Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terlalu banyak sebutan atau definisi yang bisa menggambarkan dari sosok remaja.
Banyak yang mengatakan remaja adalah makhluk unik yang sedang menjajaki fase dari anak-
anak menuju dewasa. Atau ia yang di ibaratkan memiliki darah juang yang sedang mendidih
dan memiliki semangat yang tinggi nan membara. Yang cenderung berfikir masa kini dari
apa yang mereka perbuat dan kurang memperhatikan segala resiko yang mungkin mereka
terima dari tindakan yang dilakukannya. Terlepas dari semua definisi itu, remaja laksna
tombak yang merupakan harapan bangsa kedepannya. Segala fase yang di alami pada usia
remaja merupakan sebuah proses pematangan baik dari segi fisik, mental,emosional yang di
harapkan di lalui dengan baik, sehingga kelak bisa menjadi manusia dewasa yang benar-
benar siap dalam menerima segala tantangan baru yang akan menghadang.
Remaja memiliki kondisi emosional yang kurang stabil. Seringkali emosionalnya lebih
mendominasi dibandingkan akal. Seorang ahli yang bernama Granville Stanley memberikan
istilah kepada remaja berupa “strom adn stress”, yang artinya adalah pada masa remaja
mereka memiliki perasaan yang sangat peka. Remaja mengalami badai topan dalam
kehidupan perasaan dan emosinya. Ketidakmampuan remaja dalam mengelola emosi ini bisa
berujung pada penyimpangan-penyimpangan perilaku yang terjadi pada dirinya. Kurangnya
pondasi yang ada dalam diri juga bisa menjadikan remaja mengalami salah presepsi dalam
menangkap dan menerima stimulus yang lingkungannya berikan. Layaknya sifat remaja yang
ingin adanya aktualisasian diri maka mereka akan melakukan apapun yang mereka anggap
itu bisa menggambarkan tentang dirinya, sekalipun hal itu salah di mata masyarakat. Kita
bisa mengenal ini sebagai teori personal fable yang di bawakan oleh seorang psikolog
psikoanalisa bernama Sigmund Frued.
Banyak hal penyimpangan remaja yang sering kita temui di masayarakat ini. Bicara
soal kenakalan/penyimpangan remaja rasanya tak akan ada habisnya. Karena remaja
merupakan makhluk dinamis yang barang tentu akan terus bergerak demi mencapai
kesejahteraan yang di galakannya. Salah satu contoh penyimpangan yang sudah tak asing
bagi masyarkat jogja khususnya ialah “Klitih” adalah perilaku penyimpang yang dilakukan
remaja dengan cara menyakiti korban dengan senjata tajam dengan tanpa motif apapun
apalagi yang berbau komersial. Tentunya hal ini menjadi keresahan kita semua yang belum
terjawabkan solusinya hingga saat ini. Kita semua berharap para remaja dapat
memanfaatkan waktu luang dan fasenya dengan sebaik mungkin dan tentunya berguna bagi
orang-orang yang ada disekitarnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa sebenarnya yang dimaksud klitih itu ?
2. Mengapa pelaku klitih adalah remaja ?
3. Apa sebenarnya motif melaku dalam melakukan klitih ?
4. Bagaimana cara yang tepat dalam menyikapi remaja yang melakukan tindak kejahatan
klitih ?

C. Maksud dan Tujuan


Makalah ini dibuat guna menganalisis dan memberikan jawaban dari segala
keresahan masyarakat mengenai apa sebenarnya yang terjadi pada diri seorang
remaja sehingga dapat dengan berani melakukan tindakan yang dapat
membahayakan orang lain, yang kita sebut klitih.

Anda mungkin juga menyukai