Yth,
Ketua Pengadilan Negeri Tangerang
12
Di-
Perihal : Gugatan Wanprestasi
Jl. Taman Makam Pahlawan Taruna
No. 7, RT.01/RW.09, Sukasari, Kec.
Dengan Hormat,
Tangerang, Kota Tangerang, Banten
15118, Indonesia.
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Bulan Indah
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Jalan Puspitek Raya No. 100, Serpong, Tangerang Selatan,
Banten.
Nomor Telepon : 081256743876
Email : BulanAndroid@gmail.com
Selanjutnya disebut sebagai………………………………………………………PENGGUGAT;
Berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 14 Desember 2021 telah memberi kuasa kepada:
1. Dhimas Septian Mbuyantoko, S.H;
2. Nur Okta Fitria Andari, S.H.
Adalah Para Advokat dan Konsultan Hukum berkantor pada Kantor DHINUR Law Firm &
Consultant yang beralamat di Jalan Raya Serpong No. 46, Serpong, Tangerang Selatan, Banten
dengan ini bertindak baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama untuk dan atas nama
PEMBERI KUASA.
Bersama ini PENGGUGAT mengajukan Gugatan Wanprestasi kepada Desi Syahfitri yang
beralamat di Jalan Adisucipto No. 1 RT.02/RW.03, Kel. Belendung, Kec. Benda, Kota
Tangerang, Banten;
Selanjutnya disebut sebagai………………………………………………………TERGUGAT.
dihadapan dan oleh Notaris Raisa Purnama, S.H., M.Kn., Notaris di Kota Tangerang,
yang mana took tersebut adalah bangunan milik PENGGUGAT yang dikelola oleh
TERGUGAT;
5. Bahwa berdasarkan perjanjian A Quo, telah disepakati bersama, diantaranya:
a. Sepakat bahwa PENGGUGAT memberikan tokonya untuk disewakan kepada
TERGUGAT senilai Rp50.000.000,00 (Lima Puluh Juta Rupiah) Per Bulan
Dimulai Sejak perjanjian tersebut ditandatangani
b. Sepakat bahwa TERGUGAT akan melunasi setiap pembayaran setiap perbulan
dengan senilai Rp50.000.000,00 (Lima Puluh Juta Rupiah) Per Bulan
6. Bahwa selama 10 Bulan berjalan TERGUGAT tidak membayar nya uang sewa selama !
0 bulan setelah TERGUGAT mentanda tangani perjanjian oleh PENGGUGAT , yang
dimana dalam isi perjanjian atas Akta Perjanjian Nomor: 02, tertanggal 12 Maret
2021 Tentang perjanjian sewa toko Berisikan jika TERGUGAT telat dalam membayar
uang sewa yang telah di sepakati dalam perjanjian a quo maka mendapatkan denda
sebesar 10%;
7. Bahwa sampai pada tanggal 16 Demsember 2021, PENGGUGAT belum mendapatkan
pembayaranl in casu sebesar Rp, 200,000,000,00; (Dua Ratus Juta rupiah ) dan denda
10% dikarenakan TERGUGAT telat dalam pembayaran pada tanggal 10 Desember
2021 oleh TERGUGAT. Pada saat itu, PENGGUGAT telah mengingatkan
TERGUGAT melalui Surat somasi Nomor 025/SP/VII/MSA/2021 Tertanggal 19
Desember 2021 yang dikirimkan oleh PENGGUGAT, namun TERGUGAT tidak
mengindahkan surat teguran yang dilayangkan oleh PENGGUGAT;
8. Bahwa sampai pada tanggal 20 Demsember 2021, PENGGUGAT memberikan surat
somasi Nomor 026/SP/VII/MSA/2021 untuk kedua kalinya akan tetapi masih saja belum
mendapatkan pembayaranl in casu sebesar Rp, 200,000,000,00; (Dua Ratus Juta
rupiah ) dan denda 10% dikarenakan TERGUGAT telat dalam pembayaran pada
tanggal 10 Desember 2021 oleh TERGUGAT. Pada saat itu,TERGUGAT
mengindahkan Surat a quo dengan alasan usaha yang dijalani oleh TERGUGAT tidak
sedang berjalan dengan baik;
9. Bahwa hingga tanggal 15 Juli 2021 berlalu, TERGUGAT sama sekali tidak memiliki
itikad baik untuk membayar bagi uunag sewa in casu Rp, 200,000,000,00; (Dua Ratus
Juta rupiah ) dan denda 10% yang seharusnya menjadi hak PENGGUGAT, dengan
demikian perbuatan yang dilakukan oleh TERGUGAT adalah perbuatan
Wanprestasi/Ingkar Janji yang menimbukan kerugian bagi PENGGUGAT yaitu tidak
mendapatkan haknya yang seharusnya Rp, 200,000,000,00; (Dua Ratus Juta rupiah )
dan denda 10% diperoleh dari bagi uamg sewa yamhg diberikan oleh TERGUGAT ,
sehingga TERGUGAT patut dipertanggungjawabkan atas perbuatannya tersebut, telah
sesuai dengan ketentuan Pasal 1243 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPer),
berbunyi “Penggantian Biaya, Rugi dan Bunga karena tidak dipenuhinya suatu
perikatan, barulah mulai diwajibkan apabila debitur setelah dinyatakan lalai memenuhi
perikatannya, tetap melalaikannya, atau jika sesuatu yang harus diberikan atau
dibuatnya dalam tenggang waktu tertentu telah dilampauinya”.Taryana Soenandar,
mengemukakan bahwa maksud “berada dalam keadaan lalai” ialah peringatan atau
pernyataan dari kreditur tentang saat selambat-lambatnya debitur wajib memenuhi
prestasi. Apabila saat ini dilampauinya, maka debitur ingkar janji (wanprestasi) (Taryana
Soenandar, Dkk., Kompilasi Hukum Perikatan, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2016.
