Anda di halaman 1dari 9

Laporan Proyek Akhir Semester

Elektronika Digital

“ Piano Elektronik Menggunakan IC NE555 ”

Dosen Pengampu : Cyntia Widiasari, S.S.T.,M.T


Instruktur : Andi Irwanto Manik, S.S.T

Disusun oleh Kelompok 4 :


M. Rafif Fikri
Nur’aini Maulia Salwatilla

Kelas: 1 TET A

TAHUN PELAJARAN : 2018/2019

POLITEKNIK CALTEX RIAU


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sistem digital merupakan salah satu sistem yang digunakan dalam pemrosesan
sinyal atau data. Sebelum dimulainya era digital, pemrosesan sinyal atau data
dilakukan dengan menggunakan sistem analog. Sistem digital bekerja dengan prinsip
yang jauh berbeda dari sistem analog. Pada sistem ini nilai keluaran yang dihasilkan
adalah pasti, karena suatu nilai dinyatakan oleh sejumlah keluaran yang masing-
masing hanya dapat memiliki dua keadaan, yaitu 0 (padam) atau 1 (menyala) tanpa
ada nilai antara atau nilai tanggung. Kondisi 0 atau 1 dapat dinyatakan dengan sebuah
lampu,relay atau tegangan. Dan sistem digital dapat sangat berguna pada kehidupan
sehari bahkan dalam dunia musik seperti Piano.
Piano dikembangkan dengan menghubungkan multivibrator Astable timer 555
dengan frekuensi variabel ke speaker. Piano adalah alat musik yang luar biasa dan
orang dapat membuatnya dengan murah menggunakan IC NE555. Konsep piano ini
dicapai dengan membuat timer menghasilkan tangga nada. Suara yang berbeda
dihasilkan melalui timer dengan membiarkannya berjalan sebagai mode berlari bebas
atau mode astable atau mode gelombang persegi, dengan opsi keluaran frekuensi
variabel.

B. TUJUAN
1. Mengetahui prinsip kerja IC NE555 pada piano.
2. Menambah wawasan dalam pengaplikasian rangkaian elektronika digital
BAB II
DASAR TEORI

A. IC Timer NE555
IC Timer 555 atau biasa disebut pewaktu 555 merupakan sebuah sirkuit atau
rangkaian terpadu yang digunakan untuk menghasilkan pewaktuan, gelombang
kotak atau multivibrator (sinyal penggetar). IC ini didesain oleh Hans R.
Camenzind pada tahun 1970 dan baru diperkenalkan setelah setahun kemudian
yakni 1971 oleh Signetics. IC ini masih digunakan secara luas dikarenakan
kemudahannya, kemurahannya, dan tingkat stabilitasnya yang baik. Hingga pada
tahun 2008, diperkirakan 1 juta unit diproduksi setiap tahun. IC ini dalam
komponen penyusunnya biasanya terdiri dari 15 resistor, 2 diode, 20 transistor
dalam satu kemasan silikon yang terdiri dari 8 kaki.

Gambar 1. IC NE555
B. Resistor
Resistor merupakan komponen elektronik yang memiliki dua pin dan didesain
untuk mengatur tegangan listrik dan arus listrik. Resistor mempunyai nilai
resistansi (tahanan) tertentu yang dapat memproduksi tegangan listrik di antara
kedua pin dimana nilai tegangan terhadap resistansi tersebut berbanding lurus
dengan arus yang mengalir.

Gambar 2. Resistor
C. Kapasitor
Kondensator atau sering disebut sebagai kapasitor adalah suatu alat yang
dapat menyimpan energi di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan
ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Kondensator memiliki satuan yang
disebut Farad dari nama Michael Faraday. Kondensator juga dikenal sebagai
"kapasitor", tetapi kata "kondensator" masih dipakai hingga saat ini. Pertama
disebut oleh Alessandro Volta seorang ilmuwan Italia pada tahun 1782 (dari
bahasa Itali condensatore), berkenaan dengan kemampuan alat untuk menyimpan
suatu muatan listrik yang tinggi dibanding komponen lainnya. Kebanyakan bahasa
dan negara yang tidak menggunakan bahasa Inggris masih mengacu pada
perkataan bahasa Italia "condensatore", bahasa Prancis condensateur, 
Indonesia dan Jerman Kondensator atau Spanyol Condensador. Kondensator
diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu positif dan negatif serta
memiliki cairan elektrolit dan biasanya berbentuk tabung.

 Lambang kondensator (mempunyai kutub) pada skema elektronika.


Sedangkan jenis yang satunya lagi kebanyakan nilai kapasitasnya lebih
rendah, tidak mempunyai kutub positif atau negatif pada kakinya, kebanyakan
berbentuk bulat pipih berwarna coklat, merah, hijau dan lainnya seperti tablet atau
kancing baju.

 Lambang kapasitor (tidak mempunyai kutub) pada skema elektronika.

Gambar 3. kapasitor
D. Baterai
Baterai (Battery) adalah sebuah alat yang dapat merubah energi kimia yang
disimpannya menjadi energi Listrik yang dapat digunakan oleh suatu perangkat
Elektronik. Hampir semua perangkat elektronik yang portabel seperti Handphone,
Laptop, Senter, ataupun Remote Control menggunakan Baterai sebagai sumber
listriknya. Dengan adanya Baterai, kita tidak perlu menyambungkan kabel listrik
untuk dapat mengaktifkan perangkat elektronik kita sehingga dapat dengan mudah
dibawa kemana-mana. Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita dapat menemui dua
jenis Baterai yaitu Baterai yang hanya dapat dipakai sekali saja (Single Use) dan
Baterai yang dapat di isi ulang (Rechargeable).

Gambar 4. baterai

E. Push Button
Push Button (button switch). Arus listrik akan terhubung hanya saat kita
menekan tombolnya, dan akan terputus saat kita lepas (tidak menekan). Sering
digunakan untuk tombol pada remote, dan juga sensor sentuh pada sebuah robot.

Gambar 5. baterai

F. Speaker
Pengeras suara  atau speaker adalah transduser yang mengubah sinyal elektrik
ke frekuensi audio (suara) dengan cara menggetarkan komponennya yang
berbentuk membran untuk menggetarkan udara sehingga terjadilah gelombang
suara sampai di kendang telinga dan dapat didengar sebagai suara.
Dalam setiap sistem penghasil suara (loud speaker), pengeras suara merupakan
juga menentukan kualitas suara di samping juga peralatan pengolah suara
sebelumnya yang masih berbentuk listrik dalam rangkaian penguat amplifier.
Sistem pada pengeras suara adalah suatu komponen yang mengubah kode
sinyal elektronik terakhir menjadi gerakan mekanik. Dalam penyimpan suara pada
kepingan CD, pita magnetik tape, dan kepingan DVD, dapat direproduksi oleh
pengeras suara loud speaker yang dapat didengar. Pengeras suara adalah sebuah
teknologi yang memberikan dampak yang sangat besar terhadap budaya.

Gambar 6. speaker

G. Potensiometer
Potensiometer adalah resistor tiga terminal dengan sambungan geser yang
membentuk pembagi tegangan dapat disetel. Potensiometer berperan sebagai
resistor variabel atau Rheostat. Potensiometer biasanya digunakan untuk
mengendalikan peranti elektronik seperti pengendali suara pada penguat.
Potensiometer jarang digunakan untuk mengendalikan daya tinggi (lebih dari
1 Watt) secara langsung. Potensiometer digunakan untuk menyetel taraf isyarat
analog (misalnya pengendali suara pada peranti audio), dan sebagai pengendali
masukan untuk sirkuit elektronik.
Potensiometer yang digunakan sebagai pengendali volume kadang-kadang
dilengkapi dengan sakelar yang terintegrasi, sehingga potensiometer membuka
sakelar saat penyapu berada pada posisi terendah.

Gambar 7. potensiometer
BAB III
PERANCANGAN

A. CARA KERJA
Gambar yang ditunjukkan di bawah ini adalah generator gelombang persegi
belaka. Dalam rumus ketiga dapat dilihat bahwa frekuensi gelombang kuadrat
keluaran berbanding terbalik dengan R2 (dalam sirkuit piano itu adalah jaringan
tombol). Jadi jika R2 meningkatkan frekuensi berkurang. Frekuensi yang berubah
ini dengan resistensi yang berubah ketika terhubung ke speaker kami
mendapatkan suara yang berbeda.

Gambar di atas ini menunjukkan diagram sirkuit piano atau ASTABLE


dengan frekuensi yang berbeda. Dalam rangkaian ini pertimbangkan sebuah case,
tombol pertama dari kiri ditekan, resistansi antara pin7 dan pin6 sama dengan
(100 + POT resistance). Sebagai contoh pertimbangkan frekuensi yang dihasilkan
di sini adalah 1KHz gelombang persegi dan jadi kami mendapatkan nada.
Sekarang jika yang kedua dari kiri ditekan, resistansi antara pin7 dan pin6 berjalan
sebagai (100 + resistan Pot + 10K resistansi), sekarang di sini frekuensi
gelombang persegi yang dihasilkan berbeda dari yang pertama karena resistansi
efektif telah berubah antara pin7 dan 6. Dengan perubahan frekuensi gelombang
persegi ini, kami mendapatkan nada yang berbeda dengan yang pertama.
Beginilah cara setiap tombol diatur di sirkuit.

Jadi setiap kali tombol ditekan jumlah resistensi yang berbeda terhubung
untuk menghasilkan gelombang persegi frekuensi yang berbeda dan jadi kami
mendapatkan nada yang berbeda untuk tombol yang berbeda. Konsep ini
digunakan untuk menghasilkan seluruh kombinasi nada dari piano.

Untuk membuatnya lebih menarik (dan dapat digunakan juga), jumlah


nada di sirkuit piano ini dapat ditingkatkan dengan menghubungkan lebih banyak
konfigurasi tombol resistor. Jadi kita bisa mendapatkan lebih dari tujuh nada
tergantung pada satu pilihan.

Potensiometer adalah untuk menyesuaikan nada yang baik. Resistor 10K


dapat diganti dengan segala jenis hambatan tergantung pada kenyamanan.

B. GAMBAR RANGKAIAN

Gambar 7. Gambar rangkaian piano


C. ALAT DAN PERLATAN
1. Baterai +9V 1 buah
2. Socket baterai 1 buah
3. IC NE555 1 buah
4. Resistor 100Ω 1 buah
5. Resistor 10 KΩ 7 buah
6. Resistor 2K2Ω 1 buah
7. Potensiometer 100 KΩ 1 buah
8. Kapasitor 10µF 1 buah
9. Kapasitor 100nF 1 buah
10. Button 8 buah
11. Speaker ( 8Ω,0.5Watt) 1 buah
12. PCB Matriks 1 buah

D. ANGGARAN

No Komponen Harga Satuan Jumlah Harga Total


1. Baterai +9V Rp 15.000 1 buah Rp 15.000
2. Socket baterai Rp 2.000 1 buah Rp 2.000
3. IC NE555 Rp 2.000 1 buah Rp 2.000
4. Resistor 100Ω Rp 100 1 buah Rp 100
5. Resistor 10 KΩ Rp 100 7 buah Rp 700
6. Resistor 2K2Ω Rp 100 1 buah Rp 100
7. Potensiometer 100 KΩ RP 3.000 1 buah Rp 3.000
8. Kapasitor 10µF Rp 500 1 buah Rp 500
9. Kapasitor 100nF Rp 500 1 buah Rp 500
10. Button Rp 3.000 8 buah Rp 24.000
11. Speaker ( 8Ω,0.5Watt) Rp 7.000 1 buah Rp 7.000
12. PCB Matriks Rp 6.500 1 buah Rp 6.500
Jumlah Rp 61.400

Anda mungkin juga menyukai