasta lainnya.
1 TANAH PUTIH 2 1 2 2 4 31
2 PUJUD - 1 3 3 4 21
3 TANAH PUTIH TANJUNG - 1 2 2 2 6
MELAWAN
4 RANTAU KOPAR - 1 - - 1 7
5 TANJUNG MEDAN - - - - - -
6 BAGAN SINEMBAH 2 2 - - 8 47
7 SIMPANG KANAN - 1 - - 4 8
8 BAGAN SINEMBAH RAYA - - - - - -
9 BALAI JAYA - - - - - -
10 KUBU - 1 - - 8 7
11 PASIR LIMAU KAPAS - 1 - - 5 7
12 KUBU BABUSALAM - - - - - -
13 BANGKO 1 2 4 4 6 20
14 SINABOI - 1 - - 2 6
15 BATU HAMPAR - 1 1 1 3 6
16 PEKAITAN 1 - - 5 12
17 RIMBA MELINTANG - 1 - - 4 22
18 BANGKO PUSAKO - 2 5 5 8 20
Rokan Hilir 5 17 17 17 64 18
Menurut data Dinas Kesehatan Profil Kesehatan Riau 2019, keberadaan Rumah
sehat yang memenuhi syarat kesehatan di Provinsi Riau pada tahun 2019 mengalami
peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Sedangkan persentase rumah sehat
memenuhi syarat dilihat dari penyebaran di kabupaten/kota maka dapat diketahui
bahwa dari 12 kabupaten/kota yang ada, terdapat 3 Kabupaten/Kota yang memiliki
capaian rumah sehat terendah yaitu Kabupaten Siak (28,70%), Kabupaten Rokan Hilir
(28,41%), dan Kabupaten Indragiri Hilir (29,39%).
Selain Rumah RSU Indah, terdapat 1 RSUD dan 3 RS swasta dengan data
ketersediaan tempat tidur sebagai berikut :
2.2.10 Data Ketersediaan Tempat Tidur Rumah Sakit di Kab. Rokan Hilir
Proses pelayanan Kesehatan dalam hal ini kasus rujukan tentu saja
mempertimbangkan jarak antar fasilitas Kesehatan tingkat lanjut atau rumah sakit.
Rumah Sakit terdekat ke RSU Indah adalah RSU Ibunda yakni sejauh 1,4 km. Dibawah
ini tertera data jarak antara rumah sakit yang ada di Kabupaten Rokan Hilir ke Rumah
Sakit Umum Indah di Bagan batu.
Selain itu, untuk memperkirakan jumlah kunjungan rujukan, maka dihitung juga
jarak antara fasilitas Kesehatan tingkat pertama ke Rumah Sakit Umum Indah.
2.2.12 Jarak Antara Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Ke Rumah Sakit Umum Indah
JUMLAH
BULAN
NO POLI
JA
FEB MAR APR MEI JUN JUL AGST SEP OKT NOV DES Jlh
N
Penyakit 2
1 263 130 242 205 166 223 201 188 204 196 226 237
Dalam .481
2 Anak 188 97 254 276 253 176 135 185 149 167 98 188
2.166
3 Bedah 35 12 44 25 17 28 11 26 23 34 19 24
298
4 Obgyn 282 152 199 235 271 251 144 239 223 146 187 217
2.546
5 Poli Umum 31 26 28 37 29 35 41 26 18 28 36 39
374
JUMLAH
799 417 767 778 736 713 532 664 617 571 566 705 7.865
Tabel 31 : . Jumlah Kunjungan Rawat Jalan RSU Indah perbulan setiap poliklinik 2016
BULAN
NO RUANG
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DES JLH
1
1 VVIP 12 8 10 5 14 8 18 7 10 11 5 6
14
1
2 VIP 11 7 9 9 15 8 13 10 11 5 9 9
16
KELAS 1
3 17 11 15 7 19 15 13 9 12 11 16 10
1 55
KELAS 1.7
4 186 112 151 136 128 149 155 152 122 171 133 148
II 43
KELAS 3 3.1
5 271 197 234 228 211 265 288 293 321 278 245
III 01 32
JUMLAH
497 335 419 385 387 445 487 471 476 476 408 474 5.260
Tabel 32 : Jumlah Kunjungan Rawat Inap RSU Indah perbulan di setiap ruang rawat 2016
Kunjungan pasien bpjs di RS Indah rata-rata 75% setiap bulannya dari total
kunjungan, sisanya pasien umum dan perusahaan. Jumlah kasus terbanyak baik rawat
jalan dan rawat inap di RSU Indah ternyata tidak didominasi oleh penyakit menular
seperti yang menjadi target pemerintah dibawah ini.
Kuantan Singingi 29 32 58 99 1 6 0 0 0 0 75 15
Indragiri Hulu 24 39 66 93 0 2 2 1 0 0 76 7
Indragiri Hilir 18 27 34 93 12 18 2 4 0 0 13 9
Pelalawan 41 27 78 94 24 16 0 2 0 0 12 2
Siak 25 23 83 94 6 4 0 0 0 0 68 17
Kampar 34 35 62 95 5 5 0 0 0 0 38 17
Rokan Hulu 52 32 90 96 2 9 0 0 0 0 34 12
Bengkalis 33 30 88 91 14 19 1 1 0 0 195 6
Rokan Hilir 50 41 92 91 2 11 0 1 0 1 40 4
Pekanbaru 49 36 68 92 17 136 0 1 0 0 39 38
Dumai 43 43 92 91 21 8 0 2 0 0 144 16
Dari Tabel 30 diatas, dapat dilihat bahwa penemuan kasus baru TBC di Rokan
Hilir adalah yang tertinggi di Riau, namun angka keberhasilan pengobatannya juga
tertinggi di Riau. Sedangkan untuk kasus baru penderita AIDS merupakan salah satu
terendah di Riau.
Sementara itu data Jumlah hari rawatan di RSU Indah tahun 2016 adalah 9.177
hari. Rata-rata lama dirawat adalah 3,7 hari.
2.2.17 Peraturan Teknis Tata Bangunan dan Lingkungan Kabupaten Rokan Hilir
I. Garis sempadan untuk bangunan yang dibangun di bawah permukaan tanah maksimum
berimpit dengan garis sempadan pagar, dan tidak diperbolehkan melewati batas
pekarangan.
J. Apabila garis sempadan bangunan ditetapkan berimpit dengan garis sempadan pagar,
cucuran atap suatu tirisan/oversteck harus diberi talang dan pipa talang harus
disalurkan sampai ketanah.
K. Bangunan yang berfungsi untuk pelayanan umum diharuskan menambah fasillitas parkir
yang cukup sesuai dengan kebutuhan fungsi bangunan.
L. Bidang dinding terluar tidak boleh melampaui batas persil.
M. Perbaikan atau perombakan bangunan yang semula menggunakan bangunan dinding
batas bersama dengan bangunan disebelahnya, diisyaratkan harus membuat dinding
baru sendiri.
N. Garis Terluar suatu tritis/overstek yang menghadap kearah jalan, ditentukan paling jauh
setengah dari jarak GSB dan GS.
O. Jarak antara masa/blok bangunan satu lantai yang satu dengan lainnya dalam satu
kavling atau antara kavling minimum adalah 2-3 meter.
P. Setiap bangunan umum harus mempunyai jarak masa/blok bangunan dengan bangunan
disekitarnya sekurang-kurangnya 6 (enam) meter dan 3 (tiga) meter dengan batas
kavling.
Q. Untuk bangunan bertingkat setiap kenaikan satu lantai jarak antara masa/blok
bangunan yang satu dengan lainnya ditambah dengan 0,5 meter.
provinsi Sumatera Utara yang sangat jauh dengan ibukota provinsi seperti ke
Pekanbaru.
Saat ini Rumah Sakit Indah Bagan batu yang beralamat di Jl. Jend. Sudirman km.
2 kel. Bahtera Makmur Kota Kec. Bagan Sinembah Kab. Rokan Hilir, masih beroperasi
dengan baik. Hanya saja karena tuntutan kemajuan dan menghadapi persaingan, maka
sangat membutuhkan pengembangan.
RSU Indah ini telah beroperasi sejak tahun 2003 yang diselenggarakan oleh
Yayasan Indah Rokan Hilir Riau. Memiliki 71 tempat tidur, Kelas D dan telah
terakreditasi KARS dengan status Madya.
Rencana pemanfaatan lahan adalah akan dibangun Rumah Sakit Ibu dan Anak
dengan luar lantai bangunan 2.998 m2, Luas lahan ini cukup ideal untuk pembangunan
rumah sakit mengingat rumah sakit lain yang sejenis tidak memiliki ruang lahan yang
cukup, sehingga diasumsikan potensial, lokasi pembangunan cukup ideal.
Tapak memiliki lahan yang persegi panjang dengan kontur yang sejajar dan
terletak pada daerah perlintasan antar provinsi yang dapat mengembangkan proyek
ini, dan dilihat dari traffic analysis daerah jalan Sudirman tersebut selalu ramai aktivitas
masyarakat sehingga mampu meningkatkan potensi pasar dan ekonomi yang dimiliki
tersebut.
Sarana transportasi untuk akses ke arah lokasi sudah sangat memadai dimana
dapat dicapai dengan mudah sehingga membantu terhadap pasien dari segala penjuru
baik dari wilayah Medan maupun dari luar Medan, dari arah Provinsi Riau maupun
Sumatera Utara karena kota Bagan batu ini terletak di perbatasan provinsi sumatera
Utara – Riau.
Adapun untuk lokasi juga tidak kalah penting dari segi parkir sehingga tidak
menyebabkan kemacetan yang akan mengganggu kenyamanan penghuni atau
pengunjung. Maka diperlukan sistem sirkulasi baik dari luar ke dalam maupun
sebaliknya secara efisien dan efektif.
mendukung kelancaran operasional proyek baik pada saat persiapan maupun saat
proyek sudah berjalan adalah: Sarana Listrik, Sarana Air, Sarana Telekomunikasi,
Sarana Sanitasi, Sarana Gas, Sistem Komunikasi dan Teknologi Informasi
Perbandingan tarif tindakan dan rawatan pasien Bedah dan Sectio caesaria pada
rumah sakit di kota Bagan batu :
RUANG RAWATAN RS BUNDA RS INDAH
TARIF ( Rp. ) TARIF ( Rp. )
Ruang VVIP 12.500.000 9.650.000
Ruang VIP 11.200.000 8.950.000
Kelas I 11.000.000 8.350.000
Kelas II 10.700.000 7.950.000
Kelas III 10.000.000 7.650.000
Data Ketenagaan
TENAGA KEPERAWATAN ORANG
§ Tenaga Perawat 16
§ Tenaga Bidan 12
TENAGA PENUNJANG
§ Radiologi 2
§ Laboratorium 3
§ Farmasi 6
§ Driver Ambulance 4
TENAGA NON KEPERAWATAN 6
TENAGA NON KESEHATAN 38
JUMLAH 87
Tabel 35 : Data Ketenagaan di RSU Indah 2022
RSU INDAH
DATA KETERSEDIAAN TEMPAT TIDUR
NO KELAS JUMLAH
1 VVIP/ Super VIP 6
2 VIP 4
3 Kelas I 9
4 Kelas II 18
5 Kelas III 18
6 HCU 2
7 Isolasi 2
8 Kebidanan dan 6
Kandungan
9 Perinatologi 6
TOTAL 71
Tabel 36 : Data Ketersediaan Tempat Tidur di RSU Indah 2022
area cakupan RSU Indah yaitu radius 0 – 10 km. Dari survey pendahuluan didapatkan
data bahwa di area cakupan RSU Indah, telah terdapat terdapat 1 rumah sakit yang
sudah aktif dan 1 unit RS yang sedang dalam pembangunan dengan total sekitar 54
tempat tidur yang kami perhitungkan sebagai supply (dapat dilihat pada tabel dibawah
ini ) :
Tabel 38 : Rumah sakit dan jumlah tempat tidur pada area cakupan spesifik
Besarnya supply dihitung dari rumah sakit di area cakupan spesifik, dengan
jumlah populasi penduduk sebanyak 637.161 penduduk pada tahun 2016, maka
perbandingan tempat tidur/ populasi rata – rata di area cakupan berada pada 1 : 1.946
(di bawah standar WHO).
BAB 3
ANALISIS SITUASI
Analisis Aspek Eksternal ini dilakukan untuk guna melihat peluang yang dapat
menjadikan Rumah Sakit untuk terus berkembang di masa mendatang serta melihat
ancaman yang perlu diantisipasi oleh Rumah Sakit agar tidak menjadi suatu hambatan
di dalam operasional Rumah Sakit kedepannya.
Data kependudukan merupakan salah satu data pokok yang sangat diperlukan
dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan karena penduduk selain merupakan
objek juga merupakan subjek pembangunan. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk
Tahun 2000 kepadatan penduduk Provinsi Riau sebesar 43 jiwa per kilometer persegi
dan angka ini meningkat terus hingga mencapai 82 jiwa per kilometer persegi pada
tahun 2016. Sedangkan Penyebaran penduduk di Provinsi Riau tidak merata, sebagian
besar penduduk Provinsi Riau bertempat tinggal di kota Pekanbaru 1.849 jiwa/km 2
mengingat Kota Pekanbaru merupakan ibukota Provinsi Riau, kota ke dua yang
memiliki penduduk yang padat adalah Kota Dumai 194 jiwa/km 2 sebagai kota
pelabuhan dan penghasil minyak bumi dan selanjut kabupaten Rokan Hulu 95 jiwa/km 2
yang berbatasan Provinsi Sumatera Utara. Sedangkan daerah yang penduduknya
sangat jarang adalah Kabupaten Pelalawan 40 jiwa/km 2 dan Kabupaten Kep. Meranti
50 jiwa/km2 dan Kabupaten Indragiri Hulu 58 jiwa/km2 .
Menurut Tabel 2 diatas, jumlah penduduk di Kabupaten Rokan Hilir menempati
Kabupaten Rokan Hilir dalam hal ini kota Bagan batu kecamatan bagan
Sinembah, merupakan daerah yang langsung berbatasan dengan Provinsi Sumatera
Utara. Sehingga menjadikannya sebagai jalur utama perdagangan dan lainnya dari dan
ke Provinsi Riau. Kota Bagan batu ini terletak di Jalan Raya Lintas Sumatra perbatasan
Sumut-Riau dan merupakan pintu gerbang untuk masuk ke wilayah provinsi Riau
ditinjau dari Sumatra Utara. Di bagian sebelah baratnya berbatasan dengan Kabupaten
Labuhan Batu (Provinsi Sumatera Utara).
RSU Indah berada di pusat kota Bagan batu dan berada tepat dipinggir jalan
Negara lintas Sumatera tersebut. Dikiri dan kanannya berbatasan dengan komplek
perumahan dan pertokoan modern sehingga posisi ini dianggap sangat potensial untuk
pendirian dan pengembangan RSU Indah untuk 20 tahun kedepannya.
Berdasarkan Tabel 5 diatas, Rumah Ibadah mayoritas adalah masjid 860 unit dan
musholla 1.063 unit, selanjutnya Gereja Protestan 192 unit. Ini artinya penduduk
mayoritas di Rokan Hilir beragama Islam.
Rentang usia terbanyak yang terdaftar sebagai pencari kerja di dinas
ketenagakerjaan kabupaten Rokan Hilir 2014 adalah 11 – 19 tahun, dengan laki-laki
332 jiwa dan perempuan 407 jiwa.
Menurut Tabel 6 diatas, di tahun 2016 angka penduduk Kabupaten Rokan Hilir
yang melanjutkan pendidikan SMA hingga perguruan tinggi sebanyak 57,71% terendah
Kabupaten Dokter Dokter Perawat Bidan Tenaga Tenaga Tenaga Tenaga ATLM
Gigi farmasi Kesmas Kesehata Gizi
n
Saat ini, Kecamatan Bagan Sinembah terdapat 2 rumah sakit swasta yakni RS
Ibunda dengan jumlah tempat tidur 53 unit dan RSU Indah memiliki 71, dengan total
ketersediaan tempat tidur berjumlah 124 tempat tidur. Data ini sudah termasuk
tempat tidur untuk ruangan khusus seperti isolasi. Dengan keberadaan jumlah
penduduk sebanyak 77.125 jiwa, tentu saja sangat jauh dari memadai. Artinya
kebutuhan pengembangan atau keberadaan rumah sakit sangat besar. Selanjutnya
kecamatan Bagan Sinembah ini juga memiliki 2 Puskesmas, 8 klinik swasta dan 47
Polindes. Keberadaan Fasilitas Kesehatan tingkat pertama ini merupakan potensi besar
bagi rumah sakit rujukan di daerah ini.
Terpenuhi atau tidaknya kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
rujukan dan perorangan di suatu wilayah dapat dilihat dari rasio tempat tidur terhadap
1.000 penduduk. Gambaran Rasio tempat tidur Rumah Sakit terhadap penduduk tahun
2016 sebesar 0,96 per 1.000 penduduk mengalami sedikit peningkatan dibandingkan
dengan tahun yang sebelumnya tahun 2015 sebesar 0,97 per 1.000 penduduk
Menurut Kemenkes RI, setiap hari sekitar 5% dari penduduk kota akan sakit. Jika
proyeksi jumlah penduduk Rokan Hilir 2016 637.101 jiwa, maka sekitar 31.855 jiwa
sakit setiap harinya. Menurut tabel XVII diatas, jumlah kunjungan ke RSU Indah selama
2016 sebanyak 25.328 orang atau rata-rata perharinya 70 orang. Ini artinya yang
sampai ke Rumah Sakit hanya 0,2% dari total yang sakit setiap harinya.
1. Usia
Semakin tua usia maka kebutuhan untuk pelayanan kesehatan semakin tinggi.
Dari Tabel 5 dapat diketahui bahwa kelompok usia diatas 50 tahun berjumlah 84.321
jiwa. Dan diatas 70 tahun 5.596 jiwa. Layanan Home Care sangat terbuka lebar.
2. Jenis Kelamin
Semakin banyak anggota dalam satu keluarga, maka kebutuhan akan layanan
kesehatan akan semakin tinggi. Dari tabel 5 didapati jumlah penduduk terbanyak
terdapat di daerah kecamatan Bangko selanjutnya Kecamatan Bagan Sinembah.
4. Pendidikan
Semakin baik dan semakin tinggi tingkat pendidikan maka kesadaran akan
menjaga dan merawat kesehatan akan semakin tinggi. Menurut Tabel 6 diatas, di
tahun 2016 angka penduduk Kabupaten Rokan Hilir yang melanjutkan pendidikan SMA
hingga perguruan tinggi sebanyak 57,71% terendah kedua setelah Kabupaten Indragiri
Hilir.
5. Faktor Ekonomi
semakin tinggi juga. Berdasarkan data BPS dari pendapatan Regional perkapita dibagi
dengan jumlah penduduk Kabupaten Rokan Hilir maka didapati pendapatan perkapita
penduduk Rokan Hilir adalah sebesar Rp.2.430.904.
6. Tarif Layanan Kesehatan
Semakin tinggi tarif yang disediakan maka kebutuhan akan layanan kesehatan
akan semakin turun.
7. Asuransi
BAB 4
ANALISIS PERMINTAAN
4.1 Strategi dan kebijakan
4.1.1. Distribusi
Segmen pasar yang menjadi target adalah masyarakat kabupaten Rokan Hilir
sekitarnya serta perbatasan Sumatera Utara sekitarnya khususnya masyarakat kota
Bagan batu Riau untuk menjadi alternatif baru dalam memenuhi kebutuhan yang saat
ini masih mencari pelayanan kesehatannya. Target pasar masyarakat dengan
kemapanan lebih tinggi dan lebih baik, seiring dengan kemampuan daerah dalam
mengelola sumber dayanya.
4.1.2. Promosi
Dengan fokus orientasi terhadap sasaran tujuan untuk menjadi yang terbaik
dalam penyediaan jasa pelayanan kesehatan, maka strategi pemasaran yang
diterapkan adalah sebagai berikut :
1. Produk yang ditawarkan adalah pelayanan Kesehatan berkelas, berwawasan
nyaman, memenuhi standar pelayanan Kesehatan terakreditasi.
2. Harga terjangkau, dengan fasilitas perincian jasa perawatan berdasarkan
tanggal, jam rawat, pelayanan jelas, serta nama lokasi unit kerja dan nama
dokter yang melayani atau yang merawat diharapkan mampu memberikan kesan
rasa nyaman dan beruntung pada masa perawatan berakibat positif dengan
A. Kekuatan (Strengh)
B. Kelemahan (Weakness)
C. Peluang (Opportunity)
D. Tantangan (Threat)
1. Munculnya rumah sakit swasta besar tidak jauh dari RSU Indah.
2. Bertambahnya jumlah penduduk.
3. Kebijakan sistem JKN yang berubah.
4. Perubahan Iklim
Kekuatan (Strength)
No. Obyek yang dianalisa SKOR
1 Jumlah sumber daya manusia (SDM) mendukung 5
2 Lokasi mudah dicapai 5
3 Telah dikenal luas karena telah berdiri sejak 2003 3
4 Kelas rumah sakit di kelas D 3
5 Jumlah tempat tidur yang memadai 4
6 Standar operasional prosedur (SOP) tersedia 3
7 Telah ditetapkannya sebagai RS Terakreditasi Madya 2
TOTAL 25
Kelemahan ( Weakness )
No. Obyek yang dianalisa SKOR
1 Kualitas SDM masih perlu ditingkatkan 3
2 Terbatasnya sarana dan prasarana 4
3 Lemahnya penerapan SOP 3
4 Belum optimalnya sistem penghargaan dan sanksi 1
5 Kurangnya disiplin kerja 4
6 Dukungan IT yang belum memadai 5
TOTAL 20
Peluang (Opportunity)
No
Obyek yang dianalisa SKOR
.
1 Regulasi mengenai jaminan Sistem kesehatan nasional (SJKN) 4
2 Status RS sebagai rumah sakit rujukan 5
3 Sistem Jaminan Sosial Nasional 3
4 Banyaknya perusahaan besar dengan tenaga kerja yang banyak 4
5 Lokasi dipinggir jalan lintas Sumatera 5
TOTAL 21
Tantangan (Threat)
No
Obyek yang dianalisa SKOR
.
1 Munculnya rumah sakit swasta besar tidak jauh dari RSU Indah 5
2 Bertambahnya jumlah penduduk 4
3 Kebijakan Sistem JKN yang berubah 3
4 Perubahan Iklim 4
TOTAL 16
Skor diukur dari Skala: (1) Sangat Kecil, ( 2) Kecil, (3) Sedang, (4) Besar, (5) Sangat Besar.
T O
Dari gambaran matrix SWOT , kelayakan proyek berada pada daerah Strenght-
Opportunity , yang diharapkan dapat memberikan keuntungan dengan memaksimalkan
point Strenght dan memanfaatkan point Opportunity secara maksimal.
BAB 5
ANALISIS KEBUTUHAN
Luas Lahan 2998,45 M2, Luas Keseluruhan Lantai Dasar 1973,72 M2,
Luas Lahan Terbuka Hijau 317,44M2
KOEFISIEN DASAR BANGUNAN ( KDB ) LUAS DASAR/LUAS LAHAN = % KDB 1973,72/2998,45 = 65%
KOEFISIEN DAERAH HIJAU ( KDH ) LUAS LAHAN TERBUKA HIJAU / LUAS LAHAN = % KDH 317,44/2998,45 = 10%
Para pihak yang terlibat dalam proyek pembangunan dan pengembangan RSU
Indah Bagan batu, adalah :
• Dokter Tamu
Adalah perorangan atau badan usaha dan bertindak sebagai pemrakarsa proyek
(penggerak), yang pada dasarnya berperan sebagai pemberi tugas kepada mereka yang
dipercayainya untuk dapat mewujudkan ide pemikiran atau gagasan dalam bentuk
proyek yang akan dibiayainya.
Hak Kewajiban
2. Pemerintah.
Bertindak sebagai regulator atau pihak yang mengeluarkan peraturan tata guna
lahan, perpajakan dan perijinan sesuai ketentuan yang berlaku. Instansi pemerintah
yang terkait dengan pelaksanaan pembangunan rumah sakit, diantaranya Dinas Tata
Kota, Dinas Kesehatan, Dinas Kebersihan.
Hak Kewajiban
3. Lender / Bank.
Hak Kewajiban
4. Insurance Company.
Lembaga keuangan yang memiliki kewajiban mengganti kerugian atas hal yang
telah diperjanjikan.
