4.1 Hasil
500
X= + 4,75
400
Y= - 1,18 + 4,75
300
Z= - 1,18
200
100
0
1 2 3
X Y Z
Gambar 4.1 grafik ukuran partikel hasil peremukan jaw crusher.
18
Tabel.4.2 tabel distribusi ukuran hasil peremukan menggunakan roll crusher.
X Y Z
Gambar 4.2 grafik ukuran partikel hasil peremukan roll crusher.
4.1.2 Pengolahan Data
Pengolahan data hasil percobaan berupa perhitungan nisbah reduksi ukuran
partikel (reduction ratio). Nisbah reduksi dapat dihitung menggunakan formula:
Ukuran Feed
NB= x 100 %
Ukuran Produk
Nisbah reduksi (reduction ratio) peremukan primer menggunakan jaw crusher
dapat dihitungan dengan:
Ukuran Feed
NB= x 100 %
Ukuran Produk
5,1 cm
¿ x 100 %
0,7 cm
¿7,28
19
Nilai nisbah reduksi ( reduction ratio) peremukan primer menggunakan jaw crusher
adalah sebesar 1:4,923. Nisbah reduksi (reduction ratio) peremukan sekunder
menggunakan double roll crusher dapat dihitungan dengan:
Ukuran Feed
NB= x 100 %
Ukuran Produk
1,025cm
¿ x 100 %
0,7
¿1,46
Nilai nisbah reduksi ( reduction ratio) peremukan primer menggunakan jaw crusher
adalah sebesar 1:7,22.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan tabel percobaan di atas (tabel 4.1 dan tabel 4.2) umpan yang
dimasukkan kedalam alat peremuk akan mengalami reduksi ukuran. Reduksi ukuran ini
disebabkan gaya-gaya bekerja yang diberikan oleh crusher kepada material. Proses
peremukan berlangsung dua tahap dimulai dari tahapan peremukan primer ( primary
crushing) oleh jaw crusher dan tahapan peremukan sekunder ( secondary crusher) oleh
double roll crusher.
Peremukan primer oleh jaw crusher berlangsung dengan memberikan gaya
pukulan (impact) dan kompresi pada material sehingga menghasilkan reduksi ukuran
material. Berdasarkan tabel distribusi ukuran hasil peremukan primer menggunakan
jaw crusher menunjukan bahwa terjadi reduksi ukuran pada partikel. Umpan yang
memiliki diameter awal sebesar 7,28 cm mengalami reduksi menjadi beberapa ukuran
partikel. Ukuran partikel yang tereduksi berkisar 1.18-4.75 mm memiliki ukuran 0,7-5
cm. Partikel yang memiliki ukuran +4,75 mm memiliki persentase berat sebesar
51,62363%. Partikel yang memiliki ukuran berkisar +4,75mm -1,18 mm memiliki
persentase berat sebesar 19,28795 %. Partikel yang memiliki ukuran -1,18 mm
memiliki persentase berat sebesar 29,08842%. Dapat disimpulkan bahwa reduksi
ukuran partikel terbesar pada jaw cruser terdapat pada ukuran ayakan +4,75 mm
sedangkan yang paling kecil terletak pada ukuran ayakan -1,18mm +4,75 mm.
Permukan sekunder oleh roll crusher berlangsung dengan memberikan gaya
gerus atau abrasi dan kompresi pada material sehingga menghasilkan reduksi ukuran
material. Berdasarkan tabel distribusi ukuran hasil peremukan sekunder menggunakan
roll crusher menunjukan bahwa terjadinya reduksi ukuran pada partikel. Umpan yang
20
memiliki diameter awal sebesar 1,025 cm mengalami reduksi menjadi beberapa ukuran
partikel. Ukuran partikel yang tereduksi berkisar berkisar +4,75 mm, memiliki ukuran
+4,75mm -1,18 mm, dan -1,18 mm. Partikel yang memiliki ukuran +4,75 mm memiliki
persentase berat sebesar 11,242%. Partikel yang memiliki ukuran berkisar +4,75mm -
1,18 mm memiliki persentase berat sebesar 22,33035 %. Partikel yang memiliki ukuran
-1,18mm memiliki persentase berat sebesar 66,42766%. Dapat disimpulkan bahwa
produk hasil peremukan oleh jaw crusher memiliki ukuran partikel dominan lebih kecil
dari -1,18mm.
Partikel batu basal dan batu gamping mengalami reduksi ukuran setelah
mengalami proses peremukan. Peremukan ini menyebabkan partiel yang awalnya
relatif besar mengalami reduksi ukuran karena adanya gaya-gaya berupa pukulan dan
kompresi. Hal ini dapat diamati dengan mengecilnya dimensi partikel yang ada.
21