Anda di halaman 1dari 10

Nama : Nuzul Yatmi (Magister Psikologi Profesi, Kelas A)

NPM : 20050121308
Dosen Pengampu : Dr. Arinto Nurcahyo, M.Hum

RESUME FILM (Tugas Karya Tulis)


(Min 2000 kata)
Judul : Film Dangerous Method (2011) dalam Perspektif Filsafat Ilmu

Sumber Film
https://drive.google.com/file/d/1BT8V4X8Rs2z0UuiZOO6L2qFNptb0bs98/view?usp=sharing

Subtitle
https://drive.google.com/file/d/1Y0QjfGyzxGc9DB9Ql3sRuxX4_LsP-3i_/view?usp=sharing

Identifikasi Masalah :

1. Aspek Ontologis untuk menjawab problem apakah yang ingin dijawab?


2. Aspek epistemologis untuk menjawab bagaimanakah metode yang digunakan dalam
memecahkan problem baik oleh Carl Jung maupun Sigmund Freud.
3. Aspek Axiologis berkaitan dengan masalah moral. Bagaimana persoalan moral
berkaitan dengan kode Etika Profesi?

Jawaban dari Identifikasi Masalah menurut Penulis:

Berdasarkan film “Dangerous Method (2011)” maka menurut penulis, permasalahan


terkait Ontologis, Epistemologis, dan Aksiologis yang dapat dijawab adalah sebagai berikut:

1. ASPEK ONTOLOGIS

Ontologi seringkali diidentifikasikan dengan metafisika, yang juga disebut


dengan proto-filsafat atau filsafat yang pertama. Persoalan tentang ontologi menjadi
pembahasan yang utama dalam bidang filsafat, yang membahas tentang realitas.
Realitas adalah kenyataan yang selanjutnya menjurus pada sesuatu kebenaran
(Suminar T, 2019).
Problem yang ingin di jawab dalam film “Dangerous Method (2011)” ini
adalah permasalahan apa yang dialami oleh Sabina Spielrein?, mengapa permasalahan
tersebut bisa dialami oleh Sabina Spielrein?, dan metode apa yang dapat digunakan
untuk membantu menyelesaikan masalah yang dialami oleh Sabina Spielrein?. Dari
sini lahir lah sebuah filsafat atau ilmu pengetahuan untuk menjawab persoalan-
persoalan tersebut dan disini Jung mencoba untuk mencari suatu kebenaran dari
semua problema yang terjadi dan Jung juga mencoba untuk membuktikan kebenaran
dari pandangan Sigmund Freud.

Objek yang ditelaah dalam film “Dangerous Method (2011)” ini adalah Sosok
Perempuan muda bernama Sabina Spielrein yang merupakan seorang pasien yang
memiliki gangguan kejiwaan (gangguan hysteria) yang berkembang menjadi masokis
(kelainan seksual di mana seseorang yang mendapatkan kenikmatan seksual karena
disakiti atau dikendalikan oleh orang lain).

Carl Gustav Jung adalah seorang dokter yang merawat Sabina Spielrein, untuk
mengetahui permasalahan yang dialami oleh Sabina Spielrein, Jung memberikan
terapi psikoanalisis pada Sabina Spielrein dengan menggunakan metode terapi
wicara/berbincang-bincang dimana dalam film “Dangerous Method (2011)” ini Jung
duduk tepat dibelakang Sabina Spielrein yang pada saat itu juga dalam posisi duduk
dan Jung melarang Sabina Spielrein untuk berbalik dan melihat Jung dengan alasan
apapun untuk meminimalisir pengalihan perhatian Sabina Spielrein.

Jung mulai mengajukan pertanyaan satu persatu kepada Sabina Spielrein


terkait dengan penyebab dari permasalahan yang dialami oleh Sabina Spielrein,
pertanyaan pertama yang dilontarkan adalah “Apakah kamu tahu apa yang mungkin
membawamu masuk dalam masalah yang menyengsarakanmu?”, “Penghinaan” jawab
Sabina Spielrein. Sabina Spielrein menceritakan kepada Jung bahwa Ayahnya sering
kehilangan kesabarannya dalam setiap saat dan selalu marah dengan Sabina Spielrein.
Di dalam pikiran Sabina Spielrein, ia melihat tangan Ayahnya ketika memukulnya
dan Sabina Spielrein juga harus mencium tangan Ayahnya tersebut. Sabina Spielrein
menceritakan kepada Jung bahwa Ayahnya berpikir bahwa Ibunya tidak mencintai
Ayahnya dan menurut Sabina Spielrein hal itu adalah kebenaran, Ia mengatakan
bahwa ia bisa mengetahui hal tersebut dari suara malaikat dan malaikat tersebut sering
mengatakan bahwa Sabina Spielrein adalah individu yang spesial dan untuk beberapa
alasan malaikat tersebut sering berbahasa Jerman. Malaikat itu bagi Sabina Spielrein
sering memberikan ia kekuatan untuk tahu apa yang akan orang katakan sebelum
orang tersebut membuka mulutnya.

