Anda di halaman 1dari 2

Nama : Albert Naga Panca Ariwijaya

NIM : 802019018

Analisi Film Pendek Tilik (2018) Berdasarkan Beberapa

Teori Psikologi (Psikoanalisis, Behaviorisme, Kogntif, Humanistik)

Film ini mengenai sekumpulan ibu-ibu dari desa ingin menjenguk ibu lurah yang sedang sakit
di rumah sakit yang berada di kota. Selama perjalanan banyak terjadi perbincangan antar Bu Tejo
dengan ibu-ibu yang lain mengenai Dian, anak lurah tersebut. Di dalam perbincangan tersebut, masih
ada ibu Yu Ning yang berusaha untuk membela Dian, karena tidak mau menerima informasi mentah-
mentah begitu saja. Pada akhirnya sesampai di rumah sakit, Dian muncul bersama Fikri sehingga
dikira oleh ibu Yu Ning yang tadi dibilang oleh ibu Tejo adalah salah dan ternyata benar. Di sini
saya akan membahas tokoh Bu Tejo berdasarkan 4 teori psikologi.

Teori psikologi yang pertama adalah teori psikoanalisis. Id merupakan dorongan-dorongan


alamiah yang terjadi pada manusia, seperti hasrat alami yang keluar dalam tubuh manusia,
sedangkan ego merupakan menunda hasrat Id yang pada tubuh manusa dan yang terakhir ada
superego yang menekan, membatalkan hasrat tersebut karna norma sosial, atau faktor sosial.
Contohnya seperti saya sangat ingin makan di kelas, hasrat itu mendorong diri untuk mencari cara
untuk makan di kelas, lalu ego berusaha untuk menunda aja makannya sehabis kelas atau waktu guru
atau dosen tidak melihat ke arah mahasiswa, tetapi superego melarang makan sampai benar-benar
kelas selesai. Hal ini terjadi pada bu Tejo, dimana Id lebih besar dari pada egonya sehingga superego
tidak bisa menekan pada saat scene bu Tejo sedang membuka topik bicara tentang membicarakan
anak bu lurah yang bernama Dian. Seharusnya secara norma sosial, membicarkaan orang dan
menjelek-jelekkan orang itu bukan hal yang patut dibicarakan di depan orang banyak. Sehingga ini
bisa disimpulkan bahwa Id bu Tejo lebih besar dari pada ego maupun superego yang dimiliki
sehingga tidak bisa dikontrol dengan baik pembicaraan tersebut, dan malah semakin luas
pembahasannya.

Teori selanjutnya adalah tentang behaviorisme dan kongitif. Behaviorisme merupakan teori
yang mempercayai bahwa perilaku dibentuk melalui pengalaman masa lalunya, sedangkan dalam
psikologi kognitif, diambil teori konsepsi manusia sebagai pengelolah informasi yang berarti
penilaian terhadap orang sering kali didasarkan pada informasi yang kurang yang akhirnya
menentukan perilaku individu tersebut. Dalam film ini bu Tejo mengawasi perilaku Dian yang
sangat tidak mengenakan di hati, karena Dian juga anak ibu lurah dengan perilaku yang suka pergi
dan menggoda pria-pria sehingga bu Tejo tidak ingin Dian menjadi penerus lurah selanjutnya.
Tindakan ini disebabkan perilaku Dian sendiri, yang mengakibatkan pikiran bu Tejo, jika Dian
menjadi lurah selanjutnya akan menjadi masalah yang besar bagi desanya. Informasi yang dimiliki
bu Tejo sebenarnya sedikit, karena sering disanggah oleh bu Yu Ning. Bu Yu Ning kurang
mempercayai informasi bu Tejo. Ini berhubungan dengan teori behaviorisme dan teori konsepsi
manusia, karena dengan adanya informasi yang sedikit tersebut, akhirnya mempengaruhi perilaku bu
Tejo dalam mengambil keputusan, yaitu menolak Dian menjadi penerus lurah.

Teori yang terakhir adalah teori hirarki, yang diambil dari psikologi humanistik. Teori hirarki
adalah prilaku individu untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat hirakis. Teori ini sama dengan
halnya pada saat seusai bu Tejo sampai di rumah sakit dan ternyata ibu lurah masih berada di dalam
ruang ICU sehingga tidak bisa dijenguk. Akhirnya mereka menyesal tidak bisa melihat bu lurah,
tetapi bu Tejo tidak langsung pulang untuk memenuhi hasratnya supaya tidak terlalu menyesal,
akhirnya memutuskan untuk pergi ke pasar besar bersama ibu-ibu yang lain. Di sini keputusan bu
Tejo untuk menuju ke pasar adalah upaya untuk memenuhi kebutuhan bu Tejo agar bisa tercapai
untuk mengganti tujuan utamanya yaitu menjenguk bu lurah.

Anda mungkin juga menyukai