Anda di halaman 1dari 2

1. Pada dasarnya ilmu dan pengetahuan memiliki perbedaan yang sangat mendasar.

Ilmu merupakan
pengetahuan atau pemahaman yang di dapatkan melalui pengkajian, penelitian, serta pengujian yang
dilakukan secara ilmiah. Sementara pengetahuan hanya sebatas pemahaman seorang individu tentang
suatu hal yang belum pasti kebenarannya, hanya berdasarkan asumsi saja. Contohnya adalah tentang
ilmu pada bidang matematika dimana didalamnya menjabarkan segala hal yang berkaitan tentang
matematika secara mendetail berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan, sementara pengetahuan
misalnya seseorang mengetahui bahwasannya matematika tersebut merupakan suatu bidang ilmu yang
dapat dipelajari.

2. Filsafat ilmu bersifat lebih kritis dalam melakukan penalaran pada beberapa pokok pikiran masalah,
dimana dalam penerapannya akan berdasar pada kajian-kajian yang telah melalui penelitian ilmiah.
Sementara filsafat pendidikan akan lebih condong pada pembahasan ilmu pengetahuan yang asas
utamanya adalah tentang edukasi dan pengajaran, meskipun dasar utamanya tetap juga menggunakan
dasar-dasar ilmiah sebagai pondasi pembangunnya.

3. Penalaran deduktif dilakukan melalui pengambilan pernyataan umum sebagai awalan penilaian
pembahasan yang kemudian dalam prosesnya akan dikaitkan dengan adanya pernyataan-penyataan
khusus sebagai tambahan dalam pembentuk kesimpulan sebagai output dalam proses penalaran
tersebut. Sementara penalaran induktif merupakan pernyataan yang diperoleh melalui kesimpulan
umum yang diperoleh melalui penelitian pada keadaan-keadaan sekitar yang bersifat khusus yang
berkaitan dengan pokok bahasan pada pernyataan umum yang ada. Contohnya adalah penalaran
induktif yakni ketika kita mencoba memahami keadaan dalam ruang lingkup pendidikan di sekolah
melalui keadaan warga sekolahnya. Sementara penalaran deduktif, seperti pada umumnya setiap
sekolah pasti memiliki kurikulum yang berbeda-beda maka pada setiap sekolah yang ada, pasti memiliki
kurikulum.

4. Pembelajaran di masa pandemi pada saat ini, apabila dilihat dari segi ontologinya maka akan
berbicara tentang kebenaran dari pembelajaran tersebut. Pada masa pandemi ini pembelajaran yang
dilakukan belum bisa dikatakan sebagai pembelajaran yang sebenarnya dikarenakan banyak sekali
kekurangan disana sini yang membuat pembelajaran saat ini sangat jauh dari kata sempurna. Sementara
dari epistemologinya adalah berbicara tentang pengetahuannya, dan pada masa pandemi seperti inii
tentu saja karena pembelajarannya saja tidak sempurna maka pengetahuan yang didapat peserta didik
pun belum bisa dikatakan sempurna, akan tetapi tergantung juga pada kemauan peserta didik tersebut
dalam mencari pengetahuan diluar pembelajaran sekolah atau tidak. Dan terakhir dilihat dari segi
aksiologi nya maka adalah tentang bagaimana peserta didik tersebut dalam menerapkan pembelajaran
apa yang ia dapatkan dari pembelajaran yang ada di sekolah selama pandemi, apakah ia mampu
beradaptasi dan berkembang atau malah terpuruk dan cenderung jatuh.

5. Pertama adalah logika, dimana dalam pembuktian kebenaran secara ilmiah berfungsi sebagai
pembeda antara hal yang sebatas asumsi dengan hal yang berdasarkan kajian ilmiah, selain itu logika
berperan sebagai alat pembantu dalam berfikir kritis agar pendalaman suatu pembahasan dapat
tercapai, selanjutnya bahasa berperan sebagai perantara dalam pengkomunikasian atau pertukaran
pikiran dalam pengkajian suatu masalah, berikutnya matematika berfungsi sebagai media pembantu
dalam menyelesailan permasalahan sesuai pengkajian yang ilmiah dan perhitungan yang cermat dan
mendalam, dan terakhir adalah statistika yang berperan dalam pengumpulan data dan informasi yang
sangat berperan penting sebagai bahan kajian dalam penalaran suatu pokok masalah.

Anda mungkin juga menyukai