Anda di halaman 1dari 13

Rahasia Disesuaikan untuk nama perusahaan Versi 1.

Dinamika Psikologi Hasil


Pemeriksaan Psikologis
Oleh :

Bayu Aji Santoso 225110001, Nur Ichwan Rasyid 225110011, Venny Triana Putri 225110029,
Yosefina Dwi Retnaningrum 225110042
Rahasia Disesuaikan untuk nama perusahaan Versi 1.0

Tes Psikologi

1. Tes Wais (Wechsler Adult Intelligance Scale)


2. Tes SSCT (Saks Sentence Completion Test)
3. Skala DASS (Depression Anxiety Stress Scale) 42
Hasil tes WAIS

1 IQ Verbal 2 IQ Performance
Hasil yang diperoleh subjek untuk Hasil yang diperoleh subjek untuk
subtes Skala Verbal adalah IQ subtes skala performance adalah IQ
111, ini menggambarkan bahwa 102, ini menggambarkan bahwa
pengetahuan dan pemahaman subjek memiliki kemampuan dalam
verbal subjek berada pada rata- memahami materi yang bersifat
rata orang seusianya, subjek non-verbal, dan memiliki
mampu mengaplikasikan kemampuan pemecahan masalah
kemampuan verbalnya secara yang cukup dan sesuai dengan rata-
umum. rata orang seusianya.
Kesimpulan Tes Wais
IQ Klasifikasi

130 and above Very Superior Berdasarkan hasil tes WAIS menunjukkan bahwa
subjek memiliki IQ 108 yang tergolong dalam
120 – 129 Superior
klasifikasi kecerdasan Average. Hal ini menunjukkan
110 – 119 High Average bahwa subjek memiliki kemampuan kognitif yang
memadai sesuai dengan usianya.
90 – 109 Average

80 – 89 Low Average

70 – 79 Borderline

69 and below Mentally Retarded


Kesimpulan Tes SSCT

● Keluarga (sikap terhadap ibu, ayah dan keluarga)

Berdasarkan hasil tes SSCT dan hasil interpretative summary yang telah dilakukan, diketahui

subjek memiliki pandangan yang baik mengenai keluarga. Hal ini ditunjukkan dengan subjek

menyayangi ibunya meskipun subjek merasa terkadang ibu subjek tidak mengalah dengan

subjek. Selain itu subjek merasa cukup puas dengan peran ayah , namun subjek merasa ayah

subjek jarang meluangkan waktu untuk liburan bersama subjek.


Kesimpulan Tes SSCT

● Hubungan antar Pribadi (sikap terhadap teman & kenalan, atasan, bawahan dan teman sejawat)
Berdasarkan hasil tes SSCT dan hasil interpretative summary yang telah dilakukan, diketahui dalam
hubungan antar pribadi dengan orang-orang disekitar, subjek merasa teman yang baik adalah teman yang
mampu memahami satu sama lain dan mempunyai keinginan untuk menambah wawasan serta mau
meningkatkan kemampuan. Subjek memiliki pandangan positif terhadap teman sekerja yang memiliki visi
dan misi yang sama. Subjek juga memiliki pandangan yang baik atas sikap pimpinan atau guru ataupun orang
yang dianggap derajatnya lebih tinggi daripada subjek karena memiliki perhatian dan menginginkan anggota
di bawahnya dapat berkembang. Hal tersebut membuat subjek memiliki sikap yang menuntut orang - orang
disekitarnya untuk selalu meningkatkan kemampuan, menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, dan memberikan
penjelasan dengan bahasa yang sederhana agar mudah dipahami.
Kesimpulan Tes SSCT
● Seks (sikap terhadap wanita dan hubungan heteroseksual)
Berdasarkan hasil tes SSCT dan hasil interpretative summary yang telah dilakukan, diketahui
bila subjek merupakan pribadi yang memiliki pandangan positif terhadap wanita dan hubungan
heteroseksual, namun masih ada beberapa sifat yang tidak subjek sukai terhadap lawan jenis.
Subjek merasa bahwa Wanita terkadang kurang mengandalkan logika, selain itu wanita
cenderung mengandalkan perasaannya.
Kesimpulan Tes SSCT
● Kondisi Diri (sikap terhadap perasaan ketakutan, perasaan bersalah, kemampuan diri sendiri, masa lalu, masa
depan dan cita-cita)
Berdasarkan hasil tes SSCT dan hasil interpretative summary yang telah dilakukan, diketahui bahwa subjek
merupakan individu yang optimis dan percaya diri terhadap masa depan dan impian-impian yang akan dicapainya,
dikarenakan subjek telah mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan. Subjek adalah orang yang dapat beradaptasi
dengan lingkungan baru. Subjek juga mampu menjadikan setiap peristiwa buruk sebagai sebuah pengalaman dalam
hidupnya. Saat menghadapi permasalahan, subjek terkadang butuh waktu untuk menenangkan pikiran dan perasaan.
Subjek memiliki kemampuan dalam menghadapi rasa bersalah dan menyadari kesalahannya. Selain itu, subjek selalu
berusaha untuk mengembangkan dan meningkatkan skill, serta berbenah diri agar bisa survive di dunia kerja. Namun,
kecenderungan perfectionist pada subjek terkadang membuat kondisi emosi subjek tidak stabil. Perfectionist ini
membuat klien memunculkan ekspektasi dalam diri, akibatnya apabila hal tersebut sulit untuk dipenuhi maka subjek
akan mengalami stress karena menghakimi diri dan terlalu keras dengan diri sendiri. Selain itu subjek memiliki
ketakutan terhadap kecoa karena hewan tersebut menjijikkan bagi subjek.
Tes DASS 42
Berdasarkan hasil skoring dari skala DASS 42, didapatkan
hasil sebagai berikut,
a) Skala depresi : 0 (normal)
b) Skala Kecemasan : 0 (normal)
c) Skala stress : 8 (normal)