Hak Kewajiban
Hak Kewajiban
6. Pasien (Customer).
Hak Kewajiban
7. Konsultan.
Hak Kewajiban
kerja.
• Membantu dan memberikan saran
masukan dan penjelasan rinci tentang
teknis hasil kerja yang menjadi keinginan
pemilik proyek, kepada kontraktor utama
8. Kontraktor Utama.
Hak Kewajiban
9. Sub Kontraktor.
Hak Kewajiban
Hak Kewajiban
Hak Kewajiban
Hak Kewajiban
Merupakan badan hukum yang memiliki kemampuan dalam hal pengadaan stok
material farmasi seperti peralatan medis dan obat.
Hak Kewajiban
BAB 6
ANALISIS KEUANGAN
Project Overview
Lokasi Jalan Sudirman Bagan batu, Kab. Rokan Hilir, Riau
Luas Lahan 2.998 m2
Luas bangunan yang direncanakan 1.973 m2
Jadwal Rencana
Proyek
Awal tahap perencanaan Awal tahun 2015
Masa pembangunan 1 (satu) tahun.
Awal tahap operasional Triwulan Kedua tahun 2015
Umur rencana proyek 20 (dua puluh) tahun.
Struktur Pendanaan
• Equity Investor 30 %
• Pinjaman Bank 70 %
Asumsi Konsumen :
RINCIAN PERKIRAAN BIAYA BANGUNAN, INFRASTRUKTUR DAN SARANA PENDUKUNG RUMAH SAKIT
Planning Consultant
Construction Consultant
Supervisor Consultant
Retribution of Hospital Clasified
II. FARMASI & PERALATAN 9.531.250.000
1 Medical Equipment 1 7.625.000.000 7.625.000.000
2 Non-Medical Equipment 0,25 7.625.000.000 1.906.250.000
III. OPERASIONAL 3 TAHUN PERTAMA 1.753.750.000
1 Manajerial 20% 7.625.000.000 1.525.000.000
2 Pemeliharaan Alat 1% 7.625.000.000 76.250.000
3 Pemeliharaan Gedung & Sarana 1% 7.625.000.000 76.250.000
4 Marketing & Promosi 1% 7.625.000.000 76.250.000
SUB-TOTAL 16.871.250.000
Dari total investasi sebesar Rp. 16.871.250.000,- yang ditanggung oleh 2 pihak, yakni :
2017
N 2018 2019 2020 2021
Item
o
5 Biaya Opersional Kendaraan Rumah Sakit 222.830.500 289.679.650 318.647.615 350.512.377 385.563.614
10 Biaya Pelatihan & Perjalanan Dinas 45.225.454 58.793.090 64.672.399 71.139.639 78.253.603
11 Biaya Alat tulis kantor /cpu 378.948.400 492.632.920 541.896.212 596.085.833 655.694.417
6.4 Perkiraan Pendapatan 5 tahun Ke depan ( Asumsi Penambahan Pasien 15% / tahun )
2017
No Item Jlh Jlh Hari Jumlah
Jlh Bed hari/bln Jumlah /Thn Tarif/Harga/omset Total Rp
unit pasien/hari rawat item /Bulan
1 Pasien Umum Rajal + IGD 57 30 1.710 20.520 150.000 3.078.000.000
2 Pasien BPJS Rajal + IGD 133 30 3.990 47.880 185.500 8.881.740.000
3 Pasien umum Ranap 10 22 4.212.000.000
a. VVIP 1 6 3 30 90 1.080 600.000 648.000.000
b. VIP 2 7 3 30 180 2.160 500.000 1.080.000.000
2018
No Item Jumlah
Jlh Jlh Hari hari/bl Jumlah Tarif/Harga/omse
Jlh Bed item Total Rp
unit pasien/hari rawat n /Thn t
/Bulan
e. Kelas 3 - - 3 30 - - 150.000 -
a. VIP - 3 30 - -
2019
No Item Jlh Jlh Jumlah item Jumlah Tarif/Harga/omse
Jlh Bed Hari rawat hari/bln Total Rp
unit pasien/hari /Bulan /Thn t
2020
N
o
Item Jlh Jlh Hari Jumlah Jumlah Tarif/Harga/
Jlh Bed hari/bln Total Rp
unit pasien/hari rawat item /Bulan /Thn omset
30 7.656.192.000
8 Medical Check Up 8 228 2.738 350.000
30 958.151.250
9 Kafetaria 1 30.000.000