Jung juga mempertanyakan masalah yang dialami oleh Sabina Spielrein “ Bisa
kau jelaskan mengapa malammu menjadi sangat buruk?”, Sabina Spielrein kemudian
mengatakan bahwa ia takut, ada sesuatu di dalam kamarnya seperti kucing tapi kucing
tersebut bisa bicara dan kucing itu juga tidur bersama nya, kucing itu membisikkan
sesuatu ditelinganya tapi Sabina Spielrein tidak bisa mendengar apa-apa, lalu ia
merasakan bahwa kucing itu ada dipunggungnya, sesuatu yang berlendir seperti
seekor ular, semacam moluska yang bergerak melewati punggungnya dan ketika dia
berbalik tidak ada apapun disana, dan Sabina Spielrein mengalami masturbasi.

Jung kemudian juga meminta Sabina Spielrein untuk menceritakan


pengalaman pertamanya saat Ayahnya memukulnya. Sabina Spielrein mengatakan
bahwa pada saat itu ia masih berusia 4 tahun, dia memecahkan piring dan Ayahnya
meminta Sabina Spielrein untuk masuk ke dalam ruangan kecil, melepaskan bajunya
dan Ayahnya masuk memukulnya dan Sabina Spielrein merasakan ketakutan sampai
mengompol, lalu Ayahnya memukulnya lagi tapi Sabina Spielrein menyukainya dan
membuatnya bersemangat. Setiap kali Ayahnya mengatakan untuk pergi ke ruang
kecil tersebut, Sabina Spielrein akan mulai basah sehingga setiap di sekolah Sabina
Spielrein akan mencari penghinaan terhadap dirinya karena ia menyukainya.

Di dalam film “Dangerous Method (2011)” ini juga terlihat ketika Sabina
Spielrein membuang mantelnya ke tanah, Jung kemudian mengambilnya dan
membersihkan mantel tersebut menggunakan tongkatnya dengan memukul mantel
tersebut. Hal itu membuat Sabina Spielrein panik, histeris dan merasa terangsang
yang menyebabkan gairah seksual Sabina Spielrein meningkat sehingga ia ingin
segera kembali pulang.

Dari terapi yang sudah diberikan itu, akhirnya diketahui bahwa Sabina
Spielrein memiliki masalah traumatis dengan masa lalunya, ia pernah mengalami
masalah psikologis dengan orang tuanya. Karena itulah, dia mengalami histeria yang
berujung masokis.

Jung adalah teman dekatnya Freud, awalnya Jung adalah pengikut setia Freud
tentang Psikoanalisa. Namun kemudian Jung memiliki pandangan yang berbeda, yang
mana awalnya Jung masih tidak percaya dengan pandangan Freud tentang ide terapi
penyembuhan dengan terapi bicara untuk dapat menganalisa kejiwaan karena Freud
tidak memberikan prosedur terkait penyembuhan tersebut. Jung kemudian berinisiatif
dan berencana untuk menggunakan metode eksperimental untuk penyembuhan
dengan terapi wicara sesuai dengan pandangan Freud tersebut. Jung juga meragukan
pandangan Freud mengenai pentingnya seksualitas, yang mana Freud lebih berfokus
pada masa lalu atau pengalaman dari masa lalu pasien yang menurut Freud hal itu
merupakan suatu kebenaran.

