Abstrak
Satu aspek penting dalam penangan wabah Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) adalah
penangangan limbah medis yang dihasilkan, baik dari pasien maupun petugas medis.
Pemerintah pusat dan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat telah mengeluarkan kebijakan-
kebijakan terkait pengelolaan limbah medis infeksius yang berasal dari fasilitas pelayanan
kesehatan, rumah sakit darurat, maupun rumah karantina/isolasi mandiri.
Terdapat 5 (lima) kebijakan dari pemerintah pusat dan 2 (dua) kebijakan Pemerintah
Provinsi Jawa Barat yang ditinjau berdasarkan tahapan pengelolaan limbah B3. Hasil tinjauan
menujukkan bahwa, meskipun kebijakan dikeluarkan tidak secara terpadu, namun tahapan
pengelolaan limbah medis infeksius telah ditetapkan dengan cukup jelas dan dapat dijadikan
sebagai acuan. Acuan ini sangat penting untuk pelaksanaan pengelolaan limbah medis
infeksius pada masa darurat sekarang ini, untuk menghindari terjadinya penyebaran virus
melalui media limbah medis.
Kata kunci: kebijakan, pengelolaan limbah B3, limbah medis infeksius, Covid-19
Abstract
An important aspect in managing Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) outbreak is
handling of generated-medical wastes, both from the patient and medical personnels. The
central government and the Provincial Government of West Java have issued policies related
to infectious medical waste management originating from health services facilities, emergency
hospital, as well as self-quarantine/isolation houses.
There are 5 (five) policies from central government and 2 (two) policies from Provincial
Government of West Java which are reviewed based on the steps of toxic and hazardous waste
management. The results of review show that, although the policies were not issued in an
integrated manner, but the steps of infectious medical waste management have been
established quite clearly and can be used as a reference. This reference is very important for
implementation of infectious medical waste management in this current emergency situation,
to avoid the virus spreading through the medical waste as the media.
Keywords : policy, toxic and hazardous waste management, infectious medical waste, Covid-
19)
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/jukmas
Article History :
Submitted 24 September 2020, Accepted 30 Oktober 2020, Published 31Oktober 2020 216
Jurnal Untuk Masyarakat Sehat (JUKMAS)
penanganan pasien. Penanganan limbah pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit
infeksius ini menjadi penting, karena tersebut [4].
dikhawatirkan limbah ini bisa menjadi salah
Prinsip pencegahan penularan penyakit
satu media penyebaran virus apabila tidak
infeksi adalah melalui pemutusan rantai
ditangani dengan baik. Di seluruh dunia,
host/pejamu/ inang. Oleh karena itu, dalam
diperkirakan sedikitnya 5 · 2 juta orang,
menyikapi wabah Covid-19 ini,
termasuk 4 juta anak-anak, meninggal
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit
setiap tahun karena penyakit yang
Dalam Indonesia (PAPDI)
berkaitan dengan limbah medis yang tidak
merekomendasikan memutuskan rantai
terkelola dengan baik [1].
host/pejamu/inang dengan berbagai cara.
Mengingat penularan penyakit sindrom Pemutusan mata rantai penyebaran virus
pernapasan akut coronavirus 2 (SARS-CoV- bisa dilakukan salah satunya dengan
2) secara global, limbah biomedis yang pengelolaan limbah medis infeksius dengan
berlebihan telah menjadi ancaman besar benar sesuai prosedur. Secara khusus,
baru bagi kesehatan masyarakat dan pengelolaan limbah medis diatur dalam
lingkungan[2]. Penanganan limbah rumah PermenLHK No. P.56/Menlhk-Setjen/2015
sakit yang tidak tepat dapat memperburuk tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis
penyebaran SARS-CoV-2 ke staf medis dan Pengelolaan Limbah B3 dari Fasilitas
orang yang menangani limbah Terlebih lagi, Pelayanan Kesehatan[5].
dengan adanya wabah ini, volume timbulan
Tinjauan ini mengulas kebijakan pemerintah
limbah medis meningkat cukup signifikan.
pusat dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan data dari Kementerian Ekologi terkait dengan penanganan limbah medis
dan Lingkungan China, hingga 21 Maret infeksius, mulai dari tahap pemilahan
2020, terjadi penambahan limbah medis hingga pemusnahan/penimbunan akhir.
dari 4.902,8 ton per hari menjadi 6.066 ton
METODE PENELITIAN
per hari[3]. Data dari RSPI Sulianto Suroso
menunjukkan adanya kenaikan timbulan
Penelitian ini merupakan policy study yang
limbah medis dan alat pelindung diri (APD)
ditujukan untuk mengalasis pelaksanaan
yang dimusnahkan oleh insinerator. Pada
penanggulaangan limbah medis selama
Januari 2020, jumlah timbulan adalah 2.750
Pandemi Covid-19.
kg, meningkat menjadi 4.500 kg pada bulan
Maret 2020, seiring dengan peningkatan
217
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/jukmas
Jurnal Untuk Masyarakat Sehat (JUKMAS)
Ruang Lingkup dan Pendekatan Terkait dengan tata kelola, tinjauan ini
melingkupi tahapan pengelolaan limbah B3
2.1 Ruang lingkup
secara umum yang meliputi tahapan
pengurangan dan pemilahan, penyimpanan,
Seiring dengan kondisi pandemi Covid-19
pengangkutan, pengolahan, dan/atau
yang sedang terjadi saat ini, fokus tinjauan
penimbunan limbah B3.
ini adalah pada kebijakan penanganan
limbah medis dengan karakter infeksius.
2.2 Pendekatan
Mengacu pada PermenLHK No.
P.56/Menlhk-Setjen/2015, limbah infeksius Tinjauan kebijakan ini dilakukan melalui
adalah “limbah yang terkontaminasi penelaahan terhadap kebijakan khusus yang
organisme patogen yang tidak secara rutin dikeluarkan pada masa pandemi Covid-19
ada di lingkungan dan organisme tersebut ini, baik yang secara langsung maupun tidak
dalam jumlah dan virulensi yang cukup langsung berkaitan dengan pengelolaan
untuk menularkan penyakit pada manusia limbah medis infeksius. Tinjauan dilakukan
rentan”. Secara umum, limbah medis terhadap seluruh kebijakan yang telah
infeksius ini dikategorikan sebagai Limbah dikeluarkan oleh pemerintah pusat dan
Bahan Berbahaya dan Beracun (limbah pemerintah Provinsi Jawa Barat sampai
B3)[6]. dengan tanggal 17 April 2020.
218
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/jukmas
Jurnal Untuk Masyarakat Sehat (JUKMAS)
219
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/jukmas
Jurnal Untuk Masyarakat Sehat (JUKMAS)
Mengacu pada Surat Edaran MenLHK No. dengan pasien, yang telah digunakan dan
SE.2/MENLHK/PSLB3.3/3/2020, dinyatakan tidak akan digunakan lagi yang
bahwa alat dan sampel laboratorium yang dimungkinkan terkontaminasi.
telah digunakan merupakan Limbah B3 Meningkatnya volume timbulan limbah
berupa limbah infeksius (A337-1), sehingga medis infeksius salah satunya berasal dari
perlu dikelola sebagai Limbah B3, sekaligus APD ini, sehingga perlu diantisipasi pada
untuk mengendalikan, mencegah dan proses pengelolaan selanjutnya.
memutus penularan Covid-19 serta
3.2.2 Penyimpanan, pengangkutan, dan
menghindari terjadinya penumpukan
pemusnahan limbah medis infeksius dari
limbah yang ditimbulkan dari penanganan
fasyankes
Covid-19.
220
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/jukmas
Jurnal Untuk Masyarakat Sehat (JUKMAS)
221
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/jukmas
Jurnal Untuk Masyarakat Sehat (JUKMAS)
222
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/jukmas
Jurnal Untuk Masyarakat Sehat (JUKMAS)
itu, perlu terobosan lain, seperti misalnya perusahaan pengangkut dan pengolah
yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi diminta untuk melakukan kegiatan sebagai
Jawa Barat dengan sosialisasi pemilahan berikut:
dan pengemasan limbah medis dalam
1. Mengangkut dan memusnahkan limbah
kemasan terpisah dan tertutup rapat,
infeksius sesegara mungkin;
menyimpannya selama 7 hari, sebelum
2. menerima limbah B3 infeksius dari
diserahkan pada petugas pengumpul
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
sampah .
(fasyankes) sesuai ketentuan
3.2.5 Pengelolaan limbah kegiatan izin/rekomendasi;
pemulasaraan jenazah 3. Agar tetap mengoptimalkan operasional
pemusnahan limbah yang bersifat
Majelis Ulama Indonesia telah
infeksius tanpa dibuka kemasannya;
mengeluarkan Fatwa MUI No. 18 Tahun
4. melakukan pencatatan dan pelaporan
2020 tentang Pedoman Pengurusan Jenazah
kegiatan pengolahan limbah B3
(Tajhiz al-jana’iz) muslim yang terinfeksi
infeksius masa penanganan darurat;
Covid-19 (bagi yang beragama Islam). Untuk
dan
melengkapi fatwa tersebut, maka perlu
5. melaksanakan prosedur keselamatan
ditetapkan juga pengelolaan limbah medis
dan kesehatan kerja (K3) sesuai
infeksius dari kegiatan tersebut.
ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pengelolaan limbah infeksius dari
pemulasaraan jenazah, apabila dilakukan di
Terkait dengan kegiatan pengangkutan
fasyankes, maka mengacu pada bagian 3.2.2
limbah medis, dengan memperhatikan
atau 3.2.3 diatas. Dan apabila pemulasaraan
Peraturan Menteri Kesehatan No. 9/2020
dilakukan di lokasi dimana karantina/isolasi
pasal 13 ayat 10 perihal pembatasan moda
mandiri dilakukan, maka pengelolaan
transportasi, pengangkutan limbah medis
limbah infeksius mengacu pada bagian 3.2.4
infeksius perlu dinyatakan secara tegas oleh
diatas.
pihak yang berwenang sebagai transportasi
barang yang dikecualikan dalam
3.2.6 Pengangkutan dan pemusnahan
pembatasan moda transportasi.
limbah medis infeksius
Pengangkutan limbah medis ini, sama
Mengacu pada Surat Dirjen PSLB3 KLHK No. halnya dengan obat-obatan dan
S.156/PSLB3/PKPLB3/PLB.2/3/2020, setiap kelengkapan medis lainnya, merupakan
223
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/jukmas
Jurnal Untuk Masyarakat Sehat (JUKMAS)
224
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/jukmas
Jurnal Untuk Masyarakat Sehat (JUKMAS)
PKPLB3/PLB.2/3/
2020
Limbah medis sebagai barang PMK No. 9/2020
penting dan esensial sehingga
diperbolehkan beroperasi di
wilayah PSBB
5 Pemusnahan Pemusnahan sesegera mungkin dan Surat Dirjen
tanpa pembukaan kemasan PSLB3 KLHK No.
S.156/PSLB3/
PKPLB3/PLB.2/3/
2020
Teknologi pemusnah: Surat Edaran
MenLHK No.
1) fasilitas insinerator dengan suhu SE.2/MENLHK/PS
pembakaran minimal 800°C; LB3.3/3/2020
atau
225
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/jukmas
Jurnal Untuk Masyarakat Sehat (JUKMAS)
226
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/jukmas
Jurnal Untuk Masyarakat Sehat (JUKMAS)
227
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/jukmas
Jurnal Untuk Masyarakat Sehat (JUKMAS)
228
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/jukmas
Jurnal Untuk Masyarakat Sehat (JUKMAS)
[1] WHO. Health-care waste. Keyfact [5] KLHK. Tata Cara dan Persyaratan
Health Care Waste, Teknis Pengelolaan Limbah B3 dari
https://www.who.int/news- Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
room/fact-sheets/detail/health-care- Indonesia: Kemetrian Lingkungan
waste (2018, accessed 8 June 2020). Hidup dan Kehutanan, 2015.
[2] Peng J, Wu X, Wang R, et al. Medical [6] KLHK. Peraturan Menteri Lingkungan
waste management practice during Hidup dan Kehutanan Nomor:
the 2019-2020 novel coronavirus P.56/Menlhk- Setjen/2015 Tentang
pandemic : Experience in a general Tata Cara Persyaratan Teknis
hospital. Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun dari Fasilitas
[3] Hatta RT. Perangi Corona COVID-19,
Pelayanan Kesehatan. PermenLHK
Volume Limbah Medis di China
No. P.56/Menlhk-Setjen/2015,
Mencapai 182.000 Ton. Global, 25
Kemetrian Lingkungan Hidup dan
March 2020, pp. 1–3.
Kehutanan, 2015.
229
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/jukmas