Tingkat Depresi Kecemasan Stress


Pada skala depresi didapatkan skor
Normal 0-9 0-7 0-14 0 masuk dalam kategori normal.
Selanjutnya, pada skala kecemasan
Ringan 10-13 8-9 15-18
mendapatkan skor 0 dan masuk
Sedang 14-20 10-14 19-25 kedalam kategori normal. Skala
stress mendapatkan skor 8 dengan
Parah 21-27 15-19 26-33
kategori normal.
Sangat Parah > 28 > 20 > 34
DINAMIKA PSIKOLOGI
Berdasarkan hasil tes psikologi yang dilakukan, secara kognitif subjek
mampu mengaplikasikan kemampuan verbalnya secara umum.
Pengetahuan dan pemahaman verbal subjek berada pada kemampuan
rata-rata orang seusianya. Subjek memiliki kemampuan dalam
memahami materi yang bersifat non-verbal, dan memiliki kemampuan
pemecahan masalah yang cukup dan sesuai dengan rata-rata orang
seusianya. Hal ini menunjukkan bahwa subjek memiliki kemampuan
kognitif yang memadai sesuai dengan usianya. Selain itu, subjek
memiliki keinginan untuk selalu berbenah diri, meningkatkan skill, dan
kemampuan agar bisa survive di dunia kerja.
Secara afeksi, subjek merupakan individu yang optimis dan percaya diri
terhadap masa depan dan impian-impian yang akan dicapainya, dikarenakan
subjek telah mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan. Terkadang
subjek butuh waktu untuk menenangkan pikiran dan perasaan ketika
dihadapkan oleh permasalahan. Selain itu, subjek memiliki sifat perfectionist
terhadap segala sesuatu dalam hidupnya, hal ini terkadang membuat kondisi
emosi subjek tidak stabil. Perfectionist ini membuat klien memunculkan
ekspektasi dalam diri, akibatnya apabila hal tersebut sulit untuk dipenuhi
maka subjek akan mengalami stress karena menghakimi diri dan terlalu
keras dengan diri sendiri. Namun, subjek memiliki kemampuan dalam
menghadapi rasa bersalah dan menyadari kesalahannya sehingga stress yang
dialami subjek masih dalam kategori normal.
Secara sosial, subjek memiliki pandangan positif terhadap
orang lain yang memiliki atensi serta visi dan misi yang sama
dengan dirinya. Subjek juga memiliki pandangan yang baik
terhadap orang yang dianggap derajatnya lebih tinggi daripada
subjek. Subjek merupakan orang yang dapat diberikan tanggung
jawab, memiliki sikap yang menuntut orang-orang disekitarnya
untuk selalu meningkatkan kemampuan, menyelesaikan
pekerjaan tepat waktu, dan memberikan penjelasan dengan
bahasa yang sederhana agar mudah dipahami.
Terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai