Elektronika Digital
Kelas: 1 TET A
A. LATAR BELAKANG
Sistem digital merupakan salah satu sistem yang digunakan dalam pemrosesan
sinyal atau data. Sebelum dimulainya era digital, pemrosesan sinyal atau data
dilakukan dengan menggunakan sistem analog. Sistem digital bekerja dengan prinsip
yang jauh berbeda dari sistem analog. Pada sistem ini nilai keluaran yang dihasilkan
adalah pasti, karena suatu nilai dinyatakan oleh sejumlah keluaran yang masing-
masing hanya dapat memiliki dua keadaan, yaitu 0 (padam) atau 1 (menyala) tanpa
ada nilai antara atau nilai tanggung. Kondisi 0 atau 1 dapat dinyatakan dengan sebuah
lampu,relay atau tegangan. Dan sistem digital dapat sangat berguna pada kehidupan
sehari bahkan dalam dunia musik seperti Piano.
Piano dikembangkan dengan menghubungkan multivibrator Astable timer 555
dengan frekuensi variabel ke speaker. Piano adalah alat musik yang luar biasa dan
orang dapat membuatnya dengan murah menggunakan IC NE555. Konsep piano ini
dicapai dengan membuat timer menghasilkan tangga nada. Suara yang berbeda
dihasilkan melalui timer dengan membiarkannya berjalan sebagai mode berlari bebas
atau mode astable atau mode gelombang persegi, dengan opsi keluaran frekuensi
variabel.
B. TUJUAN
1. Mengetahui prinsip kerja IC NE555 pada piano.
2. Menambah wawasan dalam pengaplikasian rangkaian elektronika digital
BAB II
DASAR TEORI
A. IC Timer NE555
IC Timer 555 atau biasa disebut pewaktu 555 merupakan sebuah sirkuit atau
rangkaian terpadu yang digunakan untuk menghasilkan pewaktuan, gelombang
kotak atau multivibrator (sinyal penggetar). IC ini didesain oleh Hans R.
Camenzind pada tahun 1970 dan baru diperkenalkan setelah setahun kemudian
yakni 1971 oleh Signetics. IC ini masih digunakan secara luas dikarenakan
kemudahannya, kemurahannya, dan tingkat stabilitasnya yang baik. Hingga pada
tahun 2008, diperkirakan 1 juta unit diproduksi setiap tahun. IC ini dalam
komponen penyusunnya biasanya terdiri dari 15 resistor, 2 diode, 20 transistor
dalam satu kemasan silikon yang terdiri dari 8 kaki.
Gambar 1. IC NE555
B. Resistor
Resistor merupakan komponen elektronik yang memiliki dua pin dan didesain
untuk mengatur tegangan listrik dan arus listrik. Resistor mempunyai nilai
resistansi (tahanan) tertentu yang dapat memproduksi tegangan listrik di antara
kedua pin dimana nilai tegangan terhadap resistansi tersebut berbanding lurus
dengan arus yang mengalir.
Gambar 2. Resistor
C. Kapasitor
Kondensator atau sering disebut sebagai kapasitor adalah suatu alat yang
dapat menyimpan energi di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan
ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Kondensator memiliki satuan yang
disebut Farad dari nama Michael Faraday. Kondensator juga dikenal sebagai
"kapasitor", tetapi kata "kondensator" masih dipakai hingga saat ini. Pertama
disebut oleh Alessandro Volta seorang ilmuwan Italia pada tahun 1782 (dari
bahasa Itali condensatore), berkenaan dengan kemampuan alat untuk menyimpan
suatu muatan listrik yang tinggi dibanding komponen lainnya. Kebanyakan bahasa
dan negara yang tidak menggunakan bahasa Inggris masih mengacu pada
perkataan bahasa Italia "condensatore", bahasa Prancis condensateur,
Indonesia dan Jerman Kondensator atau Spanyol Condensador. Kondensator
diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu positif dan negatif serta
memiliki cairan elektrolit dan biasanya berbentuk tabung.
Gambar 3. kapasitor
D. Baterai
Baterai (Battery) adalah sebuah alat yang dapat merubah energi kimia yang
disimpannya menjadi energi Listrik yang dapat digunakan oleh suatu perangkat
Elektronik. Hampir semua perangkat elektronik yang portabel seperti Handphone,
Laptop, Senter, ataupun Remote Control menggunakan Baterai sebagai sumber
listriknya. Dengan adanya Baterai, kita tidak perlu menyambungkan kabel listrik
untuk dapat mengaktifkan perangkat elektronik kita sehingga dapat dengan mudah
dibawa kemana-mana. Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita dapat menemui dua
jenis Baterai yaitu Baterai yang hanya dapat dipakai sekali saja (Single Use) dan
Baterai yang dapat di isi ulang (Rechargeable).
Gambar 4. baterai
E. Push Button
Push Button (button switch). Arus listrik akan terhubung hanya saat kita
menekan tombolnya, dan akan terputus saat kita lepas (tidak menekan). Sering
digunakan untuk tombol pada remote, dan juga sensor sentuh pada sebuah robot.
Gambar 5. baterai
F. Speaker
Pengeras suara atau speaker adalah transduser yang mengubah sinyal elektrik
ke frekuensi audio (suara) dengan cara menggetarkan komponennya yang
berbentuk membran untuk menggetarkan udara sehingga terjadilah gelombang
suara sampai di kendang telinga dan dapat didengar sebagai suara.
Dalam setiap sistem penghasil suara (loud speaker), pengeras suara merupakan
juga menentukan kualitas suara di samping juga peralatan pengolah suara
sebelumnya yang masih berbentuk listrik dalam rangkaian penguat amplifier.
Sistem pada pengeras suara adalah suatu komponen yang mengubah kode
sinyal elektronik terakhir menjadi gerakan mekanik. Dalam penyimpan suara pada
kepingan CD, pita magnetik tape, dan kepingan DVD, dapat direproduksi oleh
pengeras suara loud speaker yang dapat didengar. Pengeras suara adalah sebuah
teknologi yang memberikan dampak yang sangat besar terhadap budaya.
Gambar 6. speaker
G. Potensiometer
Potensiometer adalah resistor tiga terminal dengan sambungan geser yang
membentuk pembagi tegangan dapat disetel. Potensiometer berperan sebagai
resistor variabel atau Rheostat. Potensiometer biasanya digunakan untuk
mengendalikan peranti elektronik seperti pengendali suara pada penguat.
Potensiometer jarang digunakan untuk mengendalikan daya tinggi (lebih dari
1 Watt) secara langsung. Potensiometer digunakan untuk menyetel taraf isyarat
analog (misalnya pengendali suara pada peranti audio), dan sebagai pengendali
masukan untuk sirkuit elektronik.
Potensiometer yang digunakan sebagai pengendali volume kadang-kadang
dilengkapi dengan sakelar yang terintegrasi, sehingga potensiometer membuka
sakelar saat penyapu berada pada posisi terendah.
Gambar 7. potensiometer
BAB III
PERANCANGAN
A. CARA KERJA
Gambar yang ditunjukkan di bawah ini adalah generator gelombang persegi
belaka. Dalam rumus ketiga dapat dilihat bahwa frekuensi gelombang kuadrat
keluaran berbanding terbalik dengan R2 (dalam sirkuit piano itu adalah jaringan
tombol). Jadi jika R2 meningkatkan frekuensi berkurang. Frekuensi yang berubah
ini dengan resistensi yang berubah ketika terhubung ke speaker kami
mendapatkan suara yang berbeda.
Jadi setiap kali tombol ditekan jumlah resistensi yang berbeda terhubung
untuk menghasilkan gelombang persegi frekuensi yang berbeda dan jadi kami
mendapatkan nada yang berbeda untuk tombol yang berbeda. Konsep ini
digunakan untuk menghasilkan seluruh kombinasi nada dari piano.
B. GAMBAR RANGKAIAN
D. ANGGARAN