Anda di halaman 1dari 13

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN II

Laporan Hasil Wawancara: Fenomena Lansia Produktif

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Perkembangan II

Oleh:

Kelompok 3 Kelas B

Dheana Thalya Azzahra (2110322014)


Fifi Febrianti (2110322030)
Muhammad Habil Gibran (2110322041)
Laurensia Vivi Kurnia (2110322050)
Icha Siti Aisyah (2110322056)

Dosen Pengampu:

Nila Anggreiny, M.Psi., Psikolog

Diny Amenike, M.Psi., Psikolog

Mafaza, S.Psi., M.Sc

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2023
LAPORAN HASIL WAWANCARA

A. Kajian teori
Lansia adalah periode akhir dari kehidupan. Berdasarkan UU Republik
Indonesia nomor 13 tahun 1998 seseorang yang dikatakan lansia berada pada
usia 60 tahun keatas. Saat masa lansia banyak terjadi penurunan di berbagai
aspek baik fisik, kognitif dan psikologis. Banyak masyarakat yang menganggap
lansia hanya berdiam diri dirumah dan tidak melakukan aktifitas apapun.
Namun, terdapat fenomena lansia yang menjalankan hari-harinya dengan
produktif dan dan berguna bagi orang lain.
Menurut teori perkembangan Erikson lansia berada pada fase Integrity VS
Despair. Lansia yang berhasil melewati fase ini akan menjadi individu yang
berarti dan berguna bagi orang lain. Lansia yang mencapai integrity akan
menjadi individu yang bijaksana dan matang. Lansia yang mencapai tahapan ini
lebih memilih untuk mengisi kegiatan sehari-harinya dengan hal-hal positif dan
berguna.
Produktif menurut Fromm memiliki arti berfungsi sepenuhnya,
mengaktualisasikan diri, mencintai, keterbukaan dan mengalami (Schultz, 1991).
berdasarkan hal ini dapat dikatakan lansia produktif adalah lansia yang aktif dan
memberi manfaat bagi masyarakat sekitar.

B. Deskripsi narasumber
1. Narasumber 1
a) Nama :A
b) Umur : 60 tahun
c) Jenis kelamin : Laki-laki
d) Pekerjaan : Pedagang
2. Narasumber 2
a) Nama :Z
b) Umur : 78 tahun
c) Jenis kelamin : Laki-laki
d) Pekerjaan : Pemulung
C. Gambaran proses pengambilan data
Penulis mencari narasumber yang sesuai dengan kriteria wawancara ini
dengan bertanya langsung kepada para calon narasumber. Setelah memastikan
bahwa calon narasumber bersedia untuk menjadi informan, barulah penulis
meminta izin untuk melakukan wawancara dengan perekaman. Wawancara
dengan kedua narasumber dilakukan pada hari yang sama dan waktu serta
tempat yang berbeda. Proses wawancara dimulai dengan membangun rapport
antara pewawancara dan narasumber. Lalu pewawancara juga menyampaikan
tujuan dan gambaran proses wawancara kepada narasumber.
Proses wawancara berlangsung dengan semestinya di mana pewawancara
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang kemudian dijawab oleh narasumber.
Pewawancara juga mengajukan pertanyaan tambahan untuk memperoleh
informasi yang lebih dalam dari narasumber. Setelah seluruh pertanyaan
terjawab, pewawancara menanyakan kembali apakah ada informasi tambahan
yang ingin ditambahkan oleh narasumber. Kemudian pewawancara mengakhiri
proses wawancara dengan mengucapkan terima kasih kepada narasumber.

