Anda di halaman 1dari 57

KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN

PROTOKOL KESEHATAN COVID-19 DI KELURAHAN


MEKAR MULYA KECAMATAN PANYILEUKAN
KOTA BANDUNG

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Mencapai


Gelar Ahli Madya Keperawatan

IMAM MAULANA
NIM 191FK01056

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
BANDUNG
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Covid-19 pertama kali ditemukan di kota wuhan cina, pada akhir tahun

2019 yaitu pada bulan desember 2019. Pada tanggal 30 januari World Health

Organization (WHO) menetapkan virus Covid-19 merupakan kedaruratan

kesehatan masyarakat serta tanggal 11 maret 2020 virus Covid-19 dinyatakan

sebagai pandemi. Total kasus diseluruh dunia yang dilaporkan hingga sampai

bulan Maret 2022 menjangkit hingga 229 negara dengan jumlah kasus yang

terkonfirmasi Covid-19 global mencapai 472.816.657 kasus dengan 6.099.380

kematian. Indonesia kasus Covid-19 pertama kali di konfirmasi pada tanggal 2

Maret 2020 sebanyak dua kasus. Jumlah kasus Covid-19 Indonesia terkonfirmasi

positif terus mengalami peningkatan, hingga bulan Maret 2022 Dengan jumlah

5.986.830 kasus. Provinsi Jawa Barat kasus terkonfirmasi pada bulan Maret 2022

saat ini mencapai 1.093.015 kasus. Kota Bandung per bulan Maret 2022

mencapai 84.715 kasus (Kemenkes RI, 2022).

Meningkatnya angka penyebaran Covid-19, pemerintah indonesia

meminimalisir penyebarannya dengan memberlakukan PSBB (Pembatasan

Sosisal Bersekala Besar) dan protokol kesehatan 3M (Menggunakan Masker ,

Mencuci tangan Menjaga jarak). Seiring berjalannya waktu begitupun

peningkatan angka penyebaran Covid-19 kebijakan pemeritah dalam menghadapi

Covid-19 pun berkembang. Sejak terjadinya lonjakan kasus Covid-19 di bulan

juni 2021, salah satunya karena ditemukan Covid-19 varian baru yaitu varian

Delta yang memiliki tingkat penularan dan penyebaran yang sangat tinggi,
Sehingga pemerintah indonesia mengeluarkan kebijakan PPKM (Pemberlakuan

Pembatasan Kegiatan Masyarakat) dan pengetatan protokol kesehatan menjadi

6M melalui surat edaran kasatgas Covid-19 No.16 Tahun 2021 (Menggunakan

Masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak, Menghidari/Menjauhi kerumunan,

membatasi mobilisasi, Menghindari makan bersama) (Kasatgas Covid-19, 2021).

Protokol kesehatan 6M merupakan wujud perilaku masyarakat dalam

memutus rantai penularan Virus Covid-19 (Kemenkes RI, 2020.) Melalui

kebijakan tersebut, pemerintah mengajak masyarakat untuk patuh akan arahan dan

peraturan yang telah dikeluarkan guna bekerja sama untuk memutus angka

penyebaran Covid-19 yang terjadi di Indonesia. Kepatuhan masyarakat dapat

dilihat ketika mereka dapat menerima kemudian berusaha untuk memenuhi dan

mengikuti arahan dan peraturan dari pemerintah (INSYIRAH et al., 2020)

Menghadapi kebijakan protokol kesehatan tersebut, respon masyarakat

tampak berbeda-beda. Berdasarkan Hasil penelitian (Alam, 2020) menunjukkan

bahwa pengetahuan masyarakat tentang covid-19 yaitu berupa pencegahan,

penularan, dan upaya-upaya penerapan protokol kesehatan khususnya penggunaan

masker dan konsekuensi saat tidak menggunakan masker. Sikap masyarakat ada

yang bersifat positif dan ada pula yang bersifat negatif. Beberapa diantaranya

meyakini namun ada juga yang tidak meyakini keberadaan covid-19. Namun

secara umum, dalam penerapannya masyarakat masih belum patuh terhadap

kebijakan penggunaan masker padahal masker sudah sangat mudah dijangkau saat

ini.
Perilaku di atas tidak terlepas dari kurangnya kesadaran masyarakat terkait

dengan bahaya Covid-19, seperti tidak memakai masker, mencuci tangan dengan

sabun atau handsanitizer dan menjaga jarak, kepatuhan itu sendiri adalah tingkat

perilaku seseorang yang tertuju pada instruksi atau petunjuk yang diberikan

(Ningsih et al., 2020). Pemahaman masyarakat juga merupakan domain terpenting

dalam terbentuknya sebuah perilaku, sikap dan kepatuhan seseorang. Kepatuhan

merupakan suatu perubahan prilaku dari prilaku yang tidak mentaati peraturan ke

perilaku yang mentaati peraturan (Notoatmodjo, 2018). Ketidakpatuhan

masyarakat terhadap pelaksanaan protokol kesehatan berdampak terhadap

peningkatan kasus Covid-19. Namun pada kenyataan nya masih banyak sebagian

masyarakat yang mengindahkan dan tidak memperdulikan sehingga tidak patuh

terhadap anjuran pemerintah yaitu melaksanakan protokol kesehatan.

Berdasarkan hasil cakupan monitoring Nasional Indonesia per tanggal 20

Maret 2022, kepatuhan menggunakan masker terdapat 63 (255.10%) dari 251

kabupaten/kota yang memiliki tingkat kepatuhan memakai masker kurang dari

75%. pada level kecamatan terdapat 419 (28.48%) dari 1,471 kecamatan yang

memiliki tingkat kepatuhan memakai masker <75%. pada level kelurahan/desa,

terdapat 1,811 (28.66%) dari 6,320 kelurahan/desa yang memiliki tingkat

kepatuhan memakai masker <75% (Kemenkes RI, 2022).

Kepatuhan menjaga jarak terdapat 72 (28.69%) dari 251 kabupaten/kota

yang memilliki tingkat kepatuham memakai masker kurang dari 75%. pada level

kecamatan terdapat 413 (28.08%) dari 1,471 kecamatan yang memiliki tingkat

kepatuhan memakai masker <75%. pada level kelurahan/desa, terdapat 1,681


(26.60%) dari 6,320 kelurahan/desa yang memiliki tingkat kepatuan memakai

masker <75% (Satgas COVID-19, 2022). Cakupan pemantauan kepatuhan

protokol kesehatan di provinsi jawa barat baru 7.68% dari seluruh kelurahan/desa

yang ada. Dari kel/desa yang dipantau, 140 (31.25%) kelurahan/desa di jawa

barat memiliki kepatuhan menggunakan masker yang rendah (≤ 75%) serta 133

(29.69%) kelurahan/desa memiliki kepatuhan menjaga jarak yang rendah (≤ 75%)

(Kemenkes RI, 2022).

Berdasarkan studi pendahuluan pada tanggal 24 Februari 2022 peneliti

mengambil data di tiga kelurahan lingkungan kerja puskesmas panghegar di

dapatkan data kasus Covid-19 Sebagai Berikut :

Tabel 1.1
Perbandingan angka Covid-19 di tiga wilayah kelurahan lingkungan kerja
Puskesmas Panghegar 2022
Angka Kasus
No Total
Aktif Sembuh Meninggal
Kelurahan Kasus

1 Kelurahan Mekar Mulya 115 504 6 625

2 Kelurahan Cipadung Kulon 99 566 8 675

3 Kelurahan Cipadung Wetan 22 48 0 70

Dari ketiga kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Panghegar dapat dilihat

angka tertinggi kasus Covid-19 yaitu di kelurahan Mekar Mulya dengan angka

yang terkonfirmasi kasus aktif 115 kasus. karena kasus aktif Covid-19 terbanyak

di kelurahan Mekar Mulya dibandingkan dengan kelurahan Cipadung Kulon &

Wetan maka peneliti akan melakukan penelitian di tempat tersebut.


Selanjutnya peneliti melakukan wawancara pada tanggal 01 Maret 2022 di

wilayah Kelurahan Mekar Mulya Kecamatan Panyileukan Kota Bandung peneliti

melakukan wawancara secara random terhadap Kelompok Masyarakat yang

sedang berkerumun dimasa pandemi Covid-19, dari 7 masyarakat yang sedang

berkerumun diantaranya 5 tidak menggunakan masker 2 menggunakan masker,

didapatkan bahwa penyebab dari masyarakat tersebut tidak mematuhi prokol

kesehatan Covid-19 ini karena faktor pengetahuan, lingkungan, persepsi, dan

kejenuhan situasi (Yolanda A, 2021).

Berdasarkan Fenomena diatas peneliti tertarik untuk melakukan sebuah

penelitian yang mengenai “Kepatuhan Masyarakat Dalam Pelaksanaan Protokol

Kesehatan Covid-19 Di Kelurahan Kelurahan Mekar Mulya Kecamatan

Panyileukan Kota Bandung”.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimanakah Kepatuhan Masyarakat Dalam Pelaksanaan Protokol

Kesehatan Covid-19 Di Kelurahan Mekar Mulya Kecamatan Panyileukan Kota

Bandung ?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui Kepatuhan Masyarakat Dalam Pelaksanaan Protokol

Kesehatan Covid-19 Di Kelurahan Kelurahan Mekar Mulya Kecamatan

Panyileukan Kota Bandung.


1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat menambah data kepustakaan keperawatan khususnya

yang berkaitan dengan kepatuhan masyarakat dalam pelaksanaan protokol

kesehatan Penelitian ini juga dapat di jadikan sebagai data dasar, tambahan

informasi serta acuan bagi peneliti lain yang tertarik melakukan penelitian tentang

protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19.

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Bagi Kelurahan Mekar Mulya

Diharapkan agar memberikan informai mengenai kepatuhan protokol

kesehatan guna untuk memutus penyebaran virus Covid-19 di Kelurahan

Mekar Mulya.

b. Bagi Institusi Universitas Bhakti Kencana

Penelitian ini diharapkan agar menjadi bahan referensi atau bahan

pembelajaran dan ilmu pengetahuan bagi institusi pendidikan untuk penulisan

karya tulis ilmiyah.

c. Bagi Peneliti

Merupakan penerapan ilmu yang telah di dapat untuk menambah wawasan

peneliti tentang kepatuhan protokol kesehatan, dan memperoleh pengalaman

dalam penelitian.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini diarahkan pada bagaimana Kepatuhan Masyarakat Dalam

Pelaksanaan Protokol Kesehatan Covid-19 Di Kelurahan Mekar Mulya

Kecamatan Panyileukan Kota Bandung. Adapun metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan deskriptif metode

pendekatan cross sectional, cara pengambilan data yang digunakan yaitu dengan

pengambilan data primer menggunakan alat ukur berupa kuesioner. variabel

dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu Kepatuhan pelaksanaan

protokol kesehatan. Hasil penelitian akan dianalisa dengan analisa data univariat

menggunakan bantuan program computer IBM SPSS statistik versi. 0.26.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Kepatuhan

2.1.1 Pengertian Kepatuhan

Kepatuhan didefinisikan sebagai perilaku yang mengikuti pedoman

yang telah ditetapkan, dan dapat berkisar dari menghormati setiap detail

rekomendasi hingga mematuhinya Kozier, (2010). Ian & Marcus (2011)

menyatakan bahwa seseorang yang dikatakan patuh apabila mengarah pada

tindakannya dalam mematuhi suatu aturan atau anjuran yang telah

ditetapkan.

Kepatuhan adalah sikap yang dikembangkan orang sebagai reaksi

terhadap sesuatu yang tertulis dalam aturan dan harus dipatuhi. Ketika

seorang individu dihadapkan pada suatu stimulus yang memerlukan respon

individu, maka sikap ini muncul. Kepatuhan menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia adalah sikap yang mengikuti aturan. Berdasarkan penjelasan

diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa kepatuhan adalah sikap atau

aktivitas seseorang terhadap mengikuti suatu aturan yang harus dipatuhi.

2.1.2 Teori Kepatuhan

Sarbaini, (2012) menyebutkan bahwa: “Kepatuhan adalah berupa

perilaku, tindakan, kebiasaan dan kerelaan untuk mematuhi kebijakan,

hukum, regulasi, ketentuan, peraturan, perintah dan larangan yang di

tentukan.”. Menurut Notoatmodjo, (2018) kepatuhan adalah suatu

perubahan perilaku dari perilaku yang tidak mentaati peraturan ke perilaku

yang mentaati peraturan. Menurut Rahmawati, (2015) kepatuhan adalah


sikap disiplin perilaku taat terhadap suatu perintah maupun aturan yang

sudah ditetapkan dengan penuh kesadaraan.

2.1.3 Cara Mengukur Kepatuhan Protokol Kesehatan Covid-19

Cara mengukur tingkat kepatuhan yaitu, dengan memberikan

pernyataan-pernyatan berupa kuesioner dengan jawaban menggunakan skala

guttman, kemudian dilakukan penilaian yaitu: Penyataan positif “Ya” diberi

skor 1 “Tidak” diberi skor 0, dan pernyatan negatif “Ya” diberi skor 0

“Tidak” diberi skor 1.

Skor yang diperoleh sebagai berikut :

Patuh (jika jumlah skor ≥ 50 %)

Tidak patuh (jika jumlah skor ≤ 50%) (Arikunto, 2010).

2.1.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan

Faktor – faktor yang memepengaruhi kepatuhan diantaranya (Kamidah,

2015) :

a. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek.

b. Motivasi

Motivasi adalah keinginan dalam diri seseorang yang mendorongnya

untuk berperilaku baik.

c. Dukungan keluarga
Upaya yang dilakukan dengan mengikuti peran keluarga adalah

sebagai faktor dasar yang penting dalan membantu mewujudkan dan

mentaati peraturan yang ada

Menurut Taylor, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepatuhan

seseorang/individu (Umami, 2010) adalah sebagai berikut :

a) Informasi

Seseorang dapat terpengaruh dan mematuhi aturan yang telah dibuat

karena pesan atau informasi yang bersifat persuasif.

b) Imbalan

Reward (imbalan) dapat mempengaruhi seseorang untuk melakukan

atau menuruti apa yang diinginkan oleh orang lain. Beberapa reward

atau imbalan sangatlah bersifat personal dan berbeda-beda antar

masing-masing individu, seperti respon positif dari teman dekat. Selain

itu ada beberapa bentuk reward yang bersifat impersonal, seperti

imbalan berupa uang atau bonus dari hasil kerja keras seseorang.

c) Keahlian

Seseorang akan patuh kepada orang yang mereka anggap sudah ahli

atau memiliki kemampuan/pengetahuan. Mereka menganggap keahlian

atau pengetahuan dari orang yang memberikan aturan atau perintah

akan menolong mereka.

d) Kekuasaan Rujukan
Seseorang dapat terpengaruh dan mematuhi apabila orang tersebut

memiliki hubungan yang berkelanjutan atau ingin menjadi sama dengan

orang atau kelompok lain.


e) Otoritas yang sah

Seseorang yang memiliki otoritas yang sah dapat membuat orang lain

patuh terhadap aturan yang telah ditetapkan/dibuat oleh orang yang

memiliki otoritas tersebut.

f) Paksaan

Dapat berupa paksaan fisik, hukuman, atau ketidaksetujuan

(disapproval). Ancaman hukuman akan diberikan kepada seseorang

apabila tidak dapat mematuhi aturan yang telah ditetapkan/diberikan.

Sedangkan dalam Literatur Review (Yolanda A, 2021) faktor

ketidakpatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan pada masa pandemi

Covid-19 didapatkan hasil penelitian menunjukkan terdapat banyak faktor

ketidakpatuhan masyarakat yaitu :

1) Pengetahuan

2) Lingkungan

3) Persepsi

4) Kejenuhan dengan situasi

2.1.5 Aspek Kepatuhan

Persoalan kepatuhan dalam realitasnya ditentukan oleh tiga aspek, yaitu :

1) Pemegang Otoritas

Status yang tinggi dari figur yang memiliki otoritas memberikan

pengaruh penting terhadap perilaku kepatuhan pada masyarakat.


2) Kondisi yang terjadi

Terbatasnya peluang untuk tidak patuh dan meningkatnya situasi yang

menuntut kepatuhan.

3) Orang yang mematuhi

Kesadaran masyarakat untuk mematuhi peraturan karena ia mengetahui

bahwa hal itu benar dan penting untuk dilakukan.

2.1.6 Jenis – Jenis Kepatuhan

1) Ketidakpatuhan yang disengaja, meliputi :

a) Keterbatasan sarana dan prasarana

b) Sikap apatis pasien

c) Ketidak percayaan pasien atas instruksi yang diberikan oleh petugas

kesehatan

2) Ketidakpatuhan yang tidak disengaja, meliputi :

a) Pasien lupa akan instruksi yang diberikan oleh petugas kesehatan.

b) Ketidakpatuhan pasien atas apa yang dianjurkan oleh petugas

kesehatan.

c) Kesalah pahaman pasien atas instruksi yang telah diberikan

(Arkhamiyah, 2011)

2.1.7 Faktor – Faktor Yang Meningkatkan Kepatuhan

Menurut (Hanifa et al., 2019), mematuhi otoritas yang berwenang

adalah salah satu karakteristik yang dapat meningkatkan kepatuhan,

mengutip penelitian Stanley Milgram Sears (1985). Adanya keyakinan atau

kepercayaan kepada penguasa yang memiliki hak dan yurisdiksi untuk


menuntut ketaatan dari mereka yang diperintahkan untuk mengikuti aturan

yang berlaku. Teknik kedua untuk membuat seseorang patuh adalah dengan

menekan mereka untuk melaksanakan apapun yang tidak ingin mereka

lakukan, ini dapat dilakukan dengan hadiah, penalti, atau ancaman.

Pemerintah atau tokoh masyarakat merupakan otoritas yang

berwenang yang dapat mempengaruhi masyarakat dengan memantau

perilaku masyarakat dan menetapkan peraturan yang memuat sanksi atas

pelanggaran pelaksanaan protokol kesehatan dalam pencegahan dan

penanganan Covid-19.

Berdasarkan paparan yang telah dijelaskan diatas, peneliti dapat

memberi kesimpulan bahwa kepatuhan hukum, adanya penghargaan,

hukuman, dan ancaman, serta upaya pemerintah dalam memerangi pandemi

Covid-19, merupakan semua elemen yang dapat mendorong kepatuhan

masyarakat dalam menerapkan peraturan kesehatan.

2.1.8 Dimensi Kepatuhan

Jika dilihat dari dimensi ketaatan, menurut (Blass, 1999), seseorang

dikatakan patuh kepada orang lain jika memiliki tiga dimensi kepatuhan

yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. Dimensi kepatuhan adalah

sebagai berikut :

a) Percaya (Belief)

Terlepas dari opini atau nilai terhadap organisasi atau pemegang

otoritasnya, atau pengawasan, keyakinan pada tujuan norma saat ini.

b) Menerima (Accept)
Terima arahan atau permintaan dari orang lain dengan sepenuh hati atau

sungguh-sungguh.

c) Memenuhi Perintah (Act)

Secara sadar memenuhi arahan atau permintaan dari orang lain Menurut

definisi di atas, seseorang dianggap patuh ketika dia percaya, menerima,

dan mengikuti perintah dari orang lain.

2.2 Konsep Protokol Kesehatan

2.2.1 Pengertian Protokol Kesehatan

Protokol kesehatan adalah rangkaian peraturan yang dikeluarkan oleh

pemerintah melalui kementrian kesehatan dalam mengatur keamanan

selama masa pandemi Covid-19 (dr.Sylvani Gani, 2021). Berdasarkan surat

keputusan dari Menteri Kesehatan No. HK.01.07- Menkes-382-2020

tentang Protokol Kesehatan disebutkan bahwa Masyarakat memiliki peran

penting dalam memutus mata rantai penularan Covid-19 agar tidak

menimbulkan sumber penularan baru/cluster pada tempat-tempat dimana

terjadinya pergerakan orang, interaksi antar manusia dan berkumpulnya

banyak orang. Masyarakat harus dapat beraktivitas kembali dalam situasi

pandemi Covid-19 dengan beradaptasi pada kebiasaan baru yang lebih sehat,

lebih bersih, dan lebih taat, yang dilaksanakan oleh seluruh komponen yang

ada di masyarakat serta memberdayakan semua sumber daya yang ada.

Peran masyarakat untuk dapat memutus mata rantai penularan Covid-19

(resiko tertular dan menularkan) harus dilakukan dengan menerapkan

protokol kesehatan (Kemenkes RI, 2020).


Protokol kesehatan secara umum harus memuat :

1) Perlindungan Kesehatan Individu

Penularan Covid-19 terjadi melalui droplet yang dapat menginfeksi

manusia dengan masuknya droplet yang mengandung virus SARS- CoV-

2 ke dalam tubuh melalui hidung, mulut, dan mata. Prinsip pencegahan

penularan Covid-19 pada individu dilakukan dengan menghindari

masuknya virus melalui ketiga pintu masuk tersebut dengan beberapa

tindakan, seperti:

a) Menggunakan alat pelindung diri berupa masker yang menutupi

hidung dan mulut hingga dagu, jika harus keluar rumah atau

berinteraksi dengan orang lain yang tidak diketahui status

kesehatannya (yang mungkin dapat menularkan Covid-19). Apabila

menggunakan masker kain, sebaiknya gunakan masker kain 3 lapis.

b) Membersihkan tangan secara teratur dengan cuci tangan pakai sabun

dengan air mengalir atau menggunakan cairan antiseptik berbasis

alkohol/handsanitizer. Selalu menghindari menyentuh mata, hidung,

dan mulut dengan tangan yang tidak bersih (yang mungkin

terkontaminasi droplet yang mengandung virus).

c) Menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain untuk menghindari

terkena droplet dari orang yang bicara, batuk, atau bersin, serta

menghindari kerumunan, keramaian, dan berdesakan. Jika tidak

memungkinkan melakukan jaga jarak maka dapat dilakukan berbagai

rekayasa administrasi dapat berupa pembatasan jumlah orang,


pengaturan jadwal, dan sebagainya. Sedangkan rekayasa teknis antara

lain dapat berupa pembuatan partisi, pengaturan jalur masuk dan

keluar, dan lain sebagainya. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan

menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seperti

mengkonsumsi gizi seimbang, aktivitas fisik minimal 30 menit sehari

dan istirahat yang cukup (minimal 7 jam), serta menghindari faktor

risiko penyakit. Orang yang memiliki komorbiditas/penyakit

penyerta/kondisi rentan seperti diabetes, hipertensi, gangguan paru,

gangguan jantung, gangguan ginjal, kondisi

imunocompromised/penyakit autoimun, kehamilan, lanjut usia, anak-

anak, dan lain lain, harus lebih berhati-hati dalam beraktifitas di

tempat dan fasilitas umum.

2) Perlindungan Kesehatan Masyarakat

Perlindungan kesehatan masyarakat merupakan upaya yang harus

dilakukan oleh semua komponen yang ada di masyarakat guna mencegah

dan mengendalikan penularan Covid-19. Potensi penularan Covid-19 di

tempat dan fasilitas umum disebabkan adanya pergerakan, kerumunan,

atau interaksi orang yang dapat menimbulkan kontak fisik. Dalam

perlindungan kesehatan masyarakat peran pengelola, penyelenggara, atau

penanggung jawab tempat dan fasilitas umum sangat penting untuk

menerapkan sebagai berikut :


a) Unsur pencegahan (prevent)

1. Kegiatan promosi kesehatan (promote) dilakukan melalui

sosialisasi, edukasi, dan penggunaan berbagai media informasi

untuk memberikan pengertian dan pemahaman bagi semua orang,

serta keteladanan dari pimpinan, tokoh masyarakat, dan melalui

media mainstream.

2. Kegiatan perlindungan (protect) antara lain dilakukan melalui

penyediaan sarana cuci tangan pakai sabun yang mudah diakses

dan memenuhi standar atau penyediaan handsanitizer, upaya

penapisan kesehatan orang yang akan masuk ke tempat dan

fasilitas umum, pengaturan jaga jarak, disinfeksi terhadap

permukaan, ruangan, dan peralatan secara berkala, serta

penegakkan kedisplinan pada perilaku masyarakat yang berisiko

dalam penularan dan tertularnya Covid-19 seperti

berkerumun,tidak menggunakan masker, merokok di tempat dan

fasilitas umum dan lain sebagainya.

b) Unsur penemuan kasus (detect)

1. Fasilitasi dalam deteksi dini untuk mengantisipasi penyebaran

Covid-19, yang dapat dilakukan melalui berkoordinasi dengan

dinas kesehatan setempat atau fasilitas pelayanan kesehatan.

2. Melakukan pemantauan kondisi kesehatan (gejala demam, batuk,

pilek, nyeri tenggorokan, dan/atau sesak nafas) terhadap semua

orang yang ada di tempat dan fasilitas umum.


c) Unsur penanganan secara cepat dan efektif (respond) melakukan

penanganan untuk mencegah terjadinya penyebaran yang lebih luas,

antara lain berkoordinasi dengan dinas kesehatan setempat atau

fasilitas pelayanan kesehatan untuk melakukan pelacakan kontak erat,

pemeriksaan rapid test atau Real Time Polymerase Chain Reaction

(RT-PCR), serta penanganan lain sesuai kebutuhan. Terhadap

penanganan bagi yang sakit atau meninggal di tempat dan fasilitas

umum merujuk pada standar yang berlaku sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan di tempat dan fasilitas umum merujuk

pada standar yang berlaku sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

2.2.2 Pelaksanaan Protokol Kesehatan

Protokol kesehatan terdiri dari beberapa macam, seperti pencegahan

dan pengendalian Kasatgas Covid-19 telah mengeluarkan surat edaran

No.16 Tahun 2021 tentang protokol kesehatan bagi masyarakat di tempat

dan fasilitas umum dalam rangka pencegahan dan pengendalian corona

virus disease 2019 (COVID-19). Cara pencegahan yang terbaik adalah

dengan menghindari faktor- faktor yang bisa menyebabkan anda terinfeksi

virus ini, yaitu :

1) Menggunakan Masker

2) Mencuci tangan

3) Menjaga jarak

4) Menghidari/Menjauhi kerumunan
5) Membatasi mobilisasi

6) Menghindari makan bersama

Protokol yang di terapkan pada tempat dan fasilitas yang disebutkan:

1) Pasar dan sejenisnya

2) Pusat perbelanjaan/mall/pertokoan dan sejenisnya

3) Hotel/penginapan/homestay/asrama dan sejenisnya

4) Rumah makan/restoran dan sejenisnya

5) Sarana dan kegiatan olahraga

6) Pendidikan tatap muka

7) Moda transportasi

8) Stasiun/terminal/pelabuhan/bandar udara

9) Lokasi daya tarik wisata

10) Jasa perawatan kecantikan/rambut dan sejenisnya

11) Kegiatan keagamaan di rumah ibadah

12) Jasa penyelenggaraan event/pertemuan

2.3 Konsep Covid-19

2.3.1 Pengertian Covid-19

Covid-19 (Coronavirus Disease 2019) adalah penyakit baru yang

disebabkan oleh virus severe acute respiratory syndrome coronavirus 2

(SARS-COV-2) yang juga disebut dengan virus corona. Penyakit yang

disebabkannya ini tidak dikenal sebelum mulainya wabah di Wuhan,

Tiongkok, bulan Desember 2019 WHO, (2020). Virus ini termasuk kedalam

kelompok virus yang mampu menyebabkan segala hal seperti flu yang biasa
hingga penyakit serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS-

CoV) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV) pada manusia.

SARS-COV2, yang menyebabkan Covid-19, merupakan kelompok

besar virus Corona yang menyebabkan SARS pada tahun 2003, akan tetapi

sampel virusnya berbeda. Meskipun gejalanya bisa dikatakan mirip dengan

SARS, tingkat kematian untuk SARS (9,6%) secara signifikan lebih tinggi

daripada Covid-19 (Kemenkes RI, 2020).

2.3.2 Etiologi

Virus dari keluarga Coronavirus adalah penyebab Covid-19.

Coronavirus adalah virus RNA strain yang tunggal positif yang

dienkapsulasi dan tak tersegmentasi. Protein N, glikoprotein M, glikoprotein

S, dan protein E adalah empat struktur utama protein dalam virus Corona

(selubung). Coronavirus adalah anggota ordo Nidovirales dan keluarga

Coronaviridae. Covid-19 adalah patogen yang dapat menginfeksi hewan dan

manusia. Alphacoronavirus,betacoronavirus,gammacoronavirus,dan

deltacoronavirus adalah empat marga.

Genus betacoronavirus termasuk Corona virus yang menyebabkan

Covid-19. Virus Corona termasuk dalam bagian yang sama dengan

Sarbecovirus, menurut hasil studi filogenetik. Etiologi Covid-19 telah

diidentifikasi sebagai SARS-CoV-2 oleh International Committee on Virus

Taxonomy (ICTV). Variabel jenis permukaan, suhu, dan kelembapan

lingkungan, dapat menentukan berapa lama virus Corona bertahan

(Kemenkes RI, 2020).


2.3.3 Tanda Gejala

Tanda dan gejala Covid-19 biasanya sederhana dan terjadi secara

perlahan tetapi pasti. Pada sebagian orang yang menderita tidak

menunjukkan adanya gejala apapun dan tampak sehat. Demam, kelelahan,

dan batuk kering merupakan gejala klinis Covid-19 yang biasanya terjadi.

Sakit, terasa nyeri, hidung yang tersumbat, pilek, sakit kepala,

konjungtivitis, tenggorokan terasa sakit, diare, dan tidak dapat melakukan

fungsi penciuman, dapat terjadi pada beberapa pasien.

Menurut data pandemi awal dari sebagian besar negara yang terkena

dampak, 40% dari total kasus akan meluas menjadi penyakit ringan, 40%

lagi akan berkembang menjadi penyakit yang sedang misalnya pneumonia,

dan 15% dari total kasus akan meluas menjadi penyakit yang parah.

Sindrom Gangguan Pernafasan Akut (ARDS), sepsis dan syok septik,

kegagalan pada multi-organ, termasuk gagal ginjal atau jantung akut, dan

kemungkinan kematian adalah semua gambaran hasil pada kasus yang

parah.

Orang yang berusia lanjut (lansia) atau memiliki kondisi kesehatan

yang tidak baik sebelumnya seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung

dan paru-paru, diabetes, dan kanker akan memiliki resiko komplikasi yang

lebih tinggi (Kemenkes RI, 2020).


2.3.4 Penularan

Coronavirus termasuk kelompok zoonosis yang dapat menularkan

virus antara hewan dan manusia. Menurut penelitian, SARS dapat ditularkan

dari hewan seperti kucing luwak ke manusia, sedangkan MERS dapat

menyebar dari hewan seperti unta ke manusia. Waktu inkubasi normal

Covid-19 adalah 5-6 hari, namun dapat berlangsung dari 1 hingga 14 hari.

Karena ketinggian konsentrasi virus yang terdapat dalam sekret, maka

resiko penularan paling tinggi terjadi pada hari yang pertama setelah

terpapar kondisi ini. Dimulai dari 48 jam sebelum timbulnya gejala

(presimptomatik) sampai pada hari yang ke-14 setelah timbulnya gejala,

orang yang terkena virus ini dapat menularkan secara aktif.

Covid-19 terutama ditransfer melalui tetesan dari pasien bergejala

(bergejala) ke orang lain dalam jarak dekat, menurut penyelidikan

epidemiologis dan virologis saat ini. Tetesan berisi air yang memiliki

diameter >5-10 µm disebut tetesan. Apabila seseorang terjalin kontak dekat

(dalam jarak 1 meter) dengan seseorang yang sebelumnya dikonfirmasi

memiliki gejala pada pernapasan seperti batuk atau bersin, penularan

droplet terjadi. Akibatnya, tetesan dapat bersentuhan dengan mukosa mulut

dan hidung ataupun konjungtiva.

Benda-benda atau permukaan yang terkontaminasi dengan tetesan

di dekat orang yang terinfeksi juga dapat menularkan virus. Akibatnya,

virus Covid-19 dapat menular baik secara langsung maupun tidak langsung
melalui kontak dengan permukaan atau benda orang yang terinfeksi

(contohnya seperti stetoskop atau termometer) (Kemenkes RI, 2020).

2.3.5 Pemeriksaan

Hingga saat ini uji Covid-19 yang tersedia di Indonesia adalah

pemeriksaan PCR untuk menemukan antigen SARS-CoV-2 dan

pemeriksaan rapid test untuk menemukan antibodi spesifik terhadap SARS-

CoV-2. Pemeriksaan antigen dengan PCR merupakan standar diagnostik

Covid-19 rekomendasi WHO. Pemeriksaan ini dilakukan dengan

mengambil sampel antigen baik melalui swab atau apus hidung dan

tenggorokan, maupun dahak atau cairan yang berasal dari paru-paru.

Pengambilan sampel untuk pemeriksaan antigen memerlukan petugas

kesehatan terlatih yang menggunakan alat pelindung diri (APD) yang

lengkap. Sampel ini kemudian dikirim dengan medium transpor khusus ke

laboratorium berstandar Biosafety Level 2 (BSL 2) yang dapat mengolah dan

menganalisis antigen dengan teknik PCR. Hasil pemeriksaan antigen ini

memerlukan waktu yang lebih lama, terlebih lagi karena terbatasnya jumlah

laboratorium berstandar BSL 2 di Indonesia. Pemeriksaan antibodi dengan

rapid test dilakukan dengan mengambil sampel darah dari ujung jari

tangan. Namun secara umum keakuratannya jauh di bawah PCR.

Sesuai namanya, rapid test memberikan hasil yang cepat, dalam

hitungan menit. Jika hasil rapid test negatif, ada kemungkinan pasien

sebenarnya sudah terinfeksi virus namun antibodinya belum terbentuk

karena tubuh memerlukan waktu untuk membentuk antibodi, sehingga perlu


dilakukan pemeriksaan ulang kurang lebih 7 hari setelah pemeriksaan awal.

Jika hasil rapid test positif, perlu dilanjutkan dengan pemeriksaan antigen

dengan PCR untuk mengonfirmasi diagnosis, karena masih ada

kemungkinan hasil positif palsu (Kemenkes RI, 2020).

2.3.6 Pencegahan

WHO, (2020) dan melalui Kementerian kesehatan memberikan arahan

untuk melakukan beberapa langkah pencegahan agar dapat mengurangi

risiko terinfeksi atau menyebarkan Covid- 19.

1) Seringlah mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun, atau

cairan antiseptik berbahan dasar alkohol dapat membunuh virus di

tangan.

2) Jaga jarak setidaknya 1 meter dengan orang yang batuk-batuk atau

bersin- bersin. Ketika batuk atau bersin, orang mengeluarkan percikan

dari hidung atau mulutnya dan percikan ini dapat membawa virus. Jika

terlalu dekat, seseorang dapat menghirup percikan ini dan juga virus

Covid-19 jika orang yang batuk itu terjangkit penyakit ini.

3) ketika batuk dan bersin, tutup hidung dan mulut anda dengan tisu atau

lengan atas bagian dalam (bukan dengan telapak tangan).

4) Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut. Tangan menyentuh

berbagai permukaan benda dan virus penyakit ini dapat tertempel di

tangan. Tangan yang terkontaminasi dapat membawa virus ini ke mata,

hidung atau mulut yang dapat menjadi titik masuk virus ini ke tubuh

sehingga seseorang menjadi sakit.


5) Tetaplah tinggal di rumah jika merasa kurang sehat. Jika demam, batuk

dan kesulitan bernapas, segeralah cari pertolongan medis.

6) Selalu memakai masker dengan benar hinga menutupi mulut dan hidung

ketika terpaksa keluar rumah agar penularan virus Covid-19 bisa dicegah

saat berpergian diluar rumah.

7) Sadar akan kebersihan lingkungan. Lingkungan yang bersih menjadi

salah satu tolak ukur akan pengembangan suatu penyakit. Masyarakat

Indonesia diminta agar tetap menjaga kesehatan diri sendiri dan keluarga

dengan terus berperilaku hidup bersih dan sehat seiring dengan kasus

virus Corona.

8) Rajin olahraga. Tak dapat dipungkiri, semenjak virus Corona masuk

Indonesia banyak orang yang rutin melakukan olahraga. Hal ini guna

meningkatkan daya tahan tubuh dan mencegah dari berbagai serangan

penyakit.

9) Ikuti vasksinasi ketika giliran anda. ikuti panduan setempat terkait

vaksinasi.

2.4 Konsep Masyarakat

2.4.1 Pengertian Masyarakat

Definisi Masyarakat adalah golongan besar atau kecil yang terdiri dari

beberapa manusia yang dengan atau karena sendirinya bertalian secara

golongan dan pengaruh-mempengaruhi satu sama lain. Istilah Masyarakat

kadang-kadang digunakan dalam artian "gesellaachafi" atau sebagai asosiasi

manusia yang ingin mencapai tujuan-tujuan tertentu yang terbatas isinya,


sehingga direncanakan pembentukan organisasi-organisasi tertentu

(Soekanto, 1983). Masyarakat adalah kelompok manusia yang sengaja

dibentuk secara rasional untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tertentu.

Suatu totalitas dari orang-orang yang saling tergantung dan yang

mengembangkan suatu kebudayaan tersendiri juga disebut masyarakat.

Walaupun penggunaan istilah-istilah masyarakat masih sangat samar-samar

dan umum, akan tetapi hal itu dapat dianggap indikasi dari hakikat manusia

yang senantiasa ingin hidup bersama dengan orang-orang lain.

Bagaimanapun juga penggunaan istilah masyarakat tak akan mungkin

dilepas dari nila-nilai, norma-norma tradisi, kepentingan-kepentingan, dan

lain sebagainya. Oleh karena itu pengertian masyarakat tak mungkin

dipisahkan dari kebudayaan dan kepribadian (Soekanto, 1983).

2.4.2 Ciri – Ciri Masyarakat

Suatu masyarakat merupakan suatu bentuk kehidupan bersama

manusia, yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1) Manusia yang hidup bersama sekurang-kurangnya terdiri dari dua orang.

2) Bergaul dalam waktu cukup lama, sebagai akibat hidup bersama itu,

timbul sistem komunikasi dan peraturan-peraturan yang mengatur

hubungan antar manusia.

3) Adanya kesadaran bahwa setiap manusia merupakan bagian dari suatu


kesatuan.
4) Menghasilkan kebudayaan yang mengembangkan kebudayaan

(Soekanto, 1983)
2.4.3 Syarat Fungsi Masyarakat

Suatu masyarakat akan dapat dianalisa dari sudut syarat-syarat

fungsionalnya, yaitu :

1) Fungsi adaptasi yang menyangkut hubungan antara masyarakat

sebagai sistem sosial dengan sub - sistem organisme perilaku dan

dengan dunia fisiko organik. Hal ini secara umum menyangkut

penyesuaian masyarakat terhadap kondisi-kondisi dari lingkungan

hidupnya (Soekanto, 1983).

2) Fungsi integrasi hal ini mencakup jaminan terhadap koordinasi yang

diperlukan antara unit-unit dari suatu sistem sosial, khususnya yang

berkaitan dengan kontribusi pada organisasi dan berperannya

keseluruhan sistem.

3) Fungsi mempertahankan pola hal ini berkaitan dengan hubungan

antara masyarakat sebagai sistem sosial dengan sub - sistem

kebudayaan. Hal itu, berarti mempertahankan prinsip - prinsip

tertinggi dari masyarakat. Oleh karena itu diorientasikan pada realita

yang terakhir.

4) Fungsi pencapaian tujuan. Hal ini menyangkut hubungan antar

masyarakat sebagai sistem sosial dengan sub - sistem aksi kepribadian.

Fungsi ini menyangkut penentuan tujuan - tujuan yang sangat penting

bagi masyarakat, dan mobilisasi masyarakat untuk mencapai tujuan-

tujuan tersebut.
2.4.4 Pembagian Masyarakat

Cara terbentuknya masyarakat mendatangkan pembagian dalam :

1) Masyarakat paksaan, umpamanya negara, masyarakat tawanan,

masyarakat pengungsi atau pelarian dan sebagainya kedalam

(kelompoknya) bersifat Gemeinschaft keluar bersifat Gesellschaft.

2) Masyarakat merdeka yang terbagi dalam :

a) Masyarakat alam yaitu yang terjadi dengan sendirinya. Suku

golongan atau suku yang bertalian karena darah atau keturunan

umumnya yang masih sederhana sekali kebudayaannya dalam

keadaan terpencil atau tak mudah berhubungan dengan dunia luar

umumnya bersifat Gemeinschaft.

b) Masyarakat budidaya terdiri karena kepentingan keduniaan atau

kepercayaan (keagamaan) antara lain kongsi perekonomian,

koperasi, gereja dan sebagainya umumnya bersifat Gessellsechaft

(Shadily, 1993).

2.5 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan model konseptual tentang bagaimana teori

berhubungan dengan beberapa faktor yang telah di identifikasi sebagai masalah

yang penting. Kerangka konseptual yang baik akan menejelaskan secara teoritis

perlu di jelaskan hubungan antara variabel dengan variabel lainnya (Sugiyono,

2021).
Bagan 2.1
Kerangka Konseptual Kepatuhan Masyarakat Dalam Pelaksanaan
Protokol Kesehatan Covid-19

Pandemi Covid-19

Protokol Kesehatan

Kepatuhan 6M Faktor ketidak patuhan


Faktor-faktor yang masyarakat terhadap
1. Menggunakan Masker
mempengaruhi kepatuhan protokol kesehatan :
Individu : 2. Mencuci tangan
1. Pengetahuan
1. Infromasi 3. Menjaga jarak
2. Lingkungan
2. Imbalan 4. Menghidari/Menjauhi 3. Persepsi
3. Keahlian 4. Kejenuhan situasi
4. Kekuasaan rujukan kerumunan
5. Otoritas yang sah 5. Membatasi mobilisasi
6. Paksaan 6. Menghindari makan
bersama

Sumber : Kasatgas Covid-19 No.16 Tahun 2021 Literatur Review (Yolanda


A,2021) (Taylor, Umami 2010)
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian adalah sesuatu yang sangat penting dalam penelitian,

memungkinkan pengontrolan maksimal beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi akurasi sesuatu hasil (Nursalam, 2017). Jenis penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan

rancangan penelitian deskriptif yaitu penelitian ditujukan untuk menggambarkan

suatu keadaan atau fenomena secara objektif (Notoatmodjo, 2018).

Alasan penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif karena

menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data

tersebut, serta menampilkan dari hasilnya dan dideskripsikan secara dedukatif

yang berangkat dari teori-teori umum, lalu dengan observasi untuk menguji

validitas keberlakuan teori tersebut ditariklah kesimpulan. Kemudian di jabarkkan

secara deskriptif, karena hasilnya akan peneliti arahkan untuk mendeskripsikan

data yang diperoleh dan untuk menjawab rumusan (Sugiyono, 2021).

3.2 Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian dapat di artikan sebagai pola pikir yang menunjukan

variabel yang akan di teliti sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan

permasalahan yang perlu di jawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk

merumuskan hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan di gunakan

(Sugiyono, 2021). Paradigma ini memiliki pemikiran bahwa tujuan utama sebuah

penelitian adalah scientific explantiont untuk menemukan dan

mendokumentasikan hukum universal yang mengatur perilaku manusia sehingga


dapat di kontrol dan digunakan untuk memprediksi sebuah kejadian (Nursalam,

2017).

Paradigma dalam penelitian ini adalah Kepatuhan Masyarakat dalam

pelaksanaan protokol kesehatan Covid-19. peneliti mengambil aturan yang di

berlakukan oleh pemerintah yaitu terkait protokol kesehatan 6M diantaranya,

Menggunakan Masker, Mencuci tangan Menjaga jarak, Menghidari/Menjauhi

kerumunan, Membatasi mobilisasi, Menghindari makan bersama.

Bagan 3.1
Kerangka Peneltian
KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN PROTOKOL
KESEHATAN COVID-19 DI KELURAHAN MEKAR MULYA
KECAMATAN PANYILEUKAN
KOTA BANDUNG

6M
1. Menggunakan Masker
2. Mencuci tangan
Protokol Kesehatan
3. Menjaga jarak
4. Menghidari/Menjauhi
kerumunan
5. Membatasi mobilisasi
6. Menghindari makan
bersama

Kepatuhan

Sumber: Kasatgas Covid-19 No.16 Tahun 2021

Keterangan :

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti


3.3 Variabel Peneltitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang bentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono, 2021). Variabel tunggal bisa

disebut dengan variabel bebas yang hanya mengungkapkan satu variabel untuk di

deskripsikan unsur-unsur atau faktor-faktor di dalam setiap gejala yang termasuk

variabel tersebut. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu

kepatuhan dalam pelaksanaan protokol kesehatan (Sugiyono, 2021).

3.4 Definisi Konseptual Dan Operasional

3.4.1 Definisi Konseptual

Kerangka konseptual adalah ketertarikan antara teori-teori atau konsep

yang mendukung dalam penelitian yang digunakan sebagai pedoman dalam

menyusun sistematis penelitian. kerangka konseptual menjadi pedoman

peneliti untuk menjelaskan secara sistematis teori yang digunakan dalam

penelitian (Sugiyono, 2021).

Protokol kesehatan adalah rangkaian peraturan yang dikeluarkan oleh

pemerintah melalui kementrian kesehatan dalam mengatur keamanan

selama masa pandemi Covid-19 (dr.Sylvani Gani, 2021). Protokol kesehatan

disebutkan bahwa masyarakat memiliki peran penting dalam memutus mata

rantai penularan Covid-19 agar tidak menimbulkan sumber penularan

baru/cluster pada tempat-tempat dimana terjadinya pergerakan orang,

interaksi antar manusia dan berkumpulnya banyak orang


Protokol kesehatan 6M merupakan wujud perilaku masyarakat dalam

memutus rantai penularan Virus Covid-19 (Kemenkes RI, 2020). Melalui

kebijakan tersebut, pemerintah mengajak masyarakat untuk patuh akan

arahan dan peraturan yang telah dikeluarkan guna bekerja sama untuk

memutus angka penyebaran Covid-19 yang terjadi di Indonesia. Kepatuhan

masyarakat dapat dilihat ketika mereka dapat menerima kemudian berusaha

untuk memenuhi dan mengikuti arahan dan peraturan dari pemerintah.

