Anda di halaman 1dari 30

MODEL KONSEPTUAL DOROTHEA E.

OREM
Posted by joe pada 12/12/2009

Pendahuluan

Dorothea Elizabeth Orem lahir pada tahun 1914 di Baltimore, Maryland.

Pendidikan: Diploma (awal tahun 1930), Pendiri Hospital School Of Nursing, Washington DC;
Orem mendapat Titel BSN Ed (1939) dan MSN Ed (1945) di The Catholic University of
America, Washington DC. Orem mendapat gelar kehormatan: Dokter Ilmu Pengetahuan dari
Georgetown University (1976) dan Pendiri Perguruan Tinggi di San Antonio, Texas (1980);
Dokter Surat kemanusiaan dari Illinois Wesleyan University, Bloomington, Illinois (1988); Gelar
kehormatan dokter, University of Missouri-Columbia (1998). Dr. Orem melanjutkan untuk aktif
dalam pengembangan teori. Dia menyelesaikan edisi ke-6 dari keperawatan: konsep praktek,
yang diterbitkan oleh Mosby pada Januari 2001.

Dorothea E. Orem meninggal pada 22 Juni 2007 di kediamannya di Savannah, USA. Orem
meninggal pada umur 93 tahun. Dunia keperawatan telah kahilangan seorang ahli dan dianggap
sebagai orang terpenting serta memiliki wawasan yang sangat luas di bidang keperawatan.

Dalam bidang keperawatandapat dikatakan bahwa ahli Keperawatan dari Amerika, Dorothea E
Orem, termasuk salah seorang yang terpenting diantara orang yang mengembangkan pandangan
dalam bidang Keperawatan.

Dorothea Orem melihat bahwa perawatan propesional mendapat bantuan pengambil alihan tugas
sebahagian atau pun keseluruhan atau perawatan diri atau perawatan.

Pengertian keperawatan Dorothea Orem (1971)

Menurutnya teori keperawatan adalah :

Pelayanan manusia yang berpusat kepada kebutuhan manusia untuk mengurus diri bagaimana
mengaturnya secara terus menerus untuk dapat menunjang kesehatan dan kehidupan, sembuh
dari penyakit atau kecelakaan dan menanggulangi akibat-akibatnya.
Menurut Orem, asuhan keperawatan dilakukan dengan keyakinan bahwa setiap orang
mempunyai kemampuan untuk merawat diri sendiri sehingga membantu individu memenuhi
kabutuhan hidup, memlihara kesehatan dan kesejahteraannya, oleh karena itu teori ini dikenal
sebagai Self Care (perawatan diri) atau Self Care Defisit Teori. Orang dewasa dapat merawat
diri mereka sendiri, sedangkan bayi, lansia, dan orang sakit membutuhkan bantuan untuk
memenuhi aktivitas Self Care mereka.

DESKRIPSI KONSEP SENTRAL

1. Manusia :

Suatu kesatuan yang dipandang sebagai berfungsi secara biologis simbolik dan sosial serta
berinisiasi dan melakukan kegiatan asuhan/perawatan mandiri untuk mempertahankan
kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan. Kegiatan asuhan keperawatan mandiri terkait dengan :

1. Udara
2. Air
3. Makanan
4. Eliminasi
5. Kegiatan dan istirahat
6. Interaksi sosial
7. Pencegahan terhadap bahaya kehidupan
8. Kesejahteraan dan peningkatan fungsi manusia

2. Masyarakat/lingkungan :

Lingkungan sekitar individu yang membentuk sistem terintegrasi dan interaktif

3. Kesehatan :

Suatu keadaan yang dicirikan oleh keutuhan struktur manusia yang berkembang dan berfungsi
secara fisik dan jiwa yang meliputi aspek fisik, psikologik, interpersonal dan sosial.
Kesejahteraan digunakan untuk menjelaskan tentang kondisi persepsi individu terhadap
keberadaannya. Kesejahteraan merupakan suatu kedaan dicirikan oleh pengalaman yang
menyenangkan dan berbagai bentuk kebahagiaan lain, pengalaman spiritual, gerakan untuk
memenuhi ideal diri seseorang dan melalui personalisasi berkesinambungan. Kesejahteraan
berhubungan dengan kesehatan, keberhasilan dalam usaha dan sumber yang memadai.

4. Keperawatan :

Pelayanan yang membantu manusia dengan tingkat ketergantungan sepenuhnya atau sebagian
pada byi, anak dan orang dewasa, ketika mereka, orangtua mereka, wali atau orang dewasa lain
yang bertanggung jawab terhadap pengasuhan atau perawatan pada mereka tidak lagi mampu
merawat atau mengasuh atau mengawasi mereka. Upaya kreatif manusia ditujukan untuk
menolong sesama. Keperawatan merupakan tindakan yang dilakukan dengan sengaja dan
mempunyai tujuan suatu fungsi yang dilakukan perawat karena memiliki kecerdasan, serta
tindakan yang memungkinkan pemulihan kondisi secara manusiawi pada manusia dan
lingkungannya.

TUJUAN ELEMEN UTAMA

1. Tujuan asuhan keperawatan :

Pencapaian asuhan atau perawatan mandiri yang optimal sehingga klien dapat mencapai dan
mempertahankan keadaan sehat yang optimal

2. Klien :

Suatu kesatuan yang berfungsi secara biologik, simbolik dan sosial serta berinisiasi dan
melakukan kegiatan asuhan/perawatan mandiri untuk mempertahankan kehidupan, kesehatan
dan kesejahteraan

3. Peran perawat :

Memberikan bantuan untuk mempengaruhi perkembangan klien dalam mencapai tingkat asuhan
perawatan yang optimal

4. Sumber kesulitan/masalah :

Semua hal yang mengganggu asuhan perawatan mandiri oleh seseorang, obyek, kondisi,
peristiwa atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut

5. Fokus intervensi :

Ketidakmampuan untuk mempertahankan asuhan perawatan mandiri (defisit dalam asuhan


perawatan mandiri)

6. Cara intervensi :

Lima cara bantuan secara umum, yaitu :

1. Melakukan untuk membimbing


2. Mendukung
3. Memberikan lingkungan yang kondusif untuk perkembangan
4. Mendidik

7. Konsekuensi
Potensi kesehatan maksimal, utuh dan meningkatkan kompleksitas suatu organisasi

MODEL KONSEPTUAL ROY


Posted by joe pada 12/12/2009

MODEL KONSEPTUAL ROY

Riwayat Calista Roy

Suster Calista Roy adalah seorang suster dari Saint Joseph of Carondelet. Roy dilahirkan pada
tanggal 14 oktober 1939 di Los Angeles California. Roy menerima Bachelor of Art Nursing pada
tahun 1963 dari Mount Saint Marys College dan Magister Saint in Pediatric Nursing pada tahun
1966 di University of California Los Angeles.

Roy memulai pekerjaa dengan teori adaptasi keperawatan pada tahun 1964 ketika dia lulus dari
University of California Los Angeles. Dalam Sebuah seminar dengan Dorrothy E. Johnson, Roy
tertantang untuk mengembangkan sebuah model konsep keperawatan. Konsep adaptasi
mempengaruhi Roy dalam kerangka konsepnya yang sesuai dengan keperawatan. Dimulai
dengan pendekatan teori sistem. Roy menambahkan kerja adaptasi dari Helsen (1964) seorang
ahli fisiologis – psikologis. Untuk memulai membangun pengertian konsepnya. Helsen
mengartikan respon adaptif sebagai fungsi dari datangnya stimulus sampai tercapainya derajat
adaptasi yang di butuhkan individu. Derajat adaptasi dibentuk oleh dorongan tiga jenis stimulus
yaitu : focal stimuli, konsektual stimuli dan residual stimuli.

Roy mengkombinasikan teori adaptasi Helson dengan definisi dan pandangan terhadap manusia
sebagai sistem yang adaptif. Selain konsep-konsep tersebut, Roy juga mengadaptasi nilai “
Humanisme” dalam model konseptualnya berasal dari konsep A.H. Maslow untuk menggali
keyakinan dan nilai dari manusia. Menurut Roy humanisme dalam keperawatan adalah
keyakinan, terhadap kemampuan koping manusia dapat meningkatkan derajat kesehatan.

Sebagai model yang berkembang, Roy menggambarkan kerja dari ahli-ahli lain dari ahli-ahli lain
di area adaptasi seperti Dohrenwend (1961), Lazarus (1966), Mechanic ( 1970) dan Selye (1978).
Setelah beberapa tahun, model ini berkembang menjadi sebagai suatu kerangka kerja pendidikan
keperawatan, praktek keperawatan dan penelitian. Tahun 1970, model adaptasi keperawatan
diimplementasikan sebagai dasar kurikulum sarjana muda keperawatan di Mount Saint Mary’s
College. Sejak saat it lebih dari 1500 staf pengajar dan mahasiswa-mahasiswa terbantu untuk
mengklarifikasi, menyaring, dan memperluas model. Penggunaan model praktek juga memegang
peranan penting untuk klarifikasi lebih lanjut dan penyaringan model.

Sebuah studi penelitian pada tahun 1971 dan survey penelitian pada tahun 1976-1977
menunjukkan beberapa penegasan sementara dari model adaptasi. Perkembangan model adaptasi
keperawatan dipengaruhi oleh latar belakang Roy dan profesionalismenya. Secara filosofi Roy
mempercayai kemampuan bawaan, tujuan,, dan nilai kemanusiaan, pengalaman klinisnya telah
membantu perkembangan kepercayaannya itu dalam keselarasan dari tubuh manausia dan spirit.
Keyakinan filosofi Roy lebih jelas dalam kerjanya yang baru pada model adaptasi keperawatan.

Definisi dan Konsep Mayor

Konsep Mayor yang membangun kerangka konseptual model adaptasi roy adalah:

1.Sistem adalah kesatuan dari beberapa unit yang saling berhubungan dan membentuk satu
kesatuan yang utuh dengan ditandai adanya input, control, proses, output, dan umpan balik.

2.Derajat adaptasi adalah perubahan tetap sebagai hasil dari stimulus fokal, konstektual dan
residual dengan standar individual, sehingga manusia dapat berespon adaptif sendiri.

3.Problem adaptasi adalah kejadian atau situasi yang tidak adekuat terhadap penurunan atau
peningkatan kebutuhan.

4.Stimulus fokal adalah derajat perubahan atau stimulus yang secara langsung mengharuskan
manusia berespon adaptif. Stimulus fokal adalah presipitasi perubahan tingkah laku.

5.Stimulus konstektual adalah seluruh stimulus lain yang menyertai dan memberikan konstribusi
terhadap perubahan tingkah laku yang disebabkan atau dirangsang oleh stimulus fokal.

6.Stimulus residual adalah seluruh factor yang mungkin memberikan konstribusi terhadap
perubahan tingkah laku, akan tetapi belum dapat di validasi.

7.Regulator adalah subsistem dari mekanisme koping dengan respon otomatik melalui neural,
cemikal, dan proses endokrin.

8.Kognator adalah subsistem dari mekanisme koping dengan respon melalui proses yang
kompleks dari persepsi informasi, mengambil, keputusan dan belajar.

9.Model efektor adaptif adalah kognator yaitu ; Fisiologikal, fungsi pean, interdependensi dan
konsep diri.

10.Respon adaptif adalah respon yang meningkatkan intergritas manusia dalam mencapai tujuan
manusia untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan reproduksi.

11.Fisiologis adalah kebutuhan fisiologis termasuk kebutuhan dasar dan bagaimana proses
adaptasi dilakukan untuk pengaturan cairan dan elektrolit, aktivits dan istirahat, eliminasi,
nutrisi, sirkulasi dan pengaturan terhadap suhu, sensasi, dan proses endokrin.

12.Konsep diri adalah seluruh keyakinan dan perasaan yang dianut individu dalam satu waktu
berbentuk : persepsi, partisipasi, terhadap reaksi orang lain dan tingkah laku langsung. Termasuk
pandangan terhadap fisiknya (body image dan sensasi diri) Kepribadian yang menghasilkan
konsistensi diri, ideal diri, atau harapan diri, moral dan etika pribadi.
13.Penampilan peran adalah penampilan fungsi peran yang berhubungan dengan tugasnya di
lingkungan social.

14.Interdependensi adalah hubungan individu dengan orang lain yang penting dan sebagai
support sistem. Di dalam model ini termasuk bagaimana cara memelihara integritas fisik dengan
pemeliharaan dan pengaruh belajar.

Model Konseptual Adaptasi roy

Empat elemen penting yang termasuk dalam model adaptasi keperawatan adalah : (1) manusia;
(2) Lingkungan; (3) kesehatan; (4) keperawatan. Unsur keperawatan terdiri dari dua bagian yaitu
tujua keperawatan dan aktivitas keperawatan, juga termasuk dalam elememn penting pada
konsep adaptasi.

1.Manusia

Roy mengemukakan bahwa manusia sebagai sebuah sistem adaptif. Sebagai sistem adaptif,
manusia dapat digambarkan secara holistic sebagai satu kesatuan yang mempunyai input,
control, output, dan proses umpan balik. Proses control adalah mekanisme koping yang
dimanifestasikan dengan cara adaptasi. Lebih spesifik manusia di definisikan sabagai sebuah
sistem adaptif dengan aktivitas kognator dan regulator untuk mempertahankan adaptasi dalam
empat cara adaptasi yaitu : fungsi fisiologi, konsep diri, fungsi peran, dan interdependensi.

Dalam model adaptasi keperawatan, manusia dijelaskan sebagai suatu sistem yang hidup,
terbuka dan adaptif yang dapat mengalami kekuatan dan zat dengan perubahan lingkungan.
Sebagai sistem adaptif manusia dapat digambarkan dalam istilah karakteristik sistem, Jadi
manusia dilihat sebagai satu kesatuan yang saling berhubungan antar unit fungsional secara
keseluruhan atau beberapa unit fungsional untuk beberapa tujuan. Sebagai suatu sistem manusia
juga dapat digambarkan dengan istilah input, proses control dan umpan balik serta output.

Input pada manusia sebagai suatu sistem adaptasi adalah dengan menerima masukan dari
lingkungan luar dan lingkungan dalam diri individu itu sendiri. Input atau stimulus termasuk
variable satandar yang berlawanan yang umpan baliknya dapat dibandingkan. Variabel standar
ini adalah stimulus internal yang mempunyai tingkat adaptasi dan mewakili dari rentang stimulus
manusia yang dapat ditoleransi dengan usaha-usaha yang biasanya dilakukan.

Proses control manusia sebagai suatu sistem adaptasi adalah mekanisme koping yang telah
diidentifikasi yaitu : subsistem regulator dan subsistem kognator. Regulator dan kognator adalah
digambarkan sebagai aksi dalam hubunganya terhadap empat efektor cara adaptasi yaitu : fungsi
fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi.

Manusia

1. Manusia didefinisikan sebagai penerima asuhan keperawatan. Manusia sebagai sistem


hidup yang berada dalam interaksi yang konstan dengan lingkungan ditandai oleh
perubahan-perubahan internal maupun eksternal
2. Perubahan-perubahan tersebut mengharuskan manusia mempertahankan integritasnya,
yaitu adaptasi terus menerus
3. Roy mengidentifikasikan unit sebagai stimulus. Stimulus adalah unit dari
4. informasi materi atau energi dari lingkungan atau dirinya sebagai respon.
5. seiring dengan stimulus, tingkat adaptasi adalah jangkauan stimulus manusia yang dapat
mengadaptasi responnya dengan usaha yang wajar.
6. Tingkat adaptasi dan sistem manusia dipengaruhi oleh pertumbuhan individu dan
pemakaian dari mekanisme koping
7. Roy mengkategorikan hasil sistem sebagai respon adaptif dan inefektif
8. Respon adaptif adalah semua yang mengacu pada integritas manusia yaitu semua tingkah
laku yang tampak ketika manusia dapat mengerti tentang tujuan hidup, tumbuh, produksi
dan kekuasaan
9. Respon inefektif tidak mendukung tujuan tersebut
10. Roy menggunakan istilah mekanisme koping untuk menjelaskan proses pengendalian
manusia sebagai sistem adaptasi

Diagram respon adaptasi

PROSES
1. Koping
2. Mekanisme regulator dan kognator

INPUT
1. Stimulus
2. Tingkat adaptasi

OUTPUT
1. Adaptasi

2. Respon inefekti

Efektor dijelaskan oleh Roy sebagai berikut :

1. Model adaptasi fisiologi


Model adaptasi fisiologi terdiri dari : Oksigenasi

1.
1. Nutrisi
2. Eliminasi
3. Aktifitas dan istirahat
4. Sensori
5. Cairan dan elektrolit
6. Integritas kulit
7. Fungsi saraf
8. Fungsi endokrin

1. Konsep diri

Merujuk pada nilai, kepercayaan, emosi, cita-cita serta perhatian yang diberikan untuk mengatasi
keadaan fisik tersebut

Fungsi peran

Menggambarkan hubungan interaksi perorangan dengan orang lain yang tercermin pada peran
pertama, kedua dan seterusnya.

1. Model ketergantungan

Mengidentifikasi nilai manusia, cinta dan keseriusan. Proses ini terjadi dalam hubungan manusia
dengan individu dan kelompok.

KEPERAWATAN

Roy mengidentifikasikan tujuan dari keperawatan sebagai peningkatan dari proses adaptasi.
Tingkat adaptasi ditentukan oleh besarnya rangsang baik fokal, konstektual maupun residual

Aktivitas perawatan direncanakan model sebagai peningkatan respon adaptasi atas situasi sehat
atau sakit. Sebagai batasan adalah pendekatan yang merupakan aksi perawat untuk memanipulasi
stimuli fokal, konstektual dan residual yang menyimpang pada manusia. Rangsang fokal dapat
diubah dan perawat dapat meningkatkan respon adaptasi dengan memanipulasi rangsangan
konstektual dan residual. Perawat dapat mengantisipasi kemungkinan respon sekunder yang
tidak efektif pada rangsang yang sama pada keadaan tertentu.

Perawat juga dapat menyiapkan manusia untuk diantisipasi dengan memperkuat regulator
kognator dan mekanisme koping.
KESEHATAN

Roy mengidentifikasikan sebagai status dan proses keadaan yang digabungkan dari manusia
yang diekspresikan sebagai kemampuan untuk menentukan tujuan, hidup, berkembang, tumbuh,
memproduksi dan memimpin

LINGKUNGAN

Roy mengidentifikasikan keadaan lingkungan secara khusus yaitu semua keadaan, kondisi dan
pengaruh dari sekeliling dan perasaan lingkungan serta tingkah laku individu dan kelompok

MODEL KONSEPTUAL VIRGINIA HENDERSON


Posted by joe pada 12/12/2009

Pendahuluan

Virginia Henderson lahir tahun 1897, anak ke lima dari 8 bersaudara di keluarganya. Ia asli dari
Kansas city, Mo. Henderson menghabiskan masa pertumbuhannya di Virginia karena ayahnya
membuka praktik hukum di Washington D,C.

Selama Perang Dunia I Henderson tertarik dengan ilmu perawatan. Maka tahun 1918 ia
memasuki Sekolah Perawat Militer di Washington D.C. Henderson lulus tahun 1921 dan
menempati posisi sebagai staf perawat di Henry Street Visiting Nurse Service di New York. Di
tahun 1922 Henderson mulai mengajar ilmu perawatan di Norfolk Prostetan Hospital di Virginia.
Lima tahun kemudian ia memasuki Teacher’s college di Universitas Colombia di mana ia
berturt-turut meraih gelar B.S dan M.A bidang pendidikan perawatan. Di tahun 1929 Henderson
menjadi supervisor pengajaran pada klinik Strong Memorial Hospital di Rochester, New York. Ia
kembali ke Teacher’s college di tahun 1930 sebagai pengajar, memberikan pelatihan proses
analitis perawatan dan praktik klinik hingga tahun 1948.

Henderson menikmati karirnya yang panjang sebagai seorang penulis an peneliti. Sementara
mengajar di Teacher’s college ia menulis ulang edisi ke empat tulisan Bertha Harmer Textbook
of the Principles and Practice of Nursing and practice of Nursing setelah kematian penulisnya.
Edisi ini diterbitkan tahun 1939. edisi kelima buku tersebut di terbitkan tahun 1955 dan memuat
definisi ilmu perawatan karya Henderson. Hnderson bergabung dengan universitas Yale sejak
awal tahun 1950-an dan telah berbuat banyak bagi riset perawatan lebih jauh lewat perkumpulan
ini. Mulai tahun 1959 hingga 1971. henderson mengepalai Nursing Studies Indeks Project yang
di sponsori Yale. Nursing Studies Indeks ke dalam empat jilid di lengkapi dengan indeks biografi
perawatan, analisis, dan literatur sejarah sejak tahun 1900 hingga 1959.

Di tahun 1980-an Henderson masih aktif sebagai Research Associate Emeritus di Yale. Prestasi
Henderson dan pengaruhnya dalam profesi keperawatan telah memberikan lebih dari tuujh gelar
doctoral dan Christiane Reimann Award pertama kali untuknya.

Deskripsi Konsep Sentral


1. Manusia :

Makhluk yang utuh, lengkap dan mandiri yang mempunyai 14 kebutuhan dasar manusia yang
meliputi :

1. Bernapas
2. Makan dan minum
3. Eliminasi
4. Mobilisasi
5. Tidur Istirahat
6. Berpakaian
7. Mempertahankan suhu tubuh
8. Menjaga kebersihan
9. Menghindari bahaya
10. Berkomunikasi
11. Bekerja
12. Bermain
13. Beribadah
14. Belajar

2. Masyarakat/lingkungan :

Semua kondisi eksternal yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan organisme

3. Kesehatan :

Dipandang sebagai kemampuan individu untuk melakukan 14 komponen asuhan keperawatan


tanpa bantuan (misal bernapas secara normal). Kesehatan adalah kualitas kehidupan dasar untuk
berfungsi dan memerlukan kemandirian dan saling ketergantungan. Jadi lebih kepada kualitas
kehidupan daripada kehidupan itu sendiri yang memungkinkan manusia bekerja secara efektif
dan mencapai atau mempertahankan kesehatan bila mereka mempunyai kekuatan, keinginan atau
pengetahuan yang diperlukan.

4. Keperawatan :

Fungsi unik perawat adalah membantu klien baik sehat maupun sakit, dalam melaksanakan
kegiatan yang berkontribusi pada kesehatan, pemulihan atau meninggal dengan damai. Kegiatan
yang akan dilakukan tanpa bantuan apabila mempunyai kekuatan/kemampuan, keinginan atau
pengetahuan. Juga melakukannya sedemikian rupa untuk membantu klien mandiri secepat
mungkin.

TUJUAN ELEMEN UTAMA

1. Tujuan asuhan keperawatan :

Kemandirian dalam pemuasan 14 kebutuhan dasar

2. Klien :

Manusia yang utuh, lengkap dan mandiri yang mempunyai 14 komponen kebutuhan dasar

3. Peran perawat :

Peran pelengkap-tambahan untuk mempertahankan atau memulihkan kemandirian dalam


pemuasan 14 kebutuhan dasar

4. Sumber kesulitan/masalah :

Tidak mempunyai kemampuan/kekuatan, kemauan atau pengetahuan

5. Fokus intervensi :

Defisit yang merupakan sumber kesulitan klien

6. Cara intervensi :

Tindakan untuk mengganti, melengkapi, menambah, membangkitkan atau meningkatkan


kekuatan, kemauan atau pengetahuan

7. Konsekuensi

1. Meningkatnya kemandirian dalam pemuasan 14 kebutuhan dasar manusia


2. Meninggal dengan damai

PENEGASAN-PENEGASAN TEORITIS

- Hubungan Perawat Pasien

Tiga tingkatan hubungan perawat pasien dapat di kenali :

1. perawat sebagai substitute (pengganti) bagi pasien.


2. perawat sebagai helper (penolong)
3. perawat sebagai partner (rekan) dengan pasien. Pada saat-saat penyakitnya gawat,
perawat kelihatan seperti “pengganti apa-apa yang pasien kekurangan untuk membuatnya
menjadi lengkap, utuh, atau bebas karena berkurangnya kekuatan fisik, kemauan atau
pengatahuan.

Selama kondisi pemulihan (convalescence), perawat membantu pasien meraih atau mendapatkan
kembali kemandiriannya. Henderson menyatakan “kemandirian adalah yang relatif. Tidak ada
satupun dari kata tidak bergantung dengan yang lain, tetapi kita berusaha keras bagi saling
bergantung meraih kesehatan, bukan bergantung dalam sakit.

Perawat harus bisa mencermati tidak hanya kebutuhan-kebutuhan pasien, tetapi juga kondisi-
kondisi tersebut dan kondisi patologis yang merubahnya.

Perawat dapat mengubah lingkungan dimana dia anggap perlu. Henderson percaya di setiap
situasi para perawat yang mengetahui reaksi-reaksi fisiologis dan psikologis terhadap suhu
dadan, cahaya dan warna.

Perawat dan pasien selalu berusaha mencapai satu tujuan, apakah berupa kesembuhan atau
kematian yang damai. Salah satu tujuan perawat harus menjaga hari-hari pasien se normal
mungkin. Menjadikan sehat adalah tujuan penting alinnya oleh si perawat.

- Hubungan Perawat Dokter

Henderson menuntut tugas unik yang di miliki perawat dari para dokter. Rencana perawatan,
yang di rumuskan oleh perawt dan pasien bersama-sama, harus di jalankan dengan suatu cara
untuk mengusulkan rencana pengobatan yang di tentukan dokter.

Perawat sebagai anggota tim medis. Pekerjaan-pekerjaan perawat saling bergantungan dengan
pekerja-pekerja kesehatan lainnya. Perawat dan anggota tim lainnya saling membantu
menjalankan program perawatan penuh, tetapi mereka sebaiknya tidak melakukan pekerjaan-
pekerjaan milik orang lain. Henderson mengingatkan kita ”tidak seorang pun di dalam tim
memberi beban kepada anggota lainnya, dimana siapapun mereka tidak sanggup untuk
melakukan tugas khususnya tersebut.

BENTUK LOGIKA

Henderson nampaknya menggunakan bentuk penalaran logika deduktif untuk membangun


definisi ilmu perawatannya. Dia mena rik kesimpulan definisi ilmu perawatannya dan 14
kebutuhan-kebutuhan dari prinsip-prinsip fisiologis dan psikologis. Seseorang harus mempelajari
asumsi-asumsi dari definisi karya Henderson untuk menilai kecukupan logika tersebut.

PENERIMAAN OLEH KOMUNITAS KEPERAWATAN

Definisi ilmu perawatan Henderson karena berkaitan dengan praktik perawatan menunjukan
bahwa perawat yang melihat tugas utama mereka sebagai pemberi langsung perawatan kepada
pasien akan menemukan manfaat segera pada kemajuan pasien dari kondisi bergantung menjadi
mandiri. Henderson meyakini proses perawatan merupakan proses problem-sloving dan tidak
hanya khusus masalah perawatan.

MODEL KONSEPTUAL FLORENCE NIGHTINGALE


Posted by joe pada 12/12/2009

Biografi Florence Nightingale

Dua bayi perempuan dilahirkan di tengah keluarga William (W.E.N) dan Fanny Nightingale
dalam suatu perjalanan panjang keliling Eropa. Parthenope, anak pertama, lahir di Napoli,
Yunani. Putri kedua diberi nama sesuai dengan nama sebuah kota di Italia, tempat dia dilahirkan
pada tanggal 12-Met 1820: Florence.

Florence Nightingale dibesarkan dalam sebuah keluarga kaya yang tinggal di luar kota London,
dikelilingi pesta-pesta yang terus berlangsung, sebuah rumah musim panas bernama Lea Hurst,
dan tamasya ke Eropa. Tetapi pada tahun 1837, pada usia tujuh belas tahun, dia menulis di buku
hariannya, “Pada tanggal 7 Februari, Tuhan berbicara kepadaku dan memanggilku untuk
melayani-Nya.” Tetapi pelayanan apa?

Dia menyadari bahwa dirinya merasa bersemangat dan sangat bersukacita — bukan karena status
sosial keluarga kaya — saat dia merawat keluarga-keluarga miskin yang hidup di gubuk gubuk
sekitar Embley, rumah keluarganya.

Pada saat Florence berusia dua puluh empat tahun, dia merasa yakin bahwa panggilannya adalah
merawat orang sakit. Tetapi pada tahun 1840-an, para gadis Inggris terhormat tidak akan
bersedia menjadi perawat. Pada masa itu, perawat tidak melebihi fungsi sebagai pembantu yang
melakukan semua pekerjaan di rumah sakit — rumah sakit umum (para orang kaya dirawat di
rumah sendiri) — dan dianggap sebagai peminum atau pelacur………

Tetapi Florence, yang belum menikah dan masih tinggal bersama orang tuanya, merasa hampir
gila karena ketidakproduktifan dan rasa frustrasi. Dia bertanya kepada seorang dokter tamu dari
Amerika, dr. Samuel Howe, “Apakah pantas bagi seorang gadis Inggris mencurahkan hidupnya
untuk menjadi seorang perawat?” Dia menjawab, “Di Inggris, semua yang tidak biasa dianggap
tidak layak. Tetapi bukanlah sesuatu yang tidak mungkin terjadi atau tidak wajar bagi seorang
wanita terhormat bila melakukan suatu pekerjaan yang membawa kebaikan bagi orang lain.”

Florence sering bertanya-tanya, mengapa gereja Protestan tidak seperti Catholic Sisters of
Charity — suatu jalan bagi para wanita untuk mencurahkan hidupnya dengan melayani orang
lain. Dr. Howe menceritakan kepadanya tentang Kaiserworth di Jerman, didirikan oleh Pendeta
Theodor Fliedner. Tempat itu mempunyai rumah sakit yang dilengkapi ratusan tempat tidur,
sekolah perawatan bayi, sebuah penjara berpenghuni dua belas orang, sebuah rumah sakit jiwa
untuk para yatim, sekolah untuk melatih para guru, dan sekolah pelatihan untuk para perawat
disertai ratusan diaken. Setiap kegiatan selalu diikuti dengan doa.
Bahkan sebelum dia memutuskan untuk pergi, dengan semangat tinggi Florence menanggapi
bahwa Kaiserworth adalah tujuannya.

Tahun 1846, Florence melakukan perjalanan ke Roma bersama teman-temannya, Charles dan
Selina Bracebridge. Pada perjalanan ini, dia bertemu dengan Sidney Herbert dan istrinya, Liz.
Mereka adalah orang Kristen yang taat. Kemudian dia menjadi Menteri Perang dan seorang
teman serta pendorong, semangat bagi Florence Nightingale.

Pada bulan Juli 1850, di usianya yang ke-30, akhirnya Florence pergi ke Kaiserworth di Jerman
selama dua minggu. Setahun kemudian, dia pulang ke rumah dan tinggal selama tiga bulan. Dia
pulang dengan sikap baru. Sekarang dia tahu bahwa dirinya harus membebaskan diri dari
kehidupannya yang terkekang.

Tiga tahun kernudian, dia melaksanakan pekerjaan keperawatannya yang pertama sebagai
pengawas di Institute for the Care for Sick Gentle Woman in Distressed Circumstances. Dia
memasukkan pemikiran-pemikiran baru ke dalam institusi itu dan menerapkan beberapa ide yang
revolusioner, seperti pipa air panas ke setiap lantai, elevator untuk mengangkut makanan pasien,
dan para pasien dapat langsung memanggil para perawat dengan menekan bel. Dia juga
menetapkan bahwa institusi tersebut bukan institusi sekte — menerima semua pasien dari semua
denominasi dan agama. (Komite institusi ini menginginkan agar institusi tersebut hanya
menerima jemaat Gereja Inggris).

Pada tahun 1854, ketika Inggris dan Perancis mengumumkan perang terhadap Rusia untuk
menguasai Crimea dan Konstantinopel — pintu gerbang menuju Timur Tengah — Sidney
Herbert, sebagai Menteri Perang, meminta Florence untuk mengepalai sebuah tim perawat bagi
rumah sakit militer di Scutari, Turki. Florence menggunakan kesempatan ini. Dia tiba bersama
sebuah tim pilihan yang terdiri dari 38 orang perawat. Hanya 14 orang perawat yang mempunyai
pengalaman di lapangan; 24 orang lainnya adalah anggota lembaga keagamaan yang terdiri dari
Biarawati Katolik Roma, Dissenting Deaconnesses, perawat rumah sakit Protestan, dan beberapa
biarawati Anglikan yang berpengalaman di bidang penyakit kolera. Teman-temannya, Charles
dan Selina Bracebridge juga turut bersama tim tersebut untuk mendorong semangatnya.

Selama perang berlangsung, Florence menghadapi pertempuran berat untuk meyakinkan para
dokter militer bahwa para perawat wanita pun diperlukan di sebuah rumah sakit militer. Perang
Crimea telah membongkar sistem kemiliteran Inggris yang ternyata mengirim ribuan prajurit
untuk menjemput kematiannya sendiri akibat kekurangan gizi, penyakit, dan diabaikan.
Sebanyak 60.000 prajurit Inggris dikirim ke Crimea. Sejumlah 43.000 meninggal, sakit, atau
terluka, dan hanya 7.000 yang terluka oleh musuh. Sisanya merupakan korban akibat lumpur,
kekacauan, dan penyakit.

Pada saat perang akan berakhir, laporan dan saran Florence Nightingale membuat Inggris seperti
dilanda badai. Dia menjadi pahlawan wanita negara tersebut. Pada tahun 1860, Sekolah
Keperawatan Nightingale dibuka di London dan kelas pertamanya berisi lima belas orang murid
wanita muda. Sepanjang hidupnya, sebelum dia meninggal saat sedang tidur pada usia sembilan
puluh tahun di tahun 1910, dia bekerja tanpa lelah untuk mengadakan perubahan-perubahan di
kemiliteran yang berhubungan dengan perawatan kesehatan dan medis.
Sebab dia telah bersumpah, “Semua yang terjadi di Crimea, tidak boleh terulang kembali.”

Gambaran model konseptual keperawatan Florence Nightingale:

a. Definisi keperawatan adl. Profesi untuk wanita dengan tujuan menemukan dan menggunakan
hukum alam dalam pembangunan kesehatan dan pelayanan kesehatan. Ningtingale menegaskan
bahwa keperawatan adl. Ilmu dan kiat yang memerlukan pendidikan formal untuk merawat
orang yang sakit.

b. Tujuan tindakan keperawatan adl. Memelihara, mencegah infeksi, dan cedera, memulihkan
dari sakit, melakukan pendidikan kesehatan serta mengendalikan lingkungan

c. Alasan tindakan keperawatan yakni Menempatkan manusia pada kondisi yang terbaik secara
alami untuk menyembuhkan atau meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit dan luka.

d. Konsep individu adl. Merupakan kesatuan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual
yang lengkap dan berpotensi.

e. Konsep sehat adl. Keadaan bebas dari penyakit dan dapat menggunakan kekuatannya secara
penuh.

f. Konsep lingkungan adl. Bagian eksternal yang mempengaruhi kesehatan dan sakitnya
seseorang.

Deskripsi Konsep Sentral

1. Manusia

Manusia terdiri dari komponen fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual. Walaupun
memang lebih terfokus pada aspek fisik tetapi tetap saja ide yang dikemukakan Nightingale
tentang seseorang yang sedang sakit mempunyai semangat hidup yang lebih besar daripada
mereka yang sehat, sebenarnya terkait dengan dimensi psikologik dari manusia

2. Lingkungan

Lingkungan menurut Nightingale merujuk pada lingkungan fisik eksternal yang mempengaruhi
proses penyembuhan dan kesehatan yang meliputi lima komponen lingkungan terpenting dalam
mempertahankan kesehatan individu yang meliputi

1. udara bersih,
2. air yang bersih,
3. pemeliharaan yang efisien
4. kebersihan, serta
5. penerangan/pencahayaan

Nightingale lebih menekankan pada lingkungan fisik daripada lingkungan sosial dan psikologis
yang dieksplor secara lebih terperinci dalam tulisannya. Penekanannya terhadap lingkungan
sangat jelas melalui pernyataannnya bahwa jika ingin meramalkan masalah kesehatan, maka
yang harus dilakukan adalah mengkaji keadaan rumah, kondisi dan cara hidup seseorang
daripada mengkaji fisik/tubuhnya.

3. Kesehatan

Nightingale mendefinisikan kesehatan sebagai merasa sehat dan menggunakan semaksimal


mungkin setiap kekuatan yang dimiliki yang merupakan proses aditif, yaitu hasil kombinasi dari
faktor lingkungan, fisik, dan psikologis. Terutama faktor lingkungan meliputi :

1. Kebersihan
2. Minuman
3. Nutrisi
4. Kelembaban
5. Jalan udara
6. Saluran air

Yang mempengaruhi kesehatan.

Menurut Nightingale keadaan sehat dapat dicapai melalui pendidikan dan perbaikan kondisi
lingkungan. Penyakit merupakan proses perbaikan, tubuh berusaha untuk memperbaiki masalah.
Juga merupakan suatu kesempatan untuk meningkatkan pandangan spiritual. Oleh karena itu
Nightingale sangat menekankan bahwa kesehatan tidak hanya berorientasi dalam lingkungan
rumah sakit tetapi juga komunitas.

4. Keperawatan

Nightingale memandang keperawatan sebagai ilmu kesehatan dan menguraikan keperawatan


sebagai mengarahkan terhadap peningkatan dan pengelolaan lingkungan fisik sehingga alam
akan menyembuhkan pasien. Oleh karena itu, kegiatan keperawatan termasuk memberikan
pendidikan tentang kebersihan di rumah tangga dan lingkungan untuk membantu wanita
menciptakan atau membuat lingkungan sehat bagi keluarganya dan komunitas yag pada dasarnya
bertujuan untuk mencegah penyakit.

MODEL KONSEPTUAL HILDEGARD E. PEPLAU


Posted by joe pada 12/12/2009
Biogarfi

Hildegard E. Peplau, PhD, RN, FAAN, yang dikenal sebagai “jiwa ibu menyusui,” meninggal di
usia 89 tahun pada tanggal 17 Maret 1999. The only nurse to serve the ANA as executive
director and later as president, she served two terms on the Board of the International Council of
Nurses (ICN). Satu-satunya perawat untuk melayani ANA sebagai direktur eksekutif dan
kemudian sebagai presiden, ia menjabat dua istilah di Dewan International Council of Nurses
(ICN). In 1997, she received nursing’s highest honor, the Christiane Reimann Prize, at the ICN
Quadrennial Congress. Pada tahun 1997, ia menerima kehormatan tertinggi keperawatan, yang
Christiane Reimann Prize, pada Kongres ICN yg berlangsung empat tahun. In 1996, the
American Academy of Nursing honored Peplau as a “Living Legend,” and, in 1998, the ANA
inducted her into its Hall of Fame. (Extract from the “Peplau leaves legacy of achievement”
article below – Nursing World May 1999) Pada tahun 1996, American Academy of Nursing
Peplau dihormati sebagai “Legenda Hidup”, dan, pada tahun 1998, ANA dilantik-nya ke dalam
Hall of Fame. (Kutipan dari “warisan daun Peplau prestasi” artikel di bawah ini – Keperawatan
Dunia Mei 1999 )

Hildegard Peplau’s fifty-year career in nursing left an indelible stamp on the profession of
nursing, and on the lives of the mentally ill in the United States. Hildegard Peplau lima puluh
tahun karirnya di panti kiri cap yang tak terhapuskan pada profesi keperawatan, dan pada
kehidupan para sakit jiwa di Amerika Serikat. She wore many hats – founder of modern
psychiatric nursing, innovative educator, advocate for the mentally ill, proponent of advanced
education for nurses, Executive Director and then President of the American Nurses Association,
and prolific author. Dia mengenakan banyak topi – pendiri keperawatan jiwa modern, inovatif
pendidik, advokat bagi penderita penyakit mental, pendukung pendidikan lanjutan untuk
perawat, Direktur Eksekutif dan kemudian Presiden American Nurses Association, dan penulis
produktif. Her life was often marked with controversy, which she faced with courage and
determination. Hidupnya sering ditandai dengan kontroversi, yang dia dihadapkan dengan
keberanian dan tekad.

DESKRIPSI KONSEP SENTRAL

1. Manusia

Individu dipandang sebagai suatu organisme yang berjuang dengan caranya sendiri untuk
megurangi ketegangan yang disebabkan oleh kebutuhan. Tiap individu merupakan makhluk yang
unik, mempunyai persepsi yang dipelajari dan ide yang telah terbentuk dan penting untuk proses
interpersonal

2. Lingkungan

Budaya dan adat istiadat merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menghadapi
individu

3. Kesehatan
Suatu perkembangan kepribadian dan proses kemanusiaan yang berkesinambungan ke arah
kehidupan yang kreatif, konstruktif dan produktif

4. Keperawatan

Suatu proses interpersonal yang bermakna. Proses interpersonal merupakan maturing force dan
alat edukatif baik bagi perawat maupun klien. Pengetahuan diri dalam konteks interaksi
interpersonal merupakan hal yang penting untuk memahami klien dalam mencapai resolusi
masalah.

TUJUAN ELEMEN UTAMA

1. Tujuan asuhan keperawatan :

Kepribadian yang berkembang melalui hubungan interpersonal yang mendidik dalam


pemenuhan kebutuhan klien

2. Klien

Sistem diri yang berkembang sendiri dari karakteristik :

1. Biokimia
2. Fisiologis
3. Interpersonal dan kebutuhan, serta berupaya memenuhi kebutuhannya dan
4. Mengintegrasikan berbagai pengalaman

3. Peran perawat

Perawat berperan mengatur tujuan dan proses interaksi interpersonal dengan klien yang bersifat
partisipatif, sedangkan klien mengandalkan isi yang menjadi tujuan. Dalam hubungannya dengan
klien, perawat berperan sebagai orang asing, pendidiknara sumber, pengasuh pengganti,
pemimpin dan konselor sesuai dengan fase proses interpersonal

4. Sumber kesulitan/masalah

Ansietas berat yang disebabkan oleh kesulitan mengintegrasikan pengalaman interpersonal yang
lalu dengan yang sekarang. Ansietas terjadi apabila komunikasi dengan orang lain mengancam
keamanan psikologik dan biologik individu

5. Fokus intervensi

Ansietas yang disebabkan oleh hubungan interpersonal yang mempengaruhi perkembangan


kepribadian. Empat komponen sentral adalah :

1. Proses interpersonal
2. Perawat
3. Klien
4. Ansietas

6. Cara intervensi

Proses interpersonal terdiri dari fase orientasi, identifikasi, eksploitasi dan resolusi.

a. Fase orientasi :

Lebih difokuskan untuk membantu klien menyadari ketersediaan bantuan dan rasa percaya
terhadap kemampuan perawat untuk berperan serta secara efektif dalam pemberian asuhan
keperawatan kepada klien

b. Fase identifikasi

Terjadi ketika perawat menfasilitasi ekspresi perasaan klien dan tetap mampu memberikan
asuhan keperawatan yang diperlukan. Ekspresi perasaan tanpa penolakan diri perawat
memungkinkan pengalaman menderita sait sebagai suatu kesempatan untuk mengorientasikan
kembali perasaan dan menguatkan bagian yang positif dari kepribadian klien. Respon klien pada
fase identifikasi dapat berupa :

1) Partisipasi mandiri dalam hubungannya dengan perawat

2) Individu mandiri terpisah dari perawat

3) Individu yang tak berdaya dan sangat tergantung pada perawat

c. Fase eksploitasi

Memungkinkan suatu situasi dimana klien dapat merasakan nilai hubungan sesuai pandangan
atau persepsinya terhadap situasi. Fase ini merupakan inti hubungan dalam proses interpersonal

d. Fase resolusi

Secara bertahap klien melepaskan diri dari perawat. Resolusi ini memungkinkan penguatan
kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dan menyalurkan energi ke arah realisasi
potensi

Keempat fase tersebut merupakan rangkaian proses pengembangan dimana perawat


membimbing klien dari rasa ketergantungan yang tinggi menjadi interaksi yang saling tergantung
dengan lingkungan sosial

Perawat mempunyai 6 peran yang terdiri dari peran sebagai :


1. Sebagai orang yang asing

Berbagi rasa hormat dan minat yang positif pada klien. Perawat menghadapi klien seperti tamu
yang dikenalkan pada suatu sistem baru

1. Nara sumber

Perawat memberikan jawaban yang spesifik terhadap pertanyaan tentang masalah yang lebih luas
dan selanjutnya mengharap pada area permasalahan yang memerlukan bantuan

1. Pendidik

Mengembangkan hubungan yang demokratis sehingga merangsang individu untuk berperan serta
aktif dalam mengarahkan asuhan

1. Pengasuh pengganti

Membantu individu belajar tentang keunikan tiap manusia sehingga dapat mengatasi konflik
interpersonal

1. Konselor

Meningkatkan pengalaman individu menuju keadaan sehat yaitu kehidupan yang kreatif,
konstruktif dan produktif

7. Konsekuensi

Sistem diri dengan kepribadian yang berkembang ditandai dengan ansietas yang berkurang
karena kebutuhan yang terpenuhi dan fasilitas pemenuhan kebutuhan yang lebih tinggi.

MODEL KONSEPTUAL MARTHA ELIZABETH ROGER


Posted by joe pada 12/12/2009

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Martha Elizabeth Roger lahir pada tanggal 12 Mei 1914 di Dallas, Texas. Beliau memulai karir
sarjananya ketika beliau masuk di Universitas Tennessee di Knoxville pada tahun 1931. Beliau
masuk sekolah keperawatan di RSU Knoxville pada September 1933. Beliau menerima gelar
Diploma Keperawatan pada tahun 1936 dan menerima gelar B.S dari George Peabody College di
Masville pada tahun 1937. Pada tahun 1945 beliau mandapat gelar MA dalam bidang
pengawasan kesehatan masyarakat dari Fakultas Keguruan Universitas Columbia, New York.
Beliau menjadi Eksekutif Direktur dari pelayanan keperawatan di Phoenix, AZ. Beliau
meninggalkan Arizona pada tahun 1951 dan kembali melanjutkan sekolah di Universitas Johns
Hopkins, Baltimre MD dg memperoleh gelar MPH tahun 1952 dan Sc.D tahun 1954. Beliau di
tetapkan menjadi Kepala Bagian Keperawatan di New York University pada tahun 1954.

Secara resmi beliau mengundurkan diri sebagai Professor dan Kepala Bagian Keperawatan pada
tahun 1975 setelah 21 tahun dalam pelayanan. Pada tahun 1979 beliau pensiun dengan hormat
dengan memakai gelar Professornya dan terus aktif mengembangkan dunia keperawatan sampai
beliau meninggal pada 13 maret 1994.

Dalam teorinya, Martha Rogers (1970), mempertimbangkan manusia ( kesatuan manusia)


sebagai sumber energi yang menyatu dengan alam semesta. Manusia berada dalam interaksi
yang terus menerus dengan lingkungan (lutjens,1995). Selain itu, manusia merupakan satu
kesatuan utuh memiliki integritas diri dan menunjukkan karakteristik yang lebih dari sekedar
gabungan dari beberapa bagian (Rogers 1970).

Manusia yang utuh merupakan ” Empat sumber dimensi energi yang diidentifikasi oleh pola dan
manisfestasi karakteristik spesifik yang menunjukkan kesatuan dan yang tidak dapat di tinjau
berdasarkan bagian pembentuknya” (Maminer – Toey,1994).

Keempat dimensi yang di gunakan oleh Martha E. Rogers sumber energi, keterbukaan,
keteraturan dan pengorganisasian, dan empat dimensionalitas manusia digunakan untuk
menentukan prinsip mengenai bagaimana berkembang.

Tujuan

Untuk meningkatkan pengetahuan tentang Teori Model Keperawatan menurut Martha E. Rogers
serta dapat mengaplikasikannya dalam praktik keperawatan.

BAB II

TINJAUAN TEORI

Defenisi Keperawatan Menurut Martha E. Rogers.

Keperawatan adalah ilmu humanisti/humanitarian yang menggambarkan dan memperjelas bahwa


manusia dalam strategi yang utuh dan dalam perkembangan hipotesis secara umum dengan
memperkirakan prinsip – prinsip dasar untuk ilmu pengetahuan praktis. Ilmu keperawatan adalah
ilmu kemanusiaan, mempelajari tentang alam dan hubungannya dengan perkembangan manusia.

Rogers mengungkapkan bahwa aktivitas yang di dasari prinsip – prinsip kreatifitas, seni dan
imaginasi. Aktifitas keperawatan dinyatakan Rogers merupakan aktifitas yang berakar pada
dasar ilmu pengetahuan abstrak, pemikiran intelektual, dan hati nurani. Rogers menekankan
bahwa keperawatan adalah disiplin ilmu yang dalam aktifitasnya mengedepankan aplikasi
keterampilan, dan teknologi. Aktivitas keperawatan meliputi pengkajian, intervensi, dan
pelayanan rehabilitatif senantiasa berdasar pada konsep pemahaman manusia / individu
seutuhnya.

Asumsi Dasar

Dasar teori Rogers adalah ilmu tentang asal usul manusia dan alam semesta seperti antropologi,
sosiologi, agama, filosofi, perkembangan sejarah dan mitologi. Teori Rogers berfokus pada
proses kehidupan manusia secara utuh. Ilmu keperawatan adalah ilmu yang mempelajari
manusia, alam dan perkembangan manusia secara langsung.

Berdasarkan pada kerangka konsep yang dikembangkan oleh Roger ada 5 asumsi mengenai
manusia, yaitu :

1. Manusia merupakan makhluk yang memiliki kepribadian unik, antara satu dan lainnya
berbeda di beberapa bagian. Secara signifikan mempunyai sifat-sifat yang khusus jika semuanya
jika dilihat secara bagian perbagian ilmu pengetahuan dari suatu subsistem tidak efektif bila
seseorang memperhatikan sifat-sifat dari sistem kehidupan manusia. Manusia akan terlihat saat
bagiannya tidak dijumpai.

2. Berasumsi bahwa individu dan lingkungan saling tukar-menukar energi dan material satu
sama lain. Beberapa individu mendefenisikan lingkungan sebagai faktor eksternal pada seorang
individu dan merupakan satu kesatuan yang utuh dari semua hal.

3. Bahwa proses kehidupan manusia merupakan hal yang tetap dan saling bergantung dalam satu
kesatuan ruang waktu secara terus menerus. Akibatnya seorang individu tidak akan pernah
kembali atau menjadi seperti yang diharapkan semula.

4. Perilaku pada individu merupakan suatu bentuk kesatuan yang inovatif.

5. Manusia bercirikan mempunyai kemampuan untuk abstrak, membayangkan, bertutur bahasa


dan berfikir, sensasi dan emosi. Dari seluruh bentuk kehidupan di dunia hanya manusia yang
mampu berfikir dan menerima dan mempertimbangkan luasnya dunia.

Berdasar pada asumsi-asumsi terdapat 4 batasan utama yang ditunjukkan oleh Martha E Roger :

1. Sumber energi.

2. Keterbukaan.

3. Pola-pola perilaku.

4. Ukuran – ukuran 4 dimensi.

Disini terdapat elemen-elemen yang saling berhubungan pada ini adalah manusia dan
lingkungannya. Sebagai sistem hidup dan sumber energi, individu mampu mengambil energi dan
informasi dari lingkungan dan menggunakan energi dan informasi untuk lingkungan. Karena
pertukaran ini individu adalah sistem terbuka yang mendasari dan membatasi asumsi-asumsi
utama Martha E Roger.

Menurut Martha E Roger ilmu tentang keperawatan berhubungan langsung dengan proses
kehidupan manusia dan bertujuan untuk menjelaskan dan memperkirakan kealamiahan dan
hubungannya dengan perkembangan. Untuk memperkuat teorinya Martha E. Rogers
mengkombinasikan konsep manusia seutuhnya dengan prinsip homeodinamik yang kemudian di
kemukakannya.

Prinsip-prinsip Hemodinamika

Teori menyatakan bahwa dalam keperawatan dipergunakan prinsip hemodinamika untuk


melayani manusia, yaitu :

1. Integritas (Integrality), adalah proses berhubungan yang menguntungkan antar manusia dan
lingkungannya secara berkesinambungan.

2. Resonansi (Resonancy), Prinsip ini membicarakan tentang alam dan perubahan yang terjadi
antara manusia dan lingkungan. Resonansi dapat dijelaskan sebagai suatu pola-pola gelombang
yang ditunjukkan dengan perubahan-perubahan dari frekuensi terendah ke frekuensi yang lebih
tinggi pada gelombang perubahan.

3. Helicy, Prinsip yang menyatakan bahwa keadaan alami dan hubungan manusia dan
lingkungan adalah berkesinambungan, inovatif, ditunjukkan dengan peningkatan jenis pola-pola
perilaku manusia dan lingkungan yang menimbulkan kesinambungan, menguntungkan,
merupakan interaksi yang simultan antara manusia dan lingkungan bukan menyatakan ritmitasi.

Perbandingan dengan Teori Lain

Prinsip hemodinamika lebih mudah daripada teori sistem pada umumnya. Prinsip hemodinamika
yaitu helicy dibandingkan pada prinsip equifinalli dan negetropi. Equifinally merupakan sistem
terbuka yang mungkin dicapai tergantung pada keadaan dan ditentukan oleh suatu pengukuran
yang mempunyai tujuan.

Teori dan Empat Konsep Dasar Roger

Martha E. Roger mengemukakan empat konsep besar. Beliau menghadirkan lima asumsi tentang
manusia. Tiap orang dikatakan sebagai suatu yang individu utuh. Manusia dan lingkungan selalu
saling bertukar energi. Proses yang terjadi dalam kehidupan seseorang tidak dapat diubah dan
berhubungan satu sama lain pada dimensi ruang dan waktu. Hal tersebut merupakan pola
kehidupan. Pada akhirnya seseorang mampu berbicara, berfikir, merasakan, emosi,
membayangkan dan memisahkan. Manusia mempunyai empat dimensi, medan energi
negentropik dapat diketahui dari kebiasaan dan ditunjukkan dengan ciri-ciri dan tingkah laku
yang berbeda satu sama lain dan tidak dapat diduga dengan ilmu pengetahuan yaitu lingkungan,
keperawatan dan kesehatan.
Tujuan diagnosa keperawatan memberikan kerangka kerja dalam intervensi keperawatan
direncanakan dan dilaksanakan. Intervensi keperawatan akan tergantung pada fokus diagnosa
keperawatan. Fokus pada integralitas akan diimplementasikan dengan lingkungan sama dengan
pada individu. Diharapkan perubahan pada suatu hal yang akan menyebabkan perubahan di sisi
yang lain secara simultan terpisah dari dunia penyakit. Di sana masalah tidak dapat disetujui
dengan efektif dalam arti umumnya perubahan diterima, ukuran penyakit. Kreativitas dan
imaginasi menjadi sangat penting.

Resonansi menyatakan bahwa diagnosa keperawatan ditujukan untuk mendukung atau


memodifikasi variasi proses kehidupan sebagai manusia yang utuh. Karena proses kehidupan
manusia merupakan suatu fenomense.

Rencana keperawatan pada bagian helicy membutuhkan penerimaan individu terhadap


perubahan yang terjadi strategi untuk meningkatkan dan memodifikasi irama dan tujuan hidup.
Untuk itu dibutuhkan informasi dan partisipasi aktif klien pada proses keperawatan. konsep yang
menyebutkan manusia adalah unik dan dapat dikenali karena kemampuannya dalam merasakan,
memberi kesempatan perawat untuk membantu memecahkan masalah kesehatannya dan
mengatur agar tujuannya dapat mencapai kesehatan.

1) Teori yang berkaitan dengan konsep menciptakan perbedaan cara pandang pada suatu
fenomena. Kerangka kerja Martha E Roger akan memberikan alternatif dalam memandang
manusia dan dunia. Teori yang menyatakan keperawatan menggunakan prinsip hemodinamika
dalam memberikan pelayanan kebutuhan manusia atau cara memandang keperawatan dari satu
sisi. Contoh adalah prinsip helicy yang menekankan pada pola kebiasaan dan ritual.

2) Teori harus masuk akal, Mengetahui perkembangan yang masuk akal merupakan hal penting
perkembangan yang logis menyebabkan mengenai asumsi pada prinsip hemodinamika.

3) Teori harus sederhana dan dapat disosialisasikan. Teori dapat disosialisasikan sejak tidak
tergantung pada beberapa keadaan. Itu dinyatakan oleh Martha E Roger konsepsi manusia
sangatlah sederhana. Meskipun memberikan kaitan dalam pemahaman. Ditambahkan teori ini
dilandaskan pada penggunaan sistem terbuka yang sangat kompleks.

4) Teori didasarkan pada hipotesa dan bisa diuji.

5) Teori memberi dan membantu peningkatan batang keilmuan dalam disiplin ilmu melalui
penelitian sehingga teori tersebut sah.

6) Teori bisa digunakan sebagai pedoman dan peningkatan dalam praktek.

7) Teori harus konsisten dengan teori lain yang sah, hukum dan prinsip-prinsip tetapi harus
menghindari pertanyaan terbuka yang perlu diperiksa.

Komponen dalam proses keperawatan Prinsip Hemodinamik

Integrality Resonancy Helicy


Komponen Pengkajian Keperawatan Mengkaji interaksi antara indvidu dan lingkungan,
bagaimana keduannya saling mempengaruhi Mengkaji kejadian yang bervariasi selama proses
kehidupan Mengkaji ritmisasi pola kehidupan dan lingkungan perubahan waktu dan perubahan
kebutuhan yang terjadi selama terjadinya perubahan pola kehidupan yang berirama mengkaji
tujuan hidup.

Komponen Diagnosa Keperawatan Menggambarkan pengabungan medan energi antara individu


dengan lingkungan Menggambarkan proses kehidupan yang bervariasi sebagai individu yang
utuh Menggambarkan pola yang berirama antara individu dan lingkungan.

Komponen Rencana dan Implementasi Keperawatan Menciptakan lingkungan yang sebaik


baiknya bagi individu Mendukung atau memodifikasi variasi proses kehidupan individu dalam
konteks seutuhnya Mendukung terciptanya dinamisasi pola yang berirama antara individu dan
lingkungan. Menerima perbedaan sebagai evolusi yang cepat

Komponen Evaluasi Keperawatan Mengevaluasi perubahan di dalam integrasi lingkungan dan


individu Mengevaluasi modifikasi yang diciptakan dalam variasi proses kehidupan manusia
Mengevaluasi pola yang berirama dari individu dan lingkungan. Mengevaluasi hasil yang di
harapkan

Menggunakan Prinsip-prinsip Roger dalam Proses Keperawatan

Prinsip – prinsip hemodinamika memberi petunjuk untuk mengetahui hubungan antara


perkembangan individu dengan alam sebagai respon sehat yang berhubungan dengan masalah
yang terjadi.

Kesuksesan menggunakan prinsip hemodinamika perlu pertimbangan perawat dan melibatkan


baik perawat maupun klien dalam proses keperawatan. Jika sesuatu di luar individu adalah
bagian dari lingkungan maka perawat menjadi bagian dari lingkungan klien.

Keperawatan bekerja dengan klien bukan untuk untuk klien. Ini meliputi proses keperawatan
dengan menunjukkan bahwa perawat memperhatikan manusia secara keseluruhan, tidak cukup
satu aspek, satu masalah, atau terbatas pada pemenuhan kebutuhannya saja.

Hubungan Teori Keperawatan Martha E. Rogers dengan Riset Keperawatan

Model konseptual abstrak yang di kemukakan Martha E Rogers secara langsung memiliki
hubungan dengan riset dan pengembangan ilmu keperawatan. Model konseptualnya memberikan
arah dan stimulus untuk aktifitas keilmuan tersebut. Model keperawatan Rogers menunjukkan
betapa uniknya realita profesi keperawatan. Peneliti yang memiliki asumsi dan pemahaman
seperti konsep Martha E Rogers akan menemukan mendapatkan pandangan yang jelas tentang
seperti apakah sesungguhnya bekerja sebagai perawat. Secara jelas dalam konsepnya Martha E
Roger menunjukkan bahwa kebutuhan kritis dalam keperawatan adalah merupakan dasar
pengetahuan dalam aktifitas penelitian keperawatan.

Hubungan Teori Keperawatan Martha E. Rogers dengan Pendidikan Keperawatan


Pada tahun 1963, Rogers mencetuskan ide untuk mendirikan kembali program undergraduated
dan graduated dalam pendidikan keperawatan. Hal ini adalah di lakukannya sebagai refleksi
terhadap evolusi perubahan dalam ilmu keperawatan. Konsistensi terhadap definisi yang ia
berikan untuk keperawatan bahwa keperawatan adalah profesi yang di pelajari, unik serta
memiliki batang tubuh pengetahuan, maka ia sangat menganjurkan bagi perawat untuk
menempuh pendidikan dalam keperawatan.

Hubungan teori keperawatan Martha E. Rogers dengan Praktik Keperawatan

Martha E Rogers mengungkapkan bahwa teori yang diambilnya dari konsepnya sangat mungkin
untuk di terapkan dalam praktik keperawatan. Malinski (1986) mencatat ada tujuh trend yang ada
dalam praktik keperawatan, yang kesemuanya berdasar pada konsep teori yang di kemukakan
Martha E Rogers.

1) Pemberian kewenangan penuh dalam hubungan perawat klien

2) Menerima perbedaan sebagai sesuatu yang wajar

3) Penyesuaian terhadap pola

4) Menggunakan modalitas gelombang seperti lampu musik, pergerakan dalam proses


penyembuhan.

5) Menunjukkan suatu perubahan yang positif

6) Memperluas fase pengkajian dalam proses keperawatan

7) Menerima hubungan yang menyeluruh dalam hidup.

Bagan Ilustrasi Dinamisme Proses Keperawatan Martha E. Rogers

Untuk menggambarkan dinamisme proses dalam keperawatan, Rogers membuat ilustrasi dalam
bentuk bagan sebagai berikut :

Manusia Lingkungan

Sehat Secara terus menerus berhubungan dengan individu

Sejahtera Melakukan pertukaran energi dengan individu

Profesi memberikan pelayanan kepada semua orang, memaksimalkan potensi kesehatan dalam
interaksi antara manusia dengan lingkungan

Konsep diambil dari studi dan observasi manusia yang memberikan dasar untuk model
konseptual
Teori Konseptual

Konsep manusia seutuhnya :

1. Medan energi

2. Keterbukaan

3. Pola

4. Dimensi

Prinsip Hemodinamik :

1. Integrality

2. Resonancy

3. Helicy

Praktik Keperawatan

“Tujuan dari keperawatan adalah untuk membantu semua orang di manapun mereka berada dan
menunjang kesejahteraan yang maksimal bagi individu, keluarga dan kelompok (Rogers, 1985)”

Model konseptual mamberikan fokus keperawatan

Ilmu keperawatan memberikan pengetahuan yang menjadi dasar praktik keperawatan

Ilmu keperawatan

Riset : Pengetahuan dan aplikasi

Teori : Dikembangkan untuk menjelaskan, mendeskripsikan dan memprediksi

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Pada intinya Martha E. Rogers memandang perawat sebagai ilmu dan mendukung adanya
penelitian keperawatan. Oleh sebab itu keperawatan mengembangkan pengetahuan dari ilmu –
ilmu dasar dan fisiologi, begitu juga dengan ilmu keperawatan itu sendiri, ilmu keperawatan
bertujuan untuk memberikan inti dari pengetahuan abstrak untuk mengembangkan penelitian
ilmiah dan analisis logis dan kemampuan menerapkannya dalam praktik keperawatan. Inti
pengetahuan ilmiah keperawatan merupakan hasil penemuan terbaru mengenai keperawatan
secara humanistik

SEJARAH KEPERAWATAN ISLAM ( RUFAIDAH BINTI


SA’AD )
Posted by joe pada 17/12/2009

Tahukah saudara tokoh keperawatan dalam islam?

Siapakah sebenarnya Rufaidah Binti Sa’ad itu??

Banyak perawat-perawat muslim tidak mengenal Rufaidah binti Sa’ ad, banyak dari mereka yang
hanya mengenal tokoh keperawatan yang berasal dari dunia barat yaitu Florence Nighttingale
seorang tokoh keperawatan yang berasal dari Inggris. Sesungguhnya apabila kita pingin
menelaah lebih jauh lagi ke belakang jauh sebelum agama Islam menyentuh dunia barat, dunia
barat saat itu mengalami masa kegelapan dan kebodohan di karenakan pada waktu itu kebijakan
dari pihak gereja yang lebih banyak menguntungkan mereka, tapi disisi lain di belahan dunia
lainnya yaitu Jazirah Arab dimana Islam telah di ajarkan oleh Rasulullah ilmu pengetahuan
mengalami kemajuan terutama dlm dunia keperawatan. Bukan berarti rasul menjadi seorang
tabib tapi dalam ajaran Islam yang beliau sampaikan mengandung ajaran dan nilai- nilai
kesehatan seperti: perilaku hidup bersih dan sehat, pentingnya menjaga kebersihan diri ( Personal
Hygiene ), menjaga kebersihan makanan, mencuci tangan, ibadah puasa, berwudhu dan lain
sebagainya.

Menurut Prof. Dr. Omar Hasan Kasule, Sr, 1998 dalam studi Paper Presented at the 3rd
International Nursing Conference “Empowerment and Health: An Agenda for Nurses in the 21st
Century” yang diselenggarakan di Brunei Darussalam 1-4 Nopember 1998, menggambarkan
Rufaidah adalah perawat profesional pertama dimasa sejarah islam. Beliau hidup di masa Nabi
Muhammad SAW di abad pertama Hijriah /abad ke-8 Sesudah Masehi, dan diilustrasikan
sebagai perawat teladan, baik dan bersifat empati. Rufaidah seorang pemimpin, organisatoris,
mampu memobilisasi dan memotivasi orang lain. Dan digambarkan pula memiliki pengalaman
klinik yang dapat ditularkan kepada perawat lain, yang dilatih dan bekerja dengannya. Dia tidak
hanya melaksanakan peran perawat dalam aspek klinikal semata, namun juga melaksanakan
peran komunitas dan memecahkan masalah sosial yang dapat mengakibatkan timbulnya berbagai
macam penyakit. Rufaidah adalah public health nurse dan social worker, yang menjadi inspirasi
bagi profesi perawat di dunia Islam.

Rufaidah binti Sa’ad memiliki nama lengkap Rufaidah binti Sa’ad Al Bani Aslam Al-Khazraj
yang tinggal di Madinah, dia lahir di Yathrib dan termasuk kaum Ansar yaitu suatu golongan
yang pertama kali menganut Islam di Madinah. Ayahnya seorang dokter dan dia mempelajari
ilmu keperawatan saat membantu ayahnya. Dansaat kota Madinah berkembang Rufaidah
mengabdikan dirinya merawat kaum muslimin yang sakit dan membangun tenda di luar Mesjid
Nabawi saat dalam keadaan damai. Dan saat perang Badar, Uhud, Khandaq, dia menjadi
sukarelawan dan merawat korban yang terluka akibat perang. Dia juga mendirikan Rumah Sakit
lapangan sehingga terkenal saat perang dan Rasulullah SAW pun memerintahkan agar para
korban yang terluka di bantu oleh dia.

Konstribusi Rufaidah tidak hanya merawat mereka yang terluka akibat perang. Namun juga
terlibat dalam aktifitas sosial di komuniti. Dia memberikan perhatian kepada setiap muslim,
miskin, anak yatim, atau penderita cacat mental. Dia merawat anak yatim dan memberikan bekal
pendidikan. Rufaidah digambarkan memiliki kepribadian yang luhur dan empati sehingga
memberikan pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasiennya dengan baik pula.
Sentuhan sisi kemanusiaan adalah hal yang penting bagi perawat, sehingga perkembangan sisi
tehnologi dan sisi kemanusiaan (human touch) mesti seimbang. Rufaidah juga digambarkan
sebagai pemimpin dan pencetus Sekolah Keperawatan pertama di dunia Isalam, meskipun
lokasinya tidak dapat dilaporkan (Jan, 1996), dia juga merupakan penyokong advokasi
pencegahan penyakit (preventif care) dan menyebarkan pentingnya penyuluhan kesehatan
(health education)

Dalam beberapa literature sejarah islam mencatat beberapa nama yang bekerja bersama
Rufaidah seperti :

• Ummu Ammara,

• Aminah,

• Ummu Ayman,

• Safiyat,

• Ummu Sulaiman, dan

• Hindun.

Beberapa wanita muslim yang terkenal sebagai perawat adalah :

• Ku’ayibat,

• Aminah binti Abi Qays Al Ghifari,

• Ummu Atiyah Al Ansariyat, dan

• Nusaibat binti Ka’ab Al Maziniyat.

Sejarah Perkembangan Keperawatan Islam

1.Masa penyebaran Islam/ The Islamic Period (570 – 632 M)


Dokumen tentang keperawatan sebelum-islam (pre-islamic period) sebelum 570 M sangat sedikit
ditemukan. Perkembangan keperawatan di masa ini, sejalan dengan perang kaum muslimin/jihad
(holy wars), memberikan gambaran tentang keperawatan dimasa ini. Sistem kedokteran masa
lalu yang lebih menjelaskan pengobatan dilakukan oleh dokter ke rumah pasien dengan
memberikan resep, lebih dominan. Hanya sedikit sekali lilature tentang perawat, namun dalam
periode ini dikenal seorang perawat yang bersama Nabi Muhammad SAW telah melakukan
peran keperawatan yaitu Rufaidah binti Sa’ad/Rufaidah Al-Asamiya (Tumulty 2001, Al Osimy,
1994) 2)

2.Masa Setelah Nabi/Post –Prophetic Era (632 – 1000 M)

Sejarah tentang keperawatan setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW jarang sekali (Al Simy,
1994). Dokumen yang ada lebih didominasi oleh kedokteran dimasa itu. Dr Al-Razi yang
digambarkan sebagai seorang pendidik, dan menjadi pedoman yang juga menyediakan pelayanan
keperawatan. Dia menulis dua karangan tentang “The Reason Why Some Persons and the
Common People Leave a Physician Even if He Is Clever” dan “A Clever Physician Does Not
Have the Power to Heal All Diseases, for That is Not Within the Realm of Possibility.” Di masa
ini ada perawat diberi nama “Al Asiyah” dari kata Aasa yang berarti mengobati luka, dengan
tugas utama memberikan makanan, memberikan obat, dan rehidrasi.

3.Masa Late to Middle Ages (1000 – 1500 M)

Dimasa ini negara-negara Arab membangun RS dengan baik, dan mengenalkan perawatan orang
sakit. Ada gambaran unik di RS yang tersebar dalam peradaban Islam dan banyak dianut RS
modern saat ini hingga sekarang, yaitu pemisahan anatar ruang pasien laki-laki dan wanita, serta
perawat wanita merawat pasien wanita dan perawat laki-laki, hanya merawat pasien laki-laki
(Donahue, 1985, Al Osimy, 2004) 2).

4.Masa Modern (1500 – sekarang) Early Leaders in Nursing’s Development

Masa ini ditandai dengan banyaknya ekspatriat asing (perawat asing dari Eropa, Amerika dan
Australia, India, Philipina) yang masuk dan bekerja di RS di negara-negara Timur Tengah.
Bahkan dokumen tentang keperawatan di Arab, sampai tahun 1950 jarang sekali, namun di tahun
1890 seorang misionaris Amerika, dokter dan perawat dari Amerika telah masuk Bahrain dan
Riyadh untuk merawat Raja Saudi King Saud. (Amreding, 2003) 2).

Dimasa ini ada seorang perawat Timur Tengah bernama Lutfiyyah Al-Khateeb, seorang perawat
bidan Saudi pertama yang mendapatkan Diploma Keperawatan di Kairo dan kembali ke
negaranya, dan di tahun 1960 dia membangun Institusi Keperawatan di Arab Saudi

Anda mungkin juga menyukai