Anda di halaman 1dari 19

Pemanfaatan Limbah Ampas Kopi sebagai Pupuk Kompos Untuk

Tanaman di MIN 5 Kota Banda Aceh

Disusun oleh

Mardiana, S.Pd.I

MIN 5 KOTA BANDA ACEH


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya telah menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul
“Pemanfaatan Limbah Ampas Kopi sebagai Pupuk Kompos Untuk Tanaman
di MIN 5 Kota Banda Aceh”. Saya menyadari bahwa dalam usaha menyusun
karya ilmiah ini banyak kekurangannya.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua yang telah
membantu dalam proses pelaksanaan program pupuk kompos dari limbah kopi
yang dapat dimanfaatkan untuk tanaman hidup di Madrasah terlaksana dengan
baik. Semoga Kerjasama yang kita pupuk dapat membuat tumbuhan di Madrasah
menjadi subur dan hijau.
Kami menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Pemanfaatan
Limbah Ampas Kopi sebagai Pupuk Kompos Untuk Tanaman di MIN 5 Kota
Banda Aceh”.masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, sangat diperlukan
kritik dan saran untuk menyempurnakan karya ilmiah ini. Kami berharap Karya
Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Banda Aceh, 16 Mei 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Madrasah Ibtidaiyah Negeri 5 Kota Banda Aceh yang terletak di pusat
kecamatan Ulee Kareng merupakan salah satu Madrasah yang memiliki tumbuhan
yang cukup banyak. Dalam proses pemeliharaan dan perawatan tanaman
memerlukan nutrisi untuk tanaman hidup tersebut, oleh karena itu saya tergerak
untuk memanfaatkan limbah kopi Di pasar Ulee Kareng yang terkenal dengan ciri
khas “Kupi Ulee Kareng” yang setiap hari memproduksi air kopi. Dari hasil
olahan kopi cukup banyak menghasilkan limbah ampas kopi. Limbah tersebut
dapat menyebabkan jalur dranase tersumbat apa bila dibiarkan begitu saja
sehingga di musim penghujan akan banjir.
Jumlah penduduk Kecamatan Ulee Kareng berdasarkan hasil proyeksi
sebanyak 26.638 jiwa terdiri dari 13.590 jiwa laki-laki (50,15%) dan 13048 jiwa
perempuan (49,85%) atau sama dengan jumlah laki-laki lebih banyak 1.15% dari
jumlah penduduk perempuan. Gampong Lambhuk memiliki jumlah penduduk
yang paling banyak 5508 jiwa atau sama dengan 20,81% dari kumulatif penduduk
Ulee Kareng, dan gampong Pango Deah paling sedikit 547 jiwa atau sama dengan
1.19 dari kumulatif penduduk Ulee Kareng. Jumlah kepala keluarga sebanyak
7.304 KK

No Nama Gampong Luas Jumlah Penduduk Jumlah Kepala keluarga

1 DOY 47,1 Ha 2766 712

2 LAMBHUK 116,5 Ha 5508 1567

3 LAMTEH 56,8 Ha 2834 787

4 ILIE 76,5 Ha 3187 842

5 PANGO RAYA 91,2 Ha 2080 578

6 PANGO DEAH 44,1 Ha 547 159

7 CEURIH 55,5 Ha 4227 1153


No Nama Gampong Luas Jumlah Penduduk Jumlah Kepala keluarga

8 LAMGLUMPANG 59,5 Ha 3175 870

9 IE MASEN ULEE KARENG 67,8 Ha 2314 636

TOTAL 26.638 7.304

Ampas kopi adalah limbah yang dapat dimanfaatkan menjadi sumber


arang aktif agar mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Salah satu manfaat ampas
kopi adalah sebagai pupuk tanaman. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik
Produksi (2018), produksi kopi di Indonesia pada tahun 2017 mencapai 666.992
ton. Data tersebut diperkuat dengan jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2017
berjumlah 261.890.900 yang menjadikan negara tersebut konsumtif terhadap
kopi (BPS,

2018). Ampas kopi yang sudah diseduh dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku
yang baik untuk diolah menjadi pupuk kompos.

Berdasarkan tingkat konsumsi kopi semakin banyaknya limbah kopi yang


tidak termanfaatkan, maka diperlukan pengembangan alternatif pembuatan
pupuk yaitu dari ampas kopi tersebut. Dengan demikian semakin meningkatnya
limbah ampas kopi yang di hasilkan setiap hari, maka saya tertarik untuk
mengolah limbah kopi ini menjadi pupuk tanaman yang dapat di manfaatkan
untuk tanaman di Madrasah Oleh karena itu, karya tulis ini dimaksudkan sebagai
suatu solusi untuk tetap menjaga kelestarian tumbuhan agar tumbuhan tetap
terpenuhi nutrinya serta dapat mengurangi limbah ampas kopi.

Rumusan Masalah

Masalah yang akan dibahas pada karya ilmiah ini antara lain:

1. Bagaimana potensi dari ampas kopi dapat menyuburkan tanaman?


2. Bagaimana proses pembuatan pupuk kompos dari ampas kopi serta
implementasinya?
B. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui potensi ampas kopi dapat menyuburkan tanaman.


2. Mengetahui proses pembuatan pupuk kompos dari ampas kopi serta
implementasinya.

C. Manfaat Penulisan

Penulisan karya ilmiah ini diharapkan mampu memberikan informasi


kepada masyarakat mengenai potensi ampas kopi sebagai pupuk yang ramah
lingkungan dibandingkan dengan pupuk buatan lain, sehingga dapat dimanfaatkan
secara optimal. Pupuk kompos dari ampas kopi diharapkan mampu mengurangi
penggunaaan pupuk yang kurang ramah lingkungan seperti pupuk kimia lainnya,
sehingga dapat memicu terjadinya resistensi. Selain itu mencegah tertimbunnya
limbah kopi yang dapat menyebabkan tersumbatnya jalur drenase di pasar Ulee
Kareng. Pembuatan ampas kopi sebagai pupuk juga diharapkan dapat mengurangi
limbah ampas kopi di Ulee Kareng.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Ampas Kopi

Ampas kopi adalah bahan yang murah dan mudah didapatkan serta dapat
digunakan untuk menyuburkan tanaman tahunan maupun tanaman hias. Ampas
kopi termasuk bahan organik yang dapat dibuat menjadi arang aktif untuk
digunakan sebagai penyubur tanaman dan mudah untuk diolah. Arang aktif
merupakan suatu padatan berpori yang dihasilkan dari bahan yang mengandung
karbon dengan pemanasan pada suhu tinggi (Irmanto dan Suyata, 2009). Menurut
Caetano, et al. (2012), kandungan ampas kopi meliputi total karbon 52,2%, total
nitrogen 2,1%, abu 1,43%, dan selulosa 13,8%. Sehinggan zat nitrogen yang
dibutuhkan oleh tumbuhan dapat dimanfaatkan dari limbah kopi.

Foto Ampas kopi

B. Manfaat Ampas kopi untuk tanaman


Tingginya kadar fosfor, magnesium, potasium, dan tembaga pada ampas
kopi bakal menjadi nutrisi yang baik untuk tanah. Dengan kualitas tanah
yang bagus, tentu saja tanaman bisa tumbuh lebih baik.

Dilansir dari laman espiritu santo coffee tour dan plant care today, berikut


7 manfaat ampas kopi  untuk tanaman.

1. Meningkatkan Kandungan Nitrogen

Salah satu manfaat ampas kopi untuk tanaman adalah


meningkatkan kandungan nitrogen pada tanah. Dengan begitu,
tanaman akan lebih mudah tumbuh, berbunga, dan kemudian
berbuah. Khasiat ini diperoleh saat proses pengolahan  biji
kopi  menjadi bubuk kopi .
2.  Mengusir Hama
Ampas kopi juga dikenal cukup ampuh mengusir berbagai hama yang
dapat mengganggu pertumbuhan tanaman, seperti siput.

Siput akan kesulitan untuk berjalan di atas ampas kopi. Oleh sebab itu, coba
taburkan secara melingkar ampas kopi di area tanaman hias.

3. Pakan bagi Cacing Tanah


Cacing tanah merupakan salah satu hewan yang baik untuk membantu
terbentuknya humus pada tanah sebagai pemicu kesuburan tanah . Dengan
memberi ampas kopi, cacing tanah dapat menjadikannya sebagai nutrisi
tambahan.
4. Ampas Kopi sebagai Pupuk  Cair
Manfaat ampas kopi untuk tanaman berikutnya adalah dijadikan pupuk.
Ya, ampas kopi atau bubuk kopi rupanya juga dapat diubah menjadi pupuk cair
yang baik untuk pertumbuhan tanaman.

Caranya, campurkan bubuk kopi dengan air, biarkan meresap semalaman,


kemudian oleskan pupuk kopi cair ke bagian batang dan daun menggunakan
sprayer.

5. Ampas Kopi sebagai Mulsa


Manfaat ampas kopi selanjutnya adalah menjadi mulsa tanah yang baik,
terutama untuk tanaman yang menyukai tanah asam. Beberapa tanaman yang
akan menyukai bubuk kopi adalah Azalea, Rhododendron, paprika, lobak,
terong, dan masih banyak lagi.

6. Mempercepat Pertumbuhan Jamur Tiram


Ampas kopi sangat dibutuhkan saat pertumbuhan jamur tiram.
Kebanyakan orang menanam jamur tiram di atas jerami yang dipasteurisasi.
Nah, supaya lebih mudah, cukup siapkan wadah dengan tanah, beri beberapa
bibit jamur, dan tambahkan ampas kopi di atasnya.

7. Meningkatkan Nutrisi Tanah

Sudah bukan merupakan hal yang perlu diragukan lagi, bahwa


ampas kopi sangat baik untuk meningkatkan nutrisi tanah. Selain dapat
mengurangi penggunaan kompos , penggunaan ampas kopi juga cenderung
lebih mudah. Anda hanya perlu menuangkannya dari bekas gelas kopi yang
dinikmati di pagi hari.

C. Pengomposan
Pengomposan merupakan proses dekomposisi terkendali secara biologis terhadap
limbah padat organik dalam kondisi aerobik (terdapat oksigen) atau anaerobik (tanpa
oksigen). Kondisi yang terkendali tersebut meliputi rasio karbon dan nitrogen (C/ N ratio),
kelembaban, pH, dan kebutuhan oksigen (Riyo Samekto, 2006:24). Konsep dasar dari
pengomposan adalah merangsang perkembangan dan aktivitas mikroorganisme pengurai
untuk mengubah bahan organik menjadi unsur-unsur yang

siap diserap oleh tanaman (Redaksi AgroMedia, 2007:31). Menurut


Redaksi AgroMedia (2007:31), bahwa konsep ini sama dengan proses terbentuknya humus
oleh alam dengan bantuan mikroorganisme baik secara aerob maupun anaerob.
D. Pupuk Organik
Ketersediaan hara dalam tanah sangat dipengaruhi oleh mekanisme mineral liat yang
mempunyai hubungan erat terhadap sifat fisika dan kimia tanah. Setiap macam tanah
memberikan ketersediaan hara yang berbeda. Penggunaan pupuk yang mencakup jenis/macam,
dosis, waktu dan cara pemupukan masih kurang rasional dan kurang tepat sehingga efisiensi
penggunaan pupuk masih kurang bahkan dapat mencemari lingkungan.
Pupuk Organik merupakan salah satu usaha yang dilakukan untuk memperbaiki kesuburan tanah
adalah dengan melakukan pemupukan menggunakan pupuk organik. Kandungan unsur hara dalam
pupuk kandang tidak terlalu tinggi, tetapi jenis pupuk ini mempunyai lain yaitu dapat memperbaiki
sifat – sifat fisik tanah seperti permeabilitas tanah, porositas tanah, struktur tanah, daya menahan air
dan kation – kation tanah.

E. Kelebihan dan Kelemahan Penggunaan Pupuk Organik Kelebihan


Penggunaan pupuk organik pada tanaman yaitu:
1) Keseimbangan tanah dapat terjaga karena tidak menggunakan pupuk dan
pestisida kimia, tetapi menggunakan pupuk organic seperti pupuk kandang, pupuk
hijau dan sisa tanaman.
2) Dengan menghindari pemakaian pestisida secara berlebihan akan dapat
mengurangi
resiko keracunan zat tersebut sehingga masyarakat dapat mengkonsumsi
makanan yang sehat.
3) Meningkatkan kesadaran masyarakat akan menjamin kesehatan produk pertanian
yang akan menaikkan jumlah yang ingin dibayar terhadap komoditi tersebut
sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani.
4) Menghasilkan bahan pangan yang cukup aman, bergizi, sehingga dapat
meningkatkan kesehatan masyarakat sekaligus daya saing produksi agribisnis.
5) Meningkatkan dan menjaga produktifitas lahan pertanian dalam jangka waktu
panjang serta melestarikan sumber daya alam (SDA) dan lingkungan.
Sedangkan kelemahan dari penggunaan pupuk organik sebagai berikut :
1) Membutuhkan pengelolaan lahan yang cukup rumit .
2) Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan hasil yang lebih
maksimal, karena harus melalui tahap konversi terlebih dahulu.
3) Apabila diterapkan pada skala usaha yang besar akan memakan biaya yang tinggi
terutama pada biaya tenaga kerja pada saat ekosistem lingkungan belum terbangun.

F. Pengaruh Pemupukan Pada Kesuburan Tanah


Penggunaan pupuk secara seimbang akan meningkatkan produksi tanaman.
Peningkatan produksi juga meningkatkan jumlah sisa – sisa tanaman (daun, batang, akar)
yang tertinggal atau yang dapat dikembalikan ke dalam tanah. Kesetimbangan unsur hara
tentang pengembalian 80% sisa – sisa tanaman dapat memperkaya cadangan unsur hara,
sehingga mengurangi kebutuhan hara yang harus ditambahkan. Perlakuan ini jika
dilakukan secara terus menerus akan mengurangi kebutuhan hara sehingga akan dicapai
kondisi hara yang cukup untuk pertumbuhan dan produksi tanaman tinggi tanpa ada
masukan pupuk dari luar. Pengembalian sisa – sisa tanaman ini akan memperbaiki sifat-sifat
kimia dan fisika tanah, meningkatkan kemampuan menyimpan air, meningkatkan
kemudahan pengolahan dan kesuburan tanah.

Foto Kepala Madrasah Foto penyerahan pupuk


Sedang memberi pupuk tanaman kepada orang tua siswa
BAB III
METODE PENULISAN

Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang tujuannya untuk
menyajikan gambaran lengkap mengenai setting sosial atau dimaksudkan untuk eksplorasi
dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial. Caranya dengan jalan
mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti
antara fenomena yang diuji.

Menurut Nazir dalam bukunya Metode penelitian, Metode deskriptif adalah satu metode
dalam meneliti status kelompok manusia, suatu subjek, suatu set kondisi, suatu sistem
pemikiran atau pun kelas peristiwa pada masa sekarang.

Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara
sistematis serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

Tujuan dari penelitian deskriptif adalah menghasilkan gambaran akurat tentang sebuah
kelompok, menggambarkan mekanisme sebuah proses atau hubungan, memberikan gambaran
lengkap baik dalam bentuk verbal atau numerikal, menyajikan informasi dasar akan suatu
hubungan, menciptakan seperangkat kategori dan mengklasifikasikan subjek penelitian.

Metode ini juga menjelaskan seperangkat tahapan atau proses, serta untuk menyimpan
informasi bersifat kontradiktif mengenai subjek penelitian.

Selain itu penelitian ini disertai uraian yang didapat dari pustaka-pustaka
yang ada seperti publikasi-publikasi yang tersedia dari internet. Adapun
sistematika penyusunan karya tulis ini adalah sebagai berikut:
Penulisan karya tulis ini didasarkan pada tingkat produksi ampas kopi dan
di Kecamatan Ulee Kareng yang terus meningkat. Ampas kopi merupakan limbah
yang sangat melimpah di Ulee Kareng. Pemanfaatan limbah ampas kopi di Ulee
Kareng masih belum optimal. Padahal ampas kopi sendiri memiliki kandungan
karbon aktif yang berlimpah sehingga dapat dimanfaatkan untuk menyuburkan
tanaman. Oleh karena itu penulis memanfaatkan limbah ampas kopi sebagai pupuk
tanaman di lingkungan Madrasah.

BAB IV
PEMBAHASAN
A. Potensi Ampas Kopi dalam penyuburan tanah
Kopi merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang sudah lama
dibudidayakan dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Produksi kopi di
Indonesia pada tahun 2017 mencapai 666.992 ton dengan luas area perkebunan
kopi 1.251.703 Ha (BPS, 2018). Dengan jumlah yang cukup luas, keberadaan
kopi di Indonesia sangatlah melimpah sehingga keberadaan ampas kopi akan
sangat mudah untuk ditemukan.

Penggunaan ampas kopi pupuk tanaman sangat ramah lingkungan dan


ekonomis. Karya tulis ini menggunakan ampas kopi, yang dapat dikatakan
sebagai limbah dimana bahan tersebut masih diabaikan oleh masyarakat. Ampas
kopi dan sangat mudah untuk ditemukan disekitar kita sehingga, secara
ekonomis cukup menguntungkan. Untuk merealisasikan ide tersebut, perlu
melibatkan pihak-pihak tertentu salah satunya adalah warung kopi yang dapat
berperan sebagai pemasok bahan utama dalam pembuatan pupuk kompos.
Penelitian tentang pemanfaatan ampas kopi sudah banyak dilakukan
dengan berbagai cara. Khusna dan Susanto (2015) melakukan penelitian tentang
pemanfaatan limbah padat ampas kopi sebagai bahan bakar alternatif dalam
bentuk bricket berbasis biomassa. Hasil yang diperoleh berupa bricket kopi yang
memiliki kualitas energi panas yang lebih besar dari bricket biomassa lainnya
dengan kalori yang dihasilkan yaitu ampas kopi 5764cal/g, dan arang kopi
6779cal/g.

Kopi merupakan salah satu kebutuhan pangan yang banyak dinikmati orang,
baik di negara tropis, negara dingin ataupun negara yang bercuaca panas
(Fernianti, 2013). Kopi yang telah dikonsumsi akan menyisakan limbah berupa
ampas kopi. Banyaknya produksi ampas kopi yang tidak dimanfaatkan secara
optimal, dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan pupuk kompos. Selain
mengurangi limbah ampas kopi, pemanfaatan ampas kopi sebagai bahan
pengusir hama tanaman, Meningkatkan Kandungan Nitrogen, Pakan bagi
Cacing Tanah, Ampas Kopi sebagai Pupuk  Cair dan Mulsa, Mempercepat
Pertumbuhan Jamur Tiram serta meningkatkan nutrisi tanah . Oleh karena
itu, pemanfaaatan ampas kopi sangat mungkin untuk dilakukan.
B. Pembuatan Pupuk Kompos dari Ampas Kopi
1. Bahan yang diperlukan dalam proses pembuatan pupuk limbah ampas kopi:
Limbah ampas bubuk kopi, buah-buahan dan limbah lain yang membantu
proses pembusukan ampas kopi.
2. Tahapan pembuatan pupuk dari ampas kopi pertama dilakukan dengan
mengumpulkan ampas kopi yang berasal dari warung kopi yang berada di
sedikitar Madrasah.
3. Ampas kopi yang telah terkumpul kemudian bersihkan dari limbah sampah
plastik yang berasal dari warung.
4. Buah-buahan yang telah busuk diambil di pasar buah Ulee kareng, kemudian
buah tersebut dihaluskan.
5. Ampas bubuk kopi yang telah dibesihkan dari limbah plastik sebagian di cuci
bersih untuk menghilangkan keasaman yang berlebihan untuk di buat pupuk
tanaman hias yang tidak memerlukan tingkat keasaman tinggi sedangkan
sisanya dibiarkan dengan tingkat keasaman tinggi untuk digunakan pada
tumbuhan yang memerlukan keasaman yang cukup seperti tumbuhan manga
dan jambu.
6. Ampas bubuk kopi dibiarkan dalam keadaan basah kemudian di campur
dengan campuran buah yang telah di haluskan serta air bekas cucian beras.

Foto proses pengolahan limbah


7. Ampas bubuk kopi yang telah tercampur dimasukan kedalam wadah
penampungan untuk mempercepat proses pembusukan.
8. Setelah dimasukkan dalam wadah penampungan ampas bubuk kopi kemudian
ditutup untuk mempercepat proses pembusukan.
9. Limbah yang telah di simpan di bak penyimpanan tetap di kontrol seminggu
sekali di aduk agar proses pembusukan oleh mikroorganisme lebih cepat.
10. Proses pembusukan limbah bubuk kopi dilakukan selama tiga bulan agar
menghasilkan pupuk yang berkualitas.

Setelah proses pembusukan yang dibantu oleh mikroognisme selama tiga


bulan, pupuk kompos organik dari ampas bubuk kopi kemudian dimanfaatkan
untuk tanaman yang ada di madrasah. Setelah diamati pupuk yang dihasilkan dari
limbah ampas bubuk kopi sangat bermanfaat untuk kesuburan tanaman di
Madrasah.
BAB V
PENUTU
P

A. Simpulan

Berdasakan rumusan masalah dan uraian pembahasan diatas, maka dapat


ditarik kesimpulan bahwa:
1. Pemanfaatan ampas kopi sebagai pupuk kompos untuk tanaman merupakan sebuah
inovasi dengan memanfaatkan limbah menjadi sebuah produk yang bermanfaat untuk
tanaman mengingat banyaknya limbah kopi yang tidak termanfaatkan di warung kopi
pasar Ulee Kareng yang dapat merusak ekosistem di perairan . Bahan baku yang
mudah didapat serta ramah lingkungan merupakan potensi untuk mengembangkan
pupuk kompos dari ampas kopi.
2. Pengolahan limbah ampas kopi dapat dilakukan dengan mudah yaitu dengan
mencampur beberapa bahan yang dapat mempercepat tumbuhnya
mikroorganisme dalam proses pembusukan ampas kopi.
B. Saran

Dari hasil penelitian tentang pemanfaatan ampas kopi menjadi pupuk


kompos masih jauh dari kata sempurna, untuk itu diperlukan pemanfaatan limbah
oleh pihak lain hingga tidak dibuang begitu saja ke alam bebas.
DAFTAR PUSTAKA

Alfiany, H., Bahri, S., dan Nurakhirawati, 2013, Kajian Penggunaan Arang Aktif
Tongkol Jagung sebagai Adsorben Logam Pb dengan Beberapa Aktivator
Asam, Jurnal Natural Science, 2(3): 75-86.
Badan Pusat Statistik Indonesia, 2018, Statistik Kopi Indonesia Tahun 2017,
Badan Pusat Statistik, Jakarta.
Badan Pusat Statistik Indonesia, 2018, Statistik Penduduk Indonesia Tahun 2017,
Badan Pusat Statistik, Jakarta.
Caetano, N. S., Silva, V. F. M., and Mata, T. M., 2012, Valorization of Coffee
Grounds for Biodiesel Production, Chemical Engineering Transactions,
26.
Fernianti, D., 2013, Analisis Kemampuan Adsorpsi Karbon Aktif dari Ampas
Kopi Bubuk yang Sudah Diseduh, Berkala Teknik, 3(2): 563-572.

https://www.suara.com/lifestyle/2021/12/27/134727/7-manfaat-ampas-kopi-
untuk-tanaman-bisa-jadi-pupuk-hingga-mengusir-hama
https://uleekarengkec.bandaacehkota.go.id/penduduk.
Irmanto dan Suyata, 2010, Optimasi Penurunan Nilai BOD, COD, dan TSS
Limbah Cair Industri Tapioka Menggunakan Arang Aktif dari Ampas
Kopi, Molekul, 5(1): 22-32.
Kementerian Lingkungan Hidup, 2014, Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah,
Menteri Lingkungan Hidup, Jakarta.
Khusna, D., dan Susanto, J., 2015, Pemanfaatan Limbah Padat Kopi sebagai
Bahan Bakar Alternatif dalam Bentuk Bricket Berbasis Biomass, In
Proceding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan Institut
Teknologi Adhi Tama Surabaya, 247-260.
Ogata, F., Tominaga, H., Yabutani, H., and Kawasaki, N., 2011, Removal of
Floride Ions from Water by Adsorption onto Carbonaceous Materials
Produced from Coffee Grounds, Journal of Oleo Science, 60: 619-625.

Anda mungkin juga menyukai