Anda di halaman 1dari 1

Prevalence of Mental Retardation / Intellectual Disabilities

Menurut data dari departemen pendidikan di Amerika pada tahun 2006, 94% dari murid pada umur 6-21 tahun di klasifikasikan mengalami mental retardation.

Berdasarkan dari estimasi prevalensi ini, setiap guru pada sekolah umum akan menghadapi murid dengan mental retardation/intellectual disabilities. Namun yang terpenting pada institusi sekolah atau sistem edukasi sudah menyiapkan tempat yang adil sehingga perlakuan guru pada murid tidak
berbeda-beda

Severe / Parah
Range IQ dari 20-25
hingga 50

Moderate
Range IQ dari 35-40 hingga 50-55
Classification of Individuals with Intellectual Disabilities

Luckasson et al. (2012) mengatakan bahwa system klasifikasi untuk mendeskripsikan tingkatan Intellectual disabilities bisa digunakan untuk berbagai hal dan bisa untuk menjadi dasar dari kebutuhan si individu yang memiliki keterbatasan tersebut.

Profound / Mendalam
Range IQ dibawah 20-25

Mild / Ringan The AAMR's Definitions


Range IQ dari 50-55 hingga 70-75

Menurut AAMR atau American Association on Mental Retardation,


Mental Retardation adalah keterbatasan yang di karakterisasikan oleh
batasan batasan yang signifikan pada fungsi intelektual dan adaptasi
perilaku yang di tunjukkan pada konseptual, sosial dan kemampuan
adaptasi secara praktis, keterbatasan ini muncul pada sebelum usia
18 tahun.

Definitions of Mental Retardation / Intellectual Disabilities

The IDEA 04 Definitions

Menurut IDEA 04 Intellectual disabilities adalah secara signifikan memiliki


fungsi intelektual yang berada di bawah rata rata umum yang secara
bersamaan memiliki deficit pada adaptasi perilaku dan di bentuk pada masa
perkembangan.

Langkah mendasar adalah memastikan bahwa pendidik umum dan khusus mendekati siswa ini dengan harapan
tinggi untuk sukses

A Brief History of Mental Retardation / Intellectual Disabilities

Abad ke-20 ada perhatian besar untuk perawatan individu dengan disabilitas intelektual.IDEA 04, Bagian 504 dari Rehabilitasi ACt tahun 1973, dan Undang-Undang Penyandang Disabilitas Amerika mengamankan dan melindungi hak-hak individu dengan disabilitas intelektual untuk kesempatan yang sama dan perlindungan yang
setara di bawah hukum. Mengorganisir gerakan advokasi yang mendorong negara menuju pengakuan dan undang-undang yang menjamin kebutuhan dan hak-hak orang yang memiliki kecerdasan intelektual. kecacatan (Braddock & Parish, 2002). Pembelajaran layanan telah ditemukan sebagai metode yang efektif untuk memasukkan siswa
baik dengan atau tanpa cacat intelektual.
Guru adalah salah satu anggota masyarakat yang lebih berpengaruh mempersepsikan, mendidik, dan mempromosikan penghormatan terhadap siswa dengan disabilitas intelektual yang akan mempengaruhi bagaimana siswa dan orang dewasa tanpa disabilitas lainnya menanggapi individu-individu tersebut.

Meningkatnya jumlah siswa dengan ikatan disatah intelektual menghabiskan setidaknya sebagian dari sekolah mereka dalam
pendidikan umum, terutama pada usia yang lebih muda
What Are Some Considerations for the General Education Teacher?
What Are The Foundations of Mental Retardation / Intellectual Disabilities?

Rangkaian pilihan integrasi harus dipertimbangkan ketika memasukkan siswa dengan


disabilitas intelektual di kelas pendidikan umum

Faktor Psikososial
 
Tidak selalu menjadi penyebab dari keterbatasan tapi bisa juga menjadi tempat untuk berkembangnya disabilities atau keterbelakangan tersebut. Sebagai contoh 24% siswa sekolah dasar dan menengah dan 25% dari siswa sekolah menengah ke atas di Amerika hidup di dalam kemiskinan hal ini dapat mengarahkan anak kepada kesulitan
perkembangan sehingga dapat menyebabkan keterbelakangan. Sebagai contoh, kurangnya perhatian pada tingkat kesehatan dan nutrisi adalah variabel yang ada pada anak yang hidup dalam kemiskinan.
Berbagai model dukungan guru, mulai dari konsultasi hingga kolaborasi dengan pendidik khusus, telah terbukti bernilai.

The Instructional Enviroment

Lingkungan di mana pendidikan diberikan kepada siswa penyandang cacat intelektual telah lama dianggap sebagai komponen penting keberhasilan. Di masa lalu yang tidak jauh, sebelum gerakan pendidikan inkusif dimulai, para siswa ini diajarkan di
lingkungan pengajaran yang berbeda, atau ruang kelas, daripada teman sebaya mereka tanpa kerentanan.

Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan dapat mempengaruhi masa proses prenatal, perinatal, dan postnatal dapat menyebabkan kondisi biologis yang akan berimbas pada pertumbuhan individu, perkembangan dan fungsi individu. Contohnya kasus rubella dan anoxia.

Causes of Mental Retardation / Intellectual Disabilities

Instructional Grouping

Pertimbangan penting dalam mengajar siswa penyandang cacat intelektual adalah pengelompokan. Instruksi satu-ke-satu sering diberikan. Namun, instruksi satu-ke-satu tidak boleh dipandang sebagai satu-satunya metode yang
mungkin untuk mengajar siswa dengan cacat intelektual. Dengan perencanaan yang cermat, individualisasi pengajaran dapat terjadi bahkan dalam kelompok kecil.

- Peer Tutoring
- The Buddy System
- Whole Group Instruction
- Response Cards

Faktor Genetik dan Kromosom

Menurut table yang di keluarkan AAIDD (American Association on Intellectual and Developmental Disabilities)

The Physical Arrangment

Pengaturan fisik kelas harus memungkinkan siswa penyandang cacat intelektual untuk mengalami lingkungan yang “dinormalisasi” untuk membantu mereka memenuhi tujuan pengajaran serta
untuk mengembangkan perilaku sosial dan komunikasi yang sesuai usia. Penyandang cacat intelektual harus secara fisik dimasukkan ke dalam kelas pendidikan umum , tidak duduk di samping
atau di meja khusus

Instructional Technology

What Are Other Instructional Considerations for Teaching Student with Mental Retardation / Intellectual Teknologi memainkan peran penting dalam mengajar siswa dengan intellectual disabilities (Westling & Fox, 2001).
Penggunaan teknologi bantu dapat meningkatkan kemandirian, produktivitas, self-esteem, self-reliance, dan self-determination individu dengan disabilitas intelektual (Davies, Stock, & Wehmeyer, 2002; Wehmeyer, 2002).
Disabilities?
Prevention of Intellectual Disabilities
CHAPTER 5
Banyak hal telah dilakukan oleh ahli untuk mengintervensi terjadinya retarsasi mental. Pencegahan dalam faktor genetik, lingkungan, dan psikologis.
 
What Are The Causes and Characteristic of Mental Retardation / Intellectual Student with Mental Retardation / Intellectual Disabilities
Academic Characteristics Medis yang sudah maju menjadi salah satu faktor pendukung dalam mengatasi faktor-faktor yang menyebabkan retardasi mental/ disabilitas intelektual.
 
Murid dengan intellectual disabilities biasanya cenderung memiliki tingkat di bawah rata-rata pada kemampuan pemahaman, membaca, dan matematika. Ada juga metode-metode baru yang sudah diciptakan untuk mencegah terjadinya retardasi mental.

Technology that Adapts the Curriculum

Banyak program perangkat lunak yang memungkinkan guru untuk melakukan penyesuaian berdasarkan kebutuhan siswa terutama siswa penyandang intellectual disabilities

Dalam hal ini, seorang siswa dengan intellectual disabilities dapat menggunakan program perangkat lunak yang sama dengan rekan-rekan pendidikan umumnya tetapi dengan adaptasi yang diimplementasikan guru yang membuatnya
Imelda Lievena lebih mudah.
Language Characteristics
705180311
Murid dengan intellectual disabilities agak terhambat jika mempelajari kosa kata atau jika sedang melakukan percakapan, hal ini berhubungan juga dengan penggunaan memori.

Technology that Removes Barriers

Berbagai teknologi dapat menghilangkan hambatan bagi siswa penyandang intellectual disabilities. Penggunaan grafik atau presentasi berbasis web, film, atau video daripada buku teks dapat memfasilitasi presentasi materi. Software komputer dapat menawarkan
bantuan ejaan dan bantuan langsung dalam revisi kertas dengan membaca kertas bersama siswa (Willi ms, 2002).

Characteristics of Behavioral Adaptation

Murid dengan intellectual disabilities memiliki beberapa batasan dalam adaptasi perilaku, khususnya untuk bisa berfungsi dalam lingkungan yang berbeda. Batasan dalam adaptasi perilaku yaitu tidak mengetahui bagaimana caranya menunjukkan kemampuan dan tidak tahu kapan harus menggunakan
kemampuan tersebut.

Considerations of Diverse Families in Technology Decision

Untuk meningkatkan partisipasi keluarga terbelakang (minoritas) dalam pengambilan keputusan pemakaian teknologi, perlu mengidentifikasi kebutuhan keluarga untuk pelatihan, dukungan, dan informasi terlebih dahulu (Kemp & Parette, 2000).

Rekomendasi untuk memfasilitasi keterlibatan keluarga minoritas yang disarankan oleh Kemp dan Parette meliputi:
Jadwalkan kunjungan rumah sesuaikan dengan jadwal pekerjaan orang tua
b.Berikan bentuk komunikasi alternatif jika tidak ada telepon di rumah. Menyediakan penitipan anak, transportasi, dan makanan untuk acara yang diadakan di sekolah.
Characteristic of Student with Mental Retardation / Intellectual Disabilities c.Menyebarluaskan materi yang mudah digunakan dalam format yang sesuai dengan keluarga beragam.
Personal and Social Characteristics
d.Berikan tunjangan kepada keluarga untuk menutup biaya pendaftaran, penginapan, dan makan saat berpartisipasi dalam konferensi, seminar, dan program pelatihan.
Karakteristik personal dan sosial murid dengan intellectual disabilities terkadang terefleksikan dari ekspektasi terhadap dirinya berdasarkan pengalaman yang dialami pada sucsess or failure. Contoh: murid dengan intellectual disabilities yang gagal dalam belajar membaca akan percaya bahwa dirinya tidak bisa belajar membaca dan tidak bisa belajar di Karakteristik pembeda yang paling umum dari siswa penyandang cacat
area lainnya. intelektual adalah bahwa mereka mengalami kesulitan dalam belajar karena
kekurangan dalam fungsi intelektual dan keterampilan perilaku adaptif.

Memory Characteristics

Para ahli mengatakan bahwa murid dengan intellectual disabilities memiliki masalah pada working memory salah satu bagian memori yang menampung ingatan untuk jangka waktu yang pendek. Contohnya harus ada usaha yang lebih untuk mengingat wajah orang lain.

Proses ini dapat ditingkatkan baik dalam penyajian tugas dan persyaratan respons dengan mempertimbangkan dan memanipulasi secara sistematis
tiga tingkat kesulitan hirarki yaitu:
- Recognition: Hanya mensyaratkan bahwa siswa memilih respons dari beberapa pilihan. Learning Sequences
- Recall: Memerlukan agar siswa mengingat respons dan memberikannya tanpa pilihan.  
- Reconstruction: Siswa harus mengingat informasi dan juga harus memproduksinya, seperti dalam " Write the word 'girl' “. Dalam mengajarkan pelajaran instruksi secara langsung kepada siswa dengan disabilitas intelektual, guru harus memastikan melalui analisis tugas bahwa ia mulai dengan tugas-tugas sederhana sebelum pindah ke
yang lebih kompleks.  Guru harus secara aktif menargetkan keterampilan khusus dan kemudian secara sistematis mengajar mereka kepada siswa.

Attention Characteristics

Murid dengan keterbatasan intelektual akan bermasalah ketika di beri tugas/arahan, temuan ini berhubungan dengan atensi yang termasuk:
•Individu dengan keterbatasan intelektual, di dalam sebuah kelompok, akan menginginkan feedback dari orang lain secara personal, maka dari itu mereka akan lebih menaruh perhatian kepada orang di sekitarnya di bandingkan tugas yang sudah di berikan.
•Pelatihan secara langsung pada anak intellectual disabilities akan meningkatkan performa secara signifikan.
•Kesulitan pada atensi harus di tambahkan dalam intervensi awal hingga ke sekolah selanjutnya.
How Are Student with Mental Retardation / Intellectual Disabilities
Intructional Procedure
What and How Do I Teach Student with Mental Retardation / Intellectual Disabilities? Presentation and Practice.
Prosedur instruksional yang digunakan dengan siswa dengan cacat intelektual harus meningkatkan kesempatan untuk belajar, mengurangi permasalahan dalam pembelajaran yang dibuat oleh
siswa.  dan mudah diimplementasikan oleh guru untuk membantu siswa dalam perolehan, pemeliharaan, dan generalisasi keterampilan (Maciag, Schuster, Collins, & Cooper, 2000).  Siswa dengan disabilitas intelektual sering melakukan lebih banyak pengulangan. Lebih banyak pembinaan dan dukungan
  dalam praktik terbimbing dan lebih banyak peluang untuk praktik secara mandiri daripada teman sebayanya yang tidak cacad
Dua aspek pengajaran langsung harus dipertimbangkan secara khusus ketika mengajar siswa dengan disabilitas intelektual: urutan pembelajaran, dan presentasi dan praktik.

Characteristics of Information Transfer and Generalization


Adaptive Behavior Skill Assessment
Murid dengan intellectual disabilities mengalami penurunan pada kemampuan transfer informasi untuk di gunakan situasi baru yang serupa dan generalisasi, penggunaan pembelajaran pada situasi yang berbeda
Inteligence Testing
yang di dasari pelajaran yang sudah di pelajari. Contoh: seorang anak bisa menggunakan kalkulator untuk pelajaran matematika namun tidak bisa menggunakan kalkulator untuk berbelanja. - Mengukur kemampuan siswa untuk melakukan keterampilan yang dibutuhkan untuk kehidupan sehari-hari
- AAMR menekankan bahwa fungsi umum dapat diukur dengan satu atau lebih tes kecerdasan yang diberikan secara individual dan terstandarisasi
- Skala perilaku adaptive sering mengandalkan wawancara dengan orang dewasa yang akrab dengan
individu yang diduga memiliki kecacatan intelektual untuk menilai kemampuan keterampilan adaptif secara
- Tes yang sering digunakan untuk mengukur IQ  adalah Stanford- Binet Intelligence Scale-Fifth Edition & Weehsler Intelligence Scale for Children-IV.
keseluruhan.
- Kekuatan dan ketergantungan pada tes IQ telah dipertanyakan: sebanyak 50-60% dari prestasi seseorang terkait dengan variabel di luar kecerdasan.
- Penilaian ini mengukur keterampilan sehari-hari seperti berpakaian, tata krama, menangani uang, dan
menceritakan waktu di antara banyak lainnya.
Generalization

Adalah sebuah program dimana siswa dengan intelectual disabilities dapat mempelajari keterampilan tambahan. Didalam generalisasi kemampuan
Intructional Content untuk menerapksn informasi atau keterampilan adalah suatu aspek yang sangat penting dalam mengajar siswa-sswa dengan intelectual disabilities.
Didalam generalisasi secara sistematis harus merencanakan dan mempromosikan kemampuan tersebut.
Sebagian besar siswa dengan kecacatan intelektual akan membutuhkan kombinasi keterampilan akademik dan lainnya.
- Konten dan pengembangan keterampilan mana yang ditekankan akan bergantung pada kemampuan dan kebutuhan setiap siswa dan harus diputuskan melalui person-centered planning.

- Person-Centered Planning menjadikan individu sebagai bagian terpenting dari perencanaan, melibatkan keluarga dan teman-teman dalam perencanaan, dan mempertimbangkan kemampuan dan
aspirasi individu tersebut.
Academic Skill Assessment

- Keterampilan akademik siswa juga dievaluasi untuk membantu menentukan apakah dia memiliki cacat intelektual.

- Test prestasi umum seperti Kaufman test of the Educational Achievement-II, Wechsler Individual Achievement Test-II, dan Woodcock Johnson-III sering diberikan untuk menilai keterampilan ini.

- Para guru umumnya menggunakan pengamatan langsung dan sampel dari pekerjaan aktual siswa untuk menilai keterampilan akademik.

Basic Academic Skill


Functional Skill Academic
- Anak dengan kecacatan intelektual ringan atau sedang harus diajarkan keterampilan akademik, konten, dan urutan keterampilan khusus selama ada kemungkinan besar bahwa mereka dapat memperolehnya.
Adalah keterampilan praktis, pemecahan masalah sehari-hari yang akan melayani individu dalam
kehidupannya saat ini dan di masa depan.. Guru harus menempatkan penekanan terbesar pada pengajaran makna kata-kata yang terjadi di lingkungan alami siswa. - Modifikasi dalam prosedur instruksional seperti memasukan kata-kata ke dalam gambar, dalam pengaturan kelas pendidikan umum mengarah pada keberhasilan dalam memperoleh keterampilan dasar

Independent Life Skills


Self-Determination and Self-Advocacy Skills
Keterampilan hidup adalah keterampilan yang dibutuhkan untuk berkembang dalam masyarakat saat ini, seperti menggunakan telepon, berpartisipasi dalam kegiatan rekreasi, belanja bahan makanan, dan menyiapkan makanan. Siswa dengan cacat intelektual mungkin memerlukan instruksi
Orang-orang yang menentukan nasib sendiri tahu cara menggunakan pilihan dan membuat keputusan dalam kehidupan mereka sendiri.  Komponen penting dari kurikulum penentuan nasib sendiri meliputi kesadaran diri, evaluasi diri, pengambilan spesifik dan sistematis untuk mempelajari keterampilan yang sama ini (Bigge & Stump, 1999).
keputusan, pengambilan keputusan, pemecahan masalah, penetapan tujuan, dan pencapaian tujuan.
Kurikulum kecakapan hidup adalah tambahan atau modifikasi yang layak untuk kurikulum pendidikan umum. Kurikulum pendidikan umum dapat mendukung pengembangan keterampilan sosial yang dibutuhkan oleh siswa dengan cacat intelektual untuk berinteraksi secara tepat dengan
Advokasi diri adalah kemampuan untuk mendukung dan mempromosikan kepentingan diri sendiri. Keterampilan advokasi diri memungkinkan individu dengan disabilitas intelektual kesempatan untuk berbicara untuk diri mereka sendiri dan orang lain.  Ini lingkungan mereka.
mungkin termasuk meminta akomodasi yang diperlukan, bantuan saat dibutuhkan, dan bantuan orang lain (Bigge & Stump, 1999).

Transition Planning
 
Perencanaan Transisi Pendidik menjadi semakin sadar akan perlunya pemrograman transisi dan instruksi yang diarahkan untuk mempersiapkan siswa dengan kecacatan intelektual untuk penyesuaian di luar sekolah.   Community-Based Instruction
   
 Rencana transisi siswa dengan disabilitas intelektual akan didasarkan pada kekuatan dan kebutuhan individualnya, tetapi kemungkinan besar akan mencakup pengembangan akademis fungsional, keterampilan hidup mandiri, dan keterampilan menentukan nasib sendiri serta keterampilan advokasi diri. Pengajaran berbasis masyarakat melibatkan keterampilan mengajar di lingkungan alami seperti tempat kerja, pusat perbelanjaan, dan restoran (Wehman, 1992). Fokus instruksi ini dapat beralih dari pelatihan ke pekerjaan aktual sebagai siswa dengan cacat intelektual mendekati penyelesaian pendidikan menengah (Wehman & Targett, 2004).
 
Kuncinya adalah bahwa ada kecocokan antara kurikulum ruang kelas dan keterampilan di tempat kerja.  Misalnya, tujuan keterampilan sosial harus sesuai dengan harapan di tempat kerja;  dan pelajaran kosakata harus memasukkan kata-kata yang dibutuhkan pada pekerjaan.

Powered by ThinkSpace

Anda mungkin juga menyukai