Anda di halaman 1dari 12

ALASAN BERFILSAFAT & KETERKAITAN HUBUNGAN

ANTARA FILSAFAT DENGAN FILSAFAT PENDIDIKAN


Dosen : Khairunnisa S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh :

1.Zuan Sandria Baltazar Serang (2223121023)

2. Gita Handayani (222211121026)

3. Qamarina Safanit (2223321048)

Pendidikan Bahasa Inggris

1
Fakultas Bahasa dan Sastra

Univertsitas Negeri Medan

2022

Kata Pengantar

Assalamualaikum wr.wb. Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat
serta karunia-Nya sehingga makalah dengan berjudul ‘Alasan Berfilsafat &
Keterkaitan Hubungan antara filsafat dan filsafat pendidikan’ dapat selesai.

Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas rutin Filsafat Pendidikan
yang di tugaskan oleh Ma’am Khairunnisa Spd.Mpd. Selain itu, penyusunan
makalah ini bertujuan menambah wawasan kepada pembaca tentang
Hubungan Filsafat dengan pembelajaran Pendidikan .

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Khairunnisa Spd.Mpd


sebagai guru mata kuliah filsafat pendidikan. Berkat tugas yang diberikan ini,
dapat menambah wawasan penulis berkaitan dengan topik yang diberikan.
Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada semua
pihak yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih


melakukan banyak kesalahan.Oleh karena itu penulis memohon maaf atas
kesalahan dan ketaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini.
Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran dari pembaca apabila
menemukan kesalahan dalam makalah ini.

Medan 24 Agustus 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar 1
Daftar isi2
BAB 1
A. Alasan berfilsafat3
B. Dampak berfilsafat5
C. Filsafat pendidikan6
D. Hubungan filsafat & filsafat Pendidikan6
BAB 2
Penutup9
Daftar pusaka10

3
BAB 1
A. Alasan Berfilsafat
Filsafat adalah Filsafat adalah tidak lebih dari suatu usaha untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan terakhir, tidak secara dangkal atau dogmatis seperti
yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari dan bahkan dalam ilmu
pengetahuan. Akan tetapi, secara kritis dalam arti kata: setelah segala
sesuatunya diselidiki problema-problema apa yang dapat ditimbulkan oleh
pertanyaan-pertanyaan yang demikian itu, dan setelah kita menjadi sadar dari
segala kekaburan dan kebingungan, yang menjadi dasar bagi pengertian kita
sehari-hari.
Filsafat mempelajari :

 Apa yang dapat kita ketahui? Metafisika


 Apa yang seharusnya dilakukan? Etika
 Sampai dimanakah harapan kita? Agama
 Apa hakikat manusia? Antropologi

Mengulang judul diatas, Alasan manusia berfilsafat ? Kekaguman atau


keheranan, keraguan atau kesangsian, dan kesadaran akan keterbatasan
merupakan 3 hal yang mendorong manusia utuk berfilsafat. Plato (filsuf
Yunani, guru dari Aristoteles ) menyatakan bahwa : Mata kita memberi
pengamatan bintang-bintang, matahari, dan langit. Pengamatan ini memberi
dorongan kepada kita untuk menyelidiki. Dan dari penyelidikan ini berasal
filsafat. Berbeda dengan Plato, Agustinus dan Rene Descartes beranggapan
lain. Menurut mereka, berfilsafat itu bukan dimulai dari kekaguman atau
keheranan, tetapi sumber utama mereka berfilsafat dimulai dari keraguan
atau kesangsian. Ketika manusia heran, ia akan ragu-ragu dan mulai berpikir
apakah ia sedang tidak ditipu oleh panca inderanya yang sedang keheranan?

Rasa heran dan meragukan ini mendorong manusia untuk berpikir lebih
mendalam, menyeluruh dan kritis untuk memperoleh kepastian dan

4
kebenaran yang hakiki. Berpikir secara mendalam, menyeluruh dan kritis
seperti ini disebut dengan berfilsafat.

Bagi manusia, berfilsafat dapat juga bermula dari adanya suatu kesadaran
akan keterbatasan pada dirinya. Apabila seseorang merasa bahwa ia sangat
terbatas dan terikat terutama pada saat mengalami penderitaan atau
kegagalan, maka dengan adanya kesadaran akan keterbatasannya itu
manusia berfilsafat. Ia akan memikirkan bahwa di luar manusia yang
terbatas, pastilah ada sesuatu yang tidak terbatas yang dijadikan bahan
kemajuan untuk menemukan kebenaran yang hakiki. .

Alasan berfilsafat bertujuan untuk menyelesaikan persoalan persoalan


menyangkut :

1. Tentang “Ada”

Persoalan tentang ”ada” (being) menghasilkan cabang filsafat metafisika;


dimana sebagai salah satu cabang filsafat metafisika sendiri mencakup
persoalan ontologis, kosmologi (perkembangan alam semesta) dan
antropologis (perkembangan sosial budaya manusia). Ketiga hal tersebut
memiliki titik sentral kajian tersendiri.

2. Tentang “Pengetahuan”(Knowledge)

Persoalan tentang pengetahuan ( knowledge ) menghasilkan cabang filsafat


epistemologi ( filsafat pengetahuan ). Istilah epistemologi sendiri berasal dari
kata episteme dan logos. Episteme berarti pengetahuan dan logos berarti
teori. Jadi, epistemologi merupakan salah satu cabang filsafat yang mengkaji
secara mendalam dan radikal tentang asal mula pengetahuan, struktur,
metode dan validitas pengetahuan.

3. Tentang “Metode”(Method)

Persoalan tentang metode ( method ) menghasilkan cabang filsafat metologi


atau kajian / telaah dan penyusunan secara sistematik dari beberapa proses
dan azas-azas logis dan percobaan yang sistematis yang menuntun suatu
penelitian dan kajian ilmiah; atau sebagai penyusun ilmu-ilmu.

5
4. Tentang “Penyimpulan”

Logika ( logis ) yaitu ilmu pengetahuan dan kecakapan untuk berpikir tepat
dan benar. Dimana berpikir adalah kegiatan pikiran atau akal budi manusia.
Logika sendiri dapat dibagi menjadi 2, yaitu logika ilmiah dan logika kodratiah.
Logika bisa menjadi suatu upaya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
seperti : Adakah metode yang dapat digunakan untuk meneliti kekeliruan
pendapat? Apakah yang dimaksud pendapat yang benar? Apa yang
membedakan antara alasan yang benar dengan alasan yang salah? Filsafat
logika ini merupakan cabang yang timbul dari persoalan tentang penyimpulan.

5. Tentang”Moralitas”(Moralty)

Moralitas menghasilkan cabang filsafat etika ( ethics ). Etika sebagai salah


satu cabang filsafat menghendaki adanya ukuran yang bersifat universal.

6. Tentang”Keindahan”

Estetika adalah salah satu cabang filsafat yang lahir dari persoalan tentang
keindahan. Merupakan kajian kefilsafatan mengenai keindahan dan
ketidakindahan. Lebih jauhnya lagi, mengenai sesuatu yang indah terutama
dalam masalah seni dan rasa serta norma-norma nilai dalam seni.

B. Dampak Berfilsafat

Karena dengan Ilmu Filsafat kita bisa menemukan cara berfikir secara terus
menerus sampai pada akar dan pusat inti hasilnya. Tapi tahukah saudara
bahwa Filsafat terkadang menyesatkan nalar kita jika kita terpengaruh
dengan teori-teori Filsafat tertentu. Dan jika tidak memiliki prinsip dasar
dalam Berfilsafat, contoh Teori Filsafat yang menyesatkan Nalar kita.
misalkan Teori Ketuhanan Terkadang seseorang mengajukan pertanyaan
kepada kita Tentang Tuhan. Tuhan itu ada dimana,
dan jawabannya akan selalu berbagai macam misalkan ada yang menjawab
ada di atas Langit, Surga dan lain sebagainya. Dan jika muncul jawaban itu
maka si penanya pasti akan menanyakan kepastiannya, atau meneliti
faktanya. Apakah kamu melihat-Nya sehingga menjawab seperti itu. Dari
contoh-contoh teori Filsafat tersebut yang membuat seseorang sesat dan
berarah pada Ateis. Dan selanjudnya Tentang teori Materi dan Ide, kalau di
lihat nerdasarkan pandangan saya Ide dan Materi itu seperti mata rantai yang
tidak bisa di pisahkan karena keduanya berkaitan. Alasannya karena jika Ide
tanpa Materi maka semuanya hampa, dan demikian pula sebaliknya. Tentang
hal ini sering kali Saya mendapatkan pertanyaan yang sedemikian rupa dari
teman-teman. Itu merupakan pertanyaan seperti teka-teki sulit karena

6
pertanyaan-pertanyaan itu membutuhkan nalar yang luas dan harus memiliki
dalil yang kuat sehingga meyakinkan serta tepat sasaran.

C. Filsafat Pendidikan

1. TW Moore 

Pengertian filsafat pendidikan menurut TW Moore adalah sebuah teori


pendidikan yang dikemas dalam sebuah sistem konsep. Dimana teori
pendidikan itu sendiri dibagi menjadi dua kelompok. Pertama tentang teori
umum pendidikan, kedua teori khusus pendidikan. 

2. Brubacher

Pengertian filsafat Pendidikan adalah ilmu yang mempelajari sekaligus bisa


melahirkan pengetahuan baru, sains dan melahirkan cabang ilmu baru. Dilihat
dari proses kerjanya, filsafat Pendidikan sebagai proses berfikir manusia
yang bertujuan untuk memperoleh kearifan dan kebijakan. 

3. Prof. Dr M. J. Langeveld 

Pengertian filsafat Pendidikan bersifat non-pragmentaris. Dimana diperlukan


proses mencari makna dan berfikir secara mendalam. pencarian makna dan
berfikir memiliki pengalaman yang diperoleh lewat instansi, ataupun lewat
pengalaman oranglain maupun berdasarkan pengalaman sendiri. 

4. Mr. D. C Mulder

Pengertian filsafat Pendidikan menurut Mr. D. C Mulder adalah proses berfikir


tentang diri sendiri ataupun tentang masalah yang terjadi dan yang ditemui di
dalam kehidupan sehari-hari, ataupun masalah yang dihadapi dunia.
Kemudian kembangkan dan ditemukanlah formula jawaban kesimpulan hasil.
Dari hasil inilah yang dapat berubah menjadi cabang ilmu baru atau menjadi
tambahan ilmu lama menjadi ilmu baru. 

5. Louis Kattsof 

Pengertian filsafat Pendidikan menurut Louis kattsof mengartikan bahwa


ilmu filsafat memiliki jangkau yang sangat luar biasa luas. seberapa luas?
meliputi segala pengetahuan termasuk meliputi ilmu yang tidak diketahui oleh

7
manusia. 

D. Hubungan Filsafat dan Filsafat Pendidikan

Di berbagai bidang sains kita sering mendengar istilah vertikal dan horizontal.
Istilah ini juga akan didengar di cabang-cabang filsafat dan bahkan filsafat
pendidikan.
Antara filsafat dan pendidikan terdapat hubungan horizontal, memanjang ke
samping, yaitu hubungan antara cabang-cabang disiplin yang berbeda satu
dengan lainnya, yang merupakan penerapan ilmu pengetahuan di bidang
kehidupan, yaitu ilmu filsafat dalam menyesuaikan masalah pendidikan dan
pengajaran. Filsafat pendidikan adalah pola pemikiran atau pendekatan
filosofis untuk masalah pendidikan dan pengajaran.
Filsafat pendidikan menunjukkan hubungan vertikal, naik atau turun dengan
cabang pendidikan lainnya, seperti pengantar pendidikan, sejarah pendidikan,
teori pendidikan, pendidikan komparatif dan filsafat pendidikan. Hubungan
vertikal antara disiplin ilmu ini adalah hubungan antara tingkat penguasaan
dan pendalaman kelompok pengetahuan serupa.
Oleh karena itu, filsafat pendidikan sebagai salah satu ilmu yang diterapkan
adalah cabang ilmu yang berfokus pada penerapan pendekatan filosofis ke
bidang pendidikan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan kehidupan
manusia dan mata pencahariannya secara umum dan manusia yang
berprofesi sebagai pendidik atau guru khususnya.
Dalam buku filsafat pendidikan yang ditulis oleh Prof. Jalaludin dan Drs.
Abdullah Idi, Jhon S. Brubachen mengatakan hubungan antara filsafat dan
pendidikan sangat dekat satu sama lain. Kekuatan hubungan ini disebabkan
oleh karena  dua disiplin tersebut menghadapi masalah filosofis bersama-
sama.
Hubungan fungsional antara filsafat dan pendidikan, yaitu sebagai berikut :
• Filsafat, dalam arti filosofis merupakan satu cara pendekatan yang dipakai
dalam memecahkan proplematika pendidikan dan menyusun teori-teori
pendidikan oleh para ahli.
• Filsafat, berfungsi member arah bagi teori pendidikan yang telah ada
menurut aliran filsafat tertentu yang memiliki relevansi dengan kehidupan
yang nyata.
• Filsafat, dalam hal ini filsafat pendidikan, mempunyai fungsi untuk
memberikan petunjuk dan arah dalam pengembangan teori-teori pendidikan
menjadi ilmu pendidikan (pedagogik).

3 Hubungan fungsional antara filsafat dan teori pendidikan tersebut, secara


legih rinci dapapt diuraukan sebagai berikut :
1. Filsafat, dalam arti analisa filsafat adalah merupakan salah satu cara

8
Pendekatan yang digunakan oleh para ahli pendidikan dalam memecahkan
problematika pendidikan dan menyusun teori- teori pendidikannya, disamping
menggunakan metode- metode ilmiah lainnya. Sementara itu dengan filsafat,
sebagi pandangan tertentu terhadap sesuatu obyek, misalnya filsafat
idelisme, realisme, materialisme dan sebaginya, akan mewarnai pula
pandangan ahli pendidikan tersebut dalam teori- teori pendidikan yang
dikembangkannya. Aliran filsafat tertentu terhadap teori- teori pendidikan
yang di kembangkan atas dasar aliran filsafat tersebut. Dengan kata lain, teori
- teori dan pandangan- pandangan filsafat pendidikan yang dikembangkan
oleh fillosof, tentu berdasarkan dan bercorak serta diwarnai oleh pandangan
dan airan filsafat yang dianutnya.

