Anda di halaman 1dari 3

Nama: Fachri Shani

NIM: 2110822016
Mata kuliah: Folklore B
Catatan kecil Lumindai

1. Lumindai hari pertama

Sebelum berangkat, berkumpul di parkiran FISIP sembari menunggu kedatangan bus dan
beberapa teman lainnya. Setelah bus dan semua anggota berkumpul, diberikan briefing dan
pengarahan oleh dosen pengampu mata kuliah dan selanjutnya diberikan kata-kata pelepasan
menuju Lumindai. Kemudian masuk ke bus dan berangkat menuju Lumindai sekitar pukul 10
pagi.
Sampai di lumindai pada jam setengah satu siang dan tidak sholat jum’at karena masyarakat
di sana sedang melaksanakan sholat jum’at, mengganti dengan sholat dzuhur. Kemudian
makan siang bersama di perkarangan atau lapangan SD pada jam 2 siang. Sehabis makan
menuju pasar untuk mampir ke warung. Bersama 5-6 teman dan ngobrol sebentar dengan
yang punya warung. Perjalanan dari mushola menuju pasar sekitar 10 menit dengan jalan
kaki. Hasil obrolan dengan warga lokal. Lumindai sering didatangi oleh mahasiswa yang
KKN. 2x setahun. Kembali menuju mushola, terdapat permasalahan administratif dengan
kades. Surat tidak sampai pada Kades dan hanya di sekdes. Mempermasalahkan kedatangan
di SD tidak di balai adat. Menunggu kedatangan dosen sebagai wali/ pendamping.
Perangkat desa menuju mushola dan menyampaikan bahwa penginapan cewe dipindahkan ke
mushola Darussalam yg seharusnya di balai adat dan gedung posyandu, namun asumsi saya
karena permasalahan administratif jadi dipindahkan. Buk zul beserta warga lokal membantu
dengan menyediakan rumah warga sebagai hunian perempuan. Tidak dapat tertidur karena
suara tidur dari salah satu teman yang sangat mengganggu. Tidur.

2. Lumindai hari ke dua

Bangun pagi jam 7, pergi bersama ketupel menuju dosen dan membahas terkait
permasalahan, hasil diskusi, dosen bersama ketupel akan menuju kades. Menunggu hasil
diskusi. Dapat mengumpulkan data dan turun ke lapangan selepas dzuhur. Mencoba
tembakau lumindai dan membandingkan dengan rokok felloz. Sesuai hasil diskusi antara
ketua pelaksana, dosen, dan kades selesai akhirnya dapat menuju lapangan mencari data
terkait legenda, mitos, dan cerita rakyat lumindai. Mendapatkan beberapa informan tetapi
sulit untuk mencari data terkait legenda, mitos, dan cerita rakyat karena informan
beranggapan hal tersebut sebagai hal yang privasi. Kemudian menuju warung, ngobrol
dengan yang punya warung dan mendapatkan data terkait tata cara pernikahan di lumindai
tetapi informan tersebut hanya sedikit mengetahui terkait kisah batu lesung manangih.
Dikarenakan waktu sudah mendekati jam makan siang akhirnya kembali menuju mushola
untuk makan siang.
Selepasnya makan siang menuju ke lapangan untuk mencari informan tetapi bertemu dengan
beberapa teman yang ingin menuju hutan batu, kemudian saya ikut serta menuju hutan batu
bersama yang lain. Perjalanan menuju hutan batu memakan waktu sekitar 30 menitan dengan
jalan kaki. Medan menuju hutan batu berupa jalanan biasa yang dapat dilewati motor dan
jalan setapak sekaligus mendaki pendakian. Sehabisnya dari hutan batu dilanjutkan dengan
kembali menuju mushola dan menghampiri pak tansira selaku malin suku dalimo bersama
beberapa teman untuk wawancara namun pak Tansira saat itu sedang berada di sawah
akhirnya membuat janji temu sehabis maghrib. Kembali menuju mushola untuk istirahat
sejenak dan mempersiapkan diri untuk sholat maghrib. Sehabisnya sholat maghrib menuju
kediaman pak Tansira bersama teman-teman dan wawancara sekitar 1 jam dan kembali
menuju mushola untuk makan malam. Sehabisnya makan malam menuju rumah buk zul
membacakan laporan lapangan. Menuju mushola untuk buang air kecil dan tidur sejenak
hingga yang lain kembali ke mushola. Setelah teman-teman yang lain sampai di mushola
akhirnya mempersiapkan diri untuk istirahat dan tidur.

3. Lumindai hari ke tiga

Bangun pagi sekitar pukul 7, dan selanjutnya mandi dan sarapan. Setelah sarapan, menuju
toilet di masjid yang terletak di dusun pasar hilir yang terletak di pasar dikarenakan toilet
yang penuh saat itu. Sesampainya di sana, masjid tersebut tutup dan akhirnya saya
memberanikan diri untuk numpang di toilet rumah warga yang terletak di sebelah masjid.
Setelah dari masjid tersebut saya langsung kembali menuju mushola. Dan melihat banyak
anak-anak SD yang bermain bulu tangkis dan ikut bermain bulu tangkis dengan anak-anak
sekitar. Setelah bermain bulu tangkis selama kurang lebih 30 menitan akhirnya kembali ke
mushola dan melihat teman-teman yang membersihkan mushola dan membersihkan mushola.
Teman-teman yang lain ada yang membersihkan mushola, mempersiapkan diri untuk
kepulangan, berkemas-kemas, dan mempersiapkan acara penutup.
Setelah berkemas-kemas dan mempersiapkan diri dan juga barang-barang untuk kepulangan,
berkumpul seangkatan beserta dosen-dosen dan perangkat desa untuk ikut serta dalam acara
penutup. Sebelum menuju los pasar, menuju rumah buk Zul untuk mengantarkan barang
perempuan yang ketinggalan. Seusainya dari rumah buk Zul menuju los pasar untuk acara
penutupan. Dalam acara penutup, ketua pelaksana, dosen, dan kepala desa memberikan kata-
kata. Setelah acara penutup selesai dilanjutkan dengan sesi dokumentasi bersama-sama.
Diikuti dengan tarian gerantara oleh angkatan 2021 sebagai suatu persembahan terakhir
kepada warga Lumindai. Sesuainya tarian gerantara tersebut, menunggu kedatangan bus yang
agak terlambat datang. Dikarenakan cuaca yang panas dan terik pada saat itu. Angkatan 2021
menuju balai adat untuk beristirahat sembari menunggu kedatangan bus. Bus datang secara
satu persatu.

Daftar informan
Nama: Buk Jas Nama: Pak Tansira
Umur: sekitar 50 tahun Umur: sekitar 60 tahun
Pekerjaan: Pedagang Pekerjaan: Petani/malin suku Dalimo

Anda mungkin juga menyukai