Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makhluk hidup di alam ini menempati tempat-tempat tertentu sesuai dengan
habitatnya. Ada yang hidup di air, di tanah atau darat, maupun di udara. Makhluk
hidup akan menjalin hubungan saling ketergantungan antar makhluk hidup di
dalam komunitas. Selain itu, makhluk hidup juga akan menjalin hubungan dengan
lingkungannya. Makhluk hidup sangat bergantung kepada lingkungan. Hubungan
antara makhluk hidup dengan lingkungannya akan membentuk ekosistem.
Ekosistem merupakan tempat berlangsungnya hubungan antara makhluk hidup
dengan lingkungannya. Oleh karena itu, sangat perlu memahami konsep tentang
ekosistem, komponennya dan cara untuk menjaga dan melestarikannya agar
makhluk hidup dan lingkungannya dapat tetap melangsungkan hidupnya.
Berdasarkan hal tersebut penulis akan memaparkan lebih lanjut mengenai
ekosistem pada makalah yang berjudul Ekosistem

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini sebagai berikut.
1. Apa itu ekosistem ?
2. Bagaimanakah konsep ekosistem ?
3. Apa saja komponen ekosistem ?
4. Bagaimanakah produktivitas dan efisiensi produksi pada ekosistem ?
5. Bagaimana aliran energy dalam ekosistem ?
6. Apa sajakah macam-macam ekositem ?

C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut.
1. Memaparkan definisi ekosistem.
2. Memaparkan konsep ekosistem.
3. Memaarkan komponen ekosistem.
4. Memaparkan produktivitas dan efisiensi produksi pada ekosistem.
5. Memaparkan aliran energi dalam ekosistem.
6. Memaparkan macam-macam ekosistem.
BAB II

1
PEMBAHASAN

A. Definisi Ekosistem.
Pengertian ekosistem pertama kali dikemukakan oleh seorang ahli ekologi
berkebangsaan Inggris bernama A.G.Tansley pada tahun 1935, walaupun konsep
itu bukan merupakan konsep yang baru.Sebelum akhir tahun 1800-an, pernyataan-
pernyataan resmi tentang istilah dan konsep yang berkaitan dengan ekosistam
mulai terbit cukup menarik dalam literatur-literatur ekologi di Amerika, Eropa, dan
Rusia (Odum, 1993).Beberapa pengertian tentang ekosistem, diuraikan sebagai
berikut:
1. Tansley (1935) menyatakan Ekosistem yaitu suatu unit ekologi (an ecological
unit) yang didalamnya terdapat struktur dan fungsi. Struktur yang dimaksudkan
dalam definisi ekosistem tersebut adalah berhubungan dengan keanekaragaman
spesies (species diversity). Pada ekosistem yang strukturnya kompleks, maka
akan memiliki keanekaragaman spesies yang tinggi. Adapun fungsi yang
dimaksudkan dalam pengertian ekosistem menurut A. G. Tansley adalah
berhubungan dengan siklus materi dan arus energi melalui komponen
komponen ekosistem.
2. Odum (1993) berpendapat bahwa ekosistem adalah unit fungsional dasar dalam
ekologi yang di dalamnya tercakup organisme dan lingkungannya (lingkungan
biotik dan abiotik) dan di antara keduanya saling memengaruhi. Ekosistem
dikatakan sebagai suatu unit fungsional dasar dalam ekologi karena merupakan
satuan terkecil yang memiliki komponen secara lengkap, memiliki relung
ekologi secara lengkap, serta terdapat proses ekologi secara lengkap, sehingga
dalam unit ini siklus materi dan arus energi terjadi sesuai dengan kondisi
ekosistemnya.
3. Berdasarkan UU Lingkungan Hidup nomor 32 tahun 2009, ekosistem
merupakan tatatan kesatuan cara yang utuh menyeluruh antara segenap unsur
lingkungan hidup yang saling mempengaruhi. Unsur unsur lingkungan hidup
baik unsur biotik maupun abiotik, baik makhluk hidup maupun benda mati,
semuanya tersusun sebagai satu kesatuan dalam ekosistem yang masing masing
tidak bisa berdiri sendiri, tidak bisa hidup sendiri, melainkan saling
berhubungan, saling mempengaruhi, saling berinteraksi, sehingga tidak dapat
dipisah-pisahkan.

