BAGIAN 1
3.dilupakan
1.H.Zulian
2.H.Basal
3.Bapak Bani
4.Bapak Umrah
5.Bapak Sayidi
6.H.Harun
7.H.Darmawi
Setelah mengenal jamaah Bapak Bani dan keluarganya pun tetap tinggal
di Talang Jerambah beserta istrinya yang bernama dan anak-
anaknya diantaranya
1.nur minun
2.Nur Kati
3.Nur Ningsih
4.Nur Timah
Pada tahun 1969 putri Bapak Bani yang bernama Nur Minun dipondokan
oleh ayahnya di Pondok Pesantren Gadingmangu-perak Jombang-Jawa Timur
selama 11 bulan.sepulangnya Nur Minun dari pondok pun ternyata gegeran
masih sangat banyak sekali dijumpai,sehingga membuat keluarga Bapak Bani
dan jamaah saat itu banyak yang hijrah mencari tempat agar ibadahnya bisa
lancar termasuk putri Bapak bani yang bernama Nur Kati dan Nur ningsih saat
usia keduanya belum genap 10 tahun sudah diajak hijrah ke kota Gajah-Bangun
Rejo lampung tengah yang merupakan salah satu tempat awal pertamanya
jamaah di provinsi lampung yang saat itu pengajiannya di pimpin oleh bapak
Musair(sekarang namanya Bapak Dul Ghoni) yang ternyata disana juga
mengalami berbgai rintangan dan penangkapan,termasuk Bapak Bani yang
mengalami banyak penangkapan dan pemanggilan dikarnakan ikut serta dalam
pengajian.bahkan Bapak Dul Ghoni semua hartanya mulai dari kebun dan
tanah disita oleh kejaksaan dan di ambil oleh masyarakat sehingga membuat
beliau tidak memiliki harta lagi termasuk hal itupun dialami oleh Bapak Bani.
Pada tahun 1970 putri Bapak Bani Yang pertama Menikah dengan
seorang mubaligh bernama yusuf yang berasal dari Kota Tulung Agung-Jawa
timur yang ditugaskan oleh Bapak KH.Nurhasan tugas kelampung.pada
awalnya Bapak yusuf masih belum tau tujuan dan arah kemana beliau harus
menetap,hal itu membuat kedua orang tuanya datang langsung pada Bapak
KH.Nur Hasan dan mengatakan” bah,anak kulo yo ojo di tugasne adoh-
adoh”/(dalam bahasa Indonesia berarti)”bah anak saya janga di tugasakn jauh-
jauh” tapi jawaban beliau Bapak KH.Nur Hasan “sampean sabar! anakmu mesti
di tolong Gusti Allah”/(dalam bahasa Indonesia)”kamu yang sabar anak kamu
pasti di tolong oleh allah” dan pada akhirnya bapak yusuf pun tetap berangkat
ke Lampung.sampai pada akhirnya menikah dengan putri Bapak Bani yang
pertama.setelah menikah satu minggu Ibu Nur Minun pun menjalankan
tugasnya sampe kedaerah Banjit dan Belitang,namun kurang dari 3 bulan
setelah menikah terjadi penggerebekan di kediaman Bapak Bani yang
mengakibatkan 7 orang masuk kedalam penjara selama 12 bulan Diantaranya
1.Bapak Bani
2.Bapak Yusuf
3.H.Zaki
4.Bapak umrah
7.namanya dilupakan
Gegeran sampai pada tahun itu belum juga usai bahkan semakin tahun
mengalami cobaan yang lebih berat,hingga pada tahun 1971 selang waktu
kurang dari 3 bulan setelah pesta rakyat,Jaksa Agung mengeluarkan surat
keputusan Nomor 089 Tertanggal 29 Oktober 1971 yang menyatakan
Organisasi Jajasan pendidikan djamaah (JPID) yang menaungi kegiatan
pengajian KH.Nur Hasan dan pengikutnya DILARANG.Otomatis dengan
keluarnya surat keputusan ini KH.Nur Hasan dilarang melakukan kegiatan
apapun termasuk pengajian.
Setelah berbagai kejadian dialami akhirnya Bapak Yusuf dan Ibu Nur
Minun memutuskan untuk menetap di Jawa dan ternyata oleh Bapak KH.
Nurhasan,Bapak Yusuf diamalsolehi untuk menjadi Imam Deerah Lampung
utara pada tahun 1972,hal itupun beliau kerjakan dan pada akhirnya Bapak
Yusuf dan Ibu Nur Minun pun memutuskan untuk kembali ke Talang
Jerambah dan di beri ongkos oleh Bapak Bani dari hasil karet sebanyak RP,
300.000 Namun demikian Bapak Bani Tidak lupa dengan orang yang sedang
mebutuhkan bantuan yang akhirnya Ibu Nur Minun mendapat RP,200.000 dan
RP, 100.000 Diberikan untuk bapak Dul Ghoni.
Setelah Lampung utara dijadikan daerah saat itu ada beberapa tempat
yang sambung ke lampung utara diantaranya:
1.Panaragan
2.Daya Murni
3.Tulang Bawang
4.simpang munawar
5.Mulya Asri
6.Baradatu
7.simpang empat
8.belitang
BAGIAN 3
Kelahiran Lemkari
Bersamaan dengan keluarnya surat keputusan kejaksaan Agung itu,KH Nur
Hasan menyatakan mengundurkan diri atau menarik diridari segala aktivitas
pengajaran di Pesantren Burengan Kediri.apalagi setelah penahanan di malang
oleh Polisi Militer,kesehatan KH. Nur haan merosot dratis,kondisi KH.Nur hasan
yang tak sanggup lagi memimpin Pesantren dan pengikutnya di seluruh
Indonesia,serta adanya golongan generasi muda yang ingin melakukan
moderenisasi dalam dakwah islam mendorong Drs.Nurhasjim, R.Eddy Masiadi,
Drs. Bahroni Hartanto, Soetojo Wirjoatmojo B.A, dan Wijono B.A, membentuk
organisasi untuk menampung dan membina pengikut KH. Nur Hasan
kemudian secara ikhlas menyerahkan pengelolaaan sekaligus mewakafkan
pesantrennya kepada pengurus organisasi yang akan di bentuk.
BAGIAN 4
Ketua 1 = H.Laizin
Ketua 2 = zulkifli
Sekretaris 1 = M.Sokeh
Sekretaris 2 = M.Sukidi
Dengan idzin allah juga saat itu juga bisa mendirikan organisasi di tingkat
kecamatan (komisaris) diantaranya
KESIMPULAN
kita sebaagai Jamaah Kita harus mengerti perjuangan para
pendahulu dan pejuang-pejuang/mubaligh mubalighot yang sudah
berjuang untuk menyampaikan kebenaran QHJ,hal ini juga harus bisa
menjadi kebanggan dan kesyukuran kita atas jasa dan amal solih para
perantara agama sebab berkatnya jugalah kita bisa memahami
QHJ,dengan demikian kita bisa meneladani sifat dan daya juang para
perantara agama yang akan menjadikan kita tambah lama dalam
jamaah tambah yakin,faham dan mantap bahwa jamaah dulu harus
di perjuangkan,begitupun dengan sekarang jamaah harus tetap di
perjuangkan dan di lestarikan hingga akhir zaman.
ALHAMDULILLAHIJAZKUMULLHUKHOIRO