Karena Jung mengetahui bahwa Sabina Spielrein memiliki cita-cita menjadi


seorang Dokter, Jung kemudian memberikan pekerjaan kepada Sabina Spielrein untuk
membantu penelitiannya. Dimana pada saat Jung sedang melakukan pengetesan
dengan seorang pasien, Jung meminta Sabina Spielrein untuk membantunya dalam
mengembangkan riset yang sedang dilakukannya. Dalam film tersebut terlihat bahwa
Jung memunculkan kata demi kata yang kemudian dijawab dengan spontan oleh
pasiennya tersebut, setelah tes tersebut berakhir Jung meminta hasil observasi awal
yang dilakukan oleh Sabina Spielrein, Sabina Spielrein mengatakan bahwa hal yang
paling dipikirkan oleh pasien tersebut adalah kehamilannya, bayinya, dan khawatir
bahwa dirinya akan kehilangan perhatian dari suaminya. Hal tersebut diketahui
Sabina Spielrein dari reaksi yang lama pada saat pasien merespon kata “keluarga” dan
“perceraian” dan pada saat Jung mengatakan kata “tutup” pasien merespon dengan
kata “pakaian” hal itu menunjuk pada kontrasepsi.

Dari hal ini terlihat bahwa, untuk melakukan penyembuhan terhadap


permasalahan Sabina Spielrein, Jung tidak hanya berfokus pada permasalahan
pengalaman masa lalu nya Sabina Spielrein tetapi juga berusaha untuk mencoba
mengantisipasi keinginan, dan tujuan masa depan Sabina Spielrein.

2. ASPEK EPISTIMOLOGIS

Epistemologi adalah nama lain dari logika material atau logika mayor yang
membahas dari isi pikiran manusia, yaitu pengetahuan. Epistemologi merupakan studi
tentang pengetahuan, bagaimana mengetahui benda-benda. Pengetahuan ini berusaha
menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti: cara manusia memperoleh dan menangkap
pengetahuan dan jenis-jenis pengetahuan. Menurut epistemologi, setiap pengetahuan
manusia merupakan hasil dari pemeriksaan dan penyelidikan benda hingga akhirnya
diketahui manusia. Dengan demikian epistemologi ini membahas sumber, proses,
syarat, batas fasilitas, dan hakekat pengetahuan yang memberikan kepercayaan dan
jaminan bagi guru bahwa ia memberikan kebenaran kepada murid-muridnya
(Suminar. T, 2019).

Metode yang digunakan Carl Gustav Jung dan Sigmund Freud dalam
memecahkan problem adalah dengan menggunakan terapi wicara. Namun, yang
membedakan pandangan antara keduanya adalah terletak pada:

Pandangan Sigmund Freud Pandangan Carl Gustav Jung


Pentingnya Seksualitas Kebutuhan seks setara dengan kebutuhan
manusia lainnya, seperti makan, kebutuhan
spiritual dan pengalaman religius.
Tingkah laku manusia dipicu oleh pengalaman Tingkah laku manusia tidak hanya dipicu oleh
masa lalu. masa lalu tetapi juga oleh pandangan orang
tentang masa depan, tujuan dan aspirasinya.

Carl Gustav Jung pada awalnya masih tidak percaya dengan pandangan Freud
tentang ide terapi penyembuhan dengan terapi bicara untuk dapat menganalisa
kejiwaan karena Freud tidak memberikan prosedur terkait penyembuhan tersebut.
Jung juga meragukan pandangan Freud mengenai pentingnya seksualitas, yang mana
Freud lebih berfokus pada pengalaman masa lalu pasien yang menurut Freud hal itu
merupakan suatu kebenaran. Untuk mencari kebenaran dari apa yang ia ragukan
tersebut, ia akhirnya melakukan metode eksperimental kepada pasiennya yaitu Sabina
Spielrein seperti yang sudah dipaparkan pada aspek ontologis diatas.

3. ASPEK AKSIOLOGIS

Aksiologi adalah bidang yang menyelidiki nilai-nilai (value) dan moral


(Suminar. T, 2019).

Persoalan moral yang dapat diambil dari film “Dangerous Method (2011)” ini
adalah ketika Dr. Otto Gross bertemu dengan Carl Gustav Jung dan mulai menghasut
Jung untuk bercumbu dan berhubungan seksual dengan pasiennya. Sabrina kemudian
juga mulai mengacaukan pikiran Jung yang mana Sabina Spielrein mengatakan bahwa
subjek yang ia pelajari adalah berdasarkan pada seksualitas, jadi secara alami
kesadaran Sabina Spielrein dipengaruhi oleh fakta bahwa ia tidak memiliki
pengalaman seksual sehingga gangguan kejiwaan tersebut dialami oleh dirinya
(Sabina Spielrein).

Jung yang awalnya menolak pandangan Dr. Otto Gross dan Sabina Spielrein
tersebut akhirnya terpengaruh dan mulai melakukan hubungan seksual dengan Sabina
Spielrein terus menerus. Meskipun pada akhirnya, Jung mulai menyesali perbuatan
tersebut dan mencoba untuk memberitahukan Sabina Spielrein bahwa mereka
seharusnya berhenti karena Jung sudah menikah, namun Sabina Spielrein menolak
dan kembali mempengaruhi pikiran Jung dan meminta Jung untuk menghukum dan
menyakitinya. Jung kemudian tetap menyetujui dan menyakiti Sabina Spielrein yang
membuat gairah seksual Sabina Spielrein meningkat. Jung berkali-kali mulai merasa
bersalah, terperangkap dan menjebak dirinya sendiri dalam perasaan emosi seksual
tersebut. Jung mengingatkan Sabina Spielrein bahwa apa yang ia lakukan adalah
kebutuhan cinta untuk menyembuhkan sakit yang dialami oleh Sabina Spielrein. Ia
menyadari bahwa ia sudah merusak salah satu aturan dasar dari profesinya dan dia
tidak bisa memaafkan dirinya sndiri karena sudah melewati batas. Dari sini dapat
digambarkan bahwa Jung mengalami dilema yang berkepanjangan, di satu sisi dia
merasa menyukai Sabina Spielrein, namun disisi lain, hal tersebut melanggar etika.

Persoalan moral dalam film “Dangerous Method (2011)” ini juga berkaitan
dengan kode Etika Profesi seperti Kode Etik Profesi Psikologi yang mana dalam film
ini Jung telah melanggar kode etik keprofesiannya karena tidak etis jika seorang
terapis menjalin hubungan dengan kliennya dengan alasan pengobatan dan alasan
yang lainnya dan ditambah lagi bahwa pada saat itu Jung sudah memiliki istri. Dalam
hal ini, Jung telah melakukan pelanggaran kode etik dalam beberapa pasal yaitu:

Pasal 11 “Masalah dan Konflik Personal”


1) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi menyadari bahwa masalah dan konflik
pribadi mereka akan dapat mempengaruhi efektifitas kerja. Dalam hal ini Psikolog
dan/atau Ilmuwan Psikologi mampu menahan diri dari tindakan yang dapat
merugikan pengguna layanan psikologi serta pihak-pihak lain, sebagai akibat dari
masalah dan/atau konflik pribadi tersebut.
2) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi berkewajiban untuk waspada terhadap
tanda-tanda adanya masalah dan konflik pribadi, bila hal ini terjadi sesegera
mungkin mencari bantuan atau melakukan konsultasi profesional untuk dapat
kembali menjalankan pekerjaannya secara profesional. Psikolog dan/atau Ilmuwan
Psikologi harus menentukan akan membatasi, menangguhkan, atau menghentikan
kewajiban layanan psikologi tersebut.

Pasal 14 “Pelecehan”
1) Pelecehan Seksual Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi dalam penerapan
keilmuannya tidak terlibat dalam pelecehan seksual. Tercakup dalam pengertian ini
adalah permintaan hubungan seks, cumbuan fisik, perilaku verbal atau non verbal
yang bersifat seksual, yang terjadi dalam kaitannya dengan kegiatan atau peran
sebagai Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi. Pelecehan seksual dapat terdiri dari
satu perilaku yang intens/parah, atau perilaku yang berulang, bertahan/sangat
meresap, serta menimbulkan trauma. Perilaku yang dimaksud dalam pengertian ini
adalah tindakan atau perbuatan yang dianggap:
(a) tidak dikehendaki, tidak sopan, dapat menimbulkan sakit hati atau dapat
menimbulkan suasana tidak nyaman, rasa takut, mengandung permusuhan yang
dalam hal ini Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi mengetahui atau diberitahu
mengenai hal tersebut atau
(c) sepatutnya menghindari hal-hal yang secara nalar merugikan atau patut diduga
dapat merugikan pengguna layanan psikologi atau pihak lain.

Pasal 17 “Konflik Kepentingan”


Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi menghindar dari melakukan peran profesional
apabila kepentingan pribadi, ilmiah, profesional, hukum, finansial, kepentingan atau
hubungan lain diperkirakan akan merusak objektivitas, kompetensi, atau efektivitas
mereka dalam menjalankan fungsi sebagai Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi atau
berdampak buruk bagi pengguna layanan psikologi serta pihak-pihak yang terkait
dengan pengguna layanan psikologi tersebut

Pasal 18 “Eksploitasi”
Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi tidak melakukan hal-hal yang dianggap
mengandung unsur eksploitasi, yaitu:
c) Pemanfaatan atau eksploitasi atau terlibat dalam hal-hal yang mengarah pada hu-
bungan seksual dengan pengguna layanan psikologi.
Hubungan sebagaimana tercantum pada (1) dan (2) harus dihindari karena sangat
mempengaruhi penilaian masyarakat pada Psikolog dan/atau Ilmu-wan Psikologi
ataupun mengarah pada eksploitasi.

Hubungan antara Jung dan Sabina Spielrein ini sudah diketahui oleh orang tua
Sabina Spielrein yang terlihat dari surat yang dikirimkan oleh ibunya yang
menginginkan agar anaknya (Sabina Spielrein) tidak lagi dirawat oleh Jung.
Seharusnya dalam kondisi dan situasi seperti ini, Jung mampu mengambil tindakan
yang efektif seperti pada pasal berikut:

Pasal 22 “Pengalihan dan Penghentian Layanan Psikologi”


Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi menyadari pentingnya perencanaan kegiatan
dan menyiapkan langkah-langkah yang perlu dilakukan bila terjadi Indonesiahal-hal
yang dapat menyebabkan pelayanan psikologi mengalami penghentian, terpaksa
dihen-tikan atau dialihkan kepada pihak lain. Sebelum layanan psikologi dialihkan
atau dihentikan pe-layanan tersebut dengan alasan apapun, hendaknya dibahas
bersama antara Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi dengan penerima layanan
psikologi ke-cuali kondisinya tidak memungkinkan.
(2) Penghentian layanan: Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi harus menghentikan
layanan psikologi apabila:
b) Ketergantungan dari pengguna layanan psikologi maupun orang yang menjalani
pemeriksaan terhadap Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi yang bersangkutan
sehingga timbul perasaan tak nyaman atau tidak sehat pada salah satu atau kedua
belah pihak.

Selain itu, persoalan moral yang juga dapat diambil dari film “Dangerous
Method (2011)” ini adalah hubungan antara Carl Gustav Jung dan Sigmund Freud,
yang mana Sigmund Freud sempat memberikan masukan kepada Jung agar tidak
terjebak asmara dengan klien karena akan menjatuhkan reputasinya sebagai seorang
psikiater muda.

Selain itu, Sabina Spielrein juga sempat mengirimkan surat yang ditujukan
untuk Freud terkait dengan permasalahan hubungan emosionalnya dengan Jung,
namun Freud sebagai teman dekatnya Jung mencoba untuk mempercayai Jung dan
meminta Sabina Spielrein untuk mempertimbangkan bahwa perasaan tersebut
bukanlah suatu solusi terbaik dan seharusnya tidak ada campur tangan pihak ketiga
dan Freud tidak ingin terlibat akan hal tersebut. Hal ini dapat menggambarkan
bagaimana Freud sangat mengasihi Jung. Meskipun, pada akhirnya Jung mengakui
kesalahannya terkait hubungan emosionalnya dengan pasiennya (Sabina Spielrein)
dan dikeluarkan dari rumah sakit akibat skandal tersebut.

Terkait hubungan baik antara Sigmund Freud dan Carl Gustav Jung ini dapat
merujuk pada buku kode etik psikologi pasal 19.

Pasal 19 “Hubungan Profesional”


Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi memiliki dua jenis bentuk hubungan profesional
yaitu hubungan antar profesi yaitu dengan sesama Psikolog dan/atau Ilmuwan
Psikologi serta hubungan dengan profesi lain.
(1) Hubungan antar profesi
a) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi wajib menghargai, menghormati dan menjaga
hak-hak serta nama baik rekan profesinya, yaitu sejawat akademisi Psikolog dan/atau
Ilmuwan Psikologi.
c) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi wajib mengingatkan rekan profesinya dalam
rangka mencegah terjadinya pelanggaran kode etik psikologi
DAFTAR PUSTAKA:

Ahmadi, Anas . (2019). Psikologi Jungian, Film, Sastra. Temalitera : Surabaya.


Alwisol. (2009). Psikologi Kepribadian, Edisi Revisi. UMM Press: Malang.
Himpsi. (2010). Kode Etik Psikologi Indonesia. Jakarta: Pengurus Pusat Himpunan Psikologi
Indonesia
Suminar, T. (2019) Tinjauan Filsafat (Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi Manajemen
Pembelajaran Berbasis Teori Sibernetik. 13(02).

Anda mungkin juga menyukai