Anda di halaman 1dari 21

“PERKEMBANGAN REMAJA”

DISUSUN OLEH :
STIKIP YASIKA MAJALENGKA
KELOMPOK 6 :
2021
NURMAESIH (P22206447) & RIFKI ALVIN (P220206439)

KELAS : DIKMAT 3A EKSTENSI


MATA KULIAH : PRKEMBANGAN PESERTA
DIDIK
DOSEN PENGAMPU : IBU PARIDAH JAKIYAH,M.Pd
PERKEMBANGAN PADA MASA REMAJA
- Pengertian Masa Awal Pubertas (Remaja)
Remaja didefenisikan sebagai masa peralihan dari kanak kanak menuju dewasa, Menurut
Hurlock masa reamaja awal ini berkisar pada usia 12/13 tahun– 17/18 tahun sementara
WHO masa remaja awala berkisar pada usia 10 -14 tahun.
Psikolog G. Stanley Hall menyatakan bahwa “adolescence is time of storm and stress”
(masa remaja adalah masa yang penuh dengan badai dan tekanan jiwa) yaitu masa dimana
terjadi perubahan besar bukan hanya secara fisik tapi juga intlektual dan emosional yang
dipengaruhi dan berpengaruh pada lingkungannya, sehingga menimbulkan konflik bagi
yang bersangkutan dan lingkungannya. Berkaitan dengan hal ini Sigmund Freud dan Erik
Erikson meyakini bahwa perkembangan pada masa remaja merupakan perkembangan
yang penuh dengan konflik.
Jika melihat pada apa yang dinyatakan Hurlock dan WHO bahwa masa remaja awal itu
berkisar dari usia 10 – 18 tahun. Maka dalam kaca mata Islam masa usia ini bisa
digolongkan pada fase Amrad dan dimulainya Fase Baligh.
Fase Amrad dimulai dari usia 10-15 tahun yaitu masa dimana seseorang disiapkan untuk menjadi khalifah di
bumi, sehingga pada fase ini penting untuk diajarkan tanggung jawab dan dibekali keterampilan untuk bekalnya
dimasa yang akan datang. Pada fase ini individu juga akan mencari jati dirinya sendiri, ia mulai berusaha untuk
mengenal dirinya secara fisik dan psikologis. Dalam usia ini individu sudah dimungkinkan untuk belajar ilmu
logika, fisik, filsafat dan astronomi.

Sedangkan fase Baligh, dimulai pada usia 15 tahun, dalam Islam, ketika seorang individu mencapai usia ini, maka
ia sudah digolongkan dewasa dan memliki tanggung jawabnya sendiri sebagai hamba Allah juga sebagai khalifah.
Bekal yang diperolehnya selama dalam fase Amrad diharapkan bisa menjadi multisolusi ketika individu
mendapatkan masalah. Al ghazali menyebut fase ini sebagai fase aqil dimana akal sudah mencapai puncaknya
sehingga individu sudah bisa dikenai punnishment dan reward atas apa yang dia kerjakan. 
Mengacu pada pernyataan G. Stanley Hall bahwa masa remaja adalah masa yang penuh dengan badai dan
tekanan jiwa, tentu saja memberi kesan bahwa banyak sekali hal negatif yang ada pada masa ini, namun
menyanggah hal itu, daniel offer, melalui penelitiannya menyatakan setidaknya 73% remaja menunjukan citra
tubuh yang sehat, dibandingkan orang dewasa para remaja lebih menikmati hidup mereka, mereka menyatakan diri
mereka sebagai orang yang bisa mengendalikan diri, menghargai kerja dan sekolah juga percaya diri terhadap
segala aspek dalam dirinya.(john w. santrock 2011 : 297)
REMAJA MEMILIKI 5 KEKUATAN :

COMPETENC
E

COMPASSION
CONFIDENCE
/CARRING

CHARACTER CONNETCION
Perkembangan Fisik Psikologi Remaja
Pada masa remaja awal, terjadi pertumbuhan fisik yang sangat pesat, seperti
tinggi badan yang mulai menyamai orang dewasa, terbentuknya otot otot dan
optimalnya kerja fungsional organ tubuh tertentu. Dalam perkembangan fisik
remaja ini yang paling penting dan dominan diantaranya yaitu :
- Perkembangan Seksual Primer
Perkembangnan psikologi remaja pria mengalami pertumbuhan pesat pada organ
testis, pembuluh yang mulai memproduksi kelenjar sperma dan prostat.
Kematangan organ- organ reproduksi pada pria ini memungkinkan pada usia sekitar
14 – 15 tahun. Mereka mengalami wet dream . sementara pada wanita terjadi
pertumbuhan yang cepat pada organ uterus dan ovarium yang mulai menghasilkan
ovarium dan hormon untuk kehamilan, akibatnya terjadilah siklus menarche
(menstruasi petama) yang sering diiringi dengan sakit kepala, sakit pinggang,
kelelahan,depresi dan mudah tersinggung. Siklus haid ini biasanya telah dimulai
kisaran usia 9-15 tahun.
Perkembangan Seksual Sekunder

kematangan individu tampak sebagai laki laki atau


perempuan. Remaja pria mengalami pertumbuhan bulu bulu
kumis, jambang, janggut, dan pada area lainnya, tumbuh
jakun, suara menjadi parau dan rendah, kulit berubah menjadi
kasar. Pada wanita juga mengalami petumbuhan bulu secara
lebih terbatas, Pertumbuhan juga terjadi pada organ yang akan
memproduksi air susu serta pada daerah panggul sebagai
persiapan untuk proses melahirkan.
Dimensi Seks Remaja
- Mengembangkan Identitas Seksual
Selain mengalami perkembangan seksual secara fisik, remaja juga mengalami
perkembangan seksual secara psikis, yakni munculnya perasaan seksual seperti
gairah dan daya tarik dan pembentukan kesadaran terhadap identitas seksual.
Islam secara tekstual dalam Al Qur’an telah menegaskan upaya preventif untuk
menangani masalah perasaan seksual pada remaja, yakni dalam firmannya Qs
Al Isra Allah menegaskan “Janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya
zina itu adalah perbuatan yang keji”
Awal dari munculnya perasaan seksual tentu saja dimulai dengan
pengindraan terutama mata, sehingga Allah menyuruh kita untuk menundukan
pandangan, selain itu untuk menahan syahwat (baca : gairah seksual)
Rasulullah SAW menganjurkan kita untuk berpuasa.
Pengambilan Resiko Seksual Pada
Masa Remaja

Melakukan hubungan seksual pada masa remaja


awal, serta berbagai faktor kontekstual dan keluarga,
terkait dengan masalah seksual dan hasil
perkembangan yang negatif, menyebabkan
meningkatnya resiko seksual berup[a meningkatnya
remaja yang terkena IMS seperti gonore, sifilis, dan
klamidia bahkan AIDS, meningkatnya tingkat
kehamilan pada remaja dan bahkan kematian remaja.
Kesehatan Fisik Remaja :
Kegiatan olahraga yang teratur

Pola tidur

Pola makan

Menghindari penyalah gunaan zat addictiv (rokok,


alkohol dan narkoba)
Perkembangan Kognitif Masa Remaja

Berfungsinya kegiatan kognitif yaitu membuat rencana, startegi, membuat


keputusan keputusan , serta memecahkan masalah.

Teori Piaget
Menurut Piaget setelah mencapai usia 11 tahun anak mengalami tahap
perkembangan kognitif keempat sekaligus terakhir. Pada tahap ini anak mengalami
tahap operasional formal, yaitu tahap pemikiran dimana individu berpikir lebih
abstrak dari tahap sebelumnya. Remaja tidak lagi terbatas pada pengalaman nyata
sebagai jangkar untuk berpikir. Mereka dapat menalar pristiwa yang kemungkinan
adalah murni hipotesis atau proposisi abstrak, dan bahkan dapat mencoba untuk
melakukan penalaran secara logis tentang mereka.
Pendidikan Moral Kognitif

Adalah suatu pendidikan moral yang diikut sertakan


dalam suatu mata pelajaran, seperti pendidikan untuk
demokratis dalam pendidikan kewarga negaraan,.
Intinya dalam hal ini remaja diminta untuk
mengembangkan konsep konsep nilai sementara
pendidik hanya berfungsi sebagai fasilisator.
Perkembangan Emosional Remaja

Masa remaja digambarkan sebagai periode kekacauan emosional, dalam


bentuk ektreem pandangan tersebut terlalu stereotip karena remaja tidak selalu
dalam keadaan “badai dan stres.” Namun masa awal remaja adalah masa
terjadinya fluktuasi emosi. Remaja bisa dengan mudah menatakan mereka tengah
bahagia tapi beberapa saat kemudian mereka menyatakan mereka sedang sedih,
hal tersebut mendukung persepsi bahwa mood remaja bisa mudah berubah ubah,
dan penting bagi orang dewasa untuk memahami bahwa itu adalah hal yang
normal bagi remaja.
Para peneliti menemukanbahwa perubahan mood pada remaja juga
dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan faktor hormon, sebagaimana telah
dijelaskan bahwa pada masa remaja perkembangan fisik mereka terjadi lebih
pesat, dan itu berpengaruh pada emosinya.
Sementara lingkungan berpengaruh dalam pembentukan emosi remaja,
remaja yang berada dlam lingkungan yang kurang kondusif akan
mengalami dua emosi berikut :
- Agresif : melawan, keras kepala, suka menganggu, dll
- Regresif : suka melamun, pendiam, senang menyendiri, mengkonsumsi
obat penenang, minuman keras atau obat obatan terlarang.

Sedangkan remaja yang tinggal dilingkungan kondusif, akan bisa


membantu emosi remaja menjadi :
Adekuasi emosi : cinta, kasih sayang, senang menolong, ramah, dll.
Menendalikan emosi : tidak mudah tersinggung, tidak agresif, wajar,
optimistik, tidak meledak ledak, menghadapi kegagalan secara sehat dan
bijak.
Egosentris Remaja :

Egosentris remaja (adolescent egocentrism) adalah peningkatan kesadaran


diri pada masa remaja. Menurut David Elkind egosentris remaja memiliki
dua komponen kunci yaitu :
Imaginary audience, adalah keyakinan remaja bahwa orang lain tertarik
terhadap mereka seperti mereka tertarik kepada dirinya sendiri, akibatnya
mereka sering melakukan tindakan yang memancing perhatian dari orang lain.
Personal Fable, adalah perasaan dirinya memiliki keunikan dan tidak
terkalahkan, dan membuat tingkat percaya diri mereka melonjak serta
menimbulkan perasaan bahwa dirinya kebal terhadap semua keadaan
berbahaya, hal ini menarik remaja untuk melakukan kegiatan beresiko, seperti
balapa, menggunakan narkoba dsb.
Pemrosesan Informasi
Pemrosesan informasi pada remaja terfokus pada memori dan pemfungsian
eksekutif.
Memori Jangka Pendek, lebih banyak difungsikan oleh remaja usia awal untuk
menyelesaikan masalah analog, memiliki kapasitas ruang yang lebih besar dari pada
yang lainnya, sehingga lebih banyak digunakan untuk memproses informasi yang
diperolehnya.
Working memory adalah teori melakukan aktifitas berpikir dengan ,melibatkan
ingatan dalam waktu yang singkat dengan memanfaatkan tugas verba maupun visio
spasial dalam memproses informasi.
Memori jangka Panjang, proses pembelajaran anak dan partisipasinya ketika
belajar dikelas dan mengingat informasi.
Fungsi Eksekutif adalah jenis proses kognitif tingkat tinggi yang kompleks, karena
fungsi ini mengarahkan individu untuk berpikir kritis dan mengambil keputusan,
entah itu tentang memilih teman, pendidikan bahkan karier.

Pendidikan Moral Remaja
- Kurikulum Tersembunyi
istilah untuk menggambarkan keyakinan memiliki program khusus pendidikan moral
dan sekolah memberikan pendidikan moral.
- Pendidikan Karakter, merupakan pendekatan pendidikan secara langsung yang
melibatkan pengajaran terhadap siswa mengenai keterampilan moral dasar, yang

berbahaya bagi dirinya sendiri juga orang lain. ”


bertujuan agar remaja tidak melakukan prilaku yang tidak bermoral dan prilaku yang

- Klasifikasi Nilai, untuk dapat menentukan mana nilai yang baik untuk dirinya juga
untuk orang lain , mereka juga didorong untuk bia merumuskan nilai nilai mereka
sendiri yang bisa berguna untuk masa depannya dan memahami nilai nilai orang lain.
- Pendekata integrative, Yaitu pendidikan yang menekankan pendekatan integratif
pada pendidikan moral yang mendalam dan komitmen terhadap keadilan serta
mengembangkan karakter moral tertentu.
Nilai Agama dalam Remaja
Para peneliti telah menemukan bahwa agama telah
membarikan banyak dampak positif dalam kehidupan remaja, terutama
dalam kompetensi sosial mereka, diantara pengaruh positif itu adalah :
- Remaja yang memiliki regiositas tinggi secara umum memiliki prestasi
akademis yang lebih menonjol, serta lebih bisa mengendalikan emosinya.
- Menurut Sinha, Cnaan dan Gelles, dalam sampel acak remaja dengan
regiositas tinggi memiliki kecederungan yang rendah terhadap merokok,
minum alkohol dan mengkonsumsi narkoba.
- Agama dapat menekan tingkat freesex pada remaja.
Masalah Sosio-Emosional Pada Remaja
1. Kenakalan Remaja
Yang dimaksud prilaku kenakalan pada remaja adalah ketika seorang
remaja melanggar hukum atau terlibat dalam prilaku yang dianggap ilegal.
Tingkat kenakalan diantara kelompok minoritas dan kelompok pemuda
dengan status sosio-ekonomi tercatat lebih rendah .

kenakalan remaja bisa disebabkan oleh :


- Pola asuh yang tidak sesuai
- Hereditas / keterunan
- Lingkungan teman sebaya
- Faktor kognitif seperti rendahnya kontrol diri dan kurangnya intelegensi
Label dari masyarakat.
2. Depresi dan Bunuh Diri
Remaja dan orang dewasa lebih berpotensi untuk terkena depresi
mayor dibanding anak anak, terutama pada usia 12 -15 tahun, dan remaja
putri yang beranjak dewasa cenderung memiliki mood depresif lebih
tinggi dari pada remaja laki laki. Akibatnya, remaja perempuan
mengalami akumulasi perubahan dan pengalaman hidup pada tahun tahun
sekolah menengah atas yang dapat meningkatkan depresi.

Diantara yang dapat meningkatkan mood depresif remaja adalah :


- Faktor keluarga yang tidak harmonis
- Pertemanan sebaya
- Lingkungan yang tidak kondusif
Sementara salah satu dampak dari depresi tersebut adalah
bunuh diri, beberapa tahun terakhir fenomena bunuh diri
merupakan salah satu penyebeb kematian paling tinggi di
Amerika dan dibeberapa negara di Asia,diantara faktor yang
mendorong mereka untuk bunuh diri selain akibat depresi itu
sendiri diantaranya adalah rasa putus asa, rendah diri, rasa
menyalahkan diri sendiri, rasa menjadi beban terhadap orang
lain juga rasa kecewa terhadap kehidupan, cenderung lebih
memiliki dorongan yang kuat untuk bunuh diri.
TERIMA KASIH !!!

Anda mungkin juga menyukai