Anda di halaman 1dari 33

PENGERTIAN

Monitoring intra dialisis pengkajian


pada pasien dan mesin selama
proses hemodialisis
BATASAN PELAKSANAAN
KEPERAWATAN INTRA
HEMODIALISIS

Dilakukan dari hd dimulai sampai hd


berakhir dilakukan setiap satu jam sekali
dilakukan lebih sering pada pasien dengan
kondisi yang tidak stabil
KONSEP DASAR HEMODIALISIS

Pasien

Mesin
HEMODIALISIS
Pasien

DARAH
DARAH
HEMO High-flux 250 ml/menit
“DARAH”
DIALISER

HD
500ml
/menit
DIALISIS
DIALISAT DIALISAT
“PROSES”
FRESH SPENT
(fasilitas pilihan resirkulasi)

Mesin Keluar
PROSES PEMISAHAN SOLUT DAN SOLVENT DARI
DARAH MELALUI MEMBRAN SEMIPERMEABEL
OBSERVASI
INTRA HEMODIALISIS
MONITORING PASIEN

• Observasi terus menerus dan diulang-ulang : status


fisiologis pasien
• Respon pasien terhadap dialisis
• Dokumentasi

Penting !
Pengkajian menentukan ketepatan intervensi untuk
mencapai goal dialisis Fungsi vital dan tanggung jawab
bagi personel dialisis
PASIEN
tanda – tanda vital

visual check akses, jarum dan blood line

keadaan umum respon selama prosedur keluhan dan


komplikasi
PASIEN
Adekuasi HD :
Clearance Adequacy Monitoring Program

Hasil Observasi Didokumentasikan


Dilaporkan : Dokter

Continuous Quality Improvement (CQI)


MONITORING MESIN
Diciptakan untuk melindungi pasien dari komplikasi yang
bisa terjadi saat treatment

Mesin tidak selalu sempurna dan akan mengalami malfungsi bila tidak
terdeteksi dalam beberapa kondisi bisa menyebabkan
kematian

Apakah ada komplikasi yang disebabkan mesin ? YA

Komplikasi mesin bisa dicegah :


Carefull monitoring
Machine Maintenance
MESIN

Arterial Pressure

Venous Pressure

Transmembrane Pressure

Dialysate Flow

Blood Flow
MESIN
Temperature

Conductivity

Heparin pump

Visual Check :
Dializer, Connections Machine
Monitor Setting Air/Foam Detector
Alarm
ARTERIAL PRESSURE
Tekanan antara jarum inlet dengan sisi proksimal blood pump

Tekanan negatif dari blood pump

Alarm bila daya hisap di akses vaskular berlebihan, misalnya:


Indikasi clotting jarum terlepas
Tekanan darah pasien drop
Arterial line kinking

Tekanan negatif yg terlalu tinggi dapat menyebabkan akses vaskular rusak


atau hemolisis
VENOUS PRESSURE
Tekanan setelah dializer dan sebelum darah masuk ke tubuh pasien
Mengukur tahanan darah yg masuk ke tubuh melalui jarum outlet

Alarm bila tekanan tinggi :

Indikasi venous line kinking


Buble trap clotted
Jarum vena clotted atau posisi
Bublle trap arteri clotted
dll
FLUID REMOVAL/ UF
Cairan yang akan di buang selama proses dialisis (UF GOAL) hasil dari tekanan
hydrostatic melewati membran dializer

Perbedaan tekanan hidrostatik, dari darah ke cairan disebut TMP (Trans Membrane
Pressure)
TMP = PBO – PDO

Intradialitik fluid :
Oralintake, Medication, Blood, Flussing, Backwash
UFNET : Dalam kg equivalent dengan l
DIALYSATE FLOW
Kecepatan aliran dialisat (Qd)
Berpengaruh terhadap kliren solut berukuran kecil seperti urea

Biasa digunakan 500 ml/min

Flow rate dialisat rendah menghasilkan kliren urea rendah

Flow rate dialisat diatas 500 ml/min digunakan untuk


meningkatkan kliren /high efficiency dialysis

Flow rate dialysat yang tinggi digunakan untuk meningkatkan


kliren urea bila blood flow rendah
BLOOD FLOW

kecepatan aliran darah (qb)

 makin cepat aliran darah semakin cepat proses penjernihan

 qb yang tinggi menyebabkan hemodinamik tidak stabil

 makin rendah qb hemodinamik menjadi lebih stabil


qb standar 150 – 350 ml/mn
CONDUCTIVITY
Jumlah arus listrik yang mengalir melalui dialysate , refleksi dari
konsentrasi elektrolit

Coduktiviti antara 12 -16 ms/cm ( millisieemens )


Jumlah ion yang banyak menyebabkan conduktivity dialis at meningkat
Conduktivity akan menyebabkan dialisat flow berhenti ( bypass ) bila :
Konsent rate habis.
Tubing acid dan biknat tertukar
KOMPLIKASI TEKNIK INTRA DIALITIK

RESIKO TEKNIK PRESENTASI KLINIK


Udara masuk sirkuit darah Emboli udara
Dialisat hipotonik Hemolisis massif Hipernatremia, haus,
sakit kepala, bendungan paru, kejang
Hemolisis dan pembekuan darah
Dialisat hipertonik Alkalosis hebat

Gangguan softener (Hard water syndrome)


Perdarahan , kolapse
KOMPLIKASI NON TEKNIK INTRA
DIALITIK

Hipotensi 25-60 %
Aritmia jantung 5 – 10 % (asimptomatik)
Kram otot 5 – 20 %
Mual muntah 5 – 15 %
Sakit kepala 5 – 10 %
Nyeri punggung 2–5%
Nyeri dada 2–5%
Gatal-gatal 1–5%
Demam 1%
KOMPLIKASI NON TEKNIK INTRA
DIALITIK
DISEQUILIBRIUM SYNDROME

Gejala neurologis muncul segera setelah hd dimulai shift cairan dari


plasma ke sel jaringan otak karena menjadi hipotonis, edema sel otak

Gejala : Sakit kepala, mual, muntah, gelisah, twiching, tremor, bingung,


disorientasi

Penanganan:
Cairan hipertonis, program hd dengan qb rendqh, qd rendqh td singkat,
running dengan concurrent flow
KOMPLIKASI NON TEKNIK INTRA
DIALITIK
First Use Syndrom
Reaksi dializer, pertamakali terpapar dengan dializer berkembang menjadi gejala alergi

Tipe A (Tipe Anafilaktik)


Gejala : dyspneu, nyeri dada dan nyeri punggung, merasa hangat, merasa seperti akan mati,
henti jantung
Penyebab : faktor s terilan Ethylene Oxide ( ETO)

TIPE B
Gejala : nyeri dada, hipotensi, nyeri punggung

Penanganan : sesuai gejala


Priming dengan benar
Treatmen hd dihentikan Sementara
oksigen bila ada Gangguan napas
antihistamin
Efinefrin
Support tekanan darah
KOMPLIKASI NON TEKNIK INTRA
DIALITIK
Reaksi Pyrogen
Terjadi karena dializer yang tidak steril, bakteri pada dialisate atau pada water system, teknik aseptik kurang
tepat, atau persiapan akses yang benar

Endotoksin yg di hasilkan sel bakteri akan menimbulkan gejala menggigil dari awal hd diikuti dengan
penurunan bp, sakit kepala, demam, myalgia, mual muntah, gejala akan mereda jika hd dihentikan

Penanganan. dan pencegahan :


Hipotensi dan demam diobati Periksakan
kultur darah
Gunakan teknik kontrol infeksi dengan teliti saat akses katheter Dializer
jangan digunakan bila kadaluarsa/ terpapar
Rawat kebersihan jerigen dialisat, kalo perlu disterilkan
Sterilkan mesin dengan sempurna tiap selesai sesi hd

Penting untuk mencegah septicemia/ sepsis karena gejala sama dengan reaksi pyrogen
KOMPLIKASI INTERDIALITIK

Berhubungan dengan :
Gangguan Keseimbangan Air dan Elektrolit ( natrium & kalium)

Presentasi klinik :
Bendungan paru akut Asidosis
Hiperkalemia ↓ Keadaan darurat
medik → HD cito
DIAGNOSA KEPERAWATAN INTRADIALISIS
Kekurangan volume cairan B.D.
Kehilangan cairan aktif: perdarahan, diare,muntah

penurunan intake cairan, kidney disease, ultrafiltrasi

Kurang pengetahuan B.D.

Keterbatasan kognitif
Kurang ter ekspose/ mendapatkan Informasi
pendidikan rendah

Resiko ketida kseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan B.D


Anoreksia, mual, muntah

Diet ketat

Gangguan membran mukosa oral

Resiko infeksi B.D.


Penurunan pertahanan immunologi
Prosedur invasif : katheterisasi, akses
Malnutrisi
DIAGNOSA KEPERAWATAN
INTRADIALISIS
 Intoleransi aktivitas B.D
 KELEMAHAN UMUM, ANEMIA, RETENSI PRODUK SAMPAH, PROSEDUR DIALISIS

 Resiko injury akses vaskular B.D


 CLOTTING, HEMORAGGE KARENA DISKONEKSI, INFEKSI

 Potensial Komplikasi :
 Hiperkalemia, Perikarditis, Perikardial Effusion, Hipertensi, Anemia,
Penyakit Tulang Dan Metastase Calsifikasi

 Resiko pertahanan diri rendah B.D.


 Perubahan peran, perubahan body
image dan perubahan fugsi seksuaL
kekurangan volume cairan b.d
kehilangan cairan aktif: perdarahan, diare, muntah penurunan intake
cairan, kidney disease, ultrafiltrasi tanda dan gejala
lemah, lesu, hipotensi, pusing, nadi lemah, takikardi, turgor jelek, napas cepat kriteria hasil

kebutuhan cairan terpenuhi, bb stabil.,turgor bagus, mukosa lembab, ttv stabil


intervensi
monitor td, nadi, dan hemodinamik selama hd ukur sumber ntake
dan output
timbang bb tiap hari , pre /post hd, catat bila ada edema (di perut) catat obat2 yg
dikonsumsi : anti hipertensi/ diuretik
verivikasi kontinuitas shunt/akses katheter posisikan pasien
supine/trendelenburg’s
kaji rembesan/perdarahan di akses site/ membrane mukosa, luka insisi,hematest/guaiac stool tingkatkan
keamanan pasien sesuai indikasi
laporkan bila tiba tiba nyeri dada, dyspneu, sianosis
monitor hasil lab : hb, hct, elektrolit, ph, clotting time, glukosa
sarankan pemberian cairan iv :cairan isotonis, colloid : albumin atau transfusi kurangi ultrafiltrasi
rate
sarankan pemberian protamin sulfate bila perlu
Kurang pengetahuan terhadap proses penyakit b.d
keterbatasan kognitif
Kurang ter ekspose/ mendapatkan informasi
pendidikan rendah

Tanda gejala:
Tidak adekuat dalam untuk mengikuti instruksi

Kriteria hasil :
Peduli terhadap prosedur penyakit dan pengobatan

Intervensi :
Motivasi untuk mau belajar
anjurkan untuk meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik ajari
proses sehat dan sakit
fasilitasi untuk belajar dengan lecture, workshop
stimulasi untuk meningkatkan self-care

Edukasi kesehatan secara periodik


Resiko ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan b.d
anoreksia, mual, muntah
diet ketat

gangguan membran mukosa oral

kriteria hasil
kebutuhan intake nutrisi a dekuat

intervensi
kaji pola diet nutrisi : riwayat diet, jenis makanan, kebutuhan kalori
kaji satus nutrisi : perubahan bb, nilai lab : elektrolit, bun, kreatinin, protein, transferin dan b esi) sga,
mis score
kaji faktor yg mengganggu intake : anoreksia, mual, muntah, depresi, stomatitis, kurang faham terhadat
pembatasan diet
promosikan intake tinggi protein
anjurkan makan snake tinggi kalori, rendah protein, rendah garam dan rendah kalium anjurkan makan
dengan porsi kecil tapi sering

kaji kejadian inadekuat intake protein : edema. penyembuhan luka yang lama, serum albumin
turun
kolaborasi dengan ahli gizi
Resiko infeksi bd
penurunan pertahanan immunologi
prosedur invasif : katheterisasi, akses
malnutrisi

Intervensi
rawat dengan hygiene dan anjurkan pasien juga menjaga hygiene

Gunakan teknik aseptik

Cegah tindakan invasif bila Memungkinkan

ganti dressing sesuai Protokol

Kaji integritas kulit

Cek wbc count dan berikan antibiotik bela perlu


SAYANGI GINJAL DIGANTI DENGAN
KITA … SEBELUM YANG ..LAIN

Anda mungkin juga menyukai