Dasar Dasar Ekologi Minggu II
Dasar Dasar Ekologi Minggu II
Cara lain untuk menyatakan konsep yang sama adalah ‘sifat yang
tidak dapat direduksi’–-ada sifat menyeluruh yang tidak dapat
direduksi ke jumlah sifat-sifat bagian-bagian. Penemuan terdahulu
pada suatu tingkatan membantu mempelajari tingkatan berikutnya,
tidak pernah dijelaskan secara sempurna fenomena yang terjadi
pada tingkatan berikutnya, yang harus dipelajari sendiri untuk
mendapatkan gambaran yang lengkap.
Bila dianggap kedua sifat emergen dan homeostasis meningkat yang berkembang
pada setiap tingkatan, maka tidak semua bagian-bagian dari komponen harus dikenal
sebelum keseluruhannya dapat dipahami. Ini suatu poin penting, karena beberapa
yang berpendapat bahwa ini kurang berguna untuk mencoba bekerja pada populasi
dan komunitas kompleks bila unit-unit yang lebih kecil tidak dipahami sepenuhnya.
Justru sebaliknya, seseorang dapat memulai mempelajari pada setiap titik dalam
spektrum, dengan syarat tingkatan berdekatan, dan juga tingkatan yang dipelajari
dipertimbangkan, seperti telah dikemukakan bahwa beberapa atribut dapat diprediksi
dari bagian-bagiannya (sifat kolektif), tapi yang lainnya tidak bisa (sifat emergen).
Tapi beberapa tahun lalu sudah ada usaha untuk menilai jasa ekosistem
dunia dan modal alam dalam istilah moneter. Costanza, d’Arge et al (1977)
menduga nilai tersebut antara 16-54 triliun $ US per tahun untuk seluruh
biosfer, dengan rata- rata 33 triliun $ US per tahun. Sehingga sangat arif
untuk memproteksi lingkungan alam, baik secara ekologi maupun ekonomi
karena dapat memberikan keuntungan dan jasa kepada masyarakat.
Disipliner Reduksionisme untuk Transdisipliner Holisme
E.P Odum (1977) dalam makalahnya yang berjudul ‘The Emergence of Ecology as a
New Integrative Discipline’ menulis bahwa ekologi telah menjadi disiplin holistik baru,
berakar pada biologi, fisika, dan ilmu sosial, dari pada sekedar subdisiplin biologi.
Sehingga tujuan ekologi adalah untuk mengkaitkan ilmu alam dan sosial. Perlu
dicatat bahwa kebanyakan pendekatan disiplin dan disipliner berbasis pada peningkatan
spesialisasi dalam isolasi (Gambar 1-3).
2. SYNECOLOGY:
EKOLOGI YANG MENGKAJI BERBAGAI KELOMPOK ORGANISME
SEBAGAI SUATU KESATUAN YANG SALING BERINTERAKSI
DALAM SUATU DAERAH TERTENTU.. SELAIN TIU SERING PULA
DIDENGAN ISTILAH EKOLOGI JENIS, EKOLOGI POPULASI,
EKOLOGI KOMUNITAS DAN EKOLOGI EKOSISTEM. NAMUN
ISTILAH INI TIDAK LAGI BANYAK DIGUNAKAN
PEMBAGIAN EKOLOGI (LJT)