Anda di halaman 1dari 30

Tabel Ratio Skor pada Grafik Verbal sesuai standard diri OP

Interval Kategori Simbol

< +3SD kuat sekali +++

+2SD s/d +3SD kuat ++

+1 SD s/d +2SD cukup kuat +

-1 SD s/d +1 SD normal 0

-1 SD s/d -2SD agak kurang -

-2SD s/d -3SD kurang --

> -3SD kurang sekali ---


Kolom Kecerdasan
UMUR KOLOM
(dalam tahun) (Antar Garis)
17-19 8,4-11,1
20-24 8,4 - 11,2
25-29 8,0-11,0
30-34 7,6-10,6
35-39 7,1 -10,4
40-44 6,8 - 10,0
45-49 6.5-9,7
50-54 6,0-9,4
55-59 5,8 -9,1
(Hold - Don't Hold) : Hold Ages

20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59

Calculated Values 0,5 0 4 4 9 11 14 16

Smoothed Values 0 1 3 5 8 11 14

Dikutip dari sumber dengan Tabel 6, hal 66 pada buku The Measurement of
Adult Intellegence, David Wechsler)
Catatan :

Bila % yang diperoleh :


 dibawah 10 %:
tidak menunjukkan deteriorasi
 antara (10 s/d 19) % :
ada kecenderungan/kemungkinan deteriorasi
 diatas 20 % :
signifikan atau dipastikan mengalami deteriorasi
Tabel Klasifikasi Inteligensi
Kurve Normal Proporsi pada
IQ KLASIFIKASI
(teoritis) Sampel

130 ke atas Very superior 2,2 2,6

120 - 129 Superior 6,7 6,9

110-119 High average 16,1 16,6

90 - 109 Average 50,0 49,1

80-89 Low average 16,1 16,1

70-79 Borderline 6,7 6,4

69 ke bawah Mentally retarded 2,2 2.3

Sumber : Wescler Adult Intellegence Scale Revirsed manual 1981


MAKNA SKOR IQ DAN KLASIFIKASI INTELIGENSI (Marnat, 1984)

 IQ bukanlah suatu faktor yang pasti, tidak berubah dan innate.


 IQ merupakan pengukuran yang tepat pada jangka waktu tertentu dan
dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan.
 IQ bukanlah pengukuran yang eksak dan tepat, namun hanya
merupakan perkiraan, dimana kemungkinan dapat dijumpai fluktuasi
nilai pada pengujian pada suatu saat dan pada saat lainnya.
 Skala Wechsfer hanya mengukur sebagian kecil kemampuan dan
sesungguhnya terdapat banyak variabel lain yang dianggap sebagai
"intelligent". Tidak ada satu tes atau kumpulan tes yang dapat
mengukur keseluruhan kapasitas inteligensi seseorang.
 IQ mengandung pengertian statistik. Dengan menggunakan patokan
deviasi IQ, diasumsikan bahwa inteligensi merupakan distribusi
normal.
 Tiap IQ pada skala Wechsler mempunyai Mean 100 dan SD 15,
dengan demikian skor juga dapat dikonversikan ke dalam persentil.
Keuntungan

1. Tes Wescler telah dievaluasi berulang ulang


dalam berbagai penelitian yang digunakan di
seluruh dunia
2. Skala wescler ini familier bagi peneliti di dunia
dan subtes-subtesnya mudah dilaksanakan
3. Manual dan instruksinya cukup jelas, tabelnya
tepat dan normanya baik sekali
4. Data yang diperoleh dari skala ini mengukr pola
respon fungsi kognitif subyek dengan tepat,
sehingga dapat ditetapkan kekuatan dan
kelemahan psikologis OP
Sambungan keuntungan

5. Skala ini memiliki kemampuan menjaring variabel kepribadian,


misalnya:
 Individu yang memiliki skor rendah pada digit Span, arithmatic
dan Digit Symbol menunjukan kemungkinan besar orang
tersebut mengalami anxiety, memiliki defisit perhatian dan
konsentrasi atau kombinasi keduannya.
 Bila seseorang mempunyai nilai tinggi pada Comprehension
dan Picture arrangement biasanya mempunyai penilaian sosial
yang baik sekali.
 Remaja yang psikopat atau delikuen secara tipikal dan
signifikan menunjukkan skor performance IQ yang lebih tinggi
dari skor verbal IQ, dengan skor Picture Arrangement dan
Object Assembly di titik puncak, sementara skor Information
dan Comprehension dititik paling bawah.
Kelemahan dan Keterbatasan

 Skala Wechsler tidak mampu secara tepat mengukur


jarak batas (range) inteligensi yang ekstrim (di bawah 40
dan di atas 160) dibandingkan dengan tes sejenis seperti
tes Stanford Binet.
 Terdapat kecenderungan bahwa WISC-R secara
konsisten menghasilkan skor IQ yang lebih rendah
katimbang skor Stanford-Binet bagi individu pada range
inteligensi atas. Sementara pada subyek dengan range
average dan below ­average ke dua tes ini dapat
diperbandingkan.
 Dengan kata lain terdapat korelasi tinggi antara WISC-R
dengan Stanford-Binet untuk skor anak dengan kategori
average dan below-average tetapi tidak untuk anak
dengan inteligensia superior.
Sambungan Kelemahan dan Keterbatasan

 WISC-R kurang baik untuk meramalkan memperkirakan IQ anak-anak


yang sangat terbelakang perkembangan mentalnya.
 Sejumlah orang berpendapat bahwa norma skala Wechsler tidak
dapat diterapkan untuk kelompok etnis minoritas atau orang-orang
dengan latar belakang sosio­ekonomi yang lebih rendah.
 Skoring untuk pernyataan-pernyataan pada subtes Comprehension,
Similarities dan Vocabulary dianggap subyektif dimana pertanyaan
yang sukar diberi skor rendah ketimbang pertanyaan yang mudah.
 Skala Wechsler terbatas dalam luas pengukurannya, tidak dapat
menjaring faktor-­faktor penting seperti : ambisi untuk berprestasi,
motivasi, kesuksesan dalam berhubungan dengan orang lain atau
masalah kreativitas. Sehingga skala Wechsler kurang mampu
meramalkan keberhasilan pekerjaan.
 Kritik dari Anastasi, berkenaan dengan masalah validitas skala
Wechsler yang kurang dikomparasikan dengan skala lain di luar
pengukur itu (skala wechsler) itu sendiri.
Hipotesis umum untuk Intepretasi

1. VIQ secara signifikan lebih besar dar P IQ (15 poin


atau lebih) mengindikasikan :
 tingginya prestasi akademis dan atau prestasi pribadi
 individu dari lingkungan perkotaan
 kebanyakan terdapatnya neurosis, terutama pada
individu dalam keadaan cemas dan tertekan, individu
yang obsessive-compulsive, dan individu dalam keadaan
depresi
 menyangkut masalah belajar yang bersumber dari
kesulitan persepsi
 pasien dengan kerusakan belahan otak kanan
2.PIQ secara signifikan lebih besar 15 poit
diatas VIQ mengindikasikan :
 underachiever, terutama bila individu tidak
menggunakan kesempatan pendidikannya
 individu yang berasal dari tingkat sosio-
ekonomis yang rendah
 sosiopatik, histeria, simple schizophrenia,
individu yang delinquent
 gangguan organis kerusakan belahan otak kiri
dg lesi fokal statis (static focal lesion)
 kesulitan membaca yang parah
3.Gangguan perhatian (distractibility)
 Secara signifikan menurunkan skor digit
span, arithmetic dan digit symbol
(coding).
 Distraktibilitas ini juga sering langsung
berhubungan dengan kecemasan,
sementara digit span dianggap paling
peka terhadap efek kecemasan
Perbedaan antara VIQ dan PIQ
 Perbedaan antara VIQ dan PIQ hampir secara pasti
menunjukkan indikasi adanya gejala patologis dan dapat
memberikan petunjuk penunjang dalam memastikan
suatu kondisi patologis yang sudah menetap. Namun
demikian perlu diperhatikan dan dicermati betul bila
pemeriksa sedang melakukan interpretasi terhadap
perbedaan VIQ dan PIQ ini. Dalam hal ini pemeriksa
terlebih dulu perlu meninjau pengalaman­-pengalaman
hidup subyek (OP), misalnya sehubungan dengan
pengaruh lingkungan baik fisik maupun psikis, apakah
pendidikan formalnya mengalami hambatan, adakah
Verbal Scale
Mengukur kemampuan individu dalam hal :
 kemampuan untuk bekerja dengan simbol-
simbol abstrak
 sejauh mana seseorang mendapat keuntungan
dari latar belakang pendidikannya
 kemampuan verbal dan daya ingat
kefasihan/kelancaran verbal
Performance Scale
Secara umum skala performance menunjukkan :
 derajat hubungan non-verbal individu dengan
lingkungannya.
 kemampuan untuk mengintegrasikan stimulus
perseptual dengan respon­respon motorik yang
relevan
 kapasitas untuk bekerja dalam situasi konkrit
 Subtes-subtes performance pada umumnya tidak
terlalu terpengaruh oleh latar belakang pendidikan
ketimbang skala verbal.
Information
Analisis Klinis menunjukan

Kondisi subtes Indikasi


Menurunnya skor information dibawah Hysteric Rapaport
comprehension
Kegagalan pada pertanyaan yang mudah dan Depression, hysteric, schizophrenic
sukses dalam menjawab pertanyaan yang-sulit
Menurunnya skor information setara atau Depression, hysteric, schizophrenic
berhubungan dengan subtes vocabulary
Meningkatnya skor information tendensi intelektualisasi, latent schizophrenic
obsessive-compulsive
Skor information dibawah comprehension dan Tendensi represi
vocabulary
gagal pada item mudah dengan kategori IQ Chronic schizophrenia
testee tergolong average
Digit Span
Analisis klinis menunjukkan bahwa

Intersubtest Indikasi
Nilai digit span menurun dibawah
Axiety
vocabulary
digit span 8 poin atau lebih di bawah
Kemungkinan : incipient psychotic break
vocabulary
ds sama atau di atas nilai arithmetic atau Tendensi schizophrenic, kemungkinan
voc. chizoid
ds enam poin atau lebih dibawah
Kecemasan (anxiety)
information
Backward di atas forward Schizophrenia (paranoid schiz.)
Pribadi anti-sosial (psikopat), blindness in
Tingginya skor digit span
hysteria
Rendahnya skor digit span Hysteria
antisocial personality (narcistic character
digit span lebih tinggi dari arithmetic
disorder), low anxiety tolerance
Ketidak mampuan mengulang digit
chronic undifferentiated schiz..
backward
Vocabulary
Analisis klinis menunjukkan bahwa :

lntersubtest Indikasi

gagal menjawab vocab. yang mudah Psychotic depression, schizophrenia

vocab. Diatas subtes lainnya Tendensi psychotic

difinisi vocab. yang tidak relevan Anticosial personality (psychopath

vocab. Secara umum diatas


Depression
performance

skor vocab. yang tinggi contraindicates depression

contraindicates obsessive-compulsive,
rendahnya skor vocab.
paranoia
 Vocabulary merupakan subtes yang paling andal/reliable (0.68 pada test-
retest) dan seperti halnya information resistent dari defisit neurologis dan
gangguan psikologis. Walaupun vocabulary bertambah sejalan dengan
poerkembangan usia, namun mempunyai kecendenungan menurun pada
mereka yang tidak banyak mernedukan kata-kata untuk penyesuaian
kehidupan.
 Biasanya subtes ini menunjukkan tingkat kemampuan dan kecanggihan
belajar sekolah dan budaya seseorang. Vocabulary amat ditentukan oleh
kekayaan pendidikan awal seseorang, namun dapat pula membaik lewat
pengalaman sekolah di masa berikutnya.
 Vocabulary merupakan indikator terbaik untuk mengukur inteligensia umum,
dan karena kestabilannya yang tinggi dapat pula dipergunakan sebagai
indikator potensi intelektual serta derajat fungsinya.
 Penting untuk mencari sebab dibalik jawaban yang tidak tepat, untuk
menentukan apakah jawaban tersebut hanyalah terkaan, asosiasi bunyi.
pikiran konkrit, asosiasi yang aneh atau penalaran yang mencampur-adukkan
segala hal.
Comprehension
Analisis klinis memberikan gambaran :

Intersubtest Indikasi

menurunnya skor comprehension di bawah


Penilaian yang buruk
information

"saya tidak tahu" merupakan jawaban sering muncul Sikap meremehkan diri

Depresi psikotik,
terlewati/tidak terjawabnya item-item mudah
schizophrenia

skor comprehension yang bertahan baik Paranoid schizophrenia


Similarities
Analisis klinis memberikan gambaran sebagai berikut :

Intersubtest Indikasi

similarities di atas skor subtes verbal lainnya Cenderung paranoid

Deprivasi kultural, depresi,


menurunnya skor similarities di bawah vocab.
schizoph, organicity
Depresi (narsistik &
gagal pada item-item awal (mudah)
psikotik), simple paranoid
Intellectualization, acute
skor similarities yang tinggi (19 +)
paranoid schiz.
Similarities meningkat di atas rata-rata skor verbal
Tendensi paranoid
lainnya dan vocabulary
Chronic paranoid
Rendahnya skor similarities
schizophrenia
Pic.Completion
Analisis klinis menunjukkan bahwa :

Intersubtest Indikasi
kacau dalam mengidentifikasikan obyek Schizophrenia
gambar pic. Completion (pada individu
dengan inteligensi yang baik)
menurunnya skor pic. Completion Schizophrenia

gagal menjawab item awal (mudah) Depresi psikotik, undifferentiated


schizophrenia
meninkatnya skor pic. Completion kemunkinan tanda paranoid

skor pic. Completion tinggi pribadi anti-sosial (psychopath)

Skor pic. Completion_ rendah simple schizophrenia


Skor pic. Completion sangat rendah depresi psikotik, schizophrenia
Pic. Arrangement
Analisis klinis memberikan gambaran :
Intersubtest Indikasi

Menurunnya skor pic. arrangement Kecemasan atau depresi,


intelektual neurotik dan paranoid,
schizophrenia

tingginya skor pic. arrangement Kemungkinan tanda-tanda


antisosial
 Baik picture arrangement maupun block design merupakan
pengukur inteligensia non-verbal. Namun demikian pic.
arrangement lebih terpengaruh oleh variabel budaya katimbang
block design. Sementara untuk dapat menyelesaikan subtes ini
dengan baik seseorang haruslah mampu menangkap situasi
sekitar sebelum memberikan jawaban yang tepat.
 Pada populasi klinis, berbagai tipe kepribadian antisosial dan
histrionik tampaknya dapat menguasai kemampuan
perencanaan secara intrinsik yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan subtes ini. Khususnya individu anti-sosial, yang
nerupakan "pembohong" yang baik biasanya dapat
menyelesaikan tes ini dengan nilai tinggi.
 Social-exhibitionist dan extrovert juga memberi nilai yang baik,
sedangkan pribadi-pribadi yang terganggu dan mereka yang
jauh dari realita biasanya mempunyai nilai yang kurang.
 Bila ditemukan nilai yang sangat rendah pada
subtes ini disertai dengan sedikitnya
perbedaan pada verbal IQ dan Performance IQ
hal ini dapat menandakan adanya impairment
organis yang berhubungan dengan lesi statis
pada lobus temporalanterior bagian kanan.
Lesi pada belahan otak kanan biasanya
menurunkan skor pic. arrangement, block
design dan object assembly.
Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk
mendapatkan informasi kualitatif tambahan dari picture
arrangement.
Pertama, melalui pengamatan dan pencatatan cara individu
mengerjakan tugas : Apakah ia dengan hati-hati
mempertimbangkan keseluruhan persoalan, ataukah
hanya secara impulsif memindah-mindahkan kartu ?
Apakah ia cepat putus asa, atau ia menunjukkan
ketekunan yang tinggi ?
Kedua, ketika subyek menyelesaikan tugasnya untuk
menyusun gambar-gambar pada seri kartu pic.
arrangement, tester juga perlu mencari tahu cerita
proyektif apa yang mendasari penyusunan kartu-kartu
tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan menyuruh OP
menceritakan apa yang terjadi pada gambar-gambar
tersebut.
Sehubungan dengan itu, maka kartu-kartu yang biasanya memberikan
informasi yang cukup kaya adalah seri kartu nomor 4, 5 dan 6.
Pertanyaan-pertanyaan berikut ini sangat penting :
 Apakah cerita tersebut logis, fantastis atau aneh ?
 Apakah cerita tersebut orisinil atau tebih bersifat stereotip dan
konvensional ?
 Apakah testee (OP) menunjukkan sikap emosional yang berhubungan
dengan diri sendiri atau interpersonal ?
 Apakah kesalahan disebabkan oteh persepsi detail spesifik yang tidak
tepat, ataukah disebabkan sikap subyek yang mengabaikan ditail-
detail tertentu ?
 Apakah subyek memperhitungkan seluruh hubungan yang berbeda
dalam gambar ataukah aspek-aspek penting dihilangkan begitu saja ?
Block Design
Analisis Klinis memberikan gambaran :

Intersubtest Indikasi

menurunnya skor block design Depresi


Digit Symbol
Analisis klinis subtes digit symbol memberikan gambaran :

Intersubtest Indikasi
menurunnya skor digit symbol kecemasan atau depresi

penurunan skor digit symbol yang Kemungkinan psikotik depresi


tajam
meningkatnya skor digit symbol Kemungkinan schiz. blandness

karakter atau simbol jawaban rusak Kemungkinan schizophrenic


& aneh element

Anda mungkin juga menyukai