ABSTRAK
Pemantauan kekeringan menjadi kegiatan yang sangat penting untuk dilakukan. Secara meteorologis,
pemantauan kekeringan dapat dilakukan dengan berbagai metode. Salah satu metode yang digunakan adalah SPI
(Standardized Precipitation Index). Metode SPI merupakan besaran curah hujan yang terjadi dibawah kondisi
normal pada suatu skala waktu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis indeks presipitasi terstandarisasi
(SPI)-3 bulanan yaitu severity, duration dan intensity, dimaksudkan untuk mengetahui besar indeks kekeringan,
karakteristik kering serta dapat mengetahui lebih detail tentang variabilitas kekeringan secara historical-event di
suatu wilayah. Setelah dianalisis, kemudian dibuat peta keterpaparan (eksposure) untuk mengetahui sebaran
kering berdasarkan turunan metode SPI 3 bulan. Analisis debit air dibatasi hanya pada hubungan antara indeks
SPI 3 bulan dan debit air untuk pendugaan debit air yang terjadi di pos duga Kertasemaya, kabupaten Indramayu.
Hasil penelitian ini menunjukkan durasi kekeringan paling lama adalah 9 bulan terjadi di pos hujan Juntinyuat
dan Krengkeng, pada bulan Januari 1997 hingga Mei 1998. Dari hubungan antara kering indeks SPI 3 bulanan
dengan debit dan curah hujan yang menunjukan kedua data tersebut mempunyai hubungan yang berbanding
lurus
Kata kunci: hujan, MJO, musim, osilasi
ABSTRACT
Monitoring dryness becomes a very important activity forperformed. In meteorological, dryness monitoring can
be conducted with various methods. One method used is SPI (Standardized Precipitation Index). The SPI
methods is the amount of rainfall that occurred under normal conditions on a time scale.This study aimed to
analyze Standardized Precipitation Index (SPI)-3 months is the severity, duration and intensity, intended to
determine the index of dryness, dryness characteristics and can find out more details about the drought
variability in historical-event in region. Once analyzed, then made a map of exposure drryness to determine the
distribution of drought based methods SPI-3 months. Analysis of water flow is restricted to the relationship
between the index SPI 3 months to estimate streamflow that occurred in the post Kertasemaya, Indramayu
district. The results showed the most dryness duration 9 month old is happening in the post Juntinyuat rain and
Krengkeng, in January 1997 to May 1998. From the relationship between drynesst indices SPI 3 monthly
streamflow and rainfall data indicate both have a proportional relationship.
keterangan, Dimana,
Keterangan,
keterangan:
s : severity
: indeks SPI ke i (i =
1,2,3…….n)
Intensity :
1.0 1.0
Mean 404.9
StDev 342.8
Dari grafik histogram dan diagram pencar
N 1432
SPI 3
(scatterplot) antara duration, severity dan
0.8 0.8
Mean 0.03149
StDev 0.9561 intensity, tampak kepadatan terbanyak kejadian
Probability
N 1432
0.6 0.6
duration terjadi pada kisaran 2 s.d 4 bulan
0.4 0.4 dengan frekuensi terbesar pada kisaran 0 s.d 2
0.2 0.2
bulan. Kemudian, kepadatan terbanyak
kejadian severity terjadi pada kisaran -5 s.d -10
0.0 0.0
Gambar 7. Variasi 3 periode musim pada 7 titik di Data hujan bulanan kertasemaya yang
Jawa bagian utara kemudian ditransformasi menjadi indeks SPI 3
bulanan serta data debit bulanan pada tahun
Pada kawasan sebelah barat kabupaten Indramayu, yang sama, dibuat suatu persamaan yang
severity maksimum indeks SPI 3 bulan berkisar memberikan hubungan antara keduanya
antara -19 hingga -14. Maksimum severity indeks dengan menggunakan analisis regresi
SPI 3 bulan pada kawasan utara dan selatan
sederhana.
berkisar antara -22 hingga -14. Kemudian, dari
kawasan tengah semakin menuju ke arah pesisir
sebelah timur kabupaten Indramayu, severity
maksimum indeks SPI 3 bulan semakin tinggi
berkisar antara -14 hingga -10.