Anda di halaman 1dari 31

Identifikasi

Perumahan MBR
PL2211 Sistem Perumahan
Latar Belakang
01 Penjelasan Singkat Outline
02 Pemilihan Lokasi
Latar Belakang

03 Lokasi 1
Kel. Singasari
08 Perbandingan
Analisis per Aspek

04 Lokasi 2
Kel. Batutulis
09 Simpulan
Latar Belakang

05 Lokasi 3
Kel. Curug

06 Lokasi 4
Kel. Tebet Timur

07 Lokasi 5
Kel. Braga
Latar Belakang
Urbanisasi banyak terjadi di kota-kota Indonesia, akibatnya, terjadi peningkatan jumlah penduduk di
suatu wilayah dengan luas wilayah yang cenderung tetap yang menyebabkan meningkatnya harga tanah
yang bersesuaian dengan teori permintaan dan penawaran, yaitu semakin banyak permintaan suatu barang
dengan penawaran yang tetap atau berkurang maka harga barang tersebut akan meningkat.
Berdasarkan hal ini, harga tanah yang semakin mahal membuat tidak semua lapisan masyarakat
mampu untuk membeli tanah, terutama bagi masyarakat yang memiliki pendapatan rendah. Akhirnya,
masyarakat berpendapatan rendah memutuskan untuk tinggal di lahan-lahan kosong perkotaan yang
dimiliki oleh perorangan, swasta, atau pemerintah secara ilegal.
Untuk mengetahui perbedaan permukiman berpendapatan rendah di desa dan kota diperlukan kajian
komprehensif mengenai karakteristik kawasan permukiman berpendapatan rendah di Kelurahan
Singasari, Batutulis, Curug, Tebet Timur, dan Braga.
Pemilihan Lokasi
Kel. Curug Kel. Batutulis
SK Walikota Bogor Nomor 640/178/2015 SK Walikota Bogor Nomor 640/178/2015

Kel. Braga
SK Walikota Bandung Nomor 648/Kep.286-
distarcip/2015

Kel. Tebet Timur Kel. Singasari


Pergub DKI Jakarta Nomor 90 tahun 2018
Peta Lokasi
Kelurahan Singasari
Gambaran
Umum
Berdasarkan guna lahannya, Kelurahan Singasari
diperuntukan sebagai kawasan peruntukkan lahan basah dan
kering serta permukiman perkotaan kepadatan sedang dan
rendah. Mengutip Kecamatan Jonggol Dalam Angka (2020),
jumlah penduduk pada Kelurahan Singasari pada tahun
2018 adalah 12.936.

Kelurahan ini memiliki luas wilayah 16 km2


dengan kepadatan penduduk 808 jiwa/km2. Terdapat 14
RW yang terdiri dari 41 RT di Kelurahan Singasari.
Kondisi
Lingkungan
• Kelurahan Singasari memiliki akses jalan satu mobil.
• Material penyusun jalan tergantung lokasinya ada yang sudah aspal atau
beton dan ada yang masih tanah.
• Jalan berkondisi baik akibat jarang dilalui mobil truk atau baru dibangun
sedangkan jalan dengan kondisi rusak atau rusak parah akibat sering dilalui
mobil truk pengangkut sawit atau hasil pertanian lainnya.
• Jalan jarang dilengkapi lampu penerangan jalan hanya di beberapa titik
sehingga berbahaya untuk mengemudi di malam hari.
• Sistem drainase tidak melingkupi seluruh wilayah.
• Beberapa titik sistem drainase kering sehingga ditumbuhi tanaman. Drainase
yang dialiri air tidak menimbulkan bau dan dapat digunakan untuk pengairan
sawah.
• Adapun tidak ditemukan TPS lingkungan sehingga
• Sampah berserakan di sepanjang jalan dan drainase yang kering.
• Ditemukan aktivitas ekonomi oleh masyarakat yang membuka warung yang
menjajakan sayuran, kebutuhan sehari-hari atau makanan ringan.
• Saat pandemi Covid-19, interaksi antar warga tidak menggunakan masker dan
tidak pula menjaga jarak. Secara umum, suasana lingkungan relatif sepi, asri,
dan sejuk.
Kondisi Fisik
Rumah
• Mayoritas rumah sudah berdinding tembok, berlantai ubin, dan beratap genting.
Namun, ditemukan beberapa rumah masih menggunakan anyaman bambu atau
campuran antara tembok pada ruangan utama dan anyaman bambu pada dapur atau sisi
belakang rumah.
• Terdapat beberapa rumah yang kondisinya agak rapuh seperti dinding yang retak
hampir terbelah.
• Selain itu, tidak semua rumah diplester dan dicat.
• Jenis rumah tunggal dengan pengaturan orientasi rumah tidak beraturan seperti ada
yang menghadap ke jalan, ada yang menghadap ke sisi rumah tetangganya, dan tidak
sejajar antar rumahnya.
• Jarak antar rumah yang cukup berjauhan membuat tiap rumah mendapatkan cahaya
matahari yang cukup dengan pintu dan jendela yang tersedia di setiap rumahnya.
• Setiap rumah terdapat pohon dan halaman yang cukup luas.
• Beberapa rumah memanfaatkan sebagian halaman depan rumah mereka dengan
Kelurahan Batutulis
Gambaran
Umum
Berdasarkan guna lahannya, Kelurahan Batutulis
diperuntukkan sebagai kawasan permukiman sedang dan
memiliki kawasan industri di wilayah bagian timur.

Kelurahan Batutulis memiliki luas wilayah seluas 66


Ha, yang terdiri dari 10 RW dan 43 RT. Kelurahan Batutulis
memiliki total penduduk sejumlah 11.106 jiwa dengan
kepadatan penduduk sejumlah 168,3 Kepadatan/Ha (BPS
Kota Bogor, 2020).
Kondisi
Lingkungan
• Kelurahan Batutulis sebagian besar wilayahnya hanya memiliki akses jalan
kecil berupa gang-gang yang hanya dapat dilalui oleh motor.
• Namun, jalan tersebut sudah dilapisi dengan konblok dan aspal.
• Jalan-jalan tersebut sudah terjangkau lampu jalan sehingga penerangan
pada malam hari sudah sangat jelas.
• Jaringan jalan di Kelurahan Batutulis sudah menjangkau keseluruhan
wilayah yang ada.
• Sistem drainase lingkungan sudah tersedia, akan tetapi kualitas tidak
memadai.
• Drainase yang tersedia berupa sungai kecil dan pipa-pipa pembuangan
yang ada di sekitaran rumah.
• Drainase tersebut sudah mampu untuk mengalirkan limpasan air hujan dan
tidak menimbulkan bau, sehingga tidak mengganggu masyarakat sekitar.
Kondisi Fisik
Rumah
• Keseluruhan rumah yang ada sudah berdinding tembok, berlantai ubin,
dan beratap genting.
• Tetapi, tidak sedikit rumah yang kondisinya sedikit rusak akibat usia.
• Ada beberapa rumah yang sudah dihancurkan karena ditinggalkan oleh
pemiliknya, rumah-rumah tersebut ditinggalkan karena kawasan itu
akan dibangun perluasan stasiun kereta yang ada di Kelurahan
Batutulis.
• Rumah-rumah yang ada membangun sebuah perumahan yang cukup
beraturan di satu wilayah.
• Rumah tersebut tersusun di jalan yang berupa gang, membangun
sebuah kawasan perumahan yang cukup padat.
• Rumah-rumah yang ada berupa rumah kecil yang dibangun oleh
Kelurahan Curug
Kelurahan Curug memiliki luas 195 Ha, yang terdiri
atas 52 RT dan 14 RW. Berdasarkan laporan administrasi
kependudukan, jumlah penduduk Kelurahan Curug
Kecamatan Bogor barat sampai dengan November 2010
adalah 11.713 jiwa dan jumlah kepala keluarga tercatat

Gambaran sebanyak 3.073 KK.

Umum Berdasarkan peta rencana pola ruang RTRW Kota


Bogor, kelurahan ini memiliki guna lahan sebagai kawasan
perumahan kepadatan sedang. Kelurahan ini juga termasuk
bagian dari sub pusat pelayanan Kota Bogor.

Kawasan yang menjadi fokus observasi pada penelitian


ini adalah kawasan permukiman kampung kumuh dengan
rumah penduduk yang relatif padat berada di RT01/RW06
sampai RT04/RW07.
Kondisi Lingkungan
• Kelurahan Curug memiliki akses jalan dari awal sambungan ke jalan utama Jl. KH. R. Abdullah Bin Nuh yang relatif kecil
dan terus mengecil seiring masuk ke dalam jalanan, terkhusus Jl. Desa Curug. Tiap-tiap gang menuju perumahan padat warga
hanya dapat diakses oleh 1 motor.
• Jalanan di sepanjang kawasan yang diobservasi sebagian besar sudah dilapisi dengan aspal, namun masih banyak lubang.
• Jalanan pada wilayah yang diobservasi pada Kelurahan Curug sudah memadai lampu jalanan, akan tetapi butuh perawatan
pada beberapa lampu karena tidak berfungsi pada malam hari dan dapat menyebabkan ancaman bahaya pada warga sekitar.
• Jarang sekali terjadi banjir yang merugikan warga. Maka dari itu sistem drainase di sepanjang jalan wilayah observasi
tergolong cukup baik terlepas dari banyaknya tanaman liar yang berkembang biak di kebanyakan drainase dan seringkali
kering tidak teraliri air.
• Terdapat banyak sampah jajanan anak-anak seperti bungkus snack atau plastik bekas minuman warung. Akan tetapi, sampah
tersebut tergolong kering dan tidak menimbulkan bau. Warga Curug juga relatif tergolong sering membakar sampah di
sekitar wilayah rumahnya masing-masing.
• Dalam menghadapi ancaman kebakaran, wilayah yang diobservasi dapat dikatakan akan susah mendapat pertolongan
pertama dari pemadam kebakaran. Letak rumah warga banyak yang harus memasuki gang-gang sempit sehingga akan susah
untuk para petugas memasuki rumah tersebut apabila berlokasi di dalam gang.
• Warga Kelurahan Curug sangat senang untuk berkomunikasi dan menjalankan budaya bertetangga. Pada saat pandemi
Covid-19, warga Kelurahan Curug dapat dikatakan tidak mematuhi protokol kesehatan dengan baik.
Kondisi Fisik Rumah
• Kelurahan Curug Sebagian besar sudah memiliki dinding tembok,
sebagian lantai ubin dan sebagian lantai semen, dan genting.

• Seluruh perumahan dibangun sangat rapat dan menempel satu dengan


yang lain. Terlebih dari itu, banyak warga di bagian depan Kelurahan
atau yang dekat dengan Jalan Raya, mulai membangun rumah atau
bangunan di pinggiran maupun membenarkannya karena wilayah ini
sudah memasuki gentrifikasi.
• Banyak rumah yang kurang mendapat sinar cahaya dengan optimal.
Kelurahan Tebet Timur
Gambaran
Umum
Kelurahan Tebet Timur merupakan salah satu dari 7
kelurahan yang terdapat di Kecamatan Tebet, Kota
Administrasi Jakarta Selatan, Provinsi DKI Jakarta.
Berdasarkan Portal Resmi Provinsi DKI Jakarta (2021), Kawasan yang menjadi fokus observasi pada penelitian
kelurahan ini memiliki luas wilayah kurang lebih seluas 139 ini adalah kawasan permukiman kampung yang berada di
hektare. Jumlah penduduk di kelurahan ini adalah sebanyak RT 9/RW 10. RT ini terletak di antara Saluran Air
18.969 jiwa (Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan, Kecamatan Tebet dan Jalan Tebet Timur Raya. Jika dilihat
2021). Kelurahan ini didominasi oleh permukiman, dalam rencana guna lahannya, kawasan ini merupakan
perdagangan dan jasa, sarana pelayanan pendidikan, dan subguna lahan jalur hijau yang berfungsi sebagai daerah
sarana pelayanan transportasi. Kelurahan Tebet Timur resapan air untuk saluran air yang berada di dekatnya.
terbagi menjadi 11 RW dan 110 RT.
• Di RT 9, yang merupakan wilayah fokus pengamatan, didominasi oleh
permukiman kampung yang sangat padat dan terkesan kumuh.
• RT 9 ini terletak persis di samping Saluran Air Kecamatan Tebet.
• Pada musim hujan, RT ini seringkali mengalami banjir akibat dari saluran

Kondisi
air yang menguap.
• Akses menuju RT 9 cukup sempit dan hanya mampu dilalui oleh satu
kendaraan roda dua dan pejalan kaki, tetapi jaringan jalannya telah
melayani seluruh lingkungan perumahan.

