Anda di halaman 1dari 29

Pemanfaatan Limbah Ampas Kopi sebagai Pupuk Kompos Untuk

Tanaman di MIN 5 Kota Banda Aceh

Disusun oleh

Mardiana, S.Pd.I., M.Ag

MIN 5 KOTA BANDA ACEH


i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya telah menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul
“Pemanfaatan Limbah Ampas Kopi sebagai Pupuk Kompos Untuk Tanaman
di MIN 5 Kota Banda Aceh”. Saya menyadari bahwa dalam usaha menyusun
karya ilmiah ini banyak kekurangannya.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua yang telah
membantu dalam proses pelaksanaan program pupuk kompos dari limbah kopi
yang dapat dimanfaatkan untuk tanaman hidup di Madrasah terlaksana dengan
baik. Semoga Kerjasama yang kita pupuk dapat membuat tumbuhan di Madrasah
menjadi subur dan hijau.
Kami menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Pemanfaatan
Limbah Ampas Kopi sebagai Pupuk Kompos Untuk Tanaman di MIN 5 Kota
Banda Aceh”.masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, sangat diperlukan
kritik dan saran untuk menyempurnakan karya ilmiah ini. Kami berharap Karya
Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Banda Aceh, 16 Mei 2019

Penulis

ii
iii
iv
v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Madrasah Ibtidaiyah Negeri 5 Kota Banda Aceh yang terletak di pusat
Pasar Ulee Kareng merupakan salah satu Madrasah yang memiliki tumbuhan yang
cukup banyak. Dalam proses pemeliharaan dan perawatan tanaman memerlukan
nutrisi untuk tanaman hidup tersebut, oleh karena itu saya tergerak untuk
memanfaatkan limbah kopi Di pasar Ulee Kareng yang terkenal dengan ciri khas
“Kupi Ulee Kareng” yang setiap hari memproduksi air kopi. Dari hasil olahan
kopi cukup banyak menghasilkan limbah ampas kopi sehingga dapat
menyebabkan tertimbunnya jalur dranase yang dapat menyebabkan tergenangnya
air di musim penghujan.
Ampas kopi adalah limbah yang dapat dimanfaatkan menjadi sumber
arang aktif agar mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Salah satu manfaat ampas
kopi adalah sebagai pupuk tanaman. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik
Produksi (2018), produksi kopi di Indonesia pada tahun 2017 mencapai 666.992
ton. Data tersebut diperkuat dengan jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2017
berjumlah 261.890.900 yang menjadikan negara tersebut konsumtif terhadap
kopi (BPS,

1
2018). Ampas kopi yang sudah diseduh dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku
yang baik untuk diolah menjadi pupuk kompos..

Berdasarkan tingkat konsumsi kopi semakin banyaknya limbah kopi yang tidak
termanfaatkan, maka diperlukan pengembangan alternatif pembuatan pupuk yaitu
dari ampas kopi tersebut. Dengan demikian semakin meningkatnya limbah ampas
kopi yang di hasilkan setiap hari, maka saya tertarik untuk mengolah limbah kopi
ini menjadi pupuk tanaman yang dapat di manfaatkan untuk tanaman di Madrasah
Oleh karena itu, karya tulis ini dimaksudkan sebagai suatu solusi untuk tetap
menjaga kelestarian tumbuhan agar tumbuhan tetap terpenuhi nutrinya serta dapat
mengurangi limbah ampas kopi.

Rumusan Masalah

Masalah yang akan dibahas pada karya ilmiah ini antara lain:
1. Bagaimana potensi dari ampas kopi dapat menyuburkan tanaman?
2. Bagaimana proses pembuatan pupuk kompos dari ampas kopi serta
implementasinya?
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui potensi ampas kopi dapat menyuburkan tanaman.
2. Mengetahui proses pembuatan pupuk kompos dari ampas kopi serta
implementasinya.
1.3 Manfaat Penulisan
Penulisan karya ilmiah ini diharapkan mampu memberikan informasi
kepada masyarakat mengenai potensi ampas kopi sebagai pupuk yang ramah
lingkungan dibandingkan dengan pupuk buatan lain, sehingga dapat dimanfaatkan
secara optimal. Pupuk kompos dari ampas kopi diharapkan mampu mengurangi
penggunaaan pupuk yang kurang ramah lingkungan sehingga dapat memicu
terjadinya resitensi. Selain itu mencegah tertimbunnya limbah kopi yang dapat
menyebabkan tersumbatnya jalur drenase di pasar Ulee Kareng. Pembuatan ampas
kopi sebagai pupuk juga diharapkan dapat mengurangi limbah ampas kopi di Ulee
Kareng.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ampas Kopi


Ampas kopi adalah bahan yang murah dan mudah didapatkan serta dapat
digunakan untuk menyuburkan tanaman tahunan maupun tanaman hias. Ampas
kopi termasuk bahan organik yang dapat dibuat menjadi arang aktif untuk
digunakan sebagai penyubur tanaman dan mudah untuk diolah. Arang aktif
merupakan suatu padatan berpori yang dihasilkan dari bahan yang mengandung
karbon dengan pemanasan pada suhu tinggi (Irmanto dan Suyata, 2009). Menurut
Caetano, et al. (2012), kandungan ampas kopi meliputi total karbon 52,2%, total
nitrogen 2,1%, abu 1,43%, dan selulosa 13,8%. Sehinggan zat nitrogen yang
dibutuhkan oleh tumbuhan dapat dimanfaatkan dari limbah kopi.

Gambar 2. 1. Ampas kopi

3
2.2 Manfaat Ampas kopi untuk tanaman
Tingginya kadar fosfor, magnesium, potasium, dan tembaga pada ampas
kopi bakal menjadi nutrisi yang baik untuk tanah. Dengan kualitas tanah
yang bagus, tentu saja tanaman bisa tumbuh lebih baik.

Dilansir dari laman espiritu santo coffee tour dan plant care today, berikut


7 manfaat ampas kopi  untuk tanaman.
1. Meningkatkan Kandungan Nitrogen

Salah satu manfaat ampas kopi untuk tanaman adalah


meningkatkan kandungan nitrogen pada tanah. Dengan begitu,
tanaman akan lebih mudah tumbuh, berbunga, dan kemudian
berbuah. Khasiat ini diperoleh saat proses pengolahan  biji
kopi  menjadi bubuk kopi .

2.  Mengusir Hama
Ampas kopi juga dikenal cukup ampuh mengusir berbagai hama yang
dapat mengganggu pertumbuhan tanaman, seperti siput.

Siput akan kesulitan untuk berjalan di atas ampas kopi. Oleh sebab itu, coba
taburkan secara melingkar ampas kopi di area tanaman hias.

3. Pakan bagi Cacing Tanah


Cacing tanah merupakan salah satu hewan yang baik untuk membantu
terbentuknya humus pada tanah sebagai pemicu kesuburan tanah . Dengan
memberi ampas kopi, cacing tanah dapat menjadikannya sebagai nutrisi
tambahan.
4. Ampas Kopi sebagai Pupuk  Cair
Manfaat ampas kopi untuk tanaman berikutnya adalah dijadikan pupuk.
Ya, ampas kopi atau bubuk kopi rupanya juga dapat diubah menjadi pupuk cair
yang baik untuk pertumbuhan tanaman.

Caranya, campurkan bubuk kopi dengan air, biarkan meresap semalaman,


kemudian oleskan pupuk kopi cair ke bagian batang dan daun menggunakan
sprayer.
5. Ampas Kopi sebagai Mulsa

Manfaat ampas kopi selanjutnya adalah menjadi mulsa tanah yang baik,
terutama untuk tanaman yang menyukai tanah asam. Beberapa tanaman yang
akan menyukai bubuk kopi adalah Azalea, Rhododendron, paprika, lobak,
terong, dan masih banyak lagi.

4
6. Mempercepat Pertumbuhan Jamur Tiram
Ampas kopi sangat dibutuhkan saat pertumbuhan jamur tiram.
Kebanyakan orang menanam jamur tiram di atas jerami yang dipasteurisasi.
Nah, supaya lebih mudah, cukup siapkan wadah dengan tanah, beri beberapa
bibit jamur, dan tambahkan ampas kopi di atasnya.

7. Meningkatkan Nutrisi Tanah


Sudah bukan merupakan hal yang perlu diragukan lagi, bahwa
ampas kopi sangat baik untuk meningkatkan nutrisi tanah. Selain dapat
mengurangi penggunaan kompos , penggunaan ampas kopi juga cenderung
lebih mudah. Anda hanya perlu menuangkannya dari bekas gelas kopi yang
dinikmati di pagi hari.

https://www.suara.com/lifestyle/2021/12/27/134727/7-manfaat-ampas-kopi-untuk-
tanaman-bisa-jadi-pupuk-hingga-mengusir-hama

5
6
BAB III
METODE PENULISAN

Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang tujuannya untuk
menyajikan gambaran lengkap mengenai setting sosial atau dimaksudkan untuk eksplorasi
dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial. Caranya dengan jalan
mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti
antara fenomena yang diuji.

Menurut Nazir dalam bukunya Metode penelitian, Metode deskriptif adalah satu metode
dalam meneliti status kelompok manusia, suatu subjek, suatu set kondisi, suatu sistem
pemikiran atau pun kelas peristiwa pada masa sekarang.

Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara
sistematis serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

Tujuan dari penelitian deskriptif adalah menghasilkan gambaran akurat tentang sebuah
kelompok, menggambarkan mekanisme sebuah proses atau hubungan, memberikan gambaran
lengkap baik dalam bentuk verbal atau numerikal, menyajikan informasi dasar akan suatu
hubungan, menciptakan seperangkat kategori dan mengklasifikasikan subjek penelitian.

Metode ini juga menjelaskan seperangkat tahapan atau proses, serta untuk menyimpan
informasi bersifat kontradiktif mengenai subjek penelitian.

Selain itu penelitian ini disertai uraian yang didapat dari pustaka-pustaka
yang ada seperti publikasi-publikasi yang tersedia dari internet. Adapun
sistematika penyusunan karya tulis ini adalah sebagai berikut:
Penulisan karya tulis ini didasarkan pada tingkat produksi ampas kopi dan
di Kecamatan Ulee Kareng yang terus meningkat. Ampas kopi merupakan limbah
yang sangat melimpah di Ulee Kareng. Pemanfaatan limbah ampas kopi dan di
Ulee Kareng masih belum optimal. Padahal ampas kopi sendiri memiliki
kandungan karbon aktif yang berlimpah sehingga dapat dimanfaatkan untuk
menyuburkan tanaman. Oleh karena itu penulis mengusulkan pemanfaatan ampas
kopi sebagai pupuk tanaman di lingkungan Madrasah.

7
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Potensi Ampas Kopi dalam penyuburan tanah


Kopi merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang sudah lama
dibudidayakan dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Produksi kopi di
Indonesia pada tahun 2017 mencapai 666.992 ton dengan luas area perkebunan
kopi 1.251.703 Ha (BPS, 2018). Dengan jumlah yang cukup luas, keberadaan
kopi di Indonesia sangatlah melimpah sehingga keberadaan ampas kopi akan
sangat mudah untuk ditemukan.
Penelitian tentang pemanfaatan ampas kopi sudah banyak dilakukan
dengan berbagai cara. Khusna dan Susanto (2015) melakukan penelitian tentang
pemanfaatan limbah padat ampas kopi sebagai bahan bakar alternatif dalam
bentuk bricket berbasis biomassa. Hasil yang diperoleh berupa bricket kopi yang
memiliki kualitas energi panas yang lebih besar dari bricket biomassa lainnya
dengan kalori yang dihasilkan yaitu ampas kopi 5764cal/g, dan arang kopi
6779cal/g. Irmanto dan Suyata (2009) melakukan penelitian tentang penurunan
kadar amonia, nitrit, dan nitrat limbah cair industri tahu menggunakan arang aktif
dari ampas kopi. Hasil yang diperoleh berupa adsorben yang dapat menurunkan
kadar amonia 64,69%; nitrit 52,35%; dan nitrat 86,4% dengan daya serap terhadap
iodium 750,245 mg/g dan rendemen arang aktif 14,56%.

8
9
2. Kopi merupakan salah satu kebutuhan pangan yang banyak dinikmati orang,
baik di negara tropis, negara dingin ataupun negara yang bercuaca panas
(Fernianti, 2013). Kopi yang telah dikonsumsi akan menyisakan limbah
berupa ampas kopi. Banyaknya produksi ampas kopi yang tidak
dimanfaatkan secara optimal, dapat digunakan sebagai bahan baku
pembuatan pupuk kompos. Selain mengurangi limbah ampas kopi,
pemanfaatan ampas kopi sebagai bahan pengusir hama tanaman,
Meningkatkan Kandungan Nitrogen,

3. Pakan bagi Cacing Tanah, Ampas Kopi sebagai Pupuk  Cair dan Mulsa,
Mempercepat Pertumbuhan Jamur Tiram sertameningkatkan nutrisi
tanah . Oleh karena itu, pemanfaaatan ampas kopi sangat mungkin untuk
dilakukan.
4.2 Pembuatan Pupuk Kompos dari Ampas Kopi

10
11
Tahap pembuatan arang aktif diawali dengan penyiapan ampas kopi yang
sudah diseduh dari warung kopi. Ampas kopi yang diperoleh dikeringkan dengan
oven selama 5 jam pada suhu 105°C untuk menguapkan air yang terkandung
didalamnya. Selanjutnya ampas kopi dikarbonisasi pada suhu 600°C selama 4 jam
yang bertujuan untuk dekomposisi material dan menghasilkan material yang
memiliki daya serap dan struktur yang rapi (Imawati dan Adhitiyawarman, 2015).
Penelitian Ogata, et al. (2011), menjelaskan bahwa ampas kopi yang dikarbonisasi
pada suhu 600°C memiliki luas permukaan lebih besar dan pori lebih kecil
dibandingkan suhu 400°C, 800°C dan 1000°C. Berdasarkan penelitian Imawati
dan Adhitiyawarman (2015) rendemen arang ampas kopi sebesar 19,33% yang
artinya terdapat 19,33g arang aktif dalam 100g ampas kopi yang sudah
dikarbonisasi.
Arang ampas kopi digerus dan diayak dengan ukuran 100 mesh untuk
memperoleh bentuk yang seragam. Menurut penelitian Wardhana, et al. (2009)
arang dari plastik dengan ukuran 100-200 mesh memiliki luas permukaan yang
lebih besar dibandingkan dengan ukuran 30-60 mesh. Selanjutnya dilakukan
aktivasi secara kimia menggunakan HCl 0,1M yang bertujuan untuk membuka
pori-pori arang yang tertutup saat proses karbonisasi berlangsung dan mengurangi
kadar air yang berada didalam pori-pori sehingga daya adsorpsi semakin
meningkat (Imawati dan Andhitiyawarman, 2015). Berdasarkan penelitian
Alfiany, et al. (2013) aktivasi menggunakan HCl pada arang aktif memiliki daya
serap yang lebih tinggi dibandingkan H2SO4, HNO3 dan H3PO4 (Imawati dan
Adhitiyawarman, 2015).

12
13
14
Pengolahan limbah menggunakan pH netral dapat menyebabkan proses
adsorpsi limbah oleh arang aktif secara maksimal yang dibantu oleh
mikroorganisme dalam mendekomposisi bahan organik limbah sehingga nilai
BOD dan COD akan berkurang. Pengolahan limbah menggunakan pH netral
memungkinkan kehidupan biologis dalam limbah berjalan dengan baik sehingga
senyawa organik dapat terdegradasi secara biologis dengan nilai BOD dan COD
yang rendah (Irmanto dan Suyata, 2010). Selanjutnya larutan dialirkan ke driving
force guna memisahkan filtrat (air) dan residu (arang aktif) sehingga,
menghasilkan retentate yang dialirkan dan disimpan ke dalam tangki limbah
adsorpsi sedangkan permeate yang dihasilkan bisa langsung dialirkan ke perairan
(Udyani, 2013).
Penggunaan ampas kopi pupuk tanaman sangat ramah lingkungan dan
ekonomis. Karya tulis ini menggunakan ampas kopi, yang dapat dikatakan sebagai
limbah dimana bahan tersebut masih diabaikan oleh masyarakat. Ampas kopi dan
sangat mudah untuk ditemukan disekitar kita sehingga, secara ekonomis cukup
menguntungkan. Untuk merealisasikan ide tersebut, perlu melibatkan pihak-pihak
tertentu salah satunya adalah kedai kopi yang dapat berperan sebagai pemasok
bahan utama dalam pembuatan pupuk kompos.

15
BAB V
PENUTU
P

5.1 Simpulan
Berdasakan rumusan masalah dan uraian pembahasan diatas, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa:
1. Pemanfaatan ampas kopi sebagai pupuk kompos untuk tanaman merupakan sebuah
inovasi dengan memanfaatkan limbah menjadi sebuah produk yang bermanfaat untuk
tanaman mengingat banyaknya limbah kopi yang tidak termanfaatkan di warung kopi
pasar Ulee Kareng yang dapat merusak ekosistem di perairan . Bahan baku yang
mudah didapat serta ramah lingkungan merupakan potensi untuk mengembangkan
pupuk kompos dari ampas kopi.
2. Pengolahan limbah ampas kopi dapat dilakukan dengan mudah yaitu dengan
mencampur beberapa bahan yang dapat mempercepat tumbuhnya
mikroorganisme dalam proses pembusukan ampas kopi.
5.2 Saran
Dari hasil penelitian tentang pemanfaatan ampas kopi menjadi pupuk
kompos masih jauh dari kata sempurna, untuk itu diperlukan pemanfaatan limbah
oleh pihak lain hingga tidak dibuang begitu saja ke alam.

16
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed, S., and Ahsan, M., 2008, Synthesis of Ca-hydroxiapatite Bioceramic
from Egg Shell and its Characterization, Journal of Scientific and
Bangladesh Industrial, 43(4): 501-512.
Alfiany, H., Bahri, S., dan Nurakhirawati, 2013, Kajian Penggunaan Arang Aktif
Tongkol Jagung sebagai Adsorben Logam Pb dengan Beberapa Aktivator
Asam, Jurnal Natural Science, 2(3): 75-86.
Badan Pusat Statistik Indonesia, 2018, Statistik Kopi Indonesia Tahun 2017,
Badan Pusat Statistik, Jakarta.
Badan Pusat Statistik Indonesia, 2018, Statistik Penduduk Indonesia Tahun 2017,
Badan Pusat Statistik, Jakarta.
Badan Pusat Statistik Indonesia, 2019, Statistik Produksi Telur Ayam Petelur
Menurut Provinsi 2009-2018, Badan Pusat Statistik, Jakarta.
Caetano, N. S., Silva, V. F. M., and Mata, T. M., 2012, Valorization of Coffee
Grounds for Biodiesel Production, Chemical Engineering Transactions,
26.
Chojnacka, K., 2005, Biosoption of Cr (III) Ions by Eggshell, Journal of
Hazardous Materials B121, 167-173.
Efendi, S., Hamzah, F. H., dan Ali, A., 2018, Konsentrasi Katalis CaO dari
Cangkang Telur Ayam pada Proses Transesterifikasi Biodiesel Minyak
Biji Pangi, Jom FAPERTA, 5(1): 1-12.
Fernianti, D., 2013, Analisis Kemampuan Adsorpsi Karbon Aktif dari Ampas
Kopi Bubuk yang Sudah Diseduh, Berkala Teknik, 3(2): 563-572.
Haderiah, dan Dewi, N. U., 2015, Meminimalisir Kadar Detergen dengan
Penambahan Koagulan dan Filtrasi Media Saring pada Limbah Kamar
Mandi, Higiene, 1(1): 33-41.
Hadi, M. I., Agustina, E., Andiarna, F., Nadlir, dan Munir, M., 2019, Pengaruh
Kompleks Linear Alkylbenzene Sulfonate (LAS) dan Kadmium (Cd)
terhadap Peningkatan Akumulasi, Absorbsi, dan Toksisitas Kadmium (Cd)
pada Ikan Mas (Cyprinus carpio L), Al-Ard: Jurnal Teknik Lingkungan,
4(2): 28-35.

17
Hairunisa, Shofiyani, A., dan Syahbanu, I., 2019, Sintesis Kalsium Oksida dari
Cangkang Kerang Ale-ale (Meretrix meretrix) pada Suhu Kalsinasi 700°C,
Jurnal Kimia Khatulistiwa, 8(1): 36-40.
Hermawati, E., Wiryanto, dan Solichatun, 2005, Fitoremidiasi Limbah Detergen
Menggunakan Kayu Apu (Pistia stratiotes L.) dan Genjer (Limnocharis
flava L.), jurnal Bio Smart, 7(2): 115-124.
Hoten, H. V., Gunawarman, Mulyadi, I. H., Mainil, A. K., Bismantolo, P., dan
Nurbaiti., 2018, Karakteristik Serbuk Nano Biokeramik Hasil Ball Milling,
In Proceding Seminar Nasional Energi & Teknologi (SINERGI), 169-174.
Imawati, A., dan Adhitiyawarman, 2015, Kapasitas Adsorpsi Maksimum Ion Pb
(II) oleh Arang Aktif Ampas Kopi Tereaktivitas HCl dan H 3PO4, Jurnal
Kimia Khatulistiwa, 4(2): 50-61.
Irmanto dan Suyata, 2009, Penururnan Kadar Amonia, Nitrit, dan Nitrat Limbah
Cair Industri Tahu Menggunakan Arang Aktif dari Ampas Kopi, Molekul,
4(2): 105-114.
Irmanto dan Suyata, 2010, Optimasi Penurunan Nilai BOD, COD, dan TSS
Limbah Cair Industri Tapioka Menggunakan Arang Aktif dari Ampas
Kopi, Molekul, 5(1): 22-32.
Kementerian Lingkungan Hidup, 2014, Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah,
Menteri Lingkungan Hidup, Jakarta.
Khusna, D., dan Susanto, J., 2015, Pemanfaatan Limbah Padat Kopi sebagai
Bahan Bakar Alternatif dalam Bentuk Bricket Berbasis Biomass, In
Proceding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan Institut
Teknologi Adhi Tama Surabaya, 247-260.
Komariah, A., Sriatun, dan Pardoyo, 2017, Adsorpsi Alkil Benzena Sulfonat
Menggunakan Zeolit Termodifikasi Cetyltrimethylammonium, Jurnal
Kimia Sains dan Aplikasi, 20(1): 13-18.
Maisyrah, A. O., Shofiyani, A., dan Rudiyansyah, 2019, Sintesis CaO dari
Cangkang Kerang Ale-ale (Meretrix meretrix) pada Suhu Kalsinasi 900°C,
Jurnal Kimia Khatulistiwa, 8(1): 37-40.

18
Mohan, S. M., 2014, Use of Naturalized Coagulants in Removing Laundry Waste
Lab-scale. Journal of Enviromental Management, 136: 103-111.
Mu’jizah, S., 2010, Pembuatan dan Karakteristik Karbon Aktif dari Biji Kelor
(Moronga oleifore. Lamk) dengan NaCl sebagai Bahan Pengaktif,
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Fakultas Sains
dan Teknologi, Malang, (Skripsi).
Muljadi, 2009, Efisiensi Instalasi Pengolahan Limbah Cair Industri Batik Cetak
dengan Metode Fisika Kimia dan Biologi Terhadap Peurunan Parameter
Pencemar (BOD, COD dan Logam Berat Krom), Ekuilibrium, 8(1): 7-16.
Nadeak, S., Hasibuan, J. M., Naibaho, L. W., dan Sinaga, M. S., 2019,
Pemanfaatan Limbah Cangkang Telur Ayam sebagai Adsorben pada
Pemurnian Gliserol dengan Metode Asidifikasi dan Adsorpsi, Jurnal
Teknik Kimia, 8(1): 25-31.
Nasir, S., Budi, T. S. A., dan Silviaty, I., 2013, Aplikasi Filter Keramik Berbasis
Tanah Liat Alam dan Zeolit pada Pengolahan Air Limbah Hasil Proses
Laundry, Jurnal Bumi Lestari, 13(1): 45-51.
Nurlaili, T., Kurniasari, L., dan Ratnani, R. D., 2017, Pemanfaatan Limbah
Cangkang Telur Ayam sebagai Adsorben Zat Warna Methyl Orange dalam
Larutan, Jurnal Teknik Kimia, 2(2): 11-14.
Notulen Kantor Lingkungan Daerah (NKLD) DKI Jakarta, 2019, Sumber
Pencemaran, Tabel Sp-2, A1-A6: Beban Limbah Cair dan Pencemaran
Air dari Sumber Effluent Industri, http://www.bukulllnklddkijakarta.htm.
(Tanggal Akses: 18 Mei 2019).
Nys, Y., Gautron, J., Garcia-Ruiz, J. M., and Hincke, M. T., 2004, Avian Eggshell
Mineralization: Biochemical and Functional Characterization of Matrix
Proteins, C. R Palevol, 3: 549-562.
Ogata, F., Tominaga, H., Yabutani, H., and Kawasaki, N., 2011, Removal of
Floride Ions from Water by Adsorption onto Carbonaceous Materials
Produced from Coffee Grounds, Journal of Oleo Science, 60: 619-625.
Pambudi, D. R., Suthama, N., dan Wahyuni, H. I., 2019, Bahan Penyusun
Ransum Alternatif dari Biji Durian Sebagai Pengganti Jangung
Terhadap Prafil

19
Lemak Darah pada Ayam Petelur, Doctoral Dissertation, Faculty of
Animal and Agricultural Sciences.
Putra, M. W. A., and Widhiantara, I. G., 2015, Adsorption of Linear
Alkylbenzene Sulfonate (LAS) on Eggshell Powder, Natural B, 3(2): 143-
149.
Rahimah, Z., Heldawati, H., dan Syauqiah, I., 2016, Pengolahan Limbah Deterjen
dengan Metode Koagulasi-Flokulasi Menggunakan Koagulan Kapur dan
PAC, Jurnal Konversi, 5(2): 13-19.
Ramadhani, N., Herlina, Pratiwi, A. C., 2018, Perbandingan Kadar Protein pada
Telur Ayam dengan Metode Spektrofotometri Sinar Tampak, Jurnal
Ilmiah Farmasi, 6(2): 53-56.
Rosariawari, F., 2008, Penururnan Konsentrasi Limbah Detergen Menggunakan
Furnance Bottom Ash (FBA), Jurnal Rekayasa Perencanaan, 4(3): 1-12.
Sisyanreswari, H., Oktiawan, W., dan Rezagama, A., 2014, Penurunan TSS,
COD, dan Fosfat pada Limbah Laundry Menggunakan Koagulan Tawas
dan Media Zeolit, Jurnal Teknik Lingkungan, 3(4): 1-11.
Suastuti, N. G. A. M. D. A., Suarsa, I. W., dan Putra, D. K., 2015, Pengolahan
Larutan Deterjen dengan Biofilter Tanaman Kangkung (Ipomoeae
crassicaulis) dalam Sistem Batch (Curah) Teraerasi, Jurnal Kimia, 9(1):
98-104.
Sopiah, R. N., 2008, Pengolahan Limbah Detergen sebagai Upaya
Meminimalisasi Polutan di Badan Air dalam Rangka Pembangunan
Berkelanjuntan, Jurnal LIPI, 1(1): 99-104.
Udyani, K., 2013, Adsorpsi Deterjen dalam Air Menggunakan Adsorben Karbon
Aktif pada Kolom Fluidisasi, Jurnal ITATS, 1-6.
Wardhana, I. W., Hamdayani, D. S., dan Rahmawati, D. I., 2009, Penurunan
Kandungan Phosfat pada Limbah Cair Industri Pencucian Pakaian
(Laundry) Menggunakan Karbon Aktif dari Sampah Plastik dengan
Metode Batch dan Kontinyu, Teknik, 30: 119- 130.
Zulfikar, M. A., Mariske, E. D., and Djajanti, S. D., 2012, Adsorption of
Lignosulfonate Compounds Using Powdered Eggshell, Songklanakarin. J.
Sci-thecnol, 34(3): 309-316.

20
LAMPIRAN

Ampas kopi

Pengeringan T = 105 °C
t = 5 jam

Karbonisasi T = 600 °C
t = 4 jam

Penghalusan L = 100 mesh

Aktivasi kimia HCl 0,1 M

Penetralan pH = 6

T = 110 °C
Pengeringan
t = 3 jam

Arang aktif

Lampiran 1. Diagram alir karbonisasi ampas kopi

21
22

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai