Anda di halaman 1dari 80

HSSEMS IMPLEMENTATION

IN MIXED-USE BUILDINGS

Ali Purnomo
Perkenalan
• Nama : Ali Purnomo, SKM
• Domisili : Bandung
• Kompetensi : Ahli K3 Umum (Kemnaker RI), Auditor SMK3
(Kemnaker RI)
• Implementasi : ISO 9001, ISO 18001, ISO 14001, ISO
22000, ISO 17025, SA 8000.
• Karir : HSE Manager, Supervisor & Officer.
Daftar Isi
• Regulasi K3LH Secara Umum
• Pendahuluan
• Jenis Gedung
• Pra Operasional Gedung
• Operasional Gedung
• Evaluasi & Peningkatan Berkelanjutan
Regulasi K3 (Wajib)
Regulasi LH (Wajib)
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
• Undang-Undang No. 32 Tahun 2009
Pengelolaan Sampah
• Undang-undang No. 18 Tahun 2008 dan turunannya
Perlindungan dan Pengelolaan Udara
• Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 dan turunannya
Perlindungan dan Pengelolaan Air
• Undang-Undang No. 17 Tahun 2019 dan turunannya
Pengelolaan Bahan Berbahaya Beracun (B3)
• Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2001 dan turunannya
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (LB3)
• Peraturan Pemerintah No. 101 tahun 2014 dan turunannya
Perizinan, Audit, Penilaian dan Dokumen Lingkungan Hidup
• Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012 dan turunannya
Regulasi K3LH (Pilihan)
• ISO 45001 : 2018
• ISO 14001 : 2015
Regulasi Keamanan (Wajib)
• Peraturan Kepala Kepolisian Negara RI No. 24
Tahun 2007 tentang Sistem Manajemen
Pengamanan Organisasi, Perusahaan dan/atau
Instansi/Lembaga Pemerintah
Regulasi Bangunan Gedung
• Undang-Undang RI No. 28 Tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung
Pendahuluan
Permasalahan
• Gejala meningkatnya pembangunan bangunan-
bangunan gedung khususnya bangunan tinggi
terutama di kota-kota besar di seluruh dunia
termasuk di Indonesia.
• Dasar pembangunan gedung tinggi karena
masalah semakin terbatasnya lahan disamping
meningkatnya kebutuhan akan ruang-ruang
fungsional.
• Ada semacam persaingan atau gengsi.
Contoh Gedung Saat Ini
Arti Bangunan Tinggi
Bangunan Super Tinggi
Problem Tambahan
Tujuan Life Safety (NFPA)
Sasaran Life Safety (NFPA 101)
Implementasi Sasaran Life safety
Fitur Penting Keselamatan Bangunan
Jenis Gedung
• Bangunan Perkantoran
• Bangunan Perhotelan
• Bangunan Apartemen

• Bangunan Campuran (Mixed-Use Buildings)


Mixed-Use Development adalah suatu pengembangan
produk properti yang terdiri dari baik itu produk
perkantoran, hotel, tempat tinggal, komersial yang
dikembangkan menjadi satu kesatuan atau minimal dua
produk properti yang dibangun dalam satu kesatuan.
Pra Operasional Gedung
• Tahap Perencanaan (Desain)
• Tahap Pembangunan (Konstruksi)
• Tahap Serah Terima Antara Divisi Proyek dan
Divisi Manajemen Operasional
Tahap Perencanaan
Pertimbangan Perancangan Gedung
• Keterbatasan Lahan & Nilai Lahan (Sistem
Pertanahan & Harga Patokan)
• Keterbatasan Sumber Daya (Alam, Manusia,
Buatan)
• Peraturan (Pertanahan, Zoning Regulation)
• Tata Nilai Perkotaan (Keteraturan dan Ketertiban)
• Urbanisasi
• Penyediaan Prasarana Dasar (Air, Listrik, rumah)
• Jumlah Penduduk Yang Besar
Contoh Konsep Desain Gedung
Tahap Pembangunan
Construction Safety
• UU No.2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi
• Permen PU No. 5 Tahun 2014 tentang Pedoman SMK3
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum
• PP No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
• Permen PU No. 9 Tahun 2008 tentang Pedoman SMK3
• Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri
Pekerjaan Umum KEP.174_MEN_1986 No.104_KPTS_1986
Tentang K3 di Tempat Kegiatan Konstruksi
• Permenakertrans No. 1 Tahun 1980 tentang K3 pada
Konstruksi Bangunan
• UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
• Permen PUPR No. 02/2018.
Hal Yang Diperlukan Sebelum Serah Terima Gedung

• Menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dengan benar


selama melakukan pekerjaan.
• Mempelajari & memahami gambar kerja, spesifikasi teknis, kontrak
dan dokumen-dokumen terkait.
• Membentuk organisasi pengawas lapangan (field inspector).
• Memeriksa dan mevalidasi izin-izin pelaksanaan pekerjaan.
• Memantau jadwal pelaksanaan.
• Mengkoordinir tahapan pekerjaan tim pengawas pekerjaan.
• Membuat laporan hasil pemeriksaan.
• Memeriksa pengajuan pekerjaan tambah / kurang.
• Mempersiapkan daftar simak dan dokumen berita acara serah
terima.
Pemeriksaan, Verifikasi & Perbaikan
Contoh Item Pemeriksaan Gedung
• Dekorasi eksterior
• Dekorasi interior
• Atap
• Lantai dasar
• Lantai tingkat atas
• Tangga
• Tembok luar
• Partisi
• Instalasi mekanikal
• Instalasi elektrikal
• Instalasi gas
• Sanitasi
• Pekerjaan luar
• Sarana proteksi aktif dan pasif sebagai bagian dari fire safety management
Tahap Serah Terima Gedung
Operasional Gedung
• Persiapan Gedung Setelah Serah Terima
(Pemeriksaan & Verifikasi Ulang)
• Rekrutmen Tenaga Kerja dan Pelatihan Awal
• Pembukaan Operasional
• Preventive Maintenance
• Pelaksanaan K3 Operasional Gedung
Pemeriksaan & Verifikasi Gedung Ulang

• Semua item
pemeriksaan
sebelum serah terima
gedung
Rekrutmen Tenaga Kerja & Pelatihan Awal
Sistem Keamanan
• Tim Keamanan
• Penggunaan CCTV
• Peta & jadwal pengawasan
• Patroli personil security
berpakaian resmi
• Patroli personil security
berpakaian bebas
• Kerja sama dengan pihak
keamanan eksternal
Pembukaan Operasional
Preventive Maintenance
Building Automation System (BAS)
Water Supply Sistem
Electrical System
Sistem Utilitas Pengudaraan
Sistem Utilitas Transportasi
Sistem Utilitas Telekomunikasi
Sistem Utilitas Keselamatan
Sistem Utilitas Perawatan Gedung
Pelaksanaan K3 Operasional Gedung
• Area parkir
• Ruang kantor manejemen gedung
• Area Tenant
• Hotel
• Kampus
• Apartemen
Prinsip K3
Bekerja dengan aman dan selamat:
• Mengetahui pekerjaan yang akan
dilakukan
• Mengetahui langkah/tahapan
pekerjaan tersebut
• Mengetahui bahaya-bahayanya
• Mengetahui cara mengendalikan
bahaya-bahaya tersebut
Analisis Keselamatan Kerja
• Evaluasi semua aktivitas di tempat kerja dan
prosesnya terkait K3.
• Evaluasi kembali aktivitas tempat kerja ketika
terjadi perubahan:
• Proses atau tempat kerja
• Material / bahan
• Mesin
• Melaksanakan inspeksi langsung, identifikasi
bahaya dan tindakan perbaikan.
• Membuat sistem pelaporan bahaya untuk
tenaga kerja sebagai laporan kondisi & tindakan
tidak selamat / tidak sehat.
• Investisai semua kecelakaan dan hampir celaka
untuk mencari akar penyebab masalahnya.
Analisis Kesehatan Kerja
• Perhatikan kondisi kesehatan diri kita. Apabila
dibutuhkan, lakukanlah pemeriksaan kesehatan secara
berkala.
• Perhatikan lingkungan Tempat Kerja
 Debu : mengganggu saluran pernafasan
 Bising : mengganggu fungsi pendengaran
 Pencahayaan : mengganggu daya penglihatan
 Getaran : mengganggu fungsi persendian
 Gas-gas berbahaya bisa mempengaruhi kondisi
kesehatan manusia (CO, H2S)
• Ergonomi :
- tempat duduk
- alat kerja
- dimensi tempat kerja
Analisis Lingkungan Hidup
• Dokumen Izin Lingkungan Hidup
• Pengendalian Pencemaran Air
• Pengendalian Pencemaran Udara
• Pengendalian Pencemaran Limbah B3
• Pengendalian Pencemaran Tanah
Pelaksanaan K3 Di Area Parkir
Keselamatan Eskalator
Keselamatan Elevator
Keselamatan Housekeeping
Keselamatan Penggunaan Peralatan
Instalasi Pengolahan Air Limbah
Tanggap Darurat
• Kebakaran
• Escalator & Elevator Stuck
• Power Blackout
• Penculikan Anak
• Bencana Banjir
• Bencana Gempa Bumi
• Bencana Tsunami
• Bencana Angin Puting Beliung
• Bencana Hujan Es
• Huru Hara
• Dll
Kebakaran
API
Penyebab Kebakaran
Pencegahan Kebakaran
• Perawatan Instalasi Kelistrikan
Pencegahan Kebakaran
• Perawatan Instalasi CNG/LPG
Pencegahan Kebakaran
Pencegahan Kebakaran
Pencegahan Kebakaran
Pencegahan Kebakaran
Pencegahan Kebakaran
Pencegahan Kebakaran
Pencegahan Kebakaran
Pencegahan Kebakaran
Keadaan Darurat
STRUCTURE ORGANIZATION CHART-A
EMERGENCY RESPONSE TEAM

[di dalam jam kerja kantor]

ERT Director (ED)

Dew i Viola
M. Satriaw an Natsir

ERT Coordinator (EC)

R o bby P riba di S .

Public Relation (PR)


Wa hyu A ji

Evacuation Fire Brigade


Com m ander (EC) Com m ander (FBC)
A di S upriya di Ali Purnom o

EVACUATION TEAM E V A C UA T IO N T E A M LE A D E R ( E T L) E V A C UA T IO N T E A M LE A D E R First Aid Leader Assem bly Point Filing Secure Fire Brigade Leader Teritorial Secure Housekeeping Team
LEADER - Yello Hotel 23 Paskal Mall BINUS Cam pus (FAL) Leader (APL) Leader (FSL) (FBL) Leader (TSL) (HKT)

ERT Hotel Chief Security ERT Cam pus Andy M. Suyudi Dikdik Herdiansyah Fandy Law ani Agam Ahm ad R. Suratm in S. Ham idasari Husnaini

23 Paskal Mall
Floor Warden LR Assem bly Point Filing Secure Team Fire Brigade Team Teritorial Security HK Superviso r
First Aider Team
BM crew Chiller Room Team Ko ntrakto r HK/P est Co ntro l
(FAT) (APT) (FST) (FBT)
Security Pos Lobby 4 orang Security Security Team
A ndika P rabawa All Admin 23Paskal
Floor Warden L3 Cai 3 orang Supervisor BM
Security Ploting Security Pos Lobby
Security A dmin FAT Dept. Team
Hejo Docum entation
HK Ploting
Security Pos Lobby Technical Team (TT)
Security Terlatih Security In Charge CCTV
Langit
Ro o m & IT Suppo rt
Floor Warden L2 Security Pos Lobby (Tools)
Security Ploting Ruhai B M Leader DPK Guide
B M Staff
HK Ploting Tenant Relation Team Danru Security
B M Technician

CS 1
Floor Warden L1 Internal Inform ation Team
Security Ploting (IIT)
HK Ploting
Info Desk

Floor Warden All


Parking Area CS 2
Security Ploting
HK Ploting
Peralatan & Perlengkapan P3K
Evakuasi Keadaan Darurat
Evaluasi & Peningkatan Berkelanjutan

• Memenuhi Kompetensi Tenaga Kerja


• Meningkatkan Pelayanan
• Modernisasi Gedung
• Ekspansi Gedung
• Mengganti Desain
Kesimpulan
• Faktor keamanan dan keselamatan tetap dituntut
pada pembangunan gedung tinggi
• Pembangunan gedung supertall di Indonesia
masih harus diperhitungkan secara cermat
menyangkut aspek bencana, faktor evakuasi,
aspek proteksi kebakaran, pemakaian lift, dan
keselarasan dgn lingkungan sekitar.
• Desain gedung tinggi perlu dipersiapkan
menyangkut metoda, perhitungan struktur, fire
safety, ME dan pemekaian energi.
Kesimpulan
• Kebakaran tidak akan dihapus dari muka bumi karena api
merupakan bagian dari kehidupan. Kebakaran dapat dicegah
sekecil mungkin bila kita memahami penyebab kebakaran dan
langkah tindak pencegahan.
• Kebakaran dapat terjadi dimanapun, kapanpun pada siapapun.
• Pencegahan kebakaran merupakan langkah yang paling efisien,
efektif karena dilakukan SEBELUM kehadiran api kebakaran
sehingga kerugian harta benda dan jiwa dapat dihindari.
• Sarana Fire Protection (APAR, Hydrant, dll) yang tersedia akan
tidak menghasilkan OPTIMAL bila tidak didukung OPERATOR
yang terampil.
• Keterampilan apapun hanya diperoleh dengan berlatih secara
tepat + Konsisten !
Referensi
• NFPA 101 Life Safety Code
• NFPA (2008),” Fire Protection Handbook”.
• Buchanan (1994), “ Fire Engineering Design
Guide,” Univ. o Canterbury, NZ
• SNI 1746 (2000) tentang Sarana Jalan Keluar
• Permen PU no 26/2008 tentang Persyaratan
Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Bangunan
• Klote.JH & Milke, JA (2012),” Handbook of Smoke
Control Engineering”, NFPA, SFPE
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai