NIM: 2111111310018
Diskolorasi gigi adalah perubahan warna gigi yang dapat disebabkan oleh masuknya
bahan kromatogen seperti tetrasiklin atau paparan fluorida yang tinggi kedalam dentin
dan enamel saat proses odontogenesis maupun setelah gigi erupsi.
Halitosis atau yang sering disebut dengan bau mulut adalah suatu keadaan di mana
terciumnya bau yang tidak sedap pada saat seseorang mengeluarkan napas menggunakan
mulut atau saat sedang berbicara.
Keluhan ini sangat menggangu karena memiliki dampak yang tidak menyenangkan
ketika harus berinteraksi secara sosial, dan pada akhirnya akan menimbulkan rasa
percaya diri yang rendah dan stress.
Periodontitis:
Infeksi yang disebabkan bakteri pada rongga mulut sehingga mengakibatkan kerusakan
pada jaringan pendukung gigi.
Plak
Permukaan gigi sebenarnya tidak pernah betul-betul bersih. Beberapa jam setelah sikat
gigi pun, pada permukaan gigi dan tambalan gigi akan terbentuk suatu lapisan tipis yang
disebut pelikel gigi (acquired pellicle). Pelikel gigi inilah tempat menempelnya plak.
Karang Gigi
Selain penumpukan plak, gigi yang tidak dibersihkan secara optimal, mineral-mineral
yang berasal dari plak, air liur, dan sisa makanan akan menempel di dalam plak, lama-
kelamaan akan mengeras. Itulah yang disebut karang gigi atau kalkulus (dental calculus)
Kanker mulut adalah kanker yang terjadi di salah satu bagian yang membentuk mulut
(rongga mulut), mulai dari bibir, gusi, lidah, lapisan bagian dalam pipi, atap mulut, dasar
mulut (di bawah lidah), sinus, sampai faring (tenggorokan). Kanker mulut termasuk
dalam kelompok kanker yang lebih besar yang disebut kanker kepala dan leher.
Meningkatnya risiko sinusitis.
Peradangan kelenjar ludah.
Leukoplakia adalah bercak putih yang melekat kuat pada selaput lendir yang dikaitkan
dengan peningkatan risiko kanker. Tepi lesi biasanya kasar dan lesinya berubah seiring
waktu. Bentuk lesi lanjutan dapat mengembangkan bercak merah Biasanya tidak ada
gejala lain. Leukoplakia seringkali terjadi di dalam mulut, meskipun terkadang ditemukan
mukosa di bagian lain saluran pencernaan, saluran kemih, atau alat kelamin.
Selain menjadi bahan dasar rokok, di beberapa negara termasuk Indonesia, daun tembakau dapat
dikunyah atau dikulum. Tembakau kunyah ini umumnya hanya diproduksi oleh usaha rumahan
skala kecil dan tanpa merek, atau bahkan dilinting hanya untuk konsumsi pribadi. Sayangnya,
tembakau non-isap ini ternyata lebih berbahaya dibandingkan merokok. Tembakau mengandung
lebih dari 25 bahan kimia yang berisiko menyebabkan kanker mulut dan tenggorokan.
Penggunaan tembakau yang dikunyah dapat menyebabkan tubuh terpapar kandungan nikotin
jauh lebih banyak dibandingkan rokok. Selain itu, tembakau non-isap ini dapat menyebabkan
iritasi dan penipisan lapisan gusi, sehingga gigi menjadi lebih sensitif.
Berhenti Merokok
Seorang perokok memiliki risiko enam kali lebih tinggi untuk mengidap kanker mulut dan
tenggorokan dibandingkan yang tidak merokok. Penelitian juga membuktikan bahwa dengan
berhenti merokok, risiko mengidap penyakit gusi akan menurun drastis. Selain itu, hampir semua
pengguna tembakau non-isap yang mengidap leukoplakia juga bisa sembuh dalam waktu kurang
dari dua bulan.
Nicotine Replacement Therapy (NRT) adalah salah satu terapi untuk menghentikan kebiasaan
merokok yang relatif aman untuk semua orang. Terapi dilakukan dengan beberapa pilihan:
Permen karet nikotin: dikunyah perlahan-lahan selama 30 menit secara teratur.
Tablet isap: diisap di antara gusi dan di bagian dalam pipi selama 30 menit.
Tablet sublingual: tablet dibiarkan larut di bawah lidah.
Inhaler: dihirup secara teratur dan sesuai dosis.
Transdermal: ditempelkan pada kulit yang berpemukaan kering dan tidak berambut pada
tubuh bagian atas.
Obat semprot hidung.