3.4.2 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang

dapat di amati atau di ukur yang merupakan kunci definisi operasional.

dapat diamati artinya, memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi

secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena yang kemudian dapat di

ulangi oleh orang lain (Notoatmodjo, 2018).

Tabel 3.1
Definisi Oprasional
Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Skala Hasil Ukur
Kepatuhan Suatu sikap atau perilaku kuesioner Memberikan skor Ordinal Patuh
dalam yang dikembangkan orang pada kuisioner Jika skor ≥50%
pelaksanaan sebagai reaksi terhadap dengan skala Tidak Patuh
protokol sesuatu yang tertulis Guttman dengan Jika skor ≤ 50%
kesehatan dalam aturan dan harus jawaban yaitu : (Arikunto, 2010)
dipatuhi Meliputi 6m Ya diberi skor = 1
1) Menggunakan Masker Tidak diberi skor
2) Mencuci tangan = 0 (Sugiyono,
3) Menjaga jarak 2021)
4) Menghidari/Menjauhi
kerumunan
5) Membatasi mobilisasi
6) Menghindari makan
bersama
3.5 Populasi Dan Sampel

3.5.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generilasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang di dapatkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya (Sugiyono,

2021). Populasi dalam penelitian ini adalah 6.724 adalah seluruh masyarakat

di kelurahan Mekar Mulya.

Tabel 3.2
Data Populasi Masyarakat Kelurahan Cipadung Kulon 2022

No RW Laki-Laki Perempuan Jumlah


1. 01 752 666 1418
2. 02 915 936 1851
3. 03 666 742 1408
4. 04 541 491 1032
5. 05 274 291 565
6. 06 245 205 450
Jumlah 3393 3331 6.724
Sumber : Rekap Data Kel. Mekar Mulya 2022

3.5.2 Sampel

Sampel adalah keseluruhan objek yang diteliti dan karakteristiknya

dianggap mewakili seluruh populasi (Sugiyono, 2021). Adapun

pengambilan sampel ditentukan menggunakan rumus Slovin sebagai

berikut :

N
n= 2
1+ N ( e)
Keterangan :

n = Jumlah sampel yang diperlukan

N = Jumlah Populasi
e = Tingkat kesalahan sampel (sampling eror), biasanya 10%.

Sehingga perhitunganya adalah sebagai berikut :

6.724
n= 2
1+6.724 (0,1)
6.724
¿
1+ 6.724 x 0,01
6.724
n=
1+68.24
6.724
n=
68.24
n=98,5
= 99

Maka dari itu sampel yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 99

responden.

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Probability Sampling. Probability sampling adalah teknik pengambilan

sampel yang memberikan peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau

anggota populasi yang akan menjadi sampel. Teknik pengambilan sampel

menggunakan propotional stratified random sampling, teknik pengambilan

sampel pada populasi yang heterogen dan berstrata dengan mengambil

sampel dari tiap-tiap sub populasi yang jumlahnya disesuaikan dengan

jumlah anggota dari masing-masing sub populasi secara acak (Sugiyono,

2021).

Adapun jumlah pembagian sample untuk masing-masing RW yang

tersebar di wilayah Kelurahan menggunakan rumus :

X
n= x Ni
N
Keterangan :

n : Jumlah sample yang di inginkan dari setiap wilayah

X : Jumlah populasi setiap wilayah

N : Jumlah populasi seluruh RW yang ada di kelurahan Mekar Mulya

Ni : Sample

Berdasarkan rumus di atas maka pembagian sample dari masing-

masing RW yang terdapat di kelurahan Mekar Mulya sebagai berikut :

Tabel 3.3 Perhitungan Sampel


No RW Jumlah
1. 01 1418/6.724×99 = 21 Sampel
2. 02 1851/6.721×99 = 27 Sampel
3. 03 1408/6.724×99 = 21 Sampel
4. 04 1032/6.724×99 = 15 Sampel
5. 05 565/6.724×99 = 8 Sampel
6. 06 450/6.724×99 = 7 Sampel
Total 99 Sampel
3.6 Etika Penelitian

Etika penelitian adalah prinsip-prinsip moral yang diterapkan dalam

penelitian, berisi perlindungan hak asasi manusia dan kesejahteraan setiap relawan

manusia yang ikut serta sebagai subyek penelitian kesehatan (Notoatmodjo,

2018).

3.6.1 Informed Consent (Lembar Persetujuan)

Informed Consent merupakan bentuk persetujuan anatara peneliti

dengan responden. Informed Consent tersebut diberikan sebelum penelitian

dilakukan degan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden.


Tujuan Informed Consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan

penelitian, mengetahui dampaknya.

3.6.2 Anonymity (Kerahasiaan Identitas)

Masalah etika merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam

penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau

mencantumkan nama. Responden pada lembar alat ukur dan hanya

menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang

disajikan.

3.6.3 Confidentiality (Kerahasiaan Informasi)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah

lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh

peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil

riset.
BAB IV
DESAIN PENELITIAN

4.1 Prosedur Pengumpulan Data

4.1.1 Instrumen Dan Alat Ukur

1) Definisi Instrumen

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data. Intrumen penelitian ini dapat berupa kuesioner (daftar

pertanyaan), formulir observasi, formulir-formulir lain yang berkaitan

dengan pencatatan data dan sebagainya (Notoatmodjo, 2018). Instrumen

dalam penelitian ini adalah kuesioner kepatuhan protokol kesehatan

sebanyak 30 soal .

2) Instrumen Penelitian Yang Digunakan

Instrumen pada penelitian ini menggunakan kuesioner dengan jumlah

30 soal pernyataan protokol kesehatan. Kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis pada responden untuk dijawabnya

(Sugiyono, 2021). Pernyataan dalam kuesioner ini hanya terdapat dua

jawaban “ya,tidak” yang mana cara ukur nya mengunakan skala Guttman,

kemudian dilakukan penilaian jawaban dari pernyataan positif “Ya” diberi

skor 1 “Tidak” diberi skor 0 , Pernyataan negatif “Ya” diberi skor 0 “Tidak”

diberi skor 1. Adapun skor yang diperoleh Patuh (jika jumlah skor ≥50 %)

Tidak patuh (jika jumlah skor ≤ 50%) (Arikunto, 2010).


4.1.2 Uji Instrumen

Uji keabsahan data dalam penelitian, sering hanya ditekankan pada uji

validitas dan reliabilitas. Dalam penelitian kuantitatif, kriteria utama

terhadap data hasil penelitian-penelitian adalah, valid, reliabel, dan obyektif

pengolahan uji instrumen validitas dan realibilitas ini mengunakan program

komputer IBM SPSS Versi 26 (Sugiyono, 2021).

1) Uji Validitas

Uji Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan sejauh

mana relevansi pertanyaan terhadap apa yang ditanyakaan atau apa yang

ingin diukur dalam penelitian ini. Untuk menentukan kevalidan dari item

kuesioner digunakan uji validitas konstruk (construct validity), yaitu

validasi yang digunakan untuk melihat instrumen penelitian. Apakah

sudah sesuai dengan teori yang digunakan dalam penelitian tersebut?

salah satu cara validasi adalah dengan melakukan konsultasi kepada ahli

sehingga diperoleh pendapat ahli tersebut tentang instrumen penelitian

tersebut. Atau, dengan cara melakukan uji coba dengan responden sekitar

30 orang (Sugiyono, 2021).

Teknik korelasi yang digunakan adalah korelasi person product

moment (Arikunto, 2010) :

Keputusan uji :

Bila r hitung lebih besar dari r tabel Artinya variabel valid

Bila r hitung lebih kecil dari r tabel Artinya variabel tidak valid
2) Uji Realibilitas

Uji realibilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan sejauh mana

hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau

lebih terhadap gejala yang sama dan dengan alat ukur yang sama

(Notoatmodjo, 2018). Indikator uji reliabilitas adalah jika nilai

Cronbach’s Alpha instrumen dikatakan realibel apabila r hitung ≥ 0,6.

Jika r hitung ≤ r tabel artinya instrumen tersebut tidak reliabel.

Kemudian, hasil perhitungan tersebut diinterpretasikan kedalam kriteria

reliabilitas.

4.2 Langkah Penelitian

4.2.1 Tahap Awal

a. Studi Pendahuluan

b. Menentukan Judul penelitian

c. Menyusun proposal penelitian

d. Peneliti mengajukan izin penelitian dan pengambilan data ke Puskesmas

Panghegar dengan nomer surat 429/03.FKP/UBK/III/2022

e. Peneliti mengajukan izin penelitian dan pengambilan data kepada kepala

kelurahan Mekar Mulya dengan nomer surat izin

837/03.FKP/UBK/III/2022

f. Peneliti di izinkan oleh Kepala Puskesmas Panghegar & Kepala

kelurahan Mekar Mulya untuk melakukan sebuah penelitian dengan

syarat menerapkan protokol kesehatan.

g. Peneliti melakukan Sidang uji proposal


4.2.2 Tahap Pelaksanaan

1) Setelah peneliti mengidentifikasi, mendapatkan jumlah populasi,

menentukan metode penelitian & pengambilan sampel, selanjutnya

peneliti membagikan instrumen penelitian berupa kuesioner untuk

mengumpulan data.