D. Dinamika permasalahan
1) Narasumber 1
Narasumber A merupakan seorang lansia berusia 60 tahun yang bekerja
sebagai penjual minuman eceran di daerah Jati. Beliau tinggal bersama istri,
anak-anak beserta menantu, dan cucunya. Bapak A tinggal di daerah Tabing.
Menurut keterangan A, kondisi keluarganya saat ini sedang baik-baik saja.
Hubungan emosional dengan para anggota keluarga pun masih baik-baik
saja. Meskipun kadang kala ada perbedaan pendapat, bapak A menganggap
hal tersebut bukanlah masalah besar dan biasa terjadi.
Setiap hari bapak A berjualan dari jam 7 pagi hingga 6 sore. Beliau
berangkat dan pulang naik angkutan umum atau dipesankan ojek online oleh
anaknya. Rutinitas bapak A sehari-hari di rumah adalah bangun pagi untuk
shalat subuh, menyapu rumah, dan membuka warung. Kemudian A
menyiapkan bak mandi untuk cucunya yang sudah bangun. Setelah itu
bersiap-siap pergi berjualan.
Kondisi kesehatan bapak A saat ini sedang baik-baik saja. Namun
ketika lelah biasanya beliau merasakan sakit di bagian dada dan pundaknya.
Dulu beliau merupakan perokok aktif dan sudah berhenti merokok selama 2
tahun. Selain itu asam lambungnya juga kerap kambuh jika beliau terlambat
makan.
Bapak A menjalani pekerjaan berjualan minuman eceran sejak 15 tahun
lalu. Sebelumnya bapak A juga pernah menjadi pedagang ikan di Pasar Raya
selama 38 tahun. Sebenarnya anaknya ada yang melarang bapak A untuk
bekerja karena khawatir akan kondisi kesehatannya yang sudah tidak lagi
prima. Namun bapak A mengatakan bahwa ia harus tetap bekerja karena
tuntutan ekonomi. Bapak A memiliki 3 anak perempuan, di mana anak
sulung dan bungsu sudah bersuami. Anak kedua merupakan pegawai di salah
satu toko dan belum menikah. Bapak A menggunakan penghasilannya untuk
kebutuhan sehari-hari. Meskipun anaknya sudah menyarankan dirinya untuk
tidak bekerja, bapak A merasa ia tetap harus berusaha daripada tidak
melakukan apapun. Pendapatan yang diperoleh dari hasil berjualan kurang
lebih 2 juta rupiah per bulannya. Meskipun jumlah tersebut sebenarnya
tidaklah cukup untuk kebutuhannya sehari-hari, bapak A tetap mensyukuri
rezekinya. Bapak A juga memiliki keinginan untuk tinggal di rumah yang
berbeda dari anak-anaknya suatu saat nanti.
Bapak A sehari-hari hanya fokus berjualan kecuali ketika hari sedang
turun hujan. Beliau dulu menyukai olahraga tinju, namun sekarang bapak A
melakukan jogging setiap hari sebelum berangkat kerja. Selain memang
menyukai jogging, bapak A mengatakan bahwa ia merasa tubuhnya lebih
sehat ketika berolahraga. Sehingga ia melakukan hal ini rutin setiap hari
demi menjaga kesehatan tubuhnya.

2) Narasumber 2
Narasumber kedua adalah bapak Z yang berusia 78 tahun dan beliau
bekerja sebagai pemulung. Bapak Z tinggal di daerah Sawahan di rumah
kontrakan seorang diri. Bapak Z mengatakan bahwa ia telah berpisah dengan
istri dan anaknya sejak tahun 2009. Hubungannya dengan keluarganya sejak
saat mereka berpisah hingga saat ini tidak pernah bertemu. Istri dan anak-
anaknya pergi ke Pulau Jawa dan tidak pernah memberi kabar padanya.
Bapak Z sehari-hari bekerja sebagai pemulung yang mengumpulkan
berbagai barang bekas. Beliau mulai bekerja dari jam 7 pagi hingga 7
malam. Bapak Z mengumpulkan barang dengan gerobak yang digerakkan
dengan sepeda. Z sadar akan kondisi fisiknya yang sudah renta dan tak bisa
dipaksakan untuk bekerja terus-menerus. Oleh karena itu Z kerap kali
berhenti di pinggir jalan untuk beristirahat apabila ia merasa kelelahan. Z
mengaku sering sesak nafas dan kadang sakit. Untungnya beliau memiliki
kartu BPJS sehingga jika ia sakit dan butuh obat, ia akan pergi ke rumah
sakit untuk berobat.
Alasan utama Z harus tetap bekerja adalah untuk memenuhi
kebutuhannya sehari-hari. Pendapatan Z tidak menentu dan tidak cukup
untuk membiayai hidupnya sendiri. Pengeluaran bulanan yang harus dibayar
adalah biaya kontrakan dan listrik yang totalnya Rp340.000,- . Bapak Z
seringkali tidak memiliki uang untuk makan dan membayar kontrakannya.
Pemilik kontrakan sudah memaklumi kondisi Z dan membiarkannya untuk
tetap tinggal di kontrakan tersebut. Z dapat membayarnya dengan mencicil
semampunya. Untuk kebutuhan makan sehari-hari, Z tidak selalu memiliki
uang untuk membeli makan. Biasanya ia ditawari atau diberi makanan oleh
orang yang ditemuinya di jalan. Bapak Z merasa hidupnya sangat susah,
hingga untuk makan pun ia sulit memenuhinya. Namun beliau tetap percaya
untuk terus berusaha selagi bisa. Bapak Z setiap hari berkeliling daerah
sekitar Jati untuk mencari pendapatan. Beliau tidak memiliki kegiatan lain
selain bekerja. Ketika ditanya mengenai hobi, Z menjawab hobinya adalah
shalat 5 waktu.

E. Analisa permasalahan
1) Narasumber 1
• Perkembangan fisik
Perkembangan fisik yang terjadi pada lansia bervariasi. Pada
masa lansia terjadi penurunan fisik, seperti penurunan kekuatan otot,
penurunan daya tahan tubuh, penurunan kekuatan tulang, penurunan
kekuatan dan kelenturan sendi. A memiliki kondisi fisik yang baik.
Namun, ketika ia merasa kelelahan, ia merasakan sakit di dada dan
pundaknya. A juga sering melakukan jogging setiap hari sebelum
berangkat kerja. Selain memang menyukai jogging, bapak A
mengatakan bahwa ia merasa tubuhnya lebih sehat ketika
berolahraga. Sehingga ia melakukan hal ini rutin setiap hari demi
menjaga kesehatan tubuhnya. Dengan menyadari kondisi fisiknya, A
mampu menjaga kesehatannya.
• Perkembangan psikososial
Menurut Carter dan McGoldrick (1988) (dalam sahra, 2018)
terdapat beberapa tugas perkembangan keluarga dengan lansia. Salah
satunya yaitu mempertahankan hubungan pernikahan. Hal ini sangat
penting untuk diwujudkan karena dapat membawa kebahagiaan
keluarga dan pernikahan sendiri mempunyai kontribusi yang besar
bagi moral dan aktivitas yang berlangsung dan pasangan lansia.
Seperti yang diketahui subjek dapat melakukan tugas perkembangan
ini, hal ini dapat dilihat dari subjek yang memiliki hubungan baik
dengan istrinya, anak-anak, menantu dan cucunya.
Tahap perkembangan psikososial lansia yang dikemukakan oleh
erikson yaitu integrity vs despair. Ketika seseorang dapat melewati
fase ini ia akan menjadi individu yang yang bijaksana dan matang.
Hal ini juga terlihat pada subjek, dimana saat terjadi perbedaan
pendapat di dalam keluarganya dapat menanggapi hal tersebut
dengan tidak emosi dan dapat menyelesaikan hal tersebut dengan
baik. Subjek juga merasa bahwa perbedaan itu juga hal yang biasa
terjadi didalam keluarga.
Seseorang yang telah mencapai usia lansia, dalam masyarakat
diberbagai negara tidak ingin membebani keluarga mereka baik anak
maupun saudaranya. Mereka yang sudah lansia memutuskan untuk
tetap berusaha agar tidak menyusahkan anak-anak dan saudaranya.
Hal ini terlihat pada bapak A yang tetap bekerja walaupun anaknya
sudah melarang. Bapak A tetap bekerja karena merasa bahwa hal ini
adalah tuntutan ekonomi.
Orang tua atau lansia yang memiliki anak yang sudah menikah
tidak ingin tinggal serumah dengan anaknya. Kebanyakan orang tua
di negara maju, bahkan ketika dalam keadaan sulit, memilih untuk
tidak tinggal bersama anak mereka Kinsella & Phillips (dalam
papalia, 2009). Orang tua ingin memberikan kebebasan, tidak ingin
mencampuri rumah tangga anaknya dan ingin memberi privasi bagi
anaknya. Hal ini juga dirasakan bapak A dimana subjek berkeinginan
untuk tidak tinggal di rumah yang sama dengan anak-anaknya.

2) Narasumber 2
• Perkembangan fisik
Z telah menginjak usia 78 tahun, maka ia sudah dikategorikan
sebagai seorang lansia dan mulai mengalami penurunan kemampuan
baik secara fisik atau kognitif. Pada aspek perkembangan fisik, Z
menunjukkan adanya tanda penurunan fungsi fisik tubuhnya seperti
mudah lelah, sesak napas, serta merasakan sakit di beberapa bagian
tubuhnya, gejala-gejala tersebut adalah indikasi adanya penurunan
kinerja sistem tubuh seperti pernapasan, kekuatan otot, daya tahan
tubuh, dan kelenturan sendi. Namun Z masih mampu untuk
melakukan pekerjaan tersebut sehari-hari demi memenuhi kebutuhan
dirinya walau sudah memiliki tubuh yang renta dan harus banyak
istirahat. Selain itu Z juga mampu untuk tetap produktif bekerja
walau menghadapi berbagai masalah dalam hidupnya di usia tuanya
seperti berpisah dengan istri dan anaknya, kesulitan memenuhi
kebutuhan pokok, dan lain-lain. Z mengalami Reverse Capacity,
yaitu kemampuan cadangan yang dimiliki untuk mengoptimalkan
fungsi tubuh ketika stress.

• Perkembangan psikososial
Pada aspek psikososial, Z telah memasuki tahap perkembangan
psikososial Integrity Vs Despair, teori ini dicetuskan oleh Erik
Erikson yang menjelaskan bahwa pada masa lansia, individu akan
memikirkan apa saja hal-hal yang sudah ia lakukan semasa hidupnya
atau di masa lalu, lalu dari pemikiran tersebut, individu akan
berujung kepada dua pilihan yaitu mengevaluasi hal-hal yang sudah
ia lakukan, menerima takdir, dan berpikir positif (integrity), atau
merasa putus asa, berpikiran negatif, dan menyesali segala
tindakannya hingga kematian tiba (despair).
Berdasarkan pernyataan Z terkait sekilas hidupnya di masa lalu
dan kesehariannya, Z berhasil menyelesaikan tantangan di masa
lansia, dimana ia meraih rasa integritas (integrity) jika dikaitkan
dengan Teori Erikson. Hal ini dibuktikan dengan pantang
menyerahnya Z dalam hidup tuanya, ia tetap bekerja dan berusaha
selagi ia bisa. Ia juga mampu untuk tetap produktif walau ia harus
tinggal sendiri tanpa kedekatan keluarga. Z juga selalu berpikir
positif terkait berbagai hal yang terjadi dalam hidupnya.
DAFTAR PUSTAKA

Papalia, D. E., Olds, S. W., & Feldman, R. D. (2007). Human Development.


McGraw-Hill.
Sulandari, S., Martyastanti, D., & Mutaqwarohmah, R. (2009). Bentuk-bentuk
produktivitas orang lanjut usia (lansia). Jurnal Ilmiah Berkala Psikologi, 11(1), 58-68.
LAMPIRAN
Draft Pertanyaan

1. Siapa yang tinggal bersama bapak/ibu?


2. Bagaimana kondisi keluarga bapak/ibu?
3. Bagaimana hubungan bapak/ibu dengan suami/istri dan anggota keluarga lainnya?
4. Bagaimana bapak/ibu melakukan aktivitas sehari-hari?
5. Bagaimana perasaan bapak/ibu ketika melakukan aktivitas sehari-hari?
6. Apa saja hambatan yang bapak/ibu temukan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari?
7. Apa saja kegiatan di lingkungan tempat tinggal yang bapak/ibu ikuti?
8. Mengapa bapak/ibu mengikuti kegiatan tersebut?
9. Apa saja keluhan kesehatan yang bapak/ibu miliki saat ini?
10. Sejak kapan keluhan tersebut muncul?
11. Bagaimana tanggapan keluarga mengenai kondisi kesehatan bapak/ibu?
12. Apa pekerjaan utama bapak/ibu?
13. Mengapa bapak/ibu memilih untuk tetap bekerja?
14. Bagaimana perasaan bapak/ibu dalam menjalani pekerjaan ini?
15. Berapa penghasilan bapak/ibu?
16. Bagaimana bapak/ibu menggunakan uang yang telah dihasilkan?
17. Apakah penghasilan bapak/ibu dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari?
18. Bagaimana tanggapan dan dukungan keluarga terhadap pekerjaan yang bapak/ibu
lakukan?
19. Apa yang bapak/ibu lakukan di waktu luang?
20. Apa hobi yang bapak/ibu miliki?
21. Bagaimana perasaan bapak/ibu ketika melakukan sesuatu yang disukai?
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

INFORMED CONSENT

Assalamualaikum Wr. Wb,

Perkenalkan kami dari kelompok 3 Psikologi Perkembangan II B, mahasiswa


S1 program studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas. Kami
bermaksud untuk melakukan wawancara dengan saudara/i. Wawancara ini dilakukan
untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Perkembangan II.

Kami harap saudara/i bersedia untuk menjadi narasumber dalam wawancara


ini. Dimana kami akan melakukan wawancara sesuai dengan tujuan wawancara ini.
Selama wawancara berlangsung, kami akan merekam seluruh proses wawancara ini.
Semua informasi yang kami dapatkan akan dijamin kerahasiaannya. Setelah saudara/i
membaca maksud dari kegiatan diatas, maka kami mohon untuk mengisi identitas di
bawah ini.

Nama :A

Umur : 60 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Pekerjaan : Pedagang

Menyatakan setuju dan bersedia menjadi narasumber dengan tujuan untuk


membantu pewawancara memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Perkembangan II
tanpa paksaan dari pihak manapun. Narasumber dalam keadaan sadar dan tidak ada
paksaan dari pihak manapun dalam menandatangani surat perjanjian ini, sehingga
narasumber bersedia mengikuti proses observasi dengan baik dari awal hingga akhir.

Padang, 3 Juni 2023


Narasumber
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

INFORMED CONSENT

Assalamualaikum Wr. Wb,

Perkenalkan kami dari kelompok 3 Psikologi Perkembangan II B, mahasiswa


S1 program studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas. Kami
bermaksud untuk melakukan wawancara dengan saudara/i. Wawancara ini dilakukan
untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Perkembangan II.

Kami harap saudara/i bersedia untuk menjadi narasumber dalam wawancara


ini. Dimana kami akan melakukan wawancara sesuai dengan tujuan wawancara ini.
Selama wawancara berlangsung, kami akan merekam seluruh proses wawancara ini.
Semua informasi yang kami dapatkan akan dijamin kerahasiaannya. Setelah saudara/i
membaca maksud dari kegiatan diatas, maka kami mohon untuk mengisi identitas di
bawah ini.

Nama :Z

Umur : 78 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Pekerjaan : Pemulung

Menyatakan setuju dan bersedia menjadi narasumber dengan tujuan untuk


membantu pewawancara memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Perkembangan II
tanpa paksaan dari pihak manapun. Narasumber dalam keadaan sadar dan tidak ada
paksaan dari pihak manapun dalam menandatangani surat perjanjian ini, sehingga
narasumber bersedia mengikuti proses observasi dengan baik dari awal hingga akhir.

Padang, 3 Juni 2023


Narasumber

Anda mungkin juga menyukai