Data Pasien
Nama Tn. MA
No. RM 002318221
Jenis Kelamin Laki-Laki
Umur 50 Tahun
Dx Medis ICH Thalamus sinistra, NH, HAP
dengan Gagal Napas on
ventilator,CHF low EF, HT, HHD.
Analisis Data
Data Fokus
No. Hari, Tanggal
Subjektif
Perdarahan intraparenkim
3. tekanan darah 112/66 mmHg thalamus- pedunkulus cerebri
4. tingkat kesadaran menurun, kesadaran DPO, kiri ditandai dengan penurunan
GCS E2M2Vett kesadaran dengan GCS
5. Pola napas ireguler, WOB (+), Gasping E2M2Vett
CT Scan Brain Non Kontras (28/07/22) :
• Perdarahan intraparenkim thalamus- pedunkulus
cerebri kiri, meluas ke intraventrikel lateral kiri,
volume sedikit bertambah
• Infark mesensefalon kiri
• Sinusitis etmoid kanan
Terapeutik:
• Memertahankan kepatenan jalan napas
• Berikan posisi semi fowler atau fowler
• Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan Pasien tidak dapat terkaji, On
ETT
Observasi:
• Monitoring pola napas (frekuensi, kedalaman,
usaha napas)
• Monitoring Bunyi napas tambahan
• Monitoring sputum (jumlah, warna)
Terapeutik :
• Memposisikan pasien semi fowler atau fowler
• melakukan penghisapan lendir (suctioning) < 15
detik
• Melakukan hiperoksigenasi sebelum
penghisapan endotrakeal
Pasien tidak dapat terkaji, On
Kolaborasi: ETT
• kolaborasi pemberian bronkodilator (Ventolin)
Terapeutik:
1. Kompres hangat pada bagian lipatan paha atau
aksila Pasien tidak dapat terkaji, On
ETT
Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian antipiretik (paracetamol)
Terapeutik:
• Memertahankan kepatenan jalan napas
• Berikan posisi semi fowler atau fowler
• Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan Pasien tidak dapat terkaji, On
ETT
Observasi:
• Monitoring pola napas (frekuensi, kedalaman,
usaha napas)
• Monitoring Bunyi napas tambahan
• Monitoring sputum (jumlah, warna)
Terapeutik :
• Memposisikan pasien semi fowler atau fowler
• melakukan penghisapan lendir (suctioning) < 15
detik
• Melakukan hiperoksigenasi sebelum
penghisapan endotrakeal
Pasien tidak dapat terkaji, On
ETT
Kolaborasi:
• kolaborasi pemberian bronkodilator (Ventolin)
Observasi:
1. Monitor suhu tubuh
2. Monitor balance cairan per 6 jam
Terapeutik:
1. Kompres hangat pada bagian lipatan paha atau
aksila Pasien tidak dapat terkaji, On
ETT
Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian antipiretik (paracetamol)
Terapeutik:
• Memertahankan kepatenan jalan napas
• Berikan posisi semi fowler atau fowler Pasien tidak dapat terkaji, On
• Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan ETT
Observasi:
• Monitoring pola napas (frekuensi, kedalaman,
usaha napas)
• Monitoring Bunyi napas tambahan
• Monitoring sputum (jumlah, warna)
Terapeutik :
• Memposisikan pasien semi fowler atau fowler
• melakukan penghisapan lendir (suctioning) < 15
detik Pasien tidak dapat terkaji, On
• Melakukan hiperoksigenasi sebelum ETT
penghisapan endotrakeal
Kolaborasi:
• kolaborasi pemberian bronkodilator (Ventolin)
Terapeutik:
1. Kompres hangat pada bagian lipatan paha atau
aksila Pasien tidak dapat terkaji, On
ETT
Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian antipiretik (paracetamol)
Diagnosa Keperawatan
Hasil
Kolaborasi:
• kolaborasi pemberian
bronkodilator (Ventolin)
Hasil
Objektif Analisa Planning
1. WOB (+), gasping, RR range Masalah Gangguan Ventilasi Intervensi dilanjutkan :
13-19x/mnt, ronchi(+), SPo2 98% spontan belum teratasi Observasi :
2. ditandai dengan penggunaan • Identifikasi adanya kelelahan
pasien diberikan posisi semi fowler otot bantu napas :WOB (+), otot bantu napas
30 derajat 3. gasping • Monitor status respirasi dan
Pasien diberikan alat bantu napas oksigenasi (frekuensi dan
ventilator dengan mode PSIMV, kedalaman napas, penggunaan
PEEP 5, RR 12, PC 6, ps 6, otot bantu napas, bunyi napas
Trigger 2.0, InsTime 1.2, FiO2 tambahan dan status oksigenasi)
70%. menghasilkan minute
Volume 12.7-14.1 ml. Ppeak 13-19 Terapeutik:
cmH20, Range Etco2 4,1-4,4kpa • Pertahankan kepatenan jalan
napas
• Berikan posisi semi fowler atau
fowler
• Berikan oksigenasi sesuai
kebutuhan
1. frekuensi napas range Masalah Bersihan Jalan Intervensi dilanjutkan :
15-19x/m, terpasang ETT napas tidak efektif belum Observasi:
2. terdapat ronchi teratasi, ditandai dengan : • Monitoring pola napas
3.Sputum ETT kuning, kental, 1. Produksi Sputum masih (frekuensi, kedalaman, usaha
produksi banyak.Sputum oral : ada pada ETT dan oral napas)
kecoklatan, cair, produksi banyak 2. terdapat suara napas • Monitoring Bunyi napas
4. pasien tambahan ronchi tambahan
diposisikan semi fowler 30 derajat • Monitoring sputum (jumlah,
5. telah warna)
dilakukan suction : Sputum
kuning , kental, produksi banyak. Terapeutik :
Suction oral : kecoklatan, cair, • Memposisikan pasien semi
produksi banyak fowler atau fowler
6. pasien diberikan • melakukan penghisapan lendir
bronkodilator Ventolin per 8 jam (suctioning) < 15 detik
• Melakukan hiperoksigenasi
sebelum penghisapan
endotrakeal
Kolaborasi:
• kolaborasi pemberian
bronkodilator (Ventolin)
Hasil
Objektif Analisa Planning
1. WOB (+), gasping, RR range Masalah Gangguan Ventilasi Intervensi dilanjutkan :
13-19x/mnt, ronchi(+), SPo2 97% spontan belum teratasi Observasi :
2. ditandai dengan penggunaan • Identifikasi adanya kelelahan
pasien diberikan posisi semi fowler otot bantu napas :WOB (+), otot bantu napas
30 derajat 3. gasping • Monitor status respirasi dan
Pasien diberikan alat bantu napas oksigenasi (frekuensi dan
ventilator dengan mode PSIMV, kedalaman napas, penggunaan
PEEP 5, RR 12, PC 10, ps 10, otot bantu napas, bunyi napas
Trigger 2.0, InsTime 1.2, FiO2 tambahan dan status oksigenasi)
70%. menghasilkan minute
Volume 9.9% L/min. Ppeak 13-19 Terapeutik:
cmH20, Range Etco2 4.4 - 5.8 pa • Pertahankan kepatenan jalan
napas
• Berikan posisi semi fowler atau
fowler
• Berikan oksigenasi sesuai
kebutuhan
Kolaborasi:
1. Kesadaran menurun , GCS Masalah Penurunan •Intervensi
kolaborasi pemberian
dilanjutkan :
E2M2Vett bronkodilator (Ventolin)
kapasitas Adaptif intrakranial 1. Monitoring tingkat kesadaran
2. TD: 92/52 (67) mmHg, belum teratasi, ditandai 2. Monitoring TTV: Suhu,
N:119x/mnt, S:39 C, RR range: dengan : penurunan tekanan darah, denyut nadi,
18-23x/m kesadaran dengan GCS respirasi
3. Pola napas ireguler, WOB (+), E2M2Vett 3. Monitoring status
Gasping, Spo2: 98% dengan alat pernapasan : tingkat oksimetri,
bantu napas Ventilator kedalaman, pola, laju dan usaha
4. Pasien di posisikan ke semi 4. Memposisikan pasien ke semi
fowler fowler
1. Suhu tubuh 39,1 derajat celcius, Masalah Hipertemia belum Intervensi dilanjutkan :
Kulit teraba hangat, N: teratasi ditandai dengan : Observasi:
121x/mnt Suhu tubuh diatas 37,5 C, 1. Monitor suhu tubuh
2. Intake/6 jam:1300 ml, kulit teraba hangat 2. Monitor balance cairan per 6
output/6jam : 950 ml, balance jam
cairan/6 jam: +350 ml dengan on
furosemide 2mg/jam Terapeutik:
3. Dilakukan kompres hangat pada 1. Kompres hangat pada bagian
axila dan paha lipatan paha atau aksila
4. Diberikan paracetamol 4 x 1gr
Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian
antipiretik (paracetamol)