1,2
Program Studi Kesehatan Masyarakat, Universitas Al Asyariah Mandar
cummasyarif@gmail.com
Keywords: ABSTRACT
Management, Solid The Covid-19 pandemic disaster has resulted in deaths and hospitalization
Medical Hazardous so that the handling of Covid-19 patients requires more medical equipment
Waste, Covid-19 than normal conditions. Medical B3 waste generated by RSUD Polewali is
12,000 kg in 2020. The purpose of the study was to determine the
management of solid medical B3 waste during the COVID-19 pandemic at
Polewali Hospital. The method used is a qualitative research design with a
case study approach. The research informants were the Head of the
Hospital, Person in Charge of Environmental Health, Incinerator Officer,
cleaning service, Head of the Installation Room and Planning Section.
Research at Polewali Hospital shows that medical B3 waste management
has been carried out, separation, labeling, transportation, storage to
disposal/destruction as well as using third parties in the final disposal
process in accordance with the Waste Management Guidelines for Referral
Hospitals, Emergency Hospitals and Health Centers that grip Covid
patients. -19 Ministry of Health of the Republic of Indonesia in 2020.
satu Kabupaten yang ada di Sulawesi Barat
PENDAHULUAN dengan kasus positif Covid-19 tertinggi dengan
Covid-19 telah jumlah kasus 6.469orang dan jumlah kematian
dinyatakan sebagai 132 orang (Dinas Kesehatan Sulawesi Barat,
pandemi dunia oleh WHO (WHO, 2020). 2021).
Pandemi Covid-19 yang melanda hampir Berdasarkan Keputusan Presiden
seluruh negara di dunia termasuk Indonesia saat Republik Indonesia No. 12 Tahun 2020 tentang
ini telah berdampak pada berbagai sektor penetapan bencana non alam penyebaran
kesehatan maupun nonkesehatan dengan Covid-19 sebagai bencana nasional, dengan
mengeluarkan berbagai kebjiakan dalam rangka diberlakukannya keputusan presiden tersebut,
memutus mata rantai penularan dan mengurangi maka seluruh sumberdaya dikerahkan pada
dampak (Kemekes R., 2020). Dilaporkan kasus penanganan korban di rumah sakit khusus
positif virus corona di Indonesia telah penangan Covid-19. Rumah Sakit Umum
menjangkit sekitar 381.910 orang dengan Daerah Polewali sebagai rumah sakit rujukan
kematian 13.077 orang dan diprediksi angka ini yang ada di Kabupaten Polewali Mandar yang
terus bertambah (Satuan Tugas Penangan mengakibatkan semua individu yang berada di
Covid-19, 2020). rumah sakit berisiko untuk terpapar limbah
Provinsi Sulawesi Barat pertama kali terjangkit Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
virus corona pada bulan Mei tahun 2020 dan telah Salah satu persoalan di tengah pandemi
ditemukan 971 kasus positif dengan kematian adalah limbah penangan virus Corona. Limbah
sebanyak 12 orang. Kabupaten
Polewali Mandar merupakan salah
lembar observasi dan handphone sebagai yang dianggap mengetahui permasalahan yang
dokumen sekaligus perekam suara. diteliti yang terdiri dari informan kunci dan
informan biasa sebanya 6 responden.
HASIL Karakteristik Responsen Distribusi frekuensi
Responden yang terpilih menjadi sampel karakteristik responden pada penelitian ini dapat
adalah orang-orang yang sangat memahami atau dilihat pada table di bawah ini :
Jenis Kelamin
Laki-Laki 4 66,7
Perempuan 2 33,3
Tingkat Pendidikan
SMA/Sederajat 2 33,3
S1 2 33,3
S2 1 16,7
S2 1 16,7
Sumber : Data Primer, 2021
Tabel diatas menunjukkan bahwa orang dan perempuan 2 orang. Berdasarkan terdapat 6
responden berdasarkan jenis kelamin tingkat pendidikan, responden yang banyak yang paling banyak
adalah laki-laki sebanyak 4 adalah SMA/Sederajat dan S1 sebanyak 2 orang
perawatan Covid itu alur nya juga berbeda Penanganan limbah B3 medis
dengan limbah lain itu langung dibawah ke padat ini memiliki jalur yang
incenerator ...” (R1, R4, dan R5) sesuai dengan SOP
Pengawasan “...iya itu saya lakukan tiap hari apa lagi Pengawasan dilakukan pada
pada saat pembakaran limbah itu harus setiap alur penanganan limbah betul-
betul di perhatikan agar tidak ada B3 Medis padat kesalahan tehknis
pengaturan suhunya dan sesuai SOP...” (R2, R3, dan R4)
Sumber : Data Primer, 2021 bekerja sesuai dengan bidang yang telah
ditentukan dan penggunaan APD berdasarkan
PEMBAHASAN risiko kerjanya.
Limbah B3 Medis Padat adalah barang Kriteria sebagai pengelola limbah B3
atau bahan sisa hasil kegiatan yang tidak medis pada yang dihasilkan dari kasus
digunakan kembali yang berpotensi terkonfirmasi positif Covid-19 tidak dijelaskan
terkontaminasi oleh zat yang bersifat infeksius dalam SOP, tetapi lebih memuat pada persiapan
atau kontak dengan pasien dan/atau petugas di alat dan pelaksanaan pengelolaan limbah B3
Fasyankes yang menangani pasien Covid-19, medis padat. Selain itu SOP Pengelolaan
meliputi : masker bekas, sarung tangan bekas, Limbah B3 medis padat juga tidak menjelaskan
perban bekas, tisu bekas, plastic bekas minuman secara jelas prosedur terkait langkah-langkah
dan makanan, kertas bekas bahan makanan dan dalam pengelolaan limbah B3 medis padat
minuman, alat suntik bekas, set infus bekas, alat sesuai dengan Pedoman Pengelolaan Limbah
pelindung diri bekas, sisa makanan pasien, dan Rumah Sakit Rujukan yang menangani Pasien
lain lain, berasal dari pelayanan kegiatan di Covid-19 (Kemenkes RI, 2020).
UGD, ruang isolasi, ruang ICU, ruang Perlengkapan penunjang dalam upaya
perawatan, dan ruang pelayanan lainnya untuk menangani limbah B3 medis padat
(Kemenkes RI, 2020). tertuang dalam Pedoman Pengelolaan Limbah
Manajemen pengelolaan limbah B3 medis Rumah Sakit Rujukan yang menangani Pasien
padat di Rumah Sakit merupakan suatu sistem Covid-19 menjelaskan dalam kegiatan
yang terstruktur dan terorganisir untuk pengelolaan sampah medis B3 fasilitas yang
pengelolaan agar tidak menimbulkan risiko harus disediakan adalah alat transportasi khusu
ancaman kesehatan individu, kelompok maupun limbah dan petugas penggunakan APD. Limbah
lingkungan sekitar jika tidak dilakukan yang tidak langsung dilakukan pengolahan dapat
pengelolaan dengan benar. disimpan dengan menggunakan freezer yang
Berdasarkan hasil penelitian Rumah Sakit diatur suhunya dibawah 0oC didalam TPS dan
Umum Daerah (RSUD) Polewali merupakan melakukan disinfeksi dengan disinfektan klorin
salah satu Fasyankes rujukan untuk penanganan 0,5% pada limbah B3 secara menyeluruh
pasien Covid-19 di Sulawesi Barat sehingga sekurang-kurangnya sekali sehari (Kemenkes
penanganan limbah B3 medis padatnya harus RI, 2020).
memiliki SOP (Standar Operasional Prosedur) Berdasarkan hasil penelitian dan
sebagai pedoman acuan bagi pihak-pihak yang observasi menunjukkan Fasilitas yang
terlibat dalam pengelolaan Limbah B3 Medis disediakan Rumah Sakit Umum Polewali
padat mulai dari identifikasi, pemisahan, memiliki sarana peralatan dan APD yang
labeling, pengangkutan, penyimpanan hingga disediakan sangat memadai untuk memperlancar
pembuangan/pemusnahan adalah Kepala kegiatan pengelolaan limbah B3 medis padat,
Ruangan Penanggung Jawab Kesling, Petugas tempat sampah yang dilapisi kantong plastik
Insenerator, dam cleaning service yang telah warna kuning dengan bersimbol “biohazard”,
diberikan pelatihan. Petugas yang terlibat troli, TPS, dan Incenerator.
tersebut bekerja sesuai SOP, sehingga seseorang
Hasil Penelitian ini sejalan dengan yang 2021 baru dapat mengantongi izin
dilakukan di Rumah Sakit Umum (RSU) Pengelolaan Limbah Medis Padat dari
Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun Kementerian Lingkungan Hidup dan
2022 mengenai Pengelolaan limbah medis di Kehutanan Republik Indonesia (KLHK).
masa pandemi covid-19 fasilitas menunjang Selain itu, Rumah Sakit Umum Daerah
yang disediakan safety box, kantong plastik Polewali Mandar juga melakukan kerja sama
kuning dan hitam, troli dan TPS kantong palstik dengan pihak ketiga untuk mengambil hasil
kuning dan hitam sebagai tempat limbah pembakaran atau sisa abu yang dihasilkan dari
infeksius dan non-infeksius, troli sebagai incinerator untuk diproses ke tempat
pengangkut limbah menuju TPS (Sarmin, S., pembuangan akhir yaitu PT. Bendi Nasha
Sabilu, Y., & Nurmaladewi, N, 2020). Niaga Indonesia Industri.
Kasus terkonfirmasi positif Covid-19 Hasil penelitian sejalan dengan
semakin meningkat bahaya dan risiko terpapar Alvionita Ajeng Purwanti, 2018 judul
Corona Virus semakin tinggi. APD merupakan Pengelolaan Limbah Padat Bahan Berbahaya
alat yang digunakan untuk menghindari atau Dan Beracun (B3) Rumah Sakit Di Rsud
mencegah paparan virus tersebut. Selama Dr.Soetomo Surabaya Menunjukan Di RSUD
pandemi ini petugas pengelola limbah Dr. Soetomo, wadah limbah medis di ruangan
diwajibkan untuk menggunakan APD dibagi menjadi tiga jenis, yaitu wadah limbah
berdasarkan pedoman dari Kementerian medis tajam, wadah limbah non medis, dan
Kesehatan demi mengurangi risiko kontaminasi wadah limbah B3. Hal ini dilakukan dengan
virus maupun bakteri. harapan sampah B3 sudah dipilah dari
Pengelolaan limbah B3 medis padat sumbernya berdasarkan jenis, kategori dan /
harus dilakukan dengan efektif, benar, dan atau karakteristik sampah B3 yang ada di
memenuhi persyaratan sanitasi. Karena sudah ruangan tersebut (Purwanti, A. A., 2018).
tidak digunakan lagi, tidak disukai dan harus Sistem pengelolaan limbah padat pada RS. DR.
dibuang, maka limbah tersebut harus dikelola H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin yaitu
dengan baik. Pengelolaan sampah merupakan sistem pembakaran limbah padat dengan
kegiatan sistematis, komprehensif dan menggunakan incenerator sudah sesuai dengan
berkelanjutan yang meliputi pengurangan, peraturan. Hal ini dapat dilihat dari suhu yang
pengolahan, dan pemusnahan sampah digunakan 1.000C sampai dengan suhu
(Hasanah, L., & Oktavianisya, N, 2018). 12.000C (Yunizar, A., & Fauzan, A., 2014).
Pengelolaan sampah medis perlu memilih Pengawasan merupakan fungsi yang harus
sesuai sampah dan menyimpannya dalam dilakukan setelah perencanaan,
kantong plastik yang berubah sesuai dengan pengorganisasian, dan pelaksanaan dalam
karakteristik atau jenis sampahnya. Sampah manajemen, begitu juga dalam menajemen
umum dimasukkan ke dalam plastik hitam, dan limbah medis di Rumah Sakit Umum Daerah
sampah infeksius dimasukkan ke dalam Polewali Mandar. Bahwa Pengawasan atau
kantong plastic (Ningrum, S. S., & Tualeka, A. controling dapat dianggap sebagai aktivitas
R., 2018). untuk menemukan, mengoreksi penyimpanan
Berdasarkan hasil wawancara dan penting dalam hasil yang ingin dicapai dari
observasi menunjukkan bahwa petugas telah aktivitas yang telah dilaksanakan.
melakukan langkah-langka dalam menangani
limbah B3 medis padat yang dihasilkan selama KESIMPULAN DAN SARAN
pandemi covid-19 mulai dari identifikasi, Manajemen Pengelolaan Limbah B3
pemisahan, labeling, pengangkutan, Medis Padat Rumah Sakit Umum Daerah
penyimpanan hingga Polewali menunjukkan dalam pengelolaan
pembuangan/pemusnahan. Rumah Sakit limbah B3 medis padat sudah memiliki SOP
Umum Daerah Polewali Mandar (RSUD) dengan merujuk pada Pedoman Pengelolaan
sudah memiliki izin penggunaan Incenerator Limbah rumah Sakit Rujukan, Rumah Sakit
sejak mulai dari Tahun 2017 sampai dengan Darurat dan Puskesmas yang menangani Pasien
Covid-19 tahun 2020 terkait dengan proses Health Research and Community Health
pemilahan, pewadahan, pengumpulan, Development, 1(2), 98-108.
pengangkutan dan pemusnahan, serta Purwanti, A. A. (2018). Pengelolaan limbah
pembuangan akhir Rumah Sakit Umum padat bahan berbahaya dan beracun (B3)
Polewali melakukan kerja sama dengan pihak rumah sakit di RSUD dr. Soetomo
ketiga yaitu PT. Bendi Nasha Niaga Indonesia surabaya. Jurnal Kesehatan
Industri. Lingkungan, 10(3), 291-298.
DAFTAR PUSTAKA