Pemanfaatan Limbah Ampas Kopi Sebagai Pupuk Kompos Untuk Tanaman Di MIN 5 Kota Banda Aceh
Pemanfaatan Limbah Ampas Kopi Sebagai Pupuk Kompos Untuk Tanaman Di MIN 5 Kota Banda Aceh
Disusun oleh
Mardiana, S.Pd.I
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya telah menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul
“Pemanfaatan Limbah Ampas Kopi sebagai Pupuk Kompos Untuk Tanaman
di MIN 5 Kota Banda Aceh”. Saya menyadari bahwa dalam usaha menyusun
karya ilmiah ini banyak kekurangannya.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua yang telah
membantu dalam proses pelaksanaan program pupuk kompos dari limbah kopi
yang dapat dimanfaatkan untuk tanaman hidup di Madrasah terlaksana dengan
baik. Semoga Kerjasama yang kita pupuk dapat membuat tumbuhan di Madrasah
menjadi subur dan hijau.
Kami menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Pemanfaatan
Limbah Ampas Kopi sebagai Pupuk Kompos Untuk Tanaman di MIN 5 Kota
Banda Aceh”.masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, sangat diperlukan
kritik dan saran untuk menyempurnakan karya ilmiah ini. Kami berharap Karya
Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Madrasah Ibtidaiyah Negeri 5 Kota Banda Aceh yang terletak di pusat
kecamatan Ulee Kareng merupakan salah satu Madrasah yang memiliki tumbuhan
yang cukup banyak. Dalam proses pemeliharaan dan perawatan tanaman
memerlukan nutrisi untuk tanaman hidup tersebut, oleh karena itu saya tergerak
untuk memanfaatkan limbah kopi Di pasar Ulee Kareng yang terkenal dengan ciri
khas “Kupi Ulee Kareng” yang setiap hari memproduksi air kopi. Dari hasil
olahan kopi cukup banyak menghasilkan limbah ampas kopi. Limbah tersebut
dapat menyebabkan jalur dranase tersumbat apa bila dibiarkan begitu saja
sehingga di musim penghujan akan banjir.
Jumlah penduduk Kecamatan Ulee Kareng berdasarkan hasil proyeksi
sebanyak 26.638 jiwa terdiri dari 13.590 jiwa laki-laki (50,15%) dan 13048 jiwa
perempuan (49,85%) atau sama dengan jumlah laki-laki lebih banyak 1.15% dari
jumlah penduduk perempuan. Gampong Lambhuk memiliki jumlah penduduk
yang paling banyak 5508 jiwa atau sama dengan 20,81% dari kumulatif penduduk
Ulee Kareng, dan gampong Pango Deah paling sedikit 547 jiwa atau sama dengan
1.19 dari kumulatif penduduk Ulee Kareng. Jumlah kepala keluarga sebanyak
7.304 KK
2018). Ampas kopi yang sudah diseduh dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku
yang baik untuk diolah menjadi pupuk kompos.
Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas pada karya ilmiah ini antara lain:
C. Manfaat Penulisan
A. Ampas Kopi
Ampas kopi adalah bahan yang murah dan mudah didapatkan serta dapat
digunakan untuk menyuburkan tanaman tahunan maupun tanaman hias. Ampas
kopi termasuk bahan organik yang dapat dibuat menjadi arang aktif untuk
digunakan sebagai penyubur tanaman dan mudah untuk diolah. Arang aktif
merupakan suatu padatan berpori yang dihasilkan dari bahan yang mengandung
karbon dengan pemanasan pada suhu tinggi (Irmanto dan Suyata, 2009). Menurut
Caetano, et al. (2012), kandungan ampas kopi meliputi total karbon 52,2%, total
nitrogen 2,1%, abu 1,43%, dan selulosa 13,8%. Sehinggan zat nitrogen yang
dibutuhkan oleh tumbuhan dapat dimanfaatkan dari limbah kopi.
Siput akan kesulitan untuk berjalan di atas ampas kopi. Oleh sebab itu, coba
taburkan secara melingkar ampas kopi di area tanaman hias.
C. Pengomposan
Pengomposan merupakan proses dekomposisi terkendali secara biologis terhadap
limbah padat organik dalam kondisi aerobik (terdapat oksigen) atau anaerobik (tanpa
oksigen). Kondisi yang terkendali tersebut meliputi rasio karbon dan nitrogen (C/ N ratio),
kelembaban, pH, dan kebutuhan oksigen (Riyo Samekto, 2006:24). Konsep dasar dari
pengomposan adalah merangsang perkembangan dan aktivitas mikroorganisme pengurai
untuk mengubah bahan organik menjadi unsur-unsur yang
Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang tujuannya untuk
menyajikan gambaran lengkap mengenai setting sosial atau dimaksudkan untuk eksplorasi
dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial. Caranya dengan jalan
mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti
antara fenomena yang diuji.
Menurut Nazir dalam bukunya Metode penelitian, Metode deskriptif adalah satu metode
dalam meneliti status kelompok manusia, suatu subjek, suatu set kondisi, suatu sistem
pemikiran atau pun kelas peristiwa pada masa sekarang.
Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara
sistematis serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
Tujuan dari penelitian deskriptif adalah menghasilkan gambaran akurat tentang sebuah
kelompok, menggambarkan mekanisme sebuah proses atau hubungan, memberikan gambaran
lengkap baik dalam bentuk verbal atau numerikal, menyajikan informasi dasar akan suatu
hubungan, menciptakan seperangkat kategori dan mengklasifikasikan subjek penelitian.
Metode ini juga menjelaskan seperangkat tahapan atau proses, serta untuk menyimpan
informasi bersifat kontradiktif mengenai subjek penelitian.
Selain itu penelitian ini disertai uraian yang didapat dari pustaka-pustaka
yang ada seperti publikasi-publikasi yang tersedia dari internet. Adapun
sistematika penyusunan karya tulis ini adalah sebagai berikut:
Penulisan karya tulis ini didasarkan pada tingkat produksi ampas kopi dan
di Kecamatan Ulee Kareng yang terus meningkat. Ampas kopi merupakan limbah
yang sangat melimpah di Ulee Kareng. Pemanfaatan limbah ampas kopi di Ulee
Kareng masih belum optimal. Padahal ampas kopi sendiri memiliki kandungan
karbon aktif yang berlimpah sehingga dapat dimanfaatkan untuk menyuburkan
tanaman. Oleh karena itu penulis memanfaatkan limbah ampas kopi sebagai pupuk
tanaman di lingkungan Madrasah.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Potensi Ampas Kopi dalam penyuburan tanah
Kopi merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang sudah lama
dibudidayakan dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Produksi kopi di
Indonesia pada tahun 2017 mencapai 666.992 ton dengan luas area perkebunan
kopi 1.251.703 Ha (BPS, 2018). Dengan jumlah yang cukup luas, keberadaan
kopi di Indonesia sangatlah melimpah sehingga keberadaan ampas kopi akan
sangat mudah untuk ditemukan.
Kopi merupakan salah satu kebutuhan pangan yang banyak dinikmati orang,
baik di negara tropis, negara dingin ataupun negara yang bercuaca panas
(Fernianti, 2013). Kopi yang telah dikonsumsi akan menyisakan limbah berupa
ampas kopi. Banyaknya produksi ampas kopi yang tidak dimanfaatkan secara
optimal, dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan pupuk kompos. Selain
mengurangi limbah ampas kopi, pemanfaatan ampas kopi sebagai bahan
pengusir hama tanaman, Meningkatkan Kandungan Nitrogen, Pakan bagi
Cacing Tanah, Ampas Kopi sebagai Pupuk Cair dan Mulsa, Mempercepat
Pertumbuhan Jamur Tiram serta meningkatkan nutrisi tanah . Oleh karena
itu, pemanfaaatan ampas kopi sangat mungkin untuk dilakukan.
B. Pembuatan Pupuk Kompos dari Ampas Kopi
1. Bahan yang diperlukan dalam proses pembuatan pupuk limbah ampas kopi:
Limbah ampas bubuk kopi, buah-buahan dan limbah lain yang membantu
proses pembusukan ampas kopi.
2. Tahapan pembuatan pupuk dari ampas kopi pertama dilakukan dengan
mengumpulkan ampas kopi yang berasal dari warung kopi yang berada di
sedikitar Madrasah.
3. Ampas kopi yang telah terkumpul kemudian bersihkan dari limbah sampah
plastik yang berasal dari warung.
4. Buah-buahan yang telah busuk diambil di pasar buah Ulee kareng, kemudian
buah tersebut dihaluskan.
5. Ampas bubuk kopi yang telah dibesihkan dari limbah plastik sebagian di cuci
bersih untuk menghilangkan keasaman yang berlebihan untuk di buat pupuk
tanaman hias yang tidak memerlukan tingkat keasaman tinggi sedangkan
sisanya dibiarkan dengan tingkat keasaman tinggi untuk digunakan pada
tumbuhan yang memerlukan keasaman yang cukup seperti tumbuhan manga
dan jambu.
6. Ampas bubuk kopi dibiarkan dalam keadaan basah kemudian di campur
dengan campuran buah yang telah di haluskan serta air bekas cucian beras.
A. Simpulan
Alfiany, H., Bahri, S., dan Nurakhirawati, 2013, Kajian Penggunaan Arang Aktif
Tongkol Jagung sebagai Adsorben Logam Pb dengan Beberapa Aktivator
Asam, Jurnal Natural Science, 2(3): 75-86.
Badan Pusat Statistik Indonesia, 2018, Statistik Kopi Indonesia Tahun 2017,
Badan Pusat Statistik, Jakarta.
Badan Pusat Statistik Indonesia, 2018, Statistik Penduduk Indonesia Tahun 2017,
Badan Pusat Statistik, Jakarta.
Caetano, N. S., Silva, V. F. M., and Mata, T. M., 2012, Valorization of Coffee
Grounds for Biodiesel Production, Chemical Engineering Transactions,
26.
Fernianti, D., 2013, Analisis Kemampuan Adsorpsi Karbon Aktif dari Ampas
Kopi Bubuk yang Sudah Diseduh, Berkala Teknik, 3(2): 563-572.
https://www.suara.com/lifestyle/2021/12/27/134727/7-manfaat-ampas-kopi-
untuk-tanaman-bisa-jadi-pupuk-hingga-mengusir-hama
https://uleekarengkec.bandaacehkota.go.id/penduduk.
Irmanto dan Suyata, 2010, Optimasi Penurunan Nilai BOD, COD, dan TSS
Limbah Cair Industri Tapioka Menggunakan Arang Aktif dari Ampas
Kopi, Molekul, 5(1): 22-32.
Kementerian Lingkungan Hidup, 2014, Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah,
Menteri Lingkungan Hidup, Jakarta.
Khusna, D., dan Susanto, J., 2015, Pemanfaatan Limbah Padat Kopi sebagai
Bahan Bakar Alternatif dalam Bentuk Bricket Berbasis Biomass, In
Proceding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan Institut
Teknologi Adhi Tama Surabaya, 247-260.
Ogata, F., Tominaga, H., Yabutani, H., and Kawasaki, N., 2011, Removal of
Floride Ions from Water by Adsorption onto Carbonaceous Materials
Produced from Coffee Grounds, Journal of Oleo Science, 60: 619-625.