Lingkungan •


Kondisi jalan di RT ini sudah mengalami perkerasan seluruhnya, tetapi di
beberapa titik, jalan berlubang sehingga menyebabkan genangan ketika
hujan datang serta tidak ditemukan adanya lampu jalan.
Beberapa ruas jalan tampak rapi dan dihiasi dengan tanaman-tanaman
oleh penduduk setempat walaupun di beberapa ruas jalan lainnya, masih
terdapat tumpukan sampah yang menimbulkan kesan kotor dan bau.
• Beberapa ruas jalan juga dilengkapi dengan sistem drainase yang cukup
sempit juga, tetapi beberapa ruas jalan lainnya tidak memiliki sistem
drainase.
• Penduduk setempat terlihat seperti tidak menghiraukan keberadaan
pandemi Covid-19, tidak ada satupun dari mereka yang terlihat
menggunakan masker dan menjaga jarak.
• Hal ini pun membuat suasana lingkungan tampak tidak aman karena
sangat berpotensi terjadinya penularan virus Covid-19.
Kondisi Fisik
Rumah
• Seluruh rumah yang berada di RT 9/RW 10 Kelurahan Tebet Timur sudah memiliki
dinding tembok, lantai ubin, dan genting.
• Rumah-rumah tersebut sudah tampak permanen.
• Beberapa rumah tampak kurang terawat dengan kondisi dinding yang berlubang dan
rusak, kemungkinan karena teraliri air terus menerus.
• Dapat dilihat bahwa beberapa rumah, terutama yang terletak persis di samping saluran
air, memiliki sistem pembuangan air yang langsung menuju ke saluran air tersebut.
• Masing-masing rumah di RT ini dibangun di atas lahan yang cukup sempit dengan
cukup teratur, tetapi sangat berdekatan.
• Rata-rata rumah tersebut dibangun bertingkat dua.
• Dengan kondisi lahan rumah yang sempit, bertingkat dua, dan menghimpit jalan yang
sempit, membuat rumah-rumah ini dan juga jalanannya tidak mendapat sinar matahari
yang cukup sehingga beberapa ruas jalan tampak gelap.
Kelurahan Braga
Kelurahan Braga merupakan salah satu kelurahan yang
ada di Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung, Provinsi
Jawa Barat.Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Bandung tahun 2011-2031 perumahan yang ada di

Gambaran Kelurahan Braga ini masuk kedalam kategori perumahan


dengan kepadatan tinggi dengan koefisien dasar
bangunannya adalah 80-90%.

Umum Daerah Kelurahan Braga ini memiliki beberapa RW


yang salah satu RW-nya berada di perbatasan antara Sungai
Cikapundung yang dimana seharusnya kawasan tersebut
adalah kawasan lindung tempat aliran Sungai Cikapundung.
Kondisi rumah yang ada di sekitar Sungai Cikapundung ini
pun sebenarnya tidak layak huni karena terdapat beberapa
bangunan yang semi permanen, daerah sekitarnya kumuh,
luas jalan kurang memadai, lingkungannya lembab akibat
kurangnya celah agar cahaya bisa masuk, dan sanitasi yang
buruk.
• Kelurahan Braga terbagi dari beberapa RW salah satunya RW 08 yang
berada di Kampung Braga, Kelurahan Braga, Kecamatan Sumur
Bandung, Provinsi Jawa Barat.
• Lahan yang berada di Kelurahan ini seharusnya menjadi kawasan

Kondisi
lindung, namun kenyataannya guna lahan yang ada di Kelurahan Braga
ini dijadikan pemukiman.
• Pemukiman ini dapat dikatakan pemukiman kumuh rumah-rumah yang
terbangun di daerah ini tidak layak.

Lingkungan
• Jalan menuju Kelurahan Braga kurang layak karena hanya bisa dilalui
oleh satu pengendara motor dan pejalan kaki.
• Jaringan jalan yang ada sudah melayani untuk seluruh lingkungan rumah
yang ada. Jalan yang ada juga sudah mengalami pengerasan atau diaspal.
• Akses jalan menuju jalan utama dari Kelurahan Braga RW 08 di
beberapa titik menanjak. Jalan masuk menuju Kelurahan ini cukup rapi
karena tembok rumah yang ada di sana berwarna-warni gambar.
• Sistem drainase yang ada cukup baik, namun di beberapa titik ada yang
menimbulkan bau dan sistem drainasenya hanya ditutup dengan
bongkahan beton saja sehingga di beberapa titik jalannya jadi tidak rata.
• Penduduk yang ada di Kelurahan Braga ini sepertinya kurang peduli
dengan adanya pandemi COVID-19 karena mereka berkumpul dan
berbincang tidak menggunakan masker dan saat berkumpul pun mereka
tidak menjaga jarak. Hal ini tentu berbahaya karena dapat menyebabkan
tingginya penularan COVID-19.
Kondisi Fisik
Rumah • Kondisi rumah yang ada di RW 08 Kelurahan Braga,
Kecamatan Sumur Bandung ini sudah permanen (adanya
dinding tembok, lantai, dan genting) tetapi masih ada juga yang
semi permanen.
• Rumah yang ada di sana ada yang terawat dan ada juga yang
kurang terawat, rumah yang kurang terawat ini memiliki kondisi
seperti pintu yang tidak aman, kaca yang tidak aman, dan
bahkan ada rumah bertingkat yang jika ingin naik ke atasnya
rawan (tangga yang dekat dengan Sungai Cikapundung).
• Rumah yang ada di Kelurahan Braga, Kecamatan Sumur
Bandung ini rata-rata tidak begitu besar dan bahkan mayoritas
rumah di sini lumayan sempit dan tidak teratur.
• Rumah-rumah yang terbangun juga tidak memiliki jarak yang
cukup, kurangnya sistem keamanan, dan cukup gelap karena
kurangnya sinar matahari yang bisa masuk ke dalam daerah ini.
Analisis Perbandingan
Deskripsi Wilayah Observasi

Aspek Ideal Kel. Singasari, Kec. Jonggol, Kel. Tebet Timur, Kec. Kel. Batutulis, Kec. Bogor Kel. Curug, Kec. Bogor Kel. Braga, Kec. Sumur
Kabupaten Bogor, Jawa Tebet, Kota Jakarta Selatan, Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat, Kota Bogor, Jawa Bandung, Kota Bandung,
Barat DKI Jakarta Barat Barat Jawa Barat

Beberapa rumah kurang Beberapa rumah kurang Beberapa rumah kurang


Cahaya efektif dapat diperoleh
Mendapat pencayahaan yang mendapat cahaya matahari Mendapat pencayahaan yang mendapat cahaya matahari mendapat cahaya matahari
dari jam 08.00 sampai dengan
cukup karena jarak antar rumah yang cukup karena jarak antar rumah yang karena jarak antar rumah yang
jam 16.00
terlalu rapat terlalu rapat terlalu rapat

Tidak sesuai karena menurut


RTRW diperuntukkan sebagai
Tidak sesuai karena bantaran permukiman kepadatan Tidak sesuai karena bantaran
Sesuai untuk kawasan
Kesesuaian dengan guna lahan sungai tidak boleh Sesuai sedang, tetapi digunakan sungai tidak boleh
permukiman
membangun rumah untuk kegiatan lain seperti membangun rumah
fasilitas pelayanan umum,
kesehatan, dan pemerintahan

Bangunan Tidak sesuai karena menurut


RTRW diperuntukkan untuk
Tingkat kepadatan bangunan
permukiman perkotaan Tidak sesuai karena bukan Sesuai, untuk permukiman Sesuai, untuk permukiman Tidak sesuai karena bukan
tinggi yang sesuai dengan
kepadatan sedang sedangkan untuk bangunan (zona hijau) berkepadatan sedang kepadatan sedang untuk bangunan (zona hijau)
rencana tata ruang
kondisi di lapangan kepadatan
rendah

Sebagian besar adalah rumah


permanen bermaterial tembok,
Semua rumah sudah Semua rumah sudah Semua rumah sudah
beberapa rumah bermaterial Semua rumah sudah full
bermaterial tembok, mayoritas bermaterial tembok, mayoritas bermaterial tembok, mayoritas
Material Bangunan campuran anyaman bambu tembok dan hampir
bangunan permanen dan bangunan permanen dan bangunan permanen dan
dan tembok, dan sebagian seluruhnya permanen
beberapa semi-permanen beberapa semi-permanen beberapa semi-permanen
kecil bermaterial anyaman
bambu
Deskripsi Wilayah Observasi

Aspek Ideal Kel. Singasari, Kec. Jonggol, Kel. Tebet Timur, Kec. Kel. Batutulis, Kec. Bogor Kel. Curug, Kec. Bogor Kel. Braga, Kec. Sumur
Kabupaten Bogor, Jawa Tebet, Kota Jakarta Selatan, Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat, Kota Bogor, Jawa Bandung, Kota Bandung,
Barat DKI Jakarta Barat Barat Jawa Barat

Jalan dapat dilalui mobil


Jalan hanya dapat digunakan
Jalan curam dan hanya dapat sedangkan gang hanya dapat Jalan hanya dapat digunakan
Kondisi permukaan jalan yang Jalan dapat dilalui mobil. oleh pejalan kaki dan
digunakan oleh pejalan kaki digunakan oleh pejalan kaki oleh pejalan kaki dan
dapat dilalui kendaraan Kondisi jalan sebagian besar pengendara motor. Kondisi
dan pengendara motor. dan pengendara motor. pengendara motor. Kondisi
dengan aman dan nyaman rusak berlubang jalan terdapat cukup banyak
Kondisi jalan cukup baik Kondisi jalan sebagian besar jalan cukup baik
lubang
rusak berlubang

Sebagian besar tidak ada Sebagian besar tidak ada Sebagian besar tidak ada
Terdapat lampu jalan Tidak ada lampu jalan Ya
lampu jalan lampu jalan lampu jalan
Jalan Lingkungan

Sebagian besar diperkeras


Jalan sudah diperkeras
dengan aspal, di beberapa titik Jalan sudah diperkeras dengan Jalan sudah diperkeras dengan Jalan sudah diperkeras dengan
Jalan sudah diperkeras menggunakan material
masih tanah, beberapa titik aspal aspal aspal
konblok dan aspal.
lainnya beton

Jaringan jalan lingkungan


melayani seluruh lingkungan Ya Ya Ya Ya Ya
perumahan atau permukiman
Deskripsi Wilayah Observasi

Aspek Ideal Kel. Singasari, Kec. Jonggol, Kel. Tebet Timur, Kec. Kel. Batutulis, Kec. Bogor Kel. Curug, Kec. Bogor Kel. Braga, Kec. Sumur
Kabupaten Bogor, Jawa Tebet, Kota Jakarta Selatan, Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat, Kota Bogor, Jawa Bandung, Kota Bandung,
Barat DKI Jakarta Barat Barat Jawa Barat

Tersedia namun bentuknya


Drainase lingkungan tersedia Sebagian besar tidak tersedia Sebagian besar tidak tersedia Ya Ya
tidak teratur

Kualitas konstruksi drainase Tidak layak, rusak dipenuhi Tidak layak, hanya berupa Tidak layak, kecil dan
Ya Ya
lingkungan tidak rusak tumbuhan got/kali dipenuhi tumbuhan
Drainase Lingkungan

Mampu mengalirkan limpasan


Mayoritas kering tidak ada air Ya Ya Mayoritas kering tidak ada air Ya
air hujan

Tidak menimbulkan bau Ya Menimbulkan bau Ya Ya Menimbulkan bau

Tersedia TPS lingkungan Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak

Membakar sampah Ya Tidak Tidak Ya Tidak


Persampahan

Membuang sampah
Ya Ya Ya Ya Ya
sembarangan
Deskripsi Wilayah Observasi

Aspek Ideal Kel. Singasari, Kec. Jonggol, Kel. Tebet Timur, Kec. Kel. Batutulis, Kec. Bogor Kel. Curug, Kec. Bogor Kel. Braga, Kec. Sumur
Kabupaten Bogor, Jawa Tebet, Kota Jakarta Selatan, Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat, Kota Bogor, Jawa Bandung, Kota Bandung,
Barat DKI Jakarta Barat Barat Jawa Barat

Tersedia pasokan air untuk


Ya Ya Tidak Tidak Ya
pemadaman yang memadai

Pengamanan Kebakaran

Mobil pemadam hanya Mobil pemadam hanya Mobil pemadam hanya


Tersedia akses untuk mobil
Ya mampu menjangkau dari jalan Tidak mampu menjangkau dari jalan mampu menjangkau dari jalan
pemadam kebakaran
utama utama utama

Menggunakan masker Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak


Covid-19
Menjaga jarak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Simpulan
• Kondisi lingkungan perumahan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di perumahan
di kelima wilayah observasi masing-masing peneliti memiliki beberapa kesamaan, yaitu
material bangunan rumah yang sebagian besar sudah bermaterial tembok sehingga dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar rumah masyarakat berpenghasilan rendah sudah
permanen atau semi-permanen.
• Kondisi lingkungan perumahan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di perumahan
di kelima wilayah observasi masing-masing peneliti memiliki beberapa kesamaan, yaitu
sebagai berikut:
• Kondisi jalan sudah diperkeras dan sudah melayani seluruh lingkungan perumahan. Namun, kondisi
permukaan jalan masih banyak yang rusak dan berlubang.
• Tidak tersedianya TPS lingkungan dan perumahan masih dipenuhi oleh sampah yang dibuang secara
sembarangan.
• Tidak ada penduduk yang menerapkan protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah, yaitu
memakai masker dan menjaga jarak, selama masa pandemi Covid-19.

Anda mungkin juga menyukai