2) Tahap penelitian di lapangan :

a) Setelah mendapatkan izin untuk melakukan penelitian di kelurahan

Mekar Mulya, peneliti kemudian mengidentifikasi masyarakat yang

akan di jadikan responden sesuai dengan kriteria insklusi yang sudah

di tetapkan.

b) Selanjutnya peneliti memperkenalkan diri kepada responden

kemudian menjelaskan prosedur yang akan dilakukan mulai dari

tujuan, manfaat penelitian serta prosedur penelitian yang akan

dilakukan di kelurahan Mekar Mulya.

c) Peneliti memberikan lembar permohonan dan persetujuan (infomed

consent) kepada responden yang bersedia berpartisipasi dalam

penelitian ini dan meminta untuk mengisi serta menandatangani

lembar persetujuan tersebut.

d) Setelah itu peneliti memberikan lembar kuesioner. Peneliti

menjelaskan mengenai isi kuesioner yang telah disiapkan

sebelumnya, kemudian responden diberi kesempatan untuk bertanya

hal yang tidak di pahami responden.


e) Kuesioner kemudian diberikan kepada responden, sambil

menerangkan bahwa kuesioner tersebut akan peneliti ambil kembali

di dalam pengisian kuisoner tersebut responden diberi waktu 10-15

menit. Setelah pengisian kuesioner selesai, kemudian peneliti

mengumpulkan kembali kuesioner yang telah disi oleh responden.

f) Setelah selesai pengambilan data kepada responden yang sudah

mengisi kuesioner, peneliti menutup pertemuan dengan mengucap

salam dan terimakasih.

4.2.3 Tahap Akhir

Setelah data terkumpul dari lapangan maka peneliti mengolah dan

menganalisis data dengen teknik pengolahan editing, coding, scoring, dan

cleaning. Kemudian pada tahap akhir, agar hasil penelitian dapat dibaca,

dimengerti, dan di pahami oleh pembaca maka peneliti membuat laporan

dan menyususun dalam bentuk kesimpulan dari hasil penelitian.

4.3 Pengolahan Data Dan Analisa Data

4.3.1 Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan setelah

pengumpulan data. Agar analisis penelitian menghasilkan informasi yang

benar, paling tidak ada 4 tahap pengolahan data yang peneliti harus lalui

yaitu editing, coding, processing, scoring, dan cleaning .

Tahap selanjutnya yaitu setelah pengumpulan data adalah pengolahan


data, berikut adalah tahapanya :

1) Editing
Editing adalah merupakan kegiatan untuk pengecekan dan
perbaikan isian formulir atau kuesioner. Hasil wawancara, angket, atau
pengamatan dari lapangan harus dilakukan penyuntingan (editing)
terlebih dahulu (Notoatmodjo, 2018).

2) Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numeric (angka)

terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Setelah semua

kuisoner diedit atau disuting, selajutnya dilakukan peng ”kodean” atau

“coding”, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi

data angka atau bilangan (Notoatmodjo, 2018). Berikut adalah beberapa

kode yang dipakai dalam penelitian ini diantaranya dapat dilihat pada

halaman berikutnya :

Kepatuhan :

Patuh = 1

Tidak patuh = 0

3) Scoring

Setelah semua lembar kuisioner terisi penuh serta sudah melewati

pengkodean maka langkah yang dilakukan peneliti selanjutnya adalah

memproses data agar data yang sudah di-entry dapat di analisa.

Pemprosesan data dilakukan dengan cara mengentry dari data kuesioner

ke paket program computer yaitu SPSS IMB STATISTIK VERSI 26.

4) Cleaning (Pembersihan data)

Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai

dimasukan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan-


kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidak lengkapan, dan

sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.

(Notoatmodjo, 2018).

4.3.2 Analisa Data

Analisis data merupakan bagian yang sangat penting untuk mencapai

tujuan pokok penelitian, yaitu menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian

yang mengungkap penomena (Nursalam, 2017). Tujuan analisa data yaitu

untuk memperoleh gambaran dari hasil penelitian yang sudah dirumuskan

dalam tujuan penelitian, membuktikan hipotesis-hipotesis penelitian yang

telah dirumuskan dan memperoleh kesimpulan secara umum dari penelitian,

yang merupakan kontribusi dalam pengembangan ilmu yang bersangkutan

(Notoatmodjo, 2018).

Adapun perhitungan dalam penelitian ini menggunakan perangkat

software computer dengan IBM SPSS statistic versi 26. Berikut analisa data

yang dirangkum dalam penelitian ini :

Analisa univariat dilakukan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian. Bentuk analisis univariat tergantung

dari jenis datanya. Untuk data numerik digunakan nilai mean atau rata-rata,

median dan standar deviasi. (Notoatmodjo, 2018).

Adapun rumus yang digunakan sebagai beikut :

P= ( nf ) 100 %
Keterangan :

P = Proporsi

f = Frekuensi

n = Jumlah Sampel

Untuk membantu memudahkan penentuan kriteria penilaian, maka

dilakukan pedoman penilaian dengan menggunakan istilah yang dikemukakan

oleh (Arikunto, 2010) sebagai berikut :

Tabel 3.2
Kriteria Penilaian
Persentase Hasil Ukur

0% Ditafsirkan tidak ada

1-25% Ditafsirkan Sebagian Kecil

26-49% Ditafsirkan Hampir Setengahnya

50% Ditafsirkan Setengahnya

51-75% Ditafsirkan Sebagian Besar

76-99% Ditafsirkan Hampir Seluruhnya

100% Ditafsirkan Seluruhnya

Sumber : (Arikunto, 2010)

4.4 Lokasi Dan Waktu Penelitian


4.4.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelurahan Mekar Mulya kecamatan
panyileukan kota bandung.

4.4.2 Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April – Juni 2022
DAFTAR PUSTAKA

Alam, L. S., & Suci, A. (2021). Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan


Masyarakat Terhadap Penggunaan Masker Dalam Pencegahan Covid-19
Di Kecamatan Biring Kanaya Kota Makassar Tahun 2020 (Doctoral
dissertation, Universitas Hasanuddin).
Albery, Ian P. & Marcus Munafo. (2011). Psikologi Kesehatan Panduan Lengkap
dan KomprehensifBagi Studi Psikologi Kesehatan. Cetakan I. Yogyakarta :
Palmall
Alimul Hidayat, A. (2018). Metodologi Penelitian Keperawatan dan Kesehatan
(A. Suslia (ed.). Salemba Medika
Arikunto, Suharsimi. (2010) Prosedur Penelitian: suatu pendekatan praktis
Jakarta: Rieneka Cipta.
Arkhamiyah, S. (2011). Pengaruh Kepatuhan Pasien pada Instruksi Paska
Odontektomi Molar Tiga bawah terhadap Lama Penyembuhan Luka di
Poliklinik Bedah Mulut Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito Yogyakarta.
Skripsi. Yogyakarta : Poltekkes Kemenkes Yoyakarta.
Blass, T. (1991). Understanding Behavior in the Milgram Obedience Experiment:
The Role of Personality, Situations, and Their Interactions. Journal of
Personality and Social Psychology, 60(3), 398–413.
https://doi.org/10.1037/0022-3514.60.3.398
Covid19, S.T (2021, Juli 26). Surat edaran No. 16 Tahun 2021 Tentang Ketentuan
Perjalanan Orang dalam Negeri pada Masa Pandemi Covid19. Retrieved
from Satuan Tugas Penanganan Covid19: https://covid19.go.id/
Donsu, J. D. T. (2019). Psikologi Keperawatan. Rineka Cipta, Jakarta.
Dr.sylvani Gani, (2021) Protokol kesehatan:patuhi guna cegah covid-19
http://ciputrahospital.com/protokol-kesehatan-patuhi-gna--cegah-covid-19/
Hanifa, H. P., & Muslikah, M. (2019). Hubungan Antara Konformitas Teman
Sebaya Ditinjau Dari Jenis Kelamin Dengan Kepatuhan Terhadap Tata
Tertib Sekolah. jurnal edukasi: jurnal bimbingan konseling, 5(2), 136.
https://doi.org/10.22373/je.v5i2.5092
Hassan Shadily, 1993, Sosiologi untuk masyarakat indonesia, Jakarta : PT Rineka
Cipta
INSYIRAH, Y., Appulembang, Y. A., & Iswari, R. D. (2020). Peran Big Five
Factors Personality Dalam Memprediksi Kepatuhan Masyarakat Terhadap
Protokol Kesehatan Penanganan Covid-19 (Doctoral dissertation, Sriwijaya
University).
Kamidah, (2015). Faktor-Faktor yang memepengaruhi ibu hamil mengkonsumsi
Tablet Fe Di Puskesmas Simo Boyolali, Gaster Vol,12, No 1Feb,pp,36-45.
Kemenkes RI, (2022) Data covid di indonesia
https://r.search.yahoo.com/_ylt=AwrwXxS4cDBi9BYAFmP3RQx.;_ylu=Y2
9sbwMEcG9zAzEEdnRpZAMEc2VjA3Ny/RV=2/RE=1647370553/
RO=10/RU=https%3a%2f%2fcovid19.kemkes.go.id%2f/RK=2/
RS=jgSpbEWvrpagTTAhF7M._1Np3uY-
Kemenkes RI. (2020). Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
CoronavirusDisease 2019 (COVID-19). Jakarta Kementerian Republik
Indonesia.
Kemenkes RI. (2020). Pertanyaan dan Jawaban Terkait COVID-19 Kementerian
Kesehatan. https://www.kemkes.go.id/article/print/20030400008/faq-
coronavirus.html
Kozier. (2010). Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis. Edisi 5. Jakarta : EGC
Mujiburrahman, M., Riyadi, M. E., & Ningsih, M. U. (2020). Hubungan
pengetahuan dengan perilaku pencegahan COVID-19 di masyarakat. Jurnal
Keperawatan Terpadu (Integrated Nursing Journal), 2(2), 130-140.
Notoatmodjo, S. (2018). Metodologi Penelitian Ilmu Kesehatan. In Jakarta:
Rineka Cipta.
Nursalam, (2017) Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis.
Pedoman Skripsi, Tesis, Dan Instrumen. Edisi 4 Jakarta:Salemba Medika.
Permenkes RI KMK No. HK.01.07/MENKES/382/2020. (2020). Corona virus
disease 2019. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor
9(Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam Rangka Percepatan
Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)), 2–6.
http://jurnalrespirologi.org/index.php/jri/article/view/101
Pikobar, (2022) angka kejadian Covid-19 di jawa barat
https://pikobar.jabarprov.go.id/#eventStatistics
Prof.Dr Soejono Soekanto (1983).Sosiologi Jakarta : Rineka Cipta
Prof.Dr Sugiyono, (2021) metodelogi penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D:
Alfabeta.
Pusat informasi Covid-19 Kota bandung data Covid-19 Kota Bandung, (2022)
https://covid19.badnung.o.id/data
Rahmawati, A.D. 2015. Kepatuhan Santri Terhadap Aturan di Pondok Pesantren
Modern. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Sarbaini, (2012) Pengembangan Model Pembinaan Kepatuhan Peserta Didik
Terhadap Norma Ketertiban Sebagai Upaya Menyiapkan Warga Negara
Demokratis Di Sekolah. Disertai Tidak Diterbitkan. Universitas Pendidikan
Indonesia
Satgas Covid-19, (2022) Monitoring kepatuhan protokol kesehatan tingkat
Nasional (Update per 30 januari 2022)
https://covid19.go.id/artikel/2022/02/05/monitoring-kepatuhan-protokol-
kesehatan-tingkat-nasional-update-30-januari-2022
Taylor; SE. Peplau, LA. & Sears DO. 2009. Psikologi Sosial. Tri wibowo.
(terjemahan). Jakarta:Prenada Media Group
Umami, Zakiyah, (2010). Hubungan antara dukungan sosisal dengan kepatuhan
terhadap aturan pada mahasiswa ma’had sunan ampel al-aly di universitas
islam negeri (uin) maulana malik ibrahim malang fakultas UIN malang.
WHO (2020). Transmisi SARS-CoV-2 : implikasi terhadap kewaspadaan
pencegahan infeksi. Pernyataan Keilmuan, 1–10. who.int
World Health Organization (2020) Corona Virus. Diakses online
dari:http://www.who.int/healthtopics/coronavirus#tab=tab_3 pada tanggal
23 Agustus 2020.
World Health Organization (2020) Corona Virus. Diakses online dari
https://www.who.int/healthtopics/coronavirus#tab=tab_3 pada tanggal 23
Agustus 2020.
World Health Organization. Naming the coronavirus disease (COVID-19) and the
virus that causes it [Internet]. Geneva: World Health Organization; 2020
[cited 2020 March 29].Available from:
https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/technica
l-guidance/naming-the-coronavirus-disease-(covid-2019)-and- the-virus-
that-causes-it.
Yolanda, Auwsia, (2021). Faktor ketidak patuhan masyarakat terhadap protokol
kesehatan di masa pandemi Covid-19 : Literatur Review
LAMPIRAN
SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
(Infomed Consent)

Kepada :

Yth. Bapak/Ibu/Saudara/i
Masyarakat Calon Responden
Di Tempat

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Imam Maulana
NIM : 191FK01056
Mahasiswa : D3 Keperawatan Universitas Bhakti Kencana Bandung

Bermaksud melakukan penelitian yang berjudul ”Kepatuhan Masyarakat


Dalam Pelaksanaan Protokol Kesehatan Covid-19 Di Kelurahan Mekar
Mulya Kecamatan Panyileukan Kota Bandung”. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui Kepatuhan Masyarakat Dalam Pelaksanaan Protokol Kesehatan
Covid-19.
Untuk keperluan tersebut Bapak/Ibu/Saudara/i bersedia/tidak bersedia
menjadi responden dalam penelitian ini selanjutnya mengisi kuesioner yang
saya sediakan dengan kejujuran dan apa adanya. Jawaban Bapak/Ibu/Saudara/i
dijamin kerahasiannya.
Demikian lembar persetujuan ini saya buat, atas bantuan dan
partisipasinya saya ucapkan terima kasih
Bandung, April 2022
Hormat Saya,

(Imam Maulana)
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya Menyatakan bahwa:

1. Telah mendapat penjelasan tentang kepatuhan masyarakat dalam


pelaksanaan protokol kesehatan covid-19 Telah diberi kesempatan
untuk bertanya dan mendapatkan jawaban dari peneliti.

2. Keputusan bersedia atau tidak bersedia mengikuti penelitian ini

Dengan ini saya memutuskan secara sukarela tanpa paksaan dari pihak
manapun dan dalam keadaan sadar, bahwa saya (bersedia/tidak bersedia *)
berpartisipasi menjadi responden dalam penelitian ini.
Demikian Pernyataan ini saya buat untuk dapat digunakan seperluanya

Bandung, April 2022


Peneliti Responden

Imam Maulana (...................................)


NIM: 191FK01056

Keterangan :
*) Coret yang tidak perl
Nomor Responden

KUESIONER

KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN PROTOKOL


KESEHATAN COVID-19 DI KELURAHAN MEKAR MULYA
KECAMATAN PANYILEUKAN
KOTA BANDUNG

Petunjuk Pengisian

1. Bacalah dengan cermat dan teliti setiap bagian pertanyaan yang terdapat
dalam kuesioner ini.
2. Isilah titik-titik yang tersedia dengan jawaban yang benar.
3. Pilihlah salah satu jawaban yang menurut Bapak/Ibu/Saudara/i paling sesuai
dengan kondisi yang dialami oleh Bapak/Ibu/Saudara/i dengan cara
memberikan tanda Check List (√) pada pilihan jawaban yang tepat.
A. Karakteristik Demograsi Responden
1. Nama (Inisial) :........................................................................
2. Usia :...............................................................Tahun
3. Jenis Kelamin : L/P..................................................................
4. Pendidikan :
Tidak tamat SD
Tamat SD / Sederajat
SMP / Sederajat
SMA / Sederajat
Perguruan Tinggi
B. Kuesioner Kepatuhan Protokol Kesehatan
Berilah tanda (√) pada kolom “YA Atau TIDAK”, berdasarkan perilaku yang
ditunjukan oleh Bapak/Ibu/Saudara/i

No Pernyataan YA TIDAK
1. Saya menggunakan masker saat berada diluar
2. Masker yang saya gunakan masker medis dan
di ganti 3 jam sekali
3. Saya menggunakan masker dengan benar
sehingga menutup mulut dan hidung
4. Saya memakai masker karena terpaksa
5. Saya menggunakan masker bila terdapat razia
masker
6. Saya mencuci tangan menggunakan air dan
sabun secara rutin
7. Saya mengunakan handsanitaizer ketika berada
di luar
8. Saya menghindari menyentuh wajah dan hidung
9. Saya mencuci tangan hanya bila kotor saja
10. Saya terpaksa mencuci tangan bila memasuki
fasilitas umum
11. Saya menjaga jarak dengan orang lain minimal
1 meter
12. Saya menghindari kontak fisik ketika
berinteraksi
13. Ketika saya berada di tempat umum tertutup
saya menjaga jarak
14. Saya melakukan interaksi dengan pasien Covid-
19
15. Saya menjaga jarak hanya pada saat mengantri
16. Saya menghindari berkumpul bersama
oranglain
17. Saya menghindari berpergian ketempat –
tempat perbelanjaan atau pusat keramaian
18. Saya menjauhi kerumunan di massa pandemi
19. Saya menggelar acara perkumpulan di
rumah/luar rumah
20. Saya menyukai perkumpulan dan kerumunan
21. Saya senantiasa berada di rumah kecuali untuk
memenuhi kebutuhan dasar
22. Saya Menghindari berpergian keluar kota
23. Saya membatasi diri menggunakan transportasi
publik
24. Saya suka berpergian keluar rumah
25. Saya menggunakan transportasi umum
26. Ketika saya sedang makan saya makan sendiri
27. Saya menghindari makan di tempat ramai
seperti (restoran, mall , warung dan lain-lain)
28. Saya menghindari berkumpul makan bersama
29. Saya makan bersama
30. Saya makan satu wadah dengan orang lain
KISI-KISI KUESIONER
Kepatuhan Protokol Kesehatan
Item Item Jumlah
No Parameter Positif Negatif Soal
1. Menggunakan Masker 1,2,3 4,5 5
2. Mencuci tangan 6,7,8 9,10 5
3. Menjaga jarak 11,12,13 14,15 5
4. Menghidari/Menjauhi kerumunan 16,17,18 19,20 5
5. Membatasi mobilisasi 21,22,23 24,25 5
6. Menghindari makan bersama 26,27,28 29,30 5
Jumlah 30

Anda mungkin juga menyukai