Hlm. 19). Sedangkan P.N.H Simanjuntak, mengemukakan bahwa salah satu jenis
wanprestasi adalah Debitur tidak memenuhi prestasi sama sekali (P.N.H Simanjuntak,
Pokok-pokok hukum perdata Indonesia (Edisi Revisi), Jakarta: Djambatan, 2009. Hlm.
340);
10. Bahwa akibat perbuatan TERGUGAT yang sama sekali tidak membayar bagi hasil
sebesar Rp, 200,000,000,00; (Dua Ratus Juta rupiah ) dan denda 10% dari
pemabayaran uang sewa yang seharunya menjadi hak PENGGUGAT, maka secara nyata
kerugian dialami oleh PENGGUGAT sebesar Rp230.000.000,00 (Dua Ratu Tiga
Puluh Juta Rupiah);
11. Bahwa selain itu, perbuatan TERGUGAT berimbas keterlambatan pembayaran kredit
PENGGUGAT kepada Bank ABC yang notabene setengah dari uang tersebut diambil
sebagai pembangunan took yang sebagaimana sedang dilakukan oleh PENGGUGAT .
Keterlambatan pembayaran yang berulang akibat tidak adanya penghasilan oleh karena
TERGUGAT yang tidak memberi uang sewa yang menimbulkan disitanya jaminan atas
kredit PENGGUGAT yakni Ruko dengan nomor SHM. 0177 beralamat di Jl. Raya
Cinere No. 12, Limo, Kota Depok;
12. Bahwa tuntutan ganti kerugian materiil diatas telah sejalan dengan ketentuan Pasal 1243
KUHPer, adapun mengenai dasar tuntutan ganti kerugian yang bersifat imateriil juga
telah sejalan dengan pendapat Mahkamah Agung dalam Putusan perkara Peninjauan
Kembali No. 650/PK/Pdt/1994 yang menerbikan pedoman yang isinya “Berdasarkan
Pasal 1370, 1371, 1372 KUHPerdata ganti kerugian immateril hanya dapat diberikan
dalam hal-hal tertentu saja seperti perkara Kematian, luka berat dan penghinaan.”;
13. Bahwa mengingat TERGUGAT yang tidak memiliki itikad baik untuk menjalankan isi
perjanjian sebagaimana mestinya, menjadi beralasan bagi PENGGUGAT untuk
memohon pembatalan perjanjian dalam Akta Nomor: 02, tertanggal 12 Maret 2021,
oleh karena itu TERGUGAT juga dihukum supaya mengembalikan kerugian yang
dialami oleh PENGGUGAT dalam pembangunan ruko,hal ini telah sesuai dengan
ketentuan Pasal 1267 yang berbunyi “Pihak yang terhadapnya perikatan tidak terpenuhi,
dapat memilih, memaksa pihak yang lain untuk memenuhi persetujuan, jika hal itu masih
dapat dilakukan, atau menuntut pembatalan persetujuan, dengan penggantian biaya,
kerugian dan bunga.”;
14. Bahwa agar gugatan PENGGUGAT tidak sia-sia (illusoir) dan PENGGUGAT
mempunyai sangkaan yang beralasan TERGUGGAT akan lalai memenuhi isi putusan
ini, oleh karenanya itu berkenan kiranya Pengadilan Negeri Tangerang meletakkan sita
jaminan (consorvatoir beslag) terhadap harta benda TERGUGAT yakni sebidang tanah
berikut Rumah kediaman TERGUGAT yang beralamat di Jalan Adisucipto No. 1,
RT.02/RW.03, Kel. Belendung, Kec. Benda, Kota Tangerang;
15. Bahwa mengingat adanya indikasi TERGUGGAT yang hingga saat ini terus menahan
atau tidak menyerahkan hak bagian PENGGUGGAT tersebut maka cukup beralasan
juga bagi Majelis Hakim untuk menghukum TERGUGGAT membayar uang paksa
(Dwangsom) sejumlah Rp5.000.000,00,00 (Lima Juta rupiah) untuk setiap hari
keterlambatan kewajiban pembayaran TERGUGGAT kepada PENGGUGAT
berdasarkan putusan ini setelah putusan perkara ini berkekuatan hukum tetap.
Hormat Kami,
Kuasa Hukum PENGGUGAT
DHIMUR Law Firm & Consultant
Managing Partner