2. Filsafat, juga berfungsi memberikan arah agar teori pendidikan yang telah
dikembangkan oleh para ahlinya, yang berdasarkan dan menurut pandangan
dan aliran filsafat tertentu, mempunyai relevansi dengan kehidupan
nyata.artinya mengarahkan agar teori-teori dan pandangan filsafat pendidikan
yang telah dikembangkan tersebut bisa diterapkan dalam praktek
kependidikan sesuai dengan kenyataan dan kebutuhan hidup yang juga
berkembang dalam masyarakat. Di samping itu, adalah merupakan kenyataan
bahwa setiap masyarakat hidup dengan pandangan filsafat hidupnya sendiri-
sendiri yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, dan dengan sendirinya
akan menyangkut kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Di sinilah letak fungsi
filsafat dan filsafat pendidikan dalam memilih dan mengarahkan teori-teori
pendidikan dan kalau perlu juga merevisi teori pendidikan tersebut, yang
sesuai dan relevan dengan kebutuhan, tujuan dan pandangan hidup dari
masyarakat.

3. Filsafat, termasuk juga filsafat pendidikan, juga mempunyai fungsi untuk


memberikan petunjuk dan arah dalam pengembangan teori-teori pendidikan
menjadi ilmu pendidikan atau paedagogik. Suatu praktek kependidikan yang
didasarkan dan diarahkan oleh suatu filsafat pendidikan tertentu, akan
menghasilkan dan menimbulkan bentuk-bentuk dan gejala-gejalan
kependidikan yang tertentu pula. Hal ini adalah data-data kependidikan yang
ada dalam suatu masyarakat tertentu. Analisa filsafat berusaha untuk
menganalisa dan memberikan arti terhadap data-data kependidikan tersebut,
dan untuk selanjutnya menyimpulkan serta dapat disusun teori-teori
pendidikan yang realistis dan selanjutnya akan berkembanglah ilmu
pendidikan (paedagogik). Di samping hubungan fungsional tersebut, antara
filsafat dan teori pendidikan, juga terdapat hubungan yang bersifat
suplementer, sebagaimana dikemukakan oleh Ali Saifullah dalam bukunya
“Antara Filsafat dan Pendidikan”, sebagai berikut :
• Kegiatan merumuskan dasar-dasar, dan tujuan-tujuan pendidikan, konsep
tentang sifat hakikat manusia, serta konsepsi hakikat dan segi-segi
pendidikan serta isi moral pendidikannya.
• Kegiatan merumuskan sistem atau teori pendidikan (science of education)

9
yang meliputi politik pendidikan, kepemimpinan pendidikan atau organisasi
pendidikan, metodologi pendidikan dan pengajaran, termasuk pola-pola
akulturasi dan peranan pendidikan dalam pembangunan masyarakat dan
Negara.

BAB 2

PENUTUP

Filsafat adalah ilmu yang sangat luas (komprehensif) yang berusaha


memahami masalah yang muncul dalam lingkup manusia secara
keseluruhan.  Sementara pendidikan merupakan usaha manusia untuk
meningkatkan ilmu pengetahuan yang didapat baik dari lembaga formal
maupun informal dalam membantu proses transformasi sehingga dapat
mencapai kualitas yang diharapkan.
Hubungan antara filsafat dan pendidikan, yaitu filsafat, dalam arti filosofis
merupakan satu cara pendekatan yang dipakai dalam memecahkan
proplematika pendidikan dan menyusun teori-teori pendidikan oleh para ahli,
filsafat, berfungsi member arah bagi teori pendidikan yang telah ada menurut
aliran filsafat tertentu yang memiliki relevansi dengan kehidupan yang nyata
dan filsafat, dalam hal ini filsafat pendidikan, mempunyai fungsi untuk

10
memberikan petunjuk dan arah dalam pengembangan teori-teori pendidikan
menjadi ilmu pendidikan (pedagogik).

DAFTAR PUSAKA

https://aldomarung.blogspot.com/2018/12/hubungan-filsafat-dengan-
filsafat.html

https://penerbitbukudeepublish.com/pengertian-filsafat-pendidikan-menurut-
pakar/

https://ejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/elafkar/article/view/1588

https://aldomarung.blogspot.com/2018/12/hubungan-filsafat-dengan-

11
filsafat.html

https://www.kompasiana.com/kornelisjamanuna/61051ded1525106e31466
4f2/dampak-positif-dan-negatif-terhadap-pengaruh-filsafat

12

Anda mungkin juga menyukai