Anda di halaman 1dari 2

Isu terkait Harga Pertalite naik mulai besok, begini tanggapan pemerintah

Isu terkait kenaikan harga BBM bersubsidi termasuk Pertalite hingga solar semakin luas
beredar. Kabar tersebut memberikan informasi bahwa mulai besok pada 1 september 2022
harga pertalite mengalami kenaikan yang membuat masyarakat indonesia menjadi khawatir
dan cemas terkait harga pertalite yang mengalami kenaikan tersebut. Hal ini karena jenis
bahan bakar ini telah mendapatkan subsidi dari pemerintah dan memiliki peran resmi
sebagai jenis Bahan Bakar Minyak Khusus Penugasan (JBKP). Harga kenaikan bahan
bakar minyak tersebut diharapkan dapat menjaga daya beli masyarakat sehingga tidak
mengalami anjlok dalam proses pembelian bahan bakar minyak bersubsidi. Apa tanggapan
pemerintah terkait isu tersebut? Mari kita simak ulasan nya.
Pemerintah menunggu waktu kabar kenaikan bahan bakar Pertalite meskipun telah
berencana menetapkan harga baru bahan bakar tersebut yang berlaku mulai
september 2022
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar
Pandjaitan mengatakan bahwa mengenai Kenaikan Bahan Bakar Minyak termasuk Pertalite
masih menunggu kabar dari Presiden. Pemerintah hanya menunggu waktu untuk menaikkan
harga bahan bakar minyak (BBM) tersebut khususnya untuk Jenis BBM Penugasan (JBKP)
dikabarkan pada berlaku pada september 2022 besok. Kemudian Corporate Secretary PT
Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting juga belum dapat memastikan waktu harga baru bahan
bakar minyak tersebut akan diberlakukan.
Pemerintah berencana untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi,
namun harga besaran kenaikan bahan bakar tersebut masih dalam tahap proses pengkajian
dengan pertimbangan besar. Wakil ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno juga
memberikan informasi mengenai kenaikan harga Bahan Bakar Minyak Penugasan (JBKP)
tersebut yaitu kenaikkan harga tersebut bisa mencapai 40 persen. Tahun ini pemerintah
juga mengerek naik alokasi subsidi energi yang mencapai 502 triliun rupiah atau sekitar 16
persen dari total rencana pengeluaran negara. Dari informasi tersebut, dapat diperkirakan
harga kenaikan bahan bakar minyak subsidi mencapai lebih dari 30 persen. Selain itu
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan bahwa harga bahan
bakar minyak penugasan (JBKP) saat ini berada di bawah harga keekonomian, dengan
harga jual Rp.7 650 per liter padahal seharusnya dijual Rp.17.200 per liter sehingga memiliki
selisih harga hingga Rp. 9.550 per liter.
Harga Pertalite diperkirakan akan naik dengan harga masih dibawah Rp.10.000 di
Indonesia
Pemerintah berupaya untuk menjaga daya beli masyarakat dengan memperkirakan harga
kenaikan Pertalite di SPBU pertamina masih akan berada di bawah Rp.10 000 dengan
selisih kenaikan Rp.1000 hingga Rp.2500 dari harga saat ini Rp.7650 per liter. Perkiraan ini
berdasarkan pengakuan dari lingkungan pemerintah, namun isu tersebut belum dapat
dikonfirmasi. Sebelumnya pada awal Agustus 2022 telah beredar viral foto di media sosial
yang berisi informasi harga baru BBM tersebut dengan harga awal Rp.7.650 per liter
menjadi Rp.10.000/liter, serta harga bahan bakar lainnya seperti Pertamax dengan harga
awal Rp.12.500 per liter menjadi Rp.16.000 per liter dan Solar dengan harga awal Rp.5.150
per liter menjadi Rp 7 200 per liter.
Pemerintah telah memberikan sinyal kenaikan harga Pertalite mulai besok tanggal 1
september 2022
Menteri Ekonomi Sumber Daya Manusia (ESDM) Arifin Tasrif memberikan Informasi bahwa
pemerintah akan mengumumkan kenaikan harga Pertalite dan Solar bersubsidi pada besok
tanggal 1 september 2022. Arifin Tasrif mengisyaratkan bahwa dapat menunggu
pengumuman kenaikan harga bbm bersubsidi esok hari. Menurut menteri ESDM tersebut
pemerintah masih mematangkan rencana kenaikan harga kelompok BBM Penugasan
(JBKP) hingga saat ini. Ekonom Centre of Economics Law and Studies (Celios) Bhima
Yudhistira mengatakan bahwa Pemerintah dapat mencermati dampak yang terjadi ketika
harga bahan bakar minyak subsidi tersebut naik, hal ini karena pada bulan juli 2022 lalu
menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) telah mencatat inflasi bahan pangan mencapai 11
persen akibat dari dampak kenaikan BBM bersubsidi. Konsumsi belanja masyarakat
berkurang yang berakibat pada penurunan permintaan barang dan jasa sehingga tidak
mencapai target pemulihan ekonomi nasional. Kemudian kenaikan Bahan Bakar Subsidi
Penugasan (JBKP) tersebut dapat meningkatkan terjadinya Inflasi. Apabila kenaikan
tersebut terjadi dengan cepat maka daya serapan tenaga kerja semakin terganggu termasuk
pemulihan ekonomi di indonesia yang telah berjalan juga dapat terganggu. Masyarakat saat
ini tengah mengalami kekhawatiran terhadap rencana kenaikan harga BBM tersebut karena
dipastikan dapat menambah biaya pengeluaran. Masyarakat berharap agar besok jika isu
tersebut terjadi yaitu harga bahan bakar minyak bersubsidi mengalami kenaikan dengan
harga yang tidak jauh dari sebelumnya sehingga masyarakat dapat menganstisipasi biaya
pengeluaran dan biaya bahan bakar menjadi lebih hemat serta pemerintah dapat memahami
kondisi masyarakat terhadap kenaikan bahan bakar minyak bersubsidi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai