Anda di halaman 1dari 3

TEKNIK TES IQ

Oleh :
dr. Irwan Supriyanto PhD SpKJ
Share To Social Media:
  
Teknik tes intelligence quotient (IQ) terdiri dari dua jenis, yaitu berupa pertanyaan atau perintah
verbal seperti menyebutkan definisi suatu kata dan berupa tugas atau kegiatan nonverbal,
misalnya menyusun balok mainan. Secara umum, tes IQ dapat menilai kemampuan verbal,
aritmatik, visuospasial, dan pemecahan masalah.[3]
Persiapan Pasien
Tidak ada persiapan khusus yang diperlukan sebelum tes IQ. Pasien hanya diminta untuk tenang
dan rileks, menggunakan pakaian yang membuat dirinya merasa nyaman, dan memastikan
bahwa kondisi fisiknya sehat dengan istirahat cukup.[11]

Peralatan
Ruangan yang digunakan untuk tes IQ sangat berpengaruh pada hasil tes. Ruangan sebaiknya
terpisah dari ruangan lain dan bersifat nyaman bagi pasien, relatif tenang, dan tidak
menimbulkan situasi stressful (misalnya tidak diawasi orang tua atau guru). Jarak pemeriksa
tidak boleh terlalu dekat agar pasien tidak terintimidasi tetapi juga tidak boleh terlalu jauh agar
pasien bisa mendengarkan instruksi dengan baik.[11]
Untuk masing-masing skala Stanford Binet dan skala Wechsler, terdapat satu set daftar alat
standar untuk digunakan. Alat-alat tersebut meliputi daftar pertanyaan, kartu-kartu petunjuk dan
perintah, serta alat dan bahan untuk tugas-tugas nonverbal.[2,12]

Posisi Pasien
Saat tes IQ, posisi pasien sebaiknya duduk di hadapan pemeriksa dengan dipisahkan oleh sebuah
meja.

Prosedural
Pelaksanaan tes IQ membutuhkan waktu sekitar 45 menit sampai 2 jam. Tes IQ bisa dijalankan
oleh psikolog atau psikiater.

Skala Stanford Binet

Skala ini umumnya digunakan untuk anak dan remaja. Skala Stanford Binet menilai 5 faktor
kognitif secara umum. Setiap faktor dinilai dengan aktivitas verbal dan nonverbal. Kelima faktor
tersebut adalah:
1. Fluid reasoning, yaitu kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah baru
2. Quantitative reasoning, yaitu kemampuan untuk memecahkan masalah dengan angka dan
kalimat, serta memahami konsep dasar angka
3. Visual spatial processing, yaitu kemampuan untuk mengenali hubungan antara objek-objek
tertentu, mengenali orientasi spasial, dan menganalisis pola
4. Working memory, yaitu kemampuan untuk memproses dan mempertahankan informasi verbal
dan nonverbal serta menginterpretasikannya
5. Pengetahuan, yaitu kemampuan untuk menyerap informasi secara umum yang telah terakumulasi
seiring waktu melalui pengalaman di rumah, sekolah, tempat kerja, dan lingkungan secara
umum[2,12]

Skala Stanford Binet terdiri dari sekelompok pertanyaan dan aktivitas nonverbal untuk menilai
kelima faktor tersebut, dengan berbagai tingkat kesulitan yang sesuai dengan usia tertentu, mulai
dari usia 2 tahun.

Pemeriksa memulai tes dengan memberikan subtes object-series matrices dan vocabulary untuk


menentukan aktivitas yang akan ditanyakan kepada pasien mulai dari aktivitas untuk umur
berapa. Pertanyaan dan aktivitas nonverbal kemudian ditingkatkan kesulitannya sampai
mencapai pertanyaan yang sesuai dengan usia kronologis pasien atau sampai pasien tidak lagi
mampu menjawab pertanyaan dan menyelesaikan aktivitas yang diberikan.
Penghitungan IQ untuk skala Stanford Binet adalah dengan membandingkan usia mental (MA)
berdasarkan hasil tes yang diselesaikan dengan usia kronologis (CA) sesuai umur pasien
dikalikan 100. Rumusnya adalah IQ = MA/CA x 100. Misalnya, seorang anak berusia 12 tahun
hanya mampu menyelesaikan tes untuk anak 9 tahun, maka IQ anak tersebut adalah 9/12 x 100 =
75. Klasifikasi IQ berdasarkan skala Stanford Binet dapat dilihat pada tabel di bawah.[2,12]

Tabel 1. Klasifikasi IQ berdasarkan skala Stanford Binet


Sangat superior 140 ke atas
Superior 120–139
Rata-rata tinggi 110–119
Normal atau rata-rata 100–109
Rata-rata rendah 80–89
Borderline 60–79
Disabilitas intelektual 30–69
Sumber: dr. Irwan, 2021. [2,6,12]

Anda mungkin juga menyukai