narasumber yang menjadi bagian dari objek penelitian. Penulis akan menjelaskan
gambaran singkat tentang kapan dan alasan narasumber menjadi penghayat aliran
tanggal 30 Juni 1985. Nama ayahnya adalah Sawad. Masa kecil keluarga
seperti mengaji, sholat lima waktu dan kegiatan lain yang dilakukan di
penasaran atas perbedaan sholat yang dilakukannya itu. “ Pak, kok bapak
1
Dalam masyarakat langgar atau yang sekarang lebih dikenal sebagai Mushola, yaitu tempat
ibadah untuk umat muslim yang berukuran relatif kecil dari Masjid. Selain untuk beribadah, langgar
juga bisa difungsikan sebagai tempat untuk mengajar mengaji.
81
82
sujud ngadep ngetan? Tapi anak-anake sholat kok olih?”. Tanya Warjo. “ ya
ora papa, kan pada-pada nyembahe Allah”. 2 Jawab ayahnya. Sehingga pada
mempelajari Sapta Darma dan tidak ada paksaan, dengan begitu warjo sendiri
Setelah itu Warjo masuk dan mulai melakukan sujud Sapta Darma
sejak ia duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) kelas 5. Pada awalnya ia masih
melakukan sholat dan setelahnya dia melakukan sujud Sapta Darma. Hingga
Sanggar Sapta Darma di desanya. Cerita tentang keluarga Warjo yang menjadi
nazar4 bahwa siapa pun yang bisa menyembuhkan penyakitnya dia akan
mengikuti pegangan atau pedoman yang dianut, dan pada saat itu yang
2
Artinya: Bapak, kenapa bapak melakukan sujud menghadap ke timur? tetapi anak-anaknya
melakukan sholat kenapa boleh?.
3
Wawancara langsung dengan Bapak Warjo di Sanggar Candi Busono Ganefo Pada Tanggal 8
Desember 2019.
4
Nazar adalah sebuah janji seseorang untuk melaksanakan sesuatu jika tujuan yang diinginkan
tercapai.
83
Jakarta, tetapi ia tetap memiliki keturunan Jawa dari orang tuanya yang
berasal dari Cilacap Jawa Tengah. Maryanto lahir dari orang tua seorang
mengikuti keyakinan orang tuanya, tetapi orang tuanya tidak memaksa apapun
keyakinan yang dipilih. Dari keempat saudara maryanto, ada juga yang
memeluk Islam. Sejak kecil ia selalu mengikuti ibadah yang dilakukan orang
tuanya, seperti jika orang tuanya sujud ia pun ikut melakukan sujud, namun ia
mengaku saat kecil belum mendalami, hanya sekadar mengikuti orang tuanya
saja. Setelah ia tumbuh besar, orang tuanya memberi pengertian tentang apa
itu Sapta Darma, apa maksud dan tujuannya serta apa keuntungan dan
1965. Ia merupakan ketua Persada Provinsi Jakarta. Sosok yang lahir dari
5
Wawancara langsung dengan Bapak Maryanto Tuntunan Sapta Darma Provinsi DKI di
Sanggar Candi Busono Ganefo Pada Tanggal 30 November 2019.
84
mengikuti Syekh Siti Jenar dan mengikuti perjalanan. Menurutnya mana yang
bahwa orang yang berilmu adalah orang yang dekat dengan Tuhan Nya, ia
Darma adalah salah, justru yang demikian itu menurutnya adalah yang jauh
dengan Tuhan Nya. Seluruh ilmu itu terdapat dalam pribadi kita masing-
rasakan dan temukan di Sapta Darma yang selama ini dia cari. Kurdiyanto
Yang Maha Kuasa, dan ketika berdoa tidak akan keliru, maksudnya Tuhan
Yang Maha Kuasa akan memahami apa yang dia minta. Dia merasa apa yang
dia ucapkan sampai kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena jika dia berdoa
menggunakan Bahasa Arab (Doa yang ia lakukan saat menjadi Muslim) atau
6
Wawancara langsung dengan Bapak Kurdiyanto Ketua Persada Provinsi DKI di Sanggar
Candi Busono Ganefo Pada Tanggal 30 November 2019.
85
bahasa lain yang tidak dia pahami. Sebelumnya Kurdiyanto selalu merasa
tidak yakin dengan doa yang dilakukan. Ada masalah apapun ia mengadu
langsung kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Hal yang demikian merupakan
penghayat Sapta Darma. Walaupun pada dasarnya berdoa dalam Sapta Darma
Provinsi Lampung. Ia lahir dan dibesarkan dari orang tua yang menjadi
penghayat Sapta Darma. Oleh karena itu, ia juga mengikuti keyakinan orang
tua nya dan meneruskan menjadi penghayat Sapta Darma. Sebenarnya tidak
ada paksaan harus menjadi penghayat Sapta Darma, orang tua nya
Jakarta Utara.7
7
Wawancara langsung dengan Galih Sekti Adjie di Sanggar Candi Busono Ganefo Pada
Tanggal 30 November 2019.
86
sebagai berikut:
Kepercayaan dalam hal ini fokus kepada Penghayat Sapta Darma dapat
diklasifikasikan menjadi dua macam, 1). yakni Penghayat yang kolom agama
nya dikosongi atau diisi tanda strip (-), dan 2). Penghayat yang kolom agama
nya diisi dengan agama yang diakui di Indonesia seperti: Islam, Kristen,
Studi Sosial dan Agama (eLSA) di wilayah Brebes Jawa Tengah Tahun 2015,
kolom agama dan ada juga yang diisi dengan tanda strip (-). Beberapa alasan
kolom KTP. Mereka berulang kali sudah melakukan perbaikan, akan tetapi
dibiarkan diisi dengan Islam. Ada juga penghayat yang memang tidak
juga penghayat Sapta Darma yang baru melakukan proses konversi dari Islam
sesuatu. Kurdiyanto yang masuk Sapta Darma Tahun 2010 lalu, kolom agama
di KTP masih diisi dengan “ Agama: Islam”. Dia belum mengurus kembali
dan mengganti KTP yang terbaru. Menurutnya hal demikian pada dasarnya
Sementara itu, Galih Sekti Adjie yang merupakan remaja asal lampung
tersebut masih banyak yang kolom agama di KTP diisi dengan Islam. Galih
juga mengatakan tidak hanya di KTP yang agama diisi dengan Islam, semua
8
Dikutip dari: https://elsaonline.com/identitas-agama-akta-kelahiran-dan-surat-nikah-problem-
penghayat-dalam-soal-administrasi-kependudukan/ Pada Tanggal 16 Desember 2019.
9
Wawancara langsung dengan Bapak Kurdiyanto Ketua Persada Provinsi DKI di Sanggar
Candi Busono Ganefo Pada Tanggal 30 November 2019.
88
catatan yang menyangkut dengan kolom agama maka diisi dengan Islam
sudah bisa. Hanya saja, kurangnya sosialisasi dari pemerintah yang membuat
mengosongkan kolom agama dan tidak sedikit juga yang diisi dengan Islam.
kedua, KTP pertama yang dia miliki masih diisi dengan Islam itu pun dari
pihak kecamatan yang mengisi agama Islam. Pengajuan KTP yang kedua
warjo sudah meminta untuk kolom agama dikosongi, namun pada praktiknya
ternyata tetap diisi dengan Islam. Menurutnya tidak masalah jika harus diisi
dengan Islam, yang terpenting masyarakat sudah memahami bahwa dia adalah
10
Wawancara langsung dengan Galih Sekti Adjie di Sanggar Candi Busono Ganefo Pada
Tanggal 30 November 2019.
89
Penghayat Sapta Darma masih memiliki KTP dengan kolom agama diisi
negatif dari masyarakat seperti dicap sebagai Ateis, dan tidak jarang yang
2006 Pasal 61 dan 64, sudah dijelaskan bahwa bagi penghayat kepercayaan
kolom agama tidak diisi atau dikosongi tetapi tetap dicatat dan dilayani hak-
11
Wawancara langsung dengan Bapak Warjo di Sanggar Candi Busono Ganefo Pada Tanggal 8
Desember 2019.
12
Dikutip dari: https://kumparan.com/panturapost/urus-pemakaman-dan-e-ktp-masih-jadi-
kendala-bagi-penghayat-kepercayaan-1qwXRjqwAWt Pada Tanggal 17 Desember 2019.
13
Wawancara langsung dengan Bapak Warjo di Sanggar Candi Busono Ganefo Pada Tanggal 8
Desember 2019.
90
KTP merupakan salah satu kendala, hal itu menjadikan mereka dianggap
seperti tidak memiliki keyakinan, dan tidak memiliki Tuhan. Mereka merasa
mereka semua memiliki hak-hak yang sama. Tuntutan yang diajukan oleh
aliran Sapta Darma, adalah mereka ingin diakui bahwa mereka itu ber -
Ketuhanan dan mereka tidak ingin dibedakan dengan semua agama yang
2. Pelayanan Perkawinan
undang-undang ini. Dalam hal ini jelas bahwa kata “kepercayaan” yang
14
Wawancara langsung dengan Bapak Maryanto Tuntunan Sapta Darma Provinsi DKI di
Sanggar Candi Busono Ganefo Pada Tanggal 30 November 2019.
91
Kepercayaan Sapta Darma. Pada saat itu, petugas Kantor Pencatatan Sipil
Kabupaten Pati tidak mau mencatat atau menolaknya karena merasa tidak ada
setempat.16
15
Sulaiman, Problem Pelayanan Terhadap Kelompok Penghayat Kepercayaan Di Pati,
JawaTengah, (Jurnal SMaRT Studi Masyarakat, Religi dan Tradisi Volume 04 No. 02 Desember
2018), h. 214.
16
Sulaiman, Problem Pelayanan Terhadap Kelompok Penghayat Kepercayaan .., h. 215.
92
“Dulu, sekitar tahun 1984 juga sudah ada, kalau tidak salah namanya pak
sukamto, itu sudah nikah secara Sapta Darma, dan di catat di Disdukcapil,
dan bisa dikatakan relatif mudah. Tapi setelah reformasi muncul isu-isu
aliran sesat baru kesininya nemuin beberapa masalah. Karena banyaknya
organisasi yang belum terkontrol oleh pemerintah, makanya terjadi gesekan-
gesekan sosial. Yang lebih menyakitkan itu, ketika warga Sapta Darma yang
mau mengawinkan anaknya, padahal anaknya itu sudah diserahkan
sepenuhnya mau nikah secara Islam ngikut suaminya ya silahkan, tapi orang
tuanya tidak boleh jadi wali. Padahal orang tua nya masih hidup, tapi malah
memakai wali hakim. Bagi saya, itu sudah termasuk pelecehan,” ucap
Warjo.18
Warjo sendiri merupakan penghayat Sapta Darma yang sudah dua kali
menikahkan seseorang secara Sapta Darma. Ketika kakak dari Warjo akan
menikahkan anaknya dia juga ditanya apakah anak kakaknya tersebut akan
dinikahkan secara Islam atau Sapta Darma. Warjo mengatakan ada beberapa
kelebihan dan kekurangan, di sisi lain jika menikahkan secara Sapta Darma
dengan kedua belah pihak. Karena pada dasarnya perkawinan itu menyatukan
17
Herman Hendrik , Permasalahan Dalam Pelayanan Kepada Penghayat
KepercayaanTerhadap Tuhan Yang Maha Esa, (Jurnal Inovasi Vol. 16 No. 1, Mei 2019), h. 42
18
Wawancara langsung dengan Bapak Warjo di Sanggar Candi Busono Ganefo Pada Tanggal 8
Desember 2019.
93
dua keluarga. Kelebihan nya di dalam Sapta Darma tidak ada istilah tidak
dan tanda tangan di surat pernikahan Sapta Darma. Akan tetapi, jika menikah
secara Islam dia mengatakan “kang, sampean masih hidup tapi ora bisa dadi
wali nikah. Anak sampean kan perempuan, wes akeh kejadian sing kaya gitu,
Dalam hal ini terkait pelayanan pernikahan untuk Sapta Darma masih
3. Pelayanan Pendidikan
khususnya Sapta Darma harus mengikuti salah satu jenis pendidikan agama di
penghayat Sapta Darma dan sebagai bapak yang sudah memiliki anak.
19
Artinya: kak, kamu masih hidup tapi tidak bisa menjadi wali nikah. Anak kamu kan
perempuan, sudah banyak kejadian yang kaya gitu, kalau kamu ikhlas ya silahkan.
94
kepercayaan turun, dia merasa bingung anaknya akan belajar agama apa di
sekolah. Dia tidak ingin jika harus menuntut anaknya berbohong dengan
mengikuti pelajaran agama lain. Kasus tersebut juga dirasakan oleh Naen
bersembunyi selama dua jam agar tidak perlu mengikuti pelajaran agama yang
hanya satu. Akan tetapi, warjo mengatakan bahwa guru yang mengajar untuk
keluarga tetapi mereka tetap mengajar dengan sukarela walaupun jarak yang
20
Dikutip dari https://pressreader.com/indonesia/jawa-pos/20171109/282531543679308
PadaTanggal 17 Desember 2019.
95
ditempuh cukup jauh. “si penyuluh nya itu mobile, karena memang beda-beda
kecamatan, kadang di kumpulin juga di satu titik tengah, atau misal bisa
yang ia tinggali, ada tenaga pendidiknya akan tetapi belum ada peserta yang
akan di didik. Satu-satunya peserta didik Sapta Darma hanya anak dia sendiri,
“ ya kalau anak saya doang kan nanggung yah, soalnya cuman satu, gurunya
sih ada anak didiknya aja yang belum ada, entah memang belum siap
Kurdiyanto adalah ketika anaknya tidak tau agama yang dipelajari, dari SD
sekuat tenaga dan berpikir lebih untuk menerima pelajaran agama Islam.22
Darma.23
Galih salah seorang remaja Sapta Darma yang baru lulus sekolah
Darma ke peserta didiknya. “Kalau di kampung saya sih per materi khusus
Sapta Darma untuk SD sampai SMP digabung jadi satu kelas, misalnya 3
sekolahan muridnya dikumpulin dan dijadikan di satu kelas atau kadang juga
bisa dikumpulin di rumah siapa. Kalau SMA itu ada sendiri kelasnya. Untuk
jadwalnya tidak ditentukan pas jam pelajaran, misalnya hari minggu ya berarti
4. Pembangunan Sanggar
dalam proses pembangunan candi yang diberi nama Candi Busono. Sebelum
kepala desa dan camat meminta agar renovasi sanggar dihentikan. Padahal,
Pembela Islam (FPI) Yogyakarta pada hari Sabtu 11 Oktober 2008. Dampak
dari aksi yang dilakukan oleh massa FPI itu mengakibatkan warga Sapta
Kasus ketiga juga dialami oleh Galih Sekti, “Dulu sih waktu saya di
warga di kampung manggil polisi dikira Sapta Darma ini musyrik,” urai nya.
sama dengan agama yang lainnya bukan ajaran yang menduakan Tuhan.28
5. Pelayanan Pemakaman
adalah milik makam muslim, sehingga orang yang tidak beragama dinilai
Penghayat Kepercayaan yang ditolak oleh masyarakat. Hal ini terjadi pada
Pati. Ayah Muri yang bernama Marto Mardin meninggal dan ditolak
Trangkil. Pada satu sisi, masyarakat berpandangan bahwa orang yang bukan
Islam tidak boleh dimakamkan di tempat pemakaman itu. Tetapi di sisi lain,
29
Nazar Nurdin, Potret “Suram” Kematian Penghayat Sapta Darma, (Diakses dari :
https://www.academia.edu/ ) Pada Tanggal 17 Desember 2019.
30
Secara administratif seorang modin disebut dengan istilah Kaur Kesra (Kepala Urusan
Kesejahteraan Rakyat).
99
dan Pariwisata Nomor 43 dan Nomor 41 Tahun 2009, Pasal 8 Ayat (1) dan
(PEMKAB) Brebes, pada tahun 2017 ada sekitar 200 orang yang menganut
31
Sulaiman, Problem Pelayanan Terhadap Kelompok Penghayat Kepercayaan .., h. 213.
100
tanah pekarangan.32
“Kejadian yang pernah dialami penghayat Sapta Darma saya ingatnya sih
sekitar Tahun 2007 itu di Dukuh Kalenpandan, Desa Pamulihan, Kec
Larangan. Terus di Desa Cikandang Kec Kersana Tahun 2010, kemudian di
Desa Siandong Kec Larangan bulan Desember 2014, terus juga ada lagi yang
terbaru di Jepara itu sekitar Tahun 2016 atau 2017, cuman saya tidak terlalu
hafal nama dan alamat lengkapnya,” ucap Warjo.
Sementara itu, di Desa Sikancil, Kecamatan Larangan, Brebes pada
berisi makam umat Islam. Para penghayat akhirnya diminta untuk membuat
pemakaman sendiri. 33
Kasus semacam ini membawa akibat buruk tetapi juga ada dampak
dan aktif menjalankan agama Islam, tetapi ada juga warga yang berfikir dan
akhirnya masuk Sapta Darma. Namun, bagi keluarga Warjo sendiri hal
32
Dikutip dari: https://www.murianews.com/2017/12/04/132626/penganut-sapta-darma-ditolak-
dimakamkan-di-tpu-pemkab-brebes-ambil-sikap.html Pada Tanggal 17 Desember 2019.
33
Wawancara langsung dengan Bapak Warjo di Sanggar Candi Busono Ganefo Pada Tanggal 8
Desember 2019.
101
tersebut dianggap biasa saja, karena perjalanan Wahyu ajaran memang ada
Aliran Kepercayaan
berasal dari sebuah identitas sosial (agama, etnis, ras, gender, orientasi seksual).
buruk. Misalnya, ia dilarang atau tidak diberikan perlindungan hukum atau hak
hukum yang sama dibandingkan warga negara lain yang berasal dari identitas
sosial berbeda.34
Ayat (3) tentang Hak Asasi Manusia yang isinya: “ Diskriminasi adalah setiap
didasarkan pada pembedaan manusia atas dasar agama, suku, ras, etnis,
34
Denny J.A., Menjadi Indonesia Tanpa Diskriminasi, Data, Teori, Dan Solusi,(Jakarta:
Inspirasi.co, 2014), h. 6.
102
pengakuan, pelaksanaan, atau penggunaan hak asasi manusia dan kebebasan dasar
dalam kehidupan baik individual maupun kolektif dalam bidang politik, ekonomi,
kepercayaan mereka dalam kolom agama di Kartu Tanda Penduduk dan Kartu
Penghayat Kepercayaan tidak dapat mengisi kolom agama dalam Kartu Tanda
Penduduk dan Kartu Keluarga mereka dikarenakan tidak terdapat pilihan agama
disambut dengan suka cita oleh para penghayat kepercayaan, termasuk respon
kepercayaan dengan agama. Artinya status para penghayat sudah setara secara
hukum dengan agama yang diakui di Indonesia. Namun, pada saat gugatan
mereka dikabulkan terdapat beberapa hal yang masih membuat tidak nyaman
terkait pencantuman nama di kolom agama. Waktu itu, adanya diskusi dengan
ketua MUI yaitu Kyai Ma’ruf Amin, tidak memperbolehkan pencantuman nama
35
Lihat pada Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
103
Esa”.36
Yang Maha Esa” jika memang itu sudah mewakili penghayat kepercayaan. Warjo
menilai bahwa lagi-lagi negara kalah dengan salah satu organisasi (sebut MUI),
Yang Maha Esa”. Jadi, bagi kepercayaan maka kolomnya diisi “Kepercayaan”
dan tidak ada kolom “Agama”, sebaliknya bagi agama maka hanya ada kolom
mereka dapatkan selama ini yaitu pemerintah melayani dengan baik terkait
mereka hadapi jika berkaitan dengan hak-hak sipil mereka, dengan lingkungan
Setelah mereka melakukan pernikahan secara Sapta Darma data mereka dicatat
dalam pencatatan sipil. Ditambah lagi setelah putusan MK, maryanto mengatakan
bahwa artinya pemerintah semakin memberikan layanan yang baik untuk para
diakui dan dilayani dan disetarakan dengan agama lain. Namun, jika menyangkut
pendidikan kendalanya adalah masih belum adanya peserta didik yang siap untuk
menerima pelajaran Sapta Darma. Tetapi kalau dari pemerintah itu sudah bagus
mereka jika terkait dengan layanan pemerintah selama kolom agama mereka
dikosongi tidak menemukan adanya masalah, mereka tetap dilayani sebagai mana
warga negara yang lain. Apalagi, di daerah Jakarta sendiri termasuk lingkungan
yang “cuek, bodoamat, lo lo gue gue”. Kalaupun ada masalah itu karena unsur
politik, tapi jika di kehidupan sehari-hari mereka tidak memiliki masalah. Mereka
jadi masih memiliki kendala, karena jika dibandingkan, Jakarta termasuk daerah
tersebut adalah sesat. Tetapi setelah diberikan pemahaman maka masyarakat akan
paham, bahkan orang tua Maryanto sendiri ketika meninggal tidak ada masalah
Umum (TPU), dan yang mengurusi pemakaman tersebut adalah orang Islam.
Menurutnya jika mereka baik terhadap lingkungan, maka masyarakat juga akan
menghormati mereka.
ini layanan yang diberikan oleh pemerintah sudah sangat baik terkait administrasi
lainnya sudah disediakan dan dilayani dengan baik, jika dibandingkan tahun-
masih sulit. Berbicara tentang kolom agama yang diisi dengan agama (sebut:
lingkungan sekitarnya. Walaupun kolom agama diisi dengan Islam, akan tetapi
Walaupun pada praktik di lapangan, masih ada yang diisi dengan Islam termasuk
KTP Galih sendiri. Perubahan kolom agama dari Islam menjadi Kepercayaan
masih dalam proses dan menurutnya hal tersebut tetap tidak menjadi masalah.
41
Wawancara langsung dengan Galih Sekti Adjie di Sanggar Candi Busono Ganefo Pada
Tanggal 30 November 2019.
106
Galih mengatakan bahwa perubahan yang masih dalam proses tersebut bukan
berarti layanan yang diberikan pemerintah itu buruk. Galih juga mengungkapkan,
jika sebelumnya layanan yang diberikan sudah baik menjadi semakin baik ketika
dengan agama mayoritas lainnya. Sejauh ini juga setelah putusan tersebut galih
merasa tidak ada lagi kendala dan masyarakat pun sudah tidak membeda-bedakan,
dan sudah bisa bersosialisasi dengan baik seperti pada umumnya. Galih berharap
pemerintah akan terus memberikan layanan yang baik dan tidak ada yang
dibedakan antara agama yang satu dengan yang lainnya, supaya Bhineka Tunggal
pemerintah sudah sangat baik dan tidak ada kendala. Namun, masih perlunya
sosialisasi di masyarakat agar praktiknya di lapangan lebih baik lagi. Akan tetapi,
agama ada yang sudah bisa berubah, ada juga yang masih kosong, bahkan masih
ada juga yang berisi agama lain. “baru-baru ini mas eko sama ratih juga selang
satu tahun setelah putusan MK pas bikin di Jakarta jadinya kosong juga di KTP,”
adanya putusan MK, memiliki dampak yang positif, salah satunya yaitu
Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta mengaktifkan kembali tim PAKEM yang selama
ini tidak aktif. Tetapi terlepas dari putusan tersebut di Tegal Jawa Tengah juga
tim PAKEM memiliki kinerja yang bagus untuk para penghayat kepercayaan
khususnya Sapta Darma. Selain itu juga, Warjo sangat berterimakasih tentang
tetapi itu sifatnya pendapat individu dan relatif. Dia juga menambahkan bahwa
regulasi dari pemerintah untuk aliran kepercayaan sangatlah penting, yang berarti
Sapta Darma itu bisa dilayani, kalaupun ada permasalahan itu bisa diselesaikan.
Sejauh ini pemerintah sudah sangat cukup dan baik jika menyangkut peraturan
diberikan bisa terlaksana dengan lebih baik lagi dalam melayani penghayat
sangat baik, hanya saja pelaksana dari pemerintah tersebut yang terkadang masih
42
Wawancara langsung dengan Bapak Warjo di Sanggar Candi Busono Ganefo Pada Tanggal 8
Desember 2019.
108