2
B. Konsep Ekosistem.
1. Sejarah Ekosistem
Istilah "ekosistem" pertama kali diciptakan oleh Roy Clapham pada tahun
1930, tapi ahli ekologi Arthur Tansley yang sepenuhnya mendefinisikan konsep
ekosistem. Dalam artikel klasiknya tahun 1935, Tansley didefinisikan ekosistem
sebagai "Seluruh sistem, termasuk tidak hanya organisme-kompleks, tapi juga
seluruh kompleks faktor fisik membentuk apa yang kita sebut lingkungan"
(Tansley, 1935).

Sebelumnya, pengertian ekosistem disamakan dengan pengertian


Bioconenosis oleh seorang dari jerman bernama Karl Mobius. S.A. Forbes (1887)
menulis tentang mikrokosmos yang juga mempunyai definisi yang sama dengan
pengertian ekosistem. Ekosistem juga diartikan sebagai holocoen oleh Friedrichs
(1930), dan pada tahun 1935 ekosistem tercipta oleh A.G. Tansley. Pada tahun
1939, Thienemann menggunakan kata ekosistem sebagai biosistem, pada 1942
Lindeman mengungkapkan sebuah ekosistem adalah seluruh system biologi yang
terdiri dari proses-proses fisika, kimia dan biologi yang terdapat pada seluruh unit
ruang dan waktu. Vernadsky (1944) menggunakan istilah bioenert body, selang
beberapa tahun kemudian Woodbury (1954) Pengertian Ekosistem adalah tatanan
kesatuan secara kompleks di dalamnya terdapat habitat, tumbuhan dan binatang
yang dipertimbangkan sebagai unit kesatuan secara utuh, sehingga semuanya akan
menjadi bagian mata rantai siklus materi dan aliran energi. Setelah itu pada tahun
1962 Whittaker mengusulkan ekosistem merupakan sistem fungsional berupa
kumpulan-kumpulan organisme (hewan, tumbuhan, saproba) yang saling
berinteraksi dan lingkungannya. Pada tahun 1993 ekosistem dikemukakan kembali
oleh Odum bahwa Ekosistem adalah unit fungsional dasar dalam ekologi yang di
dalamnya tercakup organisme dan lingkungannya (lingkungan biotik dan abiotik)
dan di antara keduanya saling memengaruhi.

Eugene Odum pada tahun 1993 menghubungkan ekosistem dengan materi dan
energi yang terlibat di dalamnya.Sehingga menurutnya, ekosistem adalah unit
fungsional dasar dalam ekologi yang di dalamnya tercakup organisme dan

3
lingkungannya (lingkungan biotik dan abiotik) dan di antara keduanya saling
memengaruhi. Ekosistem dikatakan sebagai suatu unit fungsional dasar dalam
ekologi karena merupakan satuan terkecil yang memiliki komponen secara
lengkap, memiliki relung ekologi secara lengkap, serta terdapat proses ekologi
secara lengkap, sehingga dalam unit ini siklus materi dan arus energi terjadi
sesuai dengan kondisi ekosistemnya (Odum, 1993).
2. Perkembangan Ekosistem
Perkembangan ekosistem selalu dimulai pada tingkat paling bawah yaitu
tingkat perkembangan spesies di mana spesies harus mampu berkembang dan
berupaya meningkatkan daya adaptasinya terhadap keterbatasan sumber daya alam
yang ada dan pengaruh faktor-faktor pembatas lainnya, setelah itu diikuti dengan
perkembangan komunitas.Secara alamiah suatu komunitas yang berada dalam
ekosistem selalu mengalami perubahan baik pada tingkat kepadatan komunitas
penyusunnya maupun pada aspek fisik pembatas yang secara langsung maupun
tidak langsung dapat mempengaruhi kehidupan organisme di dalamnya (Odum,
1993).
Terdapat tiga hal pokok yang saling terkait dan ikut mempengaruhi lajunya
perkembangan ekosistem, yakni ketersediaan sumber daya, faktor pembatas fisik,
dan kemampuan organisme.Khusus mengenai ketersediaan sumber daya, dalam
hal ini makanan/energi diberikan penekanan tersendiri karena dapat mengarah
pada kesempatan kenaikan biomassa (Utomo & Rizal, 2006).
Apabila laju total fotosintesis lebih besar dari laju total respirasi maka dapat
memungkinkan kesempatan kenaikan biomassa, dan ini disebut suksesi autotropik.
Sebaliknya apabila laju total fotosintesis lebih kecil dari laju total respirasi maka
hanya akan memanfaatkan energi yang sudah ada dengan pembentukan relung-
relung ekologi yang baru, dan ini disebut suksesi heterotropik (Utomo & Rizal,
2006).
Suksesi, pada tingkat perkembangan akhir akan terbentuk puncak di mana
terdapat keseimbangan ekologi biomassa maksimum dengan pola-pola simbiose
yang berlangsung di dalamnya berjalan secara alami pula. Jadi, perkembangan
ekosistem tidak pernah merupakan hasil perkembangan yang terjadi begitu saja,
dalam arti terjadi langsung keseimbangan ekologi pada suatu kawasan yang baru

4
terbentuk. Dibutuhkan satuan waktu tertentu bagi organisme yang mempunyai
kemampuan adaptasi untuk dapat mencapai suatu tatanan keseimbangan ekologi
(Syafei, 1990).
Perkembangan ekosistem menuju klimaks ekologi ataupun keseimbangan
ekosistem, selalu diikuti dengan perkembangan berupa perubahan-perubahan dari
segala sesuatu yang berkaitan dengan tata kehidupan organisme yang ada di dalam
ekosistem tersebut.Adanya kecenderungan terjadinya perubahan-perubahan dalam
perkembangan ekosistem disebabkan karena adanya persesuaian atau adaptasi dari
organisme yang ada di dalamnya terhadap lingkungan fisik dan biotik setempat.
Hanya organisme yang mampu beradaptasi (mampu melakukan kompensasi
terhadap faktor pembatas fisik lingkungannya) yang dapat terus bertahan hidup
meskipun harus "menciptakan" suatu relung ekologi tersendiri (Odum, 1993).
Perkembangan ekosistem sering dikenal sebagai suksesi ekologi. Suksesi
merupakan suatu proses pengorganisasian sendiri dimana ekosistem
mengembangkan struktur dan proses dari energi yang tersedia. Suksesi meliputi
baik pertumbuhan atau retrogesi, perubahan organisasional desain dari yang baru
dan program-program adaptasi yang berulang didorong oleh simpanan-simpanan
awal, tetapi kemudian suksesi beradaptasi kepada sumber-sumber yang dapat
diperbaharui (Odum, 1993).
Suksesi disebabkan dinamika individu-individu didalam ekosistem karena
mereka berinteraksi satu sama lain dan dengan lingkungan fisis. Perubahan
langsung dalam komposisi species timbul ketika individu-individu dari species
lain pada waktu indivisu pertama (Syafei, 1990). Suksesi dalam prosesnya terbagi
menjadi 2 yaitu primer dan sekunder.
a) Suksesi Primer
Suksesi primer adalah suksesi yang terjadi pada lahan atau wilayah yang mula-
mula tidak bervegetasi atau lahan yang pernah bervegetasi, tetapi mengalami
gangguan berat hingga komunitas asal hilang secara total atau tidak ada lagi
kehidupan. Gangguan berat tersebut antara lain letusan gunung berapi, gempa
bumi, tanah longsor, endapan lumpur di muara sungai, endapan pasir di pantai, dan
meluapnya lumpur panas. Substrat atau habitat baru yang terbentuk akibat
gangguan berat tersebut, kemudian berangsur-angsur mengalami perkembangan ke

5
arah terbentuknya komunitas baru yang lebih kompleks, hingga mencapai
komunitas klimaks yang memiliki keseimbangan lingkungan yang dinamis.
b) Suksesi Sekunder
Suksesi sekunder adalah suksesi yang terjadi pada lahan atau wilayah yang
pada awalnya telah bervegetasi sempurna, kemudian mengalami kerusakan, tetapi
tidak sampai menghilangkan komunitas asal secara total. Pada suksesi primer,
vegetasi dan bakal kehidupan lainnya berasal dari luar habitat asli. Sementara pada
suksesi sekunder, vegetasi dan bakal kehidupan lainnya berasal dari habitatnya
sendiri dan sebagian lainnya berasal dan luar.

C. Komponen Ekosistem
Komponen-komponen ekosistem antara lain adalah (Odum, 1993):
1. Senyawa-senyawa anorganik (C, N, CO2, H2O, O2, dan sebagainya) yang
terlibat didalam daur-daur bahan.
2. Senyawa-senyawa organik (protein, karbohidrat, lemak, dan sebagainya) yang
menghubungkan biotik dan abiotik.
3. Rezim iklim (temperatur dan faktor-faktor fisik lainnya).
4. Produsen-produsen, organisme-organisme autotrofik, sebagian besar tumbuhan
hijau yang mampu membuat makanan dari senyawa anorganik sederhana
5. Makrokonsumen atau fagotrof-fagotrof organisme-organisme heterotrofik,
terutama binatang-binatang yang mencernakan organisme-organisme lain atau
butiran-butiran bahan organik
6. Mikrokonsumen sapotrof-sapotrof atau osmotrof, organisme heterotrofik
terutama bakteri dan cendawan yang merombak senyawa-senyawa kompleks
dari protoplasma mati, menghisap sebagian besar dari hasil perombakan , dan
melepaskan bahan makanan anorganik yang dapat digunakan oleh produsen
bersama-sama dengan senyawa-senyawa organik yang memberikan atau
menyediakan sumber energi atau yang mungkin menghambat atau merangsang
komponen biotik lainnya dari ekosistem.
Dilihat dari susunan dan fungsinya, suatu ekosistem tersusun atas komponen
sebagai berikut(Michael, 1990)
1. Komponen autotropik (auto= sendiri, tropikos=menyediakan makanan) yaitu
organisme yang mmpu menyediakan dan mensintesis makanannya sendiri
yang berupa bahan organik dengan bantuan energi cahaya matahari dan

6
klorofil (autotropik) dan energi reaksi kkimia (khemoautotropik). Karena itu
semua organisme yang mengandung klorofil di sebut organisme autotropik.
2. Komponen heterotropik, yaitu organisme yang mampu memanfaatkan hanya
bahan-bahan organik sebagai bahan makanannya, yang telah disentesis dan di
sediakan oleh organisme lain.
3. Bahan tak hidup (abiotik)
4. Abiotik adalah bukan mahluk hidup atau komponen tak hidup.Komponen
abiotik merupakan komponen fisik dan kimia tempat hidup mahluk
hidup.Abiotik dapat terdiri berdasarkan beberapa unsur sebagai berikut:
a) Suhu
Suhu atau temperatur adalah derajat energi panas.Sumber utama energi
panas adalah radiasi matahari.suhu merupakan komponen abiotik di udara ,
tanah, air. Suhu sangat diperlukan oleh setiap mahluk hidup, berkaitan dengan
reaksi kimia yang terjadi dalam tubuh makhluk hidup
b) Cahaya
Cahaya merupakan salah satu energi yang bersumber dari radiasi
matahari.cahaya matahari terdiri dari beberapa macam panjang gelombang.
Jenis panjang gelombang, intensitas cahaya, dan lama penyinaran cahaya
matahari dengan panjang gelombang tertentu untuk proses fotosintesis
c) Air
Air terdiri dari molekul-molekul H2O.Air dapat berbentuk padat, cair dan
gas.Di alam, air dapat berbentuk gas berupa uap air. Dalam kehidupan, air
sangat diperlukan oleh makhluk hidup karena sebagian besar tubuhnya
mengandung air
d) Kelembapan
Kelembapan merupakan salah satu komponen abiotik di udara dan
tanah.Kelembapan di udara berarti kandungan uap air di udara, sedangkan
kelembapan di tanah berarti kandungan air dalam tanah.Kelembapan
diperlukan oleh mkhluk hidup agar tubuhnya tidak cepat kering karena
penguapan. Kelembapan yang diperlukan setiap makhluk hidup berbeda-beda
e) Udara
Udara terdiri dari berbagai macam gas, yaitu nitrogen (78,09%), oksigen
(20,93%), karbon dioksida (0,03%) dan gas-gas lainnya. Nitrogen diperklukan
makhluk hidup untuk membentuk protein.Oksigen digunakan mahluk hidup
untuk bernapas. Karbin dioksida digunakan tumbuhan utnuk fotosintesis
f) Garam-garam mineral

7
Garam-garam mineral antara lain ion-ion nitrogen. Fosfat, sulfur,kalsium
dan natrium. Komposisi garam mineral tertentu menentukan sifat tanah dan air
g) Tanah
Tanah merupakan hasil pelapukan batuan yang disebabkan oleh iklim atau
lumut, dan pembusukan bahan organic. Tanah memilki sifat,tekstur dan
kandungan garam mineral tertentu
5. Pengurai (dekomposer) Pengurai adalah organisme heterotrof yang
menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati (bahan organik
kompleks). Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut
dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali
oleh produsen. Termasuk pengurai ini adalah bakteri dan jamur (Michael,
1990).

D. Produktivitas dan Efisiensi Produksi pada Ekosistem.


Sumber energi utama bagi kehidupan adalah cahaya matahari. Energi cahaya
matahari masuk ke dalam komponen biotik melalui produsen (organisme
fotoautotrof) yang diubah menjadi energi kimia tersimpan di dalam senyawa
organik. Energi kimia mengalir dari produsen ke konsumen dari berbagai tingkat
tropik melalui jalur rantai makanan. Energi kimia tersebut digunakan organisme
untuk pertumbuhan dan perkembangan. Kemampuan organisme-organisme dalam
ekosistem untuk menerima dan menyimpan energi dinamakan produktivitas
ekosistem. Produktivitas ekosistem terdiri dari produktivitas primer dan
produktivitas sekunder.
1. Produktivitas primer
Produktivitas primer adalah kecepatan organisme autotrof sebagai produsen
mengubah energi cahaya matahari menjadi energi kimia dalam bentuk bahan
organik. Hanya sebagian kecil energi cahaya yang dapat diserap oleh produsen.
Produktivitas primer berbeda pada setiap ekosistem, yang terbesar ada pada
ekosistem hutan hujan tropis dan ekosistem hutan bakau. Produktifitas primer
dibagi menjadi dua yaitu produktivitas primer kotor (PPk) dan produktivitas
primer bersih (PPB).
a) Produktivitas primer kotor (PPk) adalah seluruh bahan organik yang dihasilkan
dari proses fotosintesis pada organisme fotoautotrof. Lebih kurang 20% dari

8
PPK digunakan oleh organisme fotoautotrof untuk respirasi, tumbuh dan
berkembang.
b) Produktivitas primer bersih (PPB) adalah sisa energi produktifitas primer kotor
yang baru disimpan. Biomassa organisme autotrof (produsen) diperkirakan
mencapai 50%-90% dari seluruh bahan organik hasil fotosintesis. Hal ini
menunjukkan simpanan energi kimia yang dapat ditransfer ke trofik
selanjutnya melalui hubungan makan dimakan dalam ekosistem.
2. Produktivitas sekunder dan Efisiensi ekologi
Produktivitas sekunder (PS) adalah kecepatan organisme heterotrof mengubah
energi kimia dari bahan organik yang dimakan menjadi simpanan energi kimia
baru di dalam tubuhnya. Energi kimia dalam bahan organik yang berpindah dari
produsen ke organisme heterotrof (konsumen primer) dipergunakan untuk aktivitas
hidup dan hanya sebagian yang dapat diubah menjadi energi kimia yang tersimpan
di dalam tubuhnya sebagai produktivitas bersih.
Demikian juga perpindahan energi ke konsumen sekunder dan tersier akan
selalu menjadi berkurang. Perbandingan produktivitas bersih antara trofik dengan
trofik-trofik di atasnya dinamakan efisiensi ekologi. Diperkirakan hanya sekitar
10% energi yang dapat ditransfer sebagai biomassa dari trofik sebelumnya ke
trofik berikutnya
Sumber energi dari suatu ekosistem berasal
dari cahaya matahari, baik secara langsung maupun tidak langsung. Tumbuh
tumbuhan sebagai produsen membutuhkan cahaya tersebut untuk melakukan
proses fotosintesis, dimana sebagian energi tersebut berpindah kepada konsumen I
dan dalam bentuk makanan, selanjutnya berpindah lagi kepada konsumen II dan
III. Jika produsen dan konsumen mati, akan menjadi sampah organik. Sampah
tersebut mengalami pembusukan dari hasil penguraian mikroba tanah sehingga
menjadi humus, sebagian lagi terurai menjadi gas atau mineral. Sampai di sini,
materi yang berupa gas atau mineral dimanfaatkan lagi oleh tumbuhan (produsen).
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa aliran energi berbeda dengan
aliran materi. Aliran materi bersifat siklus, sedangkan aliran energi bersifat
menuju satu arah, yaitu sampai pada tingkat mikroba.

9
E. Aliran Energi dalam Ekosistem.
Menurut Odum (1993) energi didefinisikan sebagai kemampuan untuk
mengerjakan suatu pekerjaan. Perilaku energi dapat dinyatakan dalam hukum-
hukum termodinamika berikut:
1. Hukum termodinamika pertama : menyatakan bahwa energi dapat diubah dari
satu tipe ke tipe yang lain, tetapi tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan.
2. Hukum termodinamika kedua : menyatakan bahwa setiap terjadi perubahan
bentuk energi, pasti terjadi degradasi energi dari bentuk energi yang terpusat
menjadi bentuk energi yang terpencar, dan di dalam proses perubahan energi
selalu melepaskan panas dalam bentuk energi yang tidak dapat digunakan.
Interaksi antara organisme dengan lingkungan dapat terjadi karena adanya
aliran energi. Aliran energi adalah jalur satu arah dari perubahan energi pada suatu
ekosistem. Proses aliran energi antarorganisme dapat terjadi karena adanya proses
makan dan di makan. Proses makan dan dimakan terjadi antara satu kelompok
organisme dengan kelompok organisme lainnya.
Proses pemindahan energi yang terjadi di alam yaitu di dalam ekosistem sering
disebut dengan energitika. Tingkah laku energi di dalam ekosistem dapat
diistilahkan dengan aliran energi sebab transformasi energi yang kita lihat hanya
satu jalur, dan berbeda dengan tingkah laku materi yang berupa siklus materi.
Energi dapat digunakan dengan efisien atau tidak, salah satunya tergantung pada
kualitas gizi yang dikonsumsi karena konsumen dapat mengkonversi sumber
makanan berkualitas tinggi ke jaringan hidup baru yang lebih efisien daripada
sumber makanan berkualitas rendah. Rendahnya transfer energi antara tingkat
trofik membuat pengurai umumnya lebih penting daripada produsen dalam hal
aliran energi. Dekomposer memproses sejumlah besar bahan organik dan
mengembalikan nutrisi ke ekosistem dalam bentuk anorganik, yang kemudian
diambil lagi oleh produsen primer.
Dalam proses makan dan dimakan terjadi proses perpindahan ataupun aliran
energi. Pada awalnya energi matahari mengalir ke tumbuhan hijau dan digunakan
untuk pross fotosintesis. Hasil fotosintesis disimpan sebagai cadangan makanan,
dan dimakan oleh konsumen. Energi akan berpindah dari konsumen yang satu
dengan yang lainnya, jika konsumen puncak mati maka akan diuraikan oleh
bakteri dan jamur menjadi unsur-unsur mineral yang diserap oleh tumbuhan

10
tersebut kembali. Pada proses perpindahan energi dari satu trofik ketingkat trofik
lainnya selalu ada energi yang hilang. Sehingga dapat dikatakan bahwa aliran
energi merupakan rangkaian urutan pemindahan bentuk energi satu ke bentuk
energi yang lain dimulai dari sinar matahari lalu ke produsen, konsumen, sampai
ke pengurai di dalam tanah. Organisme memerlukan energi untuk mendukung
kelangsungan hidupnya, antara lain untuk proses pertumbuhan dan perkembangan,
reproduksi, bergerak, dan metabolisme yang ada dalam tubuh.
Pada setiap tingkat trofik, energi yang dilepaskan ke lingkungan dalam bentuk
panas dapat mencapai 90%. Jadi, hanya 10% dari energi itu yang digunakan untuk
kegiatan hidupnya. Karena itu, semakin jauh energi itu dari sumbernya akan
semakin kecil alirannya. Hal ini disebabkan karena adanya energi yang beralih
dalam bentuk panas tubuh seperti diuraikan tadi. Di dalam ekosistem terjadi
pemborosan energi. juga tampak bahwa energi itu mengalir dari luar (matahari) ke
dalam ekosistem dalam satu alur. Energi tidak daapat berdaur ulang dan tidak
dapat kembali lagi ke matahari. Salah satu sifat yang penting adalah energi dapat
berubah dari satu bentuk ke bentuk lain. Perubahan bentuk energi itu dikenal
sebagai transfofmasi energi. Makhluk hidup mampu melakukan transformasi
energi. Misalnya, dari energi gula diubah menjadi lemak dan protein, yang
kemudian disimpan di dalam jaringan tubuh, atau diubah menjadi energi gerak.

Gambar 1. Aliran energi

F. Macam-macam Ekosistem
Ada dua macam ekosistem yang terbentuk di bumi kita ini, yaitu :
1. Ekosistem alami

11
Ekosistem ini adalah ekosistem yang tercipta dengan sencirinya tanpa ada
campur tangan dari manusia, oleh karena itu lah kita sebut sebagai ekosistem
Alamiah. Contohnya adalah ekosistem laut dan sungai.

Gambar 2. Ekosistem laut

2. Ekosistem buatan
Ekosistem buatan merupakan yang terbentuk dengan adanya campur tangan
manusia, Dibuat kebanyakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Namun
keanekaragaman hayati di sini terbatas, karena bukan itu tujuan dari membuat
ekosistem ini. Contohnya adalah sawah.

Gambar 3. Ekosistem sawah

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Ekosistem adalah suatu proses yang terbentuk karena adanya hubungan timbal
balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya, berupa komponen biotik
dan abiotic.
2. Konsep ekosistem meliputi sejarah ekosistem dan perkembangan ekosistem.
Sejarah ekosistem dimulai dari kemunculan istilah "ekosistem" pertama kali
yang diciptakan oleh Roy Clapham pada tahun 1930. Dan perkembangan
ekosistem dimulai dari tingkat paling bawah dan berlanjut hingga tingkat
ekosistem.
3. Komponen ekosistem adalah komponen abiotic dan komponen biotik.
4. Produktivitas ekosistem terdiri dari produktivitas primer dan produktivitas
sekunder.

13
5. Proses aliran energi antarorganisme dalam suatu ekosistem dapat terjadi karena
adanya proses makan dan di makan.

B. Saran
Ekosistem adalah suatu bagian dari lingkungan yang sanga penting untuk
dijaga keseimbangannya agar kehidupan tetap lestari dan terjaga dari kerusakan.
Pengetahuan mengenai ekosistem perlu ditambah sehingga kita mampu untuk
menjaga keseimbangan ekosistem yang ada. Dalam mempelajari ekosistem
sebaiknya juga memahami konsep populasi, komunitas, maupun interaksi antar
makhluk hidup agar mempermudah membangun pengetahuan mengenai
ekosistem.

14
DAFTAR PUSTAKA
Agarwai, S. K. 2008. Fundamental of Ecology. New Delhi: A P H Publishing
Corporation

Barbour, M. G., J.H. Burk., and W.P. Pitts. 1987. Terrestrial Plant Ecology. The
Benjamin/Cumming Publishing Company Ins, California.

Campbell, N. A., J. B. Reece, L. G. Mitchell. 2002. Biologi (terjemahan), Edisi


kelima Jilid 3. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Chapin, F.S., P. A. Matson., H. A. Mooney. 2002. Principles of Terrestrial Ecosystem


Ecology. Springer. United States of America.

Dharmawan, A. Ibrohim, Hawa T, Suwono, H. Susanto, P. 2004. Ekologi Hewan.


Malang: UM Press

Heddy, Suwasono.dkk. 1996. Prnsip-Prinsip Dasar Ekologi ; Suatu Bahasa Tentang


Kaidah Ekologi dan Penerapannya. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.

Irwan, Zoeraini Djamal.2003. Prinsp-Prinsip Ekologi dan Organisasi Ekosistem


Komunitas & Lingkungan. Jakarta :PT Bumi aksara.

Michael, C. F. 1990. Nutrient Cycling in Tropical Ecosystem.John Wiley and Sons,


New York.

Kendeigh. S.C. 1980. Ecology with special reference to animals and man. New
Jersey : Prentice Hall.

Leksono, Amin Setyo.2007. Ekologi Pendekatan Deskriptif dan Kuantitatif. Malang:


Bayumedia.

Mcnaughton, S.J., L. L. Wolf. 1998. Ekologi Umum (terjemahan), Edisi kedua.


Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.

Odum, E. P. 1977. Ecology.Second Edition.Holt Rinehearat and Winston. London

Odum, E.P. 1993. Dasar-Dasar Ekologi.Jogjakarta :Gajah mada University Press.

Syafei, E.S. 1990. Pengantar Ekologi Tumbuhan. Proyek Pembinaan Tenaga


Kependidikan. FMIPA-ITB.

Tansley, AG. 1935. The use and abuse of vegetational terms and concepts. Ecology.
16 (3): 284307.

15
16

Anda mungkin juga menyukai