360.000.000
10 MiniMarket 1 15.000.000
180.000.000
11 Parkir mobil 30 913 10.950 3.000 32.850.900
30
12 Parkir Sp. motor 76 2.281 27.376 2.000 54.751.500
30
13 Sewa Gerai ATM 2 25.000.000 50.000.000
30
Total Pendapatan 25.432 82.240.500
305.179 47.933.515.723
2021
Item
No Jlh Jumlah
Jlh Jlh Hari hari/bl Jumlah /
pasien/har item Tarif/Harga/omset Total Rp
unit Bed rawat n Thn
i /Bulan
e. Kelas 3 - 3 30 - - 150.000
- -
a. VIP 3 30 - -
-
7 Obat -obatan dari Pasien Umum 121 30 3.628 43.537 200.000 8.707.420.800
2.887.347.167
N Tahun
Description
o 2015 2014 2019 2016 2016
Pendapatan
Pasien Umum Rajal +
1 3.078.000.000 3.539.700.000 4.070.655.000 4.681.253.250 5.383.441.238
IGD
2 Pasien BPJS Rajal + IGD 8.881.740.000 10.214.001.000 11.746.101.150 13.508.016.323 15.534.218.771
3 Pasien umum Ranap 4.212.000.000 4.843.800.000 5.570.370.000 8.802.108.000 9.393.424.200
4 Pasien BPJS Ranap 27.000.000 32.325.000 42.255.000 125.467.500 126.000.000
5 Pasien Operasi 2.160.000.000 2.880.000.000 2.880.000.000 3.312.000.000 3.808.800.000
Penunjang Medik ( Lab,
6 5.400.000.000 6.210.000.000 7.141.500.000 8.212.725.000 9.444.633.750
Radiologi)
Obat -obatan dari 5.547.600.00
7 4.824.000.000 6.379.740.000 7.656.192.000 8.707.420.800
Pasien Umum 0
8 Medical Check Up 630.000.000 724.500.000 833.175.000 958.151.250 1.101.873.938
9 Kafetaria 360.000.000 360.000.000 360.000.000 360.000.000 360.000.000
10 MiniMarket 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000
11 Parkir mobil 21.600.000 24.840.000 28.566.000 32.850.900 37.778.535
12 Parkir Sp. motor 36.000.000 41.400.000 47.610.000 54.751.500 62.964.225
13 Sewa Gerai ATM 50.000.000 50.000.000 50.000.000 50.000.000 50.000.000
Laba Rata-rata 12 12 12 12 12
perbulan 159.923.463 255.918.621 278.437.678 545.133.384 643.669.377
Keterangan
NPV bernilai positif sehingga Investasi layak untuk diteruskan
% IRR 78.88% lebih besar dari cost of capital 10% sehingga investasi layak untuk diteruskan
BAB 7
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Berdasarkan uraian dan analisa kelayakan yang telah dijabarkan pada bab-
bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Segi Pasar
Pembangunan fasilitas kesehatan yang didasari dengan itikad baik dengan cara
memenuhi segala persyaratan ketentuan perundang-undangan, memiliki kelayakan
yang tinggi berjangka panjang.
4. Segi Produk
Biaya, kewajiban dan harta yang digunakan sebanding dengan modal yang ada.
10. Segi Penilaian Investasi.
7.2 Rekomendasi
BAB 8
PENUTUP
Studi Kelayakan ini diharapkan dapat menjadi pedoman atau acuan kerja bagi
pengembangan Rumah Sakit Umum Indah Bagan batu. Diharapkan setelah
kesepakatan hasil perhitungan pada studi kelayakan ini, maka pihak Rumah Sakit Indah
dapat melanjutkannya dengan penyusunan Master Plan.
Harapan kami semoga hasil penyusunan studi kelayakan ini dapat membantu
pihak-pihak yang akan terlibat didalam kelanjutan proyek ini.
Hormat kami,