Anda di halaman 1dari 3

1. PDT. H.N. RUNKAT K UNTUK PERGI KE SUKABUMI, JAWA BARAT.

Di Sukabumi Pdt. H.N. Runkat juga pergi menginjil dan mendirikan sidang-sidang baru di beberapa
Kota di Jawa Barat, Cianjur, Parung Kuda, Cibeber dan Cibadak. Pada waktu itu pengerja-pengerja
hidup bersama dengan keluarga Pdt. H.N. Runkat dan makan sehidangan. Dari Sukabumi kemudian
Pdt. H.N. Runkat dan Keluarga pindah ke Jakarta sekitar tahun 1930-1940

2.

3.YOHANES LONTOH TGL LAHIR : SONDER 1919

1939 Pelayanan di Banyuwangi.

1940 Membantu pelayanan di De Pingster Kerk in Nederlandsche Indie ( GPdI Talang Cirebon

1942 Menggantikan penggembalaan Pdt J.P Kesek di GPdI Talang Cirebon, yg pindah keluar kota.

1965 - 1969 Ketua MD Jawa Barat

4.. y.

Sejarah singkat Jhon Rompas

Lahir di Kawangkoan , 8 Oktober 1931 , Pdt. J. Rompas yaitu anak ke-7 dari 9 bersaudara. Ia pernah
bekerja di Toko kain (Bombay) selama 1 ½ tahun dan harapan berdagang karena ingin mandiri. Tapi
ternyata Yang Mahakuasa menghendaki dia menjadi pelayanNya.

Orang tua Pdt Rompas yaitu orang Pantekosta sedangkan waktu itu Pdt Rompas bukan , kalau ada
ibadah pantekosta di rumahnya , Pdt Rompas lah yang melempar rumahnya sendiri.

Tak lama kemudian ia pergi ke galian emas di Bolaang Mongondow karena melarikan diri akhir olok-
olokan orang-orang karena orang tua pantekosta. Di galian emas itu , ia sering mendengar
tetangganya berdoa. Tetangganya ini orang pantekosta. Dari sanalah ia mulai bertobat dan mulai ke
Gereja pantekosta. Pada tahun 1950 ia bertobat sungguh-sungguh dilayani oleh Pdt Kereh. Setelah
itu ia pulang kampung dengan berjalan kaki , karena tidak mempunyai uang di tangan. Tapi sudah
dibaptis. Orang tuanya sendiri tidak percaya kalau ia sudah dibaptis.

Tak lama kemudian ia meninggalkan Minahasa dan merantau di pulau Jawa. Tinggal di Cimahi di
rumah kakak yang seorang tentara. Di Bandung ia bekerja sebagai kenek montir bis Sabar , tahun
1952 jadi jemaat Lengkong Kecil (Pdt Wakary). Tahun 1953 – ia pindah ke Palembang dan tinggal di
Pdt. Siwi. Disana ia melayani 100% dan oleh Pdt Siwi ditempatkan di Lahat hingga tahun 1954. Tahun
1954 ia ke Jakarta untuk Sekolah Injil di Lawang , tapi Pdt Runkat menahan dan disekolahkan di
Manado. Tahun 1955 bulan Januari ia sekolah Injil di Langowan setelah selesai sekolah ia ke Bolaang
Mongondow. Tahun 1957 bulan Maret ia pergi kembali ke Jawa dan menjadi pengerja di Cianjur (Pdt
Awondatu). Setelah itu beliau membuka pelayanan di Sumedang sekitar 70-80 jiwa.

Tahun 1959 dengan Ibu Lydia Kurniani (Alm) dikaruniai 2 orang anak , 5 orang cucu , dan 5 cicit.

Tahun 1969 bulan September beliau ditawarkan menjadi Gembala di Sukabumi menggantian Pdt.
Sitosuyen. Tahun 1973 ia mengikuti Musyawarah Daerah GPdI Jabar , lalu terpilih menjadi Ketua MD.
Selama 8 periode berturut-turut ia terus menjadi ketua.

SETELAH DIPEGANG OLEH BEBERAPA TOKOH PANTEKOSTA MIRIP PDT WAKKARY (MEDAN) , PDT
ELLY FARAKNIMELA , PDT KASTANYA (BOGOR) , DAN PDT LONTOH (CIREBON) , KURSI MD GPDI
JAWA BARAT DIPEGANG OLEH PDT J ROMPAS MEMIMPIN HINGGA TAHUN 2003.

“Tentu banyak pengalaman yang saya alami , mulai dari yang sangat enak hingga yang tidak enak ,
yang sangat mengagumkan hingga yang sangat buruk , mulai dalam keadaan aman hingga keadaan
darurat , dari mulai disajikan kudapan manis cucur hingga disajikan pistol di atas meja , tetapi itulah
risiko seorang pemimpin yang tentu tidak mampu dirinci , karena banyak bahkan teramat banyak
kesan-kesan yang saya alami bersama dengan rekan-rekan MD yang lain. Mengenai jumlah sidang ,
disaat saya menjabat sebagai Ketua , kira-kira Hamba Yang Mahakuasa yang ada dikala itu sekitar 70-
an , dan oleh kemurahan Yang Mahakuasa dan berkat semangat generasi-generasi muda jumlah
tersebut menjadi sekitar 700-an dengan Banten , kalau Jabar sendiri dikala terakhir saya menjabat
yaitu tahun 2003 berkisar 500 sidang , kembali ini semua hanya kemurahan Yang Mahakuasa ,” ujar
Rompas yang juga Gembala GPdI Sukabumi.

Dalam masa kepemimpinannya yang panjang kadangkala orang salah mengerti ihwal dirinya. Banyak
orang menyebutnya sewenang-wenang bahkan dictator , tapi semua ditepisnya. “Saya dengar ada
yang meyudutkan saya mirip itu. Bagi saya salah satu sifat seorang pemimpin harus ada sekian
persen sifat Otoriter , namanya juga pemimpin , dengan resiko yang harus di tanggung dia sudah
mengambil keputusan , walaupun dia harus mengorbankan dirinya. Dalam moment-moment
tertentu dibutuhkan ketegasan dan orang yang mengatakan saya sewenang-wenang berarti mereka
hanya tahu saya dikala mengambil tindakan sewenang-wenang tersebut , yang penting bagi saya
bahkan mampu dilihat oleh hamba-hamba Yang Mahakuasa secara umumkan hasil pelayanan GPdI
di Jawa Barat ,” ujarnya.

Rompas memiliki ayat dan motto favorit:

“Mintalah maka akan diberikan kepadamu , semua hal saya serahkan kepada Yang Mahakuasa
alasannya yaitu kita inikan hanya pekerja , kalau Yang Mahakuasa katakan kerja ya kita kerja , kalau
membisu ya kita diam. Lebih baik menyanyi saja: Siapkan kakimu menuju sasaran pahala tunggu
kamu. Pahala itu bukan kursi jabatan , tetapi keselamatan yang sedang kita bangun kalau dikasih
kursi ya saya duduk.”
Dalam masa kepemimpinannya Ia sangat terbeban menjadi pemimpin GPdI Jawa Barat. Programnya
untuk GPdI Jawa Barat di masa lalu ditujukan untuk mensejahterakan hamba-hamba Yang
Mahakuasa untuk berkembangnya lebih jauh tidak hanya kuantitas hamba-hamba Yang Mahakuasa
namun terlebih lagi dalam kualitasnya. Sudah terlaksana , bahkan dengan lahirnya pelayanan-
pelayanan baru baik di Jawa Barat maupun di Banten.

Ia juga sangat ketat dalam menertibkan pelajaran-pelajaran dan doktrin-doktrin yang berkembang.
Ia sangat dengan anggota jemaat dan para pendeta. Dalam kepengurusannya yang mencapai 40
tahun itu , ia sangat dihormati , disegani dan juga disenangi. Meski ada beberapa tokoh sentra GPdI
yang gerah dengan kehadirannya namun tak mampu dipungkiri Pdt J Rompas yaitu tokoh GPdI yang
sangat berjasa di Jawa Barat.

4. Pdt. Tom Runkat.

5. Pdt J E Awondatu

6. Pdt Ferry Rompas.

Anda mungkin juga menyukai