Anda di halaman 1dari 24

DISABILITAS INTELEKTUAL

Oleh :
kelompok 2

Rona Sekar Ajeng 14.04.007


Agnes Nabila M. 14.04.041
Nevis Talensia Zai 14.04.050
Astria Nur F. 14.04.186
M. Anwar Hasan 14.04.200
Arista Arma B. 14.04.305
Rachmah Rizal R. 14.04.379
PENGERTIAN

UU No. 08 Tahun 2016 Menurut Hallahan & Kauffman (1944),

Tentang Penyandang Disabilitas


Intellectual Disability merupakan istilah
menjelaskan bahwa Yang dimaksud
lain dari tunagrahita yaitu suatu
dengan Penyandang Disabilitas
disfungsi atau keterbatasan baik secara
intelektual adalah terganggunya intelektual maupun perilaku adaptif yang
fungsi pikir karena tingkat kecerdasan dapat diukur atau dilihat yang
di bawah rata-rata, antara lain lambat menimbulkan berkurangnya kapasitas
belajar, disabilitas grahita dan down untuk beraksi dalam cara tertentu.
syndrom.
KLASIFIKASI DISABILITAS INTELEKTUAL

Disabilitas intelektual memiliki beberapa klasifikasi


berdasarkan tingkat skor IQ yang dimiliki individu :

Pedoman Penggolongan Diagnosa


Skor IQ WISC (Efendi, 2006)
Gangguan Jiwa (PPDGJ III)

 Disabilitas intelektual Sedang (IQ 35-49)


 Disabilitas intelektual Ringan (IQ 50-69)
 Ringan (Mild atau Debil atau Moron)
 Disabilitas intelektual Berat (IQ 20-34)
 Sedang (Imbecile atau Moderate)
 Disabilitas intelektual Sangat Berat (IQ
 Berat atau Idiot (IQ 0-25)
<20)
KLASIFIKASI DISABILITAS INTELEKTUAL

Ringan (Mild atau Debil atau Moron)

Anak disabilitas intelektual mampu didik


(debil) adalah anak disabilitas intelektual yang
tidak mampu mengikuti pada program
sekolah biasa, tetapi ia masih memiliki
kemampuan yang dapat dikembangkan pada
anak disabilitas intelektual mampu didik
KLASIFIKASI DISABILITAS INTELEKTUAL

Sedang (Imbecile atau Moderate)

adalah anak disabilitas intelektual yang


memiliki kecerdasan sedimikian rendahnya
sehingga tidak mungkin untuk mengikuti
program yang diperuntukkan bagi anak
disabilitas intelektual mampu didik. Namun
ada beberapa kemampuan anak disabilitas
intelektual mampu latih yang perlu
diberdayakan
KLASIFIKASI DISABILITAS INTELEKTUAL

Berat atau Idiot


adalah anak disabilitas intelektual yang
memiliki kecerdasan sangat rendah
sehingga ia tidak mampu mengurus diri
sendiri atau sosialisasi. Untuk mengurus
kebutuhan diri sendiri sangat
membutuhkan orang lain
KLASIFIKASI DISABILITAS INTELEKTUAL

Disabilitas intelektual Ringan (IQ 50-69)


Penyandang disabilitas intelektual ringan biasanya agak
terlambat dalam belajar bahasa tetapi sebagian besar
dapat mencapai kemampuan berbicara untuk keperluan
sehari-hari, mengadakan percakapan, dan dapat
diwawancarai. Kebanyakan dari mereka juga dapat
mandiri penuh dalam merawat diri sendiri
KLASIFIKASI DISABILITAS INTELEKTUAL

Disabilitas intelektual Sedang (IQ 35-49)


Penyandang disabilitas intelektual kategori ini lambat
dalam mengembangkan pemahaman dan penggunaan
bahasa, prestasi akhir yang dapat mereka capai dalam
bidang ini terbatas. Keterampilan merawat diri dan
keterampilan motorik juga terlambat, dan sebagian dari
mereka ini memerlukan pengawasan seumur hidup
KLASIFIKASI DISABILITAS INTELEKTUAL

Disabilitas intelektual Berat (IQ 20-34)


Kategori ini umumnya mirip dengan disabilitas
intelektual sedang dalam hal gambaran klinis,
terdapatnya suatu etiologi organic, dan kondisi yang
menyertainya.
KLASIFIKASI DISABILITAS INTELEKTUAL

Disabilitas intelektual Sangat Berat (IQ <20)


Dalam kategori ini, secara praktis individu yang
menyandang disabilitas intelektual sangat berat sangat
terbatas kemampuannya untuk mematuhi atau
memahami permintaan atau instruksi
JENIS DISABILITAS INTELEKTUAL

TUNAGRAHITA

DOWN
LAMBAT
SYNDROME
BELAJAR
JENIS DISABILITAS INTELEKTUAL

Tunagrahita
adalah istilah yang digunakan untuk menyebut anak yang mempunyai
kemampuan intelektual di bawah rata-rata. Dalam kepustakaan
bahasa asing digunakan istilah-istilah mental reterdation, mentally
retarded, mental deficiency, mental defective, dan lain-lain.
Karakteristik Umum
 Keterbatasan Intelegensi
 Keterbatasan Sosial
 Keterbatasan Fungsi-fungsi Mental Lainnya
JENIS DISABILITAS INTELEKTUAL

Masalah yang dihadapi:


 perkembangan fisik,
 kognitif,
 bahasa,
 emosi, penyesuaian sosial, dan kepribadian anak tungrahita.
Kebutuhan tunagrahita
 kebutuhan fisik
 kebutuhan kejiwaan
JENIS DISABILITAS INTELEKTUAL

Anak lamban belajar atau Slow Learner


 adalah mereka yang memiliki prestasi belajar rendah atau sedikit dibawah rata-rata
dari anak pada umumnya, pada salah satu atau seluruh area akademik. Jika dilakukan
tes IQ maka skor mereka antara 70-90 (Cooter&Cooter Jr., 2004; Willey,2007) .
 Anak-anak lamban belajar atau Slow Learner juga terbatas pada kemampuan lain
seperti pada aspek komunikasi dan bahasa, emosi, sosial atau moral.
Karakteristik Anak lamban belajar :
 Intelegensi ,

 Bahasa ,

 Emosi ,

 Sosial Moral
Penyebab Anak lamban belajar :
prenatal dan factor biologis non keturunan natal
 postnatal

Masalah yang Dihadapi Anak Lamban Belajar :


 Anak mengalami perasaan minder, karena kemampuan belajarnya lamban dibandingkan
teman-temannya.
 Cenderung pemalu, menarik diri dari lingkungannya.
 Lamban menerima informasi, karena keterbatasan berbahasa.
 Hasil prestasi belajar kurang optimal sehingga dapat membuat stress karena
ketidakmampuan mencapai harapannya.
 Ketidakmampuan mengikuti pelajaran, dapat membuat anak tinggal kelas.
 Mendapat label yang kurang baik dari teman-temannya.
Kebutuhan pelayanan yang tepat :
Terapi Bermain
Terapi Perilaku
Terapi Keluarga
Terapi lain seperti okupasi terapi, terapi renang
JENIS DISABILITAS INTELEKTUAL

Sindrom Down
adalah suatu kelainan di mana terdapat subnormalitas mental yang berat dan ciri-ciri wajah yang
merupai ras Mongoloid. (Hinchliff,1999: 138).
Down syndrome adalah suatu kondisi keterbelakangan perkembangan fisik dan mental anak yang
diakibatkan adanya abnormalitas perkembangan kromosom
Penyebab :
Genetik
Radiasi
Infeksi
Autoimun
Umur ibu
Umur ayah
Komplikasi
Penderita Down Syndrom memiliki ciri yang khas, diantaranya yaitu:

 Abnormalitas pada tengkorak


 Abnormalitas pada muka
 Tubuh pendek
 Dagu atau mulut kecil
 Leher pendek
 Kaki dan tangan terkadang bengkok
 Mulut selalu terbuka
 Ujung lidah besar
 Hidung lebar dan rata
 Kedua lubang hidung terpisah lebar
 Jarak antara kedua mata lebar
 Kelopak mata mempunyai lipatan epikantus
Terapi khusus penderita Down Syndrom, diantaranya yaitu:
 Terapi wicara
 Terapi Okupasi
 Terapi Remedial
 Terapi Kognitif
 Terapi Sensori Integrasi
 Terapi Snoefzelen
FAKTOR PENYEBAB DISABILITAS INTELEKTUAL
Faktor eksternal
• Adapun faktor penyebab dari luar, meliputi :
• Kekurangan gizi pada ibu yang tidak menjaga pola makan yang sehat.
• Keracunan atau efek substansi waktu ibu hamil yang bisa menimbulkan kerusakan pada
plasma inti.
• Radiasi, misalnya nuklir.
• Kerusakan pada otak waktu kelahiran, misalnya lahir karena alat bantu atau pertolongan,
lahir prematur.
• Panas yang terlalu tinggi misalnya pernah sakit keras, thypus, cacar.
• Infeksi pada ibu seperti rubella.
• Gangguan pada otak, misalnya tumor otak, kekurangan oksigen dalam otak atau anoxia,
infeksi pada otak.
• Gangguan fisiologis seperti down syndrome adalah gangguan genetik menyebabkan
perbedaan belajar dan ciri-ciri tertentu, cretinism adalah kelainan hormonal karena
kekurangan hormon tiroid.
• Pengaruh lingkungan dan kebudayaan pada anak-anak yang dibesarkan di lingkungan
yang buruk seperti adanya penolakan, kurang stimulasi yang ekstrem.
Faktor internal
Faktor penyebab dari dalam bersumber dari faktor keturunan yang dapat berupa gangguan pada
plasma inti atau chromosome abnormality. Menurut Hallahan & Kauffman (dalam Mangunsong,
2009),
Gangguan pada kromosom

Gangguan pada sindrom

Gangguan metabolisme

Gangguan perkembangan pada formasi otak

Pengaruh lingkungan meliputi malnutrisi saat kehamilan konsumsi obat-obat terlarang

Berat badan lahir rendah atau prematur

Infeksi seperti meningitis dan gangguan pernafasan

Infeksi virus seperti rubella

Cedera kepala
Gangguan degeneratif seperti rett sindrom, penyakit parkinson.
PERMASALAHAN PENYANDANG DISABILITAS
INTELEKTUAL

Keterbatasan Intelegensi

Keterbatasan Sosial

Keterbatasan Fungsi-Fungsi Mental Lainnya


PELAYANAN SOSIAL TERHADAP PENYANDANG
DISABILITAS
The Standard Rules on The Equalization of Opportunities for Person
with Disabilities, yang ditetapkan oleh Majelis Umum PBB pada sidang
ke 48 tanggal 20 Desember 1993 dalam buku Himpunan Kebijakan
Pendidikan Pusat Kajian Disabilitas FISIP UI (2010), terdapat 3 konsep
dasar upaya pelayanan terhadap penyandang Disabilitas:

Persamaan
Pencegahan Rehabilitasi
Kesempatan
MODEL PELAYANAN BAGI PENYANDANG
DISABILITAS

Model Model
individul sosial
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai