Anda di halaman 1dari 62

Material Baja

Set 3 SI 2101 Sem I/2020 1


Material Baja
 Ferrous alloys (campuran logam dengan unsur utama
besi) → besi menjadi baja jika kandungan karbon
dikurangi → makin kuat dan makin kaku
 Logam yang terbanyak diproduksi
 Jumlah cadangan besi (dalam berbagai bentuk)
sangat banyak terdapat di dalam lapisan bumi
 Proses produksi besi dan baja relatif tidak mahal
 Mudah dibentuk menjadi produk dengan berbagai
sifat dan karakteristik mekanik dan fisik
 Kelemahan utama: tidak tahan terhadap korosi

Set 3 SI 2101 Sem I/2020 2


Abundance of Elements/Weight Percent

Set 3 SI 2101 Sem I/2020 3


Set 3 SI 2101 Sem I/2020 4
Material Baja
 Material buatan (man-made) dari besi (+98%) dan
unsur lain (karbon, silika, mangan, sulfur, dll)
 Umumnya dibuat dengan pemanasan material pada
tanur untuk menghasilkan lembaran plat, kemudian
dibentuk (rolling) untuk menghasilkan profil baja
 Bervariasi jenis, mutu, dan bentuk (rolled shape)
 Parameter utama pada pembuatan baja:
 Kekuatan tinggi
 Tahanan korosi tinggi
 Kemudahan untuk dilas
 Harga produksi rendah

Set 3 SI 2101 Sem I/2020 5


Material Baja
 Evolusi baja struktur: besi tempa (wrought iron: 0.02%
Carbon)  besi tuang (cast iron: 2 – 4% Carbon) 
baja (steel: 0.1 – 1.7% Carbon)
 Klasifikasi material baja: non-alloy steel, low-alloy steel,
dan alloy steel
 Non-alloy steel: adalah carbon steel, paling banyak
digunakan untuk konstruksi karena kuat, mudah
dibentuk, dapat diprediksi perilaku strukturalnya, dan
relatif murah
 Alloy steel atau baja paduan: mendapat tambahan
logam lainnya dalam jumlah yang cukup untuk
menciptakan sifat yang unik dari logam yang dihasilkan
Set 3 SI 2101 Sem I/2020 6
Baja Karbon (Carbon Steel)
 Memiliki tingkat daktilitas yang tinggi
 Mengalami perubahan sifat fisik jika berada pada suhu
sangat dingin atau pada lingkungan korosif, atau
mengalami pembebanan berulang (cyclic loading)
 Memerlukan bahan tambahan (additives/alloy) untuk
meningkatkan sifat mekaniknya
 Baja struktural umumnya memiliki kandungan karbon
yang sedikit
 Terbagi atas:
 Low carbon steel, kandungan karbon < 0.15%
 Mild carbon steel, kandungan karbon 0.15 - 0.29%
 Medium carbon steel, kandungan karbon 0.3 - 0.59%
 High carbon steel, kandungan karbon 0.6 - 1.7%
Set 3 SI 2101 Sem I/2020 7
Structural Steel Industry (ASCE)

1. Producers of structural steel, including hot-rolled


structural shapes and hollow sections
2. Service centers that function as warehouses and
provide limited preprocessing of structural
material
3. Structural steel fabricators that prepare the steel
for the building process
4. Erectors that construct steel frames on the project
site

Ref: Mamlouk and Zaniewski, Materials


for Civil and Construction Engineers Set 3 SI 2101 Sem I/2020 8
Steel Products Used in Construction
1. Structural steel (i.e columns, beams),
produced by continuous casting and
hot rolling for large structural shapes,
plates, and sheet steel
2. Cold-formed steel (i.e trusses and
decking), produced by cold-forming of
sheet steel into desired shapes Steel trusses and columns for
structural support of a building
3. Fastening products used for structural
connections, including bolts, nuts and
washers
4. Reinforcing steel (rebars) for use in
concrete reinforcement
5. Miscellaneous products for use in
such applications as forms and pans
Ref: Mamlouk and Zaniewski, Materials Steel rebars used to reinforce
for Civil and Construction Engineers
portland cement concrete wall
Set 3 SI 2101 Sem I/2020 9
Steel Production

Set 3 SI 2101 Sem I/2020 10


Proses Pembuatan
Baja Struktur
Baja struktur (dalam bentuk profil baja) adalah hasil dari
serangkaian proses produksi:
1. Pemurnian bijih besi menjadi besi (Fe)  ironmaking
2. Pencampuran unsur pembentuk bahan baja 
steelmaking
3. Fabrikasi dan pembentukan profil baja  steelforming

Set 3 SI 2101 Sem I/2020 11


Conversion of Raw Material into
Various Steel Shapes

Ref: Mamlouk and Zaniewski, Materials


for Civil and Construction Engineers Set 3 SI 2101 Sem I/2020 12
Simplified Flow Chart of
the Production of
Structural Steel Section
Ref: Mehta, et al, Building Construction
Principles, Materials, and Systems
Set 3 SI 2101 Sem I/2020 13
1. Pemurnian Bijih Besi Menjadi Besi (Fe)
 Dilakukan pada tungku (blast-furnace)
 Bahan baku dasar:
1. bijih besi (iron ore)
2. batu bara (coal)
3. batu kapur (limestone)

Ref: Mehta, et al, Building Construction Principles, Materials, and Systems


Set 3 SI 2101 Sem I/2020 14
1. Pemurnian Bijih Besi Menjadi Besi (Fe)

1. Bijih besi
 Besi yang dijumpai di alam tidak berupa besi murni (Fe) tetapi
berupa oksida besi (Hematite (Fe2O3), Magnetite (Fe304),
Taconite, dll)
 Besi umumnya diperoleh dengan penambangan terbuka 
oksida besi
 Dihancurkan hingga berukuran kecil, atau digerus (Taconite)
hingga berbentuk bubuk kemudian dicampur air membentuk
slurry
 Dipindahkan menggunakan gaya magnetik
 Dibentuk menjadi butiran (pellets) dengan konsentrasi Fe>60%

Set 3 SI 2101 Sem I/2020 15


1. Pemurnian Bijih Besi Menjadi Besi (Fe)
2. Batu bara
 Diubah menjadi 'coke' dalam oven pemanas.
 Digunakan sebagai bahan bakar pada tungku.
3. Batu kapur (limestone, CaC03)
 Dihancurkan, disaring, dan dikirim ke pabrik baja dalam
beberapa ukuran.
 Digunakan sebagai:
 Bahan fluks pada proses pembakaran dalam tungku
(ditambah dengan dolomite, MgCO3)
 Bahan pelapis dinding tungku.

Set 3 SI 2101 Sem I/2020 16


Proses Pemurnian Bijih Besi
dalam Blast Furnace

1. Tungku diisi secara teratur lapis demi lapis dengan bijih besi,
coke, dan fluks, dengan perbandingan berat :
bijih besi : coke : fluks = 60% : 25% : 15%
2. Udara dipanaskan hingga mencapai 760°-1150° C, untuk:
• mengeringkan bahan baku
• menimbulkan pembakaran pada coke
3. Berlangsung reaksi kimia:
2 C + O2  2 CO
Bila digunakan hematite, reduksi parsial oleh CO menghasilkan:
3 Fe2O3 + CO  2 Fe3O4 + CO2

Set 3 SI 2101 Sem I/2020 17


Proses Pemurnian Bijih Besi
dalam Blast Furnace

4. Akibat pemanasan yang tinggi, batu kapur mengalami reaksi:


CaCO3  CaO + CO2
Dolomite mengalami reaksi :
MgCO3  MgO + CO2
5. Kontak antara oksida besi dengan karbon menghasilkan logam
besi, Fe, melalui reaksi reduksi :
Fe2O3 + 3C  2 Fe + 3 CO
6. Terjadi pula reaksi reduksi dari oksida mangan, silikon, dan fosfor:
MnO + C  Mn + CO
SiO2 + 2 C  Si + 2 CO
P2O5 + 5 C  2P + 5 CO
Set 3 SI 2101 Sem I/2020 18
Proses Pemurnian Bijih Besi
dalam Blast Furnace

7. Pemanasan yang tinggi mengakibatkan :


• Besi menjadi sangat lunak yang disebut molten
• Bahan-bahan non-logam bergabung membentuk slag
8. Slag berfungsi melepaskan unsur sulfur, S, dari molten besi.
Reaksi berlangsung dalam temperatur tinggi dalam tungku :
FeS + CaO + C  CaS + Fe + CO
9. Molten besi dan slag dikeluarkan dari tungku secara teratur
melalui lubang yang dibuat di bagian dasar tungku.
10. Proses pemurnian dalam tungku berlangsung tanpa berhenti,
kecuali pada saat dinding tungku perlu dilapisi kembali

Set 3 SI 2101 Sem I/2020 19


Proses Pemurnian Bijih Besi
dalam Blast Furnace

Catatan:
 Proses pemurnian dalam tungku (blast-furnace) membutuhkan
waktu sekitar 5 - 8 jam.
 Hasil proses pemurnian disebut pig iron, yaitu logam besi yang
mengandung C dan sedikit Mn, Si, dan P.
 Untuk menghasilkan 1 ton pig iron diperlukan :

1270 kg bijih besi 600 kg coke


375 kg limestone 21800 kg air
28.5juta kJ panas
 Untuk mengurangi kebutuhan batubara, dapat digunakan gas
alam sebagai bahan bakar.

Set 3 SI 2101 Sem I/2020 20


2. Proses Pencampuran
Unsur-Unsur Pembentuk Baja
 Dilakukan dalam tungku terbuka : open-hearth furnace
 Pig iron hasil proses sebelumnya dimasukkan ke dalam tungku
yang telah berisi campuran baja yang telah luluh
 Bahan bakar cair atau gas diinjeksi bersama udara panas untuk
mempertahankan suhu hingga 1650° C selama 3.5 - 7jam
 Pengambilan sampel dilakukan secara kontinu untuk menjamin
komposisi baja yang dihasilkan memenuhi syarat
 Unsur-unsur yang diperlukan ditambahkan dalam campuran
baja
 Unsur-unsur lain yang tidak diperlukan dipisahkan
menggunakan limestone

Set 3 SI 2101 Sem I/2020 21


2. Proses Pencampuran Unsur-Unsur
Pembentuk Baja

https://www.britannica.com/technology/
steel/Open-hearth-steelmaking

 Untuk mempercepat proses, udara diinjeksi ke bagian dasar


tungku (bessemer converter) atau oksigen diinjeksi ke bagian
atas tungku (basic oxygen furnace)
 Campuran baja (ingots) kemudian dituangkan ke dalam cetakan
untuk dibawa ke tempat fabrikasi
 Cetakan berisi baja dibiarkan mendingin kemudian dibuka.
Ingots yang agak mendingin (seberat 10 - 20 ton) dicelupkan ke
dalam bak yang dipanaskan untuk diproses selanjutnya
Set 3 SI 2101 Sem I/2020 22
2. Proses Pencampuran Unsur-Unsur
Pembentuk Baja
 Dilakukan dalam open-hearth furnace

https://www.britannica.com/technology/steel/Open-hearth-steelmaking
Set 3 SI 2101 Sem I/2020 23
2. Proses Pencampuran Unsur-Unsur
Pembentuk Baja
 Dilakukan dalam basic oxygen furnace

https://www.britannica.com/technology/steel/Open-hearth-steelmaking
Set 3 SI 2101 Sem I/2020 24
2. Proses Pencampuran Unsur-Unsur
Pembentuk Baja
 Dilakukan dalam electric arc furnace

https://www.britannica.com/technology/steel/Open-hearth-steelmaking
Set 3 SI 2101 Sem I/2020 25
3. Proses Fabrikasi dan
Pembentukan Baja Struktur
 Pembentukan atau fabrikasi baja struktur menjadi produk
akhir sesuai dengan bentuk profil dan karakteristik yang
direncanakan
 Pemilihan teknik fabrikasi ditentukan oleh :
 Karakterisktik dan sifat produk yang akan dihasilkan

 Bentuk dan ukuran yang diinginkan

 Biaya, dll

 Pembuatan baja struktur terbagi atas 2 tahap:


1. Casting operation, yaitu menuangkan campuran baja ke
dalam cetakan secara kontinu
2. Forming operation, yaitu pembentukan baja struktur
dimana bentuk fisik/geometri baja diubah melalui
deformasi plastik
Set 3 SI 2101 Sem I/2020 26
Casting dan Rolling Operation
• Merupakan proses awal pada fabrikasi baja
• Campuran baja dituang kontinu dari ladle sequencing ke dalam tundish
di atas cetakan tembaga berpendingin untuk menghasilkan produk
setengah jadi langsung dari baja cair  menghilangkan cetakan ingot
• Lapisan luar baja membeku saat melewati cetakan, dibantu dengan air
yang disemprotkan setelah keluar dari cetakan
• Baja melewati 1 set roller dan kemudian digiling menjadi lembaran,
yang selanjutnya dipotong dan diproses menjadi produk jadi
• Proses pengecoran kontinu lebih efisien dan meningkatkan kualitas
produk jadi melalui komposisi kimia yang lebih konsisten serta
permukaan yang lebih baik
• Digunakan pula untuk membuat besi tuang dengan bentuk tertentu,
contoh : blok mesin mobil
• Sifat besi tuang: titik leleh lebih rendah daripada baja struktur, getas
(brittle), relatif kuat terhadap tekan tetapi kurang kuat terhadap tarik
Set 3 SI 2101 Sem I/2020 27
Schematic of Curved-Mold
Continuous Slab Caster

https://www.britannica.com/technology/steel/Open-hearth-steelmaking
Set 3 SI 2101 Sem I/2020 28
Forming Operation

 Baja diubah bentuknya melalui deformasi plastik


 Campuran baja harus dikenakan gaya yang besar sehingga
tegangan yang terjadi melampaui tegangan leleh agar
deformasi plastik terjadi
 Umumnya menghasilkan baja dengan daktilitas tertentu yang
dapat berdeformasi secara permanen tanpa mengalami retak
atau fraktur
 Beberapa teknik forming operation:
1. Forging
2. Rolling
3. Extrusion
4. Drawing

Set 3 SI 2101 Sem I/2020 29


Forming Operation

1. Forging
Gaya/tekanan diberikan kepada baja melalui cetakan sedemikian
sehingga deformasi baja mengikuti bentuk cetakan.
Contoh: roda kereta api

2. Rolling
Potongan baja dilewatkan melalui dua buah rol. Gaya tekan rol
menyebabkan ketebalan baja berkurang sesuai dengan bentuk
dan ukuran yang ingin diperoleh.
Contoh : pelat baja, profil-I, rel kereta api

Set 3 SI 2101 Sem I/2020 30


Forming Operation

3. Extrusion
Bahan baja dimasukkan ke dalam suatu tempat yang didorong
dari satu sisi dan dipaksa keluar melalui “lubang cetakan” di sisi
lainnya. Penampang baja yang dihasilkan memiliki bentuk sesuai
dengan cetakan.
Contoh : batang baja atau pipa baja yang memiliki geometri
penampang yang agak kompleks.
4. Drawing
Potongan baja ditarik melalui rintangan yang menyebabkan luas
penampangnya berkurang sementara panjangnya bertambah.
Contoh : baja tulangan, kabel

Set 3 SI 2101 Sem I/2020 31


Forming Operation
Metal deformation during:
(a) rolling, (b) extrusion, (c) forging, and (d) drawing

http://itmpower.weebly.com/uploads/1/3/9/7/13976861/6_-_bulk_deformation_processes.pdf
32
Forming Operation

Gap between two rolls, showing


reduction and elongation of
workpiece

Two basic rolling-mill designs.

https://www.britannica.com/technology/steel/Open-hearth-steelmaking
Set 3 SI 2101 Sem I/2020 33
Forming Operation

The rolling of billets and bars


https://www.britannica.com/technology/steel/Open-hearth-steelmaking
Set 3 SI 2101 Sem I/2020 34
Forming Operation

The rolling of structural shapes


https://www.britannica.com/technology/steel/Open-hearth-steelmaking
Set 3 SI 2101 Sem I/2020 35
Forming Operation

Production of seamless tubes


https://www.britannica.com/technology/steel/Open-hearth-steelmaking
Set 3 SI 2101 Sem I/2020 36
Forming Operation
 Proses rolling dan drawing dilakukan beberapa kali
(melalui beberapa rol/rintangan) untuk menghasilkan
ukuran penampang (tebal atau diameter) yang semakin
kecil dan ukuran panjangnya bertambah.
 Fabrikasi dapat dilakukan dalam dua keadaan:
1. Hot-working
2. Cold-working
Catatan:
Profil baja dapat pula dibentuk dengan menggabungkan
beberapa pelat yang dilas satu dengan lainnya (built up section)

Set 3 SI 2101 Sem I/2020 37


Forming Operation
1. Hot-working :
 Berlangsung pada suhu yang lebih tinggi daripada suhu
rekristalisasi (di atas 1200° C)
 Baja dalam keadaan lunak dan daktail
 Deformasi yang besar dapat terjadi
 Energi deformasi yang dibutuhkan tidak terlalu besar
 Umumnya terjadi oksidasi permukaan yang menyebabkan
kehilangan berat dan kerusakan pada permukaan
2. Cold-working :
 Berlangsung pada suhu dimana rekristalisasi terjadi
 Kekuatan baja meningkat, terjadi strain-hardening
 Menghasilkan permukaan yang baik
 Lebih mudah mengontrol dimensi akhir

Set 3 SI 2101 Sem I/2020 38


Forming Operation

http://www.iitg.ac.in/engfac/ganu
/public_html/Metal%20forming%
20processes_full.pdf

Tribology in Metal Forming,


https://link.springer.com/chapter/10.1007/978-1-4614-1945-7_24
Set 3 SI 2101 Sem I/2020 39
Processing
of Refined
Steel into
Products

Courtesy of The American Iron and Steel Institute


Set 3 SI 2101 Sem I/2020 40
Iron-Iron Carbide Phase Diagram
 In an iron-rich
material, each
carbon atom bonds
with three iron
atoms to form iron
carbide, also called
cementite
 Iron carbide is 6.7%
carbon by weight 
on the phase
diagram, a carbon
weight of 6.7%
corresponds to
100% iron carbide
Ref: Mamlouk and Zaniewski, Materials
for Civil and Construction Engineers Set 3 SI 2101 Sem I/2020 41
Iron-Iron Carbide
Phase Diagram

 Properties of steel are highly dependent on relative proportions of


ferrite and iron carbide
 Ferrite has relatively low strength but is very ductile
 Iron carbide has high strength but has no ductility
 Combining in different proportions alters mechanical properties of steel
 Increasing carbon content increases strength and hardness but
reduces ductility
 Modulus of elasticity does not change by altering carbon content
 All of the preceding reactions are for temperature reduction rates that
allow material to reach equilibrium
Ref: Mamlouk and Zaniewski, Materials for Civil and Construction Engineers
Set 3 SI 2101 Sem I/2020 42
Iron-Iron Carbide
Phase Diagram

 All of the preceding reactions are for temperature reduction rates


that allow material to reach equilibrium
 Cooling at more rapid rates greatly alters the microstructure.
 Moderate cooling rates produce bainite, a fine-structure
pearlite without a proeutectoid phase
 Rapid quenching produces martensite; carbon is supersaturated
in iron, causing a body center tetragonal lattice structure
 Time– temperature transformation diagrams are used to predict
the structure and properties of steel subjected to heat treatment
Ref: Mamlouk and Zaniewski, Materials for Civil and Construction Engineers
Set 3 SI 2101 Sem I/2020 43
Pemanasan dan Pendinginan
Baja Karbon
 Pemanasan mengubah sifat mekanik baja, antara lain sifat
tarik, yang umumnya disebabkan adanya perubahan struktur
akibat panas  diagram keseimbangan besi-karbon
 Diagram keseimbangan besi-karbon menggambarkan unsur-
unsur baja karbon pada berbagai suhu, untuk komposisi
karbon 0-6.7%. Unsur-unsur lain dianggap sebagai campuran
dalam jumlah yang dapat diabaikan
 Baja dengan komposisi karbon kurang dari 2% yang
didinginkan dari keadaan cair akan menghasilkan peningkatan
komposisi karbon dalam gamma iron, yang disebut austenite
 Gamma iron adalah besi murni yang struktur kristalnya terdiri
dari face-centered cubic
Set 3 SI 2101 Sem I/2020 44
Pemanasan dan Pendinginan
Baja Karbon
• Jika kadar karbon berkisar 0.8%, sisa karbon dalam austenite
akan mendingin sampai suhu A1 (13400 F) tercapai
• Di bawah suhu A1, austenite berubah bentuk menjadi
eutectoid pearlite, yang merupakan campuran ferrite dan
cementite (ironcarbide, Fe3C). Pearlite memiliki karakteristik
platelike atau pipih dengan struktur berwarna terang.
• Jika kadar karbon kurang dari 0.8% (tipikal baja struktural),
pendinginan austenite di bawah suhu A3 akan menyebabkan
perubahan beberapa austenite menjadi ferrite (besi murni,
sering disebut alpha iron, di mana struktur kristalnya terdiri
dari body-centered cubic). Proses pendinginan di bawah A1
akan menyebabkan sisa austenite berubah menjadi pearlite

Set 3 SI 2101 Sem I/2020 45


Iron-Carbon Equilibrium Diagram

Set 3 SI 2101 Sem I/2020 46


Pemanasan dan Pendinginan
Baja Karbon
 Baja dengan kandungan karbon rendah adalah baja
hypoeutectoid (campuran dari ferrite dan pearlite)
 Ferrite sangat daktail tetapi memiliki kekuatan tarik rendah
 Kekuatan baja karbon berasal dari pearlite, secara spesifik dari
cementite yang ada di dalam pearlite
 Diagram keseimbangan baja-karbon hanya menunjukkan unsur
pokok yang diproduksi proses pendinginan secara perlahan 
keseimbangan tidak dapat dipertimbangkan pada pendinginan
dengan kecepatan tinggi
 Jika temperatur perubahan diturunkan  terbentuk baja dengan
mikrostruktur selain pearlite, yang memiliki sifat berbeda
dengan baja dengan kandungan pearlite
 Perlakuan panas (heat treatment) baja didasarkan pada efek
temperatur
Set 3 SI 2101 Sem I/2020 47
Pemanasan dan Pendinginan
Baja Karbon
 Austenit dengan kandungan karbon rendah yang didinginkan
dengan cepat di bawah 1300°F akan berubah menjadi baja
dengan temperatur konstan
 Baja yang terbentuk dapat dibagi atas empat kelas umum
secara mikrostruktur:
1. Pearlite, atau lamellar, mikrostruktur hasil dari perubahan
pada suhu 1000 - 1300°F.
2. Bainite, berbentuk seperti jarum, hasil dari perubahan pada
suhu 450 - 1000°F.
3. Martensite, mulai terbentuk pada suhu di bawah 500°F (suhu
Ms) dengan transformasi yang berbeda dari baja pearlitic dan
bainitic
4. Martensite Tempaan, terbentuk saat martensite dipanaskan
kembali sampai mencapai suhu subkritis setelah pendinginan
Set 3 SI 2101 Sem I/2020 48
Pemanasan dan Pendinginan
Baja Karbon

1. Pearlite, atau lamellar, mikrostruktur hasil dari perubahan


pada suhu 1000 - 1300°F.
 Makin rendah temperatur, jarak dari lamellar akan
berkurang dan baja akan semakin keras dan kuat
 Baja A36, A572, dan A588 memiliki campuran yang
terbuat dari matriks ferrite lunak dan pearlite yang keras
2. Bainite, berbentuk seperti jarum, hasil dari perubahan
pada suhu 450 - 1000°F.
 Pada temperatur tinggi, bainite lebih lunak daripada baja
dengan kandungan pearlite
 Jika temperatur perubahan diturunkan, kekerasan dan
kekuatan akan meningkat

Set 3 SI 2101 Sem I/2020 49


Pemanasan dan Pendinginan
Baja Karbon
3. Martensite, mulai terbentuk pada suhu di bawah 500°F (suhu Ms)
dengan transformasi yang berbeda dari baja pearlitic dan bainitic
 Hampir selalu terbentuk dalam waktu singkat (instant) saat
pendinginan yang sangat cepat
 Persentase austenite yang bertransformasi menjadi martensite
hanya tergantung pada suhu pendinginan baja. Untuk konversi
total, pendinginan harus di bawah suhu Mf (200°F atau kurang)
 Mempunyai sebuah mikrostruktur tidak melingkar, dan lebih keras
dan lebih getas dibandingkan dengan baja Pearlitic dan Bainitic
 Kekerasan bervariasi sesuai kandungan karbon dan tingkat
kecepatan pendinginan. Pada beberapa aplikasi, seperti saat daya
tahan keausan penting, kekerasan Martensite lebih diinginkan
dibandingkan kegetasannya
 Umumnya digunakan untuk mendapatkan martensite yang telah
ditempa, yang memiliki sifat-sifat yang superior
Set 3 SI 2101 Sem I/2020 50
Pemanasan dan Pendinginan
Baja Karbon

4. Martensite Tempaan, terbentuk saat martensite


dipanaskan kembali sampai mencapai suhu subkritis
setelah pendinginan
 Penempaan mengeluarkan dan mengkoagulasi carbides
sehingga mikrostruktur terdiri dari partikel carbide yang
sering berbentuk bulat, dan dipisahkan dalam matriks
ferrite.
 Hasil penempaan adalah hilangnya kekerasan tetapi
kemudahan ditempa serta kekuatan meningkat.
 Carbon yang telah dipanaskan, baja HSLA, dan konstruksi
baja yang telah didinginkan dan ditempa adalah baja
martensitic yang rendah karbon.

Set 3 SI 2101 Sem I/2020 51


Heat Treatment of Steel
 Properties of steel can be
altered by applying a
variety of heat treatments
 Basic process: to heat
steel to a specific
temperature, hold the
temperature for a
specified period of time,
then cool material at a
specified rate
 Common heat
treatments: annealing,
normalizing, hardening,
and tempering

Ref: Mamlouk and Zaniewski, Materials


for Civil and Construction Engineers Set 3 SI 2101 Sem I/2020 52
Annealing
 Objectives: to refine grain, soften steel, remove internal
stresses, remove gases, increase ductility and toughness,
and change electrical and magnetic properties
 Four types of annealing:
 Full annealing  to ensure uniform properties of the treated
steel, to soften, and to increase ductility
 Process annealing  to treat work-hardened parts made with
low carbon steel, and to refine size, shape, and distribution of
the grain structure.
 Stress relief annealing  to reduce residual stresses in cast,
welded, and cold-worked parts and cold-formed parts
 Spheroidization  to improve the ability of high carbon steel
to be machined or cold worked, and to improve abrasion
resistance
Ref: Mamlouk and Zaniewski, Materials
for Civil and Construction Engineers Set 3 SI 2101 Sem I/2020 53
Normalizing
 Similar to annealing, with a slight difference in
temperature and rate of cooling
 Steel is normalized by heating to about 60°C (110°F) above
the austenite line and then cooling under natural
convection. The material is then air cooled.
 Produces a uniform, fine-grained microstructure.
 Rate of cooling is faster than that used for full annealing,
thus for shapes with varying thicknesses results in the
normalized parts having less uniformity than could be
achieved with annealing
 Structural plate with uniform thickness  an effective
process, results in high fracture toughness of material.

Ref: Mamlouk and Zaniewski, Materials


for Civil and Construction Engineers Set 3 SI 2101 Sem I/2020 54
Hardening
 Heating steel to a temperature above transformation range
and holding it until austenite is formed, then quenched
(cooled rapidly) by plunging it into, or spraying it with, water,
brine, or oil.
 Rapid cooling “locks” the iron into a BCC structure, martensite,
rather than allowing the transformation to the ferrite FCC
structure. Martensite has a very hard and brittle structure.
 Cooling occurs more rapidly at surface  the surface of material
is harder and more brittle than the interior of the element,
creating nonhomogeneous characteristics
 Due to rapid cooling, hardening puts steel in a state of strain 
sometimes causes steel pieces with sharp angles or grooves to
crack immediately after hardening
 Hardening must be followed by tempering
Ref: Mamlouk and Zaniewski, Materials
for Civil and Construction Engineers Set 3 SI 2101 Sem I/2020 55
Tempering

 Performed to improve ductility and toughness.


 Predominance of martensite in quench-hardened steel
results in an undesirable brittleness. Martensite is a
somewhat unstable structure.
 Heating causes carbon atoms to diffuse from martensite to
produce a carbide precipitate and formation of ferrite and
cementite. After quenching, the steel is cooled to about
40°C then reheated by immersion in either oil or nitrate
salts. The steel is maintained at the elevated temperature
for about two hours and then cooled in still air.

Ref: Mamlouk and Zaniewski, Materials


for Civil and Construction Engineers Set 3 SI 2101 Sem I/2020 56
Steel Alloys
 Alloy metals can be used to alter the
characteristics of steel.
 Alloy agents are added to improve one or more
of the following properties:
1. Hardenability
2. Corrosion resistance
3. Machinability
4. Ductility
5. Strength

Set 3 SI 2101 Sem I/2020 57


Efek Bahan Kimia pada Sifat dan
Karakteristik Baja
 Komposisi kimia menentukan banyak karakteristik pada baja,
yang sangat penting untuk penggunaannya pada konstruksi
 Terdapat senyawa kimia tambahan pada baja yang terbentuk
dari proses pembentukan baja.
 Terdapat senyawa kimia pada baja yang ditambahkan untuk
menghasilkan karakteristik tertentu pada baja
 Spesifikasi dari senyawa yang berada pada komposisi baja
harus dilaporkan oleh produsen baja.
 Pada proses pemanasan baja, produsen wajib mengambil
sampel baja yang meleleh yang digunakan untuk analisis kimia
 Analisis kimia biasanya ditambahkan dengan analisis sampel
yang diambil saat proses pengeboran atau penambangan biji
baja, pelat baja, atau baja yang sudah diproses.
 Spesifikasi ASTM memuat batas maksimum dan minimum dari
senyawa kimia
Set 3 SI 2101 Sem I/2020 58
Efek Karbon pada Sifat dan
Karakteristik Baja
 Elemen penguat utama pada baja campuran rendah atau
campuran karbon
 Peningkatan jumlah karbon 0.01% mempunyai efek:
 Meningkatkan yield point (titik leleh) + 0.5 ksi

 Meningkatkan kekerasan

 Mengurangi ductility (elastisitas), notch toughness (tingkat


kekerasan takikan) dan kemampuan pengelasan
 Meningkatkan suhu transisi dan kerentanan terhadap umur

 Batas penambahan karbon pada baja struktur dapat ditetapkan


 Umumnya jumlah karbon maksimum pada baja struktur adalah
0.30% atau kurang, tergantung pada senyawa kimia lain yang
berada pada baja, kemampuan mengelas, dan tingkat kekerasan
takikan yang diinginkan
Set 3 SI 2101 Sem I/2020 59
Ref: Mamlouk and Zaniewski, Materials
for Civil and Construction Engineers
Set 3 SI 2101 Sem I/2020 60
Steel Products
 Variety of steel products obtained by altering
carbon and alloy content and by using different
heat treatments
 Classification of steel products
A. Low alloy
1. Low carbon: Plain, High strength–low alloy
2. Medium carbon: Plain, Heat treatable
3. High carbon: Plain, Tool
B. High Alloy
1. Tool
2. Stainless

Ref: Mamlouk and Zaniewski, Materials


for Civil and Construction Engineers Set 3 SI 2101 Sem I/2020 61
Spectrum of Steel Products

SlidePlayer Metal Alloys Formation - ppt video online download


https://www.google.com/imgres?imgurl=https%3A%2F%2Fslideplayer.com%2Fslide%2F9117351%2F27
%2Fimages%2F7%2FThe%2BWhole%2BSpectrum%2Bof%2BSteel%2BProducts%2521.jpg
Set 3 SI 2101 Sem I/2020 62

Anda mungkin juga menyukai